Metpen mix method.docx

14
John W. Cresswell mengemukakan tiga bentuk dari penggabungan,[4] yaitu : 1) Two-Phase Design Approach Dalam bentuk ini peneliti disarankan untuk mengatur tahap-tahap dalam penelitian kualitatif dan memisahkannya dengan tahap-tahap penelitian kuantitatif. Adapun kelebihan dari bentuk pendekatan ini adalah dua paradigma dipisahkan secara jelas, oleh karena itu peneliti dimungkinkan untuk menunjukan secara menyeluruh asumi- asumsi dari paradigma ditiap-tiap bentuknya. Namun kekurangan dari pendekatan ini adalah para pembaca tidak dapat melihat dengan jelas hubungan antara dua bentuk tersebut. 2) The Dominant-Less Dominant Design Dalam pendekatan ini, peneliti menunjukkan penelitian tunggal yaitu dengan paradigma yang lebih dominan dengan sebuah komponen kecil yang menggambarkan keseluruhan dari penelitian dari alternatif paradigma. Kelebihan dari pendekatan ini adalah pendekatan ini menunjukkan konsistensi dari gambaran paradigma dalam penelitian dan juga mengumpulkan keterbatasan informasi untuk diselidiki secara detail dari satu aspek penelitian. Sedangkan kekurangan dari pendekatan ini adalah kemurnian dari kualitatif dapat dilihat dalam pendekatan ini sebagai penyalahgunaan paradigma kualitatif karena asumsi utama dalam penelitian tidak berhubungan atau tidak cocok dengan prosedur pengumpulan data kualitatif. 3) The Mixed-Methodology Design Dalam pendekatan ini mewakili tingginya tingkatan dari penggabungan paradigma-paradigma dari bentuk-bentuk pendekatan sebelumnya. Peneliti akan menggabungkan aspek-aspek dari paradigm kualitatif dan kuantitatif, pendekatan ini juga menambah kompleksitas dari bentuk- bentuk dan penggunaan kelebihan dari paradigma kualitatif dan kuantitatif. Kekurangannya adalah pendekatan ini memerlukan pengetahuan yang berbelit-belit dari kedua paradigma, penyampaian dari hubungan paradigma yang mungkin belum dapat diterima oleh beberapa pembaca. Selain itu, pendekatan ini juga memerlukan

Transcript of Metpen mix method.docx

Page 1: Metpen mix method.docx

John W. Cresswell mengemukakan tiga bentuk dari penggabungan,[4] yaitu :

1) Two-Phase Design Approach

Dalam bentuk ini peneliti disarankan untuk mengatur tahap-tahap dalam penelitian kualitatif dan memisahkannya dengan tahap-tahap penelitian kuantitatif. Adapun kelebihan dari bentuk pendekatan ini adalah dua paradigma dipisahkan secara jelas, oleh karena itu peneliti dimungkinkan untuk menunjukan secara menyeluruh asumi-asumsi dari paradigma ditiap-tiap bentuknya. Namun kekurangan dari pendekatan ini adalah para pembaca tidak dapat melihat dengan jelas hubungan antara dua bentuk tersebut.

2) The Dominant-Less Dominant Design

Dalam pendekatan ini, peneliti menunjukkan penelitian tunggal yaitu dengan paradigma yang lebih dominan dengan sebuah komponen kecil yang menggambarkan keseluruhan dari penelitian dari alternatif paradigma. Kelebihan dari pendekatan ini adalah pendekatan ini menunjukkan konsistensi dari gambaran paradigma dalam penelitian dan juga mengumpulkan keterbatasan informasi untuk diselidiki secara detail dari satu aspek penelitian. Sedangkan kekurangan dari pendekatan ini adalah kemurnian dari kualitatif dapat dilihat dalam pendekatan ini sebagai penyalahgunaan paradigma kualitatif karena asumsi utama dalam penelitian tidak berhubungan atau tidak cocok dengan prosedur pengumpulan data kualitatif.

3) The Mixed-Methodology Design

Dalam pendekatan ini mewakili tingginya tingkatan dari penggabungan paradigma-paradigma dari bentuk-bentuk pendekatan sebelumnya. Peneliti akan menggabungkan aspek-aspek dari paradigm kualitatif dan kuantitatif, pendekatan ini juga menambah kompleksitas dari bentuk-bentuk dan penggunaan kelebihan dari paradigma kualitatif dan kuantitatif. Kekurangannya adalah pendekatan ini memerlukan pengetahuan yang berbelit-belit dari kedua paradigma, penyampaian dari hubungan paradigma yang mungkin belum dapat diterima oleh beberapa pembaca. Selain itu, pendekatan ini juga memerlukan peneliti untuk menyampaikan sebuah penggabungan dari paradigma-paradigma yang tidak lazim untuk banyak peneliti.

C. Bentuk-Bentuk dan Tahapan

Tahapan-tahapan penelitian dari triangulasi adalah sebagai berikut :

· Pendahuluan

Pendahuluan dalam penelitian kualitatif dapat ditemukan literature yang cukup untuk mendiskusikan permasalahan serta peneliti juga menyampaikan pemahaman, pengembangan teori dan lain-lain. Sedangkan pendahuluan dalam penelitian kuantitatif dapat ditemukan dasar literature yang kuat serta kemajuan dari sebuah teori.

Page 2: Metpen mix method.docx

Pendahuluan dalam two-phase design, peneliti mengenalkan tahap-tahap kualitatif dan tahap-tahap kuantitatif dalam penelitian. Sedangkan pendahuluan dalam dominant-less dominant design , peneliti menunjukkan kerangka kerja dari paradigma yang dominan dalam penelitian. Pendahuluan dalam mixed-methodology design menunjukkan konsistensi dari pendekatan dengan paradigma yang lain, namun pembaca akan menganggap bahwa ketegasan dari penelitian berdasarkan dari kedua paradigma.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seiring berkembangnya penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam ilmu sosial humaniora, penelitian dengan mixed method yakni menerapkan kombinasi dua metode kualitatif dan kuantitatif menjadi kian popular. Popularitas ini, salah satunya disebabkan oleh kenyataan bahwa metodologi penelitian terus berevolusi dan berkembang, dan mixed method adalah salah satu wujud dari perkembangan ini yang memanfaatkan kekuatan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Apalagi, masalah-masalah yang diangkat oleh pakar ilmu sosial dan kesehatan begitu kompleks sehingga menerapkan hanya satu metode saja tentu tidak memadai untuk menjabarkan kompleksitas ini. Sifat interdisipliner penelitian juga turut memengaruhi tim penelitian yang terdirir dari individu-individu yang memiliki minat dan metode metodologis yang beragam. Pada akhirnya, ada begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif ini disbanding hanya menerapkan salah satu dari kedua metode tersebut secara terpisah. Salah satu manfaatnya adalah memberikan pemhaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian.

Saat ini, mixed method telah berkembang menjadi seperangkat prosedur yang dapat digunakan peneliti dalam mendesain mixed methods research mereka. Pada tahun 2003, Handbook of Mixed Methods in the Social & Behavior Sciences (Tashakkori & Teddlie, 2003) diterbitkan, memberikan gambaran komprehensif menegenai mixed method strategiess research ini. Sekarang beberapa jurnal menekankan mixed methods research, seperti Journal of Mixed Methods Research, Quality and Quantity, and Field Methods. Selain jurnal, beberapa penelitian sosial juga banyak menerapkan mixed methods research seperti Interpersonal Communication (Boneva, Kraut, & Frohlich, 2001), AIDS Prevention (Janz et al., 1996), Dementia Caregiving (Weitzman & Levkoff, 2000), Mental Health (Rogers, Day, Randall, & Bentall, 2003), dan Middle-School Science (Houtz, 1995).

Makalah ini akan mencoba mengulas tentang komponen-komponen mixed method prosedures, the nature of mixed methods research, mixed method strategiess and visual models, analisis data dan prosedur-prosedur validasi dan susunan laporan penelitian.

Page 3: Metpen mix method.docx

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini dirumuskan dalam bentuk rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah komponen-komponen mixed method prosedures?

2. Bagaimanakah the nature of mixed methods research?

3. Apa sajakah mixed method strategiess and visual models?

4. Bagaimanakah analisis data dan prosedur-prosedur validasi mixed method?

5. Bagaimanakah cara menyusun laporan mixed methods research?

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan mixed method procedures yang termuat dalam rumusan masalah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen-Komponen Mixed Methods Procedure

Komponen-komponen penting dalam designing a mixed methods procedure, John W Creswell (2009:838) membuat dalam bentuk checklist pertanyaan-pertanyaan seperti dalam tabel berikut:

Tabel 1. Checklist pertanyaan-pertanyaan untuk designing a mixed methods procedure

………… Apakah definisi dasar tentang mixed method sudah disajikan?

………… Apakah alasan/rasionalisasi digunakannya dua metode atau data ini (kuantitatif dan kualitatif) juga sudah disajikan?

………… Apakah pembaca merasakan manfaat potensial dari diterapkannya rancangan mixed method ini?

………… Apakah kriteria-kriteria dalam memilih mixed method strategies sudah diidentifikasi?

………… Apakah strategi yang dipilih sudah disebutkan?

………… Apakah model visual yang mengilustrasikan strategi tersebut juga sudah disajikan

………… Apakah ada notasi yang digunakan untuk menyajikan model visual tersebut?

………… Apakah prosedur-prosedur pengumpulan dan analisis data sudah dijelaskan?

Page 4: Metpen mix method.docx

………… Apakah strategi-strategi sampling untuk pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif sudah dijelaskan? Apakah strategi sampling ini berkaitan erat dengan strategi penelitian yang dipilih?

………… Apakah prosedur-prosedur data yang spesifik sudah dijelaskan? Apakah prosedur-prosedur data yang spesifik ini berkaitan erat dengan strategi penelitian yang dipilih?

………… Apakah prosedur-prosedur validasi data kualitatif dan kuantitatif sudah dijelaskan?

………… Apakah struktur naratif/penyajian mixed method sudah dijelaskan dan apakah struktur ini berkaitan erat dengan strategi penelitian yang dipilih?

B. The Nature Of Mixed Methods Research

Karena mixed methods research ini relatif baru, maka peneliti perlu menyampaikan definisi dasar dan deskripsi singkat dari mixed method dalam proposal. Berikut ini, terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait the nature of mixed method research dalam proposal penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Jelaskan secara kronologis dan singkat sejarah perkembangan mixed method. Beberapa sumber mengidentifikasi penelitian ini berawal dari psikologi dan matriks multitrait-multimethod Campbell dan Fiske (1959) yang tertarik untuk mengonvergensi dan mengtriangulasi sumber-sumber data kuantitatif dan kualitatif (Jick, 1979). Namun, ada pula yang menyatakan bahwa mixed method ini didorong oleh keinginan untuk mengembangkan metodologi yang berbeda dalam penelitian (Creswell & Clark Plano, 2007; Tashakkori & Teddlie, 1998).

2. Definisikan mixed methods research, yaitu metode yang fokus pada pengkombinasian dua metode (kulitatif dan kuantitatif) dalam satu penelitian. Jelaskan pula mengapa peneliti harus menggunakan rancangan mixed method.

3. Jelaskan secara singkat perkembangan minat terhadap mixed methods research seperti yang banyak terungkap dalam buku-buku, artikel, jurnal, penelitian akademik dan proyek-proyek yang didanai

4. Tulislah tantangan-tangan yang anda hadapi ketika menerapkan mixed methods research. Tantangan ini bisa berupa sifat pengumpulan datanya yang harus ekstensif, sifat analisisnya yang begitu intensif atas data teks dan angka-angka, serta tuntutan akan pengetahuan mendalam tentang bentuk penelitian kuantitatif sekaligus kualitatif.

C. Mixed Method Strategies and Visual Models

Menurut John W Creswell (2009:840), ada beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods research, yaitu sebagai berikut:

1. Timing (waktu)

Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan pada waktu yang sama (konkuren). Ketika data dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu menentukan apakah data kuantitatif atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih dahulu. Hal ini tergantung pada tujuan awal

Page 5: Metpen mix method.docx

peneliti. Bila data kualitatif dikumpulkan pertama, tujuannya adalah untuk mengeksplorasi topik dengan cara mengamati partisipan di lokasi penelitian. Setelah itu peneliti memperluas pemahamannya melalui tahap kedua, yaitu data kuantitatif, di mana data dikumpulkan dari sejumlah besar partisipan (biasanya sampel dari populasi). Ketika data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan pada waktu yang sama dan pelaksanaannya simultan (serempak). Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pengumpulannya.

2. Weighting (bobot)

Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods adalah prioritas yang diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif. Dalam studi tertentu bobot dapat sama atau seimbang. Dalam beberapa penelitian lain mungkin lebih menekankan pada satu metode. Penekanan pada satu metode tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan pembaca (seperti pihak kampus, organisasi profesional) dan hal apa yang ingin diutamakan oleh peneliti. Dalam kerangka yang lebih praktis, bobot dalam mixed methods bisa dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif dan kuantitatif yang akan diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari kedua data tersebut atau apakah metode induktif (seperti, membangun tema-tema dalam kualitatif) atau metode deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan.

3. Mixing (pencampuran)

Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga keterpisahannya dalam end of continuum yang lain atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara terpisah namun keduanya tetap dihubungkan (connecting) satu sama lain selama tahap-tahap penelitian. bahwa peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren dan menggabungkan (integrating) database keduanya dengan mentransformasikan tema-tema kualitatif menjadi angka-angka yang bisa dihitung (secara statistik) dan membandingkan hasil penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif. Dalam hal ini, pencampuran menggabungkan dua database dengan meleburkan secara utuh data kuantitatif dengan data kualitatif. Atau dalam hal lain, peneliti tidak menggabungkan dua jenis metode penelitian yang berbeda tetapi sebaliknya peneliti justru tengah menancapkan (embedding) jenis data sekunder (kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu penelitian. Database sekunder memeinkan peran pendukung dalam penelitian ini.

4. Teorizing (teorisasi)

Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed method adalah perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan prosesw/tahap penelitian perspektif ini bisa berupa teori ilmu-ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang lebih luas. Dalam mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari penelitian.

Secara umum aspek-aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan

dalam planning mixed methods design

Page 6: Metpen mix method.docx

Timing Weighting Mixing Teorizing

No sequence

concurrent Equal Integrating Explicit

Implicit

Sequential-

Qualitative first Qualitative

Connecting

Sequential-

Quantitative first Quantitative

Embedding

Mixed method strategies dideskripsikan dengan notasi berupa label-label dan simbol-simbol singkatan yang mencerminkan aspek-aspek penting untuk mengkomunikasikan prosedur-prosedur mixed method agar lebih mudah dipahami. Berikut ini adalah notasi mixed method tersebut:

1. Simbol “+” mengindikasikan strategi pengumpulan data secara konkuren dan simultan, dengan data kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan sekaligus dalam waktu bersamaan

2. Simbol “ ” mengindikasikan strategi pengumpulan data sekuensial, dengan satu jenis data (misalnya data kualitatif) yang mendukung jenis data yang lain (misalnya data kuantitatif).

3. Pengkapitalan (“KUAN” atau “KUAL”) mengindikasikan suatu bobot atau prioritas yang diberikan pada data, analisis dan interprestasi kuantitatif dan kualitatif.

4. “Kuan” dan “Kual” merupakan kependekan dari kuantitatif dan kualitatif.

5. Notasi KUAN/kual mengindikasikan bahwa metode kualitatif ditancapkan kedalam rancangan kuantitatif.

6. Kotak-kotak mengindikasikan analisis dan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.

Ada beberapa tipologi yang dapat dimanfaatkan peneliti untuk memilih jenis mixed method strategies yang akan digunakan dalam penelitian mereka. John W Creswell (2009:840) menyebutkan enam jenis mixed method strategiess research yang sering digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Sequential Explanatory Strategy

KUAN KUAN kual kual Interprestasi

Pengumpulan Analisis Pengumpulan Analisis Keseluruhan

Page 7: Metpen mix method.docx

Data Data Data Data Analisis

b. Sequential Exploratory Strategy

KUAL KUAL kuan kuan Interprestasi

Pengumpulan Analisis Pengumpulan Analisis Keseluruhan

Data Data Data Data Analisis

c. Sequential Transformative Strategy

d. Concurrent Triangulation Strategy

KUAN KUAL

Pengumpulan Pengumpulan

Data Data

KUAN Hasil-hasil yang dikomparasikan KUAL

Analisis Analisis

Data Data

e. Concurrent Embedded Strategy

Analisis penemuan Analisis penemuan

f. Concurrent Transformative Strategy

Berikut ini tips yang diberikan John W Creswell (2009:928) tentang cara-cara bagaimana memilih mixed method strategies yaitu:

Page 8: Metpen mix method.docx

1. Gunakan informasi seperti pada tabel 1 untuk mengevaluasi prosedur-prosedur yang ingin ditetapkan, lalu identifikasilah salah satu dari enam strategi tersebut sebagai salah satu strategi utama yang akan digunakan peneliti

2. Pertimbangkan batas waktu yang dimiliki peneliti dalam mengumpulkan data

3. Ingatlah bahwa pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif merupakan proses rigorus yang benar-benar memakan waktu.

4. Cobalah untuk menggunakan strategi sekuensial ekspanatoris karena merupakan strategi favorit peneliti khususnya mereka yang kurang berpengalaman dengan kualitatif, namun memiliki potensi besar dalam penelitian kuantitatif.

5. Bacalah artikel-artikel jurnal yang menggunakan strategi-strategi yang berbeda dan tentukan artikel mana yang paling berkesan bagi anda.

6. Carilah artikel jurnal mixed method yang menerapkan strategi yang dipilih lalu tunjukkan pada pembimbing agar mereka memiliki model nyata tentang strategi penelitian yang ingin diteliti.

D. Analisis Data Dan Prosedur-Prosedur Validasi Mixed Methods

John W Creswell (2009:933) menyebutkan beberapa analisis data mixed method yaitu:

1. Transformasi data. Dalam strategi-strategi kunkuren, peneliti bisa saja menghitung data kuantitatif atau sebaliknya peneliti juga dapat mengalifikasi data kuantitatif.

2. Mengeksplorasi outlier-outlier. Dalam strategi-strategi sekuensial, analisis data kuantitatif pada tahap pertama dapat menghasilkan kasus-kasus ekstrim dan outlier. Setelah analisis penliti dapat menindaklanjuti dengan wawancara kualitatif tentang kasus-kasus outlier tersebut untuk memperoleh penegtahuan tentang mengapa kasus ini berbeda/menyimpang dari sampel kuantitatif.

3. Membuat instrument. Dengan menerapkan salah satu strategi sekuensial sebelumnya, kumpulkan tema-tema atau statemen tertentu tertentu dari partisipan pada tahap pertama, selanjutnya gunakan statemen tersebut sebagai item-item spesifik dan temanya sebagai skala-skla untuk membuat instrument survey kuantitatif. Pada tahap ketiga, cobalah menvalidasi instrument tersebut dengan sampel yang representative dari populasi.

4. Menguji level-level ganda. Dengan menerapkan strategi embedded konkuren, lalkukan survey (misalnya, pada kelompok-kelompok) untuk mengumpulkan hasil-hasil kuantitatif tentang sampel. Pada waktu bersamaan, lakukan wawancara kualitatif (seperti, pada individu-individu) untuk mengeksplorasi suatu fenomena berdasarkan pandangan individu-individu dalam kelompok-kelompok tersebut.

5. Membuat matriks/tabel. Dengan menerapkan salah satu strategi konkuren yang sudah dijelaskan sebelumnya, kombinasikan informasi-informasi yang diperoleh dari pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif kedalam bentuk matriks atau tabel.

Aspek lain dari analisis data yang harus dideskripsikan dalam proposal proposal mixed method adalah serangkaian langkah yang diambil untuk memerikasa validitas data kuantitatif dan akurasi hasil kualitatif.

Page 9: Metpen mix method.docx

E. Menyusun Laporan Mixed Methods Research

Menurut John W Creswell (2009:936), susunan laporan penelitian dan analisis data perlu disesuaikan dengan jenis strategi yang dipilih. Karena mixed methods research mungkin terkesan asing bagi pembaca maka peneliti dalam menulis proposal perlu memberikan beberapa petunjuk tentang bagaimana menyusun laporan akhir, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam peneltian sekuensial, peneliti mixed method biasanya menyusun laporannya mengenai prosedur-prosedur kedalam bagian pengumpulan data kuantitatif dan analisis data kuantitatif yang dilanjutkan dengan bagian data kualitatif, pengumpulan data kualitatif dan analisis data kualitatif. Setelah itu, dalam bagian kesimpulan dan interprestasi, peneliti memberikan komentar tentang bagimana hasil-hasil kualitatif membantu atau memperluas hasil-hasil kuantitatif.

2. Dalam penelitian konkuren, laporan tentang pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dapat disajikan dibagian terpisah, tetapi analisis dan interprestasinya harus dikombinasikan untuk mencari konvergensi dan kesamaan antara hasil-hasil yang diperolehnya.

3. Dalam penelitian transformatif, susunannya biasanya meliputi pembahasan mengenai isu advokasi di awal proposal sedangkan untuk penyusunan proposal, penelitian transformatif bisa menggunakan sususnan sekuensial ataupun konkuren. Di akhir proposal ada bagian tersendiri yang membahas mengenai agenda perubahan atau reformasi yang akan dilakukan setelah penelitian berlangsung.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk merancang prosedur-prosedur mixed methods research, mulailah dengan menjelaskan the nature of mixed methods research. Penjelasan ini berupa sejarah singkat perkembangan mixed methods research, definini dan aplikasinya dalam berbagai bidang.

2. Ada empat kriteria untuk memilih mixed method strategies yaitu timing, weighting, mixed dan theorizing.

3. Ada enam mixed methods strategies yaitu sequential explanatory strategy, sequential exploratory strategy, sequential transformative strategy, concurrent triangulation strategy, concurrent embedded strategy dan concurrent transformative strategy.

4. Analisis data mixed method dilakukan dengan cara transformasi data, mengeksplorasi outlier-outlier, membuat instrument, menguji level-level ganda dan membuat matriks/tabel yang mengkombinasikan hasil kuantitatif dan penemuan kualitatif.

Page 10: Metpen mix method.docx

5. Susunan laporan penelitian dan analisis data perlu disesuaikan dengan jenis strategi yang dipilih baik sekuensial, konkuren maupun transformatif. Kerena masing-masing dari ketiganya memiliki susunan penyajian tersendiri

Kapan penelitian kombinasi digunakan ?

Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin untuk memper oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif. Kemudian secara specifik metode kombinasi digunakan apabila :

a) Peneliti yang ingin melengkapi hasil penelitian kuantitatif yang diperkaya dengan data-data yang bersifat kualitatif yang tidak bia digali dengan metode kuantitatif.

b) Peneliti ingin hasil penelitian kualitatif dapat diberlakukan pada populasi yang lebih luas.

c) Peneliti ingin mendapatkan data yang lebih komprehensip yang dapat dicari dengan metode kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama.

d) Peneeliti ingin melakukan penelitian yang bersifat proses dengn metode kualitatif, dan meneliti produk dengan kuantitatif.

e) Peneliti ingin melakukan penelitian tindakan (action research).

f) Peneliti ingin melakukan penelitian untukmenghasilkan produk yang terujidengan metode R & D (research and development).