Mind Mapping Pasien Dengan Syndrom Guillain
description
Transcript of Mind Mapping Pasien Dengan Syndrom Guillain
MIND MAPPING PASIEN DENGAN SYNDROM GUILLAIN-BARRE PADA Ny. Y DI RUANG GEULIMA 1 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
Ny. Y42 Tahun
RPK: keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memilki riwayat penyakit yang sama
RPD: keluarga mengatakan pasien tidak mengalami penyakit hipertensi, Diabetes mellitus
ISPA, infeksi gastrointestinal, dan faktor predisposisi lain: vaksinasi, tindakan bedah saraf
Selaput myelin hilang akibat dari respon alergi, respon autoimun, hipoksemia, toksik kimia, dan insufisiensi
vaskuler
Proses
Konduksi saltatori tidak terjadi dan tidak ada transmisi impuls
Gangguan fungsi saraf perifer dan kranial
Gangguan fungsi saraf cranial: III, IV, V, VI, VII, IX, dan X
Disfungsi otonomGangguan saraf perifer dan neuromuskuler
Parestesia (kesemutan, kebas) dan kelemahan otot kaki, yang dapat berkembang ke ekstremitas atas,
batang tubuh, dan otot wajah
Paralis lengkap, otot pernapasan terkena, mengakibatkan insufisiensi
pernapasanParalisis pada ocular wajah dan otot
orofaring, kesulitan berbicara,
Kurang bereaksinya system saraf simpatis
dan parasimpatis, perubahan sensori
Pemeriksaan saraf cranial:N.I: dalam batas normal (dbn)N. II: dbnN. III, IV, VI: dbnN. V: dbnN.VII: rasa baal di wajahN.VIII: dbnN.IX dan X: dbnN. XI: dbnN. XII: dbn
Pemeriksaan laboratorium tanggal 12/4/2011:Hb: 10,5 gr/dlLeukosit: 10,5 x 103 /UILED: 25 mm/jamTrombosit: 95 x 103 /UIHt: 27%Bilirubin tot: 0,63 mg/dlBilirubin direct: 0,39 mg/dlSGOT: 24 /UISGPT: 9Protein tot: 6,2 gr/dlAlbumin: 3,5 gr/dlGlobulin: 2,7 gr/dlKreatinin darah: 0,8 mg/dlUreum darah: 28 mg/dlAs. Urat darah: 3,9 mg/dlTot. Kolesterol: 159 mg/dlGula darah puasa: 95 mg/dl
Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan
Kelemahan fisik umum, paralisis otot wajah
Risiko tinggi gagal pernapasan (ARDS), penurunan kemampuan batuk, peningkatan sekresi mukus
Gangguan frekuensi jantung dan ritme,
perubahan tekanan darah (hipertensi transient,
hipotensi ortostatik), dan gangguan vasomotorRisiko tinggi defisit
cairan tubuh
Penurunan tonus otot seluruh tubuh, perubahan
estetika wajah
Gangguan pemenuhan ADL
Gangguan konsep diri (gambaran diri)
Ketidakefektifan pola napas
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Penurunan curah jantung ke otak dan jantung
Risiko tinggi penurunan perfusi
perifer
Gagal fungsi pernapasan
Koma
Kematian
Sekresi mucus masuk lebih ke bawah jalan
napas
Risiko tinggi infeksi saluran napas bawah dan parenkim paru
Pneumonia
Gawat kardiovaskuler
Prognosis penyakit kurang baik
Kecemasan keluarga
Penurunan curah jantung ke ginjal
Penurunan filtrasi glomerulus
Anuria
Gagal ginjal akut
RPS: pasien datang ke RSUDZA kiriman dari ahli saraf RSUD Pidie pada tanggal 1 April 2011. Pasien mengeluh kelemahan di kedua tangan dan kaki sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan mulai dari kaki hingga ke tangan. Sesak napas (-), terasa berat saat tarik napas (+). Riwayat demam (-), nyeri sendi (-). TD: 120/80 mmHg, N: 76 x/i, RR: 21 x/i, T: 36,80C. Kekuatan otot ekstremitas atas 4444/4444, ekstremitas bawah 2222/2222. Refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-). RCL (+/+),RCTL (+/+).
Disability:GCS: Compos Mentis, kelemahan ekstremitas atas dan bawah.
Risiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari
Kerusakan mobilitas fisik
Dx1: Risiko tinggi deficit cairan tubuh b/d tidak adekuat pemasukan cairan
Dx2: Risiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak adekuatnya intake nutrisi, mual, anoreksia
Dx3: gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot
Dx4: Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan fisik umum
Tujuan: pemenuhan cairan adekuat
Kriteria Hasil: menunjukkan keseimbangan cairan, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, TTV stabil.
Tujuan: pemenuhan nutrisi adekuat
Kriteria Hasil: menunjukkan BB stabil, tak ada tanda malnutrisi
Tujuan: mobilitas klien meningkat atau teradaptasi.
Kriteria Hasil: peningkatan kemampuan dan kekuatan otot
Tujuan: ADL terpenuhi
Kriteria Hasil: klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri sesuai dengan kemampuannya
Intervensi:a. Kaji perubahan TTVb. Kaji turgor kulit, kelembaban
membran mukosa (bibir, lidah)
c. Catat laporan mual/muntahd. Tekankan cairan sedikitnya
2500 ml/harie. Kolaborasi: IVFD asering 20
tts/menit
Intervensi:a. Kaji kemampuan mengunyah,
menelan, batuk.b. Auskultasi bising usus, evaluasi
adanya distensi abdomenc. Catat masukan kalori setiap harid. Anjurkan untuk makan sedikit
tapi seringe. Anjurkan keluarga untuk
berpartisipasi pada waktu makanf. Timbang berat badan setiap harig. Kolaborasi: berikan diet tinggi
kalori tinggi protein
Intervensi:a. Kaji kekuatan otot secara
fungsional dengan menggunakan skala 0-5.
b. Berikan posisi pasien yang menimbulkan rasa nyaman. Lakukan perubahan posisi dengan jadwal yang teratur tiap 2 jam.
c. Lakukan latihan rentang gerak pasif.
d. Anjurkan untuk melakukan latihan yang terus dikembangkan dan bergantung pada toleransi secara
Intervensi:a. Tentukan kemampuan dan
tingkat kekurangan dalam melakukan ADL
b. Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri bantuan dengan sikap sungguh
c. Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan
d. Berikan umpan positif untuk setiap usaha yang dilakukannya.
Implementasi:a. Mengukur TTVb. Melihat turgor kulit,
kelembaban membran mukosa (bibir, lidah).
c. Mencatat laporan mual/muntah
d. Menganjurkan klien untuk minum ± 2500 ml/hari
e. Kolaborasi: memberikan
Implementasi:a. Melakukan pemeriksaan
kemampuan mengunyah, menelan, batuk klien
b. Mendengarkan suara bising ususc. Mencatat masukan kalori klien
setiap harid. Menganjurkan klien untuk makan
sedikit tapi seringe. Menganjurkan keluarga klien
untuk berpartisipasi pada waktu makan.
f. Kolaborasi: memberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein
Implementasi:a. Melakukan pemeriksaan
kekuatan otot setiap harib. Mengatur posisi klien dengan
nyaman, melakukan perubahan posisi
c. Melakukan latihan rentang gerak pasif
d. Menganjurkan untuk melakukan latihan yang terus dilakukan seperti duduk di sisi tempat tidur dengan sokongan, meletakkan kaki di lantai, latihan berdiri dan
Implemnetasi:a. Menentukan tingkat
ketergantungan klien: mandiri (0), dengan bantuan minimal(1) dengan bantuan sebagian (2), dengan bantuan peralatan khusus (3), ketergantungan sepenuhnya pada tenaga kesehatan (4).
b. Memotivasi klien untuk tetap beraktivitas
c. Membantu klien sesuai kebutuhan
d. Memberikan reward untuk setiap keberhasilan yang
Evaluasi tgl 25 April 2011 pukul 15.30:S: klien mengeluhkan mual,
pusingO: TD: 110/70 mmHg N: 84 x/menit RR: 36 x/menit T: 39 0CA: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan IntervensiI: - Pantau TTV
- Anjurkan klien untuk banyak minum
- Kompres air hangat- Kolaborasi: pemberian obat
paracetamol
Evaluasi tgl 25 April 2011 pukul 15.30: S: klien mengatakan tidak nafsu
makan dan mualO: pasien hanya makan 2 sendok
makan. Bising usus 5 x/ 10menit.A: Masalah belum teratasiP: lanjutkan IntervensiI: - Anjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
Evaluasi tgl 25 April 2011 pukul 15.30:S: klien mengatakan susah
untuk bergerakO: k/u: lemah Kekuatan otot ekstremitas
atas 4444/2222 Kekuatan otot ekstremitas
bawah 4444/2222A: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan IntervensiI: Lakukan latihan rentang gerak
pasif
Evaluasi tgl 25 April 2011 pukul 15.30:S: klien mengatakan susah
untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari
O: k/u: lemah Tingkat ketergantungan: 2A: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan intervensiI: Bantu klien dalam
melakukan ADL
Evaluasi tgl 26 April 2011 pukul 15.00:S: klien mengeluhkan mual,
pusingO: TD: 100/70 mmHg N: 88 x/menit RR: 36 x/menit T: 39 0CA: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan IntervensiI: - Pantau TTV
- Anjurkan klien untuk banyak minum
- Kompres air hangat- Kolaborasi: pemberian obat
paracetamol
Evaluasi tgl 26 April 2011 pukul 15.00: S: klien mengatakan tidak nafsu
makan dan mualO: pasien hanya makan 2 sendok
makan. Bising usus 5 x/ 10menit.A: Masalah belum teratasiP: lanjutkan IntervensiI: - Anjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
Evaluasi tgl 26 April 2011 pukul 15.00:S: klien mengatakan susah
untuk bergerakO: k/u: lemah Kekuatan otot ekstremitas
atas 4444/2222 Kekuatan otot ekstremitas
bawah 4444/2222A: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan IntervensiI: Lakukan latihan rentang gerak
pasif
Evaluasi tgl 26 April 2011 pukul 15.00:S: klien mengatakan susah
untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari
O: k/u: lemah Tingkat ketergantungan: 2A: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan intervensiI: Bantu klien dalam
melakukan ADL
Evaluasi tgl 27 April 2011 pukul 15.00:S: klien mengeluhkan mual,
pusing berkurangO: TD: 110/70 mmHg N: 86 x/menit RR: 40 x/menit T: 39,6 0CA: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan IntervensiI: - Pantau TTV
- Anjurkan klien untuk banyak minum
- Kompres air hangat- Kolaborasi: pemberian obat
paracetamol
Evaluasi tgl 27 April 2011 pukul 15.00: S: klien mengatakan tidak nafsu
makan dan mualO: pasien hanya makan 2 sendok
makan. Bising usus 5 x/ 10menit.A: Masalah belum teratasiP: lanjutkan IntervensiI: - Anjurkan klien untuk makan
sedikit tapi sering
Evaluasi tgl 27 April 2011 pukul 15.00:S: klien mengatakan susah
untuk bergerakO: k/u: lemah Kekuatan otot ekstremitas
atas 4444/3333 Kekuatan otot ekstremitas
bawah 4444/3333A: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan IntervensiI: Lakukan latihan rentang gerak
pasif
Evaluasi tgl 27 April 2011 pukul 15.00:S: klien mengatakan susah
untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari
O: k/u: lemah Tingkat ketergantungan: 2A: Masalah belum teratasiP: Lanjutkan intervensiI: Bantu klien dalam
melakukan ADL
Keterangan:
: Patofisiologi
: Pengkajian primer
: Pengkajian sekunder
: Diangnosa keperawatan yang dilakukan intervensi
: Diagnosa keperawatan yang tidak dilakukan intervensi
: Tujuan dan Kriteria Hasil
: Intervensi
: Implementasi
: Evaluasi
By: Cut Keumala Hayati, S. Kep 0607101020031