Metpen Iwan Fitrah

18
By : Iwan Fitrah Ronal Semuel Blegur Adam Handry Saputra Penelitian Paradigma Sipiritual

description

penelitian akuntansi menggunakan paradigma spiritualitas

Transcript of Metpen Iwan Fitrah

Page 1: Metpen Iwan Fitrah

By :Iwan FitrahRonal Semuel BlegurAdam Handry Saputra

Penelitian Paradigma Sipiritual

Page 2: Metpen Iwan Fitrah

JurnalTesiss

Defenisi Spiritual

SSRF (Spiritual Science Research Foundation) :mendefinisikan kata ‘spiritual’ sebagai semua unsur/ elemen di luar batas panca indra, pikiran (yaitu perasaan, emosi dan hasrat kita) dan akal budi/ intelek (yaitu proses pengambilan keputusan dan kemampuan nalar).

Kamus oxford mendefinisikan spiritual sebagai sebuah kata sifat Yang berkaitan dengan atau berpengaruh pada jiwa/ roh manusia

dibandingkan dengan hal-hal materi atau fisik. Yang berkaitan dengan agama atau keyakinan beragama

Kaitan Spiritualitas di Dalam Suatu Penelitian

Pemahaman aspek diri (self) pada penelitian kuantitatif membawa konsekuensi pada ontologi, epistomologi, dan metodologi. Hingga bukan suatu hal yang berlebihan jika metode penelitian pada ujungnya juga menyangkut aspek spiritual, terutama jika seseorang memahami diri (self)-nya secara utuh (Bladon, 2007 dalam Triyuwono, 2013 ).

Penelitian Paradigma Sipiritual

Teori

1

Page 3: Metpen Iwan Fitrah

Tujuan Penelitian Menggunakan Aspek (Paradigma) SpiritualTujuan penelitian, khsususnya penelitian akuntansi dengan paradigma spiritualis adalah membangkitkan kesadaran ketuhanan (to awaken god-consciousness). Paradigma ini menghendaki agar ilmu akuntansi yang dihasilkan dari sebuah proses penelitian dapat membangkitkan kesadaran ketuhanan.

Metode Penelitian“Paradigma Sipiritual”Lebih jauh mengenai Metode Penelitian “Paradigma Sipiritual”, dalam hal ini kami sepenuhnya merujuk pada sebuah penelitian Triyuwono, 2013 :“[MAKRIFAT] METODE PENELITIAN KUALITATIF [DAN KUANTITATIF] UNTUK PENGEMBANGAN DISIPLIN AKUNTANSI”

Beberapa Intisari yang dapat kami temukan berkaitan dengan penelitian menggunakan konsep (paradigma) spiritual adalah sebagai berikut : metode penelitian positivis memasuki wilayah kuantitatif dan kualitatif.

Sementara penelitian dengan paradigma interpretivis, kritis, posmodernis, dan spiritualis hanya ada di wilayah kualitatif.

JurnalTesiss

Teori

2

Page 4: Metpen Iwan Fitrah

Sambungan........

Paradigma interpretivis, kritis, posmodernis, dan spiritualis menggunakan metode kualitatif dengan orientasi penelitainnya pada kontruksi teori.

Spiritualis menjadi semakin jelas dlm akuntansi jika didefinisikan misalnya sebagai akuntansi syari’ah :

Seni dan ilmu meracik informasi yang berfungsi sebagai doa dan dzikir untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, mental, dan spiritual manusia dalam rangka beribadah dan kembali kepada Tuhan dengan jiwa yang suci dan tenang

Penelitian menggunakan paradigma spiritualitas menggunakan desain penelitian “suka-suka”, yang dapat kami artikan bahwa model penelitian ini boleh menggunakan seluruh desain penelitian yang, kemudian alat analisisnya mengunakan “instuisi”

Pada penelitian spiritualis, disain penelitian tidak bersifat konkrit sebagaimana beberapa jenis penelitian lainnya. bersifat tidak konkrit disini salah satunya menunjukan bahwa penelitian ini menggunakan kekuatan di balik “saya”, yang pada dasarnya kekuatan tersebut adalah pikiran tuhan, penelitinya juga penuh dengan kehadiran tuhan

JurnalTesiss

Teori

3

Page 5: Metpen Iwan Fitrah

A. LATAR BELAKANG Adanya history Praktek akuntansi yang ditulis tahun 765H/1363M Qs. Al Baqarah : 282 Islam mendorong praktek akuntansi Akuntansi yang dalam bahasa Arabnya adalah Muhasabah, Hisab, yang

alam Harahap (1997:276) dditemukan 109 kali dalam Al Quran. Simanjuntak dan Januarsi (2011) organisasi keagamaan merupakan

entitas publik dengan pengembangan nilai-nilai spiritualitas . Akuntansi dalam lembaga keagaamaan merupakan pertanggung jawaban

Horizontal maupun vertikal (Muhammad, 2002)

B. PENDAHULUAN1. Rumusan Masalah

Terdapatnya akuntansi dalam dimensi spiritual dan dengan pendekatan berdasar pada theologi Islam

Akuntasi tidak hanya dalam konteks akuntansi materialis, melainkan juga dalam konsep akuntansi non material.

2. Tujuan Penelitian Menemukan makna kehadiran akuntansi dalam pengelolaan masjid

Tesis : Praktik akuntansi Dalam pengelolaan Masjid Oleh : Asdar, 2014

JurnalTesiss

Teori

4

Page 6: Metpen Iwan Fitrah

3. Kontribusi PenelitianMembawa praktik akuntansi lembaga keagamaan menuju ke arah yang lebih baikPengembangan pengetahuan akuntansi dalam konteks organisasi keagamaanPengayaan informasi terkait nilai-nilai islam dlm praktik akuntansi keagamaan.

C. METODOLOGI PENELITIAN Merupakan penelitian non-positivistik Fokus pada proses untuk menemukan / memahami fakta-fakta sosial dlm

praktek akuntansi organisasi keagamaan dari perspektif dalam diri (inner perspektive) berdasarkan subjek pelaku, dan nilai-nilai pelaku disini diangkat dari spiritualitasnya.

D. PENELITIANSifat penelitian ini terkait proses memaknai realitas sosial dengan nilai-nilainya. Meskipun arti kata memaknai menurut Triyuwono (2009:2017) begitu dekat dengan dengan kajian interpretif. Namun, adanya fakta-fakta sosial berupa integrasi nilai-nilai islam pd praktik akuntansi dlm pengelolaan manajemen masjid, suatu aqidah, dalam hal ini adalah Islam. Sehingga jika diangkat dari nilai-nilai kepercayaan (religi) yang mengandung makna spiritual, maka mencuatkan paradigma sendiri, yaitu paradigma spiritual.

JurnalTesiss

Teori

5

Page 7: Metpen Iwan Fitrah

E. PROSES PENELITIAN Penentuan situs penelitian Masjid Abu Dzar Al-Ghifary, Malang. Memilih informan berdasarkan tugas dan keterlibatan serta keaktifan dalam

kegiatan masjid tersebut, g Sumber data dan metode pengumpulan data : 1) Observasi , 2)

Dokumentasi, 3) Wawancara,

F. TEKNIK ANALISA DATA Pola pikir normatif u/ mengetahui pandangan Alquran dan kaitannya

dengan praktek akuntansi di masjid Pola pikir Empiris melihat apa dan bagaimana konsep akuntansi yang ada

di lapangan.

G. PENELITIAN TERDAHULU Studi akuntansi di organisasi keagamaan (swaon dan Geredor, 1988 dalam

Roada, 2011) Adanya relevansi yang antara Islam dan akuntabilitas (Lighbody, 2001 dan

West &Zech ) Simanjuntak dan Januarsi (2011) menganalisa akuntabilitas dan pengelolaan

keuangan di masjid .

JurnalTesiss

Teori

6

Page 8: Metpen Iwan Fitrah

H. PEMBAHASAN

1. Akuntansi sebagai Muhasabah, selain bermakna perhitungan/pembukuan keuangan melakukan muhasabah “introspeksi diri” QS. Al Ahzab:52 Bahwasannya Allah terhadap sesuatu maha mengawasi Qs. At Taghaabun:4 dan QS. Al Baqarah:235 Allah maha mengetahui segala

sesuatu baik yang tampak atau yang tidak (yang dirahasiakan). Makna “introspeksi diri” agar ia benar-benar tahu tentang dirinya. Sehingga

ia dapat mengetahui sebab-sebab penyelewengan dari kebenaran, kemudian dilanjutkan dengan mengkoreksi diri sebelum habis umurnya (Syahatah, 2001:49).

2. Prinsip akuntansi pada pengurus masjid adalah pemahaman yang benar atas

penyajian laporan keuangan dengan penekanan pada kejujuran, informatif, mudah dipahami semua pihak, tak terkecuali teruntuk orang awam sekalipun.• QS Al Baqarah:42” Dan janganlah kalian campur adukan yang haq

(kebenaran) dan yang bathil (kecurangan)...dan jangnlah kamu menyembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui..”

• “....Area bisnis aja harus jujur apalagi di masjid yang sarat dengan pesan-pesan moral. (ketua DM)

JurnalTesiss

Teori

7

Page 9: Metpen Iwan Fitrah

3. Akuntansi dalam pengelolaan masjid Adanya ambu-rambu prinsip umum yang harus diikuti dalam bermuamalah

(Qs. Al Baqarah : 282) agar manusia disiplin dalam hal pembukuan dan catat mencatat (akuntansi).

Akuntansi organisasi keagamaan memiliki domain publik (para anggota, umat/ pengikut agama di organisasi keagaam tsb (Bastian:217).

“Akuntansi di masjid itu penting, ndak bisa diabaikan karna menyangkut uang rakyat. (ketua DM)

I. KESIMPULAN Prinsip akuntansi yang benar dlm kontek pemahaman pengurus masjid

bukan pd prinsip sesuai dengan standar akuntansi keuangan modern, melainkan mensyaratkan nilai keikhlasan, keadilan, pertanggung jawaban dan kebenaran

Akuntabilitas dalam islam adalah amanah dalam dimensi hubungan manusia dengan Allah, maka seluruh bentuk aktifitasnya insya Allah menjadi ibadah di hadapan Allah SWTY. Dan juga sebagai amanah secara horizontal, sehingga tanpa terkecuali dengan demikian akan melahirkan kepercayaan orang lain (trustable).

JurnalTesiss

Teori

8

Page 10: Metpen Iwan Fitrah

Jurnal Akuntansi MultiparadigmaSPIRITUALITAS AKUNTANSI MALANGAN:SALAM SATU JIWA DAN KONSEP KINERJA KLUB SEPAK BOLA Oleh :Iwan Triyuwono

I. Latar BelakangPenelitian ini bertujuan membangun konsep kinerja klub sepak bola dengan menggunakan budaya khas kota Malang, yaitu budaya basa wali-an, malangkucecwara dan salam satu jiwa.

II. Study Sebelumnya Studi Wulandari (2012) telah memberikan informasi tentang apa makna

pemain bagi manajemen, yaitu pemain sebagai aktiva (asset) Burton & Chadwick (2014), Spieler et., al. (2007), Humara (2005), Niednagel

(2004), dan Hyllegard et., al. (2001) memberikan perhatian pd aspek pemain, mulai dari kateristik fisik, aspek psikologis, faktor lingkungan, sampai aspek branding. Bagi mereka, rekruitmen pemain sepak bola merupakan titik krusial untuk kinerja dan nama baik Klub di masa yg akan datang

Pengembangan karir pemain tidak hanya ditopang oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh keberadaan Klub, manajemen, dan pihak lainnya. Interaksi dari berbagai pihak sangat menentukan keberadaan para pemain

Studi yang menyeluruh dan lengkap tentang Klub sepak bola, khususnya tentang kinerja Klub sepak bola, belum ada yang melakukannya.

JurnalTesiss

Teori

9

Page 11: Metpen Iwan Fitrah

III. Pertanyaan penelitianPenelitian ini mengangkat pertanyaan: bagaimana bentuk konsep kinerja klub sepak bola dengan menggunakan budaya lokal Malang?

IV. Paradigma dan Desain Penelitian yang Digunakan a. Paradigma Menggunakan cara pandang spiritualis (spiritualist paradigm). Menekankan

pada keutuhan sebuah konsep, yaitu keutuhan aspek kemanusiaan, budaya, spiritualitas, dan ketuhanan

Alasan utama menggunakan paradigma ini adalah agar konsep kinerja yang dihasilkan bersifat lebih utuh (bila dibandingkan dengan menggunakan paradigma yang lain). Karena, paradigma spiritualis memang lebih menekankan pada keutuhan realitas

Menurut paradigma ini, realitas berada dalam satu kesatuan, bahkan dalam satu kesatuan dengan Tuhan (Chodjim 2013; Mustofa 2005)

Alasan berikuta adalah untuk memberikan nuansa ygberbeda dg paradigma modernis yg melihat realitas secara terpisah. Bagi paradigma modernis, realitas yg satu selalu berada dlmkeadaan terpisah dgrealitas yg lain. Bahkan paradigma ini tdk memberikan ruang sama sekali bagi Tuhan. Sehingga teori yg berhasil dibangun oleh paradigma ini bersifat sekuler

JurnalTesiss

Teori

10

Page 12: Metpen Iwan Fitrah

Yang terakhir, paradigma spiritualis memberikan pembelajaran bagi kita semua bahwa berspiritualpun dpt dimulai dg melakukan penelitian ttg kinerja Klub sepak bola. Kegiatan ilmiah yg spiritual ini juga merupakan jalan bagi setiap peneliti untuk mengenal Tuhan lebih dekat dan merupakan jalan bagi peneliti utk kembali pd Tuhan dg jiwa yang suci dan tenang

b. Desain penelitian Disain penelitian spiritualis (memang tidak umum digunakan) merupakan

disain penelitian yang berdasarkan pada spontanitas spiritual. Spontanitas spiritual dapat dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang sangat bervariasi

Spontanitas spiritual pada dasarnya merupakan pengalaman keterhubungan spiritual antara seseorang dengan lingkungan dan Tuhan. Keterhubungan spiritual ini sebetulnya adalah suatu hal yang nyata, karena segala sesuatu adalah bagian yang satu dengan Tuhan seperti yang telah dijelaskan di atas (Chodjim 2002; 2003; 2013; Mustofa 2005)

Disain penelitian spiritualis tidak memiliki metode yang baku sebagaimana yang ditemukan pada penelitian positivis maupun non-positivis lainnya. Metode yang digunakan sepenuhnya mengikuti gerak spirit (ruh) dalam diri peneliti (Aman 2014; 2013; Seale 2001; Lee 1999)

JurnalTesiss

Teori

11

Page 13: Metpen Iwan Fitrah

V. Metode yang Digunakan Komunikasi dengan Tuhan melalui doa, tafakkur, dan dzikir merupakan

bagian yang sangat penting untuk mendapatkan inspirasi (ilham) (Aman 2014; 2013; Newberg & Waldman 2009)

Data yang digunakan adalah data empiris dan non-empiris Data menjadi bahan bagi peneliti untuk diolah di alam bawah sadar

sehingga peneliti mendapatkan pemahaman intuitif atas realitas di dunia empiris (Aman 2013; 2014; Newberg & Waldman 2009; Murphy 2006).

VI. Prosedur Penggunaan Metode1. Berdoa kepada Tuhan, yaitu memohon perkenan Dia untuk memberikan

ide tentang metode dan alat apa yang cocok untuk menganalisis data yang sudah tersedia

2. Selalu memikirkan (tafakkur) apa yang akan dianalisis, dibahas, dan diargumentasikan

3. Mengakses energi ilmu Tuhan (dzikir). semuanya diinteraksikan sedemikian rupa dengan kesadaran dan kepasrahan mendalam sehingga akhirnya memperoleh inspirasi (Aman 2014; 2013; Newberg & Waldman 2009)

Melalui proses tersebut, diperoleh inspirasi berupa bola (melalui pandangan imajiner). Artinya, alat yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan menggunakan metafora bola. Oleh karena itu, pembahasan ini menggunakan metafora bola.

JurnalTesiss

Teori

12

Page 14: Metpen Iwan Fitrah

VI. Analisis Data

a. Basa walik-an Dengan menggunakan konsep basa walik-an tersebut, kita membalik sesuatu yang sifatnya eksternal dan materi (yaitu, laba sebagai tujuan puncak atau tujuan eksternal) menjadi sesuatu yang sifatnya internal dan spiritual

b. Malangkucecwara Garis penghubung yang berfungsi sebagai alat pembalik ini mengandung

sebuah nilai, yaitu nilai yang terkandung dalam kata malangkuçeçwara (Tuhan menghancurkan kebathilan dan menegakkan kebenaran)

Para pihak (Stakeholders) sebagai dimensi luar :

1. Pemain,2. Pemilik, 3. Pengelola, 4. Pelatih, 5. Pendukung (supporter), dan6. Pendonor

JurnalTesiss

Teori

13

Page 15: Metpen Iwan Fitrah

Sambungan........Para pihak (Stakeholders) sebagai dimensi luar :

1. Pemain Tali malangkuçeçwara dalam konteks pemain ini berupa ketrampilan, keramahan, pengalaman, prestasi, komitmen, loyalitas, profesionalitas, kedisiplinan, dan bakat (talenta)

2. PemilikTali malangkuçeçwara dalam konteks pemilik: pelihara, perhatian, keberlangsungan, tanggung-jawab, dan ikhlas

3. PengelolaTali malangkuçeçwara dalam konteks pengelola: pelihara, perhatian, keberlangsungan, tanggung-jawab, kreasi, inovasi, ikhlas, dan ikhsan

4. PelatihTali malangkuçeçwara dalam konteks pelatih: sabar, tekun, kreatif, inovatif, edukatif, ikhlas, dan ikhsan

5. PendukungTali malangkuçeçwara dalam konteks pendukung: sopan, hormat, toleran, sabar, dan bertanggungjawab

6. PendonorTali malangkuçeçwara dalam konteks pendonor: perhatian, pemberi, ikhlas, dan ikhsan

JurnalTesiss

Teori

14

Page 16: Metpen Iwan Fitrah

c. Titik pusat bola: Tuhan Sebagai Tujuan AkhirSemua dimensi yang ada dalam konsep ini menuju pada titik pusat melalui jalan kebenaran malangkuçeçwara. Titik pusat dari bola ini adalah kosong, tetapi ada. Keberadaannya mutlak, karena Dia adalah Yang Maha Mutlak di mana semua makhluk akan kembali.

VII. Hasil Penelitian “KONSEP KINERJA BERKETUHANAN”

o Kinerja Klub sepak bola merupakan konsep yang mengutamakan manusia sebagai makhluk mulia, di mana kemuliaannya terukur pada seberapa jauh manusia tersebut telah tunduk dan patuh pada kehendak Tuhan. Semakin tunduk dan patuh, maka semakin bertakwa dan mulia.

o Dengan metafora bola dan konsep basa wali-an, maka konsep kinerja yang biasanya berorientasi keluar (materi) kemudian dibalik dan diarahkan ke dalam (spiritual). Bagian luar bola dikonotasikan sebagai kulit luar yang sifatnya materi (seperti keinginan untuk mendapatkan laba maksimal, aktiva yang besar, dan akumulasi modal)

JurnalTesiss

Teori

15

Page 17: Metpen Iwan Fitrah

Sambungan....

o Dari kulit materi ini kemudian ditarik ke dalam dengan menggunakan tali kebenaran malangkuçeçwara, yaitu tali pada tataran mental yang dapat menghubungkan lapisan materi sifat manusia ke lapisan terdalam, yaitu titik pusat bola, yang tidak lain adalah titik Tuhan

o Titik Tuhan ini yang menjadi tujuan final dari semua para pihak yang terlibat secara langsung atau tidak di Klub sepak bola. Titik Tuhan diindikasikan dengan takwa, yaitu suatu kondisi di mana manusia merasakan secara sadar ketundukan total pada kehendak Tuhan YME

o Setiap pihak, dapat menggunakan jalur profesinya masing-masing untuk masuk kedalam titik Tuhan (takwa) melalui jalan kebenaran mental malangkucecwara sebagai jembatan peghubung antara titik kesejahteraan materi, sebagai bagian terluar dari bola dengan Tuhan.

JurnalTesiss

Teori

16

Page 18: Metpen Iwan Fitrah

Habis..............