MINGGU, 15 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Pantai … filemenjadi objek wisata andal-an. Hal itu bisa...

1
JANGAN mencoba mem- bandingkan fasilitas yang ada di Pantai Kuta, Bali, dengan Pantai Natsepa, apa- lagi Liang. Kedua pantai ini masih alami, tidak ada hotel berbintang atau tempat be- lanja suvenir yang biasanya kita jumpai di tempat-tempat wisata pantai. Bahkan, sebelum dikelola Dinas Kebudayaan dan Pari- wisata Maluku Tengah pada 2006, di Pantai Natsepa cuma berdiri tenda darurat yang beratap terpal. Kini agak lumayan. Meski masih seder- hana, kedai-kedai yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk beristirahat sambil makan atau minum mulai bermunculan. ”Secara bertahap, kami menambah kedai untuk bisa dimanfaatkan wisatawan. Tahun ini akan ada 26 kedai,” tutur Amina K Lestaluhu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Pari- wisata Maluku Tengah. Dinas setempat sebelum- nya juga merintis sebuah restoran yang representatif dan mampu menampung 500 pengunjung. Namun, dalam perkembangannya bangunan tersebut kini malah menjadi tempat pertemuan, acara khusus, atau ibadah. Sebenarnya, lanjut Amina, pemerintah daerah menya- dari Pantai Natsepa memiliki potensi untuk berkembang menjadi objek wisata andal- an. Hal itu bisa dilihat dari pemasukan retribusi ke kas daerah yang bisa mencapai Rp100 juta per tahun. Dari tahun ke tahun pihak dinas pun merasakan wisatawan yang datang ke Pantai Natse- pa terus bertambah. Ia pun menyayangkan belum ada investor dalam negeri yang melirik potensi kedua pantai yang ada di Ambon tersebut. Bahkan respons serius pada tahun ini datang dari inves- tor asal China yang ingin membangun resor di sekitar Pantai Natsepa. “Tentunya kami menyambutnya dengan tangan terbuka selama in- vestasi itu tidak berpengaruh negatif bagi masyarakat. Itu mungkin dampak dari Sail banda,” katanya. Dinas pariwisata di sana berharap dengan adanya Sail Banda, Maluku bisa mengambil manfaatnya demi kemajuan dan pembangunan di daerah mereka. Namun sayang, polesan sederhana di Pantai Natsepa tersebut tidak terlihat di Pan- tai Liang. Kepala Pemerintah Negeri Liang, Abdul Razak Opier, beralasan kecilnya jatah anggaran yang diteri- manya menjadi penyebab pihaknya tidak bisa mendan- dani Pantai Liang. Ia mengaku hanya mene- rima Rp50 per karcis setiap tahunnya dari pengelola, yakni Pemprov Maluku. Padahal, untuk mendukung wisata budaya misalnya, kesenian tari dan kesenian daerah lainnya saat dipen- taskan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sekadar informasi, Peme- rintah Negeri Liang hanya mendapat Rp1,5 juta dari pengelolaan objek wisata di daerah mereka itu dalam periode 2009–2010. Terkait dengan masih mi- nimnya sarana, Kabid Pro- duksi dan Usaha Pariwisata Disbudpar Maluku, Ima Tu- aleka, buka suara. Ia berjanji akan menata tenda jajanan dan menyediakan tempat sampah di lokasi wisata itu. Untuk menyambut Sail Banda, para pedagang akan diberi bantuan dalam rangka menyiapkan lokasi wisata itu. Pihaknya juga langsung berbuat agar pasokan air bersih ke sejumlah toilet di lokasi itu berjalan lancar. Lain halnya dengan penge- lolaan Pantai Liang seakan ti- dak terlihat. Tidak ada kedai yang layak. Padahal sekitar 50 warga Desa Liang dan pedagang buah musiman biasanya beraktivitas di sana. (Was/M-1) L AGU-LAGU lokal yang diiringi alat musik ukulele terde- ngar syahdu di sudut- sudut Kota Ambon, Maluku. Kota Ambon memang identik dengan musik. Namun, Ambon juga memiliki pantai-pantai nan sungguh indah. Tapi, pernahkan Anda men- dengar Pantai Natsepa di Ka- bupaten Maluku Tengah, Pan- tai Liang, Pantai Namalatu? Sayang, objek wisata yang selalu dicari orang itu masih harus dipoles besar-besar- an agar nyaman dikunjungi wisatawan. Pantai Natsepa yang terletak sekitar 17 kilometer dari ti- mur Kota Ambon itu berpasir putih bersih dan bertipe kering. Jernihnya air laut yang ber- warna kebiru-biruan bisa me- manjakan mata untuk melihat aneka ragam ikan berwarna- warni yang berenang di koral dan batu karang. Dasar pantai yang cenderung landai dan deburan ombak yang kuat sangat cocok untuk berselancar. Bila musim timur atau musim hujan tiba, om- baknya lumayan besar. Namun, ombak besar itu tidak membuat anak-anak yang tinggal di sekitar Pan- tai Natsepa urung berenang. Siang itu, sekitar enam anak bermain ‘ala surfing’. Papan surng mereka terbuat dari se- jumlah batang kayu yang diikat mirip rakit berbentuk papan. Saat ombak besar datang, me- reka pun tengkurap di papan dan meluncur mengikuti arus. Tampak kegembiraan di wajah mereka. Hari itu Selasa (3/8), tepat- nya seusai acara peresmian puncak Sail Banda 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yu- dhoyono di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, cukup meriah. Berbeda suasananya dengan di Pantai Natsepa yang sepi. ”Biasanya pengunjung ramai di akhir pekan, dari Jumat sampai Minggu. Kalau hari ini seperti sekarang sepi wisatawan,” ujar San Hatu, penjaga loket masuk Pantai Natsepa. Di akhir pekan, pengunjung bisa mencapai 600 hingga 800 orang per hari. Bahkan, Igo alias Elicohen C Pentury, sang jawara Indonesia Idol 2010, be- berapa kali terlihat menikmati Natsepa. Dikagumi Siang itu juga, terlihat 10 turis dari China yang turun dari sebuah bus pariwisata. Terlihat mereka asyik berfoto ria dengan latar belakang pa- norama pantai. Mereka juga mencicipi ke- lapa muda yang menjadi jualan andalan di sana. Kelihatannya mereka sangat menikmati pa- norama alam Natsepa dengan berjalan menyusuri pantai. Menurut staf Dinas Pariwisata Ambon, mereka adalah calon investor dari China yang me- ninjau Pantai Liang yang lama perjalanannya memakan waktu 20 menit dari Natsepa. Menurut rencana, malam itu, delegasi tersebut bertemu de- ngan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu untuk me- nandatangani perjanjian kerja sama di bidang pariwisata, pertanian, dan perikanan. Di bidang pariwisata, me- reka tertarik membangun re- sor lengkap dengan kegiatan snorkeling dan jet ski. Pantai Natsepa dan Liang menjadi incaran mereka. “Pantainya masih sangat alami, belum tersentuh, dan cantik. Beda dengan pantai lain yang sudah terlalu banyak dikunjungi o- rang,” tutur staf tersebut. Sebenarnya keindahan pan- tai-pantai di Ambon tersebut sudah pernah disurvei lembaga internasional. Hasil penelitian badan PBB yang mengurusi pembangunan global, UNDP, pada 1990 menetapkan pantai di Ambon menduduki rang- king paling top di Indonesia. Bagi penggemar diving atau penyelaman, keindahan ba- wah laut Pantai Liang sung- guh memesona. Utamanya, di lokasi sekitar 50 meter dari tepi pantai. Sejatinya, dulu pernah ada investor Jepang yang berminat untuk investasi. Sayang, ada- nya perebutan hak milik tanah antarwarga menjadi penyebab hengkangnya investor. Bedanya dengan Natsepa, pasir pantai Liang agak kasar karena terdapat pecahan batu karang. Namun, air pantainya sama-sama bersih. ”Kedua pan- tai masih jauh dari perkotaan,” ungkap seorang warga.(M-1) miweekend@ mediaindonesia.com .COM/mediatravelista/ Untuk informasi lengkap dunia travelista. 24 | Travelista MINGGU, 15 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA ANTARA/PRASETYO UTOMO PERSIAPAN BERLAYAR: Sejumlah atlet layar bersiap melakukan latihan di Pantai Natsepa, Ambon, Maluku, Senin (26/7). Pantai Ambon Rindu Belaian Investor Berharap Tuah dari Sail Banda Ibarat gadis yang aduhai, pantai-pantai di Ambon masih malu-malu untuk dikunjungi dan menyembunyikan kecantikan mereka. Wisnu Arto Subari BERSIH: Pemandangan Pantai Liang yang bersih. Pantai ini masih alami karena belum banyak wisatawan yang datang. COMMONS.WIKIMEDIA.ORG SETELAH mengetahui kondisi kedua pantai yang belum dipoles investor, tentu kita akan membayangkan betapa ter- batasnya fasilitas umum di sana. Namun, itu bukan pengha- lang berwisata ke Ambon, bukan? Biar agak nyaman, berikut tips yang perlu diperhatikan. 1 Hotel sangat terbatas, terutama yang dekat pantai. Na- mun, kalau sekadar pondok penginapan ada di sekitar lokasi. Untuk hotel berbintang setidaknya ada tiga yang layak dipertimbangkan, yakni Hotel Amans, Aston Natsepa, dan Swiss Belhotel. 2 Pengunjung bisa memesan permainan kepada pengelola pantai. Contohnya, permainan bambu gila. Permainan khas Maluku itu terkait dengan kekuatan supranatural yang bisa membuat bambu menjadi berat bagi pembawanya. 3 Jangan berenang terlalu ke tengah saat musim angin barat atau hujan. Pada musim itu, ombaknya cukup besar. 4 Bawa perlengkapan seperlunya, terutama kamera untuk mengabadikan keindahan pantai-pantai di Ambon yang tiada duanya. Secara bertahap, kami menambah kedai untuk bisa dimanfaatkan wisatawan. Tahun ini akan ada 26 kedai.” Amina K Lestaluhu Kanit Pelaksana Teknis Dinas Budpar Maluku Tengah Tips ke Pantai Ambon

Transcript of MINGGU, 15 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Pantai … filemenjadi objek wisata andal-an. Hal itu bisa...

Page 1: MINGGU, 15 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Pantai … filemenjadi objek wisata andal-an. Hal itu bisa dilihat dari pemasukan retribusi ke kas daerah yang bisa mencapai Rp100 juta per

JANGAN mencoba mem-bandingkan fasilitas yang ada di Pantai Kuta, Bali, dengan Pantai Natsepa, apa-lagi Liang. Kedua pantai ini masih alami, tidak ada hotel berbintang atau tempat be-lanja suvenir yang biasanya kita jumpai di tempat-tempat wisata pantai.

Bahkan, sebelum dikelola Dinas Kebudayaan dan Pari-wisata Maluku Tengah pada 2006, di Pantai Natsepa cuma berdiri tenda darurat yang beratap terpal. Kini agak lumayan. Meski masih seder-hana, kedai-kedai yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk beristirahat sambil makan atau minum mulai bermunculan.

”Secara bertahap, kami menambah kedai untuk bisa dimanfaatkan wisatawan. Tahun ini akan ada 26 kedai,” tutur Amina K Lestaluhu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan Pari-wisata Maluku Tengah.

Dinas setempat sebelum-nya juga merintis sebuah restoran yang representatif dan mampu menampung 500 pengunjung. Namun, dalam perkembangannya bangunan tersebut kini malah menjadi tempat pertemuan, acara khusus, atau ibadah.

Sebenarnya, lanjut Amina, pemerintah daerah menya-dari Pantai Natsepa memiliki potensi untuk berkembang menjadi objek wisata andal-an. Hal itu bisa dilihat dari pemasukan retribusi ke kas daerah yang bisa mencapai Rp100 juta per tahun. Dari tahun ke tahun pihak dinas pun merasakan wisatawan yang datang ke Pantai Natse-pa terus bertambah.

Ia pun menyayangkan belum ada investor dalam negeri yang melirik potensi kedua pantai yang ada di Ambon tersebut.

Bahkan respons serius pada tahun ini datang dari inves-tor asal China yang ingin membangun resor di sekitar Pantai Natsepa. “Tentunya kami menyambutnya dengan tangan terbuka selama in-vestasi itu tidak berpengaruh negatif bagi masyarakat. Itu mungkin dampak dari Sail banda,” katanya.

Dinas pariwisata di sana berharap dengan adanya Sail Banda, Maluku bisa mengambil manfaatnya demi

kemajuan dan pembangunan di daerah mereka.

Namun sayang, polesan sederhana di Pantai Natsepa tersebut tidak terlihat di Pan-tai Liang. Kepala Pemerintah Negeri Liang, Abdul Razak Opier, beralasan kecilnya jatah anggaran yang diteri-manya menjadi penyebab pihaknya tidak bisa mendan-dani Pantai Liang.

Ia mengaku hanya mene-rima Rp50 per karcis setiap tahunnya dari pengelola, yakni Pemprov Maluku. Padahal, untuk mendukung wisata budaya misalnya, kesenian tari dan kesenian daerah lainnya saat dipen-taskan membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Sekadar informasi, Peme-rintah Negeri Liang hanya mendapat Rp1,5 juta dari pengelolaan objek wisata di daerah mereka itu dalam periode 2009–2010.

Terkait dengan masih mi-nimnya sarana, Kabid Pro-duksi dan Usaha Pariwisata Disbudpar Maluku, Ima Tu-aleka, buka suara. Ia berjanji akan menata tenda jajanan dan menyediakan tempat sampah di lokasi wisata itu.

Untuk menyambut Sail Banda, para pedagang akan diberi bantuan dalam rangka menyiapkan lokasi wisata itu. Pihaknya juga langsung berbuat agar pasokan air bersih ke sejumlah toilet di lokasi itu berjalan lancar.

Lain halnya dengan penge-lolaan Pantai Liang seakan ti-dak terlihat. Tidak ada kedai yang layak. Padahal sekitar 50 warga Desa Liang dan pedagang buah musiman biasanya beraktivitas di sana.(Was/M-1)

LAGU-LAGU lokal yang diiringi alat musik ukulele terde-ngar syahdu di sudut-

sudut Kota Ambon, Maluku. Kota Ambon memang identik dengan musik. Namun, Ambon juga memiliki pantai-pantai nan sungguh indah.

Tapi, pernahkan Anda men-dengar Pantai Natsepa di Ka-bupaten Maluku Tengah, Pan-tai Liang, Pantai Namalatu?

Sayang, objek wisata yang selalu dicari orang itu masih harus dipoles besar-besar-an agar nyaman dikunjungi wisatawan.

Pantai Natsepa yang terletak sekitar 17 kilometer dari ti-mur Kota Ambon itu berpasir putih bersih dan bertipe kering. Jernihnya air laut yang ber-warna kebiru-biruan bisa me-manjakan mata untuk melihat aneka ragam ikan berwarna-warni yang berenang di koral dan batu karang.

Dasar pantai yang cenderung landai dan deburan ombak yang kuat sangat cocok untuk berselancar. Bila musim timur atau musim hujan tiba, om-baknya lumayan besar.

Namun, ombak besar itu tidak membuat anak-anak yang tinggal di sekitar Pan-tai Natsepa urung berenang. Siang itu, sekitar enam anak bermain ‘ala surfing’. Papan surfi ng mereka terbuat dari se-jumlah batang kayu yang diikat mirip rakit berbentuk papan. Saat ombak besar datang, me-reka pun tengkurap di papan dan meluncur mengikuti arus. Tampak kegembiraan di wajah mereka.

Hari itu Selasa (3/8), tepat-nya seusai acara peresmian puncak Sail Banda 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yu-dhoyono di Pelabuhan Yos Sudarso, Kota Ambon, cukup meriah.

Berbeda suasananya dengan di Pantai Natsepa yang sepi. ”Biasanya pengunjung ramai di akhir pekan, dari Jumat sampai Minggu. Kalau hari ini seperti sekarang sepi wisatawan,” ujar San Hatu, penjaga loket masuk Pantai Natsepa.

Di akhir pekan, pengunjung bisa mencapai 600 hingga 800 orang per hari. Bahkan, Igo alias Elicohen C Pentury, sang jawara Indonesia Idol 2010, be-berapa kali terlihat menikmati Natsepa.

DikagumiSiang itu juga, terlihat 10

turis dari China yang turun dari sebuah bus pariwisata. Terlihat mereka asyik berfoto ria dengan latar belakang pa-norama pantai.

Mereka juga mencicipi ke-lapa muda yang menjadi jualan andalan di sana. Kelihatannya mereka sangat menikmati pa-norama alam Natsepa dengan

berjalan menyusuri pantai. Menurut staf Dinas Pariwisata Ambon, mereka adalah calon investor dari China yang me-ninjau Pantai Liang yang lama perjalanannya memakan waktu 20 menit dari Natsepa.

Menurut rencana, malam itu, delegasi tersebut bertemu de-ngan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu untuk me-nandatangani perjanjian kerja sama di bidang pariwisata, pertanian, dan perikanan.

Di bidang pariwisata, me-reka tertarik membangun re-sor lengkap dengan kegiatan snorkeling dan jet ski. Pantai Natsepa dan Liang menjadi incaran mereka. “Pantainya masih sangat alami, belum tersentuh, dan cantik. Beda dengan pantai lain yang sudah terlalu banyak dikunjungi o-rang,” tutur staf tersebut.

Sebenarnya keindahan pan-tai-pantai di Ambon tersebut sudah pernah disurvei lembaga

internasional. Hasil penelitian badan PBB yang mengurusi pembangunan global, UNDP, pada 1990 menetapkan pantai di Ambon menduduki rang-king paling top di Indonesia.

Bagi penggemar diving atau penyelaman, keindahan ba-wah laut Pantai Liang sung-guh memesona. Utamanya, di lokasi sekitar 50 meter dari tepi pantai.

Sejatinya, dulu pernah ada investor Jepang yang berminat untuk investasi. Sayang, ada-nya perebutan hak milik tanah antarwarga menjadi penyebab hengkangnya investor.

Bedanya dengan Natsepa, pasir pantai Liang agak kasar karena terdapat pecahan batu karang. Namun, air pantainya sama-sama bersih. ”Kedua pan-tai masih jauh dari perkotaan,” ungkap seorang warga.(M-1)

[email protected]

.COM/mediatravelista/ Untuk informasi lengkap dunia travelista.

24 | Travelista MINGGU, 15 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

ANTARA/PRASETYO UTOMO

PERSIAPAN BERLAYAR: Sejumlah atlet layar bersiap melakukan latihan di Pantai Natsepa, Ambon, Maluku, Senin (26/7).

Pantai Ambon Rindu Belaian Investor

Berharap Tuah dari Sail Banda

Ibarat gadis yang aduhai, pantai-pantai di Ambon masih malu-malu untuk dikunjungi dan menyembunyikan kecantikan mereka.

Wisnu Arto Subari

BERSIH: Pemandangan Pantai Liang yang bersih. Pantai ini masih alami karena belum banyak wisatawan yang datang.

COMMONS.WIKIMEDIA.ORG

SETELAH mengetahui kondisi kedua pantai yang belum dipoles investor, tentu kita akan membayangkan betapa ter-batasnya fasilitas umum di sana. Namun, itu bukan pengha-lang berwisata ke Ambon, bukan? Biar agak nyaman, berikut tips yang perlu diperhatikan.

1Hotel sangat terbatas, terutama yang dekat pantai. Na-mun, kalau sekadar pondok penginapan ada di sekitar

lokasi. Untuk hotel berbintang setidaknya ada tiga yang layak dipertimbangkan, yakni Hotel Amans, Aston Natsepa, dan Swiss Belhotel.

2Pengunjung bisa memesan permainan kepada pengelola pantai. Contohnya, permainan bambu gila. Permainan

khas Maluku itu terkait dengan kekuatan supranatural yang bisa membuat bambu menjadi berat bagi pembawanya.

3Jangan berenang terlalu ke tengah saat musim angin barat atau hujan. Pada musim itu, ombaknya cukup besar.

4Bawa perlengkapan seperlunya, terutama kamera untuk mengabadikan keindahan pantai-pantai di Ambon yang

tiada duanya.

Secara bertahap, kami menambah kedai untuk bisa dimanfaatkan wisatawan. Tahun ini akan ada 26 kedai.” Amina K Lestaluhu Kanit Pelaksana Teknis Dinas Budpar Maluku Tengah

Tips ke Pantai Ambon