METODE PERENCANAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Studi … · SKRIPSI Diajukan untuk ... 8. Bapak dan Ibu...
Transcript of METODE PERENCANAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Studi … · SKRIPSI Diajukan untuk ... 8. Bapak dan Ibu...
METODE PERENCANAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
Studi Kasus Retribusi Izin Gangguan (HO)
di Pemerintah Kota Palangkaraya
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Ade Yuniati
NIM: 122114069
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
METODE PERENCANAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
Studi Kasus Retribusi Izin Gangguan (HO)
di Pemerintah Kota Palangkaraya
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Ade Yuniati
NIM: 122114069
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
31 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
“dan ketekunan menimbulkan tahan uji
dan tahan uji menimbulkan pengharapan”
Roma 5: 4
Kupersembahkan untuk:
Papaku Likman I. Awan, S.H. dan Mamaku Patrileni, S.Sos.
Kakakku Liani, S.Farm., Apt., Mina Dayang, dan Mina Indut
Bue dan Tambiku yang sudah tenang bersama Tuhan Yesus
Partnerku, Aria Jaya
My mood boosters, Laurencia Sintani, Ribka Novianita Agan, dan Harry Zentino
Teman seperjuanganku, Brigitta Dyah Karisma, Margareta Desi,
Prisca Nadya Verina, Evelyn Novianti, dan Andriyanto
Keluarga besarku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
METODE PERENCANAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
Studi Kasus Retribusi Izin Gangguan (HO)
di Pemerintah Kota Palangkaraya
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 8 April 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan/atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Mei 2016
Yang membuat pernyataan,
Ade Yuniati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ade Yuniati
Nomor Mahasiswa : 122114069
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
METODE PERENCANAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
Studi Kasus Retribusi Izin Gangguan (HO)
di Pemerintah Kota Palangkaraya
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Mei 2016
Ade Yuniati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.I.P., M.Sc., Akt., CA., selaku Pembimbing
Skripsi yang telah sabar membimbing dan memberikan masukan-masukan
yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu membimbing dan memberikan motivasi dalam
menyelesaikan studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk berdinamika bersama dan
berbagi ilmu pengetahuan.
7. Badan Penelitian, Pengembangan, Inovasi, dan Teknologi Kota Palangkaraya
yang telah memberikan izin untuk penelitian di Pemerintah Kota Palangkaraya.
8. Bapak dan Ibu dari Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota
Palangkaraya, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
(BPPT-PM) Kota Palangkaraya, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya,
dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Palangkaraya yang telah
bersedia memberikan informasi dan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini.
9. Papa, mama, kakak, kekasih, keluarga, dan sahabat yang selalu memberikan
doa, dukungan, dan semangat hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
10. Teman-teman seperjuangan MPAT Kelas F, Akuntansi 2012, Staf Humas USD
2015/2016, dan Pondok Indah Kasuari 7 yang sudah berdinamika bersama
selama perkuliahan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat untuk penulisan
berikutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Mei 2016
Ade Yuniati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ......................... v
HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ vii
HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................. ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ...................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................. xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xiv
HALAMAN DAFTAR SINGKATAN ............................................................ xv
ABSTRAK ....................................................................................................... xvii
ABSTRACK ...................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 7
2.1 Organisasi Sektor Publik ............................................................ 7
2.2 Penganggaran Pemerintahan ....................................................... 8
2.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD) .................................................. 14
2.4 Retribusi Daerah ......................................................................... 19
2.5 Retribusi Izin Gangguan (HO) .................................................... 22
2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30
3.1 Objek Penelitian .......................................................................... 30
3.2 Metode dan Desain Penelitian .................................................... 30
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 32
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................. 32
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH .................................................... 36
4.1 Letak Geografis Kota Palangkaraya ........................................... 36
4.2 Keuangan Daerah ........................................................................ 39
4.2.1 Pendapatan Asli Daerah .................................................. 39
4.2.2 Pendapatan Transfer ........................................................ 41
4.2.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah ....................................... 42
4.2.4 Belanja Daerah ................................................................ 42
4.3 Aspek Ekonomi ........................................................................... 43
4.3.1 Produk Domestik Regional Bruto ................................... 43
4.3.2 PDRB Perkapita .............................................................. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4.3.3 Pertumbuhan Ekonomi .................................................... 47
4.3.4 Inflasi .............................................................................. 48
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 50
5.1 Deskripsi Data ............................................................................. 50
5.2 Analisis Data ............................................................................... 63
5.2.1 Sistem Perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pada Sektor Retribusi Izin Gangguan (HO) .................... 63
5.2.2 Perkiraan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
Sektor Retribusi Izin Gngguan (HO) .............................. 71
5.3 Hasil Penelitian dan Interpretasi ................................................. 76
BAB VI PENUTUP ......................................................................................... 79
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 79
6.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 80
6.3 Saran ........................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN ..................................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Palangkaraya ................................... 37
Tabel 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk
Kota Palangkaraya ................................................................................ 39
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Kota Palangkaraya Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2012-2014 ......................... 44
Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Kota Palangkaraya Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2012-2014 ............... 45
Tabel 4.5 PDRB Perkapita Kota Palangkaraya Atas Dasar Harga Konstan
2000, 2008-2013 ................................................................................... 47
Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota, 2013-2014 ............ 48
Tabel 4.7 Laju Inflasi Kota Palangkaraya dan Nasional Menurut Bulan, 2014 ... 49
Tabel 5.1 Analisis SWOT Izin Gangguan (HO) ................................................... 70
Tabel 5.2 Perhitungan Tren Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
Sektor Retribusi Izin Gangguan (HO) dari Perizinan Baru .................. 73
Tabel 5.3 Perhitungan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
Sektor Retribusi Izin Gangguan (HO) dari Pendaftaran Ulang
Izin Gangguan ...................................................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Palangkaraya ............................................... 37
Gambar 4.2 Diagram Persentase Luas Wilayah Kota Palangkaraya per
Kecamatan, 2015 ............................................................................... 38
Gambar 5.1 Flowchart SOP Pengusulan Target PAD: Retribusi Izin
Gangguan (HO) ................................................................................. 55
Gambar 5.2 Grafik Target Penerimaan Retribusi Izin Gangguan (HO) dari
Tahun 2010-2016 di Kota Palangkaraya ........................................... 56
Gambar 5.3 SOP Penyelesaian Izin Gangguan (HO) di Pemerintah Kota
Palangkaraya ..................................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Pengusulan Target kepada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Palangkaraya .................................................................... 87
LAMPIRAN 2 Jenis Usaha Wajib Izin Gangguan (HO) .................................... 90
LAMPIRAN 3 Fungsi Jalan di Kota Palangkaraya ............................................ 94
LAMPIRAN 4 Format Surat Permohonan .......................................................... 112
LAMPIRAN 5 Format Surat Izin Gangguan (HO) ............................................. 116
LAMPIRAN 6 Surat Izin Penelitian ................................................................... 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR SINGKATAN
No. Singkatan Kepanjangan
1. ADHB Atas Dasar Harga Berlaku
2. ADHK Atas Dasar Harga Konstan
3. AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
4. APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
5. APBD-P Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan
6. B3 Bahan Berbahaya Beracun
7. BPPT-PM Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal
8. BPS Badan Pusat Statistik
9. DAK Dana Alokasi Khusus
10. DAU Dana Alokasi Umum
11. DBH Dana Bagi Hasil
12. FKTP Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
13. HO Hinder Ordonantie
14. IMB Izin Mendirikan Bangunan
15. PAD Pendapatan Asli Daerah
16. PBB Pajak Bumi Bangunan
17. PDRB Produk Domestik Regional Bruto
18. PPBS Planning, Programming, and Budgeting System
19. RAPBD Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
20. RKA Rencana Kerja dan Anggaran
21. RKPD Rencana Kerja Pemerintah Daerah
22. RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
23. SIUP Surat Izin Usaha Perdagangan
24. SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
25. SKRD Surat Ketetapan Retribusi Daerah
26. SKTU Surat Keterangan Tempat Usaha
27. SOP Standard Operating Procedure
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
No. Singkatan Kepanjangan
28. SPPL Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
29. UKL-UPL Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup
30. ZBB Zero Based Budgeting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRAK
METODE PERENCANAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
Studi Kasus Retribusi Izin Gangguan (HO)
di Pemerintah Kota Palangkaraya
Ade Yuniati
NIM: 122114069
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan sistem perencanaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) di
Pemerintah Kota Palangkaraya. Selain itu, juga untuk mengetahui potensi
sesungguhnya penerimaan PAD pada sektor retribusi izin gangguan (HO) di Kota
Palangkaraya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
sistem perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin
gangguan (HO) di Pemerintah Kota Palangkaraya dan dapat dijadikan referensi
sebagai dasar penetapan target penerimaan retribusi izin gangguan (HO) untuk
tahun berikutnya.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Metode penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan triangulasi. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Data diperoleh dengan
wawancara, observasi, dan pengumpulan data pada basis data. Teknik analisis data
yang digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis data kualitatif.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa sistem
perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan
(HO) dimulai dengan menentukan target penerimaan. Dinas Pendapatan Daerah
Kota Palangkaraya menetapkan target penerimaan berdasarkan realisasi pencapaian
penerimaan retribusi izin gangguan (HO) tahun sebelumnya dan mengingat masih
banyak potensi izin gangguan (HO) yang belum tergali. Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Kota Palangkaraya merencanakan berbagai upaya untuk mencapai
target yang telah ditetapkan, seperti memberi himbauan dan sosialisasi kepada para
pelaku usaha. Potensi penerimaan PAD pada sektor retribusi izin gangguan (HO)
dapat diperkirakan dengan memproyeksikan pertumbuhan baru izin gangguan (HO)
berdasarkan tren data masa lampau dan menghitung jumlah retribusi izin gangguan
(HO) yang akan kadaluwarsa di tahun 2016.
Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, Sistem Perencanaan Pendapatan Asli Daerah,
Izin Gangguan, Retribusi Izin Gangguan, Triangulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
OWN-SOURCE REVENUE PLANNING METHOD
Case Study of Hinder Ordonantie (HO) Retribution
in Palangkaraya Government
Ade Yuniati
Student Number: 122114069
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
This research aims to know the implementation of Own-Source Revenue
(OSR) on Hinder Ordonantie (HO) retribution in Palangkaraya Government.
Furthermore, it seeks to gain additional knowldege regarding the real potential of
OSR on HO sector in Palangkaraya. Hopefully, this research can provide
information about OSR planning on HO retribution sector in Palangkaraya and
become a reference in determining the HO retribution revenue goal for the
following year.
This research is categorized as a case study. This research used qualitative
descriptive method with triangulation approach. The conducted sampling method
in this research was purposive sampling. The researcher took the data by interview,
observation, and collect data from database. In analyzing the data, the researcher
used descriptive statistics and qualitative data analysis.
Based on the analysis, it can be concluded that OSR planning system on HO
retribution is started by determining the revenue goal. The Local Revenue Office
of Palangkaraya decides it based on the realization of HO retribution revenue in the
previous year as well as its raw potential which has not been achieved. The
Environment and Forest Department of Palangkaraya plans several strategies to
reach the intended goal, such as giving a guidance and socialization to the
interpreuners. They are able to estimate OSR on HO potential by projecting growth
of new HO based on the previous data and calculating amount of HO retribution
which will expire in 2016.
Keywords: Own-Source Revenue, Own-Source Revenue planning system, Hinder
Ordonantie, Hinder Ordonantie Retribution, Triangulation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemerintahan Daerah memiliki otonomi untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan sesuai dengan kebijakan desentralisasi.
Pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat. Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam hal administrasi
keuangan daerah. Hal-hal tersebut sudah diatur dalam Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 dan
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pusat dan Pemerintah daerah.
Salah satu komponen yang menentukan hubungan keuangan pusat-daerah
adalah Pendapatan Asli Daerah (Budisusila; 2010). Penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah dibiayai oleh Pendapatan Asli
Daerah (PAD). PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
Retribusi daerah diatur lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun
2009. Retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang
penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat serta mewujudkan kemandirian
daerah. Retribusi daerah terdiri dari retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha,
dan retribusi perizinan tertentu.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Palangkaraya Tahun 2013-2018, luas Kota Palangkaraya yang berada
pada urutan ketiga di Indonesia yaitu 2,687 km2 memiliki banyak potensi alam
yang membuka peluang usaha bagi masyarakat setempat. Pemerintah Kota
Palangkaraya wajib mengatur perizinan bagi kegiatan usaha yang
menimbulkan ancaman atau gangguan bagi lingkungan sekitar. Atas izin
gangguan yang diberikan maka Pemerintah Kota Palangkaraya berhak
memungut retribusi izin gangguan (Hinder Ordonantie (HO)) yang
digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu. Pemerintah Kota
Palangkaraya berkewajiban melakukan pengawasan dan pengendalian
kegiatan usaha secara terus menerus untuk mencegah terjadinya gangguan
ketertiban, keselamatan, atau kesehatan, memelihara ketertiban lingkungan,
serta memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja.
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, retribusi izin gangguan dan pelaksanaanya harus diatur
dengan peraturan daerah. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Palangkaraya
membuat Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Gangguan dan Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 15
Tahun 2013 tentang Izin Gangguan. Berdasarkan peraturan daerah tersebut
maka dibuat Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 14 Tahun 2014 tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 15 Tahun
2013 Tentang Izin Gangguan dan Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 15
Tahun 2014 tentang Perubahan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Izin
Gangguan Dalam Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21 Tahun 2011
tentang Retribusi Izin Gangguan. Peraturan-peraturan tersebut menjelaskan
mekanisme pelaksanaan retribusi izin gangguan (HO) di Kota Palangkaraya
agar dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
Seperti yang tertulis di Buletin Litbang Pemerintah Kota Palangkaraya
Edisi 04/ Tahun III/ 2011 yang terbit pada Bulan Juni 2011, terdapat dua
permasalahan umum yang terjadi dan berkaitan dengan PAD di daerah,
termasuk Pemerintah Kota Palangkaraya, yaitu terdapat kecenderungan aparat
pemerintah daerah untuk merendah-rendahkan target PAD dan selama ini
belum ada evaluasi untuk mengetahui apakah pungutan PAD Kota
Palangkaraya telah dilaksanakan secara optimal. Jika rasio Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dengan PAD Kota Palangkaraya dibandingkan dengan
pemerintah daerah lainnya yang setara, target PAD Kota Palangkaraya relatif
lebih kecil. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB, pertumbuhan PAD
Kota Palangkaraya melebihi pertumbuhan PDRB. Hal ini menunjukan masih
adanya potensi PAD yang belum tergali secara optimal. Oleh karena itu, perlu
diketahui metode perencanaan PAD terutama pada sektor retribusi izin
gangguan (HO) di Pemerintah Kota Palangkaraya dan potensi retribusi izin
gangguan (HO) yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pelaksanaan sistem perencanaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) di Pemerintah Kota
Palangkaraya?
b. Berapakah perkiraan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor
retribusi izin gangguan (HO) yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya mengamati pelaksanaan sistem perencanaan retribusi
izin gangguan (HO) yang merupakan salah satu komponen Pendapatan Asli
Daerah (PAD), bukan merupakan evaluasi dari realisasi penerimaan PAD pada
sektor retribusi izin gangguan (HO). Penelitian ini hanya dilakukan di
Pemerintah Kota Palangkaraya sehingga kesimpulan penelitian ini hanya
berlaku untuk Pemerintah Kota Palangkaraya.
1.4 Tujuan Penelitian
a. Peneliti hendak mengetahui pelaksanaan sistem perencanaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) di
Pemerintah Kota Palangkaraya.
b. Peneliti hendak mengetahui potensi sesungguhnya penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
di Kota Palangkaraya sebagai referensi dalam penetapan target
penerimaan retribusi izin gangguan (HO) untuk tahun berikutnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sistem
perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan
(HO) di Pemerintah Kota Palangkaraya. Hasil perhitungan potensi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) di Pemerintah
Kota Palangkaraya diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penetapan target penerimaan retribusi izin gangguan (HO) untuk tahun
berikutnya sehingga pemerintah setempat dapat mengoptimalkan penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu, hendaknya penelitian ini dapat
menjadi rekomendasi untuk pembaharuan kebijakan-kebijakan yang akan
dilakukan di Kota Palangkaraya.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini akan dibahas mengenai penelitian terdahulu dan teori-teori yang
berkaitan dengan topik penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini akan dibahas mengenai objek penelitian, metode dan desain
penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik
analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Daerah
Pada bab ini akan dibahas secara garis besar objek yang diteliti, seperti
gambaran kota yang diteliti, keuangan daerah, aspek ekonomi, dan rona
kawasan studi.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Pada bab ini akan dibahas mengenai data penelitian, pengolahan data, dan hasil
analisis data.
Bab VI Penutup
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitan, dan
saran dari pelaksanaan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Organisasi Sektor Publik
Pemerintah merupakan organisasi terbesar sektor pubik. Peran utama
pemerintah dalam pengelolaan sektor publik mencakup tiga hal, yaitu
regulatory role, enabling role, dan direct provision of goods and services
((Jones; 1993) melalui (Mahsun; 2013)).
a. Regulatory Role
Regulatory role adalah peran utama pemerintah dalam menetapkan
peraturan terhadap pengelolaan sektor publik sehingga tidak merugikan
masyarakat. Regulasi sangat dibutuhkan masyarakat agar mereka secara
bersama-sama bisa mengkonsumsi dan menggunakan public goods.
Pemerintah sangat berperan dalam menetapkan segala aturan yang
berkaitan dengan kepentingan umum. Tanpa ada aturan oleh organisasi-
organisasi di lingkungan sektor publik maka ketimpangan akan terjadi di
masyarakat. Sebagian masyarakat pasti akan dirugikan karena tidak
mampu memperoleh barang atau layanan yang sebetulnya untuk umum.
b. Enabling Role
Enabling role adalah peran utama pemerintah dalam menjalankan
pengelolaan sektor publik sehingga memungkinkan untuk dinikmati oleh
kepentingan masyarakat luas dengan mudah. Tujuan akhir dari sebagian
besar regulasi adalah memungkinkannya segala aktivitas masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
berjalan secara aman, tertib, dan lancar. Pemerintah mempunyai peran
yang cukup besar dalam memperlancar aktivitas masyarakat yang
beraneka ragam tersebut.
c. Direct Provision of Goods and Services
Direct provision of goods and services adalah peran utama pemerintah
untuk menyediakan barang dan jasa publik (pure public goods) secara
mudah bagi masyarakat meskipun pengelolaannya diserahkan ke pihak
swasta. Semakin kompleks dan meluasnya area sektor publik maka
sebagian sektor publik mulai dilakukan privatisasi. Privatisasi
mengharuskan sektor publik masuk dalam mekanisme pasar. Pemerintah
berperan dalam mengatur berbagai kegiatan produksi dan penjualan
barang atau jasa, public goods dan quasi public goods, meskipun sudah
diprivatisasi oleh swasta. Peran sektor publik dalam hal ini adalah ikut
serta mengendalikan dan mengawasi dengan sejumlah regulasi yang tidak
merugikan publik.
2.2 Penganggaran Pemerintahan
Penganggaran pemerintahan merupakan wujud pemerintah dalam
melaksanakan peran utamanya dalam pengelolaan sektor publik. Penganggaran
merupakan salah satu proses perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses
untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia (Mahsun; 2013).
Penyusunan anggaran pemerintah daerah mengacu pada rencana strategis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
rencana kerja. Rencana strategis mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan rencana kerja mengacu pada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). Berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja
tersebut maka disusunlah anggaran pemerintah, yang pada tingkat daerah
disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Struktur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (Mahsun; 2013), terdiri dari:
a. Pendapatan
Pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
b. Belanja
Belanja terdiri dari Belanja Aparatur Daerah, Belanja Pelayanan Publik,
Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan, serta Belanja Tak Tersangka.
c. Pembiayaan
Pembiayaan meliputi Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah.
Sistem penganggaran sektor publik dalam sejarahnya berkembang dan
berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan
tuntutan masyarakat. Berikut ini adalah jenis penganggaran keuangan daerah
(Ritonga; 2009):
a. Anggaran tradisional, ditandai dengan line item dan incrementalism.
(1) Line Item
Pendekatan line item didasarkan atas sifat nature dari penerimaan
dan pengeluaran. Pendekatan ini tidak memungkinkan untuk
menghilangkan item-item penerimaan dan pengeluaran yang telah ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dalam struktur anggaran, walaupun ada beberapa item yang sudah
tidak relevan untuk digunakan pada periode sekarang.
(2) Incrementalism
Anggaran bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang telah ada
sebelumnya. Data yang digunakan sebagai dasar adalah data tahun
sebelumnya tanpa ada kajian apakah pengeluaran periode sebelumnya
didasarkan atas kebutuhan yang wajar atau tidak.
b. Anggaran yang berorientasi pada kepentingan publik.
(1) Zero Based Budgeting (ZBB)
Pendekatan ini dapat mengatasi kelemahan pendekatan
incrementalism karena anggaran diasumsikan mulai dari nol.
Pendekatan ini tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu dalam
penyusunan anggaran tahun ini. Kebutuhan anggaran didasarkan pada
kebutuhan tahun ini.
(2) Planning, Programming, and Budgeting System (PPBS)
Pendekatan ini didasarkan pada sistem perencanaan formal yang
berorientasi pada output dan tujuan. Penekanan utamanya adalah
alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran
ini tidak mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri
dari divisi-divisi, tetapi berdasarkan program dengan pengelompokkan
aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(3) Performance Based Budgeting
Performance Based Budgeting disusun untuk mengatasi
kelemahan anggaran tradisional, yaitu tidak adanya tolak ukur yang
dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan
sasaran pelayanan publik. Pendekatan ini sangat menekankan konsep
value for money, yaitu ekonomis, efisien, dan efektif. Anggaran
dengan pendekatan ini merupakan suatu sistem anggaran yang
mengutamakan hasil kerja dan output dari setiap program dan kegiatan
yang direncanakan.
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, penyusunan APBD
Tahun Anggaran 2016 didasarkan prinsip sebagai berikut:
a. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.
b. Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
c. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
d. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD.
e. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
f. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan
perundangundangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.
Proses penyusunan APBD (Mahsun; 2013), yaitu:
a. Pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun
anggaran berikutnya sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), sebagai landasasn penyusunan Rencana APBD (RAPBD) kepada
DPRD.
b. Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD,
pemerintah daerah bersama dengan DPRD membahas prioritas dan plafon
anggaran sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD).
c. Dalam rangka penyusunan RAPBD, Kepala SKPD selaku pengguna
anggaran menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD tahun
berikutnya.
d. RKA SKPD disusun dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang
akan dicapai dan perkiraan belanja.
e. RKA disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD.
f. Hasil pembahasan RKA disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan
daerah sebagai bahan penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
APBD tahun berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
g. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang
APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada
DPRD.
h. Pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan sesuai
dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPRD.
i. DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah
penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan peraturan daerah tentang
APBD, sepanjang tidak mengakibatkan defisit anggaran.
j. APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi,
fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. Apabila DPRD tidak
menyetujui rancangan peraturan daerah tersebut, untuk membiayai
keperluan setiap bulan, pemerintah daerah dapat melaksanakan
pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran
sebelumnya.
Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya
dituangkan lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. Pemerintah daerah
menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBD dan prognosis untuk
enam bulan berikutnya, selambat-lambatnya pada akhir bulan Juli tahun
anggaran yang bersangkutan untuk dibahas bersama antara DPRD dan
pemerintah daerah. Penyesuaian APBD dapat dilakukan jika terjadi (Mahsun;
2013):
a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar
unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja.
c. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus
digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan.
2.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas
pendapatan daerah dan pembiayaan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah
Daerah, pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan. PAD adalah pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. PAD bersumber dari:
a. Pajak daerah;
b. Retribusi daerah;
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
d. Lain-lain PAD yang sah, meliputi:
(1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
(2) Jasa giro;
(3) Pendapatan bunga;
(4) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan
(5) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dalam upaya meningkatkan PAD, daerah dilarang menetapkan peraturan
daerah tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi, serta
menetapkan peraturan daerah tentang pendapatan yang menghambat mobilitas
penduduk, lalu lintas barang dan jasa antardaerah, dan kegiatan impor/ekspor.
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, pendapatan daerah
yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2016 merupakan perkiraan
yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum
penerimaannya. Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1) Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah:
(a) Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor
97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan
Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.
(b) Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah harus didasarkan
pada data potensi pajak daerah dan retribusi daerah di masing-masing
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta
memperhatikan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016
yang berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
daerah serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah
tahun sebelumnya.
(c) Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber
dari pajak daerah dan retribusi daerah, pemerintah daerah harus
melakukan kegiatan penghimpunan data obyek dan subyek pajak
daerah dan retribusi daerah, penentuan besarnya pajak daerah dan
retribusi daerah yang terhutang sampai dengan kegiatan penagihan
pajak daerah dan retribusi daerah kepada wajib pajak daerah dan
retribusi daerah serta pengawasan penyetorannya.
(d) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor paling
sedikit 10% (sepuluh per seratus), termasuk yang dibagihasilkan pada
kabupaten/kota, dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau
pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi
umum sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8 ayat (5)
UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009.
(e) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, baik bagian provinsi
maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima
puluh per seratus) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat
dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
(f) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan Jalan sebagian
dialokasikan untuk penyediaan penerangan jalan sebagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diamanatkan dalam Pasal 56 ayat (3) UndangUndang Nomor 28
Tahun 2009.
(g) Pendapatan yang bersumber dari Retribusi Perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing dialokasikan untuk mendanai
penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan
hukum, penatausahaan, biaya dampak negatif dari perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, dan kegiatan pengembangan
keahlian dan keterampilan tenaga kerja lokal dan diatur dalam
peraturan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 16 Peraturan
Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012.
(h) Pendapatan yang bersumber dari Retribusi Pengendalian Lalu Lintas
dialokasikan untuk mendanai peningkatan kinerja lalu lintas dan
peningkatan pelayanan angkutan umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan sebagaimana diamanatkan dalam
Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012.
(i) Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari hasil klaim
kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada
SKPD yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan-Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), dianggarkan pada akun
pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi
Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek
pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(2) Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan
daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfaat ekonomi,
sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah.
(3) Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah:
(a) Pendapatan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk
investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun
pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-lain PAD Yang Sah, obyek
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, rincian obyek Hasil Pengelolaan
Dana Bergulir dari Kelompok Masyarakat Penerima.
(b) Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan
pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-Lain PAD Yang
Sah, obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan, rincian obyek
Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan sesuai peruntukannya
(c) Pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik pemerintah daerah yang
belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani Peraturan Presiden
Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah
Daerah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ
tanggal 5 Mei 2014 Hal Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dan Penatausahaan serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah.
(d) Pendapatan atas denda pajak daerah dan retribusi daerah dianggarkan
pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-Lain PAD Yang
Sah dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian obyek sesuai kode
rekening berkenaan.
2.4 Retribusi Daerah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan. Objek retribusi adalah jasa umum, jasa usaha, dan perizinan
tertentu. Retribusi yang dikenakan atas jasa umum digolongkan sebagai
retribusi jasa umum. Retribusi yang dikenakan atas jasa usaha digolongkan
sebagai retribusi jasa usaha. Retribusi yang dikenakan atas perizinan tertentu
digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu.
a. Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau
diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis retribusi
jasa umum adalah:
(1) Retribusi pelayanan kesehatan.
(2) Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(3) Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk dan akta
catatan sipil.
(4) Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat.
(5) Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum.
(6) Retribusi pelayanan pasar.
(7) Retribusi pengujian kendaraan bermotor.
(8) Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran.
(9) Retribusi penggantian biaya cetak peta.
(10) Retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus.
(11) Retribusi pengolahan limbah cair.
(12) Retribusi pelayanan tera/tera ulang.
(13) Retribusi pelayanan pendidikan.
(14) Retribusi pengendalian menara telekomunikasi.
Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada bagian (a) dapat tidak
dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan
nasional/daerah untuk memberikan pelayanan tersebut secara cuma-cuma.
b. Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial, yang meliputi
pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang
belum dimanfaatkan secara optimal; dan/atau pelayanan oleh pemerintah
daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta.
Jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:
(1) Retribusi pemakaian kekayaan daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(2) Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan.
(3) Retribusi tempat pelelangan.
(4) Retribusi terminal.
(5) Retribusi tempat khusus parkir.
(6) Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa.
(7) Retribusi rumah potong hewan.
(8) Retribusi pelayanan kepelabuhanan.
(9) Retribusi tempat rekreasi dan olahraga.
(10) Retribusi penyeberangan di air.
(11) Retribusi penjualan produksi usaha daerah.
c. Objek retribusi perizinan tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh
pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan
untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan. Jenis retribusi perizinan tertentu adalah:
(1) Retribusi izin mendirikan bangunan.
(2) Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol.
(3) Retribusi izin gangguan.
(4) Retribusi izin trayek.
(5) Retribusi izin usaha perikanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.5 Retribusi Izin Gangguan (HO)
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21 Tahun 2011
tentang Retribusi Izin Gangguan, retribusi izin gangguan (HO) merupakan
retribusi yang dikenakan oleh pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin
tempat usaha atau kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan, bahaya dan
kerugian kecuali tempat atau lokasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat atau
pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan. Izin gangguan (HO)
dikeluarkan dengan maksud untuk melindungi orang-orang yang tinggal di
sekitar tempat usaha yang didirikan terhadap bahaya, kerugian, dan gangguan
yang ditimbulkan oleh aktivitas usaha yang didirikan tersebut. Bagi jenis usaha
dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak sedang terhadap lingkungan hidup
wajib membuat dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Sedangkan, bagi jenis usaha
dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup wajib membuat dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
Ijin gangguan (HO) di Kota Palangkaraya dikeluarkan oleh Walikota
Palangkaraya melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya, setelah memperhatikan pertimbangan
Tim Penilai Kelayakan Lingkungan. Semua warga yang mempunyai tempat
usaha yang berupa badan atau perseorangan yang berpotensi menimbulkan
gangguan lingkungan, gangguan sosial, atau gangguan ekonomi wajib
memperoleh izin gangguan (HO) dan membayar retribusi izin gangguan (HO).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Objek retribusi izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan
kepada orang pribadi atau badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya,
kerugian dan/atau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan
usaha secara terus menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban,
keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan, dan
memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja. Tidak termasuk objek
retribusi adalah tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh pemerintah
atau pemerintah daerah.
Tingkat penggunaan jasa izin gangguan diukur berdasarkan tempat usaha
dikali indeks lokasi dikali indeks gangguan dikali tarif.
a. Tempat usaha adalah luas bangunan utama dan bangunan penunjang untuk
kegiatan usaha.
b. Penetapan indeks lokasi ditetapkan sebagai berikut:
a) Jalan arteri, jalan primer, dan jalan sekunder besar indeksnya = 4;
b) Jalan kolektor, Jalan Sungai Kahayan, Jalan Rungan, dan Jalan
Sabangau besar indeksnya = 3;
c) Jalan lokal besar indeksnya = 2.
c. Penetapan indeks gangguan didasarkan pada besar kecilnya gangguan
dengan klasifikasi sebagai berikut:
a) Perusahaan indeks gangguan besar, indeksnya = 4;
b. Menggunakan uap air, gas/uap bertekanan tinggi.
c. Menyimpan dan/atau memproduksi Bahan Berbahaya Beracun
(B3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Menggunakan mesin >4 PK.
e. Tempat usaha bertingkat.
b) Perusahaan indeks gangguan sedang, indeksnya = 3;
f. Menggunakan uap air, gas/uap bertekanan tinggi.
g. Menyimpan dan/atau memproduksi Bahan Berbahaya Beracun
(B3).
h. Tidak menggunakan mesin >4 PK.
i. Tempat usaha bertingkat.
c) Perusahaan indeks gangguan kecil indeksnya = 2.
j. Tidak menggunakan uap air, gas/uap bertekanan tinggi.
k. Tidak menyimpan dan/atau memproduksi Bahan Berbahaya
Beracun (B3).
l. Tidak menggunakan mesin >4 PK.
m. Tempat usaha tidak bertingkat.
d. Besarnya tarif retribusi ditetapkan berdasarkan perhitungan sebagai
berikut:
a) Luas 1 m2 sampai dengan 100 m2 tarifnya sebesar Rp1.000,00;
b) Luas 101 m2 sampai dengan 1.000 m2 tarifnya sebesar Rp800,00;
c) Luas 1.001 m2 sampai dengan 10.000 m2 tarifnya sebesar Rp600,00;
d) Luas ≥10.001 m2 tarifnya sebesar Rp400,00;
e) Setiap heregistrasi (daftar ulang) dikenakan biaya sebesar beberapa
persen dari biaya retribusi tergantung dengan luas tempat usaha, yaitu:
n. Luas 1 m2 sampai dengan 100 m2 tarifnya sebesar 90%;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
o. Luas 101 m2 sampai dengan 500 m2 tarifnya sebesar 80%;
p. Luas 501 m2 sampai dengan 5.000 m2 tarifnya sebesar 70%;
q. Luas 5.001 m2 sampai dengan 10.000 m2 tarifnya sebesar 60%;
r. Luas 10.001 m2 dan seterusnya tarifnya sebesar 50%.
f) Surat izin gangguan yang rusak atau hilang wajib dilaporkan dan akan
diterbitkan izin pengganti dengan dikenakan biaya sebesar 25% dari
biaya retribusi.
Untuk mendapatkan izin gangguan, pemohon harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Walikota Palangkaraya melalui Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota
Palangkaraya, mengisi dan mengembalikan formulir disertai dengan
melampirkan persyaratan yang telah ditetapkan. Pemohon harus mematuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
(1) Mengisi dan mengajukan permohonan dengan materai yang cukup.
(2) Melampirkan denah lokasi dan ukuran tempat usaha.
(3) Melampirkan persetujuan/rekomendasi dokumen AMDAL dan/atau UKL-
UPL untuk jenis usaha yang memiliki dampak besar atau sedang terhadap
lingkungan.
(4) Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga/penyanding yang
berbatasan dengan tempat usaha, diketahui oleh RT/RW dan lurah
setempat dan/atau rekomendasi dari instansi terkait sesuai dengan jenis
usaha.
(5) Fotocopy KTP pemohon (dengan memperlihatkan aslinya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
(6) Fotocopy akta pendirian perusahaan (dengan memperlihatkan aslinya).
(7) Fotocopy tanda lunas PBB tahun terakhir (dengan memperlihatkan
aslinya).
(8) Materai tiga lembar.
(9) Pas photo ukuran 3x4 cm sebanyak tiga lembar.
(10) Stopmap.
Syarat perpanjangan izin gangguan sama dengan pengurusan izin
gangguan baru. Namun, jika mengajukan permohonan pengalihan kepemilikan
izin gangguan (HO) maka persyaratan yang harus dilampirkan, yaitu:
(1) Surat bukti yang menunjukkan pengalihan kepemilikan tempat usaha.
(2) Surat Keterangan Tempat Usaha (SKTU).
(3) Fotocopy KTP sebanyak satu lembar.
(4) Fotocopy surat izin gangguan sebanyak satu lembar.
Setiap permohonan izin gangguan akan diproses dan diselesaikan dalam
waktu selambat-lambatnya 12 hari kerja terhitung sejak diterima permohonan
secara lengkap dan benar. Apabila syarat-syarat tersebut tidak lengkap, maka
direkomendasikan izin gangguan bersyarat selama satu tahun. Retribusi
dipungut dengan masa retibusi yang bersamaan dengan daftar ulang izin, yaitu
setiap tiga tahun sekali.
Dalam rangka pengawasan dan pengendalian, apabila diperlukan sewaktu-
waktu dapat dilakukan pemeriksaan ke lapangan oleh tim. Wajib retribusi izin
gangguan (HO) yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama enam bulan atau denda
paling banyak empat kali jumlah retribusi yang terutang dan/atau usaha ditutup
sementara.
2.6 Penelitian Terdahulu
Peneliti A. Budisusila, S.E., M.Soc.Sc. dan Dr. Titus Odong Kusumajati,
M.A. membuat penelitian yang berjudul Model Penetapan Target Retribusi
untuk Peningkatan Pendapatan Asli Daerah: Studi Retribusi Izin Gangguan
(HO) di Pemerintah Kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan rekomendasi kebijakan dan alternatif solusi terkait retribusi izin
gangguan (HO) kepada Pemerintah Kota Yogyakarta. Peneliti melakukan
survei untuk menganalisis potensi pendapatan retribusi izin gangguan di Kota
Yogyakarta dalam upaya mengoptimalkan pendapatan. Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa akan terjadi kemerosotan retribusi terkait dengan perizinan
gangguan di Kota Yogyakarta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satunya karena terdapat keringanan retribusi izin gangguan (HO) yang
diberikan untuk kegiatan usaha kecil (<100 m2) sebesar 25% padahal mayoritas
kegiatan di Kota Yogyakarta memiliki persatuan luas yang kecil tetapi
mempunyai intensitas kegiatan yang tinggi. Berdasarkan indeks LQ dan
Tipologi Klasen juga diketahui bahwa beberapa wilayah memiliki potensi
retribusi yang tinggi, tetapi mayoritas kegiatan merupakan usaha kecil
sehingga melemahkan potensi terjadi pada wilayah kelurahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Demi terwujudnya analisis dan kajian terhadap potensi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dalam rangka mengoptimalkan PAD di Kota Palangkaraya
maka, Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Palangkaraya bekerja
sama dengan Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta melaksanakan penelitian yang berjudul
Analisis dan Kajian Potensi Pendapatan Asli Daerah Kota Palangkaraya. Jurnal
ini mengungkapkan permasalahan umum mengenai Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang terjadi di beberapa daerah, termasuk Pemerintah Kota
Palangkaraya, yaitu terdapat kecenderungan aparat pemerintah daerah untuk
merendah-rendahkan target PAD dan selama ini belum ada evaluasi untuk
mengetahui apakah pungutan PAD Kota Palangkaraya telah dilaksanakan
secara optimal. Jurnal ini menyimpulkan bahwa jika rasio Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dengan PAD Kota Palangkaraya dibandingkan dengan
pemerintah daerah lainnya yang setara, target PAD Kota Palangkaraya relatif
lebih kecil. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB, pertumbuhan PAD
Kota Palangkaraya melebihi pertumbuhan PDRB. Hal ini menunjukan masih
adanya potensi PAD yang belum tergali secara optimal. Jurnal ini juga
memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Salah satu
rekomendasinya yaitu perlunya studi penghitungan potensi PAD yang
sesungguhnya sebagai dasar penetapan target PAD di masa mendatang.
Dari kedua penelitian tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui indikator-indikator yang mendasari sistem perencanaan PAD
terutama pada sektor retribusi izin gangguan (HO) di Pemerintah Kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Palangkaraya. Selain itu, juga untuk mengetahui perkiraan potensi PAD pada
sektor retribusi izin gangguan (HO) yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya.
Setelah mengetahui perkiraan potensi retribusi izin gangguan (HO) yang
sesungguhnya maka penetapan target penerimaan PAD pada sektor retribusi
izin gangguan (HO) untuk tahun berikutnya dapat lebih mencerminkan potensi
yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah retribusi izin gangguan (HO) di Kota
Palangkaraya.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan
pendekatan triangulasi. Metode kualitatif deskriptif dipilih karena penelitian
ini hendak menggambarkan sistem perencanaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) untuk sektor retribusi izin gangguan (HO) yang terjadi di lapangan dan
melihat potensi pemungutan retribusi izin gangguan (HO) di Kota
Palangkaraya.
Triangulasi adalah suatu teknik analisis yang digunakan selama penelitian
di lapangan dan setelah di lapangan selama analisis formal, untuk menguatkan
sebuah temuan dengan bukti dari dua sumber atau lebih (Yin; 2011). Terdapat
beberapa triangulasi, diantaranya yaitu triangulasi teknik dan triangulasi
sumber (Sugiyono; 2014). Triangulasi teknik merupakan pengumpulan data
dengan strategi yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama. Sedangkan, triangulasi sumber merupakan pengumpulan data dengan
strategi yang sama untuk sumber data yang berbeda-beda. Triangulasi ini
dilakukan sekaligus sebagai pengecekan kredibilitas data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Perpaduan antara triangulasi teknik dan triangulasi sumber dilakukan
untuk mengetahui sistem perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
sektor retribusi izin gangguan (HO) di Pemerintah Kota Palangkaraya. Peneliti
melakukan wawancara dan pengumpulan data dari basis data di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya dan verifikasi data di
Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya dan Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Kota Palangkaraya. Sedangkan, triangulasi sumber dilakukan
untuk mengetahui potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi
izin gangguan (HO) yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya. Peneliti melakukan
pengumpulan data dari basis data di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kota Palangkaraya dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya, kemudian verifikasi data di Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Palangkaraya.
Unit analisis penelitian ini adalah instansi pemerintah, yaitu Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya, Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya,
Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya, dan Badan Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah Kota Palangkaraya.
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan nonprobabilitas sampling, yaitu purposive sampling. Purposive
sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
suatu kriteria tertentu (Hartono: 2013). Adapun yang menjadi pertimbangan
adalah tingkat pengetahuannya terhadap sistem perencanaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) sektor retribusi izin usaha (HO).
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Strategi pengumpulan data yang digunakan, yaitu:
a. Strategi pengamatan langsung, yaitu observasi dan wawancara.
b. Strategi arsip, yaitu pengumpulan data dari basis data (data sekunder).
Data yang diperlukan, yaitu:
a. Data jumlah pembuatan baru izin gangguan (HO) selama tahun 2012-
2015.
b. Data jumlah heregistrasi atau daftar ulang izin gangguan (HO) selama
tahun 2012-2015.
c. Data jumlah pencabutan izin gangguan (HO) selama tahun 2012-2015.
d. Data jumlah penggantian izin gangguan yang rusak atau hilang selama
tahun 2012-2015.
3.5 Teknik Analisis Data
Peneliti hendak mengetahui pelaksanaan sistem perencanaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) di Pemerintah
Kota Palangkaraya, maka:
1. Peneliti melakukan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Narasumber:
a. Kepala Bidang Kajian Lingkungan dan Penegakan Hukum Lingkungan
Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya.
b. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pendapatan Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya.
2. Peneliti membuat transcript wawancara yang telah dilakukan di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya dan verifikasi data di
Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya.
3. Peneliti mencari perbedaan atau persamaan atas suatu pernyataan dalam
wawancara. Jika terdapat perbedaan maka peneliti perlu mengetahui latar
belakang yang mendasari hal tersebut.
4. Peneliti melakukan analisis SWOT terhadap kondisi di lapangan.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan
(Sugiyono; 2011).
a. Analisis sebelum memasuki lapangan dilakukan dengan menganalisis
hasil data yang diperoleh ketika studi pendahuluan. Tujuannya adalah
untuk menemukan fokus penelitian.
b. Analisis Model Miles dan Huberman dapat dilakukan ketika pengumpulan
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:
(1) Reduksi data, yaitu memilah dan mengelompokkan data yang
bermanfaat bagi penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(2) Penyajian data, yaitu menyajikan data dalam bentuk uraian singkat,
bagan, tabel, grafik, atau flowchart agar data lebih mudah dipahami
secara terperinci.
(3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi, yaitu mengkaitkan hasil
penelitian dengan teori yang ada.
Peneliti hendak mengetahui potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
sektor retribusi izin gangguan (HO) yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya
maka yang harus dilakukan, yaitu:
a. Berikut ini merupakan perhitungan pengenaan tarif retribusi izin gangguan
(HO) di Kota Palangkaraya, yaitu:
Tingkat Penggunaan Jasa Izin Gangguan diukur berdasarkan:
Luas Tempat Usaha x Indeks Lokasi x Indeks Gangguan x Tarif
b. Data sekunder diolah menggunakan statistik deskriptif. Data tahun 2012-
2015 dikelompokkan menurut perijinan baru dan heregistrasi (daftar ulang)
izin gangguan (HO).
c. Data tahun 2012-2015 yang sudah dikelompokkan berdasarkan perizinan
baru digunakan sebagai acuan untuk menghitung tren dalam
memperkirakan potensi pertumbuhan perizinan baru tahun 2016. Dalam
prosedur memperkirakan pendapatan daerah, salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah peramalan melalui proyeksi tren dan judgement (Chang;
2001). Tren dilakukan menggunakan metode the least square method. “The
least squares estimators are best unbiased estimators (BUE); That is, they
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
have minimum variance in the entire class of unbiased estimators”
(Gujarati; 2004).
The Least Square’s Method: Y’ = a + bX
𝑎 =∑ 𝑌
𝑁 𝑏 =
∑ 𝑋𝑌
∑ 𝑋2
Keterangan:
Y’ = tren
a = konstanta
b = koefisien
X = variabel waktu
Y = jumlah retribusi izin gangguan (HO) dari perizinan baru
N = jumlah tahun
d. Peneliti menghitung jumlah retribusi izin gangguan (HO) yang akan
kadaluwarsa di tahun 2016 dengan menggunakan data perizinan tahun 2013
dan 2015 karena masa berlaku izin gangguan (HO) selama satu dan tiga
tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH
4.1 Letak Geografis Kota Palangkaraya
Seperti yang dilansir di dalam Statistik Daerah Kota Palangkaraya 2015
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangkaraya, Kota Palangkaraya
sengaja dibangun dengan membuka hutan belantara melaui Desa Pahandut di
tepi Sungai Kahayan. Palangkaraya terletak tepat ditengah-tengah Indonesia
dan Provinsi Kalimantan Tengah. Kota Palangkaraya secara geografis terletak
pada 113˚30`-114˚07` BT dan 1˚35`-2˚24` LS, dengan luas wilayah 2.678,51
km2 (267.851 Ha). Kota Palangkaraya secara resmi ditetapkan sebagai Ibu
Kota Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 17 Juli 1957. Wilayah Kota
Palangkaraya memiliki bentukan bentang alam atau morfologi berupa tanah
datar dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40%. Sedangkan, daerah
dataran terdapat di bagian selatan wilayah Kota Palangkaraya yang terdiri dari
dataran rendah dan rawa, dengan ketinggian kurang dari 40 m dari permukaan
laut dengan kemiringan antara 0%–8%. Keadaan tanah di Kota Palangkaraya
dibedakan atas tanah mineral dan tanah gambut (histosois). Wilayah Kota
Palangkaraya dilalui oleh dua aliran sungai, yaitu Sungai Kahayan dan Sungai
Rungan. Kota Palangkaraya berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas.
Sebelah Timur : Kabupaten Pulang Pisau.
Sebelah Selatan : Kabupaten Pulang Pisau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Sebelah Barat : Kabupaten Katingan.
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kota Palangkaraya
Secara administrasi Kota Palangkaraya dibagi menjadi 5 kecamatan dan
30 kelurahan.
Tabel 4.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Palangkaraya
No Kecamatan Kelurahan Luas
(km2)
Wilayah
Kota (%)
1. Pahandut Pahandut 9,50 0,35
Panarung 23,50 0,88
Langkai 10,00 0,37
Tumbang Rungan 23,00 0,86
Tanjung Pinang 44,00 1,64
Pahandut Seberang 7,25 0,27
Luas Kecamatan Pahandut 117,25 4,38
2. Sabangau Kereng Bangkirai 270,50 10,10
Sabaru 152,25 5,68
Kalampangan 46,25 1,73
Kameloh Baru 53,50 2,00
Bereng Bengkel 18,50 0,69
Danau Tundai 42,50 1,59
Luas Kecamatan Sabangau 583,50 21,78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4.1 Luas Wilayah Administrasi Kota Palangkaraya (Lanjutan)
No Kecamatan Kelurahan Luas
(km2)
Wilayah
Kota (%)
3. Jekan Raya Menteng 31,00 1,16
Palangka 24,75 0,92
Bukit Tunggal 237,12 8,85
Petuk Katimun 59,75 2,23
Luas Kecamatan Jekan Raya 352,62 13,16
4. Bukit Batu Marang 124,00 4,63
Tumbang Tuhai 44,84 1,67
Banturung 56,44 2,11
Tangkiling 78,64 2,94
Sei Gohong 89,00 3,32
Kanarakan 105,50 3,94
Habaring Hurung 73,58 2,75
Luas Kecamatan Bukit Batu 572,00 21,36
5. Rakumpit Petuk Bukit 283,67 10,59
Pager Jaya 193,35 7,22
Panjehang 39,43 1,47
Gaung Baru 59,08 2,21
Petuk Barunai 147,10 5,49
Mungku Baru 187,25 6,99
Bukit Sua 143,26 5,35
Luas Kecamatan Rakumpit 1.053,14 39,32
Sumber: Bagian Administrasi Pemerintahan, Setda 2013 melalui Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Palangkaraya Tahun 2013-2018.
Gambar 4.2 Diagram Persentase Luas Wilayah Kota Palangkaraya per
Kecamatan, 2015
Pahandut5%
Sabangau22%
Jekan Raya13%
Bukit Batu21%
Rakumpit39%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada tahun 2014 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangkaraya,
rata-rata curah hujan tertinggi pada bulan Desember yaitu 604,7 mm dan
terendah terjadi pada bulan Juli yaitu 41 mm. Rata-rata hari hujan per bulan
adalah 12 hari. Suhu udara berkisar antara 27,1°C-28,2°C. Kelembaban udara
rata-rata cukup tinggi, tertinggi terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 86,2% dan
terendah terjadi pada bulan September yaitu sebesar 77%.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangkaraya tahun 2014,
jumlah penduduk Kota Palangkaraya sebanyak 252.105 jiwa, yang terdiri dari
51,15% laki-laki dan 48,85% perempuan. Tingkat pertumbuhan penduduknya
yaitu sebesar 3,11%. Seiring dengan penambahan penduduk maka tingkat
kepadatan penduduk juga ikut meningkat yaitu sebanyak 94 jiwa per km2.
Tabel 4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kota
Palangkaraya, 2014
No Kecamatan Luas
(km2)
Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/km2) L P Jumlah
1. Pahandut 117,25 45.059 43.245 88.304 753,13
2. Sabangau 583,50 8.482 7.880 16.362 28,04
3. Jekan Raya 352,62 66.845 64.174 131.019 371,56
4. Bukit Batu 572,00 6.840 6.322 13.162 23,01
5. Rakumpit 1.053,14 1.723 1.535 3.258 3,09
Palangkaraya 2.678,51 128.949 123.156 252.105 94,12
Sumber: Palangkaraya Dalam Angka 2015, diolah.
4.2 Keuangan Daerah
4.2.1 Pendapatan Asli Daerah
Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah di Kota Palangkaraya
cenderung mengalami peningkatan, namun tingkat ketergantungan Kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Palangkaraya terhadap pemerintah pusat, khususnya terhadap Dana
Alokasi Umum (DAU) masih besar. Pada tahun 2014, DAU yang
ditransfer oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah kurang lebih
enam kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan PAD yang didapat
oleh Kota Palangkaraya. Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan PAD
antara tahun 2011-2014 maka angka pertumbuhannya selalu positif,
namun kontribusinya terhadap pendapatan daerah masih relatif kecil.
Pendapatan daerah dari pajak daerah di tahun 2014 meningkat
sebesar 42,07% jika dibandingkan dengan tahun 2013. Begitu pula
dengan retribusi daerah yang mengalami peningkatan sebesar 31,60%.
Sedangkan, kontribusinya terhadap pendapatan daerah pada tahun 2014
masing-masing sebesar 6,41% dan 1,44%. Realisasi PAD pada tahun
2014 yaitu sebesar Rp87.999.792.169,36 atau 87,71% dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar Rp100.334.949.600,00. Realisasi pendapatan
dari seluruh sumber PAD tidak dapat memenuhi target. Penerimaan pajak
daerah sebesar Rp61.975.699.970,72 atau sebesar 94,61% dari target
yang ditetapkan. Penerimaan retribusi daerah sebesar
Rp13.929.452.446,74 atau sebesar 94,37% dari target yang ditetapkan.
Penerimaan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar
Rp989.084.541,24 atau sebesar 82,42% dari target yang ditetapkan.
Penerimaan lain-lain PAD yang sah sebesar Rp11.105.555.210,66 atau
sebesar 58,87% dari target yang ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
4.2.2 Pendapatan Transfer
Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pemerintah Kota Palangkaraya, pendapatan transfer terdiri dari
transfer pemerintah pusat-dana perimbangan, transfer pemerintah pusat-
lainnya, dan transfer pemerintah provinsi. Dana perimbangan terdiri dari
Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi
Khusus (DAK). Dana perimbangan berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) yang ditransfer oleh pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah guna mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi. Kontribusi dana perimbangan
terhadap pendapatan daerah relatif besar yaitu mencapai 71,30%. Hal ini
menunjukkan bahwa pendanaan daerah masih sangat bergantung pada
pemerintah pusat.
Pada tahun 2014, realisasi penerimaan dana perimbangan mencapai
Rp689.110.637.755,00 atau sebesar 98,90% dari target yang ditetapkan.
Capaian realisasi penerimaan DAU dan DAK yaitu sebesar 100% yang
masing-masing Rp589.449.668.000,00 dan Rp42.229.350.000,00.
Penerimaan DBH pajak sebesar Rp29.033.402.215,00 atau sebesar
106,77% dari target yang ditetapkan. Penerimaan DBH bukan pajak
sebesar Rp28.398.217.540,00 atau sebesar 74,95% dari target yang
ditetapkan.
Transfer pemerintah pusat-lainnya yaitu dana penyesuaian. Pada
tahun 2014, realisasi penerimaan dana penyesuaian sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Rp105.485.808.000,00 atau sebesar 100,75% dari target yang ditetapkan.
Transfer pemerintah provinsi terdiri dari DBH pajak dan DBH lainnya.
Realisasi penerimaan DBH pajak sebesar Rp73.841.078.990,68 atau
sebesar 91,31% dari target yang ditetapkan dan DBH lainnya sebesar
Rp7.250.000.000,00 atau sebesar 100% dari target yang ditetapkan.
4.2.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah
Pada tahun 2014, kontribusi lain-lain pendapatan yang sah terhadap
pendapatan daerah hanya sebesar 0,30% yaitu pendapatan hibah
sejumlah Rp2.864.000.000,00 atau sebesar 44,06% dari target yang
ditetapkan.
4.2.4 Belanja Daerah
Belanja daerah terdiri atas belanja operasi, belanja modal, dan
belanja tidak terduga yang pada tahun 2014 masing-masing memiliki
proporsi sebesar 79,75%, 20,25%, dan 0,001%. Pada tahun 2014, belanja
daerah meningkat sebesar 11,54% jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Realisasi belanja daerah di Kota Palangkaraya tidak pernah memenuhi
target. Pada tahun 2014, belanja daerah Kota Palangkaraya mencapai
Rp947.903.906.391,11 atau 88.57% dari target yang ditetapkan. Dalam
belanja operasi, realisasi belanja pegawai memiliki proporsi yang
terbesar yaitu Rp560.841.519.186,00 atau 91,08% dari target yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ditetapkan dan belanja bantuan keuangan memiliki proporsi yang terkecil
yaitu Rp1.495.963.151,80 atau 93,27% dari target yang ditetapkan.
Dalam belanja modal, realisasi belanja untuk jalan, irigasi, dan
jaringan memiliki proporsi yang terbesar yaitu Rp78.324.054.149,00
atau 97,17% dari target yang ditetapkan dan belanja untuk tanah
memiliki proporsi yang terkecil yaitu Rp1.579.063.828,00 atau 40,56%
dari target yang ditetapkan.
4.3 Aspek Ekonomi
4.3.1 Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
indikator makro yang digunakan untuk mengetahui gambaran kekayaan
sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah dan
perkembangannya pada periode waktu tertentu (Badan Pusat Statistik;
2015). PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) atau PDRB nominal
disusun berdasarkan harga yang berlaku pada periode perhitungan.
PDRB nominal digunakan untuk melihat struktur ekonomi suatu daerah.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) atau PDRB riil disusun
berdasarkan harga atas tahun dasar yang ditetapkan. PDRB riil digunakan
untuk mengukur struktur ekonomi suatu daerah.
Pada tahun 2014, PDRB Kota Palangkaraya Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) menurut lapangan usaha sebesar Rp9.881.069.500,00,
harga ini mengalami kenaikkan sebesar 14,1% dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tahun 2013 yaitu sebesar Rp8.659.891.300,00. Kontribusi tertinggi
terhadap PDRB nominal Kota Palangkaraya di tahun 2014 yaitu berasal
dari sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial
wajib sebesar 21,75% dan kontribusi terendah berasal dari sektor jasa
perusahaan sebesar 0,06%.
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Kota Palangkaraya Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah),
2012-2014
No Lapangan Usaha Tahun
2012 2013 2014
1. Pertanian,
Kehutanan, dan
Perikanan
222.082,6 241.185,6 276.146,1
2. Pertambangan dan
Penggalian
87.579,5 102.031,7 116.768,3
3. Industri Pengolahan 890.407,2 980.161,6 1.240.844,6
4. Pengadaan Listrik
dan Gas
15.728,4 15.225,1 19.212,6
5. Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur
Ulang
13.105,5 14.636,4 20.042,0
6. Konstruksi 773.057,6 882.549,9 985.380,5
7. Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
1.377.600,6 1.569.334,2 1.862.381,7
8. Transportasi dan
Pergudangan
598.143,8 679.865,7 776.405,6
9. Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum
351.464,7 408.711,5 447.730,4
10. Informasi dan
Komunikasi
128.051,3 146.212,8 167.291,1
11. Jasa Keuangan dan
Asuransi
580.233,1 650.413,3 764.061,4
12. Real Estat 228.237,3 251.764,7 268.617,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Kota Palangkaraya Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah),
2012-2014 (Lanjutan)
No Lapangan Usaha Tahun
2012 2013 2014
13. Jasa Perusahaan 5.230,2 5.708,9 6.315,8
14. Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan, dan
Jaminan Sosial
Wajib
1.653.949,2 1.980.100,6 2.149.463,0
15. Jasa Pendidikan 395.085,5 449.749,8 463.475,4
16. Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
166.820,5 179.755,4 203.476,9
17. Jasa Lainnya 91.090,7 102.483,9 113.456,8
PDRB 7.577.867,8 8.659.891,3 9.881.069,5
Sumber: Statistik Daerah Kota Palangkaraya 2015.
Pada tahun 2014, PDRB Kota Palangkaraya Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) 2010 menurut lapangan usaha sebesar
Rp7.722.894.900,00, harga ini mengalami kenaikkan sebesar 6,91%
dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar Rp7.223.681.500,00.
Kontribusi tertinggi terhadap PDRB riil Kota Palangkaraya di tahun 2014
yaitu berasal dari sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan
jaminan sosial wajib sebesar 21,26% dan kontribusi terendah berasal dari
sektor jasa perusahaan sebesar 0,07%.
Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Kota Palangkaraya Atas
Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (juta
rupiah), 2012-2014
No Lapangan Usaha Tahun
2012 2013 2014
1. Pertanian,
Kehutanan, dan
Perikanan
192.338,0 199.360,9 211.743,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Kota Palangkaraya Atas
Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (juta
rupiah), 2012-2014 (Lanjutan)
No Lapangan Usaha Tahun
2012 2013 2014
2. Pertambangan dan
Penggalian
83.047,6 91.756,9 94.696,7
3. Industri Pengolahan 778.978,2 807.669,1 837.579,2
4. Pengadaan Listrik
dan Gas
17.737,6 18.834,0 22.278,3
5. Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur
Ulang
12.543,2 12.667,4 15.761,6
6. Konstruksi 697.231,6 760.470,5 815.160,0
7. Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
1.256.831,9 1.342.124,5 1.436.768,9
8. Transportasi dan
Pergudangan
555.156,7 582.967,0 626.379,4
9. Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum
303.755,4 338.790,7 350.665,9
10. Informasi dan
Komunikasi
126.686,3 143.193,9 160.494,5
11. Jasa Keuangan dan
Asuransi
513.719,2 557.224,0 632.291,4
12. Real Estat 207.918,3 220.740,4 233.401,0
13. Jasa Perusahaan 4.769,6 5.046,9 5.176,0
14. Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan, dan
Jaminan Sosial
Wajib
1.408.680,2 1.534.896,5 1.641.801,5
15. Jasa Pendidikan 335.464,2 363.141,1 378.308,2
16. Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
146.030,6 156.171,8 165.566,8
17. Jasa Lainnya 80.620,0 88.615,8 94.821,9
PDRB 6.721.508,7 7.223.681,5 7.722.894,9
Sumber: Statistik Daerah Kota Palangkaraya 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
4.3.2 PDRB Perkapita
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu menjamin
kemakmuran yang tinggi pula bagi masyarakatnya. Tingkat pertumbuhan
PDRB perkapita lebih menunjukkan pada perkembangan kemakmuran,
sebab bila dilihat dari sudut konsumsi, aertinya masyarakat akan
mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa yang lebih
banyak atau lebih tinggi kualitasnya (Badan Pusat Statistik; 2014).
Selama periode 2008-2013 nilai PDRB perkapita Kota Palangkaraya
selalu menunjukkan peningkatan.
Tabel 4.5 PDRB Perkapita Kota Palangkaraya Atas Dasar Harga Berlaku
dan Atas Dasar Harga Konstan 2000, 2008-2013
Tahun
PDRB Perkapita Atas
Dasar Harga Berlaku
(Rp)
PDRB Perkapita Atas
Dasar Harga Konstan
(Rp)
2008 13.344.124,91 6.611.705,87
2009 14.422.634,85 6.788.342,10
2010 16.356.455,01 7.080.435,59
2011 18.463.398,69 7.450.810,38
2012 20.625.787,46 7.841.492,51
2013 24.390.782,09 8.638.657,02
Sumber: Profil Perekonomian Kota Palangkaraya 2013.
4.3.3 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah gambaran makro
mengenai hasil kinerja yang dilakukan oleh seluruh pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam pembangunan ekonomi yang lebih baik
(Badan Pusat Statistik; 18). Jika dibandingkan dengan 13 kabupaten
lainnya di Kalimantan Tengah, pertumbuhan ekonomi Kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Palangkaraya menduduki peringkat keenam. Pertumbuhan ekonomi Kota
Palangkaraya di tahun 2014 hanya mencapai 6,91%, sedangkan di tahun
2013 pertumbuhan ekonomi Kota Palangkaraya mencapai 7,47%.
Pertumbuhan ekonomi Kota Palangkaraya di tahun 2014 melemah jika
dibandingkan tahun sebelumnya.
Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota, 2013-2014
No Kabupaten/Kota Pertumbuhan Ekonomi
2013 2014
1. Kotawaringin Barat 6,96 6,95
2. Kotawaringin Timur 7,68 7,53
3. Kapuas 6,79 7,03
4. Barito Selatan 5,22 5,69
5. Barito Utara 7,13 3,74
6. Sukamara 6,38 6,07
7. Lamandau 6,96 7,00
8. Seruyan 6,23 5,37
9. Katingan 6,31 6,55
10. Pulang Pisau 6,71 7,79
11. Gunung Mas 6,87 6,42
12. Barito Timur 6,68 5,50
13. Murung Raya 6,43 6,00
14. Palangkaraya 7,47 6,91
Kalimantan Tengah 7,38 6,21
Sumber: Palangkaraya Dalam Angka 2015.
4.3.3 Inflasi
Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga secara umum
dan terus menerus akibat mekanisme pasar (Badan Pusat Statistik; 2015).
Inflasi bukan mengenai tinggi-rendahnya tingkat harga, melainkan
inflasi merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan. Perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tingkat inflasi menunjukkan dinamika perkembangan harga barang dan
jasa, serta tingkat daya beli masyarakat.
Selama tahun 2014, laju inflasi di Kota Palangkaraya mengalami
peningkatan sebesar 0,18% jika dibandingkan dengan tahun 2013. Laju
inflasi Kota Palangkaraya mencapai 6,63%. Hal ini menandakan bahwa
kenaikan harga barang dan jasa rata-rata lebih tinggi 6,63% jika
dibandingkan dengan tahun 2013. Laju inflasi yang dialami oleh Kota
Palangkaraya tergolong dalam kategori inflasi ringan.
Tabel 4.7 Laju Inflasi Kota Palangkaraya dan Nasional Menurut Bulan,
2014
No Bulan Palangkaraya Nasional
1. Januari 1,21 1,07
2. Februari -0,57 0,26
3. Maret 0,12 0,08
4. April 0,62 -0,02
5. Mei 0,86 0,16
6. Juni 0,91 0,43
7. Juli 0,22 0,93
8. Agustus -0,36 0,47
9. September 0,51 0,27
10. Oktober 0,33 0,47
11. November 0,92 1,50
12. Desember 1,69 2,46
Laju Inflasi 6,63 8,36
2013 6,45 8,38
2012 6,73 4,30
2011 5,28 3,79
2010 9,49 6,96
Sumber: Palangkaraya Dalam Angka 2015, diolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Data
Pemerintah pusat memandatkan pemerintah daerah untuk
menyelenggarakan otonomi daerah yang berasaskan desentralisasi, sehingga
daerah mempunyai hak untuk mengelola kekayaan daerah, serta memungut
pajak daerah dan retribusi daerah. Pada Pemerintah Kota Palangkaraya,
penanggung jawab untuk seluruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibebankan
kepada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya yang secara khusus
mempunyai kewenangan untuk melakukan pemungutan pajak dan retribusi
daerah, serta pengelolaan penerimaan daerah lainnya. Dinas Pendapatan
Daerah Kota Palangkaraya terbentuk pada tahun 2011 berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya. Sebelum pembentukannya, fungsi
pengelolaan pendapatan daerah ada di satu bidang pada Badan Pengelolan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Palangkaraya yang terbentuk melalui
Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palangkaraya dibentuk untuk memenuhi kebutuhan Pemerintah Kota
Palangkaraya dalam rangka teknis pemungutan sumber-sumber pendapatan
daerah yang tidak dapat terakomodir sepenuhnya oleh Badan Pengelolan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Palangkaraya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pencari PAD untuk setiap sektor secara teknis dibebankan kepada setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kota Palangkaraya, seperti
pencari PAD pada sektor retribusi izin gangguan (HO) dibebankan kepada
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya. Terdapat
pemisahan tugas antara pencari PAD untuk sektor retribusi izin gangguan (HO)
dengan penerbit izin gangguan (HO) dan penerima retribusi izin gangguan
(HO). Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM)
Kota Palangkaraya memiliki kewenangan untuk menerbitkan izin gangguan
(HO) dan menerima pembayaran retribusi izin gangguan (HO). Hal ini
dikarenakan pengurusan izin di Kota Palangkaraya sudah satu atap. Namun,
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya yang memiliki
hak untuk memberikan otorisasi berupa rekomendasi kelayakan lingkungan
yang akan menentukan usaha tersebut layak atau tidak untuk mendapatkan izin
gangguan (HO).
Metode perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi
izin gangguan (HO) tidak terlepas dari sistem penetapan target penerimaan
retribusi izin gangguan (HO). Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya
selaku penanggung jawab seluruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) bekerja sama
dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya dalam hal
merencanakan penerimaan pendapatan. Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palangkaraya memiliki hak untuk menetapkan target penerimaan retribusi izin
gangguan (HO), namun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota
Palangkaraya selaku pencari PAD pada sektor retribusi izin gangguan (HO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pun memiliki hak untuk mengusulkan target penerimaan retribusi izin
gangguan (HO). Pada awal bulan September, Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palangkaraya mengirimkan surat pemberitahuan kepada SKPD untuk
mengusulkan target penerimaan retribusi daerah tahun berikutnya, beserta
dengan informasi pendukung mengenai realisasi pencapaian retribusi daerah
sebagai bahan pertimbangan. Dalam hal ini, Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kota Palangkaraya pun mengirimkan rencana usulan target PAD
pada sektor retribusi izin gangguan (HO) untuk tahun berikutnya yang disertai
dengan alasan penentuan usulan tersebut. Adapun usulan target penerimaan
retribusi izin gangguan (HO) tahun 2016, yaitu sebesar Rp1.000.000.000,00.
Nominal tersebut diperoleh dari analisis data aktual perkiraan izin gangguan
(HO) yang akan memperpanjang di tahun 2016, yaitu sebanyak 400 buah
dengan nilai asumsi pendapatan retribusi sebesar Rp850.000.000,00 dan
asumsi perizinan yang baru sebanyak 80 buah dengan asumsi pendapatan
retribusi sebesar Rp150.000.000,00. Hal ini dilihat dari tren data tiga tahun
sebelumnya.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya
(2015) menyatakan bahwa:
Kami dari Dinas Pendapatan, dalam hal tugas kami menetapkan target
pendapatan. Walaupun kami minta restu dari SKPD yang mengelola itu,
kalau mereka tidak relevan atau tidak sesuai dengan realisasi ini, kami
upayakan tetap menaikkan karena berdasarkan realisasi ini. Itulah yang
kami sampaikan ke Wakil Walikota dalam rapat evaluasi Pendapatan
Asli Daerah. Pak Wakil Walikota menyuruh kami, semua SKPD yang
realisasinya melampaui capaian (target) itu harus dinaikkan dan itu telah
ditetapkan oleh Wakil Walikota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Walaupun begitu, bagi Wakil Walikota Palangkaraya dan Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya pengusulan target Pendapatan Asli
Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) ini kurang relevan
karena target yang diusulkan lebih rendah dari target setelah anggaran
perubahan pada tahun 2015 dan realisasi capaian retribusi izin gangguan (HO)
pada tahun 2015 ini melebihi 100%. Wakil Walikota dalam rapat evaluasi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) menginginkan setiap SKPD yang telah
mencapai target di tahun yang bersangkutan harus menaikkan targetnya di
tahun berikutnya. Berdasarkan keputusan bersama dalam rapat tersebut maka
disepakatilah target Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin
gangguan (HO) tahun 2016 sebesar Rp1.200.000.000,00 dengan pertimbangan
realisasi pencapaian penerimaan retribusi izin gangguan (HO) tahun
sebelumnya dan masih banyak lagi potensi izin gangguan (HO) yang belum
tergali. Usulan target PAD yang telah disepakati bersama akan disampaikan
kepada para stakeholder, seperti Walikota Palangkaraya, DPRD, Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Palangkaraya, dan seluruh SKPD
pengelola.
Kendala yang dihadapi dalam menentukan target Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) adalah belum terdapat basis
data mengenai jumlah usaha-usaha yang wajib izin gangguan (HO) di Kota
Palangkaraya, baik itu yang sudah memiliki izin gangguan (HO) maupun yang
belum memiliki izin gangguan (HO). Hal ini diungkapkan oleh Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya (2015), “Banyak potensi yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tergali, banyak yang belum mereka data. Coba buat database untuk Kota
Palangkaraya ini. Setelah terdata, mereka bisa sosialisasikan bahwa mereka
(pemilik usaha) harus bayar retribusi, bisa ke bank atau langsung ke bendahara
penerima”. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya dapat
memanfaatkan basis data tersebut untuk menentukan target yang akan
diberikan sosialisasi dan himbauan terkait izin gangguan (HO). Sehingga,
harapannya bagi usaha yang belum memiliki izin gangguan (HO) maka dapat
segera mengurus izinnya dan bagi izin gangguan (HO) yang sudah kadaluwarsa
maka dapat melakukan pendaftaran ulang atas izin tersebut. Dengan begitu,
potensi riil Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan
(HO) yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya dapat dihitung dengan lebih jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Mulai
Meminta
SKPD
mengusulkan
target PAD
Realisasi PAD
2015Surat Permohonan
Mengusulkan
Target PAD
1
2
Analisis faktual
Surat Rencana
Pengusulan Target
PAD: retribusi
HO
Membahas usulan
target dalam rapat
evaluasi penerimaan
PAD
Analisis faktual
Surat Rencana
Pengusulan Target
PAD: retribusi HO
Surat Pentapan
Target PAD Kota
Palangkaraya
T
Stakeholder
1
Realisasi PAD
2015Surat Permohonan
Mengusulkan
Target PAD
Membuat
perhitungan faktual
pengusulan target
retribusi HO
Realisasi PAD
2015Surat Permohonan
Mengusulkan
Target PAD
Analisis faktual
pengusulan target
retribusi HO
T
Membuat surat
pengusulan
target PAD:
retribusi HO
Analisis faktual
Surat Rencana
Pengusulan Target
PAD: retribusi
HO
2
Dinas Pendapatan Daerah
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Surat Penetapan
Target PAD Kota
Palangkaraya
Gambar 5.1 Flowchart SOP Pengusulan Target PAD: Retribusi Izin Gangguan (HO)
Sumber: Hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Penetapan target PAD pada sektor retribusi izin gangguan (HO) dalam
tujuh tahun terakhir selalu meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu, dalam
enam tahun terakhir realisasinya selalu melebihi target yang ditetapkan. Atas
prestasi ini, SKPD pengelola beserta jajarannya akan mendapatkan
penghargaan berupa insentif yang biasa disebut upah pungut.
Gambar 5.2 Target Penerimaan Retribusi Izin Gangguan (HO) dari Tahun
2010-2016 di Kota Palangkaraya.
Pada awalnya di dalam APBD (APBD murni) Kota Palangkaraya, target
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) di
tahun 2015 sebesar Rp900.000.000,00. Namun, setelah anggaran perubahan, di
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Kota
Palangkaraya, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin
gangguan (HO) di tahun 2015 sebesar Rp1.100.000.000,00. APBD murni Kota
330,000,000
600,000,000
750,000,000810,000,000
950,000,000
1,100,000,000
1,200,000,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Target Penerimaan Retribusi Izin Gangguan (HO)
Target PAD: Retribusi Izin Gangguan (HO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Palangkaraya berlaku dari bulan Januari-September 2015 dan seandainya ada
hal-hal yang tidak terakomodir di dalam APBD murni tersebut, seperti
kegiatan-kegiatan yang belum dianggarkan, maka dianggarkan ke dalam
APBD-P. APBD-P dilaksanakan sejak bulan Oktober-Desember 2015. Jika
anggaran untuk kegiatan itu meningkat di dalam APBD-P, maka target
pendapatan harus dinaikkan. Selain itu juga, dapat dilihat realisasi capaian atas
target yang ditetapkan dalam APBD murni, jika dalam pertengahan tahun
sudah mencapai lebih dari 50% dan terdapat potensi yang cukup banyak dari
izin gangguan yang hendak kadaluwarsa tetapi belum memperpanjang izinnya,
maka target PAD pada sektor retribusi izin gangguan (HO) itu bisa
ditingkatkan dalam APBD-P.
Sistem perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi
izin gangguan (HO) tidak berhenti pada sistem penetapan target penerimaan
retribusi izin gangguan (HO) saja, melainkan juga usaha-usaha yang dilakukan
SKPD pengelola dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya memberikan himbauan
kepada masyarakat yang memiliki usaha dengan masa berlaku izin gangguan
(HO) akan kadaluwarsa dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan agar pelaku
usaha tidak lupa untuk memperpanjang izin gangguannya. Selain itu, jika ada
usaha yang sedang dibangun maka perlu juga dihimbau untuk mengurus izin
gangguan (HO) jika ternyata diketahui usaha tersebut belum memiliki izin
gangguan (HO), terlebih lagi jika usaha tersebut sudah beroperasional maka
perlu diberikan surat peringatan untuk segera mengurus izin gangguan (HO).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Jika pelaku usaha mengabaikan surat peringatan tersebut, maka penegak
peraturan daerah, Satuan Polisi Pamong Praja bersama dengan perwakilan dari
Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangkaraya dan Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya akan turun ke
lapangan untuk melakukan razia. Selain itu juga, harus ada koordinasi antar
SKPD pengelola retribusi daerah atau tidak ego sektoral dalam rangka
pengendalian Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan menaati persyaratan
permohonan izin, contohnya seperti tidak lebih dahulu mengeluarkan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) jika pelaku usaha wajib izin gangguan (HO)
belum mengurus izin gangguan (HO). Hal-hal seperti ini yang dapat
mengurangi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palangkaraya. Begitu pula
sebaliknya, SKPD pengelola izin gangguan (HO) juga harus memperhatikan
kelengkapan persyaratan yang diperlukan dalam pengurusan izin. Berdasarkan
Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 14 Tahun 2014, persyaratan yang
harus dilampirkan dalam permohonan izin gangguan, yaitu:
a. Mengisi dan mengajukan permohonan dengan materai yang cukup (materai
Rp6000,00).
b. Melampirkan fotocopy sertifikat atau bukti kepemilikan/penguasaan tanah
dan/atau bangunan yang sah sebagai lokasi tempat usaha.
c. Melampirkan denah lokasi dan ukuran tempat usaha.
d. Bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak besar terhadap
lingkungan wajib membuat dokumen AMDAL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
e. Bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak sedang
terhadap lingkungan wajib membuat dokumen UKP-UPL.
f. Bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib melampirkan dokumen
UKP-UPL wajib membuat Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
(SPPL).
g. Melampirkan surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga/penyanding
yang berbatasan dengan tempat usaha, diketahui oleh RT/ dan lurah
setempat dan/atau rekomendasi dari instansi terkait sesuai dengan jenis
usaha.
h. Melampirkan fotocopy KTP pemohon (dengan memperlihatkan aslinya).
i. Melampirkan fotocopy akta pendirian perusahaan/cabang/SK Kepala
Cabang (dengan memperlihatkan aslinya), bagi yang berbadan hukum.
j. Melampirkan fotocopy tanda lunas PBB tahun terakhir (dengan
memperlihatkan aslinya).
k. Materai Rp6.000,00 sebanyak tiga lembar.
l. Pas photo ukuran 3x4 cm sebanyak tiga lembar.
m. Stopmap.
AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL merupakan kajian mengenai dampak
lingkungan dan berisikan janji-janji pengelolaan lingkungan yang harus
dilaksanakan dan ditaati oleh pelaku usaha. Tujuan dilampirkannya dokumen-
dokumen ini supaya pemerintah dapat mempertimbangkan pemberian izin
terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. Selain itu, pelaku usaha juga
harus melampirkan surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga/penyanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
yang berbatasan dengan tempat usaha yang diketahui oleh RT/RW dan lurah
setempat karena tujuan dari izin gangguan yang dikeluarkan oleh pemerintah
adalah untuk melindungi masyarakat yang berada di sekitar tempat usaha
terhadap bahaya, kerugian, dan gangguan yang ditimbulkan oleh usaha yang
didirikan tersebut. Jika tetangga atau penyanding merasa keberatan dengan
didirikannya usaha tersebut maka tetangga atau penyanding harus
menyampaikan keberatannya secara tertulis dan diteliti oleh Tim Pengelola
Kelayakan Lingkungan (HO).
Berdasarkan SOP Penyelesaian Izin Gangguan (HO) di Pemerintah Kota
Palangkaraya, petugas loket di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya akan menyediakan blanko
permohonan dan memberi penjelasan kepada pemohon. Petugas loket akan
memeriksa kelengkapan berkas, jika berkas sudah lengkap sesuai persyaratan
maka pemohon dipersilakan untuk melakukan pendaftaran berkas, dan petugas
loket akan membuat tanda terima berkas. Hal ini menandakan berkas tersebut
diterima. Jika ada syarat permohonan izin yang belum dilengkapi, maka
petugas loket berhak untuk menolak berkas tersebut dan dikembalikan kepada
pemohon. Berkas yang telah diterima oleh petugas loket akan diberikan kepada
Tim Teknis Penilaian Kelayakan Lingkungan di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kota Palangkaraya.
Tim Teknis Penilaian Kelayakan Lingkungan akan melakukan survei ke
lapangan untuk memastikan kebenaran luas ruang usaha, serta menentukan
indeks gangguan dan indeks lokasi sehingga dapat ditentukan tarif retribusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang harus dipungut atas usaha tersebut. Selain itu, Tim Teknis Penilaian
Kelayakan Lingkungan juga menilai kelayakan usaha dan pengelolaan limbah.
Setelah melakukan survei lapangan, Tim Teknis Penilaian Kelayakan
Lingkungan akan membuat Berita Acara Tinjauan Lapangan dan Rekomendasi
Kajian Kelayakan Lingkungan. Tim Teknis Penilaian Kelayakan Lingkungan
memiliki hak untuk menerima atau menolak permohonan izin, dengan
mempertimbangkan kelayakan usaha. Rekomendasi Kajian Kelayakan
Lingkungan, dapat berupa:
a. Persetujuan permohonan izin gangguan.
b. Persetujuan dengan syarat permohonan izin gangguan.
c. Persetujuan dengan catatan permohonan izin gangguan.
d. Penolakan permohonan izin gangguan.
e. Perhitungan besaran retribusi izin gangguan.
Berita Acara Tinjauan Lapangan dan Rekomendasi Kajian Kelayakan
Lingkungan akan diberikan kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya untuk ditindaklanjuti. Jika
permohonan izin ditolak, petugas loket di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya akan
menginformasikan dan mengembalikan berkas kepada pemohon. Jika
permohonan izin diterima, bendahara di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya akan membuat Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) sesuai dengan hasil survei lapangan oleh
Tim Teknis Penilaian Kelayakan Lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.3 SOP Penyelesaian Izin Gangguan (HO) di Pemerintah Kota Palangkaraya.
62
LAMPIRAN
PERATURAN WALIKOTA PALANGKARAYA
NOMOR 14 TAHUN 2014
TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN
DAERAH KOTA PALANGKARAYA NOMOR 15
TAHUN 2013 TENTANG IZIN GANGGUAN
MEKANISME DAN FORMAT PENYELESAIAN IZIN GANGGUAN (HO)
(1)
PEMOHON
(2)
PETUGAS LOKET
1. Blanko Permohonan
dan Penjelasan
2. Pemeriksaan Berkas
3. Pendaftaran Berkas
Izin
4. Tanda Terima Berkas
5. Ditolak/ Diterima
(3)
PROSES
Koordinasi ke Tim
Teknis Penilaian
Kelayakan Lingkungan
(4)
TIM TEKNIS PENILAIAN
KELAYAKAN LINGKUNGAN
1. Berita Acara Tinjauan Lapangan
2. Rekomendasi Kajian Kelayakan
Lingkungan
3. Menerima/ Menolak
(5)
PROSES SURAT KETETAPAN
RETRIBUSI DAERAH
(7)
PENERBITAN
IZIN GANGGUAN
(HO)
(6)
PEMBAYARAN
Cap Tanda Tangan
Bendahara Penerima
(9) DITOLAK
(8) DITERIMA
(10) IZIN SELESAI
PENYERAHAN IZIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Setelah menerima SKRD, pemohon atau wajib retribusi dapat melunasi
pembayaran retribusi izin gangguan (HO) dan mendapatkan validasi berupa
cap dan tanda tangan bendahara penerima. Setelah dilakukan pembayaran
retribusi izin gangguan (HO), Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya akan menerbitkan izin
gangguan (HO). Izin gangguan (HO) yang sudah selesai dapat diambil oleh
pemohon di petugas loket Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya.
5.2 Analisis Data
5.2.1 Sistem Perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Sektor
Retribusi Izin Gangguan (HO)
Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD pada
sektor retribusi izin gangguan sudah berpedoman pada Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai
ketetapan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 52 Tahun 2015. Selain itu, berpedoman juga pada Peraturan
Daerah Kota Palangkaraya Nomor 15 Tahun 2013 tentang Izin
Gangguan, Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 14 Tahun 2014
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Palangkaraya
Nomor 15 Tahun 2013 tentang Izin Gangguan, Peraturan Daerah Kota
Palangkaraya Nomor 21 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Gangguan,
dan Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 15 Tahun 2014 tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Perubahan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Izin Gangguan Dalam
Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Retribusi Izin Gangguan.
Perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi
izin gangguan mencakup dua hal, yaitu menetapkan target penerimaan
dan merencanakan upaya-upaya untuk mencapai target tersebut.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen
pendapatan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Target penerimaan yang sudah ditetapkan kiranya dapat tercapai
sehingga dapat membiayai belanja daerah yang tentukan. Berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2016, penetapan target retribusi daerah harus
didasarkan pada data potensi retribusi daerah di masing-masing
pemerintah kabupaten/kota, serta memperhatikan perkiraan
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 yang berpotensi terhadap target
pendapatan retribusi daerah dan realisasi penerimaan retribusi daerah
tahun sebelumnya. Sistem perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dibuat untuk mencapai suatu tujuan, yaitu penetapan target penerimaan
kiranya dapat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh daerah.
Ketika SKPD terkait hendak mengambil keputusan dalam penetapan
target penerimaan berdasarkan potensi daerah maka SKPD terkait perlu
mempertimbangkan pelaporan data masa lampau. Potensi Pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) dapat
diperkirakan dengan cara memproyeksikan pertumbuhan izin gangguan
baru untuk tahun yang akan datang berdasarkan data masa lampau dan
menghitung jumlah retribusi izin gangguan (HO) yang akan kadaluwarsa
di tahun 2016 berdasarkan data tiga tahun sebelumnya dan satu tahun
sebelumnya. Sedangkan di Pemerintah Kota Palangkaraya,
pertimbangan dalam menetapkan target retribusi izin gangguan (HO)
oleh Dinas Pendapatan Kota Palangkaraya untuk tahun 2016 adalah
capaian realisasi penerimaan tahun sebelumnya dan mengingat masih
banyak potensi yang belum tergali. Walaupun Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Kota Palangkaraya telah mengusulkan target penerimaan
berdasarkan analisis data aktual perkiraan izin gangguan (HO) yang akan
memperpanjang di tahun 2016 dan asumsi perizinan yang baru dilihat
dari tren data tiga tahun sebelumnya. Namun, pengusulan target tersebut
belum disetai dengan perhitungan yang andal. Hal ini bisa saja belum
mewakili potensi retribusi izin gangguan (HO) yang dimiliki oleh Kota
Palangkaraya.
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa terdapat
pemisahan tugas antara pemberi otorisasi pemberian izin gangguan (HO)
dengan penerima pembayaran retribusi izin gangguan (HO). Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya yang berhak untuk
mengotorisasi pemberian izin gangguan (HO) dan Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu-Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang akan mengeluarkan izin gangguan (HO) serta memungut retribusi
izin gangguan (HO). Pelayanan perizinan di Kota Palangkaraya sudah
satu atap, yaitu di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya. Jenis-jenis pelayanan perizinan
dan non-perizinan yang dikelola oleh Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya, yaitu
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin Gangguan (HO), Izin Trayek,
dan Izin Penanaman Modal. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota Palangkaraya sudah memiliki
Standard Operating Procedure (SOP) mengenai pengurusan perizinan.
Hal ini sudah baik untuk meminimalisir terjadinya kecurangan. Namun,
koordinasi antar SKPD pengelola izin gangguan (HO) masih belum baik
dalam hal penyebaran informasi pembaharuan target. Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota
Palangkaraya tidak mengetahui adanya perubahan penetapan target
retribusi izin gangguan (HO) di dalam APBD-P 2015. Sehingga di dalam
laporan penerimaan retribusi izin gangguan yang dibuat oleh Badan
Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Kota
Palangkaraya kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota
Palangkaraya target retribusi izin gangguan (HO) masih tertulis sesuai
dengan APBD murni 2015. Oleh karena itu, perlu dibangun komunikasi
yang baik antar SKPD pengelola retribusi izin gangguan (HO) guna
meningkatkan kinerja bersama. Antar SKPD pengelola retribusi izin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
gangguan (HO) pun harus bekerja sama menyebarkan informasi
mengenai pentingnya memiliki izin gangguan, jenis-jenis usaha yang
wajib retribusi izin gangguan, dan tata cara menetapkan tarif retribusi
izin gangguan melalui media massa, seperti koran atau website resmi
karena masih banyak usaha yang belum memiliki izin gangguan (HO).
Informasi ini sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat
mengenai izin gangguan sehingga masyarakat akan dapat dengan senang
hati membayar retribusi izin gangguan dan menghitung sendiri nominal
yang perlu dibayarkan. SKPD pengelola retribusi izin gangguan pun
harus lebih transparant mengenai perhitungan jumlah retribusi yang
dikenakan dan jika terjadi kekeliruan perhitungan maka wajib retribusi
dapat mengajukan keringanan dan pengurangan retribusi, atau
sebaliknya.
Di dalam Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21 Tahun
2011 Pasal 16 mengenai keringanan, pengurangan, dan pembebasan
retribusi disebutkan bahwa pemberian keringanan dan pengurangan
retribusi memperhatikan permohonan wajib retribusi sebagai akibat
terdapatnya salah hitung atau kekeliruan dalam penerapan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta pembebasan retribusi diberikan
kepada wajib retribusi yang ditimpa bencana alam atau kerusuhan sosial.
Pemerintah juga harus lebih memberikan informasi mengenai kriteria
usaha yang dapat memperoleh keringanan dan pengurangan tarif
retribusi. Pemerintah juga dapat mempertimbangkan untuk memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
keringanan bagi pelaku usaha dalam skala sedang dan besar karena
dengan begitu wajib retribusi tidak akan merasa terbebani untuk
membayar kewajibannya. Hal ini mengingat masih banyak usaha yang
wajib retribusi izin gangguan (HO), namun belum memiliki izin
gangguan (HO). Dengan begitu, hal ini hendaknya dilakukan untuk
memperoleh peluang bertambahnya wajib retribusi baru. Jika merasa
terbebani maka pelaku usaha dapat mencari kelemahan perda untuk
menghindari pembayaran retribusi izin gangguan.
Pemberian informasi juga dapat dilakukan dengan memberikan
sosialisasi kepada pelaku usaha. Namun, kendalanya yaitu SKPD
pengelola retribusi izin gangguan (HO) belum memiliki basis data yang
memadai mengenai jumlah usaha yang sudah memiliki izin maupun yang
belum memiliki izin. Padahal dengan adanya basis data ini, SKPD
pengelola dapat memberikan sosialisasi yang tepat sasaran kepada
pemilik usaha wajib izin gangguan (HO) yang sudah beroperasi namun
belum memiliki izin gangguan (HO). Basis data ini juga memudahkan
SKPD pengelola dalam menentukan target penerimaan retribusi izin
gangguan (HO) guna mengoptimalkan pendapatan daerah. Seharusnya
SKPD pengelola retribusi izin gangguan (HO) melakukan survei untuk
mendata jumlah usaha yang sudah memiliki izin maupun yang belum
memiliki izin. Dengan begitu, SKPD pengelola retribusi izin gangguan
(HO) dapat menghitung potensi sesungguhnya yang dimiliki Kota
Palangkaraya atas retribusi izin gangguannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kendala yang dihadapi SKPD pengelola izin gangguan (HO) dalam
pengumpulan PAD, yaitu masih terdapat SKPD pengelola retribusi
daerah yang ego sektoral sehingga mengakibatkan banyak retribusi yang
tidak terpungut. Izin gangguan (HO) dijadikan salah satu persyaratan izin
usaha atau izin usaha perluasan bagi perusahaan yang berlokasi di luar
kawasan industri, izin usaha penggabungan perusahaan penanaman
modal (merger), izin mendirikan bangunan, dan lain-lain. Oleh karena
itu, perlu terjalin kerja sama antar SKPD pengelola retribusi daerah untuk
memperhatikan persyaratan-persyaratan izin lainnya sebelum SKPD
pengelola mengeluarkan izin yang bersangkutan. Oleh karena itu, perlu
dibangun kerja sama antar SKPD pengelola retribusi daerah yang saling
terkait satu sama lain dalam menyebarkan informasi persyaratan izin apa
saja yang harus diurus sebelum melakukan permohonan izin lainnya.
Kendala lain yang dihadapi SKPD pengelola izin gangguan (HO)
dalam pengumpulan PAD yaitu, pelaku usaha dapat memanfaatkan
kelemahan Peraturan Daerah untuk menghindari retribusi izin gangguan
(HO). Contohnya, berdasarkan undang-undang, pelaku usaha yang
hendak membangun barak lebih dari 10 pintu wajib mengajukan
permohonan izin gangguan (HO) sebelum mengajukan permohonan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB). Namun, pelaku usaha dapat menghindari
retribusi izin gangguan (HO) dengan cara membangun barak kurang dari
sepuluh pintu terlebih dahulu, kemudian dalam waktu yang berdekatan
pelaku usaha yang sama membangun barak kurang dari sepuluh pintu di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
lokasi yang sama atau bersebelahan. Dengan begitu, pelaku usaha dapat
mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tanpa perlu mengurus izin
gangguan (HO). Jika dibangun bersamaan maka pelaku usaha menjadi
wajib retribusi izin gangguan (HO), tapi dikarenakan barak tidak
dibangun secara bersamaan maka pelaku usaha tidak menjadi wajib
retribusi izin gangguan (HO) dan dapat langsung mengurus Izin
Mendirikan Bangunan (IMB). Pemerintah pun perlu mengevaluasi perda
terhadap penerapannya di lapangan secara berkala untuk memastikan
bahwa peraturan perundang-undangan tersebut masih relevan dengan
fakta di lapangan. Berikut ini adalah analisis SWOT izin gangguan (HO)
berdasarkan uraian di atas.
Tabel 5.1 Analisis SWOT Izin Gangguan (HO)
Analisis SWOT
Peluang (O) Ancaman (T)
- Masih banyak usaha
yang belum
memiliki izin
gangguan (HO).
- Pelaku usaha dapat
mencari kelemahan
perda untuk
menghindari
retribusi.
Kekuatan (S) Strategi S-O Strategi S-T
- Sudah ada
pemisahan tugas
untuk pelayanan
retribusi izin
gangguan.
- Pelayanan perizinian
di Kota
Palangkaraya sudah
satu atap.
- BPPT-PM sudah
memiliki SOP yang
baik mengenai
pengurusan izin.
- Lebih transparant
dalam menghitung
jumlah retribusi izin
gangguan dan
memberikan
kesempatan kepada
wajib retribusi untuk
menghitung sendiri
retribusinya sebelum
melakukan
pembayaran.
- Pemerintah
melakukan evaluasi
terhadap penerapan
perda di lapangan
secara berkala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 5.1 Analisi SWOT Izin Gangguan (HO) (Lanjutan)
Kelemahan (W) Strategi W-O Strategi W-T
- Koordinasi antar
SKPD yang
menangani retribusi
izin gangguan (HO)
masih belum
optimal.
- Penyebaran
informasi mengenai
izin gangguan masih
belum optimal.
- SKPD pengelola
retribusi izin
gangguan belum
memiliki basis data
mengenai jumlah
usaha di Kota
Palangkaraya.
- Antar SKPD
pengelola retribusi
daerah masih ada
yang ego sektoral.
- SKPD dapat
membangun
komunikasi yang
lebih baik agar dapat
meningkatkan
kinerja bersama.
- Penyebaran
informasi dapat
dilakukan
menggunakan media
cetak maupun media
internet (website
resmi).
- Melakukan
pendataan jumlah
usaha yang sudah
dan belum memiliki
izin gangguan.
- Menjalin kerja sama
antar SKPD
pengelola retribusi
daerah untuk
memperhatikan
persyaratan-
persyaratan izin
lainnya sebelum
SKPD pengelola
mengeluarkan izin
yang bersangkutan.
- Pemerintah dapat
memikirkan untuk
memberikan
keringanan bagi
pelaku usaha dalam
skala sedang dan
besar.
5.2.2 Perkiraan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Sektor
Retribusi Izin Gangguan (HO)
Pada tahun 2014, komposisi pendapatan di Kota Palangkaraya
didominasi oleh dana perimbangan, yaitu sebesar 71,30% dari total
pendapatan. Sedangkan, kontribusi pajak daerah sebesar 6,41% dan
retribusi daerah hanya 1,44%. Hal ini menandakan bahwa Kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Palangkaraya masih sangat menyandarkan pendapatan daerahnya pada
sektor dana perimbangan yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU)
yaitu sebsar 60,98%. Dari tahun ke tahun, kontribusi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) terhadap pendapatan daerah memang selalu mengalami
kenaikan, tetapi saat ini belum mendekati kondisi ideal. Besarnya
proporsi dana perimbangan terhadap pendapatan Kota Palangkaraya
mengalahkan proporsi pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah, yaitu
satu berbanding delapan. Hal ini menunjukkan belum optimalnya
pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena peranan pajak
daerah, retribusi daerah, dan pemanfaatan kekayaan daerah masih sangat
rendah. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara aparat pemerintah
dengan masyarakat untuk menggali potensi yang ada, misalnya dengan
memanfaatkan kekayaan daerah. Hal ini merupakan peluang yang sangat
besar bagi daerah untuk meningkatkan kemampuan keuangannya dan
tidak bertumpu pada dana perimbangan saja.
Masyarakat dapat mengambil peluang untuk memanfaatkan
kekayaan daerah, namun masyarakat wajib memberikan kontribusi
kepada daerah, salah satunya dengan membayar pajak dan retribusi
daerah. Salah satu retribusi yang wajib dibayar jika masyarakat hendak
membuka lapangan usaha yaitu retribusi izin gangguan (HO). Pelaku
usaha harus mengantongi izin gangguan (HO) guna melindungi orang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
orang yang tinggal di sekitar tempat usaha yang didirikan terhadap
bahaya, kerugian, dan gangguan yang ditimbulkan oleh aktivitas usaha
yang didirikan tersebut. Masih banyak potensi retribusi izin gangguan
(HO) yang belum tergali di Kota Palangkaraya. Berikut ini adalah
perkiraan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi
izin gangguan (HO) dari perizinan baru menggunakan tren untuk tahun
2016.
The Least Square’s Method: Y’ = a + bX
𝑎 =∑ 𝑌
𝑁 𝑏 =
∑ 𝑋𝑌
∑ 𝑋2
Keterangan:
Y’ = tren
a = konstanta
b = koefisien
X = variabel waktu
Y = jumlah retribusi izin gangguan (HO) dari perizinan baru
N = jumlah tahun
Tabel 5.2 Perhitungan Tren Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
Sektor Retribusi Izin Gangguan (HO) dari Perizinan Baru
TAHUN
JUMLAH RETRIBUSI IZIN
GANGGUAN DARI PERIZINAN
BARU (Y)
X X2 XY Y'
2012 486.917.157 -3 9 (1.460.751.471) 687.147.672,70
2013 1.196.404.522 -1 1 (1.196.404.522) 809.204.350,40
2014 757.552.232 1 1 757.552.232 931.261.028,10
2015 1.040.056.846 3 9 3.120.170.538 1.053.317.705,80
Jumlah 3.480.930.757 0 20 1.220.566.777
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
𝑎 =3.480.930.757
4
𝑎 = 870.232.689,25
𝑏 = 1.220.566.777
20
𝑏 = 61.028.338,85
The Least Square’s Method: Y’ = a + bX
Y’ = 870.232.689,25 + 61.028.338,85 X
Proyeksi untuk tahun 2016:
Y’ = 870.232.689,25 + 61.028.338,85 (5)
Y’ = 1.175.374.383,50
Perkiraan potensi jumlah retribusi izin gangguan (HO) dari perizinan
baru adalah Rp1.175.374.383,50. Jika dibandingkan dengan tahun 2015
maka terdapat pertumbuhan sebesar 13,01%. Potensi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) juga terdapat
usaha yang akan kadaluwarsa di tahun 2016, yaitu sebanyak 413 usaha
dengan nilai retribusi Rp778.996.918,42 dengan asumsi semua usaha
masih beroperasi dan akan memperpanjang izin gangguannya di tahun
2016. Berikut ini adalah perhitungannya.
Tabel 5.3 Perhitungan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Sektor
Retribusi Izin Gangguan (HO) dari Pendaftaran Ulang Izin
Gangguan
BULAN
2013 2015
JUMLAH IZIN
GANGGUAN
JUMLAH RETRIBUSI
IZIN GANGGUAN
(Rp)
JUMLAH IZIN
GANGGUAN
JUMLAH RETRIBUSI
IZIN GANGGUAN
(Rp)
JANUARI 12 56.292.936,70 12 8.281.530,00
FEBRUARI 15 31.741.400,00 15 11.926.320,00
MARET 26 73.008.200,00 5 1.807.200,00
APRIL 24 38.989.873,12 35 67.905.912,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5.3 Perhitungan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Sektor
Retribusi Izin Gangguan (HO) dari Pendaftaran Ulang Izin
Gangguan (Lanjutan)
BULAN
2013 2015
JUMLAH IZIN
GANGGUAN
JUMLAH RETRIBUSI
IZIN GANGGUAN
(Rp)
JUMLAH IZIN
GANGGUAN
JUMLAH RETRIBUSI
IZIN GANGGUAN
(Rp)
MEI 29 63.814.061,60 14 19.017.510,00
JUNI 27 47.749.959,60 20 14.259.080,00
JULI 17 21.113.767,20 17 16.583.600,00
AGUSTUS 11 41.003.056,00 1 48.600,00
SEPTEMBER 13 25.352.520,00 4 2.075.450,00
OKTOBER 31 53.582.199,60 7 4.546.476,00
NOVEMBER 34 108.496.297,60 6 6.016.560,00
DESEMBER 26 56.477.593,00 12 8.906.816,00
JUMLAH 265 617.621.864,42 148 161,375.054,00
Berdasarkan perhitungan di atas, terdapat perbedaan yang signifikan
antara perkiraan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor
retribusi izin gangguan (HO) dengan target penerimaan retribusi izin
gangguan (HO) yang ditetapkan untuk tahun 2016. Berdasarkan
perkiraan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi
izin gangguan (HO) tersebut, aparat pemerintah harus bekerja keras
menggali semua potensi yang ada di Kota Palangkaraya dan memastikan
semua usaha yang wajib izin gangguan (HO) telah melakukan
kewajibannya. Dengan begitu, hal ini dapat meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dan mengurangi ketergantungan pemerintah daerah
terhadap pemerintah pusat. Aparat pemerintah tentu tidak dapat berupaya
sendiri dalam menggali potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
sektor retribusi izin gangguan (HO) sehingga masyarakat yang juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
merupakan pelaku usaha harus mendukung upaya pemerintah dengan
memenuhi kewajiban-kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5.3 Hasil Penelitian dan Interpretasi
Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang menyediakan
fasilitas pelayanan kepada masyarakat untuk kesejahteraan bersama. Jika
barang-barang dan/atau jasa kebutuhan masyarakat yang manfaat barang
dan/atau jasa tersebut dinikmati oleh seluruh masyarakat, namun apabila
dikonsumsi individu akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
dan/atau jasa tersebut maka pemerintah wajib membuat regulasi untuk
melindungi kepentingan umum. Izin gangguan (HO) merupakan salah satu izin
yang dibuat untuk melindungi masyarakat di sekitar tempat usaha yang
didirikan terhadap bahaya, kerugian, dan gangguan yang ditimbulkan oleh
usaha yang dididirikan tersebut. Hal ini merupakan salah satu peran pemerintah
sebagai regularoty role, enabling role, dan direct provision of goods and
services.
Sebagai organisasi sektor publik, pemerintah tidak bertujuan mencari laba.
Retribusi daerah yang dipungut pun diharapkan tidak membebankan
masyarakat. Penentuan tarif retribusi izin gangguan tidak ditetapkan sama pada
nominal tertentu melainkan disesuaikan dengan luas ruang usaha, indeks
gangguan, dan indeks lokasinya. Besarnya usaha akan berbanding lurus dengan
jumlah retribusi izin gangguan (HO) yang harus dibayarkan. Pada Pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kota Palangkaraya, Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya adalah
penanggung jawab untuk seluruh Pendapatan Asli Daerah (PAD). Secara teknis,
pencari PAD untuk setiap sektor dibebankan kepada setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kota Palangkaraya, seperti pencari PAD
pada sektor retribusi izin gangguan (HO) dibebankan kepada Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya. Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palangkaraya memiliki hak untuk menetapkan target penerimaan retribusi izin
gangguan (HO), namun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota
Palangkaraya selaku pencari PAD pada sektor retribusi izin gangguan (HO) pun
memiliki hak untuk mengusulkan target penerimaan retribusi izin gangguan
(HO). Setiap tahunnya pemerintah daerah membuat rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan salah satu komponen pendapatan dalam APBD. Dalam
merencanakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hendaknya disesuaikan dengan
potensi yang dimiliki oleh daerah, serta memperhatikan perkiraan pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2016 yang berpotensi terhadap target pendapatan retribusi
daerah dan realisasi penerimaan retribusi daerah tahun sebelumnya.
Selama tujuh tahun terakhir, penetapan target PAD pada sektor retribusi
izin gangguan (HO) selalu meningkat dari tahun ke tahun dan dalam enam tahun
terakhir, realisasinya selalu melebihi target yang ditetapkan. Salah satu upaya
dalam mengumpulkan penerimaan PAD sektor retribusi izin gangguan (HO),
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya selaku SKPD
pengelola memberikan himbauan kepada masyarakat yang memiliki usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dengan masa berlaku izin gangguan (HO) akan kadaluwarsa dalam waktu dekat
ataupun usaha yang sudah beroperasi namun belum memiliki izin gangguan
(HO). Selain itu juga, diperlukan koordinasi antar SKPD pengelola retribusi
daerah mengenai penerbitan izin yang saling terkait satu sama lain untuk
meminimalisir terdapat retribusi yang terlewati untuk disetor ke kas negara.
Namun, pemerintah daerah belum optimal dalam mengelola Pendapatan
Asli Daerah (PAD) karena peranan pajak daerah, retribusi daerah, dan
pemanfaatan kekayaan daerah masih sangat rendah. Terdapat perbedaan yang
signifikan antara perkiraan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor
retribusi izin gangguan (HO) dengan target penerimaan retribusi izin gangguan
(HO) yang ditetapkan untuk tahun 2016. Banyak potensi retribusi izin gangguan
(HO) yang belum tergali di Kota Palangkaraya. Disadari bahwa masih banyak
usaha yang belum memiliki izin gangguan (HO) maka seharusnya pemerintah
dapat memikirkan untuk memberikan keringanan bagi pelaku usaha dalam skala
sedang dan besar karena dengan begitu wajib retribusi tidak akan merasa
terbebani untuk membayar kewajibannya. Hal ini akan membuka peluang bagi
wajib retribusi baru. Bertambahnya wajib retribusi baru akan menambah
penerimaan retribusi izin gangguan (HO) yang akan memberikan dampak
kepada penerima PAD. Jika pendapatan daerah dari PAD meningkat dari tahun
ke tahun dan tidak didominasi oleh dana perimbangan, hal ini menandakan
ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat pun berkurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
sistem perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi izin
gangguan (HO) dimulai dengan menentukan target penerimaan. Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Palangkaraya dapat mengusulkan
target berdasarkan analisis aktual dari data usaha yang akan memperpanjang
izin usahanya di tahun yang bersangkutan dan memperkirakan pertumbuhan
baru berdasarkan inventarisasi usaha yang sudah beroperasional namun belum
memiliki izin, namun belum disertai dengan perhitungan yang andal. Dinas
Pendapatan Daerah Kota Palangkaraya memiliki hak untuk menetapkan target
penerimaan dengan mempertimbangkan usulan dari Dinas Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, serta berdasarkan realisasi pencapaian penerimaan retribusi
izin gangguan (HO) tahun sebelumnya dan mengingat masih banyak potensi
izin gangguan (HO) yang belum tergali. Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kota Palangkaraya merencanakan berbagai upaya untuk mencapai
target yang telah ditetapkan, seperti memberi himbauan dan sosialisasi kepada
para pelaku usaha.
Potensi penerimaan PAD pada sektor retribusi izin gangguan (HO) dapat
diperkirakan dengan memproyeksikan pertumbuhan baru izin gangguan (HO)
berdasarkan tren data masa lampau dan menghitung jumlah retribusi izin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
gangguan (HO) yang akan kadaluwarsa di tahun 2016. Perkiraan potensi
jumlah retribusi izin gangguan (HO) dari perizinan baru adalah
Rp1.175.374.383,50. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 maka terdapat
pertumbuhan sebesar 13,01%. Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada
sektor retribusi izin gangguan (HO) dari usaha yang akan kadaluwarsa di tahun
2016, yaitu sebanyak 413 usaha dengan nilai retribusi Rp778.996.918,42.
6.2 Keterbatasan Penelitian
a. Peneliti memiliki keterbatasan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
karena dokumen tidak diarsipkan dengan baik.
b. Peneliti tidak dapat menyebutkan angka keseluruhan realisasi penerimaan
retribusi izin gangguan (HO) di dalam penelitian ini.
c. Peneliti tidak dapat memberitahukan nama narasumber yang diwawancarai
dan data yang bersifat rahasia.
d. Peneliti hanya dapat memperkirakan potensi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pada sektor retribusi izin gangguan (HO) dengan metode tren karena
keterbatasan waktu dan biaya.
6.3 Saran
Saran ini merupakan kombinasi dari berbagai strategi pada halaman 69
(Tabel 5.1 Analisis SWOT Izin Gangguan (HO)).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
a. Potensi penerimaan PAD pada sektor retribusi izin gangguan (HO) dapat
diperkirakan dengan memproyeksikan pertumbuhan baru izin gangguan
(HO) berdasarkan tren data masa lampau dan menghitung jumlah retribusi
izin gangguan (HO) yang akan kadaluwarsa di tahun 2016.
b. Perhitungan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada sektor retribusi
izin gangguan (HO) dapat dilakukan dengan metode survei agar lebih
akurat dan sesuai kondisi di lapangan.
c. Penetapan target retribusi izin gangguan (HO) harus sesuai dengan potensi
riil yang dimiliki oleh Kota Palangkaraya.
d. SKPD pengelola harus memiliki basis data mengenai jumlah usaha-usaha
yang wajib izin gangguan (HO) di Kota Palangkaraya, baik itu yang sudah
memiliki izin gangguan (HO) maupun yang belum memiliki izin gangguan
(HO).
e. SKPD pengelola harus lebih berupaya untuk memantau, mengawasi, dan
menggali potensi retribusi izin gangguan di Kota Palangkaraya karena
masih banyak lapangan usaha yang sudah beroperasi namun belum
memiliki izin gangguan (HO).
f. Perlunya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat selaku pelaku usaha
mengenai pentingnya taat membayar pajak dan retribusi daerah, terutama
retribusi izin gangguan (HO) dan usaha apa saja yang wajib memiliki izin
gangguan (HO) melalui media massa.
g. Pemerintah dapat memikirkan untuk memberikan keringanan bagi pelaku
usaha dalam skala sedang dan besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
h. Pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap penerapan perda di
lapangan secara berkala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangkaraya. 2011. “Analisis dan
Kajian Potensi Pendapatan Asli Daerah Kota Palangkaraya”. Buletin Litbang.
Edisi 04/Tahun III/2011: 3-12.
Badan Pusat Statistik. 2014. Profil Perekonomian Kota Palangkaraya Tahun 2013.
Palangkaraya: Badan Pusat Statistik.
_________________. 2015. Palangkaraya Dalam Angka 2015. Palangkaraya:
Badan Pusat Statistik.
_________________. 2015. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan
Usaha Kota Palangkaraya Tahun 2015. Palangkaraya: Badan Pusat Statistik.
_________________. 2015. Statistik Daerah Kota Palangkaraya 2015.
Palangkaraya: Badan Pusat Statistik.
Budisusila, Antonius dan Titus Odong Kusumajati. 2014. Model Penetapan Target
Retribusi untuk Peningkatan Pendapatan Asli Daerah: Studi Retribusi Izin
Gangguan (HO) di Pemerintah Kota Yogyakarta. Yogyakarta: LPPM USD.
Chang, Semoon. 1979. “Municipal Revenue Forecasting”. Growth and Change.
Volume 10, Issue 4: 36-48.
Gujarati, Damodar N. 2004. Basic Econometrics. Edisi keempat. Boston: Mc Graw
Hill.
Hartono, Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Keenam.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Mahsun, Mohamad, Firma Sulistiyowati, dan Heribertus Andre Purwanugraha.
2013. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016. Jakarta:
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Presiden Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Jakarta: Sekretariat Negara.
________________________. 2004. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126. Jakarta: Sekretariat Negara.
________________________. 2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59. Jakarta: Sekretariat Negara.
________________________. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Ritonga, Irwan Taufiq. 2009. Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Daerah
di Indonesia. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
________. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Walikota Palangkaraya. 2011. Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21
Tahun 2011 Tentang Retribusi Izin Gangguan. Palangkaraya: Walikota
Palangkaraya.
___________________. 2013. Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 15
Tahun 2013 Tentang Izin Gangguan. Palangkaraya: Walikota Palangkaraya.
___________________. 2014. Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 14 Tahun
2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Palangkaraya
Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Izin Gangguan. Palangkaraya: Walikota
Palangkaraya.
___________________. 2014. Peraturan Walikota Palangkaraya Nomor 15 Tahun
2014 Tentang Perubahan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Izin
Gangguan Dalam Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 21 Tahun
2011 Tentang Retribusi Izin Gangguan. Palangkaraya: Walikota
Palangkaraya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
___________________. 2014. Peraturan Daerah Kota Palangkaraya Nomor 19
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Palangkaraya Tahun 2013-2018. Palangkaraya: Sub Bidang Pengendalian
Program Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Palangkaraya.
Yin, Robert K. 2011. Qualitative Research from Start to Finish. New York: The
Guilford Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 1
Surat Pengusulan Target kepada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Palangkaraya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 2
Jenis Usaha Wajib Izin Gangguan (HO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Fungsi Jalan di Kota Palangkaraya
LAMPIRAN : KEPUTUSAN WALIKOTA
PALANGKARAYA NOMOR 12 TAHUN 2010
TANGGAL 30 JANUARI 2010
TENTANG PENETAPAN GARIS SEPADAN BANGUNAN (GSB)
DALAM WILAYAH KOTA PALANGKARAYA
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
1 A. YANI Arteri Sekunder 20 14.5 14.5 Perdagangan
2 A.I.S NASUTION Kolektor Sekunder 19.5 & 11.5
17 17
3 ABIMAYU Lokal Sekunder 8 11 11
4 ABIYOSO Lokal Sekunder 7 11 11
5 ADHYAKSA Lokal Sekunder 8 11 11
6 ADHYAKSA I S/D III Lokal Sekunder 8 11 11
7 ADONIS SAMAD Arteri Sekunder 27 34 34
8 AGAPE Lokal Sekunder 3 11 11
9 AGUNG Lokal Sekunder 8 11 11
10 AKASIA Lokal Sekunder 5 11 11
11 AKASIA I S/D II Lokal Sekunder 3 11 8
12 ANGGREK Lokal Sekunder 12 11 13
13 ANGGREK I S/D II Lokal Sekunder 12 & 5 11 11
14 ANGGUR Lokal Sekunder 7 11 11
15 ANGSANA Lokal Sekunder 5.3 11 11
16 ANTANG Kolektor Sekunder 12 17 14
17 ANTANG I S/D IV Lokal Sekunder 7 11 11
18 ANTASARI Lokal Sekunder 7 11 11
19 ANTANG KALANG Kolektor Sekunder 7.5 12
20 ANTANG KALANG I s/d IV
Lokal Sekunder 6.5 11
21 ARGOPURO Lokal Sekunder 6 11 11
22 ARIES Lokal Sekunder 7 11 11
23 ARIES I s/d VI Lokal Sekunder 6 11 7 Perumahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
24 ARJUNA Lokal Sekunder 8 11 11
25 ARUT Lokal Sekunder 8 11 11
26 ARYA Lokal Sekunder 7 11 11 Perumahan
27 ASABRI I Komp Lokal Sekunder 5 8 Perumahan
28 ASABRI II Komp Lokal Sekunder 6 8 Perumahan
29 ASRAMA I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11
30 BABAN Lokal Sekunder 11 & 6 11 12
31 BABAN I Lokal Sekunder 8 11
32 BABUSSALAM Lokal Sekunder 7 11 11
33 BADAK Kolektor Sekunder 11 14 14
34 BADAK I s/d XXII Lokal Sekunder 8 11 11
35 BADAK MAS Lokal Sekunder 5 8
36 BAJAU RANJU Lokal Sekunder 5 11 11
37 BAKAKA/BAKUT Lokal Sekunder 9 11 11
38 BAKTI Lokal Sekunder 5.2 11 7
39 BALI Lokal Sekunder 9 11 11
40 BAMARAYA PERMAI Lokal Sekunder 7 11 11
41 BANDA Lokal Sekunder 8 11 11
42 BANDENG/SIDOMULYO Lokal Sekunder 8 11 11
43 BANDENG/SIDOMULYO I s/d III
Lokal Sekunder 7 11 11
44 BANGAU Lokal Sekunder 8 11 11
45 BANGAS PERMAI Lokal Sekunder 9 11
46 BANGDES Lokal Sekunder 7 11 11
47 BANGKA Lokal Sekunder 8 11 11
48 BANGKIRAI Kolektor Sekunder 4 12 11
49 BANGKIRAI I s/d III Lokal Sekunder 3 11 8 Perumahan
50 BANGKIRAI PERMAI Komp
Lokal Sekunder 6 8 Perumahan
51 BANJAR RAYA Gg Lokal Sekunder 6 8
52 BANUAS Lokal Sekunder 4 11 8
53 BAPUYU Lokal Sekunder 5 11 11
54 BARITO Kolektor Sekunder 10 12 12
55 BASIR JAHAN I & II Lokal Sekunder 6 11 Perumahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
56 BASIR JAHAN Komp Lokal Sekunder 8 11 Pasar
57 BATAM Lokal Sekunder 7 11 8
58 BATANG GARING Lokal Sekunder 7 11 11
59 BATU AMPAR Lokal Sekunder 3 11 8
60 BATU BANAMA Lokal Sekunder 3 11 8
61 BATU BULAN Lokal Sekunder 6 8 8
62 BATU HURUN Lokal Sekunder 6 11 11
63 BATU SULI Lokal Sekunder 8 11 11
64 BATU SULI I s/d IV Lokal Sekunder 7 11 11
65 BAWEAN Lokal Sekunder 8 11
66 BEHAU Lokal Sekunder 5 8
67 BELAWAN Lokal Sekunder 7 11 11
68 BELIANG Kolektor Sekunder 10 12 12
69 BELIANG I s/d VII Lokal Sekunder 7 11 11
70 BELIBIS Lokal Sekunder 7 11 11
71 BELINI Lokal Sekunder 7 11 11
72 BERENG BENGKEL Kolektor Sekunder 10 12 12
73 BERINGIN Lokal Sekunder 7 11 11
74 BERLIAN Lokal Sekunder 7 11 11
75 BERLIAN I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11
76 BERUK ANGIS Kolektor Sekunder 12 13 13
77 BERUK ANGIS I Lokal Sekunder 8 11 11
78 BETANG GRIYA/YOGYA Lokal Sekunder 10 11 11 Perumahan
79 BETUTU Lokal Sekunder 6 11 11
80 BHAYANGKARA Lokal Sekunder 8 11 11
81 BIAWAN Lokal Sekunder 6 11 11
82 BIDURI I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11
83 BILIS Lokal Sekunder 7 11 11
84 BIMA Lokal Sekunder 3 11 8
85 BIMA I Lokal Sekunder 3 11 8
86 BLANGIRAN Lokal Sekunder 7 11 11
87 BONDANG Lokal Sekunder 8 11 11
88 BORNEO Lokal Sekunder 4 11 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
89 BROMO Lokal Sekunder 8 11 11
90 BUANA RAYA Lokal Sekunder 7 11 11
91 BUBUT/KARANDANG Lokal Sekunder 8 11 11
92 BUKIT BONDAN Lokal Sekunder 8 11 11
93 BUKIT KEMINTING Kolektor Sekunder 8 15 15
94 BUKIT KEMINTING I s/D XVII
Lokal Sekunder 6 11
95 B. KOETIN Lokal Sekunder 8 11
96 BUKIT MANANJUNG Lokal Sekunder 8 11 11
97 BUKIT PINANG Lokal Sekunder 6 11 11
98 BUKIT PALANGKA Lokal Sekunder 6 8
99 BUKIT RAYA Kolektor Sekunder 7 14 14
100 BUKIT RAYA I s/d XIV Lokal Sekunder 6 11 11
101 BUKIT SEPAN Lokal Sekunder 7 11 11
102 BUKIT SUNGKAI Lokal Sekunder 7 11 11
103 BUKIT INDAH Lokal Sekunder 8 11
104 BULUH MERINDU Lokal Sekunder 8 11 11
105 C.BANGAS Kolektor Sekunder 12 13 13
106 C.BANGAS I s/d VII Lokal Sekunder 8 11
107 CAKATAN RAYA Lokal Sekunder 7 11 11
108 CAKRA BUANA Lokal Sekunder 8 11 11
109 CAMAR Lokal Sekunder 7 11 11
110 CEMARA Lokal Sekunder 5 8 8
111 CEMPAKA Kolektor Sekunder 12 16 16
112 CEMPEDAK Lokal Sekunder 3 11 8
113 CENDANA Lokal Sekunder 4 8 8
114 CENDRAWASIH Lokal Sekunder 10 11 11
115 CENDRAWASIH I s/d II Lokal Sekunder 9 11 11
116 COENDRAD Lokal Sekunder 9 11
117 CAKRABUANA Lokal Sekunder 5 11 8
118 CHRISTOPEL MIHING Kolektor Sekunder 7 14 14
119 CHRISTOPEL MIHING I s/d IX
Lokal Sekunder 6 11 11
120 CIK DITIRO Lokal Sekunder 8 11 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
121 CILIK RIWUT Arteri Primer 30 34 34
122 CITRA BUANA Lokal Sekunder 5 8
123 CUCAK RAWA Lokal Sekunder 8 11 11
124 CUT NYAK DIEN Lokal Sekunder 8 11 11
125 DAHLIA Lokal Sekunder 10 11 9
126 DAMAI Lokal Sekunder 4 11 8
127 DAMAI SARI Lokal Sekunder 10 11
128 DAMANG LEMAN Kolektor Sekunder 9 14 14
129 DAMANG BAHANDANG BALAU
Lokal Sekunder 3 11 11
130 DAMANG BATU Kolektor Sekunder 10 14 14
131 DAMANG PIJAR Lokal Sekunder 7 14 14
132 DAMANG THUENG Lokal Sekunder 6 11 11
134 DAMANG SALILAH Lokal Sekunder 9 11
135 DAMBUNG KORDI Lokal Sekunder 7 11 11
136 DANAU RANGAS Lokal Sekunder 8 11 11 Perumahan
137 DANAU RANGAS I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11
138 DANAU INDAH Lokal Sekunder 6 8
139 DANAU MARE Lokal Sekunder 11 11
140 DARMOSUGONDO Kolektor Sekunder 10 14 14
141 DIKARI Lokal Sekunder 7 11 11
142 D.I PANJAITAN Arteri Sekunder 25 24 26
143 DIPONEGORO Arteri Sekunder 30 28 28
144 DURIAN Lokal Sekunder 8 11 11
145 EBONY Lokal Sekunder 7 11 11
146 EXIPPTEX Lokal Sekunder 4 11 11
147 EXLC Lokal Sekunder 4 11 11
148 FANTA Gg Lokal Sekunder 5 8
149 FILATELI II - III Lokal Sekunder 4 8
150 FLAMBOYANT Lokal Sekunder 4 8
151 G. OBOS Arteri Sekunder 36 34 34
152 G. OBOS I s/d XV Lokal Sekunder 7 11 11
153 GAGAK Lokal Sekunder 7 11 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
154 GAJAH MADA Lokal Sekunder 8 11 11
155 GAJAH MUNGKUR Lokal Sekunder 7 11 11
156 GARUDA Kolektor Sekunder 21 23 23
157 GARUDA I s/d XIV Lokal Sekunder 8 11 11
158 GARUDA PERMAI Lokal Sekunder 7 11
159 GATOT KOCO Lokal Sekunder 4 11 8
160 GEMINI Lokal Sekunder 8 11 11 Perumahan
161 GEMBALA Gg Lokal Sekunder 4 8
162 GRIYA KENCANA PERMAI
Lokal Sekunder 5 11 11 Perumahan
163 GUMARAK Lokal Sekunder 9 11 11
164 GUNTUR Lokal Sekunder 8 11 11
165 H. TIMANG Lokal Sekunder 7 11 11
166 HAJI IKAP Kolektor Sekunder 11 17 17
167 HALABAN Lokal Sekunder 5 11 11
168 HALMAHERA Lokal Sekunder 12 11 11 Pasar
169 HANGTUAH Lokal Sekunder 8 11 11
170 HANJALIWAN Lokal Sekunder 7 11 11
171 HARUAN Lokal Sekunder 5 6
172 HARUM MANIS Lokal Sekunder 4 8
173 HARUM MANIS I s/d X Lokal Sekunder 4 11 8
174 HASANUDIN KAPTEN Lokal Sekunder 6 11 11
175 HENDRICK TIMANG Lokal Sekunder 7 11
176 HIU PUTIH Kolektor Sekunder 26 30 30
177 HIU PUTIH I s/d IX Lokal Sekunder 7 11 11
178 HOESMAN BABOE Lokal Sekunder 6 11 11
179 I GUSTI NGURAH RAI Lokal Sekunder 8 11 11
180 IBI KASAN Lokal Sekunder 4.4 11 5.5
181 IMAM BONJOL Arteri Sekunder 30 28 28
182 INDAH PERMAI Lokal Sekunder 6 8
183 INTAN Kolektor Sekunder 8 12 12
184 INTAN I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11
185 INTAN KURUNG Lokal Sekunder 8 11 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
186 IRIAN Kolektor Sekunder 10 12 12
187 ISKANDAR Kolektor Sekunder 8 12 12
188 JAKATAN RAYA Lokal Sekunder 7 11 11
189 JALAK Lokal Sekunder 8 11 11
190 JALAK I s/d VI Lokal Sekunder 8 11 11
191 JAMBRUT Lokal Sekunder 7 11 11
192 JAMBU Lokal Sekunder 7 11 11
193 JANAH JARI Lokal Sekunder 10 11 11
194 JATI Kolektor Sekunder 6 11 11
195 JATI INDAH Lokal Sekunder 4 11 11
197 JATI RAYA Lokal Sekunder 6 11 11
198 JATI RAYA I s/d II/ BROKOLI
Lokal Sekunder 10 11 11
199 JATI I s/d VII Lokal Sekunder 4 8
200 JAWA Lokal Sekunder 12 11 11 Pasar
201 JENAKA Lokal Sekunder 7 11 11
202 JUANDA Kolektor Sekunder 8 12 12
203 K.S TUBUN Kolektor Sekunder 10 & 11 14 11
204 KACA PIRING Lokal Sekunder 7 11 11
205 KAHAYAN Kolektor Sekunder 8 11 12
206 KAJA Lokal Sekunder 7 11 11
207 KAKATUA Lokal Sekunder 8 11 12 Perumahan
208 KALAKASA Lokal Sekunder 6 11 11
209 KALAMPANGAN (Arah ke Kab. KALAMPANGAN)
Arteri Primer 23 34 34
210 KALANG Kolektor Sekunder 10 14 14
211 KALANG I s/d VI Lokal Sekunder 8 11 11
212 KALIBATA Lokal Sekunder 7 11 11
213 KALIMANTAN Kolektor Sekunder 6 11 11
214 KALUI Lokal Sekunder 9 11 11
215 KAMBOJA Lokal Sekunder 5 11 11
216 KAMELOH BARU Lokal Primer 8 15 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
217 KANGKARI/MAHIR MAHAR LAMA
Kolektor Sekunder 12 34 17
218 KAPUAS Kolektor Sekunder 8 12 12
219 KAPUR NAGA Lokal Sekunder 5 11 11
220 KAPUR NAGA I Lokal Sekunder 8 11
221 KAPUR NAGA II Lokal Sekunder 11 11
222 KARIRAMAN Lokal Sekunder 8 11 11
223 KARET Kolektor Sekunder 7 12 12
224 KARYA (TKL) Lokal Sekunder 7 11 11
225 KARYAWAN Lokal Sekunder 7 11 11
226 KATAMSO BRIGJEN Arteri Sekunder 25 25 26
227 KATINGAN Lokal Sekunder 11 11 11
228 KAYU MANIS Lokal Sekunder 7 11 11
229 KECUBUNG/DANAU PARUPUK
Lokal Sekunder 6 11 11
230 KEDAUNG Lokal Sekunder 7 11 11
231 KEDONDONG Lokal Sekunder 5 11 11
232 KELUD Lokal Sekunder 5 11 11
233 KELUARGA Gg Lokal Sekunder 3 8
234 KELAPA GADING Lokal Sekunder 3 8
235 KENANGA Lokal Sekunder 7 11 11
236 KENARI Lokal Sekunder 7 11 11
237 KENCANA I s/d V Lokal Sekunder 6 11 11
238 KERENG INDAH PERMAI I
Lokal Sekunder 6 8 Perumahan
239 KERENG INDAH PERMAI II
Lokal Sekunder 7 8 Perumahan
240 KERINCI Lokal Sekunder 6 11 11
241 KERTAK HANYAR Lokal Sekunder 8 11
242 KERUING I & II Lokal Sekunder 8 11 11
243 KH. AHMAD DAHLAN Lokal Sekunder 6 11 11
244 KINIBALU Kolektor Sekunder 8 14 12
245 KIWI Lokal Sekunder 8 11 11
246 KLABAT Lokal Sekunder 8 11 11
247 KRAKATAU Lokal Sekunder 8 11 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
248 KRESNO Lokal Sekunder 7 11 11
249 KUTILANG
250 I. Jl. Cilik Riwut - Jl. Rajawali
Lokal Sekunder 8 11 11
251 II. Jl. Rajawali - Ujung Jalan
Lokal Sekunder 5 11 6
252 KYAI INGGAP Lokal Sekunder 10 11 11
253 KYAI MAJA Lokal Sekunder 12.5 11 11
254 KASUARI Lokal Sekunder 7 11 11
255 KURAWA Lokal Sekunder 7 11 11
256 KAMPUNG BARU , Komp
Lokal Sekunder 7 11 11 Perumahan
257 KARYADI Lokal Sekunder 7 11 11
258 KETAHAI Kolektor Sekunder 20 21 21
259 KEHUTANAN, Komp Lokal Sekunder 8 11 11 Perumahan
260 KEJATI, Komp Lokal Sekunder 8 11 11 Perumahan
261 KERUMPUN RAYA Lokal Sekunder 7 11 11
262 KKN UMP Lokal Sekunder 7 11 11
263 LAJAHAN ANTANG, Komp
Lokal Sekunder 8 11 11 Perumahan
264 LAMBUNG MANGKURAT
Kolektor Sekunder 14 13 15
265 LAMIANG ELOK Lokal Sekunder 8 10 10
266 LANGKA PERMAI I Lokal Sekunder 7 8
267 LANGKAI PERMAI II Lokal Sekunder 6 8
268 LANGKAI PERMAI III Lokal Sekunder 4 8
269 LANGSAT Lokal Sekunder 5 11 11
270 LAWU Lokal Sekunder 8 11 11
271 LELE Lokal Sekunder 13 11 14
272 LEO Lokal Sekunder 6 11 11
273 LESTARI/LUMBA-LUMBA
Lokal Sekunder 6 6 7 Perumahan
274 LESTARI I s/d II /LUMBA-LUMBA II
Lokal Sekunder 6 6 7 Perumahan
275 LIBRA Lokal Sekunder 6 7
276 LINGKAR DALAM Arteri Sekunder 110 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
277 LINGKAR LUAR Arteri Primer 150 95
278 LOMBOK Lokal Sekunder 7 11 8
279 MADANG Lokal Sekunder 7 11 11
280 MAHIR MAHAR Arteri Primer 15 34 34
281 MAHAKAM Kolektor Sekunder 10 12 12
282 MAHONI Lokal Sekunder 5 8
283 MARINA PERMAI I Lokal Sekunder 4 8
284 MARINA PERMAI II Lokal Sekunder 6 8
285 M. AGUS IBRAHIM Kolektor Sekunder 6 8
286 MANGGA I Lokal Sekunder 3 4
287 MANGGA Lokal Sekunder 6 11 11
288 MANGGIS Lokal Sekunder 4 11 11
289 MANGKU RAMBANG Lokal Sekunder 9 11 11
290 MANGKU RAYA Lokal Sekunder 8 11 11
291 MANJUHAN I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11
292 MANUNGGAL Lokal Sekunder 5 11 11
293 MANUNGGAL I s/d VI Lokal Sekunder 7 11 11
294 MANYAR RAYA Lokal Sekunder 7 11 11
295 MARANG Lokal Primer 10 14 14
296 MATAL Lokal Sekunder 7 11 11
297 MAWAR Lokal Sekunder 9 11 11
298 MELATI Lokal Sekunder 6 11 11
299 MENDAWAI Lokal Sekunder 11 11 12
300 MENDAWAI I s/d V Lokal Sekunder 7 6 8
301 MENTAYA Lokal Sekunder 10 11 11
302 MENTENG I s/d XXVI Lokal Sekunder 8 11 11
303 MERAK Lokal Sekunder 10 11 11
304 MERANTI Lokal Sekunder 6 11 11
305 MERAPI Lokal Sekunder 6 11 11
306 MERAPI I Lokal Sekunder 6 11 11
307 MERBABU Lokal Sekunder 8 11 11
308 MERPATI Lokal Sekunder 7 11 11
309 MILONO INDAH, Komp Lokal Sekunder 4 8 Perumahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
310 MOJOPAHIT Lokal Sekunder 8 11 11
311 MORIS ISMAIL I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11
312 MUDA KARYA/PIRANHA Lokal Sekunder 11 11 11
313 MUFAKAT Lokal Sekunder 7 11 11
314 MUHAMMAD HUSNI THAMRIN
Arteri Sekunder 20 25 25
315 MUJAIR Lokal Sekunder 7 11 11
316 MULYONO, KAPTEN Lokal Sekunder 10 11 11
317 MUNGKU BARU Lokal Sekunder 8 11 11
318 MURAI Lokal Sekunder 7 11 11 Perumahan
319 MURAI I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11 Perumahan
320 MURJANI Arteri Sekunder 19 24&17 24&17
321 MUTIARA Lokal Sekunder 8 11 11
322 MUTIARA I s/d III Lokal Sekunder 7 11 11
323 NAGASARI Lokal Sekunder 7 11 11
324 NANSARANUAI Lokal Sekunder 8 11 11
325 NANGKA Lokal Sekunder 8 11 11
326 NENAS Lokal Sekunder 8 11 11
327 NGABE SOEKAH Lokal Sekunder 5 11 11
328 NIAS Lokal Sekunder 13 11 11
329 NILA Lokal Sekunder 6 11 11
330 NILAM Lokal Sekunder 7 11 11
331 NOORJANI Lokal Sekunder 7 11 11
332 NUANSA ABADI, Komp Lokal Sekunder 4 8 Perumahan
334 NURI Lokal Sekunder 8 11 11
335 NUSANTARA Lokal Sekunder 5 11 11
336 NYAI BALAU Lokal Sekunder 9 11 11
337 NYAI BINTANG Lokal Sekunder 5 11 11
338 NYAI ENAT Lokal Sekunder 8 14 11
339 NYAI RENDEM Lokal Sekunder 9 14 11
340 NYAI UNDANG Lokal Sekunder 10 15 15
341 NYARU MENTENG Lokal Primer 22 25 25
342 ONEN K.USOP Drs Kolektor Sekunder 9 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
343 ONTOREJO Lokal Sekunder 8 11 11
344 ONTOSENO Lokal Sekunder 8 11 11
345 PANGERAN SAMUDERA
Kolektor Sekunder 10 12 11
346 PADAT KARYA Lokal Sekunder 7 11 11
347 PAKIS Lokal Sekunder 3 8
348 PANDU Lokal Sekunder 7 11 11
349 PANENGA RAYA Lokal Sekunder 9 11 11
350 PANGERAN ANTASARI Lokal Sekunder 10 12 12
351 PANGERAN M. NOOR Lokal Sekunder 9 11 11
352 PANGERAN SAMUDERA I s/d III
Lokal Sekunder 12 11 11
353 PANGERAN SURIANSYAH Gg
Lokal Sekunder 7 8
354 PANGLIMA BATUR Lokal Sekunder 8 11 11
355 PANGLIMA POLEM/MANGKURAMBANG
Lokal Sekunder 8 11 11
356 PANGLIMA TAMPEY Lokal Sekunder 10 11 11
357 PANGLIMA TAMPEY II Lokal Sekunder 8 11
358 PANGRANGO Lokal Sekunder 7 11 11
359 PANGUN RAUN Lokal Sekunder 7 11 11
360 PANJEHANG Lokal Sekunder 7 11 11
361 PANTUNG Lokal Sekunder 5 11 11
362 PARATAMA Lokal Sekunder 6 8
363 PARIWISATA Lokal Sekunder 7 16 16
364 PARKESIT Lokal Sekunder 7 11 11
365 PASENDENG Lokal Sekunder 4 8
366 PATIH DADAR Lokal Sekunder 5 11 11
367 PATIH RUMBIH Lokal Sekunder 9 11 11
368 PATIH TIUP Lokal Sekunder 4 11 11
369 PATIMURA Lokal Sekunder 10 11 11
370 PATIN Lokal Sekunder 8 11 11
371 PATMA RAGA Lokal Sekunder 6 11 11
372 PAUS RAYA Lokal Sekunder 6 11 11 Perumahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
373 PAUS I s/d IX Lokal Sekunder 7 11 8
374 PELATUK Lokal Sekunder 5 11 8
375 PEMUDA Lokal Sekunder 6 11 11
376 PENYANG Lokal Sekunder 7 11 11
377 PEPAYA Lokal Sekunder 6 11 11
378 PERDANA Lokal Sekunder 8 9
379 PERMATA Lokal Sekunder 6 8
380 PERINTIS PERMAI Lokal Sekunder 6 8
381 PERKUTUT Lokal Sekunder 6 6 6 Perumahan
382 PERUMAHAN PEMDA KM 10
Lokal Sekunder 7 11 11 Perumahan
383 PERWANIDA Lokal Sekunder 7 11 11
384 PETUK BARUNAI Lokal Sekunder 8 11 11
385 PETUK BUKIT Lokal Sekunder 8 11 11
387 PETUK KETIMPUN Lokal Sekunder 10 14 14
388 PIERE TENDEAN Arteri Sekunder 24 24 25
389 PILAU Lokal Sekunder 8 11 11
390 PILAU INDAH Lokal Sekunder 7 11 11
391 PINGUIN RAYA Lokal Sekunder 5 11 11
392 PINUS Lokal Sekunder 6 11 11
393 PINUS RAYA Lokal Sekunder 10 11
394 PINUS 12/HARUM MANIS
Lokal Sekunder 5 8
395 PINUS II Lokal Sekunder 5 11 8
396 PINUS INDAH Lokal Sekunder 8 11 11
397 PINUS JAYA Lokal Sekunder 4 11 8
398 PINUS KENCANA Lokal Sekunder 4 11 8
399 PINUS PERMAI Lokal Sekunder 4 8 Perumahan
400 PINUS PERMAI I s/d II Lokal Sekunder 5 11 8 Perumahan
401 PINUS PERMAI III Lokal Sekunder 4 8 Perumahan
402 PISCES Lokal Sekunder 6 8 Perumahan
403 PM.NOOR Lokal Sekunder 9 11 11
404 PODANG Lokal Sekunder 5 6 6 Perumahan
405 PONCOWATI/PELIKAN Lokal Sekunder 5 11 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
406 PONDOK LANGKAI PERMAI I s/d II
Lokal Sekunder 6 11 11 Perumahan
407 PUNAI Lokal Sekunder 8 10 10
408 PUTRI JUNJUNG BUIH Kolektor Sekunder 10 14&11 14&11
409 PUTRI JUNJUNG BUIH I s/d VIII
Lokal Sekunder 8 11 11
410 PUTRI KARINDANG Lokal Sekunder 5 8
411 PUYUH Lokal Sekunder 7 11 11
412 PARKIT BIRU Lokal Sekunder 7 11 11
413 PELABUHAN Lokal Sekunder 8 11 11
414 PENDAWA Lokal Sekunder 7 11 11
415 PENGERINGAN Lokal Sekunder 8 11 11
416 PEPABRI, Komp Lokal Sekunder 6 11 11 Perumahan
417 PERTANI Lokal Sekunder 7 11 11
418 RA.KARTINI Kolektor Sekunder 11 12 12
419 RADEN PATAH Lokal Sekunder 9 11 11
420 RADEN SALEH Kolektor Sekunder 9 13 13
421 RADEN SALEH I s/d VII Lokal Sekunder 8 11 11
422 RAJAWALI Kolektor Sekunder 10 14 14
423 RAJAWALI I s/d XXVIII Lokal Sekunder 8 11 11
424 RAJAWALI IX Lokal Sekunder 8 11 11
425 RAMIN I s/d II Lokal Sekunder 6 11 11
426 RAMSES Lokal Sekunder 7 11 11
427 RANGAS Lokal Sekunder 5 11 11
428 RANYING SURING Lokal Sekunder 6 11 11
429 RASAK Lokal Sekunder 6 11 11
430 RAUDAH PERMAI Lokal Sekunder 6 8
431 RAYA GALAXY Kolektor Sekunder 19 21 21
432 RAYA GALAXI I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11
433 RIAU Lokal Sekunder 8 11 11
434 RINJANI Kolektor Sekunder 8 11 11
435 RTA.MILONO Arteri Sekunder 30 34 34
436 S.PARMAN Arteri Sekunder 22 17 17
437 SABABILAH PERMAI Lokal Sekunder 5 8 Perumahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
438 SABABILAH II.Komp Lokal Sekunder 5 8
439 SABARU (Wisata P. Sabaru)
Kolektor Sekunder 6 25 25
440 SAHAWUNG GUNUNG SLAMET
Lokal Sekunder 6 11 11
441 SAKAN Lokal Sekunder 7 11 11
442 SALAK Lokal Sekunder 4 11 11
443 SALAMPAK UMAR Lokal Sekunder 6 11 11
444 SAMPIT Gg Lokal Sekunder 6 8
445 SAM RATULANGI Lokal Sekunder 10 11 11
446 SAMUDIN AMAN Lokal Sekunder 6 11 11
447 SAMUDIN AMAN I s/d II Lokal Sekunder 6 11 11
448 SANGGA BUANA I Lokal Sekunder 10 11 11
449 SANGGA BUANA II Lokal Sekunder 8 11 11
450 SAPAN Lokal Sekunder 11 11 12
451 SAPTA TARUNA Lokal Sekunder 7 11 11
452 SEI GOHONG Kolektor Sekunder 22 25 25
453 SEJAHTERA/CUMI-CUMI
Lokal Sekunder 5 6 6 Perumahan
454 SEMERU Lokal Sekunder 8 11 11
456 SEPAKAT RAYA Lokal Sekunder 7 11 11
457 SERAM Lokal Sekunder 9 11 11
458 SESEP MADU Lokal Sekunder 6 11 11
459 SETH ADJI Kolektor Sekunder 8 & 10 21 & 14
21 & 14
460 Simp. BUNDARAN GARUDA
Lokal Sekunder 7 11 11
461 Simp. MURJANI KE BANDARA
Lokal Sekunder 5 11 11
462 Simp. PANGLIMA BATUR
Lokal Sekunder 8 11 11
463 SIMPEI KARUHEI Lokal Sekunder 7 11 11
464 SINGARASA Lokal Sekunder 7 11 11
465 SINTUK Lokal Sekunder 5 11 11
466 SISINGAMANGARAJA Kolektor Sekunder 9 14 14
467 SOEKARNO, Ir Arteri Sekunder 48 34 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
468 SOEMARNO, Ir Lokal Sekunder 5 11 11
469 SRIKANDI Lokal Sekunder 7 11 11 Perumahan
470 SRI REZEKI Komp Lokal Sekunder 4 8
471 SUDIRMAN Arteri Sekunder 23 21 21
472 SUDIRMAN II Lokal Sekunder 10 11 11
473 SULAWESI Lokal Sekunder 6 11 11
474 SULTAN BADARUDIN Lokal Sekunder 9 11 11
475 SULTAN HASANUDIN Lokal Sekunder 14 11 11
476 SUMATERA Lokal Sekunder 10 11 11 Pasar
477 SUMBAWA Lokal Sekunder 8 11 11
478 SUMPUNG Lokal Sekunder 6 11 11
479 SUNAN JATI Lokal Sekunder 4 11 8
480 SUNDORO Lokal Sekunder 8 11 11
481 SUPRA Lokal Sekunder 9 11
482 SUPRAPTO Kolektor Sekunder 18 21 21
483 SURUNG Lokal Sekunder 9 11 11
484 SUTANEGARA Lokal Sekunder 10 11 11
485 SUTOMO Kolektor Sekunder 10 12 12
486 SUTRA I s/d II Lokal Sekunder 7 11 11
487 SWADAYA Lokal Sekunder 6 11 11
489 SWARGA Lokal Sekunder 6 11 11
490 SWARGA I s/d II Lokal Sekunder 6 11 11
491 TAHAI Lokal Sekunder 10 11 11
492 TAHETA Lokal Sekunder 7 11 11
493 TAMAHAS I s/d II Lokal Sekunder 3 11 8
494 TAMAN RAUDAH Lokal Sekunder 6 8
495 TAMBORA Lokal Sekunder 7 11 11
496 TAMBUN BUNGAI Kolektor Sekunder 10 14 14
497 TAMBUN RAYA Lokal Sekunder 6 11 11
498 TAMPUNG PENYANG Lokal Sekunder 9 11 11
499 TANGARING Lokal Sekunder 3 11 8
500 TANGARING I s/d II Lokal Sekunder 3 11 8
501 TANGKALASA Lokal Sekunder 8 11 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
502 TANGKALASA I s/d II Lokal Sekunder 8 11 11
503 TANGKASIANG Lokal Sekunder 8 11 11
504 TANGKUHIS Lokal Sekunder 11 11
505 TANTINA Lokal Sekunder 8 11 11
506 TAURUS Lokal Sekunder 6 11
507 TAURUS I s/d VIII Lokal Sekunder 6 8
508 TEKUKUR I s/d II Lokal Sekunder 8 11 11
509 TELUK TELON Lokal Sekunder 7 11 11
600 TEMANGGUNG JAYAKARTI
Kolektor Sekunder 10 14 14
601 TEMANGGUNG JAYAKARTI I
Lokal Sekunder 7 11
602 TEMANGGUNG KANYAPI
Lokal Sekunder 12 11
604 TEMANGGUNG RAYA Lokal Sekunder 8 11 11
605 TEMANGGUNG TANDANG
Kolektor Sekunder 9 14 14
606 TEMANGGUNG TANDANG I
Lokal Sekunder 8 11 11
607 TEMANGGUNG TILUNG Kolektor Sekunder 15 20
606 TEMANGGUNG TILUNG I s/d XXI
Lokal Sekunder 8 11 11
607 TEMANGGUNG TUNU Lokal Sekunder 7 11 11
608 TEMANGGUNG USIN Lokal Sekunder 7 11
609 TENGKAWANG Lokal Sekunder 6 11 11
610 TERATAI Lokal Sekunder 13 11 11
611 TEUKU UMAR Lokal Sekunder 10 11 11
612 TIGA KATA Gg. Lokal Sekunder 6 8
613 TINGANG Kolektor Sekunder 13 14 14
614 TINGANG I s/d X Lokal Sekunder 8 11 11
615 TPA Lokal Sekunder 11 11 12
616 TPU Lokal Sekunder 8 11 11
617 TUMBANG RUNGAN Lokal Sekunder 8 11 11
618 TUMIH Lokal Sekunder 8 11 11
619 TURI Lokal Sekunder 6 11 11
620 ULIN Lokal Sekunder 5 11 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
NO NAMA JALAN FUNGSI JALAN LEBAR JALAN
GSB LAMA
GSB BARU
KET.
621 UNKRIP Lokal Sekunder 9 11 11
622 UNTUNG SURAPATI Lokal Sekunder 9 11 11
623 UPUNG I Lokal Sekunder 7 11 11
624 URIA JAYA Lokal Sekunder 10 14 11
625 URIA MAPAS Lokal Sekunder 7 11
626 URIP SUMOHARJO Lokal Sekunder 10 11 12
627 VIRGO Lokal Sekunder 8 7 11 Perumahan
628 VIRGO I s/d V Lokal Sekunder 8 9
629 WAHIDIN SUDIROHUSODO
Kolektor Sekunder 18.5 &
12 11 19
630 WALET Lokal Sekunder 7 11 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 4
Format Surat Permohonan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 5
Format Surat Izin Gangguan (HO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 6
Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI