metpen

download metpen

of 9

description

BLOK 20

Transcript of metpen

Faktor-faktor Resiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak BalitaEster Marcelia Anastasia

102013236

[email protected] Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan proposal mengenai faktor-faktor resiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak balita. Artikel ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran metodologi penelitian. Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dr. Djap Hadi Susanto, dr. Ernawati Tamba, dan dr. Melda Suryana yang telah memberikan kesempatan untuk belajar mengenai metode penelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel ini.

Artikel ilmiah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan hubungan antara resiko terjadinya dehidrasi pada kejadian diare pada anak seperti usia, kormobiditas, status gizi, sosial ekonomi, pemberian cairan yang adekuat, serta imunisasi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini jauh dari sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menjadi acuan untuk pembelajaran di akan datang. Semoga penulisan artikel i ni dapat memberikan informasi yang berguna dalam pengembangan wawasan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

Abstrak

BAB.I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Permasalahan

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

BAB.II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.2 Kerangka Konsep

BAB.III: METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

3.2 Tempat dan waktu penelitian

3.3 Pengumpulan data

3.4 Analisis data

3.5 Populasi penelitian

3.6 Sampel penelitian

3.7. Variable penelitian

Daftar Pustaka

BAB.I

Pendahuluan

Abstrak

Diare akut merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang bayi dan anak. Penyebab utama rawat inap pada anak usia di bawah 5 tahun dengan diare akut adalah dehidrasi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor resiko dehidrasi dengan diare pada anak. Studi dilakukan dengan desain cross-sectional pada anak-anak berusia antara 1 bulan sampai 5 tahun, yang menderita diare akut dengan atau tanpa dehidrasi di desa Gudji pada bulan Oktober 2015. Kata kunci : diare, cross sectional, dehidrasi.AbstractAcute diarrhea is a disease which frequently affects infants and children. The main cause of hospitalization in children aged under 5 years old with acute diarrhea is dehydration. The study was conducted to determine the relationship of risk factors for dehydrating diarrhea in children. The study was conducted with a cross-sectional design in children aged 1 month to 5 years, who suffered from acute diarrhea with or without dehydration in the village Gudji baru in October 2015.Keyword : diarrhea, cross-sectional, dehydrating.Latar Belakang

Penyakit diare merupakan suatu masalah yang mendunia. Seperti sebagian besar penyakit anak-anak lainnya, penyakit diare tersebut jauh lebih banyak terdapat di negara berkembang daripada negara maju, yaitu 12,5x lebih banyak di dalam kasus mortalitas (WHO). Pada tingkatan yang lebih umum terdapat dua indikator efek kesehatan yang dapat dengan mudah diajukan, pertama yang behubungan dengan angka kematian akibat diare, dan yang satu lagi dengan angka morbiditas. Namun, sebagai tambahan dibutuhkan indikator ketiga karena penyakit diare secara alami sering terjadi berulang kali dalam interval yang tidak tentu sehubungan dengan jumlah wabah penyakit.

Di Indonesia sendiri diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, 36,9% kematian pada anak balita disebabkan karena dehidrasi, dan 24,1% kematian pada bayi tersebut dikarenakan dehidrasi. Upaya penanggulangan diare jangka pendek yang bertujuan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Adapun faktor resiko terjadinya dehidrasi pada kasus diare pada anak adalah pemberian cairan yang tidak adekuat, keterlambatan penanganan, usia dan berat badan anak. Untuk itu diperlukan informasi terhadap faktor-faktor resiko dehidrasi seperti pemberian cairan yang tidak adekuat, keterlambatan penanganan, usia dan berat badan anak.pada bayi yang mengalami diare.Rumusan masalah

Apa saja faktor-faktor resiko dehidrasi pada diare anak.Tujuan penelitian

Tujuan umum : mengetahui faktor-faktor resiko terjadinya dehidrasi pada diare anak.Tujuan khusus : mengetahui hubungan faktor-faktor resiko terjadinya dehidrasi terhadap kasus diare pada anak.Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini adalah menjadi dasar untuk mengintervensi masalah terjadinya dehidrasi pada kasus diare pada anak, dan menjadi dasar bagi penliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dibahas, yaitu usia, kormobiditas, status gizi, sosial ekonomi, pemberian cairan yang adekuat, serta imunisasi.BAB.IITinjauan Pustaka

2.1 Kerangka Teori

Diare masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Terdapat banyak penyebab diare pada anak. Pada sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare, termasuk sindroma malabsorpsi. Diare karena virus umumnya bersifat self limiting, sehingga aspek terpenting yang harus diperhatikan adalah mencegah terjadinya dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian dan menjamin asupan nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa.1

Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare tetapi masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang-kadang pada seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari, tetapi konsistensinya cair, keadaan ini sudah dapat disebut diare.1

Pada penderita diare akut berat akan mengalami dehidarsi, yang jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Adapun faktor-faktor resiko tingkat kematian pada diare adalah : a) UsiaUmur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi. Angka kesakitan maupun kematian pada hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Tingginya angka kesakitan pada bayi dan anak karena anak dan terutama bayi memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Menurut Jannah tahun 2005, umur mempunyai kaitan dengan daya tahan tubuh. Pada umumnya daya tahan tubuh orang dewasa jauh lebih kuat dari daya tahan tubuh bayi dan anak.2b) KormobiditasKomorbiditas adalah penampilan bersamaan dari dua penyakit atau lebih. Pada kasus diare jika disertai dengan demam maka dehidrasi yang timbul akan semakin berat, dikarenakan panas tubuh yang berlebihan akan mempercepat penguapan zat-zat cair dalam tubuh yang dapat memperparah derajat dehidrasi.2c) Jenis kelamin

Dari data yang didapat ditunjukan bahwa anak laki-laki lebih sering terkena diare dibandingkan anak perempuan, hal ini mungkin dikarenakan anak laki-laki lebih sering main diluar rumah karena hal itu anak laki-laki cenderung untuk suka membeli jajanan yang ada dijalanan yang mungkin jajanan tersebut banyak mengandung bakteri karena proses pembuatannya yang kurang bersih yang dapat menyebabkan diare.

d) Sosial ekonomi dan status giziKondisi sosial ekonomi yang rendah menyebabkan pasien sulit untuk mendapatkan asupan gizi yang seimbang karena itu kebanyakan dari anak dengan kondisi sosial ekonomi yang buruk status gizinya cenderung lebih rendah dibanding dengan anak dengah sosial ekonomi yang baik. Dengan status sosial ekonomi yang rendah dan disertai kondisi anak dengan gizi yang buruk juga akan mempermudah untuk terjadinya diare, selain itu kondisi anak dengan gizi buruk juga dapat memperburuk derajat dehidrasi, karena cairan ditubuh anak dengan gizi yang buruk selain pertahanan tubuhnya yang jauh lebih rendah, komposisi cairan didalam tubuhnya juga jauh lebih sedikit. Oleh karena itu anak dengan status gizi yang buruk lebih mudah terjadi dehidrasi dibanding anak dengan status gizi yang baik.3e) Pemberian cairan yang adekuatpemberian cairan yang adekuat ini berkaitan dengan penatalaksanaan, semakin cepat pemberian cairan terhadap anak yang mengalami diare, maka semakin kecil pula kemungkinan anak tersebut mengalami dehidrasi.2f) Imunisasi.Penyebab diare pada anak biasanya paling sering disebabkan oleh rota virus. Anak yang diberikan imunisasi rotavirus cenderung lebih jarang terkena diare karena anak tersebut telah memiliki kekebalan dari pemberian vaksin tersebut.

g) DehidrasiDerajat dehidrasi sangat berpengaruh terhadap resiko kematian pada kasus diare. Dehidrasi dikategarokan menjadi tiga yaitu ringan, sedang dan berat bergantung dari berapa banyak cairan yang dikeluarkan.2,3 1. Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB): gambaran klinisnya turgor kurang, suara serak (Vox Cholerica), dan pasien belum tergolong dalam presyok.

2. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien tergolong presyok,nadi cepat, napas cepat dan dalam.

3. Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah

kesadaran menurun( Apatis sampai koma), otot- otot kaku, dan sianosis.

Derajat dehidrasi itu sendiri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor perawatan yang telah dilakukan selama anak tersebut terkena diare, perawatan yang kurang dapat memperparah derajat dehidrasi anak dan meningkatkan resiko kematian. Faktor yang lain adalah kondisi anak saat sebelum sakit, apakah anak sudah pernah imunisasi. Dan faktor saat sakit apakah diare disertai demam atau penyakit lainnya.2.2 Kerangka Konsep

BAB.III

Metodologi Penelitian3.1 Desain penelitian

Adapun desain penelitian ini adalah dengan menggunakan desain/pendekatan cross sectional, dimana pengumpulan data dan pengukuran variabel penelitian dilakukan pada saat yang sama.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 21 oktober 2015 di kampung Gudji Baru

3.3 Pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder.

3.4 Analisis data.4 Analisa univariat

Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap variabel dalam penelitian

Analisa Bivariat

Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko dehidrasi dengan komorbiditas, faktor dehidrasi dengan keadaan anak sebelum sakit, faktor dehidrasi anak dengan keadaan sesudah sakit, derajat dehidrasi, dan faktor dehidrasi dengan perawatan dengan menggunakan uji Chi square. Analisis dilakukan pada tingkat kemaknaan 95% untuk mengetahi ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik menggunakan uji SPSS ver.16. 3.5 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitan ini adalah semua anak yang berusia kurang dari 5 tahun.3.6 Sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode random sampling terhadap semua anak yang mengalami diare yang berusia dibawah dari lima tahun.3.7 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan atas variable dependent dan variable independent. Dalam penelitian ini terdapat beberapa variable yang diteliti yaitu sebagai berikut:

Variabel dependent:

Variable dependent dari penelitian ini adalah dehidrasi.

Variabel independent:

Variable independent dari penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, status gizi, komorbiditas, status imunisasi,dan intake cairan inadekuat.

a. Usia, hasil pengurangan dari tanggal, bulan, dan tahun Balita saat ini dengan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran Balita. Usia bukan Balita adalah sama atau lebih dari lima tahun dan usia Balita adalah dibawah dari lima tahun..

b. Jenis kelamin, jenis kelamin laki- laki dan perempuan. Hasil ukur berskala nominal. Dikarenakan laki- laki dan perempuan setara.

c. Komorbiditas, Deman yang diukur adalah suhu tubuh yang mencapai lebih dari 37,2 oC komorbiditas bukan demam adalah suhu tubuh dibawah 37,2 oC dan komorbiditas demam adalah suhu tubuh lebih dari 37,2oC. Hasil ukur ini bersifat interval. Karena tidak ada suhu badan yang bernilai nol.

d. Intake cairan, berlebih, cukup, kurang. Kebutuhan berat badan dilakukan berdasarkan rumus Darow: anak dengan berat 20kg = 1500 ml + 20 ml/kgbb. Berdasarkan luas permukaan tubuh = 1500ml/m2 luas permukaan tubuh. Berdasarkan jumlah cairan yang dikeluarkan tubuh, jumlah urin dalam sehari + insensible water loss , berdasarkan pengalaman klinik urin perhari sekitar 1.00ml/m2/hari + insensible water loss kira- kira500 ml/m2/hari. Berlebih berarti lebih dari batas kebutuhan perhari, cukup sama dengan kebutuhan cairan perhari, dan kurang berarti kurang dari kebutuhan perhari. Hasil ukur tersebut mengunakan ordinal.e. Sosial ekonomi, berlebih, cukup, kurang. Pemenuhan kebutuhan sehari- hari. Jika cukup berarti dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, berlebih berarti dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder ditambah dengan kebutuhan tersier, dan kurang jika tidak dapat memenuhi kebutuhan primer. Hasil ukur tersebut berdasarkan ordinal.f. Status imunisasi, lebih, cukup, kurang. Cukup mendapatkan imunisasi pokok sesuai dengan usianya, lebih berarti mendapatkan imunisasi pokok sesuai usia ditambah imunisasi tambahan, kurang berarti tidak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan usia. Hasil ukur tersebut berdasarkan ordinal.Daftar Pustaka

1. Simadibrata M. Diare akut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibarata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam . Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI;2006.h.408-13.2. Poerwati E. Determinan lama rawat inap balita dengan diare. Jurnal Kedokteran Brawijaya.2013.h.241-4.3. Yusuf S, Haris S, Kadin M. Gambaran derajat dehidrasi dan gangguan fungsi gijal pada diare akut. Jurnal Kedokteran Universitas Syiah kuala.2011.221-5.4. Murti. B, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. 2nd ed. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 2008. h. 105-6.Derajat dehidrasi

Faktor perawatan

Faktor riwayat anak sebelum diare

Komorbiditas

Faktor resiko terjadinya dehidrasi

9