Mikroskop
-
Upload
alitharachma -
Category
Documents
-
view
380 -
download
2
description
Transcript of Mikroskop
Mikroskop
Agung Ganjar Kurniawan
102010169
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Mikroskop adalah sebuah benda yang banyak digunakan oleh para peneliti untuk
meneliti dan mengamati benda-benda yang tidak tampak oleh mata. Mikroskop berasal dari
kata mikro yang berarti sangat kecil, dan scope yang berarti alat untuk melihat objek. Maka
segala sesuatu yang terlalu kecil untuk dilihat oleh mata disebut mikroskopis.
Dua nilai penting mikroskop adalah daya pembesaran dan penguraiannya, atau
resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan
dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra; yaitu jarak
minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik
terpisah.
Ada banyak jenis mikroskop dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda,
namun secara keseluruhan mekanisme kerja, cara penggunaan, dan bagian dari mikroskop
adalah sama. Objek yang biasa digunakan untuk diteliti adalah mikroorganisme yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang.
Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera
manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad
ke 17.
Mikroskop
Sejarah Mikroskop
Pertama kali diciptakan oleh Hans Lippershey dan Hans Jansen pada tahun 1590 di
Belanda. Penemuan ini disebut mikroskop oleh Giovanni Faber pada tahun 1625. Pada tahun
1689 semakin populer dengan penemuan sel darah merah pertama kali oleh ilmuwan
berkebangsaan belanda bernama Antonie Van Leeuwenhoek. Pemeliharaan mikroskop sangat
penting, karena mikroskop sangat berguna untuk pengamatan dan penelitiaan dalam
kehudupan manusia. Untuk dapat melakukan percobaan, karena tanpa mikroskop manusia
tidak dapat melakukan percobaan secara baik. Berdasarkan prinsip kerjanya, mikroskop dapat
di bedakan menjadi dua bagian, yaitu mikroskop optik dan mikroskop elektron. Mikroskop
optik lebih sering digunakan di sekolah-sekolah dan sebagian besar banyak dimiliki
laboratorium di Indonesia dalam mengembangkan teknologi dan penggunaan mikroskop
yang sangat berkembang pesat, karena mikroskop mampu memberikan penyinaran tersendiri
tanpa bantuan cermin datar dan cermin cekung. Untuk menciptakan hal yang tersebut telah
banyak dilakukan percobaan agar bagian tersebut dapat berkembang pesat dengan lebih
modern dan lebih canggih lagi, sehingga dalam penelitiaan manusia dapat melakukan hasil
yang lebih baik dan lebih detail lagi.
Ada beberapa jenis mikroskop yang dapat dipergunakan untuk mempelajari materi
biologi. Pada dasarnya mikroskop-mikroskop itu dapat digolongkan menurut jenis sumber
cahaya yang dipakai. Tentu yang paling banyak dipakai adalah mikroskop optic yang
menggunakan cahaya terlihat. Ada beberapa modifikasi tertentu, yaitu mikroskop polarisasi,
mikroskop kontras fase, mikroskop interferens dan mikroskop lapangan ( medan ) gelap.
Semua mikroskop yang menggunakan radiasi tak terlihat dan sinar ultraviolet serta
mikroskop electron, merupakan perkembangan yang lebih baru.
Manfaat setiap jenis mikroskop tidak hanya tergantung pada kemampuannya untuk
memperbesar, tetapi yang lebih penting adalah pada kemampuanya untuk memisahkan
bagian-bagian yang kecil. Melampaui batas-batas tertentu, pembesaran tidak menambah
rincian baru. Pembesaran yang bermanfaat dari suatu mikroskop cahaya biasa adalah kira-
kira 1500 kali. Daya pisah adalah suatu ukuran kapasitas suatu mikroskop untuk memisahkan
dengan jelas dua titik yang berdekatan. Diluar daya pisah suatu mikroskop, dua titik akan
tampak sebagai titik tunggal. Resolusi dengan sistem lensa dibatasi oleh panjang gelombang
cahaya dan aperture numeric atau kapasitas mengumpulkan cahaya dari lensa obyektif. Daya
pemisah suatu mikroskop cahaya yang baik adalah kira-kira 0,2 mikron atau micrometer.1
Perangkat dan Fungsi Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik
yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Berikut adalah bagian-bagian mikroskop
beserta fungsinya :
1. Lensa Okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi
untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
2. Lensa Objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini
membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh
revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
3. Tabung Mikroskop (Tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan
menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
4. Makrometer (Pemutar Kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan
tabung mikroskop secara cepat.
5. Mikrometer (Pemutar Halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada
makrometer.
6. Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya.
7. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung.
Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui
lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar
digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya
maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
8. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
9. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini
dapat putar dan di naik turunkan.
10. Meja Mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
11. Penjepit Kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar
tidak mudah bergeser.
12. Lengan Mikroskop, berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
13. Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
14. Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.2
Cara Kerja Mikroskop
Mikroskop mempunyai dua jenis lensa, yaitu lensa objektif yang dekat dengan objek
dan lensa okuler yang dekat dengan mata pengamat, dengan jarak fokus lensa okuler lebih
besar daripada jarak fokus lensa objektif (fok > fob). Dan keduanya terbentuk oleh lensa
cembung. Pembentukan bayangan pada mikroskop
Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara Fob dan 2 Fob (atau
fob<sob<2fob). Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif adalah I1, yang bersifat
nyata, terbalik, dan diperbesar. I1 ini dipandang sebagai benda oleh lensa okuler. Agar I1
diperbesar, maka I1 harus terletak di depan lensa okuler di antara titik optik O dan jarak fokus
okuler (fok). Jadi, lensa okuler berfungsi seperti lup. Bayangan akhir I2 yang dibentuk oleh
lensa okuler terletak di depan lensa okuler, bersifatmaya,diperbesar, dan terbalik terhadap
arah benda semula.
1. Perbesaran pada mikroskop
Perbesaran total mikroskop merupakan perkalian antara perbesaran linier objektif dan
perbesaran sudut lensa okuler. Secara matematis:
Keterangan:
Mtotal = perbesaran total mikroskop
Mob = perbesaran linier objektif
Mok = perbesaran sudut okuler
Karena lensa okuler berfungsi seperti lup, maka perbesaran sudut okuler sama dengan
perbesaran sudut okuler sama dengan perbesaran sudut lup, sehingga:3
Untuk mata tidak berakomodasi (Sok = fok, S’ok = - ~)
Untuk mata berakomodasi maksimum (S’ok = - Sn)
Mok = Sn + 1
f
Mok = Sn
f
Mtotal = Mob x Mok
a = n . sin i
Untuk berakomodasi pada jarak x (S’ = - x)
Untuk lensa objektif, perbesaran yang dialami benda adalah perbesaran linear
sehingga rumus perbesaran objektif (Mob) persis sama dengan rumus perbesaran linear lensa
tipis, yaitu:
Panjang mikroskop (d) sama dengan jarak antara lensa objektif dan lensa okuler
memenuhi persamaan (untuk mata berakomodasi maksimum):
Untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi, bayangan lensa objektif tepat di
titik fokus lensa okuler (Sok = Fok).
Selain perbesaran kemampuan dan cara kerja mikroskop yang lainnya adalah daya
pisah. Daya pisah merupakan kemampuan sebuah lensa untuk memisahkan dua buah titik
yang berdekatan. Daya pisah (resolving power) bergantung pada indeks bias, apertur
numerik, dan panjang gelombang.
Menurut Abbe, apertur numerik (a) merupakan hasil kali antara indeks bias dengan
setengah sudut buka (sin i) yang dibentuk oleh sinar yang melalui benda, berikut rumusnya:4
keterangan: a = apertur numerik
n = indeks bias
i = setengah sudut buka (kemampuan mata/alat optik untuk melihat ke kanan dan
ke kiri)
d = S’ob + Sok
Mob = h’ob = - s’ob
hob sob
Mok = Sn + Sn
f x
Besar daya pisah dapat dihitung dengan rumus:
z = λ
2a
Keterangan: z = daya pisah (jarak minimal dua titik masih terlihat dengan jelas)
λ = panjang gelombang
a = apertur numerik
Menurut Reyleigh, mikroskop mempunyai celah (apertur) yang berbentuk lingkaran, maka
besar daya pisah:4
z = 1,22 x λ
2a
Jenis-Jenis Mikroskop
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop jenis
ini memiliki tiga lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif
dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada
mikroskop ada yang
berlensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Lensa kondensor berperan untuk
menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop lain. Dengan pengaturan yang tepat maka
akan diperoleh daya pisah maksimal.
2. Mikroskop Latar Gelap (Darkfield Illumination)
Digunakan untuk mengamati mikroorganisme yang tidak tampak pada
mikroskop cahaya dan tidak dapat diwarnai. Menggunakan kondensor khusus dengan
cakram gelap untk menghalangi cahaya masuk. Cahaya tidak dapat langsung
menerangi obyek, cahaya yang dipakai berasal dari lensa obyektif yang dipantulkan
specimen. Obyek tampak bersinar dengan background gelap. Dikembangkan untuk
sampel transparan dengan resolusi rendah. Tampilan obyek terlihat tepi sel terlihat
bersinar keemasan sehingga bentuk obyek terlihat dengan jelas. Struktur internal sel
berkilauan berlawanan dengan background yang gelap.
3. Mikroskop Fase Kontras (Phase Contrast Illumination)
Memperbesar kontras dalam sel yang tidak berwarna dengan memperkuat
keragaman densitas di dalam spesimen, khususnya untuk menyelidiki sel hidup yang
tak berpigmen. Dipakai untuk mengamati dengan detil struktur internal spesimen
hidup tanpa pewarnaan. Dengan menggunakan kondensor khusus dan lempeng
pemecah cahaya. Efek yang ditimbulkan adalah derajat terang yang berbeda. Sorotan
cahaya dipisahkan dan menerangi obyek melalui jalur yang berbeda. Cahaya yang
terpecah biasanya berwarna keemasan sedang cahayayang tidak terpisah berwarna
merah.
4. Differential Interference Contrast
Digunakan untuk tampilan tiga dimensi obyek tanpa pewarnaan. Menggunakan
derajat terang yang berbeda dan prisma sebagai indeks pemecah cahaya. Akibat efek
prisma cahaya terpisah menjadi dua, tampilan obyek tampak berwarna-warni.
5. Mikroskop Stereo (Oblique Illumination)
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang relatif besar dengan perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati
dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen pada mikroskop
stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Perbedaannya pada ruang ketajaman
lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya
sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati.
6. Cross-polarized light illumination ( mikroskop Polarisasi )
Bila cahaya melintas zat-zat atau jaringan tubuh tertentu, ia membagi
sedemikian rupa sehingga menghasilkan dua berkas sinar dari satu berkas. Ini disebut
polarisasi. Hal ini terhadi dengan zat-zat ini disebut Kristal ( birefringen ). Zat yang
tidak termasuk golongan Kristal adalah amorf (monorefringen).
Kecepatan dengan mana cahaya berjalan melalui zat amorf selalu sama tanpa
memperhatikan arahnya. Oleh karena itu, zat tersebut hanya mempunyai satu indeks
bias. Di dalam zat Kristal, kecepatan cahaya berubah sesuai dengan arah perambatan
cahaya dari satu berkas sinar, dihasilkan 2 berkas sinar yang dibiaskan. Mereka
dikutubkan seperti garus lurus, yaitu, getaran cahaya tersebut mengikuti suatu arah
tertentu.
7. Mikroskop Elektron
Mikroskop electron memiliki perbesaran sampai 100.000 kali. Elektron
digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop Elektron ada beberapa jenis :
Transmission electron microscope (TEM)
Pada mikroskop ini sampel yang digunakan sangat tipis sehingga
elektron dapat menembusnya kemudian hasil dari tembusan elektron tersebut
yang diolah menjadi gambar.
Aplikasi utama TEM adalah untuk menganalisis mikrostruktur, identifikasi
defek, analisis interfasa, struktur kristal, tatanan atom pada kristal, serta
analisa elemental skala nanometer.
Sementara itu kelebihan dari analisa menggunakan TEM adalah:
1. Resolusi Superior 0.1~0.2 nm, lebih besar dari SEM (1~3 nm),
2. mampu mendapatkan informasi komposisi dan kristalografi dari bahan
uji dengan resolusi tinggi,
3. memungkinkan untuk mendapatkan berbagai signal dari satu lokasi
yang sama.
Sedangkan kelemahannya adalah:
1. Hanya meneliti area yang sangat kecil dari sampel,
2. perlakuan awal dari sampel cukup rumit sampai bisa mendapatkan
gambar yang baik,
3. elektron dapat merusak atau meninggalkan jejak pada sampel yang diuji.
Scanning electron microscope (SEM)
Pada sebuah mikroskop elektron (SEM) terdapat beberapa peralatan utama
antara lain:
1. Pistol elektron, biasanya berupa filamen yang terbuat dari unsur yang
mudah melepas elektron misal tungsten.
2. Lensa untuk elektron, berupa lensa magnetis karena elektron yang
bermuatan negatif dapat dibelokkan oleh medan magnet.
3. Sistem vakum, karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika ada
molekul udara yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan
terpencar oleh tumbukan sebelum mengenai sasaran sehingga
menghilangkan molekul udara menjadi sangat penting.
Ada beberapa sinyal yang penting yang dihasilkan oleh SEM. Dari
pantulan inelastis didapatkan sinyal elektron sekunder dan karakteristik
sinar X sedangkan dari pantulan elastis didapatkan sinyal backscattered
electron. Kelemahan dari teknik SEM antara lain:
1. Memerlukan kondisi vakum,
2. Hanya menganalisa permukaan,
3. Resolusi lebih rendah dari TEM,
4. Sampel harus bahan yang konduktif, jika tidak konduktor maka perlu
dilapis logam seperti emas.
Scanning Probe Microscope (SPM)
Kelebihan dari SPM adalah memiliki resolusi yang tinggi, baik pada
arah horizontal maupun vertikal sehingga memungkinkan untuk melihat
struktur sekecil atom. Mikroskop jenis ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis,
antara lain:
- Atomic Force Microcopy (AFM)
- Scanning Tunneling Microcopy (STM)
- Scanning Near Field Optical Microcopy (SNOM)
- Dan lain-lain
Scanning acoustic microscope
Mikroskop ini menggunakan gelombang bunyi/suara melalui cairan
daripada gelombang optic, sehingga gambar yang dihasilkan mencerminkan
sifat elastis dibanding perubahan dalam indeks bias.5,6
Cara Menggunakan Mikroskop
Letakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar kamu lebih mudah melakukan
pengamatan melalui tabung mikroskop. Pastikan mikroskop terletak pada tempat yang aman,
atur pencahayaan dan peralatan yang telah siap dipakai, kemudian lakukan pengaturan
pencahayaan.6,7 Objek pengamatan (preparat) dapat diamati di mikroskop dengan jelas
apabila cahaya yang masuk cukup memadai. Mikroskop ada yang sudah dilengkapi sumber
cahaya berupa lampu sehingga untuk mengatur pencahayaan tinggal menghidupkan
lampunya saja. Mikroskop yang belum dilengkapi dengan sumber cahaya dapat
menggunakan cahaya lampu maupun sinar matahari. Bila menggunakan lampu, arahkan
lampu pada jarak kira-kira 20 cm dari mikroskop. Jika sumber cahaya dari sinar matahari,
bagian cermin pada mikroskop diarahkan pada datangnya sumber cahaya matahari, misalnya
dekat pintu/jendela.7
Aturlah diafragma dan kedudukan cermin hingga cahaya terpantul melalui lubang
meja objek.9Jangan mengarahkan cermin ke arah sinar matahari secara langsung, karena
cahaya yang memantul ke mata dapat mengganggu penglihatan. Pencahayaan sudah tepat dan
memadai, bila diamati dari lensa okuler akan tampak lingkaran yang terangnya merata.6
Inilah yang disebut dengan lapangan pandang.8 Apabila lapangan pandang sudah tampak
namun belum jelas, cobalah putar/ganti lensa objektif dengan cara memutar revolver.
Setelah pengaturan pencahayaan, maka untuk dapat melihat objek (preparat/ sediaan)
melalui mikroskop gunakan lensa objektif yang memiliki perbesaran lemah dulu, kemudian
lakukan langkah langkah berikut:
1. Letakkan kaca benda (object glass) beserta objek yang akan diamati
(preparat/sediaan) pada meja objek. Aturlah posisi kaca benda sehingga objek yang
akan diamati berada pada lapangan pandang.
2. Jepitlah kaca benda dengan penjepit yang terletak di atas meja objek.
3. Sambil melihat dari samping, turunkan lensa objektif secara perlahan dengan
menggunakan pemutar kasar hingga jarak lensa objektif dan preparat yang diamati
kira-kira 5 mm. Pada beberapa mikroskop, yang naik turun bukan lensa objektifnya
tetapi meja objek (Hati-hati! Jangan sampai lensa objektif menyentuh/membentur
gelas benda. Hal ini dapat menyebabkan lensa objektif tergores).
4. Perhatikan bayangan melalui lensa okuler. Gunakan pemutar kasar untuk menaikkan
atau menurunkan lensa objektif sampai preparat terlihat jelas. Apabila bayangan
belum terlihat, ulangi langkah (3).
5. Setelah preparat terlihat, dengan menggunakan pemutar halus, naik turunkan lensa
objektif agar tepat pada fokus lensa (preparat tampak lebih jelas).
6. Untuk memperoleh perbesaran kuat, kita dapat mengganti/mengubah lensa objektif
dengan cara memutar revolver. Usahakan agar posisi preparat tidak bergeser. Bila hal
ini terjadi maka kamu harus mengulangi dari awal.
Kesimpulan
Untuk meneliti sel tidak dapat dilakukan dengan mata telanjang, tetapi dengan
menggunakan mikroskop. Setiap sel menggunakan jenis mikroskop yang berbeda-beda. Sel
darah merah dapat diteliti dengan mikroskop bright field illumination, sedangkan sel
transparan dapat diteliti dengan mikroskop phase contrast illumination. Hal ini dikarenakan
setiap jenis mikroskop memiliki fungsi dan kriteria yang berbeda-beda dalam meneliti suatu
obyek.
Daftar Pustaka
1. Utami HP. Mengenal cahaya optik. Jakarta: Ganeca; 2000.h.66-8.
2. Kadaryanto, Jati W, Mukido, Chalsum U, Sarmini S, Harsono. Biologi 1:
mengungkap rahasia alam kehidupan. Edisi ke-1. Jakarta: Yudhistira; 2006.h.24.
3. Priastini R, Hudyono J, Rijadi A, Goenawan J, Lumbanraja SM. Dasar Biologi sel I.
Jakarta: Ukrida; 2010.
4. Karmana O. Cerdas belajar Biologi. Edisi ke-1. Bandung: Grafindo Media Pratama;
2008.h.6-7.
5. Deswaty F. Seri ipa biologi. Jakarta : Yudhistira Ghalia Indonesia, 2005.h.15-7.
6. Nell AC, Jane BR, Lawrence GM. Biologi. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga,
2000.h.317-19.
7. Murphy D. Fundamentals of light microscopy and electronic imaging. Canada:
Wiley-IEEE; 2002.h.124-36