METODE-PENGUKURAN-REGANGAN
-
Upload
ferdi-aparat -
Category
Documents
-
view
229 -
download
7
Transcript of METODE-PENGUKURAN-REGANGAN
PERTEMUAN 12
METODE PENGUKURAN REGANGAN
Regangan adalah gejala fisika dasar dan biasanya dimaksudkan sebagai perubahan
dimensi suatu benda sebagai akibat bekerjanya gaya dari luar. Regangan lebih
sering digunakan untuk memperkirakan tegangan. Tegangan (stress) adalah gaya-
gaya dalam dari suatu benda yang melawan gaya-gaya dari luar atau beban pada
benda. Kalau tegangan merupakan satuan turunan, maka regangan merupakan
hasil langsung dari tegangan. Disain rekayasa teknik sebagian besar tergantung pada
analisis tegangan. Dengan menggunakan transduser, analisis tegangan melalui
pengukuran regangan dapat dilakukan bahkan dalam bentuk benda yang rumit
sekalipun.
Agar dapat memahami hubungan tegangan-regangan sifat-sifat bahan tertentu
perlu dijelaskan. Modul. elastisitas, E, adalah konstanta elastis dari suatu bahan
dan dikaitkan dengan tegangan dan regangan , oleh Hukum Hooke, yakni
. Kalau suatu batang bahan menderita beban-tarik dalam arah aksial,
perbandingan regangan lurus lateral dengan regangan lurus longitudinal dalam
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 1
sifat elastis dari bahan, dinamakan perbandingan poisson, .
Analisis tegangan eksperimental mengandaikan bahwa ada suatu hubungan
yang pasti . antara tegangan dan regangan dan bahwa hubungan ini terbatas
pada sifat elastis dari bahan. Kalau terjadi aksi takelastis, tegangan tidak
hanya tergantung pada regangan, tetapi juga pada faktor-faktor seperti besar re -
gangan, temperatur, waktu, dan sebagainya. Gambar 4.1 dan Tabel 4.1
menggambarkan hubungan tegangan-regangan di suatu titik untuk sebuah batang
elastis ideal dengan kondisi tegangan satu, dua dan tiga dimensi.
TABEL 4.1. HUBUNGAN TEGANGAN-REGANGAN DI SUATU TITIK
Tegangan
uniaksial (satu
dimensi) Tegangan biaksial
(dua dimensi) Tegangan triaksial (tiga dimensi)
0
0 0
Seringkali ticlak semudah seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.2, untuk
menentukan arah dari regangan dan tegangan utama pada suatu titik. Namun,
dengan mengukur sejumlah regangan dengan menggunakan hubungan-hubungan
dalam Gambar 4.1
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 2
GAMBAR 4.2. Hubungan Regangan-Tegangan untuk Puntiran Murni dalam
Batang (Kasus Biaksial).
arah dan besar tegangan utama dapat dihitung. Kasus yang pa ling umum dari
tegangan dua-dimensi ditunjukkan dalam Gam-bar 4.3 yang menghasilkan
hubungan yang ada di antara regangan yang terpilih acak. Sudut-sudut antara
pembacaan regangan dipilih dengan hati-hati untuk hubungan yang disederhanakan.
Tegangan dan regangan utama yang didasarkan pada tiga regangan acak pada
suatu titik dapat dihitung seperti di bawah ini (Gambar 4.3).
GAMBAR 4.3. Hubungan antara Tegangan dan Regangan Utama pada
Suatu Titik dengan Tiga Regangan Acak.
1. Hitunglah regangan di sumbu X-Y dari:
dinamakan
2. Hitung besarnya regangan utama dari :
3. Tentukan sudut regangan utama maksimum dari :
4. Tentukan regangan utama dari :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 3
Hubungan untuk roset umum ditunjukkan dalam Tabel 4.2. Metode grafis
untuk menganalisis roset segiempat ditunjukkan dalam Gambar 4.4. Metode ini
dikenal sebagai lingkaran Murphy untuk menghitung regangan utama.
TABEL 4.2. HUBUNGAN TEGANGAN-REGANGAN UNTUK ROSET REGANGAN
UMUM
3 2
Siku-siku 1
Delta 2 3
1
Tegangan
-tegangan
maksimu
m dan
minimum
Tegangan
geser
(shearing)
maksimu
m
Sudut dari
pengukur
Sumbu
Langkah-langkah dalam menghitung arah sumbu utama dan regangan maksimum
dan minimum melalui lingkaran Murphy ditunjukkan dalam
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 4
1. Gambaran garis acuan vertikal dan beri tanda garis-garis vertikal
positif ke kanan dan negatif ke kiri dari garis acuan. diketahui
sebelumnya.
2. Gambarkan elemen (sumbu roset) pada suatu titik P pada garis .
Proyeksikan sumbu pengukur ke depan atau ke belakang sampai garis-garis
dan berpotongan di A dan C secara berurutan.
3. Hubungkan AC, bagi dua dan gambarkan garis tegak-lurus ke AC dan
memotong di B.
4. Gambarkan lingkaran dengan pusat 0 (tengah AC). Gambarkan garis
horizontal x x lewat 0.
S. Beri tanda dan sepert i di tunjukkan dalam gambar. Ukur
sudut 2 dari sumbu ke regangan utama. Regangan utama pada roset
terletak pada arah yang sama dari sumbu pada sudut .
4.1 TEKNIK PENGUKUR-REGANGAN
Ada banyak jenis dan bentuk pengukur regangan tahanan listrik dari kategori
tempelan (bonded) tersedia di pasar. Beberapa jenis umum ditunjukkan dalam
Gambar 4.5.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 5
Pengukur harus dipilih menurut persyaratan spesifik dan disemenkan dengan baik
pada permukaan untuk mengukur regangan. Pengukur lembaran (foil) menjadi
lebih dapat diterima dibandingkan pengukur kawat karena karakteristiknya
yang superior. Dibandingkan dengan pengukur kawat, pengukur lembaran (foil) kira-kira
5 sampai 8 persen lebih peka (faktor pengukur) dan histersis yang lebih kecil dan
geseran nol. Kepekaan F, (yang juga disebut faktor pengukur) adalah perbandingan
perubahan fraksional dari resistansi ke regangan yang menghasilkan;
di mana R adalah perubahan resistansi R tanpa regangan yang disebabkan
oleh perubahan panjang L dari panjang asl i L.
Dalam suatu jenis alat ukur, terdapat anekaragam pengukur. Peubah-
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 6
peubah seperti panjang alat ukur, kepekaan terhadap perubahan
lingkungan, resistansi alat-ukur dan kepekaan terhadap regangan semuanya
harus diperhatikan dalam pemil ihan akhir.
Pengukur regangan semikonduktor yang bekerja atas dasar efek
piezoresistif dalam kristal tertentu dapat juga digolongkan sebagai alat-ukur
regangan resistansi listrik tertutup.
Banyak teknik penempelan. Pabrik biasanya menganjurkan prosedur
penempelannya yang harus diikuti dengan baik agar diperoleh hasil yang
sempurna.Tanpa penempelan yang baik, penguj ian t idak ada gunanya.
Tanga mempersoalkan teknik penempelan (bonding) tersebut, mutu
penempelan dapat diuji dengan:
1. Memeriksa tahanan pengukur. Kalau menunjukkan adanya rangkaian
terbuka sambungan atau pengukurnya rusak. Semua sambungan harus
d isolder dengan hat i -hat i atau diperkuat .
2. Memeriksa tahanan antara f i lamen pengukur dan bagian yang diuji,
sekurang-kurangnya 1000 megaohm dianggap cukup untuk mendapatkan
hasil yang dengan ketelitian cukup tinggi. Hanya gunakan pengukur ohm
jenis tegangan-rendah karena berbahaya untuk pengukur.
3. Tempatkan pengukur dalam jembatan Wheatstone atau susunan deteksi
resistansi serupa. Tekankan Kati-hati ke pengukur. Dengan menggunakan
tekanan ini pembacaan regangan dilakukan dan pembacaan kembal i ke
nol dengan di lepaskannya tekanan.
Pengukuran keluaran dari pengukur regangan ini cukup de ngan
mengukur tahanannya. Rangkaian seri sederhana di mana, arus merupakan
fungsi dari jumlah resistansi rangkaian merupakan cara pengukuran yang
murah. Cara la in adalah metode potensiometr i d i mana penurunan
tegangan lewat pengukur regangan resistansi berubah dibandingkan dengan
penurunan tegangan lewat tahanan yang diketahui. Cara yang paling umum dan efisien
untuk mengukur keluaran pengukur regangan adalah menggunakan rangkaian jembatan
Wheatstone. Dapat digunakan baik jembatan-jembatan ac maupun dc. Jembatan
Wheatstone demikian merupakan jantung dari kebanyakan pengukuran resistansi.
Rangkaian dasar ditunjukkan dalam gambar.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 7
GAMBAR 4.6. Rangkaian Jembatan Wheatstone Dasar.
Aliran arus lewat galvanometer dengan resistansi Rg untuk rangkaian
tak-seimbang diberikan oleh
Dan untuk rangkaian seimbang berlaku
Persamaan-persamaan ini menunjukkan bahwa untuk jem batan tak
seimbang, arus yang mengalir bukan fungsi l inear yang ketat dari
resistansi dalam lengan pengukur. Juga untuk rangkaian jembatan tak-
seimbang tegangan keluaran rangkaian terbuka diberikan oleh
di mana, V = catu jembatan (suplai jembatan)
= regangan
F = fak tor pengukur
n = jumlah lengan akt i f .
Perkiraan besar yang melalui mikroameter dihitung dengan menggunakan teorema
Thevenin.
di mana, Ro = resistansi ekivalen jembatan
= R1, = R2 =R3 =R4
Rg = resistansi alat ukur.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 8
Dengan menggunakan konfigurasi pengukur regangan di atas (seperti
ditunjukkan'dalam Gambar 4.6), keluaran maksimum maupun kompensasi
temperatur dapat diperoleh. Dua pengukur R, dan R4 berada dalam regangan
(tensi), sedangkan dua lainnya dalam tegangan (kompresi).
Kita dapat menggunakan banyak teknik dalam mengukur regangan dengan
rangkaian jembatan wheatstone. Kompensasi temperatur, yang menghilangkan
tegangan bengkok di mana torsi murni ingin diperoleh dan diferensiasi antara
beban lateral dan aksial dapat diperoleh dengan memanipulasi lengan-lengan
rangkaian jembatan. Perubahan resistansi yang sama dalam lengan-lengan
bersebelahan dar i jembatan meniadakan satu sama lain; sedangkan
lengan-lengan yang mempunyai posisi bertentangan dari jembatan, perubahan
resistansi bersifat menambah satu sama lain.
Dengan diketemukannya teknik dan alat khusus, ternyata bahwa batas
kemungkinan penggunaan pengukur regangan resistansi listrik tempelan dapat
bermacam-macam.
4.2. BEBERAPA PENGGUNAAN TRANSDUSER ALAI UKUR REGANGAN
Pengukuran Gaya
Tiga metode umum untuk merancang transduser gaya ditunjukkan dalam
Gambar 4.7 (a), (b) dan (c). Dalam Gambar 4.7 (b), pengukur C dan D dipasang
agar efek Poisson dapat digunakan dan untuk menghasilkan empat lengan
jembatan aktif, walaupun regangan itu berlawanan, yakni " " kali regangan
dalam pengukur-pengukur A dan B. Gambar 4.7 (d) menunjukkan bagaimana
pengukur-pengukur dihubungkan dalam rangkaian jembatan untuk masing-
masing transduser.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 9
Pengukuran Puntiran .
Suatu meter puntiran pengukur-regangan dapat dibuat de ngan
menempatkan dua (atau empat) a lat ukur pada poros dengan sudut 45
derajat ke arah sumbunya. Kalau digunakan empat pengukur, kepekaan
akan bertambah dan set iap bengkokan poros akan dihilangkan secara
listrik. Sinyal dari poros yang berputar d i teruskan ke alat penunjuk
regangan lewat cincin-cincin gelincir (slip-rings) (biasanya empat buah)
dan sikat-sikat (brushes).
Gambar 4.8 menunjukkan kondisi tegangan pada poros yang mengalami
tegangan murni, dan juga kedudukan pengukur pada poros dan dalam rangkaian
jembatan.
Tegangan . geser dalam poros dapat dihitung dari Ss= j. Dari l ingkaran
Mohr, tegangan geser besarnya sama dengan tegangan utama, atau Ss= =
— . Tegangan tarik dan tegangan-tekan (kompresi) poros tidak dapat dihitung
dengan mengalikan regangan terukur dengan modulus kekenyalan (elastisitas).
Poros dalam puntiran merupakan kasus khusus dari regangan dua dimensional
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 10
dan tegangan sebenarnya sama dengan:
Karena
Puntiran seringkali mudah diukur dengan memasang terayun alat-alat yang
diuji (pompa, generator dan sebagainya) dan mengukur reaksi atau
kecenderungan satuan yang berputar. Gaya reaksi ini dapat diukur dengan
susunan balok kantilever sederhana.
Pengukuran Perpindahan
Balok kantilever biasanya digunakan sebagai transducer perpindahan, tetapi
setiap susunan yang menimbulkan perubahan bentuk elastis dapat digunakan
untuk mengukur pergeseran. Perpindahan yang relatif besar dapat diukur
dengan menggunakan penghubung dengan keuntungan mekanis yang besar yang
ada hubungannya dengan balok kantilever.
Pengukuran Tekanan
Transduser tekanan pengukur-regangan mempunyai beberapa bentuk. Umumnya
seperti halnya dengan transduser lain, suatu elemen elastis akan berubah-bentuk
atau regang. Elemen-elemen umum adalah diafragma, ruang-ruang silinder, dan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 11
penghembusan. Pengembangan penghembus dapat digunakan untuk mem-
bengkokkan balok kantilever. Gambar 4.9 menunjukkan suatu contoh diafragma
yang diklem ujungnya dan sebuah transduser tekanan pengukur-regangan silindris.
Pengukur foil kisi-kisi spiral adalah transduser tekanan tipe diafragma
pengembangan terakhir.
Pengukuran Percepatan
Akselerometer (pengukur kecepatan) jenis sederhana terdiri dari balok
kantilever dengan massa pada ujung bebas. Kalau (dinding) akselerometer
digerakkan, massa di ujung bebas akan cenderung tetap, dan percepatan
sebanding dengan momen balok yang dihasilkan.
Rancangan akselerometer pengukur-regangan lebih rumit dibandingkan dengan
transduser gaga atau perpindahan; misalny a, rancangan akselemmeter perlu
menerapkan prinsip getaran mekanis.
Pemisahan Gaya dan Momen dengan Pengukur Regangan
Dengan orientasi (lokasi) yang tepat dari pengukur pada ba tang, gaya atau
komponen gaya tertentu dapat ditiadakan. Misalnya, pada Gambar 4.10 (a),
kantilever telah dirancang untuk mengukur komponen vertikal P saja, sedang
dalam Gambar 4.10 (b), hanya komponen horizontal saja yang diindera. Dalam
Gambar 4.10 (b) penting untuk menempatkan pengukur A dan B langsung
berhadapan satu sama lain pada balok sehingga
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 12
Gambar 4.11 menunjukkan pengukuran geseran langsung. Alat ukur yang
dipasang seperti ditunjukkan akan menghasilkan tegangan keluaran jembatan
sebanding dengan perbedaan momen bengkok pada penampang EE dan FF.
Keluaran tidak tergantung pada lokasi beban, asalkan di luar sumbu FF. Ciri ter-
sebut sangat berguna dalam merencanakan skala bobot tertentu, tetapi keluaran
jembatan akan relatif kecil karena alat-alat ukur mengukur beda regangan pada
dua lokasi.
Regangan rata-rata yang diukur oleh dua atau lebih pengukur dapat
diperoleh dengan menghubungkan pengukur-pengukur secara seri atau
paralel pada lengan jembatan. Beban rata-rata pada beberapa transduser
gaya (yang masing-masing mempunyai jembatan empat lengan aktif) dapat
diperoleh dengan menghubungkan masukan dan keluaran semua jembatan
transduser secara paralel.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 13
4.3. PENGUKUR REGANGAN KHUSUS
Banyak perkembangan terakhir ter jadi yang menghasi lkan pengukur-
pengukur khusus untuk memecahkan masalah pengukuran regangan
tertentu. Salah satu pengukur tersebut adalah Flexagage yang terdiri dari
dua pengukur yang dipasang berto lak-belakang pada suatu pemisah plastik.
Kalau pengukur dipasang pada satu sisi batang, maka alat ukur tersebut
akan mengukur regangan bengkok dan regangan membujur. Dengan demi -
kian pengukur tersebut mempunyai keuntungan besar, apabila hanya satu
s is i saja dar i batang struktur yang dapat diukur.
Pengukur lembaran (foil) spiral merupakan pengukur bentuk khusus
(Gambar 4.9) yang disesuaikan dengan pengukuran re gangan diafragma
yang dengan demikian, dapat digunakan dalam membuat transduser tekanan
diafragma.
Suatu pengukur* regangan khusus te lah d ikembangkan untuk
mengukur regangan relatif besar dalam bahan viskoelas tik yang tak
menghantar listrik seperti bahan bakar pendorong padat roket , p last ik dan
karet . Pengukur , yang mengukur regangan besar dengan kontribusi gaya
yang kecil, terdiri dari dua filamen lembaran konstanta dipijarkan yang
dipisahkan oleh dan dilekatkan ke epoksi pengisolasi listrik sebagai pembawa
yang diberi bentuk kumparan heliks (untuk sekrup). Plat dengan ujung diberi
fenol dilakukan ke tiap ujungnya untuk angker dan penyambungan kawat. Susunan
ini memungkinkan elemen-elemen 120 ohm dapat dikembangkan bebas 100% dari
keadaan patah sempurna ke mengembang sempurna. Konstanta pegas hanya 0,02
N/cm.
Pengukur "tegangan-regangan" merupakan mengukur satu-satunya yang
mempunyai keluaran listrik sebanding baik dengan tegangan atau regangan
menurut kehendak pemakai. Untuk pengukuran tegangan alat ukur (dengan dua
elemen pengindera regangan membujur tunggal yang berorientasi pada 90 derajat
sate sama lain) "menghitung" atau menyelesaikan persamaan umum tegangan
dan regangan. Keluaran listrik sebanding dengan tegangan, karena pengukur
meniadakan komponen aksial dari regangan akibat tegangan dengan arah transversal
dan hanya memberi tanggapan terhadap komponen regangan yang dihasilkan oleh
tegangan dalam arah aksial.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 14
Perkembangan terakhir dalam penggunaan alat ukur adalah pengukur
regangan yang dapat dilas. Alat ukur ini terdiri dari pengukur lembaran khusus
yang dilekatkan pada tongkat tebal baja tahanan-karat. Pengukur yang dapat
dilas ini digunakan di mana kondisi-kondisi instalasinya tidak memungkinkan
untuk menggunakan tipe standar. Alat ukur ini kasar, dan harus selalu diperbaiki
sehingga waktu pemasangannya menyusut dari jam ke menit. Petunjuk
pengelasan (dengan menggunakan pengelas simpanan-energi 10 sampai 15
watt-detik) diberikan bersama dengan alat-ukur.
Akhir-akhir ini, pengukur jembatan penuh yang dapat dilas telah tersedia
untuk memperbaiki kepekaan, stabilitas, dan kompensasi temperatur.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Djuhana, M.Si.
PENGUKURAN TEKNIK 15