metpengeo

16
USULAN PENELITIAN JUDUL PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH ERUPSI MERAPI 2010 TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DI DESA UMBULHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA Oleh : ECKY PRAMANTA PRAMESWARA 124274266 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM PENDIDIKAN GEOGRAFI 2012-C Tahun ajaran 2014/2015

description

metpen geografi

Transcript of metpengeo

USULAN PENELITIANJUDUL PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH ERUPSI MERAPI 2010 TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DI DESA UMBULHARJO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

Oleh :ECKY PRAMANTA PRAMESWARA 124274266

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUMPENDIDIKAN GEOGRAFI 2012-CTahun ajaran 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga usulan penelitian yang berjudul Pengaruh Erupsi Merapi 2010 Terhadap Kehidupan Sosial di Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Tujuan penulisan usulan adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian. Dalam proposal ini kami berusaha untuk memberikan informasi tentang keterkaitan perubahan bentuk kearifan budaya local dan perubahan mata pencaharian yang semula bertani dan berternak sekarang beralih mengolah pariwisata serta usaha mikro akibat erupsi merapi tahun 2010 di desa umbulharjo, kecamatan cangkringan, kabupaten sleman, Yogyakarta. Kami berharap agar proposal peneliitian yang akan kami lakukan ini dapat memberi pengaruh besar dalam bidang keilmuan geografi terpadu. Dalam penyelesaian karya tulis ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :1. Bapak Dr. Ketut Prasetyo, M.S selaku dosen pembimbing penulisan proposal penelitian,2. Teman-Teman dari pendidikan Geografi 2012-C sebagai teman seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu kami.Penulisan dari proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga proposal penelitian ini dapat disetujui dan di setujui serta dapat bermanfaat dari pembaca.

Surabaya, 30 Maret 2015

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tidak dipungkiri lagibahwa Bencana alam merupakan faktor penyebab perubahan ssosial yang sangat besar dampaknya.Lingkungan alam sangatlah mempengaruhi sendi kehidupan suatu masyarakat sehingga bila terjadi perubahan pada lingkungan maka dampaknya adalah terjadinya perubahan sosial terhadap masyarakat tersebut.Kedaan masyarakat yang tadinya teratur, memiliki sistem, dan terdapat stratifikasi di dalamnya kini sudah tidak terlihat lagi.Selalu ada yang menarik dari Gunung Merapi. Keindahan Merapi menghiasi pemandangan bagian utara Yogyakarta. Meskipun terjadi erupsi tahun 2010 silam yang sangat mengerikan, akan tetapi juga membawa banyak pelajaran berharga bagi kehidupan masyarakat sekitar lereng Merapi. Upaya-upaya normalisasi akibat bencana yang dilakukan masyarakat beserta aktifitas yang dilakukan masyarakat harus terus mendapat perhatian baik pemerintah, swasta, dan semua pihak. Didesa Umbulharjo kecamatan cangkringan, sleman yogyakarta kini masyarakat sudah dapat menyesuaikan dengan keadaan alam akibat erupsi 2010 yang lalu, baik dari penataan lingkungan, mata pencaharian, maupun mengemas pariwisata dilereng Merapi. Salah satu cara pemulihan ekonomi dengan meminta bantuan dari pemerintah, lembaga-lembaga sosial. Selain itu dengan mendirikan komunitas dan kelompok-kelompok usaha adalah upaya untuk mempercepat tumbuhnya ekonomi dimasyarakat.Mata pencaharian warga lereng Merapiu saat ini banyak yang berubah. Dahulu mereka bertani dan mengurus hewan ternak, namun saat ini bervareasi. Mulai dari mengurus loket pariwisata, penyedia jasa angkutan wisata dengan Komunitas Mobil Jib, Komunitas Ojek, dan Komunitas Treil dengan menyewakan sepeda motor Tril. Selain keindahan pemandangan gunung Merapi itu sendiri, kearifan lokal, budaya, semangat kegotongroyongan, yang melekat dalam kehidupan masyarakat kawasan Lereng Merapi menjadi daya tarik tersendiri, dan mengundang banyak wisatawan baik lokal maupun asing yang datang.Maka dari itu kami ingin meneliti lebih lanjut bagaimana hubungan antara pengaruh letusan merapi dengan perubahan sosial di lereng merapi yang terkena dampak akibat erupsi merapi tahun 2010 khususnya di desa umbulharjo, kecamatan cangkringan sleman Yogyakarta.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana Erupsi Merapi dapat mempengaruhi kearifan lokal yang ada di sekitar lereng merapi khususnya desa umbulharjo cangkringan sleman, yogyakarta2. Bagaimana Erupsi Merapi dapat mempengaruhi mata pencaharian yang ada di sekitar lereng merapi khususnya desa umbulharjo cangkringan sleman yogyakarta1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui hubungan Erupsi Merapi terhadap kearifan local yang ada pada masyarakat desa umbulharjo2. Untuk mengetahui hubungan Erupsi Merapi terhadap mata pencaharian yang ada pada masyarakat desa umbulharjo1.4 Manfaat1. dapat menginformasikan kepada masyarakat tentang pengaruh erupsi merapi terhadap kearifan local yang ada pada masyarakat umbulharjo2. dapat menginformasikan kepada masyarakat tentang pengaruh erupsi merapi terhadap mata pencaharian yang ada pada masyarakat umbulharjo3. dapat memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan lingkungan dan melestarikannya

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Gunung MerapiGunung Merapi(ketinggian puncak 2.968 m) adalahgunung berapi di bagian tengahpulau jawadan merupakan salah satu gunung api teraktif diindonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasikabupaten sleman,daerah istimewa yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsijawa tengah, yaitukabupaten magelangdi sisi barat,kabupaten boyolalidi sisi utara dan timur, sertakabupaten klatendi sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan taman nasional gunung merapisejak tahun 2004. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Merapi)2.2 Karakteristik LetusanG. Merapi berbentuk sebuah kerucut gunungapi dengan komposisi magma basaltik andesit dengan kandungan silika (SiO2) berkisar antara 52 - 56 %. Morfologi bagian puncaknya dicirikan oleh kawah yang berbentuk tapal kuda, dimana di tengahnya tumbuh kubah lava.Letusan G. Merapi dicirikan oleh keluarnya magma ke permukaan membentuk kubah lava di tengah kawah aktif di sekitar puncak. Munculnya lava baru biasanya disertai dengan pengrusakan lava lama yang menutup aliran sehingga terjadi guguran lava. Lava baru yang mencapai permukaan membetuk kubah yang bisa tumbuh membesar. Pertumbuhan kubah lava sebanding dengan laju aliran magma yang bervariasi hingga mencapai ratusan ribu meter kubik per hari. Kubah lava yang tumbuh di kawah dan membesar menyebabkan ketidakstabilan. Kubah lava yang tidak stabil posisinya dan didorong oleh tekanan gas dari dalam menyebabkan sebagian longsor sehingga terjadi awan panas. Awanpanas akan mengalir secara gravitasional menyusur lembah sungai dengan kecepatan 60-100 km/jam dan akan berhenti ketika energi geraknya habis. Inilah awan panas yang disebut Tipe Merapi yang menjadi ancaman bahaya yang utama.( http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/542-g-merapi?start=1)

Peta sebaran awanpanas G. Merapi yang terjadi sejak tahun 1911-2006

2.3 Letusan 2010Peningkatan aktivitas mulai terlihat pada September 2010, dan pada tanggal 20 September 2010, Merapi dinaikkan statusnya menjadi 'Waspada' (Level II). Kenaikan status berdasarkan peningkatan aktivitas seismik, yaitu Gempa Fase Banyak dengan 38 kejadian/hari, Gempa Vulkanik 11 kejadian/hari, dan Gempa Guguran 3 kejadian/hari.Pada 21 Oktober 2010 status Merapi kembali dinaikkan menjadi 'Siaga' (Level III). Kenaikan status juga berdasarkan peningkatan aktivitas seismik, yaitu Gempa Fase Banyak hingga 150 kejadian/hari, Gempa Vulkanik 17 kejadian/hari, dan Gempa Guguran 29 kejadian/hari, dan laju deformasi mencapai 17 cm/hari. Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana.Pada 25 Oktober 2010 status Merapi ditetapkan 'Awas' (Level IV), dengan kondisi akan segera meletus, ataupun keadaan kritis yang dapat menimbulkan bencana setiap saat. Aktivitas yang teramati secara visual yaitu, tanpa kubah lava, tanpa api diam, dan tanpa lava pijar guguran-guguran besar. Sedangkan seismisitasnya meningkat menjadi 588 kejadian/hari Gempa Fase Banyak, 80 kejadian/hari Gempa Vulkanik, 194 kejadian/hari Gempa Guguran, dengan laju deformasi 42 cm/hari. Radius aman ditetapkan di luar 10 km dari puncak Merapi.Pada 26 Oktober 2010 pukul 17:02 WIB terjadi letusan pertama. Letusan bersifat eksplosif disertai dengan awanpanas dan dentuman. Hal ini berbeda dengan kejadian sebelumnya, yaitu letusan bersifat efusif dengan pembentukan kubah lava dan awanpasan guguran. Letusan yang terjadi pada 29 - 30 Oktober lebih bersifat eksplosif. Pada 3 November 2010 terjadi rentetan awanpanas yang di mulai pada pukul 11:11 WIB. Melalui pengukuran dengan mini DOAS diketahui bahwa terjadi peningkatan fluks SO2 yang mencapai 500 ton/hari. Pada pukul 16:05 diteteapkan radius aman di luar 15 km dari puncak Merapi. Dan pada pukul 17:30 dilaporkan bahwa awanpanas mencapai 9 km di luar K. Gendol.Tren meningkat pada data RSAM antara 3 - 4 November 2010 menunjukkan proses pertumbuhan kubah lava yang mencapai volume 3.5 juta m3 dan tren menurun pada 5 November 2010 menandakan penghancuran kubah lava tersebut yang menghasilkan aliran awanpanas hingga sejauh 15 km dari puncak G. Merapi ke arah K. Gendol. Pada 4 November 2010 terekam Tremor menerus dan over scale serta peningkatan massa SO2 di udara mencapai lebih dari 100 kiloton. Radius aman ditetapkan di luar 20 km dari Puncak G. Merapi. 5 November 2010, terjadi penghancuran kubah lava yang menghasilkan awanpanas sejauh 15 km ke K. Gendol. Erupsi ini merupakan erupsi terbesar. Pada 6 November 2010, Tremor masih menerus dan over scale massa SO2 di udara mencapai puncaknya sebesar 250 - 300 kiloton.13 November 2010, intensitas erupsi mulai menurun, dan radius aman juga dirubah. Yaitu Sleman 20 km, Magelang 15 km, Boyolali 10 km, Klaten 10 km.Pada 19 November intensitas erupsi kembali menunjukkan penurunan. Radius aman juga dirubah, yaitu Sleman sebelah barat K. Boyong 10 km, Sleman sebelah Timur K. Boyong 15 km, Magelang 10 km, Boyolali 5 km, dan Klaten 10 km.Korban jiwa akibat erupsi G. Merapi 2010 sebanyak 347 Orang (BNPB). Korban terbanyak berada di Kabupaten Sleman yaitu 246 jiwa. Menyusul Kabupaten Magelang 52 jiwa, Klaten 29 jiwa, dan Boyolali 10 jiwa. Sedangkan pengungsi mencapai 410.388 Orang (BNPB).Berdasarkan hasil evaluasi data pemantauan G. Merapi secara instrumental dan visual, disimpulkan bahwa aktivitas G. Merapi menunjukkan penurunan. Dengan menurunnya aktivitas tersebut, maka terhitung mulai tanggal 3 Desember 2010 pukul 09.00 WIB, status aktivitas G. Merapi diturunkan dari tingkat "AWAS" menjadi "SIAGA".Ancaman berikutnya adalah lahar hujan produk erupsi Merapi yang mencapai 150 juta m3. Sekitar 35% produk letusan G. Merapi tersebut masuk ke K. Gendol berupa aliran piroklastik dan sisanya tersebar di sungai-sungai lain yang berhulu di lereng G. Merapi, seperti K. Woro, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising dan K. Apu. Setelah erupsi pertama tanggal 26 Oktober hingga kini apa bila terjadi hujan di puncak G. Merapi, terjadi banjir lahar di sungai yang berhulu di G. Merapi. .( http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gunungapi/data-dasar-gunungapi/542-g-merapi?start=1)2.4 Pengertian perubahan sosialPerubahan sosial adalah perubahan- perubahan yang terjadi pada masyarakat yang mencakup aspek- aspek struktur dari suatu masyarakat karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan, karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis ,serta berubahnya keadaan sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya.Gillin dan gillin menyatakan bahwa perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara- cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan- penemuan baru dalam masyarakat tersebut.Wiliam F. Ogburn berusaha memberikan sesuatu pengertian bahwa ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial, dimana yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap immaterial.(http://nicofergiyono.blogspot.com/2013/11/perubahan-sosial-budaya-yang-terjadi-di.html)

2.5 Bentuk perubahan sosial dan kebudayaanBentuk perubahan sosial dan kebudayaan diantaranya adalah perubahan perubahan sosial yang tidak dikehendaki.Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat social yang tidak diharapkan oleh masyarakat.(http://nicofergiyono.blogspot.com/2013/11/perubahan-sosial-budaya-yang-terjadi-di.html)

2.6 Kearifan lokalKearifan lokal, terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) atau kebijaksanaan dan lokal (local) atau setempat. Jadi kearifan lokal adalah gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.Menurut Gobyah nilai terpentingnya adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Secara konseptual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional. (http://ariefksmwrdn.blogspot.com/2014/06/pengertian-kearifan-lokal.html)

Pengertian Lava tourLava tour adalah objek wisata berupa daerah yang terkena dampak erupsi gunung berapi. (http://www.njogja.co.id/sleman/lava-tour-merapi/)

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Tempat dan WaktuTempat Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, YogyakartaWaktuSelama penulisan dan Observasi terhadap keadaan umum yang ada pada desa umbulharjo dilaksanakan pada tanggal 01 April 2015.

3.2 Populasi dan SampelPopulasiPopulasi yang menjadi subjek dalam penelitian adalah seluruh warga di desa umbulharjo kecamatan cangkringan kabupaten sleman Yogyakarta. Namun tidak akan dipakai secara keseluruhan mengingat minimnya waktu dan biaya peneliti oleh karena itu digunakan teknik sampling.SampelAcuan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah memilih secara acak dari daftar populasi yang ada pada desa umbulharjo (random sampling). Jumlah subjek ditentukan oleh banyaknya populasi yang ditemui

3.3 Sumber Data PenelitianJenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis data primer dan sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara dengan masyarakat desa umbulharjo kecamatan cangkringan, kabupaten sleman Yogyakarta. Sedangkan data sekunder berasal dari internet.

3.4 Teknik Pengumpulan DataWawancara mendalamWawancara mendalam dilakukan dengan mengajukan pertanyaan mendalam mengenai hal yang berhubungan dengan perubahan sosial budaya kepada penduduk yang berada di wilayah lava tour dan produksi pangan di desa umbulharjo.Observasi langsungObservasi langsung dilakukan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dengan mendatangi langsung tempat yang menjadi kajian observasi lapangan.Proposal penelitian mpg