EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR...

52
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kopling merupakan bagian dari suatu kendaraan yang mutlak yang berfungsi sebagai pemindah tenaga secara pelan-pelan dan halus, begitu juga yang terdapat pada sepeda motor dengan transmisi otomatis terdapat kopling ganda atau kopling otomatis (automatic cluth) yang berada di dalam rumah CVT (Continously Variable Trasmision).Yang berfungsi sebagai peranti peredam dan pemindah tenaga dari tenaga putar puli ke tenaga putar yang di teruskan ke roda. Kopling ganda atau kopling otomatis mempunyai pengaruh terhadap torsi dan daya yang akan di hasilkan, agar mendapatkan tenaga yang besar tapi tidak gampang terjadi selip pada kanvas kopling ganda dengan permukaan rumah kanvas kopling maka selain di dukung dari bahan material yang bagus kanvas kopling harus peka terhadap gesekan. 1

description

EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

Transcript of EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR...

Page 1: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kopling merupakan bagian dari suatu kendaraan yang mutlak yang

berfungsi sebagai pemindah tenaga secara pelan-pelan dan halus, begitu juga

yang terdapat pada sepeda motor dengan transmisi otomatis terdapat kopling

ganda atau kopling otomatis (automatic cluth) yang berada di dalam rumah

CVT (Continously Variable Trasmision).Yang berfungsi sebagai peranti

peredam dan pemindah tenaga dari tenaga putar puli ke tenaga putar yang di

teruskan ke roda.

Kopling ganda atau kopling otomatis mempunyai pengaruh terhadap

torsi dan daya yang akan di hasilkan, agar mendapatkan tenaga yang besar

tapi tidak gampang terjadi selip pada kanvas kopling ganda dengan

permukaan rumah kanvas kopling maka selain di dukung dari bahan material

yang bagus kanvas kopling harus peka terhadap gesekan.

Salah satu cara yang dapat mengurangi gesekan tersebut dilakukan

experimen berbagai model patern kanvas kopling ganda otomatis dengan

menggunakan sampel model patern. Patern adalah kembangan atau garis alur

yang dibuat secara sistematis dan sesuai dengan ukuran tertentu dengan jarak

garis tertentu yang sama antara garis yang satu dengan yang lainnya. Sebagai

contoh yaitu patern pada alur garis permukaan ban, yang di buat sedemikian

rupa yang bertujuan mengurangi slip gesekan yang terjadi antara permukaan

1

Page 2: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

2

ban dengan permukaan jalanan atau aspal pada saat kondisi panas atau pun

hujan, sedangkan patern pada kanvas rem cakram yang terbuat dari bahan

campuran asbes, di dalam sebuah kampas biasanya ada garis-garis atau alur.

fungsinya untuk mengurangi panas akibat gesekan selain itu juga sebagai

tempat pembuangan serpihan kampas yang terkikis akibat gesekan, begitu

juga penelitian yang dilakukan pada permukaan kanvas kopling sepatu

sentrifugal pada motor transmisi otomatis apabila di buat alur garis atau

patern yang bertujuan untuk mengurangi selip gesekan yang terjadi antara

permukaan kanvas kopling dengan permukaan plat kolping saat kondisi panas

guna membandingkan daya dan torsi yang akan di hasilkan dari ketiga sampel

model patern dengan satu sampel kanvas kopling tanpa adanya patern, yaitu

model garis tegak lurus 90ᵒ dengan jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 5 garis

patern setiap satu kanvas kopling, model garis miring 45ᵒ dengan jarak 2 cm

pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap satu kanvas kopling, dengan

model garis silang atau X dengan jarak 2cm pergaris dengan jumlah 4 garis

patern setiap satu kanvas kopling, dan standar tanpa patern yang dapat

diharapkan dapat mengurangi terjadinya selip gesekan pada saat kondisi

panas pada permukaan kanvas kopling ganda dengan permukaan rumah

kopling dan dapat menembah torsi dan daya yang akan di hasilkan pada

kendaraan sepeda motor transmisi otomatis.

Topik dari penelitian ini penulis meneliti tentang experimen berbagai

model patern kanvas kopling ganda automatik terhadap daya dan torsi pada

motor Yamaha Mio.

Page 3: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

3

B. Perumusan Masalah

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh model patern kanvas

kopling ganda terhadap torsi dan daya yang akan di hasilkan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh model patern

kanvas kopling ganda terhadap torsi dan daya yang akan di hasilkan.

D. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian tercapai manfaat yang diperoleh adalah mengetahui

suatu model patern kanvas kopling ganda yang memberikan pengaruh

paling optimal terhadap torsi dan daya.

E. Batasan Dan Lingkup Penelitian

Batasan masalah di dalam penelitian “ Experimen Berbagai Model Patern

Kanvas Koping Ganda Automatik Pada Yamaha Mio “ adalah sebagai

berikut :

1. Variabel bebas dari penelitian ini adalah model patren kanvas kopling

ganda otomatis.

2. Parameter yang di ukur adalah torsi dan daya yang akan di hasilkan oleh

mesin Yamaha Mio dengan menggunakan Dynotester.

3. Penelitian di lakukan untuk empat kanvas kopling ganda otomatis.

Page 4: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

4

Tabel. 1.1 Batasan Masalah Yang Di Teliti.

NO Jenis Patern Gambar

1 Standar

2 Garis Tegak Lurus 90ᵒ dengan Jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 5 garis patern setiap satu kanvas kopling

3 Garis Miring 45ᵒ dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap satu kanvas kopling

4 Garis Silang X dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 4 garis patern setiap satu kanvas kopling

Page 5: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

5

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Penelitian Relevan

1. Fajar Yunianto (2008), meneliti tentang Kerusakan Kopling Centrifugal

dengan Penggerak V-belt pada Yamaha Nouvo, dari hasil penelitian ini

memberikan kesimpulan bahwa perawatan yang dilakukan dalam kopling

centrifual dengan penggerak V-belt adalah pemeriksaan sepatu kopling

dan rumah kopling, kekencangan mur kopling sekunder, dan sistemkerja

kopling saat pengepelan. Jika komponen tersebut mengalami penurunan

fungsi maka harus diperbaiki atau diganti dengan yang baru.

2. Andri Setiyanto (2007), meneliti tentang Perawatan Kopilng

Centrifugal dengan penggerak V-belt Pada Yamaha Mio, dari hasil

penelitian ini pemerikaan sepatu kopling,s rumah kopling, kekencangan

mur secondary. Jika komponen tersebut mengalami penurunan fungsi

maka harus di perbaiki atau dig anti dan perawatan di sesuaikan dengan

jadwal perawatan berkala yang telh di terbitkan oleh pihak Yamaha.

Gangguan yang terjadi dalam kopling sentrifugal dengan pengerak v-belt

adalah kopling berisik atu bersuara, kopling bergetar atau cluth juddering

kopling selip, atau kopling tidak terkopel penuh.

Pada penelitian ini lebih spesifik untuk mengkaji lebih dalam lagi

mengenai kopling sentrifugal terhadap daya dan torsi yang akan di

hasilkan mesin bertransmisi otomatis dengan mengunakan sampel patern

Page 6: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

6

kopling ganda.Sehingga penelitian ini akan memberi manfaat antara lain:

Dapat memberikan rekomendasi terhadap masyarakat dan informasi

tentang penggunaan kopling ganda pada motor bertransmisi otomatis

khususnya pada Yamaha Mio dan pada sepeda motor lain pada

umumnya.

B. Patern

Patern adalah suatu motif, kembangan atau garis alur yang dibuat secara

sistematis dan sesuai dengan ukuran tertentu dengan jarak garis tertentu yang

sama antara garis yang satu dengan yang lainnya. Patern juga di terapkan

pada permukaan karet ban yang bertujuan mengurangi selip gesekan yang

terjadi antara permukaan jalan dengan permukaan karet ban pada saat kondisi

jalanan panas atau basah. Pemasangan alur ban tidak boleh terbalik garis

alurnya karena sudah ada tujuan dan fungsinya, seperti ditunjukan pada

Gambar 2.1.

Gambar. 2.1. Patern pada permukaan ban karet

Page 7: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

7

Patern di gunakan pada kanvas rem cakram yang berfungsinya untuk

mengurangi panas akibat gesekan selain itu juga sebagai tempat pembuangan

serpihan kampas yang terkikis akibat gesekan, seperti yang ditunjukan pada

Gambar. 2.2.

Gambar. 2.2. Garis alur pada permukaan kanvas rem cakram

C. Transmisi Otomatis Pada Sepeda Motor

Sistem CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem

otomatik yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini. Sistem ini

menghasilkan perbandingan reduksi secara otomatis sesuai dengan putaran

mesin, sehingga pengendara terbebas dari keharusan memindah gigi sehingga

lebih nyaman dan santai.

Mekanisme V-belt tersimpan dalam ruangan yang dilengkapi dengan

sistim pendingin untuk mengurangi panas yang timbul karena gesekan

sehingga bisa tahan lebih lama. Sistim aliran pendingin V-belt ini dibuat

sedemikian rupa sehingga terbebas dari kotoran atau debu dan air. Lubang

Page 8: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

8

pemasukan udara pendingin terpasang lebih tinggi dari as roda untuk

menghindari masuknya air saat sepeda motor berjalan di daerah banjir, seperti

terlihat yang ditunjukan pada gambar 2.1.

Gambar.2.1 Transmisi Otomatis Sepeda Motor

Keterangan Gambar :

1. pemberat

2. primary sliding sheave (pulley bergerak)

3. crank shaft

4. belt

5. housing clutch

6. primary drive gear shaft

7. secondary sliding sheave (pulley bergergerak)

8. secondary fixed sheave (pulley tetap)

Page 9: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

9

1. Keuntungan Sistem CVT

Memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari mesin ke

roda belakang secara otomatis

a. Perbandingan rasio gigi yang sangat tepat tanpa harus

memindahan gigi

b. Tidak akan terjadi hentakan saat perpindahan didi

c. Perpindahan kecepatan yang sangat lembut

2. Kerugian sistem CVT

a. Untuk start pertama dibutuhkan putaran yang tinggi

b. Pembukaan gas cenderung besar, karena dibutuhkan putaran tinggi

untuk bisa berjalan dan berpidah rasio

c. Penggunaan bensin lebih boros

d. Karena lebih banyak bekerja pada putaran tinggi dimungkinkan

mesin lebih cepat rusak jika tidak mendapatkan perawatan yang

lebih

e. Pada saat jalan menurun, engine brake yang terjadi sangat kecil,

sehingga cenderung mengerem dan rem akan terbakar

Karena kecilnya engine breke ini akan menimbulkan motor

sulit dikendalikan saat jalan menurun. untuk itu tidak disarankan

menggunakan motor matic di kondisi jalan menanjak dan menurun

bagi yang belum berpengalaman.

Page 10: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

10

3. Rangkaian Rute Tenaga

Poros engkol langsung mengkopel pulley primary dan dengan

V-belt memutar pulley secondary. Untuk menggerakan roda

belakang menggunakan kopling centrifugal yang akan memutar rumah

kopling. Gaya centrifugal dari putaran rumah kopling ke putaran roda,

direduksi melalui roda gigi perantara (gearbox) sehingga

menghasilkan dua tahap reduksi.

4. Konstruksi dan Fungsi

a . Bagian Pulley Primary

Pada bagian poros engkol terdapat collar yang dikopel

menyatu dengan fixed sheave yaitu bagian pulley yang diam dan

cam. Adapun sliding sheave piringan pulley yang dapat bergeser

terdapat pada bagian collar.

Untuk menarik dan menjepit V-belt terdapat rangkaian slider

section. Piringan pulley yang dapat bergeser akan menekan V-belt

keluar melalui pemberat (roller weight) karena gaya centrifugal

dan menekan sheave sehingga bentuk pulley akan menyempit

mengakibatkan diameter dalam pulley akan membesar.

b . Bagian Pulley Secondary

Terdiri dari piringan yang diam berlokasi pada as primary

drive gear melalui bearing dan kopling centrifugal (clutch carrier)

terkopel pada bos di bagian fixed sheave. Piringan pulley yang

Page 11: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

11

dapat bergeser atau sliding sheave menekan V-belt ke piringan

yang diam melalui tekanan per.

Rumah kopling terkopel menjadi satu dengan as drive

gear. Pada saat putaran langsam kopling centrifugal terlepas dari

rumah kopling sehingga putaran mesin tidak diteruskan ke roda

belakang.

5. Pelumasan Tipe Basah dan Tipe Kering Untuk Bagian Sliding

Penggerak sistim V-belt, terdiri dari banyak bagian yang bergeser

untuk itu sangat penting dilindungi dari keausan dan juga agar dapat

memberikan perbandingan ratio yang sesuai, sehingga system

pelumasan sangat penting. Untuk pelumasan basah pada bagian-

bagian secondary, as, bearing dan untuk pelumasan kering pada

bagian pemberat dan sliding bos.

6. Cara Kerja Sistem Penggerak CVT

a. Putaran Langsam

Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari

poros engkol diteruskan ke Pulley Primary – V-belt – Pulley

Secondary – dan Kopling Centrifugal.

Dikarenakan tenaga putar belum mencukupi, maka kopling

centrifugal belum mengembang.

Disebabkan gaya tarik per pada kopling masih lebih kuat dari

gaya centrifugal, sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh

Page 12: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

12

rumah kopling dan roda belakang tidak berputar, seperti yang

ditunjukan pada gambar 2.2.

Gambar. 2.2 Saat Putaran Langsam

b. Saat Mulai Berjalan

Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm,

maka gaya centrifugal bertambah kuat dibandingkan dengan

tarikan per sehingga mengakibatkan sepatu kopling mulai

menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek. Dalam

kondisi ini V-belt di bagian pulley primary pada posisi diameter

dalam kecil dan di bagian pulley secondary pada posisi luar besar

sehingga menghasilkan perbandingan putaran atau torsi yang

besar nenyebabkan roda belakang mudah berputar. Kopling

centrifugal menyentuh rumah kopling. Kopling centrifugal mulai

mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm. Kopling terkopel

Page 13: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

13

penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm, seperti yang ditunjukan

pada gambar 2.3.

Gambar. 2.3 Saat mulai berjalan

c. Putaran Menengah

Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley

primary mulai bergerak keluar karena gaya centrifugal dan

menekan primary sliding sheave piringan pulley yang dapat

bergeser system fixed sheave piringan pulley yang diam dan

menekan V-belt kelingkaran luar dari pulley primary sehingga

menjadikan diameter pulley primary membesar dan menarik

pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.Ini dimungkinkan

karena panjang V-beltnya tetap. Akhirnya diameter pulley

primary membesar dan diameter pulley secondary mengecil

sehinggga diameter pulley menjadi sama besar dan pada akhirnya

Page 14: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

14

putaran dan kecepatan juga berubah dan bertambah cepat, seperti

yang ditunjukan pada gambar 2.4.

Gambar. 2.4 Saat putaran menengah

d. Putaran Tinggi

Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran

menengah maka gaya keluar pusat dari pemberat semakin

bertambah. Sehingga semakin menekan V-belt ke bagian sisi luar

dari pulley primary dan diameter pulley secondary semakin

mengecil. Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran

yang semakin tinggi

Jika pulley secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt

pada pulley semakin kecil , sehingga menghasilkan perbandingan

Page 15: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

15

putaran yang semakin meningkat, seperti yang ditunjukan pada

gambar 2.5.

Gambar. 2.5 Saat putaran tinggi

Jika putaran pulley secondary semakin melebar maka diameter V-

belt pada pulley semakin kecil sehingga menghasilkan

perbandingan putaran yang semakin meningkat.

D. Kopling Sentrifugal

Kopling sentrifugal adalah kopling yang menggunakan Gaya sentrifugal

untuk menghubungkan dua poros segaris, dengan poros pemutar ditempatkan

di dalam poros yang diputar. Input dari kopling dihubungkan dengan Poros

engkol mesin, sedangkan output-nya bisa menggerakan poros, rantai atau

sabuk.

Page 16: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

16

1. Gesekan Kopling Sentrifugal Pada Motor Transmisi Otomatis

Secara umum kopling gesek dipakai pada suatu sistem dimana

sistem penggerak dan sistem yang digerakkan harus dihubungkan dan atau

dilepas ketika sistem tersebut sedang bekerja. Peralatan ini terdiri dari dua

bagian utama, yaitu dua buah plat/bidang gesek yang masing-masing

dihubungkan dengan poros input dan poros output. Poros input

berhubungan dengan sistem penggerak sedang poros output dengan sistem

yang digerakkan

Gesekan yang timbul dari bagian penggerak V-belt dan kopling

sentrifugal. Sistem penggerak V-belt dan kopling sentrifugal bekerja

berdasarkan gesekan komponen– komponen yang berputar. Untuk itu

pengurangan koefisien gesek pada system ini sangat lah penting jika

terdapat oli dan grease pada permukaan yang bergerak, maka koefisien

gesek akan semakin besar dan terjadi selip (mesin berputar, tetapi tidak

ada tenaga untuk memutar roda).

2. Kopling Sentrifugal Pada Motor Transmisi Otomatis

Kopling sentrifugal yang digunakan pada kendaraan jenis motor

matik yaitu sentrifugal dengan sepatu kopling yang artinya sepatu kopling

yang lengkap (tergabung dengan pemberat) berputar bersama dengan

crank shaft. Jika kecepatan mesin meningkat, pemberat terlempar keluar

oleh gaya centrifugal dan sepatu kopling akan kontak dinding bagian

dalam dari rumah kopling hingga mesin dapat diteruskan atau

Page 17: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

17

dihubungkan dan dilepas dengan cara yang sama seperti kopling lainya,

seperti yang di tunjukan pada gambar 2.6.

Gambar. 2.6. Centrifugal, shoe clutch

3. Cara kerja kopling sentrifugal pada motor transmisi otomatis

Kopling terkopel, sepatu kopling bergerak berputar dan memindahkan

tenaga melalui gaya centrifugal, kopling tertekan penuh sama pentingnya

dengan V-belt, tetapi hal ini tidak kalah pentingnya dengan kemampuan

mesin, rangkaian pengerak V-belt jika kemampuan pengkopelan sangat

rendah maka perpindahan tenaga juga rendah. Penggerak utama adanya

perubahan adalah :

a. Kecepatan Rendah (stasioner)

Pada saat putaran mesin lambat, kanvas dan sepatu kopling masih

merenggang dari rumah kopling sehingga putaran mesin dari poros

Page 18: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

18

engkol belum terhubung menuju transmisi dan roda belakang, seperti

yang ditunjukan pada gambar 2.7.

Gambar. 2.7. Kecepatan rendah

b. Kecepatan Menengah

Pada saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal mulai bekerja

pada pemberat dan bergerak menekan sepatu kolping. Penekanan

kopling tidak sepenuhnya tersalurkan ke transmisi atau masih

mengalami selip pada kopling, seperti pada gambar 2.8.

Page 19: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

19

Gambar. 2.8 Kecepatan menengah

c. Kecepatan Tinggi

Pada saat putaran mesin bertambah, gaya sentrifugal mulai bekerja

pada pemberat kopling sehingga pemberat bergerak menekan sepatu

kopling. Hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan sepatu

kopling ke rumah kopling sehingga putaran mesin dan poros engkol

akan dihubungkan ke transmisi dan diteruskan ke roda belakang,

seperti pada gambar 2.9.

Page 20: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

20

Gambar. 2.9. Kecepatan tinggi

Page 21: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

21

BAB III

METODE PENELITIAN

Proses pengambilandata yang akan dilakukandan untuk menggambarkan alur

yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alur dibawah ini.

A. Flow chart

B. Observasi

Studi pendahuluan adalah sebagai langkah awal dari sebuah penelitian

yang terdiri dari :

Observasi

DesainEksperimen

Pengambilan Data

Analisis

Selesai

AlatdanBahan

Pengolahan Data

Mulai

Page 22: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

22

1. Studi Pustaka

Studi Pustaka diambil dari beberapa hasil penelitian yang terdahulu

menunjukkan jenis penggunaan kopling sentrifugal pada motor

bertransmisi otomatatis terhadap Torsi dan Daya.

2. Studi Lapangan

Studi Lapangan yang dilakukan untuk mempelajari tentang kopilng

ganda, dan cara menentukan sampel dari beberapa model patern pada

kopling ganda yang paling optimal untuk memperoleh torsi dan daya.

3. Menentukan Tujuan

Tujuan dari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengaruh

penggunaan Model Patern Kanvas Kopling Ganda Automatik Pada

Yamaha Mio terhadap torsi dan daya yang paling optimal.

C. Desain Experimen

Komponen-komponen yang mempengaruhi dalam pengujian ini adalah

model patern kanvas kopling ganda yang dapat dilihat seperti dbawah ini.

Tabel. 3.1. Desain experimen komponen yang akan diuji.

NO Jenis Patern Gambar1 Standar

2 Garis Tegak Lurus 90o dengan Jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 5 garis patern setiap satu kanvas kopling

Page 23: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

23

3 Garis Miring 45o dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap satu kanvas kopling

4 Garis Silang X dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 4 garis patern setiap satu kanvas kopling

Dalam pengujian ini penulis mempunyai rancangan sampel model

patern kanvas kopling ganda automatic. Pengujian dilakukan empat kali dari

model garis tegak lurus 90° Dengan Jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 4 garis

patern setiap kanvas kopling, model garis miring 45° Dengan Jarak 2 cm

pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap kanvas kopling, dan garis silang

atau X Dengan Jarak 2 cm pergaris dengan jumlah 4 garis patern setiap kanvas

kopling, dan model standar tanpa patern sebagai pembanding.

Tabel.3.2 Rancangan Pengujian

RPM TORSI DAYA

Standar Patern

90o

Patern

45o

Patern

Silang

Standar Patern

90o

Patern

45o

Patern

Silang

2000

2250

2500

2750

3000

3250

3500

3750

4000

4250

4500

4750

Page 24: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

24

5000

5250

5500

5750

6000

6250

6500

6750

7000

7250

7500

7750

8000

8250

8500

8750

9000

D. Pengambilan Data

1. Tempat dan Waktu

Menentukan tempat yang akan digunakan untuk melakukan penelitian.

Dalam hal ini tempat yang akan digunakan adalah MOTOTECH

INDONESIA yang beralamat di Jln. Ringroad Selatan, Bangun Tapan,

Bantul Yogyakarta. Pada Bulan Nopember - Desember 2012.

2. Alat dan Bahan

Sebelum melakukan pengujian pada model patern kanvas kopling

ganda automatic, harus melakukan persiapan. Adapun persiapan yang

dilakukan adalah persiapan alat dan bahan seperti yang tertulis ditabel

dibawah ini.

Page 25: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

25

Tabel. 3.3. Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan1

2

3

4

1 unit sepeda motor Yamaha Mio

4 sampel model patern kanvas kopling ganda

Dynotester

Alat – alat tangan lainnya (tool set)

3. Prosedur

Untuk melakukan pengujian ini alat yang digunakan adalah

Dynotester. Dynotester merupakan alat untuk menguji dan mengetahui

kemampuan mesin yang mencakup torsi dan daya yang

dihasilkan.Sebelum melakukan pengujian harus dipastikan bahwa

mesin dalam keadaan baik. Memastikan sistem pengapian dalam

kondisi normal.

Menyiapkan tiga sampel patern kanvas kopling ganda automatic

yang telah di buat patern dan satu kanvas kopling ganda tanpa petern

atau standar, pembuatan patern dengan cara di gergaji menggunakan

gergaji besi dengan ukuran yang yang telah di tentukan sesuai rencana

pengujian.

Setelah hal tersebut dilakukan maka kendaraan telah siap untuk

diuji menggunakan Dynotester. Pada saat melakukan pengujian

pembacaan grafik mesin dapat dilihat pada monitor Dynotester dengan

Page 26: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

26

mengikuti petunjuk dari operator dalam pengambilan data dari setiap

model patern, setiap patern dilakukan pengujian sebanyak tiga kali dan

di ambil print out dari data yang paling optimal dalam satu sampel

model petrn, yaitu dengan cara mesin kendaraan pada kondisi putaran

tinggi sekitar 2000 rpm kemudian tuas gas dibuka secara spontan

mencapai putaran sekitar 9000 rpm baru data akan bisa terbaca dalam

monitor Dynotester. Setelah proses pengujian selesai, data hasil

pengujian dapat dibaca pada kertas print outnya.

4. Menempatkan Kendaraan Pada Alat Dynotester

Menempatkan kendaraan pada alat dinotester dan memasang tali

pengaman pada kendaaran bermotor yang akan diuji,ban belakan

ditempatkan pada roller alat uji dan kabel sensor dari Dynotester

dipasang pada kabel busi sepeda motor.

5. Pengujian

Setelah sepeda motor ditempatkan diatas alat Dinotester, pertama

pasang model kanvas kopling ganda standar untuk diambil data daya dan

torsi sebagai hasil dari data daya dan torsi yang standar, kedua memasang

kanvas kopling ganda dengan model patern garis Tegak Lurus 90°

dengan Jarak 5 ml pergaris dengan jumlah 5 garis patern setiap kanvas

kopling, ketiga model patern garis miring 45° dengan Jarak 2 cm

pergaris dengan jumlah 2 garis patern setiap kanvas kopling, dan

keempat model patern garis silang atau X dengan Jarak 2 cm pergaris

Page 27: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

27

dengan jumlah 4 garis patern setiap kanvas kopling, untuk diambil data

daya dan torsi dari ketiga sampel patern tersebut.

Dalam pengambilan data dari keempat patern dilakukan pengujian

sebanyak tiga kali dalam satu sampel dan diambil hasil torsi dan daya

yang paling optimal dari setiap pengujian tersebut, hasil dari print out

data yang paling optimal dari setiap pengujian patern sebagai

pembanding daya dan torsi dari model patern standar tanpa ada model

patern dengan ketiga sampel model patern kanvas kopling yang telah di

tentukan. Dengan tujuan mendapatkan suatu model patern kanvas

kopling ganda automatic yang dapat menghasilkan daya dan torsi yang

paling optimal.

Page 28: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

28

E. Pengolahan Data

Data Hasil Uji

Mengambil Nilai Daya Maksimum dan Torsi

Maksimum

Cetak Hasil Pengujian Paling Optimal

optimal

Model penggunaan Jenis patern kanvas kopling Paling Optimal

Selesai

Mulai

Page 29: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

29

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengujian

Setelah melakukan pengujian torsi dan daya dari keempat sampel

patern kanvas kopling ganda automatic pada Yamaha Mio melalui alat

Dynotester didapatkan data berikut.

Tabel 4.1. Hasil pengujian torsi dan daya

RPM

TORSI DAYAStanda

rPatern 900

Patern 450

Patern

Silang

Standar

Patern 900

Patern 450

Patern

Silang

2000 8.37 11.76 9.19 11.74 2.4 3.3 2.6 4.42250 9.84 11.84 10.30 11.62 3.1 3.7 3.2 4.42500 10.34 12.08 10.95 11.57 3.6 4.2 3.8 4.52750 10.69 12.13 11.23 11.59 4.1 4.7 4.3 4.63000 10.94 11.81 11.03 11.81 4.6 5.0 4.6 5.03250 10.74 11.77 10.86 11.52 4.9 5.3 4.9 5.23500 10.53 11.68 10.67 11.29 5.2 5.7 5.2 5.53750 10.40 11.39 10.27 11.22 5.5 6.0 5.4 5.94000 9.97 10.96 9.57 11.13 5.6 6.2 5.4 6.24250 9.30 10.68 9.27 10.89 5.6 6.4 5.6 6.54500 8.96 10.27 9.28 10.49 5.7 6.5 5.9 6.64750 8.83 9.47 9.17 9.48 5.9 6.3 6.1 6.35000 8.86 8.70 9.07 8.66 6.2 6.1 6.4 6.15250 8.74 8.26 8.95 8.42 6.5 6.1 6.6 6.25500 8.28 7.93 8.31 8.06 6.4 6.2 6.4 6.35750 7.74 7.61 7.63 7.75 6.3 6.2 6.2 6.36000 7.24 7.25 7.30 7.47 6.2 6.1 6.2 6.36250 7.09 6.95 7.10 7.17 6.3 6.1 6.3 6.36500 6.83 6.61 8.31 6.81 6.3 6.1 6.3 6.36750 6.57 6.20 6.60 6.60 6.3 5.9 6.3 6.37000 6.38 5.88 6.38 6.30 6.3 5.8 6.3 6.27250 6.12 5.55 6.13 6.08 6.3 5.7 6.3 6.27500 5.93 5.33 5.94 5.86 6.3 5.7 6.3 6.27750 5.73 5.06 5.70 5.60 6.3 5.5 6.3 6.18000 5.42 4.84 5.49 5.26 6.1 5.5 6.2 6.08250 5.17 4.43 5.13 5.06 6.0 5.2 6.0 5.98500 4.85 4.04 4.90 4.65 5.8 4.9 5.9 5.68750 4.52 3.60 4.50 4.28 5.6 4.5 5.6 5.39000 4.14 3.12 4.16 3.81 5.3 4.0 5.3 4.9

Page 30: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

30

Sumber : Data yang diolah

Dari tabel 4.1 diperoleh data kuantitatif hasil pengujian torsi dan

daya. Torsi maksimum yang dicapai kanvas kopling ganda model standar

(10,95 Nm), dan sampel patern dengan model patern garis miring silang

atau X (11,81 Nm) pada putaran mesin 2750 Rpm. Torsi maksimum yang

dicapai sampel patern model garis tegak lurus 900 (12,13 Nm), dan sampel

patern model garis miring 450 (11,23 Nm) pada putaran mesin 3000 Rpm.

Daya maksimum yang dicapai kanvas kopling ganda model standar

(6,5 Hp), dan sampel patern model garis miring 450 (6,6 Hp) pada putaran

mesin 5250 Rpm. Daya maksimum yang dicapai sampel patern model garis

tegak lurus 900 (6,5 Hp), dan sampel patern dengan model garis miring

silang atau X (6,6 Hp) pada putaran mesin 4500 Rpm.

B. Perbandingan Torsi

Tabel. 4.1 dapat dibuat grafik untuk melihat profil torsi dari tiap –

tiap jenis patern pada setiap perolehan putran mesin.

Gambar. 4.1. Grafik Perbandingan Torsi

Page 31: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

31

Gambar 4.1 diatas menunjukan grafik perbandingan torsi yang

di hasilkan oleh keempat sampel patern yang terekam oleh Dynotester .

Garis ( ●▬● ) menunjukan torsi yang dihasilkan oleh sampel kanvas

kopling ganda model standar dengan pencapaian torsi maksimum 10,94 Nm

pada 3000 rpm. Garis ( ▬ ) menunjukan torsi yang dihasilkan oleh sampel

patern model garis tegak lurus 900 dengan pencapaian torsi maksimum

12,13 Nm pada 2750 rpm. Garis ( --- ) menunjukan torsi yang di hasilkan

oleh sampel patern model garis miring 450 dengan pencapaian torsi

maksimum 11,23 Nm pada 2750 rpm, dan garis ( …. ) menunjukan torsi

yang di hasilkan sampel patern model garis miring silang atau X dengan

pencapaian torsi maksimum 11,81 Nm pada 3000 rpm.

C. Perbandingan Daya

Tabel. 4.1 dapat dibuat grafik untuk melihat profil daya dari tiap –

tiap jenis patern pada setiap perolehan putaran mesin.

Page 32: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

32

Gambar. 4.2. Grafik Perbandingan Daya

Gambar 4.2 diatas menunjukan grafik perbandingan daya yang di

hasilkan oleh keempat sampel patern kanvas kopling ganda yang terekam

oleh Dynotester. Garis ( ●▬● ) menunjukan daya yang dihasilkan oleh

sampel kanvas kopling ganda model standar dengan pencapaian daya

maksimum 6,5 Hp pada 5250 rpm. Garis ( ▬ ) menunjukan daya yang

dihasilkan oleh sampel patern model garis tegak lurus 900 dengan

pencapaian daya maksimum 6,5 Hp pada 4500 rpm. Garis ( --- )

menunjukan daya yang dihasilkan dari sampel patern model garis miring

450 dengan pencapaian daya maksimum 6,6 Hp pada 5250 rpm, dan garis (

… ) menujukan daya yang dihasilkan dari sampel patern model garis

miring silang atau X dengan pencapaian daya maksimum 6,6 Hp pada 4500

rpm.

D. Analisis Pengaruh Patern Terhadap Torsi dan Daya

1. Perbandingan Torsi dan Daya Model Patern Garis Tegak Lurus 900 Dengan Model Standar

Pada saat melakukan akselarasi tuas gas terbuka penuh, putaran

mesin sekitar 2000 – 4000 Rpm model patern garis tegak lurus 900. Torsi

maksimum yang dihasilkan lebih besar 12,13 Nm pada putaran mesin

2750 Rpm dan lebih mengembang pada putaran rendah sampai putaran

menengah,dibandingkan dengan model standar yang hanya mencapai

10,94 Nm pada putaran mesin 3000 Rpm, akan tetapi pada saat putaran

menengah keatas sekitar 4000 – 9000 Rpm torsi yang dihasilkan

cenderung menurun.

Model patern garis tegak lurus 900, pencapaian nilai daya

maksimumnya cenderung lebih awal pada putaran mesin 4500 Rpm

dengan menghasilkan nilai daya maksimum 6,5 Hp, dibandingkan model

standar meskipun dari kedua kanvas kopling ganda ini pencapaian nilai

Page 33: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

33

daya maksimum sama akan tetapi model standar lebih tinggi pencapaian

putaran mesinnya pada putaran mesin 5250 Rpm.

2. Perbandingan Torsi dan Daya Model Patern Garis Miring 450 Dengan Model Standar

Pada saat melakukan akselarasi tuas gas terbuka penuh, putaran

mesin sekitar 2000 – 4000 Rpm sampel patern kanvas kopling ganda

automatik dengan model garis miring 450. Menghasilkan torsi maksimum

yang lebih besar 11,23 Nm pada putaran mesin 2750 Rpm, dan model

standar menghasilkan torsi maksimum 10,94 Nm pada putaran mesin 3000

Rpm.

Pada putaran menengah ke atas sekitar 4000 – 9000 Rpm nilai torsi

yang dihasilkan keduanya cenderung seimbang, sehingga pencapaian nilai

daya yang di hasilkan juga hampir sama oleh keduanya yaitu pada putaran

mesin 4500 rpm pada sempel patern garis miring 450 menghasilkan 6,6 Hp

dan model standar menghasilkan 6,5 Hp.

3. Perbandingan Torsi dan Daya Model Garis Silang Dengan Model Standar

Pada saat melakukan akselarasi tuas terbuka penuh putaran mesin

sekitar 2000 – 4000 Rpm, sampel patern dengan model garis miring silang

atau X. Menghasilkan torsi yang lebih besar 11,81 Nm sedangkan model

standar 10,94 Nm dalam putaran mesin yang sama pada 3000 Rpm. Pada

putaran rendah ke menengah torsi pada patern garis silang lebih

mengembang lama mencapai putaran mesin 4500 Rpm, saat putaran

menengah keatas sekitar 4500 – 9000 Rpm keduanya cenderung seimbang

tetapi pada putaran mesin 9000 Rpm model patern garis silang lebih

rendah nilai torsinya.

Pada putaran mesin menengah keatas sekitar 5500 – 9000 Rpm,

nilai daya yang di hasilkan oleh kedua kanvas kopling ganda relative

seimbang akan tetapi pencapaian nilai daya maksimum model standar

lebih rendah. Pada patern model garis silang yang mencapai 6,6 Hp pada

Page 34: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

34

putaran mesin 4500 Rpm lebih awal di bandingkan model standar yang

menghasilkan daya maksimum 6,5 Hp pada putaran mesin 5250 Rpm.

E. Analisis Pengaruh Patern Terhadap Torsi Dan Daya Pada Setiap Putaran Mesin

Tabel. 4.2 Perbandingan Peningkatan Torsi

  TORSI  RPM Standar Patern

90ᵒPeningkatan dari standar ke Patern

90ᵒ

Patern 45ᵒ

Peningkatan dari Standar

ke Patern 45ᵒ

Patern Silang

Peningkatan dari Standar

ke Patern Silang

2000 8.37 11.76 41% 9.19 9.8% 11.74 40.26%2250 9.84 11.84 20% 10.3 4.7% 11.62 18.09%2500 10.34 12.08 17% 10.95 5.9% 11.57 11.90%2750 10.69 12.13 13% 11.23 5.1% 11.59 8.42%3000 10.94 11.81 8% 11.03 0.8% 11.81 7.95%3250 10.74 11.77 10% 10.86 1.1% 11.52 7.26%3500 10.53 11.68 11% 10.67 1.3% 11.29 7.22%3750 10.4 11.39 10% 10.27 -1.3% 11.22 7.88%4000 9.97 10.96 10% 9.57 -4.0% 11.13 11.63%4250 9.3 10.68 15% 9.27 -0.3% 10.89 17.10%4500 8.96 10.27 15% 9.28 3.6% 10.49 17.08%4750 8.83 9.47 7% 9.17 3.9% 9.48 7.36%5000 8.86 8.7 -2% 9.07 2.4% 8.66 -2.26%5250 8.74 8.26 -5% 8.95 2.4% 8.42 -3.66%5500 8.28 7.93 -4% 8.31 0.4% 8.06 -2.66%5750 7.74 7.61 -2% 7.63 -1.4% 7.75 0.13%6000 7.24 7.25 0% 7.3 0.8% 7.47 3.18%6250 7.09 6.95 -2% 7.1 0.1% 7.17 1.13%6500 6.83 6.61 -3% 6.83 0.0% 6.81 -0.29%6750 6.57 6.2 -6% 6.6 0.5% 6.6 0.46%7000 6.38 5.88 -8% 6.38 0.0% 6.3 -1.25%7250 6.12 5.55 -9% 6.13 0.2% 6.08 -0.65%7500 5.93 5.33 -10% 5.94 0.2% 5.86 -1.18%7750 5.73 5.06 -12% 5.7 -0.5% 5.6 -2.27%8000 5.42 4.84 -11% 5.49 1.3% 5.26 -2.95%

Page 35: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

35

8250 5.17 4.43 -14% 5.13 -0.8% 5.06 -2.13%8500 4.85 4.04 -17% 4.9 1.0% 4.65 -4.12%8750 4.52 3.6 -20% 4.5 -0.4% 4.28 -5.31%9000 4.14 3.12 -25% 4.16 0.5% 3.81 -7.97%

Tabel. 4.3. Perbandingan Peningkatan Daya

  DAYA  

RPM Standar Patern 90ᵒ

Peningkatan dari Standar

ke Patern 90ᵒ

Patern 45ᵒ

Peningkatan dari Standar ke Patern 45ᵒ

Patern Silang

Peningkatan dari Standar

ke Patern Silang

2000 2.4 3.3 37.5% 2.6 8.3% 4.4 83.3%2250 3.1 3.7 19.4% 3.2 3.2% 4.4 41.9%2500 3.6 4.2 16.7% 3.8 5.6% 4.5 25.0%2750 4.1 4.7 14.6% 4.3 4.9% 4.6 12.2%3000 4.6 5 8.7% 4.6 0.0% 5 8.7%3250 4.9 5.3 8.2% 4.9 0.0% 5.2 6.1%3500 5.2 5.7 9.6% 5.2 0.0% 5.5 5.8%3750 5.5 6 9.1% 5.4 -1.8% 5.9 7.3%4000 5.6 6.2 10.7% 5.4 -3.6% 6.2 10.7%4250 5.6 6.4 14.3% 5.6 0.0% 6.5 16.1%4500 5.7 6.5 14.0% 5.9 3.5% 6.6 15.8%4750 5.9 6.3 6.8% 6.1 3.4% 6.3 6.8%5000 6.2 6.1 -1.6% 6.4 3.2% 6.1 -1.6%5250 6.5 6.1 -6.2% 6.6 1.5% 6.2 -4.6%5500 6.4 6.2 -3.1% 6.4 0.0% 6.3 -1.6%5750 6.3 6.2 -1.6% 6.2 -1.6% 6.3 0.0%6000 6.2 6.1 -1.6% 6.2 0.0% 6.3 1.6%6250 6.3 6.1 -3.2% 6.3 0.0% 6.3 0.0%6500 6.3 6.1 -3.2% 6.3 0.0% 6.3 0.0%6750 6.3 5.9 -6.3% 6.3 0.0% 6.3 0.0%7000 6.3 5.8 -7.9% 6.3 0.0% 6.2 -1.6%7250 6.3 5.7 -9.5% 6.3 0.0% 6.2 -1.6%7500 6.3 5.7 -9.5% 6.3 0.0% 6.2 -1.6%7750 6.3 5.5 -12.7% 6.3 0.0% 6.1 -3.2%8000 6.1 5.5 -9.8% 6.2 1.6% 6 -1.6%8250 6 5.2 -13.3% 6 0.0% 5.9 -1.7%8500 5.8 4.9 -15.5% 5.9 1.7% 5.6 -3.4%8750 5.6 4.5 -19.6% 5.6 0.0% 5.3 -5.4%

Page 36: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

36

9000 5.3 4 -24.5% 5.3 0.0% 4.9 -7.5%

BAB V

PENUTUP

Page 37: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

37

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari beberapa bentuk patern kanvas kopling ganda automatik yakni.

Model standar pabrik, model patern garis tegak lurus 900, model patern

garis miring 450, model patern garis miring silang atau X. Berpengaruh

terhadap out put torsi dan daya mesin.

a. Bentuk model standar pabrik menghasilkan torsi maksimum 10,95

Nm, pada putaran mesin 3000 Rpm dan daya maksimum 6,5 Hp, pada

putaran mesin 5250 Rpm.

b. Bentuk patern model garis tegak lurus 900 menghasilkan torsi

maksimum 12,13 Nm, pada putaran mesin 2759 Rpm dan daya

maksimum 6,5 Hp pada putaran mesin 4500 Rpm.

c. Bentuk patern model garis miring 450 menghasilkan torsi maksimum

11,23 Nm, pada putaran mesin 2750 Rpm dan daya maksimum 6,6 Hp,

pada putaran mesin 5250 Rpm.

d. Bentuk patern model garis miring silang atau X menghasilkan torsi

maksimum 11,81 Nm, pada putran mesin 3000 Rpm dan daya

maksimum 6,6 Hp pada putaran mesin 4500 Rpm.

2. Torsi paling optimum diperoleh pada bentuk patern model garis tegak

lurus 900 yaitu sebesar 12,13 Nm, pada putaran mesin 2759 Rpm.

3. Daya paling optimum di peroleh pada bentuk patern model garis miring

450 yaitu sebesar 6,6 Hp, pada putaran mesin 5250 Rpm dan pada bentuk

patern model garis miring silang atau X yaitu sebesar 6,6 Hp, pada putaran

mesin 4500 Rpm.

B. Saran

Page 38: EXPERIMEN BERBAGAI MODEL PATERN KANVAS KOPLING GANDA AUTOMATIK TERHADAP DAYA DAN TORSI PADA MOTOR YAMAHA MIO

38

1. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengidentifikasi nilai gesek antara

permukaan kanvas kopling ganda dengan permukaan rumah kopling pada

tiap – tiap jenis patern.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengidentifikasi yang berhubungan

dengan variasi kekuatan pegas.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengidentifikasi kerapatan atau

kerengangan jarak garis patern pada setiap permukaan kanvas kopling

ganda automatik terhadap torsi dan daya yang akan dihasilkan.