METODE SAMPLING
-
Upload
ratkum-alisus -
Category
Documents
-
view
18 -
download
5
description
Transcript of METODE SAMPLING
1
BAB I
Gambaran Ringkas Tentang Permasalahan
1.1. Latar Belakang
Gejolak perekonomian global melanda hampir seluruh negara di dunia,
termasuk Indonesia. Untuk itu, berbagai kebijakan pengendalian harga BBM telah
dilakukan pemerintah yang berdampak pada tingkat PDB, jumlah pengangguran,
serta jumlah orang miskin. Sebagaimana yang kita ketahui, salah satu kebijakan
pemerintahan Jokowi di awal pemerintahan adalah menaikkan harga BBM dengan
konsekuensi akan ada kompensasi BBM untuk warga miskin.
Fakta menunjukkan bahwa memberikan kompensasi BBM pada masyarakat
miskin dengan cara Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) ataupun
yang kini disebut sebagai Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) telah
dikucurkan bersamaan dengan kenaikan harga BBM. Ini artinya, pemerintah akan
memberikan bantuan ke rumahtangga miskin. Sehingga diperlukan informasi
jumlah rumahtangga miskin di Indonesia.
Dalam penelitian ini wilayah Indonesia yang diteliti taksiran jumlah
rumahtangga miskinnya adalah Kota Probolinggo. Menurut data dari Dinas
Pertanian dalam Probolinggo dalam Angka (2013), luas wilayah Kota Probolinggo
tercatat 5.666,70 Ha. Kota Probolinggo terdiri dari lima kecamatan yaitu
Kecamatan Kanigaran, Kecamatan Wayangan, Kecamatan Wonoasih, Kecamatan
Kedopok, dan Kecamatan Kademangan. Untuk jumlah penduduk menurut Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Probolinggo pada akhir Desember 2013 di
Kecamatan Kanigaran sekitar 56.111 jiwa, Kecamatan Mayangan sekitar 60.905
jiwa, Kecamatan Wonoasih sekitar 32.645 jiwa, Kecamatan Kademangan sekitar
39.488 jiwa, dan Kecamatan Kedopok sekitar 31.689 jiwa.
Untuk mengetahui jumlah rumahtangga miskin di Kota Probolinggo maka
diperlukan sensus terhadap rumahtangga yang ada di Kota Probolinggo. Akan tetapi
dengan melakukan sensus dibutuhkan dana yang besar, waktu yang lama, serta
jumlah tenaga surveyor yang banyak. Sehingga dengan adanya sensus akan
dibutuhkan dana yang besar untuk mendapatkan data rumahtangga miskin
penduduk Kota Probolinggo. Untuk memudahkan dalam mengetahui jumlah
2
rumahtangga miskin di Kota Probolinggo maka dilakukan estimasi. Untuk
melakukan estimasi maka dibutuhkan suatu informasi dari Kota Probolinggo.
Parameter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengestimasi karakteristik
dari suatu populasi. Pada dasarnya parameter dari sampel dapat digunakan untuk
mengestimasi kondisi pada populasi. Sehingga diperlukan suatu sampel yang dapat
menggambarkan kondisi dari populasi. Dalam menentukan sampel banyak metode
yang bisa digunakan. Metode yang digunakan disesuaikan dengan kondisi dari
karakteristik populasi.
Berdasarkan data rumahtangga Probolinggo dalam Angka (2013) diketahui
bahwa keragaman jumlah rumahtangga miskin kecamatan berbeda sehingga
metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kombinasi kluster dan
statifikasi. Dengan menggunakan metode sampling tersebut, maka akan didapatkan
suatu informasi kisaran jumlah rumahtangga miskin di Kota Probolinggo dengan
biaya yang tidak mahal dan waktu yang relatif singkat.
1.2. Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu menaksir jumlah rumahtangga miskin di Kota
Probolinggo menggunakan metode sampling yang sesuai. Dari metode sampling
yang sesuai dan data sekunder (informasi) dari beberapa referensi, maka dapat
ditentukan ukuran sampel yang digunakan untuk menaksir jumlah rumahtangga
miskin di Kota Probolinggo.
3
BAB II
Desain Rancangan Sampling yang Diajukan
2.1 Penentuan Populasi
Dalam penelitian ini populasi yang dipilih adalah seluruh kelurahan di Kota
Probolinggo. Berikut rincian jumlah kelurahan beserta jumlah rumahtangga
perkecamatan di Kota Probolinggo : (sumber data : BPS)
Tabel 2.1. Jumlah Rumahtangga Setiap Kecamatan di Kota Probolinggo tahun 2013
No Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah Rumahtangga
1 Kanigaran 6 15157
2 Mayangan 5 15808
3 Wonoasih 6 9144
4 Kademangan 6 11097
5 Kedopok 6 11820
2.2 Populasi Target
Berdasarkan populasi yang telah ditentukan pada point sebelumnya, maka
ditentukan untuk populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh kelurahan di
Kota Probolinggo. Dari kelurahan-kelurahan tersebut akan dipilih beberapa
kelurahan yang dijadikan sampel. Dengan sampel tersebut akan disurvey kepala
rumahtangganya untuk mengetahui kondisi kesejahteraan kelurga. Kepala
rumahtangga dijadikan responden dikarenakan kepalarumah tangga lebih mengerti
tentang kondisi dari keluarganya. Sehingga informasi yang didapat lebih akurat.
2.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah rumahtangga miskin atau
tingkat kesejahteraan. Berdasarkan informasi dari BPS rumahtangga bisa dikatakan
miskin atau kurang sejahtera adalah rumahtangga yang masuk dalam kelompok pra
sejahtera dan keluarga sejahtera I. Dimana pada pengelompokan keluarga sejahtera
terdapat lima kelompok yaitu pra sejahtera, keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera
II, keluarga sejahtera III, keluarga sejahtera III+.
4
2.4 Unit Sampling
Unit sampling adalah kumpulan dari elemen-elemen yang tidak saling
tumpang tindih dari suatu populasi (Purhadi dan Susilaningrum, 2002). Dalam
penelitian ini unit samplingnya yaitu kelurahan yang ada di Kota Probolinggo.
2.5 Sample Frame
Sample frame atau kerangka sampel adalah suatu daftar yang berisikan unit-
unit sampling. Pada penelitian ini, daftar kelurahan pada kecamatan yang terpilih
yang akan dijadikan kerangka sampel. Untuk daftar keseluruhan di Kota
Probolinggo dapat dilihat pada lampiran.
2.6 Metode Sampling yang Digunakan
Metode yang digunakan tergantung dari si peneliti. Di karenakan
karakteristik setiap wilayah di Kota Probolinggo berbeda-beda atau bisa disebut
juga heterogen maka untuk langkah awal dalam pengambilan sampel digunakan
metode cluster sampling. Dengan metode cluster tesebut akan di ketahui banyak
sampel kecamatan yang dibutuhkan. Setiap kecamatan di Kota Probolinggo
memiliki jumlah rumahtangga miskin yang berbeda-beda, ada yang banyak, ada
yang jumlah rumahtangga miskin sedang, dan ada pula jumlah rumahtangga miskin
yang sedikit. Oleh karena itu metode selanjutnya yang digunakan adalah stratified
sampling, agar dalam pengambilan sampel nanti merata. Setelah terambil sampel
setiap strata dengan alokasi proposional, maka di gunakan metode SRS. Dengan
SRS tersebut di peroleh kecamatan yang digunakan untuk sampel. Metode
selanjutnya yang digunakan adalah metode cluster tahap dua untuk menentukan
jumlah kelurahan yang harus diambil dari setiap kecamatan-kecamatan yang
terpilih. Metode yang terakhir yang digunakan adalah SRS untuk menentukan
kelurahan mana yang akan diambil datanya.
2.7 Penentuan Ukuran Sampel
Penentuan ukuran sampel didasarkan pada besarnya varians cluster sesuai
data jumlah rumahtangga miskin di Kota Probolinggo. Besarnya varians cluster
yang diperoleh dapat dijadikan dasar untuk menentukan seberapa besar batas
5
kesalahan estimasi yang diinginkan. Besarnya kesalahan estimasi ditentukan
dengan perhitungan sebagai berikut (Gerow, Mendenhall, Ott, dan Scheaffer,
2012):
𝜎2 =∑ (𝑎𝑖−𝑝.𝑚𝑖)2𝑁
𝑖=1
𝑁. (2.1)
Dengan
𝜎2 = varians
𝑝 = proporsi jumlah rumahtangga miskin dengan keseluruhan rumahtangga
𝑎𝑖 = jumlah rumahtangga miskin di kecamatan i
𝑚𝑖 = jumlah rumahtangga di kecamatan i
N = jumlah kecamatan (banyaknya kluster).
Adapun nilai 𝑝 dapat dihitung dengan persamaan berikut
𝑝 = ∑ 𝑎𝑖
𝑁𝑖=1
∑ 𝑚𝑖𝑁𝑖=1
. (2.2)
Berikut adalah hasil perhitungan 𝜎2 dengan menggunakan persamaan (2.1)
Tabel 2.2. Jumlah Rumahtangga Miskin di Setiap Kecamatan
No Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Rumahtangga
Miskin (𝑎𝑖)
Jumlah
Rumahtangga
(𝑚𝑖)
𝑎𝑖-𝑝𝑚𝑖
1 Kanigaran 6 1611 15157 -594,52
2 Mayangan 5 2315 15808 14,76
3 Wonoasih 6 1909 9144 578,44
4 Kademangan 6 1319 11097 -295,74
5 Kedopok 6 2017 11820 297,06
Berdasarkan data pada Tabel 2.2. Jumlah Rumahtangga Miskin di Setiap
Kecamatan dipeoleh 𝜎2 sebesar 215992,1. Untuk penentuan ukuran sampel “n”
maka digunakan persamaan berikut ini (Gerow, Mendenhall, Ott, dan Scheaffer,
2012)
n= 𝑁𝜎2
𝑁𝐷+ 𝜎2. (2.3)
Dimana nilai D dihitung dengan rumus:
𝐷 = 𝐵2�̅�2
4 𝑁2 , (2.4)
6
Dengan B merupakan tingkat ketelitian, pada penelitian ini nilai B sebesar 0,05.
Sehingga diperoleh nilai D sebesar 99306,917. Angka D dimasukan kedalam
persamaa (2.3) sehingga diperoleh nilai ‘’n’’ sebesar 1.516 atau dibulatkan menjadi
2. Sehingga sampel kecamatan yang diambil sebanyak 2 kecamatan dari 5
kecamatan. Diketahui bahwa karakteristik rumahtangga setiap kecamtan di
Probolinggo berbeda dilihat dari jumlah rumahtangga tiap kecamatan, maka
langkah selanjutnya dilakukan strata supaya sampel yang diambil merata. Dengan
rumus ∑ 𝑓𝑖𝑘
𝑖=1
𝐿 dengan L=2 merupakan banyaknya strata yang diinginkan, maka
diperoleh satu batas strata. Berikut adalah hasil pembagian wilayah kecamatan
berdasarkan jumlah rumahtangga.
Tabel 2.3. Kecamatan Berdasarkan Stata
No Kecamatan Jumlah
Rumahtangga (fi) Strata
1 Wonoasih 9144 1
2 Kademangan 11097 1
3 Kedopok 11820 1
4 Kanigaran 15157 2
5 Mayangan 15808 2
Berdasarkan Tabel 2.3. Kecamatan Berdasarkan Stata didapatkan kelompok strata
1 yaitu Kecamatan Wonoasih, Kecamatan Kademangan, Kecamatan Kedopok, dan
untuk kelompok strata 2 yaitu Kecamatan Kanigaran dan Kecamatan Mayangan.
Untuk menentukan jumlah ‘’n’’ sampel pada data yang sudah distratakan maka
digunakan alokasi proposional (Cochran, 1977)
𝑛ℎ = 𝑛. 𝑊ℎ. (2.5)
𝑛1 = 𝑛. 𝑊1 = 2(3/5) =1,2≈ 1 kecamatan
𝑛2 = 𝑛. 𝑊2 = 2(2/5) =0,8 ≈ 1 kecamatan
Dengan alokasi proposional diperoleh sampel 1 untuk masing-masing strata.
Sehingga untuk menentukan kecamatan yang terpilih maka digunakan metode SRS.
Untuk strata 1 terpilih Kecamatan Kademangan dan untuk strata 2 yaitu Kecamatan
Kanigaran.
7
Gambar 2.1. Peta Kota Probolinggo
Dari 2 Kecamatan yang terpilih tersebut dipilih kelurahan yang akan
dijadikan sampel dari penelitian. Untuk menentukan sampel yang terpilih maka
digunakan cluster dua tahap dengan mengambil 20% dari jumlah kelurahan dari
kecamatan yang terpilih. Penentuan 20% jumlah sampel yang diambil dari populasi
dirasa sudah cukup bisa mewakili dari populasi yang diteliti. Sehingga kerangka
sampling yang terbentuk yaitu kumpulan daftar nama kelurahan dari Kecamatan
Kademangan dan Kecamatan Kanigaran. Berikut ini kerangka sampling dari
kelurahan yang akan dipilih menjadi sampel.
8
Tabel 2.4. Daftar Kerangka Sampling
Kecamatan Kelurahan
Kademangan
Triwung Kidul
Kademangan
Pohsangit Kidi
Pilang
Triwung Lor
Ketapang
Kanigaran
Curahgrinting
Kanigaran
Kebonsari Wetan
Sukoharjo
Kebonsari Kulon
Tisnonegaran
Dari kerangka sampel pada Tabel 2.4, dihitung jumlah dan dipilih sampel
yang menggunakan metode SRS. Berikut hasil perhitungan 20% sampel dari
populasi beserta Kelurahan yang menjadi sampel penelitian.
Tabel 2.5. Sampel yang Terpilih
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
20% Jumlah
Populasi Kelurahan yang tepilih
Kademangan 6 1 Pilang
Kanigaran 6 1 Tisnonegaran
Dengan didapatkan sampel kelurahan tersebut maka dapat diketahui proporsi
jumlah rumahtangga miskin disetiap kelurahan yang terpilih sebagai sampel.
Dengan diketahui proporsi jumlah rumahtangga miskin setiap kelurahan tersebut
maka dapat digunakan untuk menaksir jumlah rumahtangga miskin di Kota
Probolinggo pada tahun 2015.
9
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan Bab II maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut
:
1. Rancangan sampling yang digunakan untuk menaksir jumlah rumahtangga
miskin di Kota Probolinggo adalah dengan menggunakan metode cluster
dan stratified sampling.
2. Dengan populasi 5 kecamatan maka diambil sampel sebanyak 2 kecamatan
dengan menggunakan metode cluster.
3. Dari n=2 dialokasikan sesuai dengan alokasi proporsional ke dalam 2
lapisan berdasarkan tingkat jumlah rumahtangga, sehingga didapatkan
sampel baru pada setiap lapisan strata. Dimana pada setiap sampel
kecamatan dari strata tersebut akan diambil sampel kelurahannya. Dengan
didapatkan sampel kelurahan tersebut maka dapat ditaksir jumlah
rumahtangga miskin tahun 2015 di Kota Probolinggo.
10
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo dan Pemerintah Kota Probolinggo (2013).
Kota Probolinggo dalam Angka. Badan Pusat Statistik.
Cochran, W. G., (1977). Sampling Techniques Third Edition. Canada: Jhon Wiley
& Sons.
Gerow, K. G., Mendenhall, W., Ott, R. L., dan Scheaffer R. L., (2013). Elementary
Survey Sampling Seventh Edition. Boston: Brooks/Cole Cengage Learning.
Purhadi dan Susilaningrum D.,(2002). Teknik Sampling. Surabaya: Jurusan
Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Isntitut
Teknologi Sepuluh November.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Rumahtangga Miskin Kecamatan Kanigaran
Kelurahan Pra
Sejahtera
Keluarga Sejahtera
I II III III+
Curahgrinting 23 158 504 631 269
Kanigaran 28 117 484 383 205
Kebonsari Wetan 65 240 1320 1297 1028
Sukoharjo 189 308 1218 1971 1351
Kebonsari Kulon 20 155 608 613 178
Tisnonegaran 63 245 805 505 176
Lampiran 2. Data Rumahtangga Miskin Kecamatan Mayangan
Kelurahan Pra
Sejahtera
Keluarga Sejahtera
I II III III+
Wiroborang 50 277 681 1231 529
Jati 281 754 427 2112 1265
Sukabumi 50 234 1103 966 252
Mangunharjo 72 299 1617 1316 326
Mayangan 105 193 545 866 257
Lampiran 3. Data Rumahtangga Miskin Kecamatan Wonoasih
Kelurahan Pra
Sejahtera
Keluarga Sejahtera
I II III III+
Wonoasih 75 168 426 224 101
Jrebeng Kidul 36 161 952 285 43
Pakistaji 45 292 881 217 102
Kedunggaleng 58 224 351 129 70
Kedung Asem 150 196 1195 379 103
Sumer Taman 55 449 961 582 234
Lampiran 4. Data Rumahtangga Miskin Kecamatan Kademangan
Kelurahan Pra
Sejahtera
Keluarga Sejahtera
I II III III+
Triwung Kidul 18 197 248 687 498
Kademangan 18 78 802 748 472
Pohsangit Kidi 6 114 892 507 159
Pilang 13 248 822 746 369
Triwung Lor 36 291 602 281 140
Ketapang 40 260 835 701 269
12
Lampiran 5. Data Rumahtangga Miskin Kecamatan Kadopok
Kelurahan Pra
Sejahtera
Keluarga Sejahtera
I II III III+
Sumber Wetan 22 316 805 331 191
Kareng Lor 40 316 626 326 180
Kedopok 27 256 312 457 142
Jrebeg Kulon 11 212 327 353 52
Jrebeg Wetan 44 491 301 1123 205
Jrebeg Lor 18 264 3601 258 213