Milk
-
Upload
dianaists -
Category
Entertainment & Humor
-
view
568 -
download
2
Transcript of Milk
Diana Sari
MKT 11-3C / 2007110153
Psychology of Communication
Milk
Film “Milk” bercerita tentang perjuangan dan kehidupan pribadi seorang Harvey Milk. Harvey
Milk adalah seorang pria cerdas berkharisma yang mempunyai kelainan orientasi seksual. Ia
adalah seorang homoseksual atau yang lebih dikenal dengan sebutan gay. Dulu gay merupakan
kaum minor yang hak-haknya dinomorduakan atau bahkan diabaikan oleh negara. Kaum gay
juga seringkali dianiaya dan dibunuh. Tidak ada satupun orang yang peduli akan nasib kalangan
gay kala itu. Melihat kondisi yang seperti ini, Milk merasa tergugah untuk memperjuangkan
kedudukan dan persamaan hak kaum gay. Milk berhasil memperjuangkan kaumnya dengan
menjadi politikus homoseksual pertama meskipun pada akhirnya ia harus dibunuh oleh
saingannya yang bernama Dan White.
Secara umum, Harvey Milk mempunyai karakter pemberani, berkarisma, cerdas, pantang
menyerah dan juga setia pada pasangannya. Keberanian dan kecerdasan Milk dapat dilihat dari
kefasihannya serta kepiawaiannya berpidato saat memperjuangkan kaum gay agar dapat diterima
oleh masyarakat. Ia tidak takut melawan orang-orang yang menentangnya. Milk juga mempunyai
sikap yang pantang menyerah. Sikap pantang menyerah Milk ditunjukkan melalui kegigihannya
dalam berusaha ketika ia kalah saat kampanye pemilihan dewan supervisor. Meskipun kalah, ia
tidak putus asa dan tetap maju sehingga pada akhirnya ia pun mampu mengukuhkan dirinya
1
menjadi supervisor. Harvey Milk mempunyai karakter yang positif terlepas dari
ketidaksempurnaannya.
Dalam film diceritakan bahwa Milk mempunyai pasangan yang notabene berjenis kelamin pria
bernama Scott Smith. Pada awalnya, Scott terlihat setia dan mendukung apa yang dilakukan oleh
Milk, meskipun pada akhirnya Scott meninggalkan Milk untuk orang lain. Karakter Scott tidak
segigih Milk, Scott cenderung mudah putus asa. Ia pergi meninggalkan Milk. Mungkin hal ini
dikarenakan kesibukan Milk dalam memperjuangkan kaum gay.
Terkait dengan teknik komunikasi, kita dapat menemukan komunikasi verbal dan non verbal
dengan cukup mudah dalam film ini. Komunikasi verbal dalam film ini dapat dilihat ketika Milk
berkomunikasi dengan tokoh-tokoh lain, berpidato (media oral) dan juga ketika Milk
mempublikasikan keinginannya dalam memperjuangkan kaum gay pada media untuk
memperoleh simpati serta dukungan publik (media tertulis). Dalam film ini media tertulis yang
dipakai adalah koran. Komunikasi non verbal turut mendukung komunikasi verbal dalam film
ini. Komunikasi non verbal dapat dilihat melalui gaya berpakaian, gaya mendengarkan, dan
bahasa tubuh. Sebagai orang yang intelek, Milk berpakaian formal dan necis dengan rambut
yang tertata rapi. Gaya berpakaian Milk serasi dengan image seorang politikus yang coba ia
angkat. Milk juga merupakan sosok pendengar yang baik. Hal ini terlihat dalam satu adegan di
mana Milk menerima panggilan telepon dari seorang pria homoseksual yang tidak dapat
berjalan. Dari ekspresi wajahnya, dapat disimpulkan bahwa Milk benar-benar mengerti apa yang
dibicarakan oleh orang tersebut dan mampu merasakan perasaan serta mengonsentrasikan
seluruh perhatiannya pada orang tersebut. Sehubungan dengan bahasa tubuh, bahasa tubuh Milk
2
mampu menunjukkan bahwa ia orang yang cerdas dan berkarisma namun di lain pihak bahasa
tubuh Milk juga menunjukkan kelainan orientasi seksualnya. Gerakan dan intonasi bicara Milk
terkesan gemulai dan menunjukkan kefemininitas. Sisi feminin Milk juga terlihat melalui
kelihaian Milk saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak.
3