Mewujudkan Keberlanjutan Sosial Dan Lingkungan

16
MEWUJUDKAN KEBERLANJUTAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN BENDUNGAN BESAR PENGALAMAN PERUM JASA TIRTA I DALAM PENGELOLAAN BENDUNGAN WONOREJO 1 Adi Santoso 2 M. Taufiqurrachman 3 Fahmi Hidayat 4 Hadi Witoyo 5 Abstrak Keberhasilan pengelolaan bendungan besar tidak hanya tergantung pada keberlanjutan aspek teknis, finansial dan ekonomi saja, namun juga aspek sosial dan lingkungan. Dalam assessment bendungan besar yang dikaji ulang oleh the World Commission on Dams diketahui bahwa bendungan besar menunjukkan variabilitas yang tinggi dalam memberikan manfaat sosial dan bendungan besar pada umumnya mempunyai jangkauan dampak yang 1 Disampaikan pada Seminar Nasional Bendungan Besar 2013 “Dam in Globlal Chalenging Environment”, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum bekerja sama dengan Komite Nasional Indonesia Untuk Bendungan Besar (KNI-BB) di Batam pada tanggal 20-21 Maret 2013 2 Koordinator Wilayah Brantas merangkap Ka Divisi Jasa Air dan Sumber Air I, Perum Jasa Tirta I 3 Ka Divisi Jasa Air dan Sumber Air II, Perum Jasa Tirta I 4 Ka Sub Divisi Jasa Air dan Sumber Air II/1, Perum Jasa Tirta I 5 Quality Controller pada Divisi Jasa Air dan Sumber Air I, Perum Jasa Tirta I 1

description

sosial lingkungan

Transcript of Mewujudkan Keberlanjutan Sosial Dan Lingkungan

MEWUJUDKAN KEBERLANJUTAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN BENDUNGAN BESARPENGALAMAN PERUM JASA TIRTA I DALAM PENGELOLAAN BENDUNGAN WONOREJO

Adi Santoso

M. Taufiqurrachman

Fahmi Hidayat

Hadi Witoyo

Abstrak

Keberhasilan pengelolaan bendungan besar tidak hanya tergantung pada keberlanjutan aspek teknis, finansial dan ekonomi saja, namun juga aspek sosial dan lingkungan. Dalam assessment bendungan besar yang dikaji ulang oleh the World Commission on Dams diketahui bahwa bendungan besar menunjukkan variabilitas yang tinggi dalam memberikan manfaat sosial dan bendungan besar pada umumnya mempunyai jangkauan dampak yang ekstensif pada lingkungan sungai, daerah tangkapan hujan dan ekosistem aquatik.

Bendungan Wonorejo yang terletak di DAS Kali Ngrowo merupakan bendungan terbaru yang dibangun di Wilayah Sungai Brantas. Tujuan dan manfaat dibangunnya Bendungan Wonorejo adalah untuk mengendalikan banjir, menyediakan air irigasi, menyediakan air baku untuk PDAM dan Industri, membangkitkan energi listrik, perikanan darat dan pariwisata. Agar tujuan dan manfaat tersebut dapat tercapai secara berkelanjutan, pengelolaan Bendungan Wonorejo harus memperhatikan keberlanjutan semua aspek tersebut diatas.

Terkait dengan aspek sosial dan lingkungan pengelolaan bendungan, Perum Jasa Tirta I (PJT I) telah melakukan berbagai upaya di 3 (tiga) desa sekitar bendungan, yaitu Desa Kedungcangkring, Wonorejo dan Mulyosari. Upaya tersebut antara lain penyediaan air bersih dari rembesan bendungan untuk masyarakat Desa Kedungcangkring yang berada di bagian hilir bendungan, pembinaan dan penyediaan dana untuk menunjang kegiatan usaha kecil dan menengah melalui skema Program Kemitraan, pembinaan dan penyediaan dana pendukung kegiatan sosial, pendidikan dan keagamaan masyarakat serta konservasi melalui skema Bina Lingkungan, program pembibitan/ persemaian pohon penghijauan bekerja sama dengan masyarakat dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan penebaran ikan rutin di waduk. Makalah ini bertujuan untuk berbagi informasi dan pengalaman PJT I dalam melaksanakan upaya terkait aspek sosial dan lingkungan pengelolaan Bendungan Wonorejo. Kata kunci: pengelolaan, bendungan besar, sosial, lingkunganAbstract

The success in managing large dams, not only depends on the sustainability of technical, financial and economic aspects, but also social and environmental aspects. In assessing the large dams reviewed by the World Commission on Dams, it was found that large dams display a high degree of variability in delivering related social benefits and large dams generally have a range of extensive impacts on rivers, watersheds and aquatic ecosystems. The Wonorejo dam located in the Ngrowo River basin is the newest dam which constructed in the Brantas River basin. The purposes and benefits of the dam are to control floods, provide irrigation water, provide raw water for water utilities and the industry, generate electricity, and develop aquaculture and tourism. To achieve the purposes and benefits in a sustainable manner, management of the Wonorejo dam must consider the sustainability of all aspects mentioned above.Associated with social and environmental aspects of management of the Wonorejo dam, Jasa Tirta I Public Corporation (PJT I) conducts various activities in 3 (three) villages around the dam, namely Kedungcangkring, Wonorejo and Mulyosari Villages. These activities include providing clean water from the dam seepage to Kedungcangkring Village which is located at the downstream of the dam, coaching and providing funds to support the activities of small and medium enterprises through the Partnership Program scheme, guiding and providing funds supporting social, educational and religious activities of the communities, and conservation through Community Development scheme, nursery programs in cooperation with communities and the Forest Village Community Institution (LMDH) and regular fish stocking in the reservoir. This paper aims to share information and experiences of PJT I in the implementation of activities related to social and environmental aspects of management of the Wonorejo dam.Key words: management, large dam, social, environment

IPENDAHULUANBendungan Wonorejo secara administratif terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Propinsi Jawa Timur. Lokasi bendungan berada pada Kali Gondang, kurang lebih 400 m di hilir pertemuan antara Kali Bodeng dengan Kali Wangi. Bendungan Wonorejo merupakan salah satu realisasi Rencana Induk III dan IV. Rencana Induk III (tahun 1985) dititikberatkan pada penyediaan air baku untuk air minum dan industri sampai tahun 2000, terutama bagi Kota Surabaya dan sekitarnya. Rencana Induk IV (tahun 1998) dititikberatkan pada manajemen dan konservasi sumber daya air guna meningkatkan kelestarian dan optimalisasi penggunaannya. Maksud dan tujuan pembangunan Bendungan Wonorejo adalah menyediakan air baku (untuk PDAM, air industri dll.) untuk DAS Brantas bagian hilir, mengendalikan banjir Kali Gondang di hilir Bendungan Wonorejo, membangkitkan tenaga listrik, pariwisata dan perikanan darat. Pengelolaan Bendungan Wonorejo saat ini dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I (PJT I) sebagai bentuk pelaksanaan sebagian tugas dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air melalui kegiatan operasi dan pemeliharaan preventif yang meliputi pemeliharaan rutin, berkala, dan perbaikan kecil atas prasarana sumber daya air yang telah diserahoperasikan kepada PJT I sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2010 tentang Perum Jasa Tirta I. Terkait dengan keberlanjutan aspek sosial dan lingkungan dalam pengelolaan bendungan besar, hasil assessment bendungan besar yang dikaji ulang oleh the World Commission on Dams menunjukkan adanya variabilitas yang tinggi dalam memberikan manfaat sosial dan bendungan besar pada umumnya mempunyai jangkauan dampak yang ekstensif pada lingkungan sungai, daerah tangkapan hujan dan ekosistem aquatik. Hasil assessment tersebut relevan sekali dengan kondisi pada bendungan-bendungan besar khususnya yang dikelola PJT I. Untuk itu dalam mengelola bendungan-bendungan yang telah diserahoperasikan kepada PJT I, PJT I juga memperhatikan keberlanjutan sosial dan lingkungan disamping aspek teknis, finansial dan ekonomi. IIPERAN PJT I SEBAGAI BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) DALAM MEWUJUDKAN KEBERLANJUTAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR2.1Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha Kecil dan Program Bina LingkunganBadan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. PJT I merupakan BUMN berbentuk Perum yang mendapat penugasan dari Pemerintah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam rangka melaksanakan pengusahaan sumber daya air wilayah sungai dan sebagian tugas dan tanggung jawab di bidang pengelolaan sumber daya air di wilayah kerja Perusahaan.Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan mengatur kewajiban Perum dan Persero melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan Program Bina Lingkungan (BL) adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan, dan untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan. Sedangkan ruang lingkup bantuan Program BL antara lain bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan/atau pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum, bantuan sarana ibadah, dan bantuan pelestarian alam.PJT I berusaha memanfaatkan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan BUMN untuk mewujudkan keberlanjutan sosial dan lingkungan dalam pengelolaan bendungan besar yang telah diserahoperasikan oleh Pemerintah kepada PJT I, salah satunya di lokasi Bendungan Wonorejo.2.2Kepedulian BUMN dalam Pelestarian Lingkungan

Kerjasama eco-business antara sejumlah BUMN termasuk PJT I disepakati berdiri untuk wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tanggal 5 Maret 2008. BUMN kelompok agroindustri ini bersinergi (berpartisipasi secara aktif) menangani konservasi tanah dan air untuk mengatasi masalah lingkungan di DAS Bengawan Solo dan Brantas, melalui: (a) joint venture investasi yang dikemas dalam joint venture corporate; (b) kemitraan atau partnership dengan masyarakat dan Pemerintah Daerah di daerah-daerah kritis. Badan usaha yang didirikan dan kegiatan yang akan dilakukannya disebut BUMN Hijau Lestari II. Maksud dari pembentukan badan usaha yang menjalankan kegiatan eco-business ini adalah melestarikan lahan dan air melalui suatu kegiatan usaha berbasis lingkungan sehingga diperoleh manfaat yang berkelanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi dari tanah dan air, tanpa mengabaikan kemungkinan memupuk keuntungan dari usaha tersebut. Tujuan dari pembentukan badan usaha ini adalah menciptakan suatu ikatan usaha BUMN di bidang industri primer yang secara bersama-sama melakukan kegiatan kemitraan dalam pelestarian dan kegiatan usaha yang bersifat melestarikan tanah dan air (eco-business). Mekanisme kerjasama dengan masyarakat dilaksanakan sebagai berikut:1. Usaha berbasis lingkungan atau eco-business, yang merupakan kegiatan usaha dalam bidang agroindustri, perkebunan atau kehutanan yang bertujuan melestarikan tanah dan air serta memupuk keuntungan melalui cara-cara yang justru melindungi lingkungan. Usaha ini diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat melalui kerjasama usaha secara tripartit (yakni antara badan usaha, masyarakat dan pemerintah daerah setempat).

Kegiatan usaha yang dikerjakan masyarakat tersebut melalui pembinaan teknis dan pendanaan secara langsung oleh badan usaha yang dibentuk oleh kerjasama BUMN. Adapun pembelian hasil kegiatan usaha juga dilaksanakan oleh badan usaha. Dengan demikian, masyarakat yang dilibatkan dalam usaha berbasis lingkungan memiliki kepastian usaha dan berpeluang memperoleh pendapatan lebih dari bagi hasil keuntungan yang diperoleh. Badan usaha bertindak sebagai penyelenggara kegiatan dan masyarakat adalah pelaku dan penerima manfaat dari sistem kegiatan.

2. Kemitraan dan bina lingkungan yang dikembangkan melalui kerjasama masyarakat dan BUMN sebagai kegiatan pendamping dari usaha berbasis lingkungan dan dilaksanakan sebagai insentif bagi pembinaan konservasi berbasis desa asuh di lokasi yang diusahakan.

Kegiatan dilaksanakan secara langsung di desa-desa yang memiliki potensi lahan kritis, melalui kelompok-kelompok masyarakat yang diikat dalam kerjasama dengan BUMN-BUMN tersebut. Bentuk bantuan yang diberikan dapat berupa kredit mikro, beasiswa, bantuan tanaman, bantuan teknologi, maupun kegiatan lain yang memberikan hasil bagi masyarakat.

IIIUPAYA PJT I DALAM MEWUJUDKAN KEBERLANJUTAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN BENDUNGAN WONOREJO3.1Keberlanjutan Sosial

3.1.1Pemanfaatan sumber daya manusia sekitar Bendungan Wonorejo dalam pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan (OP)Dalam melaksanakan kegiatan OP Bendungan Wonorejo, baik yang bersifat rutin maupun berkala, PJT I selalu menggunakan tenaga kerja lokal dari ketiga desa sekitar bendungan. Selain bertujuan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup serta tingkat sosial masyarakat melalui penyediaan lapangan kerja, pemanfaatan sumber daya manusia sekitar Bendungan Wonorejo juga bertujuan untuk meningkatkan rasa memiliki dari masyarakat terhadap keberadaan bendungan.3.1.2Penyediaan air bersih bagi masyarakat di hilir Bendungan WonorejoPJT I memiliki komitmen bahwa keberadaan PJT I dan prasarana yang dikelola harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya. Untuk masyarakat Desa Kedungcangkring yang lokasinya sangat dekat dengan Bendungan Wonorejo, maka seyogyanya penduduk desa merasakan manfaat langsung dari keberadaan bendungan tersebut, salah satunya adalah penyaluran air bersih.

Air bersih yang disalurkan berasal dari rembesan bendungan yang dikumpulkan dalam bak penampung di hilir tubuh bendungan pada elevasi + 112 m. Selanjutnya air dipompa dengan kapasitas 2,4 liter/detik ke bak penampung diatas bendungan pada elevasi + 204 m. Selanjutnya air disalurkan untuk 190 KK melalui pipa transmisi sepanjang + 2.150 m dan pipa distribusi sepanjang + 3.500 m.3.1.3Pembinaan dan pemberdayaan Pedagang Kali Lima (PKL) Usaha Pariwisata melalui skema Program Kemitraan

PKL di kawasan wisata Bendungan Wonorejo mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan pendapatan PKL di kawasan wisata Bendungan Wonorejo, PJT I melakukan kegiatan pembinaan dan pemberdayaan 26 PKL melalui skema Program Kemitraan. Dana Program Kemitraan diberikan kepada PKL dalam bentuk pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan penjualan.

Pihak PKL sebagai Mitra Binaan mempunyai kewajiban melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh PJT I, membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dan menyampaikan laporan perkembangan usaha secara periodik kepada PJT I. PJT I sebagai BUMN Pembina mempunyai kewajiban melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha PKL dan menetapkannya sebagai calon Mitra Binaan, melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Mitra Binaan, mengadministrasikan kegiatan pembinaan, dan menyampaikan laporan pelaksanaan Program Kemitraan yang meliputi laporan berkala baik triwulanan maupun tahunan kepada Menteri BUMN.3.1.4Bantuan kegiatan sosial, pendidikan dan keagamaan masyarakat melalui skema Program Bina LingkunganKepada masyarakat di 3 (tiga) desa sekitar Bendungan Wonorejo yaitu Desa Mulyosari, Kedungcangkring dan Pagerwojo, PJT setiap tahun memberikan bantuan pendidikan dan/atau pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum serta bantuan pembangunan dan perbaikan sarana ibadah. Bantuan peningkatan kesehatan biasanya diberikan kepada UPTD Puskesmas yang membutuhkan untuk meningkatkan mutu kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pemberian makanan tambahan dan peningkatan kegiatan posyandu, pengobatan massal, dll.3.2Keberlanjutan Lingkungan

3.2.1 Pemeliharaan kelestarian perairan dan sabuk hijau Waduk Wonorejo

Untuk memelihara kelestarian perairan Waduk Wonorejo agar bermanfaat bagi masyarakat, PJT I bersama kelompok Petani Ikan Waduk Wonorejo dan Pemerintah Desa setempat sepakat melakukan kerjasama pemberdayaan dan pemeliharaan kelestarian Waduk Wonorejo untuk kegiatan penangkapan ikan di areal Zona Pengusahaan. Kesepakatan tersebut diikat dalam suatu bentuk kerja sama yang dimaksudkan untuk mengakomodasikan kepentingan yang saling menguntungkan semua pihak dalam upaya pemeliharaan kelestarian dan pemberdayaaan Waduk Wonorejo dan untuk melestarikan Waduk Wonorejo sebagai sumber air buatan yang berfungsi sebagai bangunan pengendalian banjir dan wadah air baku, yang pengelolaannya dilakukan oleh PJT I.Dalam kerja sama tersebut PJT I wajib menyediakan lokasi penangkapan ikan di Zona Pengusahaan Waduk Wonorejo dan memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap pemeliharaan kelestarian Waduk. Pihak Kelompok Petani Ikan dan Pemerintah Desa wajib menjaga ketertiban dan menaati peraturan peraturan yang ditetapkan PJT I dan ikut berperan aktif dalam pengawasan dan menjaga keamanan, menjaga kelestarian waduk dan perairan waduk, menjaga keberadaan patok-patok batas Zona Pengusahaan, serta menjaga keseimbangan jumlah penangkap ikan antara lain dengan cara mencegah pihak lain melakukan kegiatan/usaha di waduk.Sedangkan dalam memelihara kelestarian sabuk hijau Waduk Wonorejo, penduduk setempat tetap diberi kesempatan untuk memanfaatkan/menggarap lahan yang ada dalam rangka ikut mengamankan dan melindungi kekayaan/aset Negara yang dilimpahkan pengelolaannya kepada PJT I. 3.2.2Pemeliharaan kelestarian derah tangkapan hujan Waduk WonorejoKegiatan pemeliharaan kelestarian derah tangkapan hujan Waduk Wonorejo melalui penghijauan dan reboisasi setiap tahun dilakukan bekerja sama dengan masyarakat desa di sekitar Waduk Wonorejo antara lain Desa Mulyosari, Samar dan Kedungcangkring di Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung, organisasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) antara lain LMDH Samar, Rimba Raya, dll. Sedangkan kegiatan penanaman pohon untuk konservasi lahan oleh BUMN Hijau Lestari II dilakukan di DAS Kali Song pada tahun 2012 dengan menanam 103.345 batang pohon pada lahan seluas 172 ha dengan melibatkan 112 orang petani.IVKESIMPULAN

PJT I merupakan BUMN berbentuk Perum yang mendapat penugasan dari Pemerintah untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam rangka melaksanakan pengusahaan sumber daya air wilayah sungai dan sebagian tugas dan tanggung jawab di bidang pengelolaan sumber daya air di wilayah kerja PJT I. Dalam melaksanakan sebagian tugas dan tanggung jawab di bidang pengelolaan sumber daya air, PJT I selalu menekankan pentingnya keberlanjutan aspek teknis, finansial, ekonomis, sosial dan lingkungan.

Dalam mewujudkan keberlanjutan sosial dan lingkungan dalam pengelolaan sumber daya air dan prasarananya, PJT I berusaha melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan memanfaatkan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan BUMN untuk mendukung upaya-upaya yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya. Upaya-upaya yang dilaksanakan di Bendungan Wonorejo antara lain pemanfaatan sumber daya manusia sekitar Bendungan Wonorejo dalam pelaksanaan OP, penyediaan air bersih bagi masyarakat di hilir bendungan, pembinaan dan pemberdayaan Pedagang Kali Lima (PKL) usaha pariwisata melalui skema Program Kemitraan, pemberian bantuan kegiatan sosial, pendidikan dan keagamaan masyarakat melalui skema Program Bina Lingkungan, pemeliharaan kelestarian perairan dan sabuk hijau Waduk Wonorejo dan pemeliharaan kelestarian derah tangkapan hujan Waduk Wonorejo.REFERENSI

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 37 Tahun 2010 tentang Bendungan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 46 Tahun 2010 tentang Perum Jasa Tirta I

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina LingkunganTaufiqurrachman, M., Fahmi Hidayat dan Hadi Witoyo, Strategi dan Upaya Konservasi Dalam Rangka Pengendalian Erosi dan Sedimentasi di Waduk Selorejo dan Wonorejo, 2012The World Commission on Dams, Dams and Development, A New Framework for Decision Making, Earthscan Publications Ltd, London And Sterling, VA, 2010

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Disampaikan pada Seminar Nasional Bendungan Besar 2013 Dam in Globlal Chalenging Environment, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum bekerja sama dengan Komite Nasional Indonesia Untuk Bendungan Besar (KNI-BB) di Batam pada tanggal 20-21 Maret 2013

Koordinator Wilayah Brantas merangkap Ka Divisi Jasa Air dan Sumber Air I, Perum Jasa Tirta I

Ka Divisi Jasa Air dan Sumber Air II, Perum Jasa Tirta I

Ka Sub Divisi Jasa Air dan Sumber Air II/1, Perum Jasa Tirta I

Quality Controller pada Divisi Jasa Air dan Sumber Air I, Perum Jasa Tirta I

1