metpen

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui, Negara kita termasuk Negara Berkembang. Dimana dalam Negara berkembang tingkat pertumbuhan ekonominya sangat rendah dan tingkat kemiskinannya sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat akan SDM yang terbatas serta meningkatnya jumlah penduduk yang tersentral di kota besar yang tidak merata. Selain itu lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas jika dibandingkan dengan pencari kerjanya. Sehingga lapangan kerja yang ada tidak dapat menampung atau memperkerjakan semua pencari kerja (Iriani Ismail, 2011). Untuk itu pemerintah harus lebih ketat dalam membangun UMKM. Karena Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, selain karena berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. 1 | Yusda Winni Murezeki

description

metode penelitian , makalah

Transcript of metpen

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSeperti yang kita ketahui, Negara kita termasuk Negara Berkembang. Dimana dalam Negara berkembang tingkat pertumbuhan ekonominya sangat rendah dan tingkat kemiskinannya sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat akan SDM yang terbatas serta meningkatnya jumlah penduduk yang tersentral di kota besar yang tidak merata. Selain itu lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas jika dibandingkan dengan pencari kerjanya. Sehingga lapangan kerja yang ada tidak dapat menampung atau memperkerjakan semua pencari kerja (Iriani Ismail, 2011). Untuk itu pemerintah harus lebih ketat dalam membangun UMKM. Karena Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, selain karena berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UMKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya. Pengembangan UMKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UMKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UMKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Pertumbuhan ekonomi nasional sangat ditentukan oleh dinamika perekonomian daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya ditopang oleh kegiatan ekonomi bersakala kecil dan menengah. Unit usaha yang masuk dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan urat nadi perekonomian daerah dan nasional. Jumlah UMKM mencapai sekitar 99% dari populasi unit usaha, serta menampung lebih dari 92% jumlah tenaga kerja. Dari tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,0 persen, UMKM menyumbang laju pertumbuhan sekitar 3,0 persen, lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan usaha besar. Dari data awal ini menunjukkan betapa strategisnya pengembangan koperasi dan UMKM (www.dppm.uii.ac.id). Sektor UMKM telah terbukti tahan banting dalam menghadapi krisis, bahkan semakin menunjukkan perkembangan pesat. Kurang-lebih 60 persen dari PDB saat ini berkaitan dengan sektor UMKM. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan usaha yang tangguh di tengah krisis ekonomi. Saat ini sekitar 99% pelaku ekonomi mayoritas adalah pelaku usaha UMKM yang terus tumbuh secara signifikan dan menjadi sektor usaha yang mampu menjadi penopang stabilitas perekonomian nasional. UMKM makin tahan banting dan tetap optimistis di tengah krisis. Ketika terjadi krisis global pelaku UMKM tetap bergerak. Pemerintah telah memberikan upaya-upaya pemberdayaan berupa kebijakan, program dan kegiatan untuk semakin menguatkan sektor UMKM ini. Namun upaya pemberdayaan tersebut belum memberikan hasil yang maksimal dan membawa daya ungkit (leverage) yang kuat bagi para pelaku UMKM pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp. 40,75 triliun atau 28,49% yaitu dengan tercapainya angka sebesar Rp. 183,76 triliun atau 20,17% dari total nilai ekspor non migas nasional (www.bps.go.id). Selanjutnya pada tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap total PDB nasional adalah sebesar Rp. 1.165,26 triliun atau 58,33%. Kemudian pada tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada. Jumlah ini meningkat sebesar 2,43% atau 2.156.526 orang dibandingkan tahun 2007. UMKM masih akan menjadi primadona bagi pengembangan ekonomi daerah di masa mendatang. Banyak program yang telah dijalankan untuk memberdayakan UMKM sejak hampir 10 tahun yang lalu, namun hasilnya sampai saat ini belum menggembirakan. Sehingga perlu dicarikan Model baru yang berbeda dengan yang sebelumnya agar UMKM tidak jalan di tempat. Dibutuhkan usaha-usaha strategik guna memberdayakan UMKM agar dapat menjadi penopang perekonomian lokal seperti yang terjadi di Jepang dan Taiwan. Oleh karena itu upaya mengembangkan dan memberdayakan UMKM agar hasil yang diperoleh memiliki multiplier effect yang tinggi menjadi sangat penting saat ini, khususnya dalam meningkatkan daya saing. Dengan daya saing itu diharapkan bisa meningkatkan pendapatan UMKM , tidak tergilas perdagangan bebas, dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Kini UMKM memiliki peluang untuk terus berkembang.Dari latar belakang yang dipaparkan oleh penulis, maka penulis menyusun proposal dengan judul,PERAN UMKM DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI PADA ERA GLOBALISASI DI KOTA BENER MERIAH

1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang yang diuraikan diatas maka rumusan masalah yang diambil adalah:1) Bagaimana langkah pemerintah untuk mengembangkan UMKM di Kota Bener Meriah?2) Seberapa besar UMKM dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Bener Meriah ?

1.3 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:1) Untuk mengetahui langkah pemerintah untuk mengembangkan UMKM di Kota Bener Meriah.2) Untuk mengetahui seberapa besar UMKM dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Bener Meriah.

1.4 Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:1) Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.2) Bagi Dinas terkait, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan pada periode-periode selanjutnya.3) Bagi pihak-pihak lain,diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori2.1.1 Pengertian UMKM dan Pemhaman UMKM1. Definisi UMKM Menurut UU No.20 Tahun 2008,a) Usaha Mikro: Usaha produktif milik perorangan/badan-badan usaha yang memenuhi kriteria.b) Usaha kecil: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan cabang perusahaan lain yang dimiliki, dikuasai/menjadi bagian atau baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah dan usaha besar yang memenuhi kriteria.c) Usaha menengah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan / badan usaha yang bukan anak dari perusahaan lain dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.d) Usaha besar: Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta.2. Asas UMKM :1) Asas kekeluargaanAsas yang melandasi upaya pemberdayaan UMKM sebagai bagian dari perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersanaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, keseimbangan kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.2) Asas demokrasi ekonomiPemberdayaan UMKM diselenggarakan sebagai kesatuan dari pembangunan perekonomian nasional untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.3) Asas kebersamaanAsas yang mendorong peran seluruh UMKKM dan dunia usaha secara bersama-sama dalam kegiatannya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.4) Asas efesiensi berkeadilanAsas yang mendasari pelaksanaan pemberdayaan UMKM dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha yang mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.5) Asas berkelanjutanAsas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui pemberdayaan UMKM yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga terbentuk perekonomian yang tangguh dan mandiri.6) Asas berwawasan lingkunganAsas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan dan lingkungan hidup.7) Asas kemandirianAsas pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan tetap menjaga dan mengedepankan potensi, kemampuan, dan kemandirian UMKM.8) Asas keseimbangan kemajuanAsas pemberdayaan UMKM yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.9) Asas kesatuan ekonomi nasionalAsas pemberdayaan UMKM yang merupakan bagian dari pembangunan kesatuan ekonomi naasional.3. Tujuan UMKM:Menumbuhkan dan mengembangkan usaha dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.Prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM Prinsip pemberdayaan dalam UMKM adalah:a) Penumbuhan kemandirian, kebersamaa dan kewirausahaan UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.b) Perwujudan kebijakan publik yang transpran, akuntabel, dan berkeadilan.c) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetisi UMKM.d) Peningkatan daya saing UMKM.e) Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. Tujuan dari pemberdayaan:a) Mewujudkan struktur ekonomi nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan.b) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha UMKM menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.c) Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, perataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengntasan rakyat dari kemiskinan.4. Kriteria dalam UMKM:I. Kriteria usaha mikro: Memiliki kekayaan paling banyak 50.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunana tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 300.000II. Kriteria usaha kecil: Memiliki kekayaan bersih lebih dari 50.000.000, sampai dengan paling banyak 500.000.000 tidak termasuk tanah dari bangnan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 300.000.000 sampai dengan paling banyak 2.500.000.000III. Kriteria usaha menengah: Memiliki kekayaan bersih lebih dari 500.000.000 sampai dengan paling banyak 10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2.500.000.000 sampai dengan paling banyak 50.000.000.0005. Penumbuhan iklim usaha:1) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan meliputi aspek: Aspek pendanaan, ditunjukkan untuk: Memperluas sumber pendaan dan memfasilitasi usaha UMKM untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringan sehingga dapat diakses UMKM. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah dan diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Aspek sarana dan prasarana: Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan UMKM. Memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi UMKM. Aspek informasi usaha: Membentuk dan mempermudah pemanfaaatan bank data dan informasi bisnis. Mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber pembiayaan, komoditas, penjaminan, desain dan tekhnologi. Memberikan jaminan transparasi dan akses yang sama bagi UMKM atas segala informasi usaha. Aspek kemitraan: Mewujudkan kemitraan antar UMKM. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam melaksanakan transaksi usaha antar UMKM . Mengadakan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar UMKM. Mendorong terbentukny struktur pasar yang menjamin tumbuhnya persaingan usaha yang sehat dan melindungi konsumen. Aspek perizinan usaha: Menyederhanakan tata cara dan jenis perijinan usaha dan sistem pelayanan terpadu. Membebaskan biaya perizinan bagi usaha mikro dan memberikan biaya keringanan perizinan bagi usaha kecil. Aspek kesempatan usaha: Menetapkan alokasi waktu usaha untu UMKM dinsub sektor perdagangan retail. Mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai warisan budaya yang bersifat khusus dan tururn menurun. Melindungi usaha tertentu yang strategis untuk UMKM. Mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan oleh UMKM melalui pengadaan secara langsung. Memorioritaskan pengadaan barang atau jasa dan memborong kerja pemerintah dan pemerintah daerah. Aspek promosi dagang: Meningkatkan promosi dagang UMKM di dalam maupun diluar negeri. Memperluas sumber pendanaan untuk promosi produk UMKM di dalam dan diluar negeri. Memfasilitasi kepemilikan hak ataas kekayaan intelektual atas produk dan disain UMKM dalam kegiatan usaha dalam negeri dan ekspor. Aspek dukungan kelembagaan, ditujukan:Untuk mengembangkan dan meningkatkan fungsi inkubator, lembaga pelayanan pengembangan usaha, konsultan mitra usaha bank dan lembaga profesi sejenis lainnya sebagai lembaga pendukung pengembangan UMKM.2) Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif menumbuhkan iklim usaha.2.2 Kondisi UMKM Dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun modern. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pertumbuhan yang dikelola oleh dua departemen. 1. Departemen Perindustrian dan Perdagangan; 2. Departemen Koperasi dan UMKM, namun demikian usaha pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan UMKM sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan yang sudah dicapai usaha besar. Pelaksanaan kebijaksanaan UMKM oleh pemerintah selama Orde Baru, sedikit saja yang dilaksanakan, lebih banyak hanya merupakan semboyan saja, sehingga hasilnya sangat tidak memuaskan. Pemerintah lebih berpihak pada pengusaha besar hampir disemua sektor, antara lain : perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan industri. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dan semakin terbukanya pasar didalam negeri, merupakan ancaman bagi UMKM dengan semakin banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar dampak globalisasi. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan UMKM saat ini dirasakan semakin mendesak dan sangat strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat, maka kemandirian UMKM dapat tercapai dimasa mendatang. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan.2.3 Peran UMKM di IndonesiaUsaha skala kecil di Indonesia adalah merupakan subyek diskusi dan menjadi perhatian pemerintah karena perusahaan kecil tersebut menyebar dimana-mana, dan dapat memberi kesempatan kerja yang potensial. Para ahli ekonomi sudah lama menyadari bahwa sektor industri kecil sebagai salah satu karakteristik keberhasilan dan pertumbuhan ekonomi. Industri kecil menyumbang pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, untuk perluasan angakatan kerja bagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan. Karena pada umumnya produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mampu berkompetisi dengan produk internasional. Hal inilah yang dapat dijadikan peluang bagi produsen untuk bisa meningkatkan produktivitasnya dan berdaya saing tinggi. Dengan adanya persaingan bebas ASEAN-Cina (C-AFTA) bukan lagi menjadi hal yang menakutkan bagi Indonesia. Karena pada dasarnya, setiap negara memiliki keunggulan yang mampu dijadikan benchmark negara tersebut. Dalam jangka panjang, adanya C-AFTA juga menjadikan konsumen lebih jeli dalam memilih produk. Pada gilirannya bahwa produk yang kreatif, inovatif dan berkualitaslah yang mampu bertahan di tengah perdagangan bebas. Bagi produsen Indonesia, adanya C-AFTA memberikan pelajaran akan pentingnya kualitas yang akan meningkatkan produktivitas dan daya saingnya, disamping meminimalisir praktek monopoli.Untuk itu perlu adanya upaya untuk bersain dengan produk asing yang membanjiri Negara kita, upaya yang dapat dilakukan untuk memantapkan peran UMKM terutama mempertahankan pasar lokal. Salah satunya adalah dengan meningkatkan promosinya agar berbagai jenis produk yang dihasilkan UMKM di Jatim dapat dikenal oleh konsumen. Untuk itu Dinkop dan UMKM menyediakan gedung pameran UMKM. Selain itu pemerintah dan pemerintah daerah juga harus membuat kebijakan untuk meningkatkan produknya dengan daya saing yang tinggi, diantaranya:1. Infrastruktur Pemerintah harus membangun infrastuktur dan memperbaiki infrastruktur yang telah ada agar biaya produksi bisa lebih efisien. Pembangunan jalan, pasokan listrik, gas dan BBM merupakan infrastruktur utama yang selama ini menjadi hambatan bagi kalangan pengusaha dalam menjalankan usahanya. Pemerintah bisa menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk membangun infrastruktur tersebut. 2. Perizinan Selama ini, kalangan investor banyak yang mengeluh terkait perizinan pendirian usaha yang memakan waktu lama. Bukan hanya itu, tumpang tindih kebijakan juga menghambat iklim investasi bagi investor. Disampingitu, pemerintah juga harus berani menindak dengan tegas praktek pungutan liar yang telah merajalela. Adanya pungutan liar tentu akan meningkatkan biaya produksi yang dapat meningkatkan harga jual suatu produk. Pada akhirnya, produk Indonesia menurunkan daya saing produk lokal. Oleh karen itu, perlu adanya sinergisitas kebijakan dan penerapan perizinan satu pintu secara maksimal serta meminimalisir praktek pungutan liar. 3. Permodalan Bagi kalangan usaha kecil menengah, persoalan permodalan merupakan hambatan utama dalam meningkatkan produktivitas. Hal ini merupakan tugas pemerintah selaku regulator untuk bisa memberikan kredit secara maksimal bagi UKM dengan cara pemberian kredit malalui bank-bank pemerintah dengan bunga yang relatif rendah. 4. Kontrol Produk Asing Salah satu dampak dari perdagangan bebas adalah menjamurnya produk asing. Pemerintah perlu mengontrol segala produk asing yang akan masuk ke Indonesia. Kebijakan yang bisa diberlakukan adalah melalui penerapan label SNI (Standar Nasional Indonesia). Produk lokal pun bisa bersaing dengan sehat karena kualitas tetap terjaga. Hal ini sangatlah penting mengingat banyak ditemukan produk asing dengan kualitas sangat rendah. Oleh karena itu pemerintah perlu mengontrol secara ketat produk asing supaya konsumen domestik tidak dirugikan dengan pemberlakuan C-AFTA. 5. Cinta Produk Dalam Negeri Adanya perdagangan bebas seharusnya bisa disiasati dengan penanaman cinta produk dalam negeri sejak dini. Selama ini, prinsip ekonomi secara efisien lebih banyak digemborkan daripada mencintai produk dalam negeri. Oleh karena itu, selain ekonomi berbasis ramah lingkungan, perlu adanya ekonomi berwawasan nasionalisme. Hal ini penting untuk bisa meningkatkan daya saing produk lokal di tengah serbuan produk asing. Jika sejak dini ditanamkan cinta produk dalam negeri, dalam jangka panjang diharapkan konsumen Indonesia bisa lebih memilih produk lokal karena akan memberikan kemanfaatan bagi perekonomiannya. Salah satu bentuk perlindungan pemerintah terhadap UMKM adalah perlunya aturan kuota minimal produk koperasi dan UMKM yang wajib dijual di satu toko modern. Dalam satu toko modern misalnya harus menjual 20 produk UMKM dengan jenis tertentu, khususnya yang diproduksi dengan bahan baku dan tenaga kerja lokal.2.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.4.1 Pengertian Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi merupaka perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Dalam buku Mudrajat Kuncoro (2000:9) pertumbuhan ekonomi adalah mecatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional.Sedangkan menurut (Boediono, 1992:2) pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaaan dan ideologis yang diperlukannya.2.4.2 Sumber Kenaikan Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil perkapita. Produk Domestik Bruto adala Nilai pasar keluaran total sebuah Negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi dalam Negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui: a) Kenaikan Penawaran Tenaga KerjaPenawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan dengan tenaga kerja yang lama.b) Kenaikan Modal Fisik atau Subr Daya ManusiaKenaikan stok modal juga menaikkan keluaran, bahkan jka tidak disetai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyedikan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal Sumber Daya Manusia merupaka sumber lain dari pertumban ekonomi.c) Kenaikan ProduktivitasKenaikanproduktivitasmasukan menunjukkan setiap unit masukan teratentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)2.4.3 Manfaat Pertumbuhan EkonomiManfaat pertumbuhan ekonomi antara lain adalah sebagai berikut:Laju pertumbuhan untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tingi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar Negeri oleh Bank Dunia atau Lembaga Internasional lainnya.Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan Sumber Daya (Tenaga Kerja dan Modal).2.5 Penelitian TerdahuluPenelitian yang pernah dilakukan oleh Nurul Fadilah (2010) yang berjudul Analisis pertumbuhan ekonomi dan sektor unggulan di Kabupaten Jember tahun 2004-2008. Penelitian ini betujuan untuk ingin mengetahui sektor ekonomi mana yang merupakan sektor ekonomi basis yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam perekonomian Kabupaten Jember. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa sektorsektor yang pertumbuhannya mayoritas cepat adalah sektor pertambangan dan panggilan, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan.Penelitian yang lainnya yang pernah dilakukan oleh Rafika Wahyu Lestari (2010) berjudul Analisis Pengaruh Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm) Gabungan Kelompok Tani Coklat Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara serentak (simultan) dan individu (parsial) antara variabel Usaha Kecil dan Menengah terhadap pendapatan. Hasil dari penelitian tesebut adalah adanya pengaruh secara serentak (simultan) antara variabel Pendidikan, Kemampuan, Lama bekerja, Jenis kelamin dalam meningkatkan Pendapatan ini menunjukan bahwa pendapatan pekerja sudah meningkat selama bekerja di Usaha Kecil dan Menengah Gabungan Kelompok Tani Coklat Kademangan Blitar . Sedangkan pada pengujian hipotesa secara individu (parsial) menunjukan bahwa variabel Pendidikan, Kemampuan, Lama bekerja, Jenis kelamin dalam meningkatkan Pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan, dengan variabel Pendidikan yang paling dominan mempengaruhi Pendapatan.

2.6 Kerangka Berfikir

Kebjakan:InfrastrukturPerijinanPermodalanKontrol produk AsingCinta Produk Dalam Negeri

Penumbuhan Iklim Usaha:Aspek PendanaaAspek Sarana PrasaranaAspek InformasiAspek PerijinanAspek KemitraanAspek kesempatan UsahaAspek PromosiAspek Dukungan Kelembagaan

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANMetode penelitian ini merupakan unsur yang mempunyai peranan penting didalam melakukan penulisan ilmiah atau karya tulis ilmiah. Dengan adanya metode penelitian tersebut, maka kegiatan penelitian yang dilakukan akan dapat terarah dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran UMKM dalam membangun pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bener Meriah. Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, mengandalkan data dari Dinas Koperasi dan UMKM sebagai bahan penelitian, memamfaatkan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian pada teori dasar yang bersifat deskriptif yang lebih mementingkan proses dari pada hasil.Menurut (Winarno Surakhmad, 1989:140) metode Deskriftif adalah penelitian yang menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian Deskriftif pengukuran variabel yang diperoleh berasal dari data masa lalu dan data yang terjadi pada masa sekarang. Jadi pada penelitian deskriptif tidak memerlukan hipotesis, karena deskriptif hasilnya mementingkan data dari masa lalu dan masa sekarang.3.1 Definisi OperasionalA. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)UMKM adalah Usaha produktif milik perorangan/badan-badan usaha dan dikuasai/menjadi bagian atau baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah dan usaha besar yang memenuhi kriteria dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta.B. Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomiadalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.3.2 Objek PenelitianPenelian ini dilakukan pada Dinas Koperasi dan UMKM di Kabupaten Bener Meriah yang merupakan dinas terkait yang menangani UMKM yang ada.3.3 Jenis PenelitianBerdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan pada bagian terdahulu maka jenis penelitian yang digunakan adalah Jenis penelitian Deskriptif. Suatu metode yang menggambarkan atau melukiskan suatu fenomena yang diteliti, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, kemudian menganalisis untuk memberikan alternatif penyelesaian dari masalah yang diteliti. Dalam penelitian Deskriftif Kuantitatif pengukuran variabel yang diperoleh berasal dari data yang diterima oleh peneliti.3.4 Jenis dan Sumber DataJenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:3.4.1 Jenis Data Jenis Data dalam melakukan Penelitian ini adalah : a. Data Kualitatif 1. Data profil Dinas Koperasi dan UMKM Bener Meriah2. Data UMKM di Bener Meriah3. Data pendukung berkembangya UMKMb. Data Kuantitatif1. Data tentang rata-rata penghasilan2. Laporan tentang sumbangsih UMKM untuk Negara3.4.2 Sumber data Sumber data dalam peneliti ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari Dinas Koperasi dan UMKM Bener Meriah. Data diperoleh dari laporan bagian UMKM tentang penanganan UMKM-UMKM yang ada di Kabupaten Bener Meriah.3.5 Teknik Pengumpulan DataAda beberapa macam teknik dalam penelitian yaitu : 1. Observasi atau pengamatanYaitu pengumpulan data yang di lakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.2. Interview atau WawancaraYaitu proses tanya jawab penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.Wawancara yang dilakukan oleh penulis yaitu:Wawancara yang tidak berstruktur adalah wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lebih luas dan leluasa tapa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, biasanya pertanyaan ini muncul secara spontanitas sesuai dengan kondisi dan situasi. Dengan tehnik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung dan fleksibel serta terbuka, sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas. 3. DokumentasiAdalah pengumpulan data-data yang diperoleh dari bagian UMKM. Dimana pada bagian UMKM dapat mengetahui berapa jumlah UMKM yang ada di Kabupaten Bener Meriah, sejauh mana UMKM di kabupaten Bener Meriah berkembang, serta seberapa besar sumbangsih UMKM untuk menumbuhkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bener Meriah.3.6 Teknik AnalisaTujuan analisis adalah menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi, sehingga dapat digunakan secara dasar yang objektif di dalam pembuatan proses keputusan dan dalam rangka memecahkan persoalan yang dihadapi. Adapun teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Menganalisis pengaruh UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bener Meriah.2. Menganalisis pengaruh pemerintah terhadap perkembangan UMKM.

DAFTAR PUSTAKAAfandi (2011). Kerjasama dppm uii dengan umkm. http://dppm.uii.ac.id, dikutip 17 januari 2015Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian. Rineka Cipta :Jakarta. Boediono, 1992. Teori pertumbuhan ekonomi. BPFE : YogyakartaIsmail, Hj. Iriani (2011) . Koperasi dan usaha mikrokecilmenengah. Fakultas Pertanian UB : Malang.Kuncoro, mudrajad (2000). Ekonomi pembangunan, teori masalah dan kebijakan. UPP AMP YKPN : yogyakarta.Surakhmad, winarno 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode Dan Teknik . Tarsito : Bandung

27 | Yusda Winni Murezeki