mikvir 2
-
Upload
wilujeng-sulistyorini -
Category
Documents
-
view
13 -
download
3
description
Transcript of mikvir 2
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI VIROLOGI
“Perhitungan Jumlah Bakteri dengan
Metode Most Probable Number (MPN)”
Dosen Pengampu :
Ganet Eko Pramukantoro, M.Si., Apt.
Teori : EAnggota : Wilujeng Sulistyorini (191338 A)
Fitri Jaya Santi (191338 A) Wahyu Purwanjani (191338 A)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2015
I. Judul
Perhitungan Jumlah Bakteri dengan Metode Most Probable Number (MPN)
II. Tujuan
Melakukan perhitungan jumlah bakteri secara tidak langsung dengan metode
MPN menggunakan media kultur tertentu.
Memahami prinsip perhitungan jumlah bakteri metode MPN.
Mengetahui ada tidaknya pertumbuhan bakteri coliform pada sampel.
III. Dasar Teori
Pertumbuhan secara umum dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur
semua komponen didalam sel hidup. Perbanyakan sel adalah konsekuensi pertumbuhan-
pertumbuhan makhluk hidup dapat juga ditinjau dari dua sudut, yakni pertumbuhan sel dan
pertumbuhan koloni sebagai satu populasi. Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu (sel)
dapat berubah langsung menjadi pertumbuhan populasi, sehingga batas antara pertumbuhan
sel pertumbuhan populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi,
kadang-kadang karena telah cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan dibedakan. Umur
sel jasad renik ditentukan segera setelah proses pembelahan sel selesai, sedangkan umur
kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi ukuran sel tergantung dari kecepatan
pertumbuhannya (Dwidjoseputro, 1994).
Air tanah mengandung zat-zat organik maupun zat-zat anorganik dan oleh karena itu
merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme yang autotrof
merupakan penghuni pertama dia dalam air yang mengandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang
mati merupakan bahan organik yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme-
mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur turut menentukan populasi mikroorganisme
dalam air. Temperatur sekitar 30°C atau lebih sedikit baik sekali bagi kehidupan bakteri
pathogen yang berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari, terutama sinar
ultraugunya, memang dapat mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke
dalam air tidak seberapa. Contohnya bakteri golongan Coliform yang merupakan bakteri
yang dapat hidup hanya pada usus hewan mammalia termasuk manusia. Penyebaran kotoran
baik manusia dan hewan yang tidak terkontrol dalam lingkungan perairan dapat
menyebabkan lingkungan perairan tercemar oleh bakteri ini (Dwidjoseputro, 1994).
Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah dievaluasi untuk menentukan sesuai
tidaknya untuk digunakan sebagai mikroorganisme indikator. Diantara organisme-organisme
yang dipelajari yang hampir memenuhi semua persyaratan sebagai mikroorganisme indikator
yang ideal yaitu bakteri golongan Coliform terutama Escherichia coli, bakteri tersebut
dianggap sebagai indikator polusi tinja yang dapat diandalkan. Escherichia coli merupakan
penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Pada umumnya
tidak patogenik. Anggota lainnya kelompok Coliform adalah Klebsiella pneumoniae yang
tersebar luas dialam. Terdapat ditanah air, padi-padian, dan juga pada saluran pencernaan
manusia dan hewan. Enterobacter aerogenes, sejenis bakteri Coliform yang terdapat pada
saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas, juga terdapat di tanah, air dan
produk-produk diari. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai dicirikan sebagai
bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik
fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48
jam pada suhu 35°C (Hastowo, 1992).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai
macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung jumlah
mikroorganisme. Akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung dan secara
tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan
membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung
hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja
(viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri
(total plate count atau TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil
atau terdekat (metode MPN), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Hastowo,
1992).
Ada tiga dasar untuk mendeteksi keberadaan bakteri golongan Coliform dalam air,
yaitu dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Uji Penduga (Presumtive Test)
Didalam medium cair tersebut lebih dulu di letakan tabung durham dalam
posisi terbalik. Jika dalam waktu 48 jam tabung-tabung durham mengandung gas,
dinyatakan positif. Sebaliknya jika setelah 48 jam tidak ada gas, dinyatakan negatif,
ini berarti air umum untuk diminum.
2. Uji Lanjutan (Confirmed Test)
Uji ini dilakukan untuk menegaskan bahwa gas yang terbentuk disebabkan
oleh bakteri Coliform dan bukan disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies
sehingga menghasilkan gas, untuk uji penegas dilakukan dengan BGLB yang
diinokulasi dengan satu ose media BGLB yang diinokulasi dengan satu ose media
yang memperlihatkan hasil positif pada uji duga kaldu yang BGLB diinkubasi pada
suhu 35C selama 24-48 jam.
3. Uji Pelengkap (Complete Test)
Uji ini dilakukan untuk memproses inokulasi dari suatu koloni terpencil pada
cawan petri tersebut. Inokulum dimasukan kedalam medium cair yang mengandung
laktosa, dan dari inokulum tersebut juga dibuat gesekan pada agar-agar miring. Jika
kemudian timbul gas dalam cairan laktosa, lagi pula pada agar-agar miring ditentukan
basil-basil gram negatif yang berspora, maka ada golongan bakteri koloni dalam
contoh air semula (Dwidjoseputro, 1994).
Dalam metode MPN, pengenceran sampel harus lebih tinggi dari pada hitungan
cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan dengan
larutanhasil pengenceran tersebut mengandung jasad renik, beberapa tabung mungkin
mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung yang lain tidak mengandung sel sama
sekali. Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa
tabung, yang dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif. Metode
MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam sampel yang berbentuk
cair, meskipun dapat juga digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam sampel yang
berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang berbentuk padat dengan
terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut. Kelompok jasad renik yang
dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang digunakan
untuk pertumbuhan (Lay, 1992).
Lebih lanjut mengenai metode MPN, dari setiap pengenceran masing-masing
dimasukan 1 ml kedalam tabung reaksi yang berisi medium, dimana untuk setiap
pengenceran digunakan 3 atau 5 seri tabung. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu,
dihitung jumlah tabung yang positif. Kriteria tabung positif atau tidak ditandai dengan
timbulnya kekeruhan atau gas pada tabung durham. Misalnya, pada pengenceran pertama 3
tabung menghasilkan pertumbuhan positif, pada pengenceran kedua tabung positif. Pada
pengenceran ketiga 1 tabung positif, dan pengenceran terakhir tidak ada tabung yang positif,
kombinasi menjadi 3,2,1,0 dan jika diambil 3 pengenceran pertama kombinasinya menjadi
3,2,1. Angka kommbinasi ini kemudian dicocokan dengan tabel MPN, kemudian nilai MPN
sampel dapat dihitung (Lay, 1992).
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari 3 seri tabung berbeda
dengan tabel untuk 5 seri tabung berbeda dengan tabel untuk 5 seri tabung. Kombinasi dipilih
dimulai dari pengenceran tertinggi yang masih menghasilkan semua tabung gas yang negatif,
kombinasi yang diambil dari 3 pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat dan
seterusnya masih ditemukan tabung yang positif tersebut ditambahkan pada angka
kombinasi ketiga mencapai jumlah maksimum. Metode MPN dapat digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba tertentu yang terdapat diantara campuran campuran mikroba
lain. Misalnya, jika digunakan medium kaldu laktosa, ditunjukan dengan terbentuknya gas
dalam tabung durham. Cara ini dapat digunakan untuk menentukan MPN kelompok bakteri
Coliform, termasuk juga bakteri-bakteri yang dapat memfermentasikan laktosa (Lay, 1992).
MPN dengan menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi. Perhitungan MPN
berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif yakni yang ditumbuhi oleh mikroba
setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat
dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung
durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik yang membentuk gas.
Untuk setiap pengenceran pada umumnya dengan menggunakan 3 atau 5 seri tabung. Lebih
banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas
(tabung reaksi) yang digunakan juga lebih banyak (Irianto, 2006).
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel tingkat tertentu sehingga
didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas atau sesuai dan jika ditanam dalam tabung
menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif. Semakin besar jumlah sampel yang di
masukan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin rendah tabung positif
yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukan (semakin tinggi pengenceran
yang dilakukan) maka semakin jarang tabung positif yang muncul. Jumlah sampel atau
pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif yang dihasilkan sangat
memepengaruhi metode ini. Frekuensi positif atau negatif ini menggambarkan konsentrasi
mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan. Asumsi yang diterapkan dalam metode
MPN yaitu bakteri terdistribusi sempurna dalam sampel, sel bakteri terpisah-pisah secara
individual, tidak dalam bentuk rantai atau kumpulan (bakteri Coliform termasuk E.coli
terpisah sempurna tiap selnya dan termasuk rantai, media yang dipilih telah sesuai dengan
untuk pertumbuhan bakteri target dalam suhu dan waktu inkubasi tertentu sehingga minimal
1 sel hidup mampu menghasilkan tabung positif selama masa inkubasi tersebut, jumlah yang
didapatkan menggambarkan bakteri yang hidup. Sel yang terkena dan tidak mampu
menghasilkan tabung positif tidak terdeteksi (Hadioetomo, 1993).
IV. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Pembakar bunsen - Spirtus
- Korek - Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)
- Tabung reaksi - Media Endo Agar (EA)
- Tabung durham - Media Lactose Broth (LB)
- Pipet ukur - Sampel (air ledeng)
- Pipet pump - Tabel MPN (tabel Jenkins)
- Inkubator
V. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyiapkan tiga seri tabung reaksi yang masing-masing terdiri dari tiga
tabung reaksi yang didalamnya berisi media LB dan tabung durham, dimana
perlakuan ini masuk dalam uji penduga.
a. Seri pertama untuk 10 cc sampel,
b. Seri kedua untuk 1 cc sampel,
c. Seri ketiga untuk 0.1 cc sampel.
3. Memipet masing-masing 10 cc sampel, kemudian dimasukkan ke tiga tabung
reaksi seri pertama.
4. Memipet masing-masing 1 cc sampel, kemudian dimasukkan ke tiga tabung
reaksi seri kedua.
5. Memipet masing-masing 0.1 cc sampel, kemudian dimasukkan ke tiga tabung
reaksi seri ketiga.
6. Setelah selesai memasukkan semua sampel, kemudian diinkubasi pada suhu
37C ± selama 24 jam.
7. Setelah diinkubasi, mengamati tabung reaksi. Hasil yang positif ditandai
dengan keruhnya media dan adanya gas pada tabung durham.
8. Tabung reaksi yang positif dilanjutkan ke tahap yang kedua yaitu uji penguat.
9. Langkah selanjutnya yaitu dengan mengambil 1-2 ose dari tabung reaksi yang
positif lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi media BGLB dan
tabung durham.
10. Kemudian diinkubasi pada suhu 37C ± selama 24 jam.
11. Setelah diinkubasi, mengamati tabung reaksi. Hasil yang positif ditandai
dengan keruhnya media dan adanya gas pada tabung durham.
12. Tabung reaksi yang positif dilanjutkan ke tahap yang ketiga yaitu uji
pelengkap.
13. Langkah selanjutnya yaitu dengan mengambil 1-2 ose dari tabung reaksi yang
positif lalu digoreskan atau diratakan ke permukaan media EA.
14. Kemudian diinkubasi pada suhu 37C ± selama 24 jam.
15. Setelah diinkubasi, mengamati tabung reaksi. Hasil yang positif ditandai
dengan terbentuknya koloni dengan kilat logam.
16. Kemudian hasil yang diperoleh dicocokkan pada tabel MPN.
VI. Hasil Pengamatan
Sampel Pengenceran Jumlah tabung positifMPN
count/ml
Air ledeng
100 0 3 MPN
count/ml10-1 0
10-2 0
Sampel 10 cc Sampel 1 cc
Sampel 0.1 cc
VII. Pembahasan
Pada praktikum perhitungan jumlah bakteri kali ini menggunakan metode MPN.
Metode MPN (Most Probable Number) adalah metode yang digunakan untuk menghitung
koliform di dalam air dengan menggunakan pengujian fermentasi dalam tabung. Metode ini
terdiri dari tiga tahap, yaitu uji penduga (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan
uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan bakteri coliform
masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif bakteri coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain Coliform
juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran
adanya bakteri coliform dengan bantuan medium selektif differensial. Uji kelengkapan
kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri bakteri coliform yang merupakan gram negatif,
berbentuk batang, dan tidak berspora.
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu
sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai dan jika ditanam dalam tabung
menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif. Semakin besar jumlah sampel yang
akan dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering tabung
positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin tinggi
pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung positif yang muncul. Jumlah
sampel/pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif. Semua tabung
positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan probabilitas sel yang terambil oleh pipet
saat memasukkannya ke dalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi
metode ini.
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit
tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel.
Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri.
Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai
MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan
setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air
tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN
terendah dan nilai MPN tertinggi. Kelebihan dari metode MPN ini adalah waktu yang
dibutuhkan sangat sedikit atau sangat singkat, sedangkan kekurangan dari metode MPN yaitu
hasil yang diperoleh terkadang tidak begitu akurat.
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.
Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh
lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
coliform adalah Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator
kualitas air. Makin sedikit kandungan bakteri coliform, artinya kualitas air semakin baik.
Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin
kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya
untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja
manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme
yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri coliform (Esherichia coli), Enterococcus faecalis,
Clostridium sp. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah Esherichia coli.
Uji Penduga (Presumptive test)
Uji penduga dilakukan dengan cara menginokulasikan sampel air ke dalam tabung
yang berisi medium LB dan tabung durham. Volume dari sampel air yang digunakan masing-
masing 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml dilakukan pada 3 tabung, sehingga seluruh tabung berjumlah 9
buah. Semua tabung diikubasi pada suhu 37C selama ± 24 jam. Hasil positif dapat diketahui
dengan terbentuknya gas atau gelembung yang terdapat pada tabung durham dan keruhnya
media pada taung reaksi. Fungsi dari tabung durham adalah untuk mengetahui terbentuknya
gas gelembung atau untuk menangkap gas yang ditimbulkan akibat adanya fermentasi laktosa
menjadi asam dan gas.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada sampel yang volumenya 10 ml, 1 ml dan
0,1 terdapat 9 buah tabung yang hasilnya semua negatif. Dari masing-masing perlakuan yang
sudah diketahui hasilnya maka dapat diperoleh MPN-nya dengan cara melihat tabel MPN
yang ada dibuku petunjuk praktikum. MPN yang diperoleh dari hasil perhitungan diperoleh
hasil kurang dari 3. Jumlah bakteri coliform dalam sampel diperoleh hasil kurang dari 3 per
100 ml sampel.
Uji Penguat (Confirmed Test)
Uji penguat dilakukan dengan menginokulasikan satu sampai dua ose biakan dari
tabung yang memberikan hasil uji positif ke media BGLB. Media BGLB merupakan media
yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermen dengan media. Warna ini
berasal dari adanya bakteri coliform yang bereaksi dengan BGLB. E.Coli merupakan bakteri
fermentasi, seringkali menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang
menfermentasi dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah muda. Brilliant
Green Lactose Broth terbuat dari peptone 10 g, lactose 10 g, oxgall 20 g, brilliant green
0.0133 g, dan aquades 1 liter. Lalu tabung yang berisi media dan biakan tersebut diinkubasi
pada suhu 37C selama ± 24 jam, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi dan gas
yang terbentuk.
Uji Pelengkap (Completed Test)
Uji pelengkap dilakukan apabila terdapat hasil positif dari uji penguat, yaitu terdapat
koloni bakteri yang berwarna hijau metalik pada media BGLB. Uji bakteri coliform yang
terakhir adalah uji pelengkap yang bertujuan untuk memastikan adanya coliform dalam air.
Uji pelengkap ini dilakukan dengan cara menggoreskan ose ke permukaaan media EA.
Biakan yang diinokulasikan ke dalam media EA selanjutnya diinkubasi pada suhu 37C
selama ± 24 jam. Kemudian mengamati hasil yang diperoleh dimana akan terbentuk koloni
denga kilat logam dan selanjutnya hasil yang diperoleh dicocokkan dengan tabel MPN.
Fungsi dari media EA adalah sebagai agen penyerap asetildehid yang merupakan komponen
utama reaksi pembentukan koloni tipikal. Media ini merupakan campuran dan basic fuchsin
laktosa agar dan juga sodium sulfit.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan dari hasil ketiga uji
diatas yaitu uji penduga, uji penguat dan uji pelengkap bahwa sampel yang dianalisis tidak
mengandung bakteri coliform yang ditandai dengan diperolehnya hasil yang negatif pada
hasil uji yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tabel MPN. Hal ini menunjukkan
bahwa air yang digunakan belum tercemar dan aman untuk dikonsumsi.
IX. Daftar Pustaka
Dwijoseputro, D. 1994. Dasar - dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Hastowo, Sugyo. 1992. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Rajawali Press
Lay, Bibiana. 1992. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Hadioetomo, RS. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.
Jakarta : Gramedia
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung :
Yrama Widya