mioma upload
-
Upload
vicky-aprizano -
Category
Documents
-
view
139 -
download
4
Transcript of mioma upload
PRESENTASI KASUS
Wanita G0 P0 A0 27 Tahun Dengan Mioma Uteri
Disusun oleh :
Vicky Admiral Aprizano
20050310123
Diajukan Kepada :
dr. Adi Pramono , SpOG
BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RSB. BUDI RAHAYU MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011
1
PRESENTASI KASUS
IDENTITAS PASIEN:
Nama : tumiyem Nama suami : Tn. Rukiman
Umur : 27 tahun Umur : 32 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ Bangsa: Jawa/ Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : bogeman wetan RT 3/2 panjang, magelang tengah
Alamat : bogeman wetan RT 3/2 panjang, magelang tengah
Tanggal masuk Rumah Sakit : 25 januari 2011 Jam 04.05 WIB
I. ANAMNESIS 25 Januari Jam 08.00
1. Keluhan Utama
Pasien 27 tahun G0 P0 A0 datang atas rujukan bidan dengan keluhan keluar
darah segar dan prongkol-prongkol dari jalan lahir sejak 10 hari yang lalu
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien 27 tahun G0 P0 A0 datang atas rujukan bidan dengan keluhan keluar
darah segar dan prongkol-prongkol berwarna kehitaman dari jalan lahir sejak 10
hari yang lalu. Benjolan di abdomen sudah dirasakan sejak tahun 2002 nyeri (-),
pusing(+), lemas (+), mual(-)
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dirawat dirumah sakit dengan keluhan yang sama pada tanggal
23 April 2010 sampai 28 April 2010. Riwayat asma disangkal, hipertensi
disangkal, DM disangkal, TB disangkal, Hepatitis disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat asma disangkal, hipertensi disangkal, DM disangkal, TB disangkal,
hepatitis disangkal, hamil kembar disangkal.
5. Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Siklus : 30 hari
Lamanya : 6 hari
2
Jumlah : ± 50 cc
Nyeri haid : tidak
HPHT : 18 Januari 2011
6. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, dengan suami sekarang sudah 6 bulan.
7. Riwayat Obstetri.
Pasien belum pernah hamil
8. Riwayat Kehamilan Sekarang
Pasien belum pernah hamil
9. Riwayat Operasi dan penyakit yang pernah dialami
Pasien belum pernah mengalami operasi sebelumnya.
10. Riwayat Keluarga Berencana
Riwayat KB (-) .
II. PEMERIKSAAN JASMANI
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Gizi : Baik
Tekanan darah :120/70 mmHg Suhu : 36,5 oC
Nadi : 84 X/ menit RR : 20 X/ menit
BB : 52 Kg TB : 152cm
Kepala/Leher : conjunctiva anemis (+/+), sklera iterik (-/-), JVP ≠ meningkat.
Thorax : cor/pulmo dbn
Abdomen :
Inspeksi : tampak perut membesar,tampak massa sebesar bola voli
Auskultasi : peristaltik + dbn
Perkusi : redup
Palpasi : teraba massa dengan konsistensi keras, sebesar bola voli,
nyeri tekan (-),batas atas 1 jari diatas pusar, batas bawah sympisis pubis.
Hepar/lien tak teraba
Ektremitas : oedem tungkai (-/-), refleks patella : +/+
3
Status Ginekologis
Vaginal Toucher: fluxus : (+) flour : (-)
v/u/v tenang
portio tebal, kaku
OUE tertutup tak teraba jaringan
corpus uteri sebesar bola voli, konsistensi keras,tidak bisa digerakkan
AP/CD tenang
2. Pemeriksaan USG
Hasil pemeriksaan USG tanggal 20 April 2010 :
Tampak massa dengan densitas padat, cenderung dari uterus, VU : urin
tampak kosong
Kesan : cenderung mioma uteri
3. Pemeriksaan Laboratorium :
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW-CV
RDW-SD
PDW
MPV
P-LCR
Kimia darah
Gula darah acak
Ureum
5.36
2.13
3,8
15.5
72,8
17,8
24,5
222
23,3
54,9
15,9
10,3
31,3
121.7 mg/dl
20.2 mg/dl
M : 4,8-10,8 F : 4,8-10.8
M : 4,7-6,1 F : 4,7-5.4
M : 14-18 F : 12-16
M : 42-52 F : 37-47
79,0-99,0
27.0-31.0
33.0-37.0
150-140
11,5-14,5
35-47
9.0-13.0
7.2-11.1
15.0-25.0
75-150 mg/dl
10-50mg/dl
4
Creatinin
SGOT
SGPT
0,53 mg/dl
13,7 U/L
8,3 U/L
0.60-1.20 mg/dl
< 32 U/L
< 32 U/L
III. DIAGNOSIS SEMENTARA
G0P0A0,27 tahun nullipara dengan mioma uteri dan anemia gravis
IV. FOLLOW UP
Tanggal 26 Januari 2011 Jam 07.00 WIB
Keluhan : keluar darah dari jalan lahir sedikit ketika hendak buang air besar,
pusing +, mual +, muntah -, lemas-,
KU : Baik
Vital Sign : TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36, 0C
R : 20x/ menit
Mata : Conjunctiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-)
Thorax : cor/pulmo dbn,
Abdomen : hepar/lien tak teraba
Inspeksi : tampak perut membesar,tampak massa sebesar bola voli
Auskultasi : peristaltik + dbn
Perkusi : redup
Palpasi : teraba massa dengan konsistensi keras, sebesar bola voli,
nyeri tekan (-),batas atas 1 jari diatas pusar, batas bawah sympisis pubis.
Hepar/lien tak teraba
PPV : keluar darah segar dari vagina
Bab/Bak : +/+
Ass : G0P0A0,27 tahun nullipara dengan mioma uteri dan anemia gravis
Tanggal 27 Januari Jam 06.30 WIB
5
Keluhan : keluar darah dari jalan lahir sedikit ketika hendak buang air besar
kira-kira 2 sendok makan, pusing +, mual -, muntah -, lemas-,
KU : Baik
Vital Sign : TD : 120/70 mmHg
N : 68x/menit
S : 36, 0C
R : 20x/ menit
Mata : Conjunctiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-)
Thorax : cor/pulmo dbn,
Abdomen : hepar/lien tak teraba
Inspeksi : tampak perut membesar,tampak massa sebesar bola voli
Auskultasi : peristaltik + dbn
Perkusi : redup
Palpasi : teraba massa dengan konsistensi keras, sebesar bola voli,
nyeri tekan (-),batas atas 1 jari diatas pusar, batas bawah sympisis pubis.
Hepar/lien tak teraba
PPV : keluar darah segar dari vagina
Bab/Bak : +/+
Ass : G0P0A0,27 tahun nullipara dengan mioma uteri dan anemia gravis
Tanggal 28 Januari Jam 07.00 WIB
Keluhan : keluar darah dari jalan lahir sedikit ketika hendak buang air besar,
pusing +, mual +, muntah -, lemas+,
KU : Baik
Vital Sign : TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36, 0C
R : 20x/ menit
Mata : Conjunctiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-)
Thorax : cor/pulmo dbn,
Abdomen : hepar/lien tak teraba
Inspeksi : tampak perut membesar,tampak massa sebesar bola voli
Auskultasi : peristaltik + dbn
6
Perkusi : redup
Palpasi : teraba massa dengan konsistensi keras, sebesar bola voli,
nyeri tekan (-), batas atas 1 jari diatas pusar, batas bawah sympisis pubis.
Hepar/lien tak teraba
PPV : keluar darah segar dari vagina sedikit
Bab/Bak : +/+
Ass : G0P0A0,27 tahun nullipara dengan mioma uteri dan anemia gravis
Tanggal 29 Januari Jam 07.00 WIB
Keluhan : keluar darah dari jalan lahir sedikit ketika hendak buang air besar,
pusing +, mual +, muntah -, lemas-,
KU : Baik
Vital Sign : TD : 100/60 mmHg
N : 80x/menit
S : 36, 0C
R : 20x/ menit
Mata : Conjunctiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-)
Thorax : cor/pulmo dbn,
Abdomen : hepar/lien tak teraba
Inspeksi : tampak perut membesar,tampak massa sebesar bola voli
Auskultasi : peristaltik + dbn
Perkusi : redup
Palpasi : teraba massa dengan konsistensi keras, sebesar bola voli,
nyeri tekan (-),batas atas 1 jari diatas pusar, batas bawah sympisis pubis.
Hepar/lien tak teraba
PPV : keluar darah segar dari vagina
Bab/Bak : +/+
Ass : G0P0A0,27 tahun nullipara dengan mioma uteri dan anemia gravis
Tanggal 1 Februari Jam 15.00 WIB
Keluhan : keluar darah dari jalan lahir sedikit ketika hendak buang air besar,
pusing +, mual +, muntah -, lemas-,
KU : Baik
7
Vital Sign : TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36, 0C
R : 20x/ menit
Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Thorax : cor/pulmo dbn,
Abdomen : hepar/lien tak teraba
Inspeksi : tampak perut membesar,tampak massa sebesar bola voli
Auskultasi : peristaltik + dbn
Perkusi : redup
Palpasi : teraba massa dengan konsistensi keras, sebesar bola voli,
nyeri tekan (-),batas atas 1 jari diatas pusar, batas bawah sympisis pubis.
Hepar/lien tak teraba
PPV : keluar darah segar dari vagina
Bab/Bak : +/+
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 29 Januari 2011
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
RDW-CV
RDW-SD
PDW
MPV
P-LCR
10.24
4.10
10,0
32.4
79,0
24,4
30,9
237
21,1
58,6
12,9
10,2
28,4
M : 4,8-10,8 F : 4,8-10.8
M : 4,7-6,1 F : 4,7-5.4
M : 14-18 F : 12-16
M : 42-52 F : 37-47
79,0-99,0
27.0-31.0
33.0-37.0
150-140
11,5-14,5
35-47
9.0-13.0
7.2-11.1
15.0-25.0
Hasil pemeriksaan radiologi tanggal 01 februari 2011
8
Cor/ pulmo dbn
Hasil pemeriksaan USG tanggal 01 Februari 2011
- Uterus membesar, permukaan tak rata, struktur non homogen
- Adnexa tampak tenang
Ass : G0P0A0,27 tahun nullipara dengan mioma uteri dan anemia gravis
PLANNING
1. Perbaikan Hb sampai > 10(tranfusi )
2. USG ulang
3. Rencana operasi histerektomi
DIAGNOSIS BANDING
1. G0P0A0,27 tahun nullipara dengan mioma uteri dan anemia gravis
2. G0P0A0,27 tahun nullipara dengan tumor abdomen dan anemia gravis
9
Mioma Uteri
A. Pendahuluan
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya. Mioma uteri
berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos jaringan fibrous, sehingga
mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi
lunak jika otot rahimnya yang dominan. Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri,
fibroma uteri, fibroleiomioma, mioma fibroid atau mioma simpel.
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan yaitu satu dari
empat wanita selama masa reproduksi yang aktif. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan
karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operatif.
Walaupun kebanyakan mioma muncul tanpa gejala tetapi sekitar 60% ditemukan secara
kebetulan pada laparatomi daerah pelvis.
Mioma uteri yang tidak memberikan gejala klinik yang bermakna paling sering
ditemukan pada dekade ke-4 dan ke-5 serta lebih sering pada wanita kulit hitam, dan
sekitar 5-10% merupakan submukosa.
Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, karena diduga
berhubungan dengan aktivitas estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai
sebelum menarke dan akan mengalami regresi setelah menopause, tetapi tidak jika mioma
uteri tidak regresi setelah menopause atau bahkan bertambah besar maka kemungkinan
besar mioma uteri tersebut telah mengalami degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri.
Bila ditemukan pembesaran abdomen sebelum menarke, hal itu pasti bukan mioma
uteri tetapi kemungkinan besar kista ovarium dan resiko untuk mengalami keganasan
sangat besar
B. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal
yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor
mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan 12q13-15.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor
predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.
10
1. Estrogen
- Mioma uteri dijumpai setelah menarke.
- Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi
estrogen eksogen.
- Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium
- Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti
endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis
(16,5%) dan hiperplasia endometrium (9,3%).
- Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita
dengan sterilitas.
- 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat)
menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan
miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak
daripada miometrium normal.
2. Progesteron
- Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat
pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B
hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.
3. Hormon pertumbuhan
- Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang
mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode
ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama
kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen
4. Umur
- mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10%
pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan
gejala klinis antara 35-45 tahun.
11
5.Paritas
- lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi
sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau
sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua
keadaan ini saling mempengaruhi.
6. Faktor ras dan genetik
- pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma
uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan
riwayat keluarga ada yang menderita mioma.
7. Fungsi ovarium
- diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma,
dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan
mengalami regresi setelah menopause.
Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat
mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin
berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor
pertumbuhan lain.
Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan
epidermal dan insulin-like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk,
telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak
pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan
mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami
regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada
itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi
bilateral pada usia dini.
C. Klasifikasi
Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena
1. Klasifikasi berdasar lokasi
- Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.
- Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.
12
- Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.
2. Klasifikasi berdasar dari lapisan uterus
a. Mioma Uteri Subserosa
- Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai.
- Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter.
- Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.
b. Mioma uteri intramural
- Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya.
- Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah.
- Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).
c. Mioma uteri submukosa13
- Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.
- Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti.
- Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.
D. Maniefestasi klinis
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi :1. Besarnya mioma uteri.
2. Lokalisasi mioma uteri.
3. Perubahan-perubahan pada mioma uteri.
Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % – 50% dari pasien yang terkena. Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri:
a. Perdarahan abnormal- Merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30%). Bentuk perdarahan yang
ditemukan berupa: menoragi, metroragi, dan hipermenorrhea.
- Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe.
- Perdarahan abnormal ini dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya area permukaaan dari endometrium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distorsi dan kongesti dari pembuluh darah di sekitarnya dan ulserasi dari lapisan endometrium.
b. Penekanan rahim yang membesar - Terasa berat di abdomen bagian bawah.
c. Gejala traktus urinarius- urine frequency,
- retensi urine,
- obstruksi ureter dan hidronefrosis.
d. Gejala intestinal:- konstipasi obstruksi intestinal.
e. Terasa nyeri karena tertekannya saraf.- Nyeri, dapat disebabkan oleh Penekanan saraf, Torsi bertangkai, Submukosa mioma
terlahir.
f. Infertilitas
14
- akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu. Perdarahan kontinyu pada pasien dengan mioma submukosa dapat menghalangi implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan kelahiran prematur pada pasien dengan mioma intramural dan submukosa.
g. Kongesti vena- disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema ekstremitas bawah,
hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia.h. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.
- Kehamilan dapat mengalami keguguran.
- Persalinan prematuritas.
- Gangguan proses persalinan.
- Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infentiritas.
- Pada kala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan.
- Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran.
E. Diagnosis
Diagnosis mioma uteri dapat ditegakkan melalui :
1. Anamnesis - Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.
- Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.
- Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.
2. Pemeriksaan fisik - Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.
- Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.
- Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.
3. Gejala klinis - Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa yang padat kenyal.
- Adanya perdarahan abnormal.
- Nyeri, terutama saat menstruasi.
- Infertilitas dan abortus.
4. Pemeriksaan luar- Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat
terbatas atau bebas.
5. Pemeriksaan dalam
- Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan.
6. Pemeriksaan penunjang - USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan
keadaan adnexa dalam rongga pelvis.
- CT scan dan MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.
15
F. Komplikasi
- Perdarahan sampai terjadi anemia.
- Torsi tangkai mioma dari : mioma uteri subserosa dan mioma uteri submukosa.
- Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
G. Penatalaksanaan
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan
terbagi atas :
1. Penanganan konservatif,
Dilakukan pada mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala. Cara
penanganan konservatif sebagai berikut :
- Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
- Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.
- Pemberian zat besi.
- Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi
setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan
keadaan hipoestrogenik yang serupa yang ditemukan pada periode postmenopause.
Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu.
- Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena
memberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama pembedahan,
dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi darah.
- Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik.
Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan
levonorgestrol intrauterin.
2. Penanganan operatif bila :
Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
Pertumbuhan tumor cepat.
Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.
Hipermenorea pada mioma submukosa.
Penekanan pada organ sekitarnya.
16
Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :
a) Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau
mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman, efektif,
dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila ada
kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari
pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan
jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat
yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan berikutnya
harus dilahirkan dengan seksio sesarea
Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG)
adalah sebagai berikut :
- Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.
- Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.
- Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan
keguguran yang berulang.
b) Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang
memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala.
Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut:
Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar
dan dikeluhkan oleh pasien.
Perdarahan uterus berlebihan :
- Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih
dari 8 hari.
- Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :
- Nyeri hebat dan akut.
- Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.
- Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak
disebabkan infeksi saluran kemih.
17
c) Penanganan Radioterapi
- Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
- Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
- Bukan jenis submukosa.
- Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
- Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.
- Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.
H. Prognosis
Histerektomi dengan mengangkat seluruh myoma adalah kuratif.
Myomektomi yang extensif dan secara signifikan melibatkan myometrium atau
menembus endometrium, maka diharuskan SC (Sectio Caesarea) pada persalinan
berikutnya. Myoma yang kambuh kembali (rekurens) setelah myomektomi terjadi pada
15-40% pasien dan 2/3-nya memerlukan tindakan lebih lanjut
Prognosis : dubia at bonam
18