Mio Si

15
TASK READING MIOSITIS Kelompok V1 : Herlinawati harini RR Putri ayu hapsari Imam Hadi kurnianto Riono Pinasthi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

description

sii bandell irit

Transcript of Mio Si

Page 1: Mio Si

TASK READING

” MIOSITIS ”

Kelompok V1 :

Herlinawati harini

RR Putri ayu hapsari

Imam Hadi kurnianto

Riono Pinasthi

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2010

Page 2: Mio Si

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul“ MIOSITIS ” dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini,penulis banyak mendapatkan

bantuan,bimbingan,masukan dan motivasi dari berbagai pihak baik secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini,penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada teman-teman yang telah memberi arahan dan penjelasan tentang tata

cara penulisan makalah ini.

Penulis menyadari,penulisan ini masih banyak kekurangannya,untuk itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

laporan ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Al-Azhar Mataram secara khusus dan bagi masyarakat pada umumnya.

Mataram,15 Juni 2010

Penyusun ,

Page 3: Mio Si

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Inflamasi atau radang merupakan suatu fungsi pertahanan tubuh terhadap masuknya

organisme maupun gangguan lain.Bisa disebabkan oleh infeksi pada daerah tersebut

sehingga mengakibatkan peradangan. Tetapi tidak semua infeksi adalah inflamasi tetapi

semua inflamasi diakibatkan oleh infeksi. Inflamasi pada dasarnya merupakan reaksi

terhadap infeksi yang dilakukan oleh mikrosirkulasi dan apa yang dikandungnya.

Terdapat banyak faktor yang berperan dalam proses inflamasi.

Page 4: Mio Si

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………….............i

Daftar isi …………………………………………………………………...............ii

BAB I …………………………………………………………………………........1

Pendahuluan ……………………………………………………………...…...1

BAB II ……………………………………………………………………….…..…2

Pembahasan….……………………………………………………..………….2

BAB III………………………………………………………………………….....7

Penutup.…………………………………………………………………….....7

Daftar Pustaka……………………………………………………………….....8

Page 5: Mio Si

BAB II

PEMBAHASAN

Miositis adalah radang serabut otot yang merupakan reaksi radang yang

disebabkan oleh trauma, atau berubah menjadi radang bernanah bila didahului adanya

perlukaan. Radang bernanah ini dapat disebabkan oleh masuknya mikroorganisme ke

dalam luka.

PENYEBAB MIOSITIS YAITU :

Penyakit infeksi : bakteri, virus, parasit, eksotoksik, fungi.

Penyakit imun : polimiositis-dermatomiositis, lupus eritematosus sistemik.

Penyebab lain : radiasi, iskemia, miositis osifikans.3

Respon tubuh terhadap cedera dibagi menjadi tiga tahap : respon peradangan akut,

respon imun, dan respon peradangan kronik. Peradangan akut adalah respon awal

jarinngan terhadap cedera. Radang ini tidak spesifik dan dapat dicetuskan oleh cedera

apapun selain cedera yang letal dalam waktu singkat. Peradangan akut mungkin dianggap

sebagai lini pertahanan pertama terhadap cedera dan ditandai dengan perubahan-

perubahan mikrosirkulasi, dengan eksudasi cairan dan emigrasi lekosit dari pembuluh

darah ke daerah cedera. Peradangan akut biasanya berlangsung singkat, terjadi sebelum

respon imun berfungsi baik, dan terutama dimaksudkan untuk menghilangkan agen yang

membuat cedera.

Dalam merespon cedera, tubuh menghasilkan dua komponen utama pada radang

akut :

Respon mikrosirkulasi

a. Vasodilatasi dan stasis

Begitu terjadi cedera, diikuti oleh dilatasi arteriol, kapiler, dan venula secara nyata.

Vasodilatasi ini menyebabkan peningkatan awal jumlah darah yang nyata ke daerah

radang.

Page 6: Mio Si

b. Peningkatan permeabilitas

Peningkatan jumlah cairan dan protein berberat molekul tinggi dapat melintas pada

pembuluh darah abnormal ini.

c. Eksudasi cairan

Karena permeabilitas vaskuler yang meningkat, semakin banyak cairan berpindah

ke luar mikrosirkulasi. Eksudasi membantu menyerbu agen penyerang dengan (1)

mengencarkannya, (2) menyebabkan peningkatan aliran limfe, (3) menggenangi daerah

radang dengan plasma yang banyak mengandung protein pertahanan seperti

imunoglobulin dan komplemen.

Respon seluler

d. Emigrasi

sel-sel radang dari darah ke daerah cedera, seperti netrofil dan limfosit.

e. Faktor kemotaktik

Faktor ini mengatur pergerakan dan emigrasi sel-sel radang, antara lain faktor

komplemen C3a dan C5a.

f. Fagositosis.

TANDA-TANDA KLINIS SISTEMIK

Demam

Demam mungkin timbul karena masuknya pirogen dan prostaglandin ke dalam

sirkulasi tempat peradangan.

Perubahan hitung sel darah putih perifer.

Perubahan kadar protein plasma. Reaktan fase akut ini meliputi protein C-

reaktif, α1 antitripsin, fibrinogen, haptoglobin, dan seruloplasmin.

Peningkatan kadar zat-zat ini menyebabkan peningkatan laju endap darah,

sebuah petunjuk sederhana dan berguna adanya peradangan dan,

Bengkak, memerah, nyeri, panas, dan fungsio lesa pada daerah radang.

Page 7: Mio Si

Radang kronis adalah kumpulan respon jaringan terhadap agen pencedera

persisten : bakteri, virus, kimia, imunologik. Radang kronis dapat terjadi setelah respon

radang akut yang gagal mengatasi agen, atau dapat terjadi tanpa fase akut yang nyata

secara klinis. Perbedaan antara radang akut dan kronis adalah sebagai berikut.

KRITERIA

Akut

Kronis

Durasi

Singkat (harian)

Lama (mingguan/ bulanan)

Tersembunyi

Spesifitas

Nonspesifik

Spesifik (bila respon imun diaktifkan)

Sel radang

Netrofil, makrofag

Limfosit, sel plasma, makrofag, fibroblas

Perubahan vaskuler

Vasodilatasi aktif, peningkatan permeabilitas

Pembentukan pembuluh darah baru

Eksudasi cairan

Respon hospes operatif

Respon imun, fagositosis, perbaikan

MANIFESTASI KLINIS

Demam, seringkali tinggi

Demam berderajat rendah, berat badan turun, anemia.

Perubahan darah perifer

Page 8: Mio Si

Lekositosis netrofil, limfositosis (infeksi virus)

Sering tidak terjadi, perubahan lekosit bervariasi, peningkatan

imunoglobulin plasma

KOMPLIKASI

Abses

Jika terjadi supurasi lokal di dalam jaringan padat, lesi yang diakibatkan disebut

abses. Abses secara harafiah adalah sebuah lubang berisi nanah yang terdapat dalam

jaringan yang terkena. Abses merupakan lesi yang sulit diatasi oleh tubuh karena

kecenderungannya untuk membesar dengan pencairan jaringan yang lebih luas,

cenderung membentuk lubang, dan resisten terhadap penyembuhan. Jika terdapat abses,

maka obat terapeutik yang diberikan, seperti antibiotik melalui aliran darah sulit masuk

ke dalam abses. Umumnya penanganan secara pembedahan untuk mengalirkan abses

keluar.

Sepsis.

Jika penyebaran agen menular tidak berhenti pada kelenjar limfe atau jika agen

tersebut langsung memasuki vena pada saat pertama kali, maka dapat terjadi infeksi pada

aliran darah. Hal ini mengakibatkan organisme tersebut dapat menetap dalam aliran

darah, dan menimbulkan gejala-gejala malese, kelemahan, tanda-tanda demam,

menggigil. Akhirnya, pada beberapa keadaan, organisme tersebut dapat mencapai jumlah

yang sangat besar, sehingga mereka bersirkulasi dalam bentuk gumpalan-gumpalan,

tersangkut pada banyak organ, dan menimbulkan banyak sekali mikroabses.

Syok septik.

Syok septik adalah lanjutan dari proses sepsis. Setelah infeksi menjadi lebih hebat,

sistem sirkulasi biasanya ikutterlibat, baik secara langsung ataupun sebagai akibat

sekunder dari toksin bakteri. Akhirnya, sampailah pada suatu titik dimana kerusakan

sirkulasi menjadi progresif serupa dengan yang terjadi di seluruh jenis syok lainnya.

Page 9: Mio Si

Dalam sirkulasi akan terjadi perdarahan, yang akan menurunkan tekanan pengisian

sirkulasi dan sebagai akibatnya menurunkan aliran balik vena. Sebagai hasilnya, curah

jantung menurun di bawah normal dan timbul syok.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Elektromiografi kadar kreatin kinase (naik), aldose (naik), transaminase (naik),

laktat dehidrogenase (naik), biopsi otot.

BAB III

Page 10: Mio Si

PENUTUP

Kesimpulan

Miositis adalah radang serabut otot yang merupakan reaksi radang yang disebabkan

oleh trauma.penyebab dari miositis ini juga karena penyakit infeksi seperti bakteri, virus,

parasit, eksotoksik, fungi.karena Penyakit imun : polimiositis-dermatomiositis, lupus

eritematosus sistemik. Penyebab lain seperti radiasi,iskemi.

Page 11: Mio Si

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C. and John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi

9.Jakarta : EGC

Sudarto, P dkk. 2002. Buku Ajar Patologi I (Umum) edisi ke-7. Jakarta :Sagung Seto.

Tahono (et all). 2008. Buku Pedoman Mahasiswa Blok IV Hematologi.

Solo:FKUNS. :49.

Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17th . Jakarta: EGC.

Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit

Dalam FKUI.

Anonim. 2007. Myositis. http://en.wikipedia.org/wiki/Myositis (2 Maret 2008).