Mikrobiologi_Vionita RizqaPermana_10409008_Uji Steroid dan triterpen

6
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Uji Triterpen dan Steroid Tanggal praktikum : 10 November 2010 Tanggal pengumpulan : 24 November 2010 085720113791 Praktikan :Vionita Rizqa Permana NIM/kelompok :0409008/1 Asisten Praktikum: Ibnu Ubaidillah JL Plesiran 21 BANDUNG

Transcript of Mikrobiologi_Vionita RizqaPermana_10409008_Uji Steroid dan triterpen

Page 1: Mikrobiologi_Vionita RizqaPermana_10409008_Uji Steroid dan triterpen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Uji Triterpen dan Steroid

Tanggal praktikum : 10 November 2010

Tanggal pengumpulan : 24 November 2010

085720113791

Praktikan :Vionita Rizqa Permana

NIM/kelompok :0409008/1

Asisten Praktikum: Ibnu Ubaidillah

JL Plesiran 21

BANDUNG

2010

Page 2: Mikrobiologi_Vionita RizqaPermana_10409008_Uji Steroid dan triterpen

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIKUji Triterpen dan Steroid

1. Tujuan :

a. Menentukan adanya triterpen dan steroid pada daun pepaya(Carica papaya) dan daun salam(Syzygium polyanthum)

b. Menentukan adanya saponin dengan uji busa pada daun c. Menentukan nilai Rf triterpen dengan menggunakan plat KLT

2. Data Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan

NoNama daun Uji Liebermann-Burchard Uji Busa Uji KLT

1Daun

pepaya

Sebelah kanan (daun pepaya),sebelah kiri(daun salam) warna daun pepaya sangat terang keuguan(+3)

Busa pendek +/- 1 cm (+1)

Muncul titik dengan warna abu-abu. Tinggi=3,2 cm

Page 3: Mikrobiologi_Vionita RizqaPermana_10409008_Uji Steroid dan triterpen

2Daun salam

Sebelah kanan (daun pepaya),sebelah kiri(daun salam). Warna daun salam hijau terang kemerahan

Busa sangat tinggi > 3 cm (+3) Terdapat warna abu abu tinggi 3.8

Nilai Rf dari masing – masing daun adalah :

Panjang Plat KLT = 4cm

a. Daun Salam= 3,8/ 4= 0,95

b. Daun Pepaya = 3,2/4=0,8

3. Pembahasan

Pada percobaan ini ekstraksi setiap daun dimulai dengan penghalusan menggunakan silika dan mortar , setelah daun benar – benar lumat dan halus , daun dicampur dengan etanol , etanol berfungsi sebagai pelarut organik yang akan melarutkan senyawa-senyawa organik yang terdapat pada daun tersebut, sehingga senyawa-senyawa organik yang terdapat di dalam daun tersebut bisa terlarut dalam etanol. Kemudian, larutan etanol tadi disaring menggunakan kertas saring kemudian dipanaskan di atas hot plate. Terkait dengan sifat etanol yang mudah menguap, pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat proses penguapan etanol sehingga didapat ekstrak kering yang mengandung senyawa-senyawa organik yang sudah terlarut bersama etanol tersebut.Kemudian ekstrak tersebut dicampur dengan eter untuk selanjutnya digunakan pada uji Liebermann – burchard dan uji busa.

Pada uji Liebermann-Burchard, ekstrak ditambah dengan beberapa tetes anhidrida-asetat dan asam sulfat pekat. Anhidrida-asetat (Ac2O) atau yang disebut juga anhidrida-etanoat merupakan reagen yang dapat bereaksi dengan senyawa triterpen atau steroid hal ini ditandai dengan perubahan warna pada plat tetes yang akan memekat menjadi lebih terangdengan warna kehijauan/keunguan/kemerahan sebagai hasil positif dan tanpa perubahan warna sebagai hasil negatif.Berdasarkan hasil percobaan didapatkan perubahan warna yang terang pada kedua jenis daun (+3),hal ini menandakan keberadaan senyawa triterpen dan steroid pada daun , menurut literatur ,papaya (daun, batang, dan buah) banyak mengandung getah yang mengandung enzim

Page 4: Mikrobiologi_Vionita RizqaPermana_10409008_Uji Steroid dan triterpen

papanin dan triterpenoid,serta steroid.( Anonim 1,2007),sedangkan Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman salam ini antara lain adalah saponin, triterpenoid, flavonoid, polifenol, alkaloid, tanin dan minyak atsiri yang terdiri dari sesquiterpen, lakton dan fenol .

Uji busa dipraktekkan untuk menentukan keberadaan zat saponin, saponin tidak larut dalam eter , oleh karena itu pada percobaan ini digunakan ekstrak yang tidak larut dalam eter digunakan untuk menentukan keberadaan saponin yang ditandai dengan keberadaan busa setelah dikocok dengan air dalam waktu yang lama , semakin tinggi busa dan semakin lama busa timbul,maka semakin banyak kandungan saponin yang berada dalam ekstrak , pada hasil pengamatan diketahui ekstrak daun salam menghasilkan busa dengan tinggi <3 cm dalam waktu yang lama (memiliki nilai +3) menandakan keberadaan saponin dalam jumlah yang banyak , sedangkan untuk ekstrak daun pepaya diperoleh busa dengan tinggi 1 cm dalam waktu yang sebentar(memenuhi nilai +1)menandakan saponin yang terkandung dalam ekstrak daun pepaya sedikit.

Kemudian dilakukan uji KLT, pada uji ini digunakan eluen heksan-etil asetat (7:3). dipilih karena beberapa faktor yang pertama yaitu sifat kepolarannya, larutan n-heksana bersifat nonpolar dapat menarik pigmen warna dari ekstrak daun sebab pigmen warna yang ada pada ekstrak daun bersifat nonpolar , sedangkan etil asetat bersifat semi polar yang dapat mengangkat pigmen warna (klorofil a dan klorofil b) untuk mengalir di fasa diam sesuai dengan prinsip percobaan. Kedua yaitu viskositas larutan, dimana dapat mempengaruhi kecepatan merambat di fasa diamnya, n-heksana dan etil asetat memiliki harga viskosits lebih kecil di antara pelarut-pelarut lainnya sehingga lebih mudah untuk terserap pada fasa diam. Proses selanjutnya yaitu proses kromatografi lapis tipis. Senyawa-senyawa yang terkandung pada ekstrak ini akan terbawa oleh eluen ke atas merambat ke lempeng kromatografinya dimana senyawa yang memiliki polar lebih tinggi akan langsung terikat oleh eluen (etil asetat) tetapi yang nonpolar akan ikut terbawa oleh eleun (n-heksana). Setelah selesai, angkat lempeng kemudian keringkan di suhu normal, proses pengeringan ini untuk menghentikan proses distribusi warna sehingga mudah untuk identifikasi warna. Kemudian setelah itu, pelat disemprot menggunakan serik sulfat dan dipanaskan sekitar 100oc.Hasil uji menentukan keberadaan triterpen yang ditandai oleh adanya noda berwarna abu – abu pada plat KLT, berdasarkan hasil pengamatan ditemukan noda berwarna abu – abu pada daun salam dan daun pepaya dengan nilai rf 3,8 untuk daun salam serta 3,2 untuk daun pepaya yang menandai adanya triterpen pada kedua jenis daun tersebut . Dengan demikian dapat ditentukan baik daun salam maupun daun salam memiliki kandungan triterpen dan saponin ,akan tetapi saponin yang terkandung pada daun slam lebih tinggi lebih banyak dibandingkan daun pepaya.

3. Kesimpulan

1. Daun salam dan daun pepaya berdasarkan percobaan memiliki kandungan triterpen dan saponin namun kandungan saponin pada daun salam jauh lebih banyak dibanding daun pepaya.

2. Nilai Rf pada daun salam adalah 3,8 dan untuk daun pepaya adalah 3,2

4. Daftar Pustaka.

Adam. 1958. Laboratory Experiments in Organic Chemistry. USA: The Macmillan Company. Halaman 61-70.

Page 5: Mikrobiologi_Vionita RizqaPermana_10409008_Uji Steroid dan triterpen

Anonym1. 2010. Manfaat Daun Pepaya. http://blogbintang.com/manfaat-daun-pepaya. diakses tanggal 21 November 2010 pk 11.17

Anonim 2.2010. Khasiat Daun Salam . http://www.jenisherba.co.cc/2009/12/khasiat-daun- salam.html. diakses tanggal 21 November 2010 pk 23.00

5. Lampiran

Kandungan senyawa pada daun salam adalah : Alkaloid, flavanoid , triterpen,steroid dan saponin.

Kandungan kimia dari tanaman pepaya (Carica papaya L) adalah sebagai berikut:Daun: enzim papain, alkaloid karpaina, pseudo-karpaina, glikosid,karposid dan saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Alkaloidkarpaina mempunyai efek seperti digitalis.