METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian - repository.ipb.ac.id · Data primer dikumpulkan melalui...

23
26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode survai untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Penelitian survai menurut Singarimbun dan Effendi (1995) adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) sebagai alat pengumpulan data. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani anggota kelompok tani kemudian data ditabulasi, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif kemudian di interpretasi (Branner 1997). Hasil akhirnya merupakan suatu gambaran permasalahan yang ditampilkan melalui tabel data dan peubah yang kemudian dianalisis dengan analisis statistik sebagai alat ujinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh fakta-fakta faktor internal dan eksternal petani anggota kelompok tani, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan keberhasilan kelompok tani. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelompok tani padi di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dipilih berdasarkan pada kriteria: (1) merupakan kabupaten yang memiliki jumlah kelompok tani terbanyak kedua di Provinsi Jawa Tengah, (2) terdapat kelembagaan kelompok tani sesuai versi Kementerian Pertanian yaitu kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama yang tetap aktif. Adapun kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian meliputi Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah dengan pertimbangan bahwa di ketiga kecamatan tersebut terdapat 4 (empat) kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani padi versi Kementerian Pertanian yaitu Pemula, Lanjut, Madya dan Utama yang aktif sehingga dapat mewakili keragaman populasi yang menjadi obyek pada penelitian ini. Kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian merupakan kecamatan yang terdapat kelompok tani padi kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama yang aktif yaitu Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah. Dasar pembentukan kelompok tani adalah berdasarkan hamparan usaha tani. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus November 2012. Tahap persiapan penelitian telah dilakukan sejak bulan Juni 2012. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menjadi anggota kelompok tani padi di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan sampel petani anggota dilakukan dengan teknik sampel acak stratifikasi (stratified random sampling) berdasarkan kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani versi Kementerian Pertanian, yaitu: Kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama. Keragaman populasi diwakili oleh kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani padi sehingga jumlah sampel petani pada masing-masing kelas kemampuan kelompok diambil dengan jumlah yang sama (disproportionate stratified random sampling). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka jumlah kelompok tani yang diamati dalam penelitian ini sebanyak 12 kelompok tani, dengan rincian 3 kelompok tani pada masing-masing kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama.

Transcript of METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian - repository.ipb.ac.id · Data primer dikumpulkan melalui...

26

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode survai untuk menjelaskan

hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis.

Penelitian survai menurut Singarimbun dan Effendi (1995) adalah penelitian yang

mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner (daftar

pertanyaan) sebagai alat pengumpulan data. Data dikumpulkan melalui

wawancara langsung dengan petani anggota kelompok tani kemudian data

ditabulasi, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif kemudian di interpretasi

(Branner 1997). Hasil akhirnya merupakan suatu gambaran permasalahan yang

ditampilkan melalui tabel data dan peubah yang kemudian dianalisis dengan

analisis statistik sebagai alat ujinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh fakta-fakta faktor internal dan eksternal petani anggota kelompok

tani, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan

keberhasilan kelompok tani.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelompok tani padi di Kabupaten Kebumen,

Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dipilih berdasarkan pada kriteria:

(1) merupakan kabupaten yang memiliki jumlah kelompok tani terbanyak kedua

di Provinsi Jawa Tengah, (2) terdapat kelembagaan kelompok tani sesuai versi

Kementerian Pertanian yaitu kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama yang tetap

aktif. Adapun kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian meliputi

Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah dengan pertimbangan bahwa di ketiga

kecamatan tersebut terdapat 4 (empat) kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani

padi versi Kementerian Pertanian yaitu Pemula, Lanjut, Madya dan Utama yang

aktif sehingga dapat mewakili keragaman populasi yang menjadi obyek pada

penelitian ini. Kecamatan yang dipilih sebagai lokasi penelitian merupakan

kecamatan yang terdapat kelompok tani padi kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan

Utama yang aktif yaitu Kecamatan Buayan, Rowokele dan Ayah. Dasar

pembentukan kelompok tani adalah berdasarkan hamparan usaha tani.

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – November 2012. Tahap

persiapan penelitian telah dilakukan sejak bulan Juni 2012.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menjadi anggota

kelompok tani padi di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Pengambilan

sampel petani anggota dilakukan dengan teknik sampel acak stratifikasi (stratified

random sampling) berdasarkan kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani versi

Kementerian Pertanian, yaitu: Kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama.

Keragaman populasi diwakili oleh kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani

padi sehingga jumlah sampel petani pada masing-masing kelas kemampuan

kelompok diambil dengan jumlah yang sama (disproportionate stratified random

sampling). Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka jumlah kelompok tani yang

diamati dalam penelitian ini sebanyak 12 kelompok tani, dengan rincian 3

kelompok tani pada masing-masing kelas Pemula, Lanjut, Madya, dan Utama.

27

Dari 12 kelompok tani yang terpilih dilakukan pengambilan responden secara

acak sederhana, dengan penentuan setiap kelompok sebanyak 10 responden,

sehingga jumlah keseluruhan adalah 4 (kelas kelompok tani) x 3 (kelompok tani)

x 10 (orang) = 120 responden.

Kecamatan Buayan terdiri dari 20 desa dan 96 kelompok tani dengan

rincian 57 kelompok tani kelas Pemula, 29 kelompok tani kelas Lanjut, 9

kelompok tani kelas Madya dan 1 kelompok tani kelas Utama. Kecamatan

Rowokele terdiri dari 11 desa dan 80 kelompok tani dengan rincian 56 kelompok

tani kelas Pemula, 16 kelompok tani kelas Lanjut, 7 kelompok tani kelas Madya

dan 1 kelompok tani kelas Utama. Kecamatan Ayah terdiri dari 18 desa dan 96

kelompok tani dengan rincian 52 kelompok tani kelas Pemula, 31 kelompok tani

kelas Lanjut, 12 kelompok tani kelas Madya dan 1 kelompok tani kelas Utama.

Keragaman populasi diwakili oleh kelas kemampuan (tipologi) kelompok tani

padi sehingga jumlah sampel petani pada masing-masing kelas kemampuan

kelompok diambil dengan jumlah yang sama/tidak proporsional (disproportionate

stratified random sampling). Disproportionate stratified random sampling adalah

pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi

sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya (Riduwan 2009). Jumlah

sampel dalam penelitian ini secara rinci tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1 Populasi, sampel, dan jumlah sampel petani berdasarkan kelas

kemampuan kelompok tani yang diamati

No Kelas

kemampuan

kelompok

tani

Petani responden

Desa Nama

kelompok tani

Populasi

anggota

kelompok

Sampel Jumlah

sampel

(orang)

1 Pemula Nogoraji Mitra Agro 40 10 30

Kreteg Pakarti

Saribumi

45 10

Candirenggo Candi Wulan 40 10

2 Lanjut Rogodono Rukun Santoso 40 10 30

Bumi Agung Kismorahayu 45 10

Bulurejo Tani Maju 35 10

3 Madya Purbowangi Karya Utama 32 10 30

Pring Tutul Eling Jaya 40 10

Kedung Weru Kedung Jaya 39 10

4 Utama Rogodadi Sri Mulyo 30 10 30

Redisari Pulungsari 36 10

Mangunweni Pucung 27 10

Jumlah 12 12 120

28

Pengembangan Instrumen Penelitian

Jenis Data

Data penelitian yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis data yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer diambil secara langsung dari responden.

Data primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner penelitian dan wawancara

dengan responden. Data sekunder diperoleh dari pemerintah setempat, instansi

terkait dan penyuluh di lokasi penelitian, berfungsi sebagai pendukung dan

pelengkap data primer.

Rincian masing-masing data primer tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal Petani Anggota (X1) yaitu ciri-ciri yang dimiliki oleh petani

anggota yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan

lingkungannya, meliputi: umur petani, pendidikan formal, luas lahan, motivasi,

pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan kekosmopolitan.

b. Faktor Eksternal Petani Anggota (X2) yaitu keadaan atau kondisi yang

mempengaruhi petani yang berasal dari luar dirinya, meliputi: ketersediaan

informasi, peran penyuluh, keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok, dan

manfaat yang diperoleh dari kelompok.

c. Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (Y1) adalah

penilaian petani anggota kelompok terhadap kepemimpinan ketua kelompok

dalam upaya mencapai keberhasilan kelompok tani, meliputi upaya

meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggotanya, keaktifan

menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi kelompok, upaya

pencapaian tujuan kelompok, kemampuan membuat dan mengambil keputusan,

kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota, kejujuran, kemampuan

berkomunikasi, dan kedisiplinan.

d. Keberhasilan kelompok tani (Y2) adalah tingkat keberhasilan kelompok untuk

mencapai tujuannya, meliputi: sarana untuk pengembangan kelompok

(community material), cara-cara/mekanisme untuk menghimpun dana

(community fund), pengetahuan anggota (community knowledge), produktivitas

kelompok, kepuasan anggota, dan semangat kelompok.

Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable), dan

variabel tidak bebas (dependent variable). Berikut penjelasan masing-masing

variabel secara rinci:

(1) Variabel bebas/independen (X), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi

variabel tidak bebas/dependen (Y). Variabel bebas terdiri dari :

(a) Faktor internal petani anggota kelompok (X1) meliputi: umur (X1.1.),

pendidikan formal (X1.2.), luas lahan (X1.3.), motivasi (X1.4.),

pengalaman berusahatani (X1.5.), jumlah tanggungan keluarga (X1.6.), dan

kekosmopolitan (X1.7.).

(b) Faktor eksternal petani anggota kelompok (X2) meliputi ketersediaan

informasi (X2.1.), peran penyuluh (X2.2.), keterlibatan anggota dalam

kegiatan kelompok (X2.3.), manfaat yang diperoleh anggota dari kelompok

(X2.4.).

29

(2) Variabel tidak bebas/dependen (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas/independen. Variabel tidak bebas/dependen terdiri dari:

(a) Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (Y1) yaitu

penilaian anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani meliputi:

upaya ketua meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya (Y1.1.),

keaktifan ketua menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi

kelompok (Y1.2.), upaya ketua dalam pencapaian tujuan kelompok (Y1.3.),

kemampuan ketua dalam membuat dan mengambil keputusan (Y1.4.),

kemampuan ketua dalam memotivasi tindakan nyata anggota (Y1.5.),

kejujuran (Y1.6.), kemampuan berkomunikasi (Y1.7.), dan kedisiplinan

ketua (Y1.8.).

(b) Keberhasilan kelompok tani (Y2) meliputi sarana untuk pengembangan

kelompok (Y2.1.), mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok

(Y2.2.), pengetahuan anggota (Y2.3.), produktivitas kelompok (Y2.4.),

kepuasan anggota (Y2.5.), dan semangat kelompok (Y2.6.).

Konseptualisasi

Konseptualisasi sejumlah variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

(1) Faktor internal petani anggota adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh petani

anggota yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dengan

lingkungannya, meliputi: umur petani, pendidikan formal, luas lahan,

motivasi, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan

kekosmopolitan.

(2) Umur petani adalah usia responden dihitung dari lahir hingga saat

penelitian, dinyatakan dalam tahun.

(3) Pendidikan formal adalah lamanya pendidikan formal yang pernah

ditempuh/dicapai responden, dinyatakan dalam tahun.

(4) Luas lahan adalah jumlah satuan luas lahan yang diusahakan responden

untuk berusahatani, yang dinyatakan dalam satuan hektar (Ha).

(5) Motivasi adalah dorongan atau alasan dalam diri responden yang

merangsang melakukan tindakan.

(6) Pengalaman berusahatani adalah lamanya responden terlibat langsung dalam

kegiatan berusahatani.

(7) Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang dalam keluarga

yang menjadi tanggungan responden.

(8) Kekosmopolitan adalah aktivitas responden dalam mencari informasi

berkaitan dengan pengembangan usahatani ke luar sistem sosialnya, ke

desa lain atau ke kota dalam satu minggu, satu bulan, atau satu tahun

terakhir.

(9) Faktor eksternal petani anggota adalah keadaan atau kondisi yang

mempengaruhi petani yang berasal dari luar dirinya.

(10) Ketersediaan informasi adalah tingkat ketersediaan media tertentu sebagai

sumber informasi tentang usahatani, meliputi: (a) media elektronik: TV,

radio, internet, hp; (b) media non-elektronik: poster, brosur, majalah, buku;

(c) interpersonal: penyuluh, petani lain di luar kelompok, petani lain dalam

kelompok.

30

(11) Peran penyuluh adalah peran aktif penyuluh dalam pembinaan usahatani

kelompok, peran penyuluh dalam menjelaskan materi penyuluhan, peran

penyuluh dalam menjelaskan teknologi baru, peran penyuluh dalam

memberikan informasi pasar.

(12) Keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok adalah tingkat dimana

responden mengkaitkan dirinya ke kelompok dan secara aktif

berpartisipasi di dalamnya.

(13) Manfaat yang diperoleh dari kelompok adalah manfaat yang diperoleh

responden setelah bergabung menjadi anggota kelompok tani.

(14) Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani adalah

penilaian petani anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani

meliputi: upaya meningkatkan hubungan baik dengan anggotanya, keaktifan

menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi kelompok, upaya

pencapaian tujuan kelompok, kemampuan membuat dan mengambil

keputusan, kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota, kejujuran,

kemampuan berkomunikasi, dan kedisiplinan.

(15) Upaya meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan

anggotanya adalah tindakan ketua kelompok dalam membina dan

menjaga hubungan antar pribadi dengan baik dan menyenangkan.

(16) Keaktifan menentukan dan mengarahkan struktur serta interaksi

kelompok adalah tindakan ketua kelompok dalam mengarahkan,

mengatur kewenangan, pembagian tugas kepada anggota kelompok

sesuai dengan kemampuannya, usaha menjalin hubungan anggota

dengan anggota dan hubungan anggota dengan pihak luar agar kelompok

dapat berjalan dengan baik.

(17) Upaya pencapaian tujuan kelompok adalah tindakan ketua kelompok

dalam menggerakkan atau memotivasi anggota ke arah pencapaian tujuan

kelompok.

(18) Kemampuan membuat dan mengambil keputusan adalah tindakan ketua

kelompok dalam membuat dan mengambil keputusan.

(19) Kemampuan memotivasi tindakan nyata anggota adalah tindakan ketua

kelompok dalam upaya mendorong, memotivasi dan menggerakan

tindakan nyata anggota dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan

usahataninya.

(20) Kejujuran adalah tingkat kejujuran yang dimiliki oleh ketua kelompok

dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin kelompok.

(21) Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan ketua kelompok dalam

menyampaikan pembicaraan, perkataan atau menyampaikan informasi

inovasi kepada anggotanya.

(22) Kedisiplinan adalah tingkat kedisiplinan ketua kelompok dalam bekerja

sebagai pemimpin kelompok.

(23) Keberhasilan kelompok adalah tingkat keberhasilan kelompok untuk

mencapai tujuannya, meliputi: sarana untuk pengembangan kelompok

(community material), mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok

(community fund), pengetahuan anggota (community knowledge),

produktivitas kelompok, kepuasan anggota, dan semangat kelompok.

(24) Sarana untuk pengembangan kelompok adalah sarana yang ada di dalam

kelompok yang berguna untuk pengembangan kelompok.

31

(25) Mekanisme penghimpunan dana dalam kelompok adalah cara-cara atau

mekanisme untuk menghimpun dana dalam kelompok.

(26) Pengetahuan anggota adalah pengetahuan anggota tentang permodalan,

usahatani, pemasaran, teknologi yang diperoleh dari kelompok.

(27) Produktivitas kelompok adalah hasil-hasil yang mampu dicapai oleh

anggota melalui wadah kelompok tani.

(28) Kepuasan anggota adalah kepuasan anggota terhadap hasil-hasil yang

dicapai oleh kelompok, terhadap peran serta dalam kegiatan kelompok

untuk mencapai tujuan

(29) Semangat kelompok adalah semangat anggota terhadap kelompoknya.

Pengukuran Variabel Penelitian

Pengukuran variabel penelitian yang terdiri dari faktor internal, dan faktor

eksternal petani anggota, persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua

kelompok tani, dan keberhasilan kelompok tani disajikan dalam Tabel 2, 3, 4, dan

5.

Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel

faktor-faktor internal petani anggota

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Pengukuran

1. Umur Petani Usia responden

dihitung dari lahir

hingga saat

penelitian,

dinyatakan dalam

tahun

Jumlah tahun lama

hidup yang sudah

dijalani responden

sampai dengan saat

penelitian

Jumlah tahun lama

hidup yang sudah

dijalani responden

sampai dengan saat

penelitian.

Kategorisasi :

- Kurang produktif

(≥ 65 th)

- Produktif (50-64 th)

- Sangat produktif

(15-49 th)

2. Pendidikan

Formal lamanya pendidikan

formal yang pernah

ditempuh/dicapai

responden,

dinyatakan dalam

tahun.

Jumlah tahun lamanya

pendidikan formal

yang pernah diikuti

responden.

Skor 1 = 0 - 6 tahun

Skor 2 = 7 - 12 tahun

Skor 3 = ( > 12 tahun )

Kategorisasi:

- Rendah (≤ SD)

- Menengah (≤SD s/d

SLTA)

- Tinggi (>SLTA)

3. Luas lahan Jumlah satuan luas

lahan yang

diusahakan

responden untuk

berusahatani

Jumlah satuan luas

lahan

yang diusahakan

responden untuk

berusahatani,

dinyatakan dalam

satuan Ha

Satuan luas dalam Ha

Kategorisasi :

- Sempit (<0,5 Ha)

- Sedang (≥0,5 s/d

1,00 Ha)

- Luas (> 1,00 Ha)

32

Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel

faktor-faktor internal petani anggota (lanjutan)

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Pengukuran

4. Motivasi Dorongan atau

alasan dalam diri

responden yang

merangsang

melakukan

tindakan.

Motif responden

bergabung dalam

kelompok tani

a. Motif

Skor 1 = tidak ada

motivasi apapun

Skor 2 = mendapat

pengakuan dari

anggota yang lain

Skor 3 = menambah

teman/ bersosialisasi

dan tempat untuk

mengembangkan

usahatani

Kebutuhan

reponden

yang ingin dipenuhi

selama bergabung

menjadi anggota

kelompok

Harapan responden

bergabung menjadi

anggota kelompok

b. Kebutuhan

c. Harapan

Skor 1 = sekedar

berkumpul bersama

teman

Skor 2 = mendapat-

kan teman untuk

berdiskusi tentang

usahatani

Skor 3 = memperoleh

bantuan sarana

produksi, teknologi,

pasar, dan informasi

pengembangan

usahatani

Skor 1 = menjalin

Kerjasama antar

anggota dengan lebih

erat

Skor 2 = mengetahui

informasi tentang

pemasaran

Skor 3 = menambah

pendapatan keluarga,

menambah penge-

tahuan, sikap

dan ketrampilan

usahatani

33

Tabel 2 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel faktor-

faktor internal petani anggota (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

5. Pengalaman

berusahatani

Lamanya responden

terlibat langsung

dalam

berusahatani

Jumlah tahun lamanya

responden terlibat

langsung dalam

berusahatani

Jumlah tahun

lamanya

responden

melaksanakan

usahatani

Kategorisasi:

- Sedikit (≤5 th)

- Cukup (>5 s/d

25 th)

- Banyak (> 25

th)

6. Jumlah

tanggungan

keluarga

Banyaknya orang

dalam keluarga yang

menjadi tanggungan

responden, termasuk

dirinya sendiri

Jumlah orang dalam

keluarga yang

menjadi tanggungan

responden, termasuk

dirinya sendiri

Skor 1 = 1 – 3

orang/KK

Skor 2 = 4 – 6

orang/KK

Skor 3 = (> 6

orang/KK)

Kategorisasi:

- Sedikit (1-3

org/KK)

- Sedang ( 4-5

org/KK)

- Banyak ( > 5

org/KK)

7. Kekosmo-

politan

Aktivitas responden

dalam mencari

informasi ke luar

sistem sosialnya, ke

desa lain atau ke

kota dalam

satuminggu, satu

bulan atau satu

tahun terakhir

Frekuensi aktivitas

responden dalam

mencari informasi

keluar sistem

sosialnya, ke desa

lain atau kota dalam

satu minggu, satu

bulan, atau satu

tahun terakhir

Skor 1 = tidak

pernah

Skor 2 = kadang-

kadang (≤ 3

kali/ tahun)

Skor 3 = sering

(≥ 4 kali/ tahun)

34

Tabel 3 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel

faktor-faktor eksternal petani anggota

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

1. Ketersediaan

informasi

Tingkat ketersediaan

media tertentu sebagai

sumber informasi

tentang usahatani

a. Media elektronik

(TV, radio, internet,

hp)

b. Media non-elektronik

(poster, brosur,

majalah, buku)

c. Interpersonal

(pedagang,

tengkulak, penyuluh,

petani lain di luar

kelompok, petani

lain dalam

kelompok)

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

(≤ 1 jam/hari)

Skor 3 = sering (≥ 2

jam/hari)

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

(≤ 2 kali/6 bln)

Skor 3 = sering (≥ 3

kali/6 bln)

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

(≤ 1 kali/ bln)

Skor 3 = sering (≥ 2 kali/

bln)

2. Peran penyuluh Peran aktif

penyuluh dalam

pembinaan

usahatani

kelompok, peran

penyuluh dalam

menjelaskan materi

penyuluhan, peran

penyuluh dalam

menjelaskan

teknologi baru,

peran penyuluh

dalam memberikan

informasi pasar.

a. peran aktif

penyuluh dalam

pembinaan

usahatani

kelompok

b. peran penyuluh

dalam

menjelaskan

materi penyuluhan

c. peran penyuluh

dalam menjelaskan

teknologi baru

d. peran penyuluh

dalam memberikan

informasi pasar

Skor 1 = Tidak aktif

Skor 2 = Cukup aktif

Skor 3 = Aktif

Skor 1 = Tidak berperan

Skor 2 = Cukup berperan

Skor 3 = Berperan aktif

Skor 1 = Tidak berperan

Skor 2 = Cukup berperan

Skor 3 = Berperan aktif

Skor 1 = Tidak berperan

Skor 2 = Cukup berperan

Skor 3 = Berperan aktif

35

Tabel 3 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel faktor-

faktor eksternal petani anggota (lanjutan)

3. Keterlibatan

anggota dalam

kegiatan

kelompok

Tingkat dimana

responden

mengkaitkan dirinya

ke kelompok dan

secara aktif

berpartisipasi di

dalamnya

a. Keterlibatan

dalam

pengambilan

keputusan

Skor 1 = anggota datang

ke pertemuan

kelompok,

sebagai

pendengar

Skor 2 = sebagian

anggota

dilibatkan

dalam

pengambilan

keputusan

Skor 3 = seluruh

anggota

terlibat aktif

dalam

pengambilan

keputusan

Tingkat kontribusi

responden terhadap

kelompok

b. Tingkat

kontribusi

responden

terhadap

kelompok

Skor 1 = asal mengikuti

Skor 2 = tingkat

pemenuhan

kebutuhan

melalui

kelompok

Skor 3 = tingkat upaya

pengembangan

kelompok

4. Manfaat yang

diperoleh dari

kelompok

Manfaat yang

diperoleh responden

setelah bergabung

menjadi anggota

kelompok tani

Manfaat yang

diperoleh

responden

setelah

bergabung

menjadi anggota

kelompok tani

Skor 1 = mendapat

teman

Skor 2 = mendapat

bantuan untuk

usahatani

Skor 3 = mendapatkan

informasi

untuk

pengembangan

usahatani

36

Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel

persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani

Sub Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

1. Upaya ketua

meningkatkan

hubungan baik

antara

pemimpin

dengan

anggotanya

Tindakan ketua

kelompok dalam

membina dan

menjaga hubungan

antar pribadi dengan

baik dan

menyenangkan

a. Usaha dalam

memberikan

dorongan

b. Sikap/usahanya

dalam mendekati

anggotanya

c. Menyediakan waktu

untuk menyimak

anggota kelompok.

Skor 1 = Tidak pernah

Skor 2 = Kadang-kadang

Skor 3 = Selalu

Skor 1 = Tidak pernah

Skor 2 = Kadang-kadang

Skor 3 = Selalu

Skor 1 = Tidak pernah

Skor 2 = Kadang-kadang

Skor 3 = Selalu

2. Keaktifan

ketua

menentukan

dan

mengarahkan

struktur serta

interaksi

kelompok

Tindakan ketua

kelompok dalam

mengarahkan,

mengatur

kewenangan,

pembagian tugas

kepada anggota

kelompok sesuai

dengan

kemampuandan

keinginan anggota,

usaha menjalin

hubungan anggota

dengan anggota

dan dengan pihak

luar agar

kelompok dapat

berjalan dengan

baik

a. Pengaturan orang-

orang dalam

kelompok

b. Pembagian dan

pembatasan

peranan atau tugas

dalam kelompok

c. usaha mengadakan

hubungan dengan

pihak luar

d. usaha mengadakan

kegiatan yang

mengikut-sertakan

seluruh anggota

(partisipasi

anggota)

Skor 1 = Tidak sesuai

Skor 2 = Cukup sesuai

Skor 3 = Sesuai

Skor 1 = Tidak sesuai

Skor 2 = Cukup sesuai

Skor 3 = Sesuai

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

e. upaya menyedia-

kan sarana untuk

terjadinya

interaksi

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

3. Upaya ketua

dalam

pencapai-an

tujuan

kelompok

Tindakan ketua

kelompok dalam

menggerakkan atau

memotivasi anggota

ke arah pencapaian

tujuan kelompok

a. Upaya pembuatan

rencana kerja

b. Pemberian motivasi

pada anggota

kelompok

c. Upaya pencapaian

usaha kelompok dan

pengembangan

kegiatan kelompok

d. Upaya melakukan

kontrol dan evaluasi

Skor 1 = tidak pernah,

Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

37

Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi

anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Pengukuran

4. Kemampuan

ketua dalam

membuat dan

mengambil

keputusan

Tindakan ketua

kelompok dalam

membuat dan

mengambil

keputusan

a. Kemampuan

pengambilan

keputusan thd

masalah yang

dihadapi anggota

b. Kesesuaian

pengambilan

keputusan dengan

keinginan dan

kebutuhan anggota

Skor 1 = Rendah

Skor 2 = Sedang

Skor 3 = Tinggi

Skor 1 = tidak sesuai

Skor 2 = kurang sesuai

Skor 3 = sesuai

5. Kemampuan

ketua dalam

memotivasi

tindakan nyata

anggota

Tindakan ketua

kelompok dalam

upaya mendorong,

memotivasi dan

menggerakan

tindakan nyata

anggota dalam

setiap kegiatan,

terutama kegiatan

usahataninya

a. Upaya memotivasi

anggota untuk

menghadiri

pertemuan berkala

b. Upaya dalam

memotivasi

meningkatkan

produktivitas

usahanya

c. Usaha dalam

merencanakan dan

mengatur rencana

kegiatan kelompok

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-

kadang

Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-

kadang

Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-

kadang

Skor 3 = selalu

6. Kejujuran Tingkat kejujuran

yang dimiliki oleh

ketua kelompok

dalam menjalankan

fungsinya sebagai

pemimpin

kelompok

a. Bantuan dana dari luar

mana saja secara

terbuka dan jujur

dilaporkan pada para

anggota kelompok

b. Manfaat ketua

kelompok dalam

menjunjung tinggi

kejujuran

c. Ketua kelompok

sangat menjaga

kesuksesan program

yang akan dan sedang

dilaksanakan

kelompok

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-

kadang

Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak

bermanfaat

Skor 2 = cukup

bermanfaat

Skor 3 = bermanfaat

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-

kadang

Skor 3 = selalu

38

Tabel 4 Variabel, definisi operasional, indikator dan pengukuran variabel persepsi

anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Pengukuran

7. Kemampuan

berkomunikasi

Kemampuan

ketua kelompok

dalam

menyampaikan

pembicaraan,

perkataan atau

menyampaikan

informasi inovasi

kepada

anggotanya.

a. Kemampuan ketua

kelompok dalam

menjalin

komunikasi dengan

para anggota

b. Kemampuan ketua

kelompok dalam

memberikan

penjelasan kepada

para anggota bila

ada informasi

penting

c. Kemampuan ketua

kelompok dalam

menghubungkan

kelompok dengan

pihak luar untuk

memperoleh

informasi pengem-

bangan usaha

kelompok

d. Ketua kelompok

aktif dalam

menjalin hubungan

yang harmonis

dengan kelompok

lain

Skor 1 = rendah

Skor 2 = sedang

Skor 3 = tinggi

Skor 1 = rendah

Skor 2 = sedang

Skor 3 = tinggi

Skor 1 = rendah

Skor 2 = sedang

Skor 3 = tinggi

Skor 1 = rendah

Skor 2 = sedang

Skor 3 = tinggi

8. Kedisiplinan Tingkat

kedisiplinan

ketua kelompok

dalam bekerja

sebagai

pemimpin

kelompok

a. Ketepatan waktu

ketua dalam

memimpin acara

musyawarah

b. Kelengkapan

aturan yang ada

saat ini

c. Ketua menjaga

kedisiplinan

pribadi bermanfaat

bagi anggota

d. Konsistensi ketua

dalam menerapkan

disiplin diri

e. Penerapan sanksi

bagi anggota yg

melanggar

Skor 1 = tidak pernah

Skor 2 = kadang-kadang

Skor 3 = selalu

Skor 1 = tidak lengkap

Skor 2 = cukup lengkap

Skor 3 = sangat lengkap

Skor 1 = tidak

bermanfaat

Skor 2 = cukup

bermanfaat

Skor 3 = bermanfaat

Skor 1 = tidak

konsisten, Skor 2 =

cukup konsisten

Skor 3 = konsisten

Skor 1 = tidak pernah,

Skor 2 = kadang-

kadang, Skor 3 = selalu

39

Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel

keberhasilan kelompok tani

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

1. Sarana untuk

pengembangan

kelompok

Sarana yang ada di

dalam kelompok

yang berguna untuk

pengembangan

kelompok.

a. Ketersediaan ruang

pertemuan kelompok

b. Kegiatan perkreditan

c. Ketersediaan alat

mesin pertanian

(traktor, sprayer,

perontok padi, dll)

untuk disewakan

kepada anggota

d. Ketersediaan modal

kelompok

Skor 1 = tidak

tersedia

Skor 2 = tersedia,

tapi kurang

memadai

Skor 3 = tersedia,

dan memadai

Skor 1 = tidak

tersedia

Skor 2 = tersedia,

tapi kurang

memadai

Skor 3 = tersedia,

dan memadai

Skor 1 = tidak

tersedia

Skor 2 = tersedia,

tapi kurang

memadai

Skor 3 = tersedia,

dan memadai

Skor 1 = tidak

tersedia

Skor 2 = tersedia,

tapi kurang

memadai

Skor 3 = tersedia,

dan memadai

2. Mekanisme

penghimpunan

dana dalam

kelompok

Cara-cara atau

mekanisme untuk

menghimpun dana

dalam kelompok

a. Mekanisme

penghimpunan

dana dalam

kelompok

b. Iuran tetap dalam

kelompok

c. Kedisiplinan

anggota dalam

pembayaran iuran

yang ada

Skor 1 = tidak

tertulis

Skor 1 = tertulis,

dan 1 sumber

Skor 3 = tertulis,

dan lebih dari

satu sumber dana

Skor 1 = tidak

ada

Skor 2 = satu

jenis iuran

Skor 3 = lebih

dari satu jenis

iuran

Skor 1 = tidak

disiplin

Skor 2 = kurang

disiplin

Skor 3 = disiplin

40

Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel

keberhasilan kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

d. Upaya ketua

kelompok dalam

mencari sumber

dana dari luar

kelompok

Skor 1 = tidak ada

upaya

Skor 2 = ada upaya, tapi

tdk/blm berhasil

Skor 3 = ada upaya, dan

berhasil

3. Pengetahuan

anggota

Pengetahuan

anggota yang

diperoleh dari

kelompok

a. Pengetahuan

anggota tentang

permodalan

b. Pengetahuan

anggota tentang

usahatani/teknik

budidaya

c. Pengetahuan

anggota tentang

pemasaran

d. Pengetahuan

anggota tentang

teknologi baru

e. Peningkatan

pengetahuan

anggota

kelompok

Skor 1 = tidak diperoleh

dari kelompok tani

Skor 2 = diperoleh dari

anggota lainnya dlm

kelompok

Skor 3 = diperoleh dari

ketua kelompok

Skor 1 = tidak diperoleh

dari kelompok tani

Skor 2 = diperoleh dari

anggota lainnya dlm

kelompok

Skor 3 = diperoleh dari

ketua kelompok

Skor 1 = tidak diperoleh

dari kelompok tani

Skor 2 = diperoleh dari

anggota lainnya dlm

kelompok

Skor 3 = diperoleh dari

ketua kelompok

Skor 1 = tidak diperoleh

dari kelompok tani

Skor 2 = diperoleh dari

anggota lainnya dlm

kelompok

Skor 3 = diperoleh dari

ketua kelompok

Skor 1 = tdk bertambah/

sama saja

Skor 2 = sedikit

bertambah

Skor 3 = bertambah

41

Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel

keberhasilan kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

4. Produktivitas

kelompok

Hasil yang mampu

dicapai oleh anggota

melalui wadah

kelompok tani

a. Produktivitas

usahatani setelah

menjadi anggota

kelompok

b. pendapatan petani

anggota setelah

menjadi anggota

kelompok

Skor 1 = menurun

Skor 2 = sama

Skor 3 = meningkat

Skor 1 = menurun

Skor 2 = sama

Skor 3 = meningkat

5. Kepuasan anggota Kepuasan anggota

terhadap hasil-hasil

yang dicapai oleh

kelompok, terhadap

peran serta dalam

kegiatan kelompok

untuk mencapai

tujuan kelompoknya

a. kepuasan

terhadap

produktivitas

b. kepuasan

terhadap hasil

kegiatan

c. kepuasan jika

mempunyai peran

penting dalam

kelompok

d. kepuasan

terhadap peran

serta dalam

kegiatan

perencanaan,

pelaksanaan, dan

pemanfaatan hasil

kelompok tani

Skor 1 = tidak puas

Skor 2 = cukup puas

Skor 3 = puas

Skor 1 = tidak puas

Skor 2 = cukup puas

Skor 3 = puas

Skor 1 = tidak puas

Skor 2 = cukup puas

Skor 3 = puas

Skor 1 = tidak puas

Skor 2 = cukup puas

Skor 3 = puas

6. Semangat

kelompok

Semangat anggota

terhadap

kelompoknya

a. Ada tidaknya

anggota yang

keluar

b. Perasaan anggota

dengan kelompok

Skor 1 = Banyak

anggota yg

keluar

Skor 2 = Beberapa

anggota yg

keluar

Skor 3 = Tidak ada

anggota yg

keluar

Skor 1 = tidak

senang

Skor 2 = cukup

senang

Skor 3 = senang

42

Tabel 5 Variabel, definisi operasional, indikator, dan pengukuran variabel

keberhasilan kelompok tani (lanjutan)

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

c. Tingkat kesenangan

dlm menjalin

kerjasama dengan

anggota lainnya

dlm kelompok

d. Tingkat

kebanggaan

menjadi anggota

kelompok

e. Tingkat kepuasan

jika peraturan

ditaati

f. Tingkat

pelanggaran

peraturan kelompok

Skor 1 = tidak senang

Skor 2 = cukup

senang

Skor 3 = senang

Skor 1 = tidak bangga

Skor 2 = cukup

bangga

Skor 3 = bangga

Skor 1 = tidak puas

Skor 2 = cukup puas

Skor 3 = puas

Skor 1 = sering

dilanggar

Skor 2 = jarang

dilanggar

Skor 3 = tidak pernah

dilanggar

Keterangan: tabel skor dalam variabel faktor internal motivasi dan

kekosmopolitan, faktor eksternal petani anggota, persepsi petani

anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan

keberhasilan kelompok tani adalah penjumlahan skor yang

diperoleh pada masing-masing indikator dan kategorisasi

berdasarkan nilai capaian skor dikelompokkan menjadi 3 (tiga)

kategori yaitu Rendah, Sedang dan Tinggi.

Instrumentasi

Instrumentasi merupakan keragaman alat yang digunakan dalam

pengumpulan data penelitian. Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang berhubungan

dengan variabel-variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini. Pada penelitian ini

digunakan kuesioner tertutup dan terbuka, yang disusun secara terstruktur menjadi

tiga bagian. Bagian pertama berupa pertanyaan-pertanyaan seputar faktor internal

dan eksternal petani anggota. Bagian kedua yaitu pertanyaan-pertanyaan tentang

persepsi petani terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani. Bagian ketiga

adalah pertanyaan tentang keberhasilan kelompok tani.

43

Kisi-kisi instrumen

Instrumen penelitian berupa kuesioner terdiri dari item-item pertanyaan

yang berkaitan dengan: faktor internal petani, faktor eksternal petani, persepsi

anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani, dan keberhasilan kelompok

tani. Secara rinci diuraikan dalam Tabel 6.

Tabel 6 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel Jumlah

Item

Nomor

Item

Faktor Internal

Petani Anggota

(X1)

Umur 1 1

Pendidikan formal 1 2

Luas lahan 1 3

Motivasi 3 4 – 6

Pengalaman berusahatani 1 7

Jumlah tanggungan keluarga 1 8

Kekosmopolitan 2 9-10

Faktor Eksternal

Petani Anggota

(X2)

Ketersediaan informasi 11 11 – 21

Peran penyuluh 4 22 – 25

Keterlibatan anggota dalam kegiatan kelompok 2 26 – 27

Manfaat yang diperoleh dari kelompok 1 28

Persepsi anggota

terhadap

Kepemimpinan

Ketua

Kelompok Tani

(Y1)

Upaya meningkatkan hubungan baik antara

pemimpin dengan anggotanya

3 29 – 31

Keaktifan menentukan dan mengarahkan

struktur serta interaksi kelompok

5 32 – 36

Upaya pencapaian tujuan kelompok 4 37 – 40

Kemampuan membuat dan mengambil

keputusan

2 41 – 42

Kemampuan memotivasi tindakan nyata

anggota

3 43 – 45

Kejujuran 3 46 – 48

Kemampuan berkomunikasi 4 49 – 52

Kedisiplinan 5 53 – 57

Keberhasilan

Kelompok Tani

(Y2)

Sarana untuk pengembangan kelompok 4 58 – 61

Mekanisme penghimpunan dana dalam

kelompok

4 62 – 65

Pengetahuan anggota 5 66 – 70

Produktivitas kelompok 4 71 – 74

Kepuasan anggota 6 75 – 80

Semangat kelompok 7 81 – 87

44

Uji Validitas Instrumen

Kerlinger (1996) mengungkapkan bahwa suatu alat ukur dikatakan valid

(sahih) apabila alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat

konsep yang sebenarnya ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mendapatkan

instrumen yang dapat mengukur sesuatu yang seharusnya dapat diukur dengan

tepat. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan validitas

konstruki (construct validity) menyusun tolok ukur operasional dari suatu

kerangka konsep variabel yang digunakan. Secara sederhana validitas konstruk

dari sebuah instrumen dilakukan dengan jalan mengkorelasikan antara skor

masing-masing item dengan total skor masing-masing item, selanjutnya

membandingkan angka korelasi dengan angka kritik pada tabel korelasi nilai r

pada taraf tertentu (1% atau 5%). Apabila angka korelasi tersebut lebih besar

daripada angka pada tabel korelasi nilai r, maka item pertanyaan tersebut

dinyatakan valid.

Langkah-langkah uji validitas instrumen yang dilakukan adalah: (a)

mendefinisikan secara operasional konsep variabel yang akan diukur berdasarkan

referensi literatur dan konsultasi dengan pakar atau dosen pembimbing, (b)

melakukan uji coba instrumen pada sejumlah responden, (c) mempersiapkan tabel

tabulasi jawaban, (d) menghitung korelasi antara setiap item

pernyataan/pertanyaan dengan skor total masing-masing item dengan

menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total

correlation).

Model pengujian validitas dengan pendekatan korelasi item-total dikoreksi

digunakan untuk menghilangkan spurious overlap yaitu adanya tumpang tindih

atau pengaruh kontribusi masing-masing skor item terhadap skor total. Untuk

menghilangkan efek adanya tumpang tindih tersebut maka koefisien korelasi

item-total dikoreksi dengan nilai simpangan baku (standard deviation) skor item

dengan skor total (Kusnendi 2008). Menentukan apakah sebuah item dinyatakan

valid atau tidak maka para ahli menetapkan besaran koefisien korelasi item total

dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah

item. Hal ini berarti apabila nilai koefisien korelasi ≥ 0,25 atau 0,30

mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai (Kusnendi

2008).

Instrumen penelitian ini dilakukan uji coba kepada 40 orang petani yang

memiliki karakteristik relatif sama dengan responden. Hasil perhitungan dengan

metode corrected item-total correlation untuk uji validitas alat ukur variabel

bebas (faktor internal dan faktor eksternal petani anggota) berkisar antara 0,624

sampai 0,740 yang berarti valid.

Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan instrumen adalah tingkat konsistensi hasil

yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada

subjek yang sama atau berbeda (Kerlinger 1996). Suatu alat ukur dikatakan

mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut mempunyai sifat

kekonsistenan, kestabilan dan ketepatan, jika alat tersebut digunakan berulang kali

terhadap suatu gejala yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda.

45

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach-alpha dengan

rumus:

dimana :

α = koefisien cronbach-alpha

n = jumlah item

Vi = varians skor tiap-tiap item

∑Vi = jumlah varians skor tiap-tiap item

Vt = varians total

Uji reliabilitas instrumen dilakukan berdasarkan data hasil pretest

kuesioner. Alat ukur dinilai cukup reliable jika nilai > 0,5 hingga mencapai

angka 1,0 (Arikunto 1998). Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach-alpa

terhadap 40 responden menghasilkan nilai α sebesar 0,705 (untuk variabel faktor

internal dan eksternal petani anggota) dan nilai α sebesar 0,684 (untuk variabel

persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani dan keberhasilan

kelompok tani) yang berarti instrumen penelitian ini reliabel dan disimpulkan

kuesioner dapat digunakan untuk pengumpulan data. Hasil uji validitas dan

reliabilitas instrumen disajikan pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7 Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian

No. Variabel Koef. Validitas

(r)

Keterangan

Faktor internal petani anggota (X1)

1. Umur 0,702 Valid

2. Pendidikan formal 0,646 Valid

3. Luas lahan 0,724 Valid

4. Motivasi 0,652 Valid

5. Pengalaman berusahatani 0,740 Valid

6. Jumlah tanggungan keluarga 0,682 Valid

7. Kekosmopolitan 0,693 Valid

Faktor eksternal petani anggota (X2)

8. Ketersediaan informasi 0,624 Valid

9. Peran penyuluh 0,651 Valid

10. Keterlibatan anggota dalam

kegiatan kelompok

0,660 Valid

11. Manfaat yang diperoleh dari

kelompok

0,711 Valid

Koef. Reliabilitas (R-Alpha Cronbach) 0,705 Reliabel

n

n - 1 1 -

∑Vi

Vt = ==

46

Tabel 7 Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian (lanjutan)

No. Variabel Koef. Validitas

(r)

Keterangan

Persepsi anggota terhadap kepemimpinan ketua kelompok tani (Y1)

1. Upaya meningkatkan hubungan baik

dengan anggotanya

0,676 Valid

2. Keaktifan menentukan dan

mengarahkan struktur serta interaksi

kelompok

0,664 Valid

3. Upaya pencapaian tujuan kelompok 0,684 Valid

4. Kemampuan membuat dan mengambil

keputusan,

0,666 Valid

5. Kemampuan memotivasi tindakan nyata

anggota,

0,676 Valid

6. Kejujuran 0,618 Valid

7. Kemampuan berkomunikasi 0,614 Valid

8. Kedisiplinan 0,616 Valid

Keberhasilan kelompok tani (Y2)

9. Sarana untuk pengembangan kelompok 0,693 Valid

10. Mekanisme penghimpunan dana dalam

kelompok

0,696 Valid

11. Pengetahuan anggota 0,735 Valid

12. Produktivitas kelompok 0,691 Valid

13. Kepuasan anggota 0,650 Valid

14. Semangat kelompok 0,629 Valid

Koef. Reliabilitas (R-Alpha Cronbach) 0,684 Reliabel

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan menggunakan beberapa cara

yaitu: (1) pengamatan (observation), yaitu data dikumpulkan melalui pengamatan

secara langsung fenomena yang terjadi di lokasi penelitian; (2) kuesioner

(questioner), yaitu daftar pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan variabel-

variabel penelitian yang dikaji dalam penelitian. Pada penelitian ini digunakan

kuesioner, dimana pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner diarahkan untuk

mengetahui: Faktor Internal Petani Anggota (X1), Faktor Eksternal Petani

Anggota (X2), Persepsi Anggota terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani

(Y1), dan Keberhasilan Kelompok Tani (Y2); (3) wawancara (interview), yaitu

melakukan tanya jawab lisan secara langsung dengan responden penelitian untuk

mendukung data yang diperoleh dari hasil kuesioner. Selain wawancara terhadap

responden, juga dilakukan terhadap penyuluh, dan pihak-pihak terkait lainnya;

dan (4) dokumentasi (documentation), yaitu mengumpulkan data dengan cara

47

penelusuran dan pencatatan data, dokumen, arsip, peraturan-peraturan maupun

referensi yang relevan di instansi yang ada kaitannya dengan penelitian.

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder.

Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian

dan menguji hipotesis. Pengolahan data digunakan analisis kuantitatif. Untuk

mendukung dan mempertajam analisis kuantitatif dilengkapi dengan informasi

berdasarkan data kualitatif (Moleong 1991).

Kegiatan pengolahan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut

(Koentjaraningrat 1989): (1) memeriksa kembali data mentah yang telah

dikumpulkan, kemudian disusun dalam kelompok-kelompok dan diadakan

kategorisasi; (2) mengedit data, yaitu data yang telah dikumpulkan perlu dibaca

kembali dan dikoreksi jika masih terdapat hal-hal yang salah atau meragukan; dan

(3) mentabulasi data, memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan menata angka-

angka sehingga dapt dihitung dan dianalisis, kemudian mengadakan intepretasi. Data

dianalisis secara analisis statistik deskriptif dan inferensial.

Analisis statistik deskriptif dengan menampilkan distribusi frekuensi dan

persentase. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata empat populasi kelas

kemampuan kelompok tani digunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis.

Pemilihan uji beda Kruskal-Wallis karena menguji perbedaan > 2 sampel

independen dan data yang diperoleh dari hasil kuesioner merupakan data berskala

ordinal1). Sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan

analisis statistik inferensial dengan menggunakan statistik nonparametrik yaitu uji

korelasi Rank Spearman (rs) dengan software SPSS versi 20.00. Pemilihan uji

korelasi Rank Spearman, karena data yang diperoleh dari hasil kuesioner

merupakan data berskala ordinal, maka dengan korelasi ini didapat hasil yang

mendekati kenyataannya (Walpole 1995).

Rumus uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut:

Keterangan :

H = hasil uji beda Kruskal-Wallis

N = jumlah sampel

Ri = jumlah peringkat pada kelompok i

ni = jumlah sampel pada kelompok i

1)

http://teorionline.net/spss-kruskal-wallis-test/, dicetak 2 Februari 2013

48

Rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut (Siegel 1994):

Keterangan :

rs = koefisien korelasi Rank Spearman,

di2 = ( Xi - Yi )

2

di = selisih ranking Xi dan Yi

Yi = ranking variabel Yi

Xi = ranking variabel Xi

N = banyaknya pasangan data

Koefesien korelasi merupakan pengukuran statistik kovarian atau asosiasi

antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan

-1, yang berarti koefisien korelasi dapat bernilai positif dan dapat pula negatif.

Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan

dua variabel. Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai

hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan

tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi negatif, maka kedua variabel

mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai

variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Interpretasi mengenai kekuatan

hubungan antara dua variabel (De Vaus 2002) adalah sebagai berikut:

(a). 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel

(b). 0,01 – 0,09 : Korelasi kurang berarti (sangat lemah)

(c). 0,10 – 0,29 : Korelasi lemah

(d). 0,30 – 0,49 : Korelasi cukup (moderat)

(e). 0,50 – 0,69 : Korelasi kuat

(f). 0,70 – 0,89 : Korelasi sangat kuat

(g). ≥ 0.90 : Korelasi mendekati sempurna

rs = 1 -

N3 - N

N

1- 6 ∑ di2

i =1