minyak nabati.doc

11
HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum kimia analitik II dengan judul ekstrak kontinyu minyak nabati disusun oleh: Nama : Reski wahyudi NIM : 081304075 Kelompok : VII (tujuh) Telah diperiksa dengan seksama oleh asisten dan dikoreksi, maka dinya diterima. Makassar, mei2010 Koordinator Asisten Asisten Fandi Ahmad Nurliani S.S Mengetahui Dosen Penanggung Jawab Maryono S.Si M.Si Apt M.M

Transcript of minyak nabati.doc

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia analitik II dengan judul ekstraksi kontinyu minyak nabati disusun oleh:

Nama

: Reski wahyudi

NIM

: 081304075

Kelompok: VII (tujuh)

Telah diperiksa dengan seksama oleh asisten dan dikoreksi, maka dinyatakan diterima.Makassar, mei 2010

Koordinator Asisten

Asisten

Fandi Ahmad

Nurliani S.S

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab

Maryono S.Si M.Si Apt M.M

I. JUDUL PERCOBAAN

Ekstraksi kontinyu minyak nabati

II. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengekstrak minyak nabati dari sampel (kacang tanah) dengan menggunakan soxhlet.

2. Menentukan kadar minyak dari sampel dengan cara destilasi.

III. LANDASAN TEORI

Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) diantara dua fase cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organic maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain itu untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana) alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat Counter Current Craigt (Soebagio.2000:34).

Ekstraksi merupakan pemisahan yang didasarkan atas perbedaan kelarutan suatu solute dalam pelarut hidrodinamika ekstraksi merupakan faktor penting yang menentukan besarnya solute yang diperoleh ekstrak karena hidrodinamika mempengaruhi luas perpindahan massa yaitu gelembung yang berada dalam kolom. Dalam ekstraksi, zat yang didefresikan sebagai gelembung untuk disebut fase kontinyu (Anonim.2009)Ekstraksi kontinyu digunakan bila perbandingan distribusi relatif kecil untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ekstraksi. Ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi kontinyu tergantung pada viskositas dan factor-faktor lain yang mempengaruhi keecepatan tercapainya kesetimbangan . seperti nilai dari volume relatif dari dua fasa dan beberapa factor lainnya. Efisiensi ekstraksi dapat digunakan karena menggunakan luas konytak yang besar. Volume setengah ekstraksi adalah vo,ume setengah pengekstraksi. Pelarut yang digunakan untuk menurunkan zat terekastraksi menjadi setengah kalinya. Volume ini dapat digunakan untuk mendapatkan factor distribusi (K) dari hubungan K=0,693 w/v, dimana K=konsentrasi zat terlarut mula-mula dengan mengekstrak. Vo,ume setengah ekstraksi dalam v ml dan volume mula-mula adalah w (Khopkar.2007:102).

Ekstraksi campuran-campuran merupakan suatu teknik dimana suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organic) yang pada hakikatnya tidak tercampurkan dengan yang pertama dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam pelarut kedua itu. Untuk suatu zat terlarut A yang didistribusikan untuk dua fasa yang tak tercampurkan a dan b, hokum distribusi atau partisi nernts menyatakan bahwa asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperature adalah konstan (Anonim. 2010).

Untuk ekstraksi padat cair ini, prosedur yang paling sering dijumpai adalah ekstrasi senyawa dari bentuk sediaan padat seperti analisis dalam keadaan tablet. Prosedur ini merupakan prosedur yang paling sederhna karena melibatkan pelarut atau gabungan pelarut yang secara ideal akan melarutkan secara sempurna senyawa yang akan dianalisis, dan hanya sedikit melarutkan senyawa lain yang akan mengganggu analisis lebih lanjut ( misalkan akan mengganggu pada pemisahan kromatografi). Kebanyakan prosedur ini dilarutkan dengan terlebih dahulu menggerus matriks padat hingga diperoleh serbuk yang halus lalu dilanjutkan dengan mengekstraksi pelarut, penyaringan atau sentrifugasi untuk menghilangkan partikulat (Gholib,Ibnu.2007.44).

Kesempurnaan ekstraksi bergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Semakin sering kita melakukan ekstraksi, maka semakin banyak zat pelarut terdistribusi pada salah satu pelarut dan semakin sempurna proses pemisahannya. Jumlah pelarut yang digunakan untuk tiap kali mengekstraksi juga sedikit, sehingga ketika ditotal jumlah pelarut untuk mengekstraksi tersebut tidak terlalu besar agar dicapai kesempurnaan ekstraksi. Hasil yang baik diperoleh dengan jumlah ekstraksi yang relatif besar dengan jumlah pelarut yang kecil (Anonym.2010).

Minyak nabati adalah senyawa minyak trebuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan untuk memasak. Beberapa minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit pafrika, jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai, kemiri dan bunga matahari (Anonim.2010).

Minyak nabati yang sangat tak jenuh dikonveksi menjadi lemak nabati padat, seperti merek krista, lewat hidrogenasi katalitik sebagian atau semua ikatan rangkapnya. Proses ini yang disebut pengerasan. Diilustrasikan dngan hidrogenasi gliseril trioleat menjadi gliseril stearate (Harolt,Hart.2003:465).IV. ALAT DAN BAHANa. Alat yang digunakan

1. 1 set alat soxhlet

2. Neraca analitik

3. Gelas ukur 25 mL

4. Gelas kimia 100 mL

5. Penangas

6. Botol semprot

7. Baskom

8. Selang dan pompa air

9. Corong biasa

10. Batang pengaduk

11. Batu didih

12. Mortar dan alu

13. Statif dan klem

b. Bahan yang digunakan

1. kacang tanah2. eter

3. kertas saring

4. kapas

5. tali rapia

6. aquadest

7. es batu

8. air kran

9. tissue

10. kapasV. PROSEDUR KERJA1. Menggerus kacang tanah dalam mortar.

2.Menimbang 25 gram kacang tanah yang telah digerus dan membungkusnya dengan kertas saring dengan bagian bawah dan atasnya ditutup kapas.3.Merangkai peralatan ekstraksi (soxhlet) dengan menambahkan pada labu godok dengan batu didih.

4.Memasukkan sampel yang telah dibungkus ke dalam labu perendaman.

5.Memasukkan larutan eter ke dalam labu perendaman dengan volume yang cukup untuk sirkulasi dan sedikit sisa.

6.Memanaskan labu hingga 5 kali sirkulasi.

7.Mengeluarkan sampel dari labu perendaman.

8.Memasang kembali kondensor dan memanaskan hingga pelarut menguap, namun tidak terjadi lagi sirkulasi.

9.Memindahkan ekstrak kedalam cawan penguap.

10.Menguapkan pelarut etr yang terdapat pada ekstrak

11.mengukur massa dan volume minyak nabati yang didapatkan.VI. HASIL PENGAMATAN

25 garam kacang tanah halus dibungkus kertas saring + petroleum eter kedalam alat soxhlet didestilasihingga 5 kali sirkulasi Ekstrak berwarna kuning diuapkanlarutan berwarna kuningdiukur

Volume 12mL

Berat gelas ukur

= 40,9 gram

Berat gelas ukur + minyak= 49,9 garmVII. ANALISIS DATADik m kacang tanah

=25 garam

V minyak

= 12 mL

m gelas ukur + minyak

= 49,9 gram

m gelas ukur

= 40,9 gram

m minyak

= 9 gram

Ditkadar minyak ...?

Massa jenis....?

1. kadar minyak dalam kacang tanah

kadar = m minyak

m kacang tanah

=9,0 gram x 100 %

25 gram

= 36 %

2 massa jenis minyak yang diperoleh

= massa minyak

Volume minyak

= 9 gram / 12 mL

= 0,75 gram mL-1VIII. PEMBAHASAN

Minyak nabati yang akan didapat diekstraksi dari kacang tanah. Kacang tanah dalam bentuk biji digerus hingga halus untuk memperluas permukaan sampel sehingga ekstraknya (minyak) midah terpisah dari ampasnya. Kacang tanah yang hakus dibungkus dengan kertas saring, bagian bawah dan atasnya ditutup drngan kapas. Tujuan pembungkusan untuk memudahkan proses perendaman dan ekstraksi, kapas bertujuan agar kacang tidak keluar dari krtas saring. Langkah selanjutnya soxhlet diisi dengan sampel pada labu perendaman dan pada labu godoknya diisi dengan batu didih. Fugsi batu didih untuk mencegah terjadinya letupan pada labu saat terjadi pemanasan dan untuk menyebarkan panas secara merata pada larutan. Sampel kemudian ditambah petrolium eter melalui labu perendaman hingga volumenya melebihi ketikaa pelarut mencapai sirkulasi. Hal ini bertujuan agar labu godok tidak kosong pada saat sirkulasi, karena apabila kososng labu godok kemungkinan akan pecah akibat panas. Petroleum eter digunakan karena bersifat semi polar sehingga mampu mengikat minyak nabati yang sifatnya juga semipolar, eter juga mudah menguap pada kisaran suhu 50-70oC sehingga mudah untuk dipisahkan dari minyak nabati.ekstraksi dilakukan dengan 5 kali sirkulasi agar ekstrak yang didapat dari sampel maksimal dan sampel dikeluarkan, pemanasan dilakukan kembali, namun tidak sampai terjadi lagi sirkulasikarena tujuan utamanya untuk mengeluarkan pelarut eternya. Penguapan dilanjutkan pada cawan penguap karena pada cawan penguap larutan eter menguap lebih sempurna sedangkan dalam labu eternya tidak menguap sempurna karena mulut labu yang kecil dan labunya yang tinggi. Larutan yang tidak menguap merupakan minyak nabati yang berwarna kuning. Minyak nabati kemudian ditimbang dan diukur volumenya untuk menentukan massa jenisnya serts kadarnya. Dari hasil analisis data diperoleh kadar minyak nabati 36% artinya dalam setiap 100 gram sampel (kacang tanah) terdapat 36 gram minyak nabati. Massa jenis minyak nabati yang diperoleh 0,75 g/mL hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa massa jenis minyak nabati 0,81 g/mL. Hal ini disebabkan karena dalam minyak nabari masih terdapat pelarut eter.IX. SIMPULAN DAN SARANa. Simpulan

1. Minyak nabati yang terdapat pada kacang tanah dapat diekstrak dalam soxlet dengan menggunakan pelarut eter dan lima sirkulasi.

2. Kadar minyak nabati yang diperoleh 36% dengan massa jenisnya 0,75 g/mLb. Saran

Diharapkan kepada laboran untuk memperbaiki tempat mencuci alat karena air tersumbat. Para praktikan hendaknya tidak membuang lagi sampahnya pada tempat mencuci alat karena dapat membuat air tersumbat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.Pemisahan Campuran Yang Tidak Saling Campur.http ;//annisafushie.wordpress.com.Diakses 1 mei 2010.

Anonim.2010.Ekstraksi Kontinyu Minyak Nabati.http;//id.netlog.com.Diakses 1 mei 2010.Gholib,Ibnu.2007.Kimia Analisis Farmasi.Pustaka pelajar.Jogyakarta.

Hart,Harold.2003.Kimia Organik.Erlangga.Jakarta.

Khopkar.2007.Konsep-konsep Dasar Kimia Analitik.UI-Press.Jakarta

Soebagio.2003.Kimia Analitik II.JICA.Malang100 %