METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM...

123
METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA MUSLIM DI KOMUNITAS KRISTEN (Studi Kasus di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Oleh: ZAENAL ARIFIN NIM: 3 1 0 2 2 3 4 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008 IAI N W ALISO N G O S E M AR A N G

Transcript of METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM...

Page 1: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

DALAM KELUARGA MUSLIM DI KOMUNITAS KRISTEN

(Studi Kasus di Desa Gesing Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)

dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:

ZAENAL ARIFIN NIM: 3 1 0 2 2 3 4

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2008

IAIN WALISONGOSEMARANG

Page 2: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

TANDA TERIMA

NASKAH UJIAN MUNAQOSAH

Nomor

Nama Penguji

Tanda Tangan

1

Dra.Siti Mariyam, M.Pd.

1.

2

Anis Sundusiyah, M.A.

2.

3

Ahmad Muthohar, M.Ag.

3.

4

Abdul Kholiq, M.Ag.

4.

Page 3: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka km. 2 ngaliyan Semarang 50159 Telp. (024) 7601295

PENGESAHAN

Nama : Zaenal Arifin

NIM : 3102234

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul Skripsi : METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM

KELUARGA MUSLIM DI KOMUNITAS KRISTEN

(Studi Kasus di Desa Gesing Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung)

Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal : 25 Juli 2008

_________________

dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Program Sarjana Strata 1 (S.1) guna memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu Tarbiyah.

Semarang, 16 Agustus 2008

Penguji Ketua Sidang Sekretaris Sidang Dra.Siti Mariyam, M.Pd. Anis Sundusiyah, M.A. NIP. 150 257 372 NIP. 150 327 114

Penguji I Penguji II Ahmad Muthohar, M.Ag. Abdul Kholiq, M.Ag. NIP. 150 276 929 NIP. 150 279 762

Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H.M. Erfan Soebahar, M.Ag. Ahmad Mahgfurin, M.Ag.,M.A NIP.150 231 369 NIP. 150 302 217

IAIN WALISONGOSEM ARANG

Page 4: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

BLANKO BUKTI PENYERAHAN SKRIPSI

Nama : ZAENAL ARIFIN

NIM : 3102234

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Benar-benar telah menyerahkan skripsi pada

Penguji I Tanta tangan

Ahmad Muthohar, M.Ag. NIP. 150 276 929

Penguji II Tanta tangan

Abdul Kholiq, M.Ag. NIP. 150 279 762

Pembimbing I

Prof. Dr. H.M. Erfan Soebahar, M.Ag. NIP.150 231 369

Pembimbing II

Ahmad Mahgfurin, M.Ag.,M.A

NIP. 150 302 217

Perpustakaan Institut Tanta tangan

Perpustakaan Fakultas Tanta tangan

Lokasi Penelitian

Tanta tangan

Semarang, 16 Agustus 2008

Page 5: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

MOTTO

ظيمع رأج هدعن أن اللهة ونفت كملادأوو الكموا أمموا أنلماعو

)28: االنفال (

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah lah pahala yang besar” 1

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Al-Wa’ah, 1995), hal. 264.

Page 6: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,

hidayah dan maunahNya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Uswatun Hasanah Nabi Muhammad SAW, Rasulku adalah ittiba’ yang setia menerima diriku

menjadi umatnya. Shalawat dan salam mudah-mudahan terlimpah kan kepadanya. Semoga kita

termasuk umat yang mendapat syafa’atnya kelak di yaumul akhir. Amien.

Berkat karunia dan ridha Allah SWT, penulis telah menyelesaikan Skripsi dengan judul

Metode Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga Muslim di Komunitas (Studi Kasus di Desa

Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung). Skripsi ini di susun dengan sungguh-

sungguh sehingga berwujud seperti sekarang ini. Pada waktu penyusunannya, banyak pihak

terlibat di dalamnya baik langsung atau tidak langsung. Untuk itu penulis sampaikan terima kasih

atas andil beratnya dalam mencari dan menelusuri sumber kajian penelitian ini.

Berikut ini ada beberapa pihak yang tidak bisa dilewatkan dalam ucapan terima kasih

yang sedalam-dalamnya mengingat sifatnya yang khusus, yaitu:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Ed selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang

telah memberikan fasilitas yang diperlukan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Prof. Dr. H.M. Erfan Soebahar, M.Ag. selaku Pembimbing I dan Ahmad Mahgfurin,

M.Ag.,M.A. selaku Pembimbing II yang telah arahan, memberikan masukan dan solusi yang

diperlukan selama proses penelitian dan pembuatan skripsi ini.

3. Bapak Mulyoto selaku Kepala Desa Gesing, Bapak Sumarno selaku tokoh masyarakat dan

terima kasih juga kepada seluruh masyarakat Desa Gesing khususnya keluarga muslim

(Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman) yang telah membantu memberikan informasi yang

penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Kepada Bapak-Ibu, kakak dan adik-ku tercipta yang telah senantiasa memberi dorongan baik

moril maupun spiritual dalam penyusunan skripsi ini

5. Teman-temanku di Koperasi Mahasiswa “Walisongo” yang juga senantiasa menemaniku,

terima kasih atas kebersamaannya.

Page 7: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

6. Sahabat-sahabat PMII Cabang Kota Semarang; Zen, Huda, Asep, Evi, Izaty, De-mokar,

Handiq, Ritono, Irzal, Udin, Shabiq dan sahabat-sahabat lainnya, yang telah memberi

kesempatan dan motivasi pada saya dalam proses penulisan skripsi ini.

Kepada semuanya penulis sampaikan terima kasih disertai do’a semoga amal baiknya

diterima disisi Allah SWT. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat adanya.

Semarang, 14 Juli 2008

Page 8: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ xi

PERNYATAAN .................................................................................................... xii

BAB I ..................................................................................................................... :................................................................................................................................ PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Penegasan Istilah ........................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi .......................................... 7

E Telah Pustaka ................................................................................ 8

F. Metodologi Penulisan Skripsi ....................................................... 10

BAB II : METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA A. Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga ............................................. 17

1. Dasar Pendidikan Akhlak ....................................................... 17

2. Tujuan Pendidikan Akhlak ...................................................... 17

3. Aspek Pendidikan Akhlak ....................................................... 24

4. Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga ............................. 26

B. Metode Pendidikan Akhlak ........................................................... 30

1. Pengertian Metode .................................................................. 30

2. Pengertian Pendidikan Akhlak ................................................ 32

Page 9: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

3. Beberapa Pendapat Tentang Metode Pendidikan Akhlak ...... 34

BAB III : DESKRIPSI TENTANG METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA

A. Gambaran Umum Desa Gesing ....................................................... 47

1. Letak Geografis Desa .............................................................. 47

2. Monografi dan Demografi Desa .............................................. 48

3. Keadaan Sosial Ekonomi ........................................................ 52

4. Keadaan Sosial Budaya ........................................................... 52

5. Keadaan Sosial Keagamaan .................................................... 52

6. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Desa ........................... 53

B. Metode Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga Muslim

di Lingkungan Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung ............................................................... 55

BAB IV : ANALISIS METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA

A. Efektifitas Metode ......................................................................... 62

1. Segi Psikologis ....................................................................... 63

2. Segi Sosiologis ....................................................................... 65

3. Segi Religius ........................................................................... 66

B. Implikasi Metode ........................................................................... 68

1. Implikasi Terhadap Keluarga .................................................. 68

2. Implikasi terhadap sekolah ...................................................... 69

3. Implikasi terhadap masyarakat ................................................ 70

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 72

B. Saran-saran .................................................................................... 73

C. Penutup .......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Ayahanda dan Ibunda tercinta serta Keluarga yang senantiasa mengasuh dan membimbing

serta mencurahkan kasih sayang dan do’anya.

Pak De dan Mbok De, Pak Lek dan Mak Lek; terima kasih atas segala pengorbanannya

selama ini, semoga menjadi amal saleh dan diridlai oleh Allah SWT.

Kakakku dan adik-adikku tersayang yang telah memberikan dorongan dan motivasi serta

do’anya.

Sahabat-sahabat sejatiku, senasib dan seperjuangan satu angkatan khususnya paket e’, terima

kasih atas semangatmu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Sahabat-sahabat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia mulai Rayon Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang sampai Cabang Kota Semarang yang senantiasa memberikan dorongan

dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

Page 11: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

NOTA PEMBIMBING

Lampiran : 5 Eksemplar Semarang, 14 Juli 2008

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

a.n. sdra : Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah

Zaenal Arifin IAIN Walisongo Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya

kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Zaenal Arifin

NIM : 3102234

Jurusan : Pendididikan Agama Islam/PAI

Judul : METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

DALAM KELUARGA MUSLIM DI KOMUNITAS KRISTEN (Studi

Kasus di Desa Gesing

Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung)

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi saudara tersebut dapat

dimunaqosahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H.M. Erfan Soebahar, M.Ag. Ahmad Mahfurin, M.Ag.,M.A NIP.150 231 369 NIP. 150 302 217

Page 12: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

ABSTRAK

Zaenal Arifin (Nim : 3102234). Metode Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga Muslim di Komunitas Kristen (Studi Kasus di Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung)

Penelitian ini bertujuan untuk : 1).Mengetahui dan memaparkan metode pendidikan ahklak anak dalam keluarga muslim di lingkungan komunitas Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung; 2).Untuk menelaah secara kritis terhadap metode pendidikan ahklak anak dalam keluarga muslim di lingkungan komunitas Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan metode Deskriptif Analisis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pendidikan akhlak sebaiknya diberikan kepada anak sedini mungkin, agar anak dalam hidupnya mempunyai akhlak yang baik. Dan pemberi informasi yang awal tentang pendidikan akhlak itu adalah orang tua (ayah dan ibu). Sebab ia merupakan pembentuk karakter anak. Oleh karena itu orang tua harus mengusahakan membentuk lingkungan yang dapat dijadikan teladan bagi anaknya, meskipun faktor hereditas juga berperan. Pendidikan akhlak harus menggunakan teknik yang sesuai agar mencapai keberhasilan yang optimal. Untuk itu dibutuhkan dukungan faktor, seperti pendidik, anak didik, metode, dan tujuan. Metode yang digunakan oleh keluarga (orang tua) dalam mendidik anaknya sebagaimana yang diterapkan pada keluarga yang berada di lingkungan komunitas Kristen dalam mendidik akhlak putra-putrinya adalah sebagai berikut : a). Pendidikan dengan keteladanan (Uswatun Khasanah); b). Pendidikan dengan nasihat (Mauidhoh Khasanah); c). Pendidikan dengan pembiasaan; dan d). Pendidikan dengan pengawasan.

Metode-metode pendidikan akhlak yang dilakukan pada keluarga muslim itu efektif. Hal ini dapat ditinjau dari kajian psikologis, sosiologis, dan religius. Secara psikologis yaitu anak mempunyai rasa imitasi yang tinggi. Untuk itu bagi orang tua (pendidik) agar dapat memberikan keteladanan, nasehat, dan semangat bagi anak-anaknya. Dari perspektif sosiologi, bahwa manusia merupakan manusia yang mendidik dan harus dididik. Anak harus dididik agar perkembangannya berjalan secara wajar. Tinjauan religius yaitu orang tua harus menjaga amanat dari Allah SWT. Sebaik mungkin. Karena keselamatan keluarganya berada dalam tanggung jawabnya.

xi

Page 13: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dibantah bahwa bumi manusia

ini hanyalah satu, sementara penghuninya terkotak-kotak kedalam berbagai

suku, agama, ras, bangsa, profesi budaya dan golongan. Mengingkari

kenyataan adanya pluralitas ini sama halnya dengan mengingkari kesadaran

kognitif kita sebagai manusia. Begitu juga ketika kita bicara agama, kata

agama selalu tampil dalam bentuk plural (religions). Di balik pluralitas itu

terdapat ciri umum yang sama, yang menjadi karakter agama.

Membayangkan bahwa dalam kehidupan ini hanya terdapat satu agama,

tampaknya hanya merupakan ilusi dan impian semata. Dan memang yang

diperlukan manusia bukanlah menjadi satu dan sama dalam hal agama, tapi

bagaimana mensikapi pluralitas agama itu secara dewasa dan cerdas.1

Kenyataan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat kita sekarang ini

tidak bisa di pungkiri, banyak kejadian-kejadian anarkis, bentrok antar masa

yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

agama semacam ini memang meningkat setelah rezim orde baru (Soeharto)

jatuh.2 Sejarah juga menyebutkan bahwa relasi antara muslim dengan nasrani

diagambarkan sebagai hubungan yang mudah pecah (fragile relation).

Artinya, sumbu perpecahan dan konflik yang melibatkan masyarakat muslim

dan nasrani diwilayah nusantara sangat mudah meledak walupun hanya

dipicu oleh persoalan-persoalan sepele yang bernuansa sentimen agama.3

Merebaknya konflik yang ada di tengah masyarakat ternyata tidak hanya

berkembang pada di intra agama seperti di intra umat Islam atau intra umat

Kristen, tetapi juga antar agama seperti Islam versus Kristen. Ini tentunya bisa

mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia yang selama ini terus

diupayakan oleh para tokoh dan penganut agama.4

1Munawar Ahmad Anees dkk, Dialog Muslim Kristen, (Yogyakarta: Penerbit Qalam, 2000),

hlm.v. 2Azyumardi Azra, Dialog Emansipatoris Untuk Kerukunan Umat Beragama dalam Opini

Seputar Indonesia, 1 Agustus 2008, hlm.5. 3Untuk lebih jelasnya baca Abdul Khaliq dkk, Peran Sosial Gereja Dalam Konteks Relasi

Muslim-Nasrani: Studi Peran Sosial Gereja Katredal Semarang, (Semarang; Pusat Penelitian IAIN Walisongo Semarang), 2007.

4Ibid. 1

Page 14: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

2

Melihat pada perbedaan agama khususnya Islam dan Kristen adalah dua

di antara agama-agama besar di dunia. Kedua agama tersebut menjadi

landasan bagi peradaban-peradaban dunia yang pernah ada. Lebih dari itu,

akar sejarah Islam dan Kristen berasal dari nabi yang sama yaitu Nabi

Ibrahim. Dalam sejarah agama, Islam, Kristen dan Yahudi dikelompokkan

kedalam apa yang disebut dengan agama-agama Ibrahim (Abrahamic

Religions). Secara teologis, agama-agama Ibrahim di ciri khasi dengan

kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa (monoteisme), meskipun ketiga

agama tersebut mempunyai konsep monoteisme yang berbeda-beda. Oleh

karena itu, monoteisme ini dapat dianggap sebagai titik temu agama-agama

Ibrahim.5

Agama Islam merupakan kelanjutan dari agama Kristen dan Yahudi.

Islam tidak mengklaim sebagai agama baru. Islam menegaskan apa yang telah

dibawa agama Kristen dan Yahudi Islam mengakui kebenaran dan keabsahan

agama tersebut untuk membawa umatnya menuju keselamatan. Dengan

pengakuan ini, Islam mendesak penganutnya untuk menjadi bagian dari

pengakuan itu, artinya adalah menjadi kewajiban kaum muslim untuk

menyatakan keimanan mereka pada agama-agama tersebut. Al-qur’an sebagai

kitab suci umat Islam, tidak pernah membatalkan agama-agama sebelumnya.6

Menilik pada kehidupan di masyarakat yang ada sekarang ini banyak

lingkungan antar umat beragama hidup berdampingan, meskipun mereka

lebih mengedepankan nilai-nilai agama yang mereka anut tetapi unsur

kebersamaan dan toleransi antar mereka juga menjadi suatu hal yang penting

dan patut untuk di jaga. Terlebih dalam setiap agama tidak ada yang

mengajarkan agar umatnya saling bertengkar, membenci, menghasut dan

menyuruh kepada hal yang menyesatkan.

Sebagai contoh dalam agama Islam dan Kristen, kedua agama ini

adalah agama-agama moral, yakni keduanya mendefinisikan hubungan

manusia-Tuhan dalam ketentuan-ketentuan moral, bukan ketentuan kultik

5Mahmud Mustafa Ayoub, Mengurai Konflik Islam-Kristen, (Yogyakarta: Fajar Pustaka

Baru, 2001), hlm.v. 6Ibid.

Page 15: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

3

atau agnostik.7 Konsep ajaran yang ada dalam agama untuk mengedepankan

prilaku baik terhadap sesama sepatutnya dibina dan dikembangkan, sehingga

proses komunikasi dan toleransi antar umat beragama akan terwujud.

Disamping itu hal itu juga tidak lepas dari apa yang telah diatur dalam

pancasila dan undang-undang dasar 1945 sebagai aturan yang berlaku di

negara ini.

Kembali pada kehidupan masyarakat kita, bahwa proses kehidupan

yang terjadi dimasyarakat juga tidak bisa lepas dengan dunia pendidikan yang

diterapkan di masyarakat. Pendidikan merupakan masalah penting dalam

kehidupan manusia. Ia tidak dapat di pisahkan dari kehidupan baik dalam

kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.

Pada dasarnya pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi atau

kemampuan individu sebagai manusia sehingga dapat hidup secara optimal,

baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat serta memiliki

nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidup.8 Dengan demikian

pendidikan memegang peranan penting dalam menentukan hitam putihnya

manusia dan keberadaan akhlak juga menjadi kualitas manusia. Artinya, baik

buruknya akhlak merupakan salah satu indikator berhasil atau tidaknya

pendidikan.

Para ahli pendidikan membagi lingkungan pendidikan menjadi tiga

bagian yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat.9 Ketiga lingkungan ini bagaikan mata rantai yang tidak dapat

dihilangkan dan saling mempengaruhi, serta harus saling bekerja sama demi

keberhasilan pendidikan anak secara optimal. Suatu proses pendidikan akan

berhasil apabila di antara komponen yang ada (keluarga, sekolah, dan

masyarakat) tersebut saling bekerja sama.

Di antara ketiga komponen tersebut yang mempunyai pondasi

terpenting adalah keluarga. Keluarga merupakan arsitektur bagi pembentukan

pribadi anak.10 Waktu anak banyak berkumpul dengan keluarganya. Pola

tingkah laku, pikiran, sugesti ayah ibu dapat mencetak pola yang hampir sama

7Munawar Ahmad Anees dkk, Op.cit, hlm.69. 8Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru,

1991), hlm. 2. 9Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: Andi Offset,

1995), hlm. 118. 10J. Drost, SJ, tt, Willie Koen (ed), Menjadi Pribadi Dewasa dan Mandiri, (Yogyakarta:

Kanisius,1993), hlm. 19.

Page 16: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

4

pada anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, tradisi kebiasaan sehari-hari

baik sikap hidup, cara berfikir, dan filsafat hidup keluarga itu sangat besar

pengaruhnya dalam proses membentuk tingkah laku dan sikap anggota

keluarga, terutama anak-anak.11 Hal ini disebabkan anak-anak merupakan

peniru ulung yang sangat tajam baik melalui penglihatan, pendengaran dan

tingkah laku lainnya dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Apabila

lahan peniruan itu bagus, maka anak akan tumbuh sesuai dengan harapan

orang tuanya yaitu anak yang mempunyai akhlak yang baik sesuai dengan

ajaran agama Islam dan sesuai dengan aturan sosial masyarakat. Dan

sebaliknya, jika lingkungan peniruan itu jauh dari nuansa ajaran agama Islam

dan tidak menghargai aturan masyarakat yang ada, maka dengan sendirinya

anak akan terbentuk seperti yang ada di lingkungan dimana ia bertempat

tinggal.

Pendidikan akhlak di dalam keluarga dilaksanakan dengan contoh dan

teladan dari orang tua. Contoh yang terdapat pada prilaku dan sopan santun

orang tua dalam hubungan dan pergaulan antara ibu dan Bapak, perlakuan

orang tua terhadap anak-anak mereka, dan perlakuan orang tua terhadap

orang lain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Kemudian untuk membentuk akhlak mulia dan menumbuhkan anak

mengenal kebajikan, mengingini kebaikan, serta mengamalkan secara nyata,

di samping itu mengenal keburukan dan akibat-akibatnya, serta keberanian

dan kemampuan melawannya adalah tujuan yang hendak dicapai oleh

pendidik di dimanapun. Dan dasar yang paling kuat untuk membentuk akhlak

mulia terletak di dalam keluarga. Maka dari itu ibu dan bapak harus dapat

bekerjasama dengan dalam mendidik anak-anaknya supaya anak dapat

berperilaku sesuai dengan ajaran agama.

Melihat pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara, bangsa

Indonesia di kenal sebagai sosok bangsa pluralistik yang memiliki berbagai

nuansa kemajemukan yang mewujud dalam kelompok-kelompok etnis

dengan kekhasan latar belakang bahasa daerah, tradisi, adat istiadat, seni,

budaya, dan agama.12 Salah satunya adalah perbedaan agama, daimana kita

11Kartini Kartono dan Jenny Andri, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam,

(Bandung: Mandar Maju, 1989), hlm. 167. 12Faisal Ismail, Pijar-Pijar Islam: Pergumulan Kultur dan Struktur, (Jakarta: Badan Litbang

Agama dan Diklat Keagamaan, 2002), hlm. 229.

Page 17: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

5

dapat mengambil sebuah hikmah positif bahwa sebagai warga Negara yang

baik kita akan berlomba dalam melakukan kebajikan dan tidak saling

bermusuhan. Selain itu dalam perspektif Islam dasar-dasar untuk hidup

bermasyarakat yang pluralistik secara religius, sejak semula memang telah

dibangun13 sehingga pertentangan-pertentangan yang tidak membawa pada

sebuah kerukunan layak dihindarkan.

Adanya sebuah lingkungan masyarakat yang berbeda agama menjadi

tantangan tersendiri bagi keluarga muslim untuk dapat menjaga prilaku atau

akhlak anak-anaknya dan sekaligus agama yang dianutnya. Terlebih dalam

keluarganya dimana seorang anak akan dididik dan diarahkan agar

mempunyai akhlak yang sesuai dengan ajaran yang ada dalam Islam.

Contoh tersebut dapat dilihat pada Desa Desa Gesing14, salah satu

Dusun di Desa tersebut dihuni oleh penduduk yang mayoritas beragama

Kristen. Meski demikian kehidupan masyarakat di sana berjalan harmonis.

Kerukunan antar agama pun seolah tidak ada masalah yang berarti. Namun

demikian perasaan kurang nyaman dalam melakukan aktivitas agama tampak

kurang bebas dan leluasa layaknya masyarakat Islam yang berada dalam

lingkungan mayoritas.15

Berangkat dari latar belakang di atas, penulis tertarik meneliti tentang

Metode Pendidikan Ahklak Anak Dalam Keluarga Muslim di Lingkungan

Komunitas Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten

Temanggung.

B. Penegasan Istilah

Sebelum membahas lebih lanjut dalam penyusunan skripsi ini dan

untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap judul skripsi ini, maka

13Tarmizi Taher, Agama Dalam Transformasi Bangsa, (Jakarta : Hikmah, 2003) , hlm. 48. 14Desa Gesing terdiri dari Sembilan Rw (Rukun Warga) dan sembilan Rw tersebut masuk

kedalam sembilan Dusun:: 1). Dusun Ploso, 2). Dusun Patemon, 3). Dusun Sarangan, 4). Dusun Gesing, 5). Dusun Maluwih, 6). Dusun Giyanten, 7). Dusun Delok, 8). Dusun Sodong, 9). Dusun Madureso dan dari sembilan dusun tersebut yang warga non muslim (Kristen) mendominasi adalah dusun gesing. Dari data yang ada menyebutkan jumlah penduduk di dusun tersebut adalah 927 orang. Dari jumlah tersebut 282 orang beragama Islam sedangkan yang beragama Kristen sejumlah 645 orang, Diambil dari: Keterangan Data Kelurahan Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung, 3 Maret 2008.

15Hal tersebut di ungkapkan oleh Bpk. Sumarno selaku tokoh masyarakat yang dalam hal ini beragama Islam, di Dusun Gesing Desa Gesing, wawancara pada tgl 3 Maret 2008.

Page 18: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

6

penulis perlu menguraikan istilah-istilah yang dianggap penting untuk

menghindari kesalah pahaman dalam skripsi ini.

1. Metode

Metode berasal dari bahasa Inggris “Methode” yang berarti cara

atau lebih luasnya adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai suatu maksud.16

2. Pendidikan Akhlak

Menurut John Dewey, secara etimologi pendidikan adalah:

“Etymologically, the word education means just a process of leading or

bringing up”.17 Artinya: “Secara etimologi, kata pendidikan berarti jalan

atau cara untuk memimpin atau membimbing”.

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia pendidikan di

artikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.18

Sedangkan kata akhlak berasal dari bahasa Arab jamak dari khuluq

yang berarti “budi pekerti, perangai, tingkah laku”.19

Pengertian tersebut diambil dari al-Qur’an:

)4: القلم(وإنك لعلى خلق عظيم Artinya: Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar

berbudi pekerti yang agung (QS. Al-Qalam: 4)20

Pendidikan Akhlak adalah “pendidikan yang berorientasi

membimbing dan menuntun kondisi jiwa khususnya agar dapat

menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik sesuai dengan aturan akal

manusia dari syariat agama.”21

3. Anak

16Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, hlm. 232. 17John Dewey, Democracy and Education, (New York, The Mucmilian Company, 1964),

hlm. 10. 18Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), cet.pertama

ed.3, hlm. 263. 19Hamzah Ya’kub, Etika Islam, (Bandung: Diponegoro, 1993), hlm. 11. 20Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Al-Wa’ah, 1995),

hlm. 960. 21Fakultas Tarbiyah, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hal, 97.

Page 19: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

7

Anak adalah keturunan yang kedua.22 Berdasarkan masa

periodisasi perkembangannya dapat dibagi menjadi 3 yaitu : Masa bayi

0-1 tahun (periode fital), Masa kanak-kanak 0-5 tahun (periode osteris),

Masa anak sekolah yaitu berumur +6-12 tahun.23 Pengertian anak di sini

penulis batasi yaitu masa kanak-kanak yang menurut Zakiah Daradjat

adalah manusia yang berumur 0-12 tahun.24

4. Keluarga

Keluarga adalah “suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama

atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian

dengan atau tanpa anak-anak baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal

dalam sebuah rumah tangga”.25

Sedangkan secara paedagogies keluarga diartikan sebagai lembaga

pertama dan utama yang dialami seseorang di mana proses belajar yang

terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu.26

5. Komunitas

Komunitas adalah kelompok organisme (orang) yang hidup dan

berinteraksi di daerah tertentu: masyarakat,27 sedangkan komunitas yang di

maksud dalam penelitian ini adalah komunitas masyarakat yang mayoritas

penduduknya beragama kristen.

C. Rumusan Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa

yang ada dalam kenyataan.28 Permasalahan dalam suatu penelitian perlu

dikemukakan sebab akan membatasi pembahasan, sehingga analisis data tidak

22Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia, , op. cit., hlm. 30. 23Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Rosdakarya,

2003), hlm. 56. 24Zakiah Daradjat, Pembinaan mental keagamaan dalam keluarga,dalam Sumarsono, Skon

dan Risman Musa (eds), Keluarga sakinah, ditinjau dari aspek iman dan ibadah, (Jakarta :BKKBN, 1982), hlm. 17 .

25Sayekti Pujosuwarno, Bimbingan Konseling Keluarga, (Yogyakarta, ,Menara Mas Offset 1994), hlm. 11.

26Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan luar Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 64. 27Hasan Alwi, Op.cit,hlm.586. 28Yatim Raharjo, Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya: SIE,

1996), hlm. 1.

Page 20: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

8

akan meluas. Adapun permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini,

adalah:

1. Bagaimanakah relasi antara Islam dan Kristen di Dusun Gesing

Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung ?

2. Bagaimanakah pendidikan agama anak pada kelurga muslim Dusun

Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung ?

3. Bagaimankah metode pendidikan akhlak anak dalam keluarga muslim di

lingkungan komunitas Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung ?

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui relasi antara Islam dan Kristen di Dusun Gesing

Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

2. Untuk mengetahui pendidikan agama anak pada kelurga muslim Dusun

Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

3. Untuk mengetahui dan memaparkan metode pendidikan ahklak anak

dalam keluarga muslim di lingkungan komunitas Kristen Desa Gesing

Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

Sedangkan hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi

manfaat baik dalam kehidupan masyarakat, maupun untuk khazanah

perpustakaan, antara lain:

1. Dapat memberi sedikit masukan kepada pembaca dalam membina dan

menumbuhkembangkan pendidikan akhlak.

2. Penelitian ini dapat menghasilkan rumusan tentang nilai-nilai pendidikan

akhlak.

3. Menerapkan nilai-nilai akhlak pada diri masing-masing terutama pada

Tuhannya sesuai anjuran al-Qur’an sehingga diharapkan agar tercipta

suasana yang kondusif dan menghasilkan sumber daya manusia yang

berkepribadian luhur yang di jiwai keimanan dan ketakwaan, sehingga

nantinya akan tercipta kehidupan masyarakat aman, tenteram dan damai

dalam ridha-Nya.

Page 21: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

9

E. Telaah Pustaka

Banyak sekali buku yang membahas mengenai akhlak maupun

pendidikan anak, sebagai pedoman penulis menggunakan beberapa buku yang

dapat dijadikan referensi di antaranya adalah buku “Manhaj Pendidikan Anak

Muslim” bukunya Asy- Syaikh Fuhaim Mustafa yang diterjemahkan oleh

Abdillah Obid dan Yessi HM, buku ini menjelaskan berbagai macama metode

pembinaan prilaku anak muslim, dengan mengarahkan anak tersebut untuk

menjadi generasi terbaik ditengah-tengah masyarakat, melindungi anak

muslim dari berbagai aliran dari ajaran-ajaran Islam. Kemudian buku

“Pengantar Studi Akhlak” bukunya Zahrudin AR, dalam buku ini dijelaskan

bagaiman pentingnya sebuah akhlak dalam kehidupan. Dengan mempelajari

ilmu akhlak yang nantinya tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri (seseorang)

melainkan juga sangat menentukan tata kehidupan suatu masyarakat, bahkan

kehidupan berbagsa dan bernegara.

Berdasarkan hasil survei kepustakaan yang penulis lakukan ada

beberapa penelitian yang mengkaji tentang pendidikan akhlak terutama

pendidikan akhlak pada anak, Penelitian tersebut di antaranya:

Penelitian A. Bahaudin (3197221) mahasiswa Fafkultas Tarbiyah

angkatan 1997 yang berjudul : “Konsepsi Abdullah Nashih Ulwan Tentang

Metode Moral Anak Dalam Keluarga”. Dari hasil penelitiannya disimpulkan

bahwa : Pendidikan moral harus diberikan kepada anak sedini mungkin, agar

anak dalam hidupnya mempunyai moral yang baik. Ulwan berpendapat

bahwa pendidikan moral harus menggunakan teknik yang sesuai agar

mencapai keberhasilan yang optimal. Untuk itu dibutuhkan dukungan faktor,

seperti pendidik, anak didik, metode, dan tujuan. Menurut Ulwan, metode

yang harus digunakan oleh para pendidik termasuk orang tua sebagaimana

yang diterapkan oleh Rasulullah saw. dalam mendidik putra-putri dan para

sahabatnya, adalah : Pendidikan dengan keteladanan, Pendidikan dengan adat

kebiasaan, Pendidikan dengan nasihat, Pendidikan dengan memberikan

perhatian, Pendidikan dengan memberikan hukuman.

Skripsi Mustaqim (3199045) mahasiswa Fafkultas Tarbiyah angkatan

1999 dengan judul : “Metode Pembiasaan dalam Pendidikan Akhlak Bagi

Anak (Telaah Psikologi Perkembangan)” dari hasil penelitiannya

Page 22: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

10

disimpulkan bahwa : Penggunaan metode pembiasaan dalam pendidikan anak

adalah dengan menanamkan nilai moral dan akhlak oleh orang tua kepada

anak dengan berbagai latihan-latihan dan pembiasaan yang bersifat kontinyu

dan dimulai sejak anak baru dilahirkan. Karena penanaman dan penerapan

metode pembiasaan pendidikan akhlak perlu penerapan merupakan dimensi

praktis dalam upaya pembentukan (pembinaan) dan persiapan anak untuk

menghadapi berbagai persoalan baik agama maupun hidup bermasyarakat.

Konsep Pembiasaan dalam pendidikan akhlak adalah dengan

menerapkan pendidikan akhlak yang sudah terbiasakan oleh anak menjadi

suatu perbuatan yang sudah terbiasa, sehingga kebiasaan tersebut menjadi

mapan serta relatif otomatis melalui pengulangan yang terus menerus.

Proses penanaman pendidikan akhlak dengan menggunakan pendekatan

metode pembiasaan dapat dilakukan dengan melihat dan menyesuaikan

tingkat perkembangan maupun periodisasi anak. Dan pembiasaan dalam

menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak dapat dimulai sejak anak baru

dilahirkan yang biasa disebut periode bayi (usia 0-2 tahun), periode kanak-

kanak (usia 3-5 tahun), periode anak (6-12 tahun). Sebagai salah satu

contohnya dalam menanamkan dan membiasakan bayi baru dilahirkan adalah

dengan menanamkan nilai-nilai ke-Tuhanan kepada anak dengan disunahkan

agar bayi di adzankan dan di iqamahkan, setelah itu dicukur rambutnya

kemudian diberi nama. Setelah anak dilahirkan maka anak tersebut tumbuh

dan berkembang baik secara fisik maupun psikis, pembiasaan selanjutnya

adalah penanaman nilai pendidikan akhlak secara praktis yang berhubungan

langsung antara interaksi anak dan masyarakat. Serangkaian peristiwa

tersebut menandakan bahwa nilai-nilai pendidikan terutama pendidikan

akhlak dapat dilaksanakan dengan melihat tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anak.

F. Metodologi Penulisan Skripsi

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif,

dimana penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya,

yakni mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan metode

pendidikan akhlak anak dalam keluarga. Bogdam dan Tylor dalam Moleong

mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

Page 23: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

11

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini mengarah pada latar

belakang dari individu tersebut secara holistik (utuh). Sehingga dalam hal ini

tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau

hipotesis, akan tetapi perlu memandang nya sebagai bagian dari suatu

keutuhan.29 Proses penelitian kualitatif bersifat siklus, artinya penelitian dilakukan

berulang-ulang. Jumlah periode pengulangan tergantung pada tingkat

kedalaman dan ketelitian yang dikehendaki, untuk itu makin lama penelitian

akan semakin terfokus pada masalah yang sebenarnya terjadi pada objek atau

subjek penelitian. Dengan dilakukannya penelitian secara berulang-ulang pada

objek atau subjek yang sama, tetapi setting informasi yang objektif, valid, dan

konsisten. Dengan demikian masalah penelitian yang sebenarnya terjadi pada

objek atau subjek penelitian dapat terjawab.30

Disini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus yang

memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek

yang diselidiki terdiri dari satu unit (satu kesatuan unit) yang dipandang

sebagai kasus. Karena sifat yang mendalam dan mendetail itu, studi kasus

umumnya menghasilkan gambaran yang “Longitudinal”, yakni hasil

pengumpulan dan analisa data kasus dalam satu jangka waktu. Kasus dapat

terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu keluarga, satu peristiwa, satu desa

ataupun satu kelompok manusia dan kelompok objek lain-lain yang cukup

terbatas, yang dipandang sebagai kesatuan. Dalam hal itu, segala aspek kasus

tersebut mendapat perhatian sepenuhnya dari penyelidik. Termasuk di dalam

perhatian penyelidik itu ialah segala sesuatu yang mempunyai arti dalam

riwayat kasus, misalnya peristiwa terjadinya, perkembangannya, dan

perubahan nya. Dengan demikian studi kasus akhirnya memperlihatkan

kebulatan dan keseluruhan kasus, termasuk bila diperlukan kebulatan siklus

hidup kasus dan keseluruhan interaksi faktor-faktor dalam kasus itu.31

29Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002), hlm.3.

30Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 1998), hlm. 10. 31Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Tekhnik,

(Bandung: Tarsito, 1998), hlm. 143.

Page 24: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

12

1. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh. Selain itu sumber data biasanya juga

disebut subjek penelitian. Menurut Tatang M. Amirin, yang dinamakan

dengan subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenai

nya ingin diperoleh keterangan.32

Sedangkan menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain.33

Subjek penelitian sebagai sumber data utama untuk menggali

informasi tidak hanya manusia, akan tetapi juga peristiwa dan situasi yang

diobservasi dapat juga dijadikan sebagai sumber informasi sesuai dengan

masalah yang diteliti dalam penelitian ini. Data atau informasi yang paling

penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam hal ini sebagian besar berupa

data kualitatif, informasi ataupun data tersebut akan digali dari beragam

sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini yang meliputi :

a. Informan ( nara sumber )

Dalam penelitian kualitatif posisi informan sangat penting

sebagai individu yang memiliki informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti. Dalam penelitian ini penulis akan mencari informasi yang

tepat dan detail sesuai dengan kriteria tema yang ada. Oleh karena

penelitian penulis tentang metode pendidikan akhlak anak dalam

keluarga muslim di lingkungan Komunitas Kristen Desa Gesing, maka

penulis memilih Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman yang tinggal di

Desa Gesing menjadi nara sumber (informan) dari penelitian ini.

b. Peristiwa atau aktifitas

Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari mengamati

peristiwa yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Aktifitas yang

dilakukan penulis yaitu melakukan observasi langsung ke rumah

Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman untuk mengetahui sejauh mana

kedua orang tua tersebut dalam mendidik akhlak pada anak-anaknya.

32M. Tatang Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Grafindo Persada, 1995), hlm. 93.

33Lexy J. Moleong, Op.cit., hlm. 112.

Page 25: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

13

2. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah pengukuran terhadap fenomena

sosial atau alam. Oleh karena prinsip meneliti adalah pengukuran, maka

ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan

dengan istilah instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang

diamati.34

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah

peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman

observasi, hal ini adalah berkenaan dengan penelitian kualitatif dimana

jenis instrumen tersebut sangat diperlukan bagi peneliti untuk meneliti

tentang metode pendidikan akhlak anak dalam keluarga muslim di

komunitas Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten

Temanggung.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Observasi/ pengamatan

Menurut Margono observasi diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian.35

Sedangkan Sutrisno Hadi mengatakan bahwa observasi

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diteliti.36

Teknik observasi itu sendiri masih dibagi lagi menjadi

beberapa jenis diantaranya: observasi partisipan, non partisipan,

sistematis, non sistematis, eksperimen dan non eksperimen.

Adapun jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi non partisipan sistematis (berstruktur), artinya penulis

tadi mengambil sebagian dari kehidupan yang diobservasi, namun

34Sogiyono, Op.cit., hlm. 84. 35Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), hlm. 158. 36Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), hlm. 136.

Page 26: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

14

sudah ada format observasi yang tersusun secara tertulis. dalam hal ini

observer secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat.37

Adapun observasi/ pengamatan disini adalah terkait dengan

metode pendidikan akhlak anak dalam keluarga muslim di komunitas

Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

b. Interview/wawancara

Menurut Moleong wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. secara garis besar ada 2 macam interview, yaitu

interview berstruktur dan interview tidak berstruktur. Adapun

interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview tak

terstruktur. Responden terdiri atas mereka yang terpilih saja karena

sifat-sifatnya yang khas. biasanya mereka memiliki pengetahuan dan

mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui informasi yang

diperlukan. pertanyaan tadi disusun terlebih dahulu, malah disesuaikan

dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden. pelaksanaan tanya

jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari. wawancara ini

berjalan lama dan seringkali dilanjutkan pada kesempatan

berikutnya.38 Interview/ wawancara peneliti disini adalah wawancara

dengan keluarga Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman serta beberapa

tokoh dan lingkungan masyarakat sekitar.

c. Dokumen

Menurut Gupa, Lincoln dan Moleong dokumen adalah setiap

bahan tertulis/film lain dari record, yang dipersiapkan karena adanya

permintaan seorang penyelidik.39 Tehnik dokumen ini penulis gunakan

untuk mencari data-data tentang Desa Gesing, buku-buku yang terkait

dengan judul skripsi dan data-data tentang metode pendidikan akhlak

Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini maka tehnik pengembangan data yang

bisa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu tehnik triangulation yang

dikembangkan. Tehnik triangulation adalah tehnik pemeriksaan keabsahan

37Margono, Op.cit, hlm. 161-162. 38Lexy J. Moleong, Op.cit, hlm.139. 39Ibid. hlm. 161.

Page 27: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

15

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.40

4. Analisis Data

Penelitian kualitatif menggunakan data secara induktif. Analisis

induktif ini digunakan karena beberapa alasan; Pertama, proses induktif

lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagaimana yang

terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat

responden menjadi eksplisit dan dapat dikenal. Ketiga, analisis demikian

lebih dapat menguraikan latar lainnya. Keempat, analisis induktif lebih

dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-

hubungan dan terakhir, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-

nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.41

Adapun analisis data yang digunakan peneliti dalam hal ini adalah

data triangulasi dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan seluruh data yang

diperoleh di lapangan. adapun data tersebut diperoleh dari hasil

observasi, interview yang dilakukan oleh peneliti melalui berbagai

sumber yang dianggap lebih kompeten.

b. Penyeleksian data

Dari data-data yang telah terkumpul, peneliti seleksi

berdasarkan rumusan masalah yang ada sehingga data tadi tidak

menyimpang dari tujuan penelitian.

c. Pemaparan data

Setelah dilakukan penyeleksian data, kemudian penulis

memaparkan data berdasarkan apa yang terjadi di lapangan yang

kemudian menjadi sebuah bentuk paparan data.

d. Penarikan kesimpulan/ verifikasi, penyajian

40Ibid, hlm. 178. 41Ibid. hlm. 5.

Page 28: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

16

Langkah terakhir dari analisis data ini adalah penulis

melakukan kesimpulan/verifikasi dan pengujian dari data yang telah

diperoleh untuk dapat dibuat suatu hasil dari penelitian.

Page 29: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

17

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah penjelasan, pembahasan dan penelaahan pokok –

pokok masalah yang dikaji, maka penulis menyusun sistematika sebagai

berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini merupakan gambaran secara global mengenai seluruh ini

dari skripsi ini yang meliputi: Latar belakang masalah, Penegasan

Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi,

Telaah Pustaka, Metodologi Penulisan Skripsi, dan Sistematika

Penulisan Skripsi.

BAB II : Metode Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga yang meliputi

meliputi :

Pertama yaitu; Metode Pendidikan Akhlak yang didalamnya

memuat tentang Pengertian metode, pengertian pendidikan akhlak,

dan Beberapa pendapat tentang metode pendidikan akhlak.

Kedua Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga yang didalamnya

memuat tentang Dasar pendidikan akhlak, Tujuan pendidikan

akhlak, Aspek pendidikan akhlak dan pendidikan akhlak anak

dalam keluarga.

BAB III : Diskripsi Metode Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga yang

meliputi :

Pertama yaitu; Gambaran Umum Desa Gesing yang meliputi

gambaran secara khusus Dusun Gesing meliputi letak geografis,

monografi dan demografi, keadaan sosial ekonomi, keadaan sosial

budaya, keadaan sosial keagamaan, lembaga pemerintah dan

lembaga desa.

Kedua yaitu; Metode pendidikan akhlak anak dalam keluarga

muslim dilingkungan Komunitas Kristen Desa Gesing Kecamatan

Kandangan Kabupaten Temanggung

BAB IV : Analasis terhadap Metode Pendidikan Akhlak Anak Dalam

Keluarga yang meliputi : Efektifitas metode dan Implikasi metode

yang digunakan untuk pendidikan akhlak anak dalam keluarga

Page 30: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

18

muslim di lingkungan komunitas Kristen Desa Gesing Kecamatan

Kandangan Kabupaten Temanggung.

BAB V : Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan skripsi

ini, saran-saran, dan penutup.

Page 31: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

19

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar Baru, 1991.

Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: Andi Offset, 1995.

J. Drost, SJ, tt, Willie Koen (ed), Menjadi Pribadi Dewasa dan Mandiri, Yogyakarta: Kanisius,1993.

Kartini Kartono dan Jenny Andri, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: Mandar Maju, 1989.

Faisal Ismail, Pijar-Pijar Islam: Pergumulan Kultur dan Struktur, Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, 2002.

Tarmizi Taher, Agama Dalam Transformasi Bangsa, Jakarta : Hikmah, 2003. Data Kelurahan Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung, di ambil pada

tgl 3 Maret 2008. Wawancara dengan Bapak Sumarno pada tgl 3 Maret 2008. Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999. John Dewey, Democracy and Education, New York, The Mucmilian Company, 1964. Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001. Hamzah Ya’kub, Etika Islam, Bandung: Diponegoro, 1993. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Al-Wa’ah, 1995. Fakultas Tarbiyah, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999. Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Rosdakarya,

2003. Zakiah Daradjat, Pembinaan mental keagamaan dalam keluarga,dalam Sumarsono, Skon

dan Risman Musa (eds), Keluarga sakinah, ditinjau dari aspek iman dan ibadah, Jakarta :BKKBN, 1982.

Sayekti Pujosuwarno, Bimbingan konseling keluarga, Yogyakarta, ,Menara Mas Offset 1994. Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan luar sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1992. Yatim Raharjo, Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Tinjauan Dasar, Surabaya: SIE,

1996. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2002. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 1998. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Tekhnik, Bandung:

Tarsito, 1998. M. Tatang Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Grafindo Persada, 1995. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004. Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, Yogyakarta: Andi Offset, 1990.

Page 32: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

20

METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

DALAM KELUARGA MUSLIM DI KOMUNITAS KRISTEN

(Studi Kasus di Desa Gesing Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1)

dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh:

ZAENAL ARIFIN NIM: 3 1 0 2 2 3 4

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2008

PROPOSAL SKRIPSI

IAIN WALISONGOSEMARANG

Page 33: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

21

METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA

(Studi Kasus Pada Keluarga Di Lingkungan Komunitas Kristen Desa Gesing

Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung)

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Pengajuan tugas akhir (Skripsi) Program strata satu (S.1) Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang

Oleh:

Zaenal Arifin NIM: 3102234

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2008

IAIN WALISONGOSEMARANG

Page 34: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

22

DAFTAR PUSTAKA

METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA

DI LINGKUNGAN KOMUNITAS KRISTEN

(Studi Kasus di Desa Gesing Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung)

METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

(Studi Kasus Pada Keluarga Di Lingkungan Komunitas Kristen Desa Gesing

Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung)

METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA

DI LINGKUNGAN KOMUNITAS KRISTEN

(Studi Kasus di Desa Gesing Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung)

1) Untuk mengetahui pendidikan ahklak anak dalam keluarga yang berada di

lingkungan komunitas kristen.

2) Untuk mengetahui hambatan pendidikan ahklak anak dalam keluarga

yang berada di lingkungan komunitas kristen.

3) Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam

mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan pendidikan

anak dalam keluarga yang berada di lingkungan komunitas kristen.

aspek-aspek pendidikan akhlak, keberhasilan pendidikan akhlak dalam keluarga.

1) Untuk mengetahui hambatan pendidikan ahklak anak dalam keluarga

yang berada di lingkungan komunitas kristen.

Page 35: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

23

2) Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam

mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam pelaksanaan pendidikan

anak dalam keluarga yang berada di lingkungan komunitas kristen.

Page 36: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

24

3) Bagaimana metode pendidikan akhlak anak dalam keluarga ?

4) Seperti apa metode pendidikan ahklak anak dalam keluarga di lingkungan

komunitas kristen ?

Page 37: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

BAB II

METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA

A. Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

1. Dasar Pendidikan Akhlak

Dasar pendidikan akhlak adalah tidak lain yaitu dasar ajaran Islam

yaitu al-Qur’an dan al-Hadits, karena akhlak merupakan sistem moral

yang bertitik pada ajaran Islam. Islam telah memberikan aturan-aturan

dengan menjelaskan kriteria baik dan buruknya suatu perbuatan yang

termuat dalam al-Qur’an dan al-Hadits.1

a. Al-Quran

Al-Qur’an sendiri sebagai dasar utama dalam tataran tingkah

laku dan tidak diragukan lagi kebenarannya. Al-Qur’an memberikan

petunjuk pada jalan kebenaran, mengarahkan kepada pencapaian

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Al-Qur’an sebagai dasar akhlak menjelaskan tentang kebaikan

Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi seluruh umat manusia,

maka selaku umat Islam sebagai penganut Rasulullah SAW sebagai

mana firman Allah SWT dalam QS. al-Ahzab ayat 21:

مواليو و اللهجرن كان ية لمنسة حوول الله أسسفي ر كان لكم لقد )21: األحزاب( آخر وذكر الله كثرياال

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.2

b. Al-Hadits

Selain al-Qur’an, Hadits juga merupakan sumber dan dasar

yang monumental bagi Islam, yang sekaligus menjadi penafsir di

1Hamzah Ya’kub, Op. cit., hlm. 49. 2Departemen Agama RI., Op.cit, hlm. 670.

18

Page 38: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

19

bagian yang komplementer terhadap al-Qur’an. Hadits sebagai

pedoman perbuatan, ketetapan dan ucapan Nabi Saw. merupakan

cermin akhlak yang luhur, sebagaimana firman Allah dalam surat al-

Hasyr ayat 7:

ما أفاء اهللا على رسوله من أهل القرى فلله وللرسول ولذي بين القربى واليتامى والمساكني وابن السبيل كي لا يكون دولة

الأغنياء منكم وما ءاتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا )7: احلشر(واتقوا الله إن الله شديد العقاب

Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. Al-Hasyr: 7)3

Ayat di atas diperkuat dengan hadits Nabi yang menyatakan

pentingnya akhlak dalam kehidupan manusia, bahkan diutusnya Rasul

untuk menyempurnakan akhlak yang baik sebagaimana sabdanya:

عن حممد عمر عن اىب , بن سعيدحدثنا امحد بن حنبل حدثنا حيي: قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم: عن اىب هريرة قال, سلمة

4 )رواه ابو داود(أكمل املؤمنني إميانا أحسنهم خلقا Artinya: “Ahmad bin Hambal berkata, telah bercerita Yahya

bin Sa’id, dari Muhammad bin Umar dari Abu Salmah, dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: orang mukmin yang paling sempurna

3Departemen Agam RI, Op.cit, hlm. 916. 4Abu Daud Sulaiman ibn al-Sajastani al-Azdi, Sunan Abu Daud, Juz 3, (Beirut: Darul

Kutub al-Ilmiah, 1996).

Page 39: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

20

imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR. Abu Daud).

Jika telah jelas bahwa al-Qur’an dan al-Hadits adalah merupakan

pedoman hidup yang menjadi azas bagi setiap muslim, maka teranglah

keduanya merupakan sumber moral dalam Islam.

2. Tujuan Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan suatu hal yang penting dari sebuah

proses kehidupan. Masyarakat sendiri menyadari bahwa dewasa ini banyak

tingkah laku atau perbuatan manusia di luar batas norma-norma agama

sehingga mereka terjebak ke dalam krisis akhlak.

Terkait dengan hal tersebut, maka pendidikan akhlak sebagai

fondasi ajaran Islam merupakan suatu jalan alternatif yang dapat

memecahkan masalah-masalah kejiwaan. Hal itu, tidak saja berkaitan

dengan persoalan kehidupan manusia, tetapi juga berhubungan dengan

keberadaan manusia sebagai makhluk Allah SWT.

Bila melihat pernyataan tersebut, tentu dapat dipahami bahwa

pendidikan akhlak mempunyai tujuan yang strategis untuk membangun

dan mengembangkan pola hidup manusia ke arah yang positif.

Dalam tujuan pendidikan akhlak dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

1). Tujuan umum

Menurut Barnawi Umar, tujuan pendidikan akhlak secara umum

meliputi:

a. Untuk memperoleh irsyad yaitu dapat membedakan antara amal

yang baik dan buruk

b. Untuk mendapatkan taufik sehingga perbuatannya sesuai dengan

tuntunan Rasulullah SAW dan akal sehat

c. Untuk mendapatkan hidayah, artinya gemar melakukan perbuatan

baik dan terpuji dan menghidari perbuatan buruk.5

5Bamawie Umary, Materi Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1995), Cet ke-12, hlm. 14.

Page 40: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

21

2). Tujuan khusus

Secara spesifik bahwa pendidikan akhlak bertujuan untuk

membimbing siswa ke arah sikap yang positif yang dapat membantu

berinteraksi sosial dengan baik dan selalu taat beribadah dan

mendekatkan diri kepada Allah dan bermuamalah yang baik.6

Menurut Ahmad Amin, tujuan pendidikan akhlak adalah bukan

hanya pandangan/teori-teori, bahkan setengah dari tujuan itu ialah

mempengaruhi dan mendorong kehendak kita, supaya membentuk hidup

suci dan menghadirkan kebaikan dan kesempurnaan dan memberi faedah

kepada sesama manusia.7

Lebih tegas lagi M. Athiyyah menjelaskan bahwa tujuan

pendidikan moral dan akhlak dalam Islam adalah membentuk orang-orang

yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam bicara dan mulia dalam

tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan

beradab, ikhlas, jujur dan suci.8

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat manusia dalam

kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat.9 Hal ini sesuai dengan

Firman Allah SWT:

وقنا ومنهم من يقول ربنا ءاتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة )201: البقررة( عذاب النار

Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. Al-Baqarah: 201)10

6Fakultas Tarbiyah, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 136. 7Farid Ma’ruf, Etika Ilmu Akhlak¸ (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 6-7. 8M. Athiyyah al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2003),

hlm. 114. 9Sidik Tora, dkk., Ibadah dan Akhlak dalam Islam¸ (Yogyakarta: UII Press, 1998), hlm. 96. 10Departemen Agam RI, Op. cit., hlm. 49.

Page 41: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

22

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa kita hidup di dunia

hanyalah semata-mata mencari ridha-Nya, melalui berbuat dan amal saleh

yang merupakan dasar akhlak. Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

adalah tujuan hidup utama semua manusia. Kebahagiaan di dunia

merupakan tujuan hidup sementara yang harus dicapai untuk menuju

tujuan yang lebih tinggi, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

dalam rangka mencapai kebahagiaan akhirat. Akhlak karimah yang

melekat pada diri seseorang akan mengantarkannya sampai tujuan yang

dimaksud.

3. Aspek Pendidikan Akhlak

Manusia merupakan makhluk Allah yang memiliki bentuk sebaik-

baiknya, baik secara jasmaniah maupun secara rohaniah, ia tidak hanya

dipandang sebagai makhluk sosial dan religius. Oleh karena itu ia

mempunyai kewajiban-kewajiban baik terhadap Tuhan, sesama dan

terhadap diri sendiri. Sehubungan dengan kenyataan ini Rasulullah SAW

bersabda :

اتق اهللا حيثما كنت واتبع السيئة احلسنة متحها وخا لق الناس )رواه الترمذى(خبلق حسن

Artinya :“Takutlah engkau kepada Allah dimana saja engkau berada,

dan susul (tutup) lah sesuatu kejahatan itu dengan kebaikan, pasti akan menghapusnya bergaullah sesama manusia dengan budi pekerti yang baik” (HR. At-Tarmidzi).11

Sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia, sempurna dan

ditugaskan sebagai pengatur alam se isinya, mempunyai tanggung jawab

dan kewajiban-kewajiban yang baik terhadap Tuhannya, terhadap manusia

dan masyarakat serta terhadap alam sekitarnya.12

11Syyid Ahmad Affandi, Mukhtarul Al-Hadis Sunnah Nabawiyyah, Cet VI, (Surabaya: 1948),

hlm. 5. 12Amin Syukur, Pengantar Studi Akhlak, (Semarang: Duta Grafika, 1987), hlm. 132.

Page 42: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

23

Berdasarkan uraian di atas maka materi pendidikan akhlak anak yang

akan menjadi materi pokok pembahasan penulis ketengahkan dalam suatu

ruang lingkup yang sangat sederhana, sebagai berikut :

a. Akhlak terhadap Tuhan (Allah) dengan pembahasan shalat dan puasa.

b. Akhlak terhadap sesama dengan pembahasan tolong menolong sesama

manusia dan bersifat jujur.

c. Akhlak terhadap alam dengan pembahasan kasih sayang terhadap

binatang.

Berikut ini akan diuraikan tentang aspek-aspek pendidikan akhlak :

a). Akhlak terhadap Allah

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,

kepada Tuhan sebagai penciptanya.

Konsekuensi logis dari keyakinan terhadap Allah bagi manusia

adalah kewajiban mematuhi hukum yang mengatur hubungan manusia

dengan Tuhannya, setiap orang yang telah mengikrarkan dirinya

beriman kepada Allah, ada beberapa ibadah yang harus dilakukan

sebagai upaya untuk mendekatkan hubungan dengan Tuhan, yaitu

shalat, zakat, puasa, haji, dan sebagainya. Dalam hal ini akan

dijelaskan dua hal saja yaitu shalat lima waktu dan puasa Ramadan.

1) Shalat lima waktu

Asal makna shalat menurut bahasa Arab berarti do’a,

sedangkan yang dimaksud di sini yaitu suatu sistem ibadah yang

tersusun dari beberapa perkataan dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam. Berdasarkan syarat-syarat dan rukun-rukun

tertentu.13 Shalat merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan

oleh setiap muslim yang telah mencapai usia baligh.

13Nasruddin Razak, Dienul Islam Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of

Life, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), hlm. 178.

Page 43: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

24

Ada lima macam shalat fardhu yang harus dikerjakan oleh

setiap muslim sehari semalam yaitu, shalat dzuhur, ashar, maghrib,

isya’, dan subuh.

Kewajiban shalat telah jelas diperintahkan oleh Allah dalam

al-Qur'an, akan tetapi masih bersifat umum, sedangkan

operasionalnya dijelaskan dalam sunnah fi’liyah Nabi Muhammad

SAW. Allah SWT berfirman :

(#θ ßϑŠÏ% r' sù nο4θ n= ¢Á9$# 4 ¨βÎ) nο4θn= ¢Á9$# ôMtΡ% x. ’ n?tã š⎥⎫ÏΖÏΒ ÷σßϑø9 $# $Y7≈tF Ï. $Y?θè%öθ ¨Β ) 103: النسأ(

Artinya :“Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa) sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS. An-Nisa’ : 103).14

Selain shalat fardhu atau wajib ada lagi shalat sunnah. Jika

shalat fardhu harus dilaksanakan oleh orang Islam, sedangkan

shalat sunnah adalah jika orang Islam mengerjakan akan mendapat

pahala, tapi jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa.

Ada bermacam-macam sholat sunnah seperti sholat rawatib

(qabliyah dan ba’diyah), sholat witir, tahajud, tarawih (bulan

ramadlan) dan lain sebagainya.

Kedudukan shalat dalam Islam sangat penting karena shalat

merupakan tiang agama. Maka dapat positif dari shalat yang

apabila didirikan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan antara

lain : 15

1. Alat pendidikan, rohani manusia yang efektif, memperbaharui

dan memelihara jiwa serta memupuk pertumbuhan dan

kesadaran.

2. Dari segi disiplin, sholat merupakan pendidikan positif

menjadikan manusia dan masyarakatnya teratur.

14Departemen Agama RI, Op.cit, hlm., hlm. 635. 15Nasruddin Razak, Dienul Islam Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of

Life, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), hlm. 202.

Page 44: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

25

3. Shalat penting untuk kesehatan (hygiene)

4. Akan terhindar dari berbagai perbuatan dosa, jahat dan keji.

2) Puasa Ramadhan

Ibadah puasa termasuk salah satu syari’at Allah untuk

manusia, agar dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Puasa dalam

bahasa Arab disebut “saumun” atau “siyaaman”, artinya menahan

diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, menahan bicara

yang jelek dan seterusnya. Menurut istilah puasa ditujukan kepada

menahan diri dari makan dan minum serta bersenggama

(jima’/coitus) suami istri mulai dari terbit fajar sampai

terbenamnya matahari, dengan niat melaksanakan perintah Tuhan

serta mengharap ridlo-Nya.16

Sebagaimana difirmankan Allah tentang diwajibkannya

berpuasa dalam surat Al-Baqarah : 183 sebagai berikut :

$y㕃r' ¯≈ tƒ t⎦⎪ Ï%©! $# (#θãΖ tΒ#u™ |=ÏGä. ãΝà6ø‹ n= tæ ãΠ$u‹Å_Á9$# $yϑx. |=ÏG ä.

’ n?tã š⎥⎪Ï% ©!$# ⎯ÏΒ öΝà6 Î= ö7s% öΝä3 ª= yès9 tβθ à)−Gs?) 183 : البقراة(

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqarah : 183).17

Sama seperti ibadah shalat, puasa ada juga yang wajib dan

sunnah, puasa yang dimaksud pada ayat di atas adalah puasa wajib,

yaitu puasa Ramadhan.

Sedangkan puasa sunnah ialah puasa yang dilakukan di luar

pada bulan Ramadhan. Banyak sekali macam puasa sunnah, antara

16Ibid, hlm. 200-202. 17Departemen Agama RI, Op.cit, hlm. 44.

Page 45: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

26

lain yang sering dilakukan oleh banyak orang yaitu puasa hari

Senin dan Kamis, puasa Zulhijah dan lain sebagainya.

b). Akhlak terhadap sesama

Di samping makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk

sosial artinya makhluk yang senantiasa membutuhkan peran serta

orang lain dalam melangsungkan kehidupannya secara harmonis.

Dalam interaksi sosial ini harus dilandasi dengan akhlak yang mulia,

dengan demikian diharapkan ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan

yang bakal tercipta di tengah-tengah situasi pergaulan. Karena hidup

bahagia adalah hidup sejahtera yang diridloi Allah SWT, serta

disenangi sesama makhluk.18

Banyak sekali rincian yang berkaitan dengan perlakuan terhadap

sesama manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya bentuk

larangan melakukan hal-hal yang negatif, melainkan juga berkaitan

dengan perintah untuk berlaku baik terhadap sesama manusia,19 seperti

dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Furqan ayat 63:

وعباد الرحمن الذين يمشون على الأرض هونا وإذا خاطبهم الجاهلون )63: الفرقان( قالوا سلاما

Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. (QS. al-Furqan: 63)20

Manusia hendaknya saling menghormati dan bekerja sama antara

satu dengan yang lainnya. Karena bagaimanapun manusia tidak dapat

hidup sendiri di dunia ini dan kerja sama dan saling tolong menolong

itu sangat dibutuhkan.

18Barnawie Umarie, Materi Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1978), hlm. 2. 19Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, terj. (Semarang: Toha Putra, 1999),

hlm. 60. 20 Ibid., hlm. 568.

Page 46: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

27

Berikut ini adalah beberapa akhlak anak kepada sesama,

antara lain :

1) Tolong menolong

Tolong menolong adalah ciri kehalusan budi, kesucian jiwa,

ketinggian akhlak dan membuahkan cinta antara teman, penuh

solidaritas dan penguat persahabatan dan persaudaraan.21

Orang yang senang memberikan pertolongan, segala

langkahnya akan mudah, pintu kebahagiaan akan terbuka baginya

dan biasanya orang lain pun akan senang memberikan pertolongan.

Apabila orang yang berbuat baik dan dalam taqwa kepada

Allah, harus kita bantu dan kita dukung. Dukungan itu merupakan

sugesti dan dorongan semangat yang searah dan tidak langsung

dari segi pendidikan termasuk pengembangan daya kreasi dan

kemampuannya untuk mempersembahkan bhaktinya kepada Allah

yang berguna untuk masyarakat dan dirinya.

Memberikan pertolongan janganlah karena suatu

pengharapan, tetapi berikanlah dengan ikhlas sebagai tugas

kemanusiaan guna mencari ridlo Allah. Firman Allah SWT :

(#θ çΡuρ$yès? uρ ’ n?tã ÎhÉ9ø9$# 3“ uθ ø)−G9 $#uρ ( Ÿω uρ (#θçΡ uρ$yè s? ’n?tã ÉΟ øOM} $# Èβ≡ uρ ô‰ãè ø9$#uρ ).2:املائداة (

Artinya :“Dan bertolong-tolonglah kalian dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran/permusuhan” (QS. Al-Maidah : 2).22

Kewajiban tolong menolong bukan hanya dari segi moril,

melainkan juga dalam segi materi, yang bersifat kebutuhan pokok

manusia yang bersifat dururi untuk menjaga kelestarian hidup

manusia.

21Ibid, hlm. 53. 22Departemen Agama RI, Op.cit, hlm. 157.

Page 47: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

28

2) Jujur

Jujur artinya dalam hati, tentunya hal itu harus sesuai dengan

apa yang telah Allah SWT tetapkan.

Kejujuran adalah pilar utama keimanan. Kejujuran adalah

kesempurnaan, kemuliaan, saudara keadilan, roh pembicaraan,

lisan kebenaran, sebaik-baiknya ucapan, hiasan perkataan, sebenar-

benarnya segala sesuatu.23

Dengan jujur pula orang akan menempuh kehidupan dengan

selamat, sahabat yang baik adalah kejujuran sebab ia berdaya

membawa kita kepada kebahagiaan.

Karena itu wajib lah agar memiliki sifat jujur dan berusaha

untuk menjauhi sifat dusta, sebab jujur adalah suatu jalan menuju

surga, sedangkan dusta adalah suatu yang menjerumuskan diri ke

dalam neraka, apa yang anda katakan sesuai dengan apa yang ada.

Dalam hal ini Allah SWT berfirman :

(#θ èù ÷ρr&uρ ω ôγyè Î/ «!$# #sŒ Î) óΟ ›?‰ yγ≈tã Ÿωuρ (#θàÒà)Ζ s? z⎯≈ yϑ÷ƒF{$# y‰÷èt/ $yδ ω‹ Å2öθ s?

)91: النحل (

Artinya :“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah, apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpahmu itu sesudah mengumpulkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu)” (QS. An-Nahl : 91).24

c). Akhlak Terhadap Alam

Yang dimaksud akhlak kepada alam adalah berbuat baik terhadap

apa yang ada di luar diri. Bagi seseorang yang disebut lingkungan ialah

apa yang mengelilingi nya seperti rumah, pekarangan, pohon, hewan,

gunung, laut dan sebagainya.25

23Khalil Al-Musawi, Kaifa Tabni Syakh Shiyyafak, Alih Bahasa Ahmad Subandi, Bagaimana

Membangun Kepribadian Anda, (Jakarta: Lentera, 1998), hlm. 28. 24Departemen Agama RI, Op.cit, hlm. 415. 25Amin Syakur, Op.cit, hlm. 145.

Page 48: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

29

Manusia sebagai khalifah, pengganti dan pengelola alam

diturunkan ke bumi ini agar membawa rahmat dan cinta kasih kepada

alam se isinya, termasuk lingkungan dan manusia secara keseluruhan.

Dalam hal ini Allah berfirman :

Ÿωuρ Æ ö7s? yŠ$|¡ xø9 $# ’ Îû ÇÚö‘ F{$# ( ¨βÎ) ©! $# Ÿω = Ït ä† t⎦⎪ ωš øßϑø9 ).77: القصص ( #$

Artinya :“…..Dan janganlah kamu berbuat kerusukan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orng yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qashas : 77)

Larangan mutlak merusak ini harus dijalankan oleh manusia,

sebab kalau tidak maka akan muncul malapetaka yang akan menimpa

dirinya.

Dalam pembahasan ini penulis hanya menguraikan satu masalah

yaitu tentang kasih sayang kepada hewan. Kasih sayang adalah

perasaan halus dan belas kasihan di dalam hati yang membawa kepada

perbuatan yang utama, memberi maaf dan berbuat baik.26

Dalam hal ini penulis mengambil sample berupa makhluk hewan

karena kalau kita kaji ajaran ikhsan dalam Islam, maka moralitas yang

dikehendakinya bukan hanya terbatas pada bangsa manusia saja

melainkan hewan-hewan yang disekeliling kita. Perbuatan ini

dipandang sebagai kelakuan yang baik dan berpahala. Kecuali terhadap

binatang yang merusak seperti tikus, kalajengking, anjing gila, dan lain-

lain. Yang dibenarkan syara’ untuk dibunuh, maka binatang-binatang

selain itu tidaklah patut diperlakukan sewenang-wenang misalnya

dengan menyiksa.27

4. Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga

Manusia hidup dan berkembang tidak bisa lepas dengan yang

namanya pendidikan. Proses penyelenggaraan pendidikan itu sebagai

26Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, Alih Bahasa Moh. Rifa’i (Semarang: Wicaksana, 1992), hlm. 422.

27Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah Suatu Pengantar, Cet. VI, (Bandung: Diponegoro, 1993), hlm. 171.

Page 49: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

30

fungsi untuk mempertahankan eksistensi serta kontinuitasnya dalam hidup.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu untuk memelihara

kehidupan manusia.28 Melalui proses pendidikan tersebut, generasi

selanjutnya diupayakan mengetahui atau mengerti tentang seluk beluk

yang dialami para pendahulunya, baik cara berjalan, makan, mandi, dan

seterusnya. Segala bentuk warisan tersebut, akan tetap eksis selama para

anak cucunya melestarikan budaya nenek moyangnya.

Pendidikan akhlak di sini adalah segala upaya yang diberikan oleh

orang tua/ keluarga kepada anaknya baik melalui bimbingan atau arahan

agar anak (didik) dapat bertingkah laku sesuai dengan akhlak yang ada.

Sebagaimana kita tahu bahwa keluarga merupakan tempat berkembangnya

individu, keluarga merupakan sumber utama dari sekian sumber-sumber

pendidikan anak,29 dan keluarga merupkan kelompok manusia pertama

yang menjalankan hubungan-hubungan kemanusiaan secara langsung

terhadap anak.30

Untuk mengetahui pengertian keluarga yang di maksud dalam

penelitian ini, sebelumnya peneliti akan memberikan sedikit gambaran

pengertian keluarga baik dari sudut pandang yuridis formal, sosiologis,

dan paedagogies.

1. Tinjauan yuridis formal

Pengertian keluarga secara yuridis formal adalah suatu ikatan

persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang

berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang

perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik

anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.31

28Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), hlm. 33. 29Asy- Syaikh Fuhaim Mustafa, Manhaj Pendidikan Anak Muslim, diterjemahkan oleh:

Abdillah Obid dan Yessi HM, (Jakarta : Mustaqim, 2004), hlm.42. 30Ibid, hlm. 43. 31Sayekti Pujosuwarno., Bimbingan Konseling Keluarga, (Yogyakarta: Menara Mas Offset,

1994), hlm. 11.

Page 50: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

31

2. Sudut pandang sosiologis

Secara sosiologis keluarga diartikan sebagai unit terkecil atau

umat kecil yang memiliki pimpinan dan anggota, mempunyai

pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-

masing anggotanya.32

3. Perspektif paedagogie

Secara paedagogies keluarga diartikan sebagai lembaga

pertama dan utama yang dialami seseorang di mana proses belajar

yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh

waktu.33

Berkaitan dengan penelitian ini, maka pengertian keluarga yang di

maksud adalah dari perspektif paedagogie. Sebab dalam hal ini peran

keluarga sebagai pendidik pertama dan utama bagi anaknya dalam

membimbing dan membina generasi mendatang, terutama dalam

pendidikan akhlak.

Pendidikan (akhlak) dapat dilakukan di lembaga formal ataupun

lembaga informal. Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa dalam dunia

pendidikan ada tiga pusat pendidikan atau yang disebut tri pusat

pendidikan yang harus diperhatikan, yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat.34 Ketiga lembaga ini tidak berdiri sendiri atau terpisah,

melainkan saling berkaitan atau bekerja sama dan merupakan satu

rangkaian yang bertujuan demi tercapainya tujuan pendidikan yaitu

membentuk manusia seutuhnya sehat lahir batin atau sehat jasmani rohani

bagi generasi muda (anak didik). Pendidikan keluarga merupakan

tanggung jawab orang tua kepada anak. Anak merupakan amanah dari

Allah SWT. yang harus dijaga, dirawat, dan diperhatikan segala

kebutuhannya, baik kebutuhan jasmani atau rohani. Adanya tanggung

32Quraish Shihab, Membumikam Al-quran, (Bandung: Mizan, 1993), hlm. 255. 33Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan luar sekolah, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 64. 34Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantern Pendidikan Alternatif Masa Depan, (Jakarta:

Gema Insani Press Cet.I, 1997), hlm. 21.

Page 51: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

32

jawab orang tua kepada anaknya dikarenakan adanya sifat lemah pada diri

anak. Anak lahir dalam kondisi serba tidak berdaya, belum mengerti apa-

apa dan belum dapat menolong dirinya sendiri. Ia memerlukan tempat

bergantung. Tidak ada tempat bergantung yang aman sesuai kodratnya

sebagai anak, kecuali kepada orang yang sangat menyayanginya yaitu

kedua orang tuanya.35

Pendidikan keluarga termasuk pendidikan informal, yaitu proses

pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan

sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis

sejak seseorang lahir sampai mati.36 Keluarga atau masyarakat terkecil

merupakan tempat pertama dan utama pendidikan yang dilakukan orang

tua terhadap anaknya. Karena sebelum anak menerima bimbingan dari

sekolah, ia lebih dahulu memperoleh bimbingan dari keluarganya,

terutama ibu bapaknya. Pendidikan dalam keluarga merupakan pondasi

pembentuk watak kepribadian anak. Dalam kehidupan kesehariannya,

anak banyak berkumpul dengan keluarga. Segala tingkah laku orang tua

terutama orang tuanya akan ditiru oleh anak, sebab anak merupakan peniru

yang ulung. Bila obyek peniruannya jelek, orang tua tidak memberikan

kasih sayang yang memadai dan tidak memberikan teladan yang baik,

serta jauh dari nuansa agama, maka jangan berharap kedua orang tuanya

akan menuai buah hasil yang baik. Namun apabila kedua orang tuanya

memberikan teladan yang baik, saling menghormati, menyayangi, jalinan

yang baik sesama anggota keluarganya, tidak bersifat masa bodoh, selalu

memberikan contoh yang bernuansa ajaran Islami, maka semua itu akan

tercetak (terlukis) pada diri anak dan ia senantiasa akan meniru segala

perbuatan yang terekam mulai pagi hari sampai sore hari.

Keteladanan yang diberikan pada masa kanak-kanak awal

seharusnya berasal dari bapak dan ibunya, karena seorang anak sering

35Ibid., hlm. 22. 36Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya, 1987), hlm.35.

Page 52: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

33

tidak menghiraukan orang lain. Ketika anak melihat selain orang tuanya

sendiri mengerjakan sesuatu, ia tidak akan mudah terpengaruh, apalagi

kalau kedua orang tuanya tidak sejalan dengan orang tersebut.37 Namun

sebaliknya anak tidak dapat menghindar dari perbuatan orang tua. Atau

dengan kata lain, satu pekerjaan yang dikerjakan berulang-ulang oleh

orang tua, akan memberikan pengaruh pada diri anak.38 Orang tua yang

bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya akan memberikan

pengarahan dan dasar yang benar kepada anaknya, yakni dengan

menanamkan ajaran agama dan akhlaqul karimah. Berdakwah dalam

keluarga lebih utama dibandingkan dengan di tempat lain. Keselamatan

keluarga merupakan tanggung jawab orang tua. Jangan sampai pendidikan

keluarga terabaikan karena kepentingan yang lain. Adalah tidak bijak,

memberikan penerangan kepada orang lain, sementara keluarganya

berantakan. Hal semacam ini dilarang dalam ajaran Islam. Dalam sejarah

perkembangan Islam juga dapat diketahui bahwa sebelum berdakwah

kepada masyarakat luas, Rasulullah SAW diperintahkan untuk berdakwah

kepada anggota keluarga dan kerabat dekatnya. Hal ini menunjukkan

bahwa kondisi keagamaan dan keselamatan keluarga harus lebih

diprioritaskan. Pada hakekatnya dari kebaikan dan keselamatan keluarga

akan muncul kebaikan dan keselamatan masyarakat dan negara.39

Telah diserukan kepada orang-orang beriman untuk menjaga

keselamatan keluarganya dari api neraka, sebagaimana disebutkan dalam

al-Qur’an surat al-Tahrim :

ــكم واهلــيكم نارا ـفس )6:التحرمي... (يآيها الذين أمنوا قوآ ان

37Khatib Ahmad Santhut, Daur al-Bait Fi Tarbiyah ath-Thifl al-Muslim, tth, “Menumbuhkan

Sikap sosial, moral, dan spiritual Anak dalam Keluarga Muslim”, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,Cet.I,, 1998), hlm. 34.

38Ibid. 39Wahjoetomo, Op. cit., hlm. 24.

Page 53: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

34

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS.al-Tahrim: 6).40

Dalam al-Qur’an surat al-Syu’araa’ juga disebutkan :

ö‘ É‹Ρr&uρ y7s?uϱ tã š⎥⎫Î/t ø%F{$# ) 214 : الشعراء(

Artinya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (QS.al-Syu’araa’: 214).41

Untuk mendapatkan anak yang mempunyai perilaku yang baik

tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi orang tua harus

mempersiapkan tahapan-tahapan yang harus diajarkan kepada putra

putrinya agar tujuannya tercapai. Sehingga anak akan mempunyai akhlak

yang baik dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama.

B. Metode Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Metode

Secara letterlek kata “metode” berasal dari bahasa Greek (Yunani)

yang terdiri dari kata “meta” yang berarti melalui, dan “hodos” yang

berarti jalan.42

Dalam bahasa Inggris metode disebut “Methode” yang berarti cara

atau lebih luasnya adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai suatu maksud.43 Ada lagi yang mengatakan bahwa: “metode

sebenarnya berarti jalan untuk mencapai tujuan”.44

2. Pengertian Pendidikan Akhlak

Untuk mengetahui pendidikan akhlak, sebaiknya mengetahui

terlebih dahulu pengertian pendidikan dan akhlak baik secara etimologi

40Departemen Agama RI, Op. cit, hlm. 951. 41Ibid, hlm. 589.

42M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hal. 97. 43Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, hlm. 232.

44Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1986), hal. 39.

Page 54: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

35

maupun terminologi agar pemahaman tentang pendidikan akhlak tidak

terjadi tumpang tindih.

a. Pendidikan

Menurut John Dewey, secara etimologi pendidikan adalah:

“Etymologically, the word education means just a process of leading

or bringing up”.45 Artinya: “Secara etimologi, kata pendidikan berarti

jalan atau cara untuk memimpin atau membimbing”.

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pendidikan di

artikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.46

Di dalam bahasa arab pendidikan sama artinya dengan kata al-

tarbiyah, yang berasal dari tiga akar kata yaitu: pertama يربو-ربا yang

berarti tambah, tumbuh dan berkembang, kedua, يرىب-ريب dengan wazan

(bentuk) خيفي-خفي berarti menjadi besar dan ketiga, berasal dari kata

رب-يرب dengan wazan (bentuk) مد-ميد berarti memperbaiki,

menguasai urusan, menuntut, menjaga dan memelihara.47

Sedangkan pendidikan dalam bahasa Yunani disebut paedagogie

yang merupakan gabungan dari kata “pain” (anak) dan “again”

(membimbing). Jadi paedagogie adalah bimbingan yang diberikan

kepada anak.48

Sedangkan secara terminologi pengertian pendidikan banyak

dikemukakan oleh para ahli, di antaranya:

45John Dewey, Democracy and Education, (New York, The Mucmilian Company, 1964), hlm. 10. 46Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), cet.pertama ed.3,

hlm. 263. 47Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-prinsip dari Metode Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka,

1989), hlm. 30. 48Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 69.

Page 55: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

36

1). Menurut Federik J. Mc. Donald, Educational in the sense used here, is a process or an activity which Islam directed at producting desirable changes in the behaviour of human beings.49 Pendidikan merupakan sebuah proses/ aktivitas yang menunjukkan pada proses perubahan yang diinginkan di dalam tingkah laku manusia.

2). Menurut Musthafa al-Ghulayani, pendidikan diartikan sebagai

berikut:

فاضلة فى نفوس الناشئين وسقيها بماء التربية هي غرس االخالق الاإلرشاد والنصيحة حتى تصبح ملكة من ملكات النفس ثم تكون

50.ثمرتها الفاضيلة واخلير وحب العمل لنفع الوطن

Artinya: “Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia dalam jiwa murid serta menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga menjadi kecenderungan jiwa yang membuahkan keutamaan, kebaikan serta cinta bekerja yang berguna bagi tanah air”.

3). Menurut Sholeh Abdul ‘Aziz Abdul Majid, pendidikan sebagai

berikut:

51ثرات املختلفة الىت توجه وتسيطر على حياة الفردإن التربية هي املؤ

Artinya: “Pendidikan adalah sebagai macam aktivitas yang mengarah pada pembentukan kepribadian individu”.

4). Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan sebagai suatu bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani anak menuju terbentuknya kepribadian yang

utama.52

49Federic J. Mc. Donald, Educational Psychology, (Fransisco: Wadswosth Publishing Compani

Inc., 1959), hlm. 4. 50Musthafa al-Ghulayani, Idhah al-Nasihin, (Pekalongan: Rajamurah, 1953), hlm. 189. 51Sholeh Abdul ‘Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Thurku at-Tadris, (Mesir: al-Ma’aarif,

1979), hlm. 13. 52Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif, 1980), hlm. 19.

Page 56: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

37

5). Menurut Poerbakawatja, Pendidikan itu adalah usaha sadar secara

disengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya

meningkatkan si anak kedewasaan yang selalu diartikan mampu

memikul tanggung jawab moril dari segala perbuatan.53

Dari beberapa pengertian pendidikan di atas dapat dipahami

bahwa pendidikan adalah segala usaha atau kegiatan yang dilakukan

secara sistematis dan sadar untuk memberikan bimbingan baik jasmani

maupun rohani yang melalui penanaman nilai-nilai dan diarahkan

kepada pembentukan sikap, tata laku, dan kepribadian yang baik melalui

pengajaran, pelatihan, pembiasaan dan pemberian petunjuk dan nasehat

dan lain sebagainya agar menjadi manusia yang utama dan baik,

berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.

b. Akhlak

Dalam Ensiklopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak adalah

budi pekerti, watak, kesusilaan (berdasarkan etik dan moral) yaitu

kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar

terhadap Khaliqnya dan terhadap sesama manusia.54

Kata akhlak (اخالق) berasal dari bahasa arab, bentuk jamak dari

kata mufrodnya khuluq (خلق) yang berarti “budi pekerti”.55 Sinonimnya

adalah etika dan moral. Etika berasal dari bahasa Latin, etos yang berarti

kebiasaan. Sedangkan moral berasal dari bahasa Latin juga mores yang

berarti kebiasaannya.56 Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa

Arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai kebiasaan, bahkan agama),

namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang

ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang

tercantum dalam al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4. Ayat tersebut dinilai

53Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm. 257. 54Soegardaa Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm. 12. 55Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlak Mulia (Suatu Pengantar), (Bandung:

Diponegoro, 1988), hlm. 11. 56Rahmat Djatnika, Sistem Ethika Islam (Akhlak Mulia), (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), hlm. 26.

Page 57: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

38

sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai

Rasul.57

)4: القلم(وإنك لعلى خلق عظيم Artinya: “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi

pekerti yang agung” (QS Al-Qalam: 4). 58

Sedangkan dalam kamus istilah agama akhlak diartikan sebagai:

sikap mental atau watak, terjabarkan dalam bentuk; berpikir, berbicara,

bertingkah laku dan sebagainya sebagai ekspresi jiwa.59 Demikian

beberapa tinjauan etimologi yang beragam dari kata akhlak.

Jadi berdasarkan sudut pandang kebahasaan definisi akhlak

dalam pengertian sehari-hari disamakan dengan “budi pekerti”,

kesusilaan, sopan santun, tata krama (versi bahasa Indonesia) sedang

dalam bahasa Inggrisnya disamakan dengan istilah moral atau ethic.60

Adapun pengertian akhlak secara terminologi terdapat beberapa

pendapat, di antaranya:

1). Menurut al-Ghazali

اخللق عبارة عن هيئة ىف النفس راسحة عنها تصدر 61 .االفعال بسهولة ويسر من غري حاجة إىل فكر وروية

Artinya: Akhlak adalah bentuk atau sifat yang tertanam di dalam

jiwa yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.

57M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhui Atas Berbagai Persoalan Umat,

(Bandung: Mizan, 2000), hlm. 250.

58Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Al-Wa’ah, 1995), hlm. 960.

59M. Shodiq, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1991), hlm.19. 60Wojowarsito, dkk dikutip dalam bukunya Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar

Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 2. 61Imam al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin Juz III, (Beirut: Dar Ihya al-Kutub al-Ilmiah, t.th.), hlm. 58.

Page 58: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

39

2). Menurut Ibn Miskawih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

pertimbangan pikiran (lebih dulu).62

3). Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai kebiasaan kehendak,

ini berarti bahwa kehendak itu bila telah melalui proses

membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak.63

4). Menurut Abuddin Nata, akhlak adalah perbuatan yang dilakukan

dengan mendalam tanpa pemikiran, namun perbuatan itu telah

mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan

perbuatan tidak lagi melakukan pertimbangan dan pemikiran.64

5). Elizabeth B. Hurlock memberikan batasan tentang akhlak dalam

bukunya Child Development sebagai berikut :

Behaviour which may be called “Have Morality” not only conforms to social standards but also Is carried out varuntarily, it comes with the transition from external to internal outority and consists of conduct regulated from within.65 Artinya: ”Tingkah laku yang boleh dikatakan sebagai moral yang sebenarnya itu buka hanya sesuai dengan standar masyarakat tetapi juga harus dilaksanakan dengan sukarela. Tingkah laku itu terjadi melalui transisi dari kekuatan yang ada di luar (diri) ke dalam (diri) dan ada ketetapan hal dalam bertindak yang diatur dari dalam (diri)”.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para tokoh di atas

menurut redaksinya berbeda namun pada intinya adalah sama. Dengan

demikian suatu perbuatan itu dapat dikatakan akhlak jika perbuatan

tersebut dilakukan secara terus menerus atau diulang-ulang, sehingga

menjadi kebiasaan. Akhlak merupakan sumber segala perbuatan yang

sewajarnya, artinya bahwa segala tindakan yang tidak dibuat-buat dan

perbuatan yang dapat dilihat itu adalah gambaran dari sifat-sifat yang

tertanam dalam jiwa.

62Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004), hlm. 4. 63Ibid, hlm. 62. 64Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 5. 65Elisabeth B. Hurlock, Child Development, Edisi VI, (Tokyo: MC. GrowHill , 1978), hlm. 386.

Page 59: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

40

Akhlak merupakan perbuatan yang timbul dari hasil perpaduan

antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang

menyatu membentuk suatu kesatuan yang dihayati dari kenyataan hidup

keseharian.

Dari perbuatan itu lahir perasaan akhlak yang terdapat dalam diri

manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang

baik dan buruk, mana yang bermanfaat dan tidak berguna, maka timbul

bakat akhlaqi yang merupakan kekuatan jiwa dari dalam yang

mendorong manusia untuk melakukan yang baik dan menghindari yang

buruk. Perbuatan akhlak memiliki tujuan membentuk kesadaran

berakhlak dari dalam diri manusia itu sendiri.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa akhlak adalah

suatu sikap atau kehendak manusia disertai dengan niat yang tertanam

dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan/kebiasaan

secara mudah dan gampang tanpa memerlukan pertimbangan terlebih

dahulu. Tentunya akhlak yang demikian itu bersumber dari al-Qur’an

dan al-Hadits. Bila kehendak jiwa menimbulkan perbuatan/kebiasaan

yang baik menurut akal dan syara’ maka disebut sebagai akhlak yang

baik (akhlak mahmudah), tetapi kalau menurut akal dan syara’ tidak

baik maka disebut akhlak tidak baik (akhlak mazmumah).

Dari beberapa pengertian pendidikan dan akhlak di atas dapat

dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah suatu proses

menumbuhkembangkan fitrah manusia dengan dasar-dasar akhlak,

keutamaan perangai dan tabiat yang diharapkan, dimiliki dan diterapkan

pada diri manusia serta menjadi adat kebiasaan. Untuk menguatkan

pendidikan akhlak tersebut dapat dilakukan dengan memperluas pikiran,

membaca dan menyelidiki tokoh yang berpikir luar biasa dan yang lebih

penting adalah memberi dorongan agar seseorang melakukan perbuatan

yang baik.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Imam al-Ghazali:

Page 60: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

41

فان كان اهليئة حبيث تصدر عنها االفعال اجلميلة احملمودة عقال فعال وان كان الصادر عنها األ. ا حسناوشرعا مسيت تلك اهليئة خلق

.66 يئاهى املصدرخلقا سالقبيحة مسيت اهليئة الىت

Artinya: “Apabila sifat itu sekiranya melahirkan perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut akal pikiran dan syara’ itu dinamakan akhlak yang baik dan apabila menimbulkan perbuatan-perbuatan yang jelek sifatnya yang menjadi sumber itu dinamakan akhlak yang buruk”.

Dari uraian pengertian pendidikan dan pengertian akhlak di atas,

dapat ambil kesimpulan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan

tentang tingkah laku dan perbuatan manusia yang dilaksanakan oleh

manusia yang lebih dewasa dalam pemikiran yang merupakan kehendak

yang dibiasakan. Kebiasaan ini tanpa adanya suatu paksaan ataupun

pertimbangan pemikiran terlebih dahulu.

Pendidikan akhlak adalah suatu proses pembiasaan, penanaman,

dan pengajaran pada manusia dengan tujuan menciptakan dan

menyukseskan tujuan tertinggi agama Islam, yaitu kebahagiaan dua

kampung (dunia dan akhirat), kesempurnaan jiwa masyarakat, mendapat

keridaan, keamanan, rahmat dan mendapat kenikmatan yang telah

dijanjikan oleh Allah SWT yang berlaku pada orang-orang yang baik dan

bertakwa.67

3. Beberapa Pendapat Tentang Metode Pendidikan Akhlak

Berikut ini beberapa pendapat mengenai metode pendidikan akhlak

diantaranya :

1. Metode pendidikan akhlak menurut Imam Al-Ghazalali sebagaimana

dikupas oleh M. Abdul Qasem adalah : 68

66Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Juz III, (Beirut: Darul Ihya al-Kutub al-Ilmiah, t.th.), hlm. 58. 67Oemar al-Toumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam¸terj. (Jakarta: Bulan Bintang, 1979),

hlm. 346. 68M. Abdul Queseem, Etika Al-Ghazali, Terj. Mahyuddin, (Bandung: Pustaka, 1988), hlm. 92-94.

Page 61: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

42

a. Dengan pelatihan

Cara ini ialah dengan melakukan latihan-latihan perbuatan

yang bersumberkan akhlak yang baik. Agar seseorang mempunyai

perangai yang pemurah.

b. Dengan peniruan

Secara alamiah manusia memiliki sifat peniru. Watak atau

tabiat seseorang bisa saja dipengaruhi oleh orang lain, baik dalam

hal kebaikan atau keburukannya. Demikian juga jika seseorang

bergaul dengan orang-orang yang saleh dalam jangka waktu yang

lama, maka tanpa disadari di dalam dirinya akan tumbuh kebaikan

yang dimilikinya oleh orang yang saleh tersebut. Juga banyak

belajar dari mereka.

2. Metode pendidikan akhlak menurut Muhammad Quthb, yang terdiri

dari:2569

a. Pendidikan dengan keteladanan (Uswatun Khasanah)

Keteladanan merupakan metode yang efektif dalam

mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual dan

sosial. Dalam hidupnya, manusia membutuhkan figur teladan yang

dapat dicontohnya, karena pada dasarnya kebutuhan manusia akan

figur teladan bersumber dari kecenderungan meniru yang sudah

menjadi karakter manusia. Pendidikan dituntut untuk bisa tampil

sebagai teladan bagi anak didiknya.

Rasulullah merupakan teladan terbesar bagi umat

manusia.70 Bahkan kunci keberhasilan dakwah Rasulullah adalah

karena beliau langsung tampil sebagai suri tauladan dan

melaksanakan apa yang telah diajarkannya kepada umatnya. Beliau

juga melaksanakan apa yang diajarkan oleh al-Qur’an. Seperti yang

telah dijelaskan dalam surat al-Ahzab ayat 21;

25Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, Terj. Salim Harun, (Bandung: Al-Ma’arif,

1993), hlm. 329.69 70Ibid.

Page 62: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

43

)21: األحزب(لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة

Artinya : Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..(al-Ahzab: 21)71

Dalam metode peneladanan ini ada dua macam cara, yaitu

sengaja dan tidak sengaja, keteladanan yang tidak sengaja adalah,

keteladanan dalam keilmuan, kepemimpinan, sifat keikhlasan.

Sedangkan keteladanan yang disengaja adalah memberikan contoh

membaca yang baik, melakukan sholat yang benar.72

b. Pendidikan dengan nasihat (Mauidhoh Khasanah)

Di dalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh

kata-kata yang didengar. Nasehat akan membawa pengaruh ke

dalam jiwa seseorang dan akan menjadi sesuatu yang sangat besar

dalam pendidikan rohani.73

Nasihat merupakan metode yang efektif dalam usaha

pembentukan keimanan, menanamkan nilai-nilai moral, spiritual

dan sosial, karena nasihat dapat membukakan mata hati anak akan

hakikat sesuatu dan mendorongnya menuju situasi luhur dan

menghiasinya dengan akhlak yang mulia.

Metode inilah yang digunakan oleh Luqmanul Hakim untuk

mendidik anaknya. Bahkan al-Qur’an secara keseluruhan adalah

berisi nasihat bagi umat Islam. Sebagai contoh, diantaranya ketika

Luqmanul Hakim mengajarkan larangan menyekutukan Allah

kepada anaknya.

71Departemen Agama RI, Op.cit. hlm. 644. 72Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1991), hal. 143. 73Muhammad Qutb, Op.cit, hlm. 334.

Page 63: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

44

لظلم كربالله إن الش ركشلا ت ينا بي عظهي وهنه وان لابإذ قال لقمو ظيم13: لقمان(ع(

Artinya : Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezaliman yang besar".(Q.S. Luqman: 13)74

c. Pendidikan dengan pembiasaan

Pembiasaan adalah alat pendidikan yang penting.

Penanaman nilai-nilai moral dan agama akan lebih berhasil kalau

anak diberi pengalaman langsung melalui pembiasaan, terutama

bagi anak-anak yang masih kecil, karena anak-anak belum

mengetahui apa yang dikatakan baik dan buruk. Oleh karena itu

sebagai permulaan dan pangkal pendidikan, hendaknya sejak

dilahirkan anak harus dibiasakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang

bernilai religius. Anak dibiasakan mendengar dan mengucapkan

kalimat thayyibah, melaksanakan shalat lima waktu, membaca al-

Qur’an dan kebiasaan-kebiasaan positif lainnya. Karena kalau

kebiasaan sudah terbentuk, ia akan memudahkan kebiasaan yang

dibiasakan itu serta menghemat waktu dan perhatian.75

Pembiasaan terhadap hal-hal yang positif, penting artinya

bagi pembentukan watak anak, karena pembiasaan itu akan terus

berpengaruh sampai hari tua.

d. Pendidikan dengan hukuman

Hukuman adalah alat pendidikan yang merupakan reaksi

dari pendidik terhadap perbuatan yang telah dilakukan oleh anak

74Departemen Agama RI, Op.cit., hlm. 654. 75Ahmad Amin, “al-Akhlak”, terj.. Farid Ma’ruf, Etika Ilmu Akhlak¸ (Jakarta: Bulan Bintang,

1979), hlm. 24.

Page 64: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

45

didik. Hukuman dapat digunakan sebagai metode pendidikan

dalam keluarga sepanjang tidak membahayakan bagi anak.

Hukuman dijatuhkan atas perbuatan buruk atau jahat yang

dilakukan oleh anak. Menurut teori perbaikan, hukuman diadakan

untuk membasmi kejahatan. Maksud hukuman itu adalah agar anak

jangan mengulangi kesalahan yang sama. Memperbaiki si anak,

baik lahiriah maupun batiniah. Hukuman diterapkan kalau metode

alih sudah tidak membawa hasil, seperti kalu anak melalaikan

shalat, padahal ia sudah sepuluh tahun, ia tidak mau mendengarkan

nasihat orang tuanya, barulah ia dipukul.

Agama Islam memberi arahan dalam memberi hukuman

(terhadap anak/peserta didik) hendaknya memperhatikan hak-hak

sebagai berikut :76

1) Jangan mengukum ketika marah. Karena pemberian hukuman

ketika marah akan lebih bersifat emsosional yang dipengaruhi

nafsu syathaniyyah.

2) Jangan sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak atau

orang yang kita hukum.

3) Jangan sampai merendahkan derajad dan martabat orang yang

bersangkutan, misalnya dengan menghina atau mencacai maki di

depan orang lain.

4) Jangan menyakiti secara fisik, misalnya menampar mukanya atau

menarik bajunya, dan sebagainya.

5) Bertujuan mengubah prilakunya yang kurang/tidak baik. Kita

menghukum karena anak/ peserta didik berprilaku tidak baik.

Selain beberapa pendapat tentang metode pandidikan akhlak diatas

berikut beberapa metode pendidikan yang dapat dilakukan oleh seorang

muslim :

76Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm.

21-22.

Page 65: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

46

a. Pendidikan dengan kisah/ cerita

Dalam upaya membentuk watak dan prilaku anak, slah satu cara

yang digunakan adalah dengan melalui cerita-cerita atau kisah-kisah

yang mendidik merupakan kisah yang memuat unsur keteladanan

prilaku yang baik.

Pentingnya metode kisah/ cerita ini sebagaimana diungkapkan

oleh M. Quraisy Shihab, sebagaimana berikut :

“Salah satu metode yang digunakan Al-Qur’an untuk mengarahkan

manusia ke arah yang dikehendaki adalah dengan menggunakan

“kisah”. Setiap kisah menunjang materi yang disajikan baik kisah

tersebut benar-benar terjadi maupun kisah-kisah simbolik.77

Kisah atau cerita sebagai suatu metode pendidikan mempunyai

daya tarik yang menyentuh perasaan. Metode ini menampilkan suatu

cerita atau sejarah faktual dari kehidupan manusia, dengan perilakunya

dapat dijadikan sebagai contoh untuk ditiru.78

b. Pendidikan dengan pengawasan

Pengawasan sangat dominan dalam pembentukan akhlak bagi

anak, karena hilangnya pengawasan membawa ketidakberhasilan

dalam pembinaannya.

Metode ini dalam pendidikan akhlak dapat berwujud kata-kata

verbal seperti pesan, nasehat, anjuran, lamaran, pemberian, peringatan,

ancaman dan lain-lain. Namun bisa juga dengan perbuatan seperti

teladan, pembiasaan tindakan dan latihan.

Dengan demikian dalam usaha mendidik prilaku anak, seorang

pendidik harus mampu memilih serta menggunakan metode sebagai

penanaman nilai tersebut.

77M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur'an, (Bandung : Mizan, 1996), hlm. 175. 78Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),

cet.1, hlm.97.

Page 66: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

47

Dari beberapa metode yang ada diatas, tidak semuanya langsung

dapat diterapkan secara tepat untuk mendidik akhlak anak dalam keluarga.

Sehingga tepatlah kiranya jika pendidikan atau pembinaan akhlak pada

anak dilakukan sesuai dengan kondisi dan keberadaan anak pada saat itu

terlebih melihat pada kondisi lingkungan yang ada.

C. Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

1. Dasar Pendidikan Akhlak

Dasar pendidikan akhlak adalah tidak lain yaitu dasar ajaran Islam

yaitu al-Qur’an dan al-Hadits, karena akhlak merupakan sistem moral

yang bertitik pada ajaran Islam. Islam telah memberikan aturan-aturan

dengan menjelaskan kriteria baik dan buruknya suatu perbuatan yang

termuat dalam al-Qur’an dan al-Hadits.79

a. Al-Quran

Al-Qur’an sendiri sebagai dasar utama dalam tataran tingkah

laku dan tidak diragukan lagi kebenarannya. Al-Qur’an memberikan

petunjuk pada jalan kebenaran, mengarahkan kepada pencapaian

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Al-Qur’an sebagai dasar akhlak menjelaskan tentang kebaikan

Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi seluruh umat manusia,

maka selaku umat Islam sebagai penganut Rasulullah SAW sebagai

mana firman Allah SWT dalam QS. al-Ahzab ayat 21:

ي رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو لقد كان لكم ف )21: األحزاب(الله واليوم الآخر وذكر الله كثريا

79Hamzah Ya’kub, Op. cit., hlm. 49.

Page 67: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

48

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.80

b. Al-Hadits

Selain al-Qur’an, Hadits juga merupakan sumber dan dasar

yang monumental bagi Islam, yang sekaligus menjadi penafsir di

bagian yang komplementer terhadap al-Qur’an. Hadits sebagai

pedoman perbuatan, ketetapan dan ucapan Nabi Saw. merupakan

cermin akhlak yang luhur, sebagaimana firman Allah dalam surat al-

Hasyr ayat 7:

ما أفاء اهللا على رسوله من أهل القرى فلله وللرسول ولذي نيولة بكون دلا ي بيل كين الساباكني وسالمى وامتاليى وبالقر

م الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا الأغنياء منكم وما ءاتاك )7: احلشر(واتقوا الله إن الله شديد العقاب

Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. Al-Hasyr: 7)81

Ayat di atas diperkuat dengan hadits Nabi yang menyatakan

pentingnya akhlak dalam kehidupan manusia, bahkan diutusnya Rasul

untuk menyempurnakan akhlak yang baik sebagaimana sabdanya:

80Departemen Agama RI., Op.cit, hlm. 670. 81Departemen Agam RI, Op.cit, hlm. 916.

Page 68: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

49

عن حممد عمر عن اىب , حدثنا امحد بن حنبل حدثنا حيي بن سعيد: قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم: ريرة قالعن اىب ه, سلمة 82 )رواه ابو داود( املؤمنني إميانا أحسنهم خلقا أكمل

Artinya: “Ahmad bin Hambal berkata, telah bercerita Yahya bin Sa’id, dari Muhammad bin Umar dari Abu Salmah, dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR. Abu Daud).

Jika telah jelas bahwa al-Qur’an dan al-Hadits adalah merupakan

pedoman hidup yang menjadi azas bagi setiap muslim, maka teranglah

keduanya merupakan sumber moral dalam Islam.

2. Tujuan Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan suatu hal yang penting dari sebuah

proses kehidupan. Masyarakat sendiri menyadari bahwa dewasa ini banyak

tingkah laku atau perbuatan manusia di luar batas norma-norma agama

sehingga mereka terjebak ke dalam krisis akhlak.

Terkait dengan hal tersebut, maka pendidikan akhlak sebagai

fondasi ajaran Islam merupakan suatu jalan alternatif yang dapat

memecahkan masalah-masalah kejiwaan. Hal itu, tidak saja berkaitan

dengan persoalan kehidupan manusia, tetapi juga berhubungan dengan

keberadaan manusia sebagai makhluk Allah SWT.

Bila melihat pernyataan tersebut, tentu dapat dipahami bahwa

pendidikan akhlak mempunyai tujuan yang strategis untuk membangun

dan mengembangkan pola hidup manusia ke arah yang positif.

Dalam tujuan pendidikan akhlak dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

3). Tujuan umum

82Abu Daud Sulaiman ibn al-Sajastani al-Azdi, Sunan Abu Daud, Juz 3, (Beirut: Darul

Kutub al-Ilmiah, 1996).

Page 69: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

50

Menurut Barnawi Umar, tujuan pendidikan akhlak secara umum

meliputi:

a. Untuk memperoleh irsyad yaitu dapat membedakan antara amal

yang baik dan buruk

b. Untuk mendapatkan taufik sehingga perbuatannya sesuai dengan

tuntunan Rasulullah SAW dan akal sehat

c. Untuk mendapatkan hidayah, artinya gemar melakukan perbuatan

baik dan terpuji dan menghidari perbuatan buruk.83

4). Tujuan khusus

Secara spesifik bahwa pendidikan akhlak bertujuan untuk

membimbing siswa ke arah sikap yang positif yang dapat membantu

berinteraksi sosial dengan baik dan selalu taat beribadah dan

mendekatkan diri kepada Allah dan bermuamalah yang baik.84

Menurut Ahmad Amin, tujuan pendidikan akhlak adalah bukan

hanya pandangan/teori-teori, bahkan setengah dari tujuan itu ialah

mempengaruhi dan mendorong kehendak kita, supaya membentuk hidup

suci dan menghadirkan kebaikan dan kesempurnaan dan memberi faedah

kepada sesama manusia.85

Lebih tegas lagi M. Athiyyah menjelaskan bahwa tujuan

pendidikan moral dan akhlak dalam Islam adalah membentuk orang-orang

yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam bicara dan mulia dalam

tingkah laku dan perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan

beradab, ikhlas, jujur dan suci.86

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat manusia dalam

83Bamawie Umary, Materi Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1995), Cet ke-12, hlm. 14. 84Fakultas Tarbiyah, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 136. 85Farid Ma’ruf, Etika Ilmu Akhlak¸ (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 6-7. 86M. Athiyyah al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2003),

hlm. 114.

Page 70: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

51

kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat.87 Hal ini sesuai dengan

Firman Allah SWT:

وقنا ومنهم من يقول ربنا ءاتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة )201: البقررة( عذاب النار

Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. Al-Baqarah: 201)88

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa kita hidup di dunia

hanyalah semata-mata mencari ridha-Nya, melalui berbuat dan amal saleh

yang merupakan dasar akhlak. Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

adalah tujuan hidup utama semua manusia. Kebahagiaan di dunia

merupakan tujuan hidup sementara yang harus dicapai untuk menuju

tujuan yang lebih tinggi, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

dalam rangka mencapai kebahagiaan akhirat. Akhlak karimah yang

melekat pada diri seseorang akan mengantarkannya sampai tujuan yang

dimaksud.

3. Aspek Pendidikan Akhlak

Manusia merupakan makhluk Allah yang memiliki bentuk sebaik-

baiknya, baik secara jasmaniah maupun secara rohaniah, ia tidak hanya

dipandang sebagai makhluk sosial dan religius. Oleh karena itu ia

mempunyai kewajiban-kewajiban baik terhadap Tuhan, sesama dan

terhadap diri sendiri. Sehubungan dengan kenyataan ini Rasulullah SAW

bersabda :

اتق اهللا حيثما كنت واتبع السيئة احلسنة متحها وخا لق الناس )رواه الترمذى(خبلق حسن

87Sidik Tora, dkk., Ibadah dan Akhlak dalam Islam¸ (Yogyakarta: UII Press, 1998), hlm. 96. 88Departemen Agam RI, Op. cit., hlm. 49.

Page 71: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

52

Artinya :“Takutlah engkau kepada Allah dimana saja engkau berada, dan susul (tutup) lah sesuatu kejahatan itu dengan kebaikan, pasti akan menghapusnya bergaullah sesama manusia dengan budi pekerti yang baik” (HR. At-Tarmidzi).89

Sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia, sempurna dan

ditugaskan sebagai pengatur alam se isinya, mempunyai tanggung jawab

dan kewajiban-kewajiban yang baik terhadap Tuhannya, terhadap manusia

dan masyarakat serta terhadap alam sekitarnya.90

Berdasarkan uraian di atas maka materi pendidikan akhlak anak yang

akan menjadi materi pokok pembahasan penulis ketengahkan dalam suatu

ruang lingkup yang sangat sederhana, sebagai berikut :

d. Akhlak terhadap Tuhan (Allah) dengan pembahasan shalat dan puasa.

e. Akhlak terhadap sesama dengan pembahasan tolong menolong sesama

manusia dan bersifat jujur.

f. Akhlak terhadap alam dengan pembahasan kasih sayang terhadap

binatang.

Berikut ini akan diuraikan tentang aspek-aspek pendidikan akhlak :

d). Akhlak terhadap Allah

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,

kepada Tuhan sebagai penciptanya.

Konsekuensi logis dari keyakinan terhadap Allah bagi manusia

adalah kewajiban mematuhi hukum yang mengatur hubungan manusia

dengan Tuhannya, setiap orang yang telah mengikrarkan dirinya

beriman kepada Allah, ada beberapa ibadah yang harus dilakukan

sebagai upaya untuk mendekatkan hubungan dengan Tuhan, yaitu

shalat, zakat, puasa, haji, dan sebagainya. Dalam hal ini akan

dijelaskan dua hal saja yaitu shalat lima waktu dan puasa Ramadan.

89Syyid Ahmad Affandi, Mukhtarul Al-Hadis Sunnah Nabawiyyah, Cet VI, (Surabaya: 1948),

hlm. 5. 90Amin Syukur, Pengantar Studi Akhlak, (Semarang: Duta Grafika, 1987), hlm. 132.

Page 72: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

53

3) Shalat lima waktu

Asal makna shalat menurut bahasa Arab berarti do’a,

sedangkan yang dimaksud di sini yaitu suatu sistem ibadah yang

tersusun dari beberapa perkataan dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam. Berdasarkan syarat-syarat dan rukun-rukun

tertentu.91 Shalat merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan

oleh setiap muslim yang telah mencapai usia baligh.

Ada lima macam shalat fardhu yang harus dikerjakan oleh

setiap muslim sehari semalam yaitu, shalat dzuhur, ashar, maghrib,

isya’, dan subuh.

Kewajiban shalat telah jelas diperintahkan oleh Allah dalam

al-Qur'an, akan tetapi masih bersifat umum, sedangkan

operasionalnya dijelaskan dalam sunnah fi’liyah Nabi Muhammad

SAW. Allah SWT berfirman :

(#θ ßϑŠÏ% r' sù nο4θ n= ¢Á9$# 4 ¨βÎ) nο4θn= ¢Á9$# ôMtΡ% x. ’ n?tã š⎥⎫ÏΖÏΒ ÷σßϑø9 $# $Y7≈tF Ï.

$Y?θè% öθΒ ) 103: النسأ(

Artinya :“Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa) sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS. An-Nisa’ : 103).92

Selain shalat fardhu atau wajib ada lagi shalat sunnah. Jika

shalat fardhu harus dilaksanakan oleh orang Islam, sedangkan

shalat sunnah adalah jika orang Islam mengerjakan akan mendapat

pahala, tapi jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa.

Ada bermacam-macam sholat sunnah seperti sholat rawatib

(qabliyah dan ba’diyah), sholat witir, tahajud, tarawih (bulan

ramadlan) dan lain sebagainya.

91Nasruddin Razak, Dienul Islam Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of

Life, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), hlm. 178. 92Departemen Agama RI, Op.cit, hlm., hlm. 635.

Page 73: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

54

Kedudukan shalat dalam Islam sangat penting karena shalat

merupakan tiang agama. Maka dapat positif dari shalat yang

apabila didirikan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan antara

lain : 93

1. Alat pendidikan, rohani manusia yang efektif, memperbaharui

dan memelihara jiwa serta memupuk pertumbuhan dan

kesadaran.

2. Dari segi disiplin, sholat merupakan pendidikan positif

menjadikan manusia dan masyarakatnya teratur.

3. Shalat penting untuk kesehatan (hygiene)

4. Akan terhindar dari berbagai perbuatan dosa, jahat dan keji.

4) Puasa Ramadhan

Ibadah puasa termasuk salah satu syari’at Allah untuk

manusia, agar dapat mendekatkan diri kepada-Nya. Puasa dalam

bahasa Arab disebut “saumun” atau “siyaaman”, artinya menahan

diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, menahan bicara

yang jelek dan seterusnya. Menurut istilah puasa ditujukan kepada

menahan diri dari makan dan minum serta bersenggama

(jima’/coitus) suami istri mulai dari terbit fajar sampai

terbenamnya matahari, dengan niat melaksanakan perintah Tuhan

serta mengharap ridlo-Nya.94

Sebagaimana difirmankan Allah tentang diwajibkannya

berpuasa dalam surat Al-Baqarah : 183 sebagai berikut :

$y㕃r' ¯≈ tƒ t⎦⎪Ï% ©! $# (#θ ãΖ tΒ#u™ |=ÏG ä. ãΝà6 ø‹n= tæ ãΠ$u‹ Å_Á9$# $yϑx. |= ÏGä.

’ n?tã š⎥⎪Ï% ©!$# ⎯ ÏΒ öΝà6 Î= ö7 s% öΝä3 ª=yè s9 tβθà)−Gs?) 183 : البقراة(

93Nasruddin Razak, Dienul Islam Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of

Life, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), hlm. 202. 94Ibid, hlm. 200-202.

Page 74: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

55

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqarah : 183).95

Sama seperti ibadah shalat, puasa ada juga yang wajib dan

sunnah, puasa yang dimaksud pada ayat di atas adalah puasa wajib,

yaitu puasa Ramadhan.

Sedangkan puasa sunnah ialah puasa yang dilakukan di luar

pada bulan Ramadhan. Banyak sekali macam puasa sunnah, antara

lain yang sering dilakukan oleh banyak orang yaitu puasa hari

Senin dan Kamis, puasa Zulhijah dan lain sebagainya.

e). Akhlak terhadap sesama

Di samping makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk

sosial artinya makhluk yang senantiasa membutuhkan peran serta

orang lain dalam melangsungkan kehidupannya secara harmonis.

Dalam interaksi sosial ini harus dilandasi dengan akhlak yang mulia,

dengan demikian diharapkan ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan

yang bakal tercipta di tengah-tengah situasi pergaulan. Karena hidup

bahagia adalah hidup sejahtera yang diridloi Allah SWT, serta

disenangi sesama makhluk.96

Banyak sekali rincian yang berkaitan dengan perlakuan terhadap

sesama manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya bentuk

larangan melakukan hal-hal yang negatif, melainkan juga berkaitan

dengan perintah untuk berlaku baik terhadap sesama manusia,97 seperti

dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Furqan ayat 63:

95Departemen Agama RI, Op.cit, hlm. 44. 96Barnawie Umarie, Materi Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1978), hlm. 2. 97Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, terj. (Semarang: Toha Putra, 1999),

hlm. 60.

Page 75: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

56

وعباد الرحمن الذين يمشون على الأرض هونا وإذا خاطبهم الجاهلون )63 :الفرقان( لوا سلاماقا

Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. (QS. al-Furqan: 63)98

Manusia hendaknya saling menghormati dan bekerja sama antara

satu dengan yang lainnya. Karena bagaimanapun manusia tidak dapat

hidup sendiri di dunia ini dan kerja sama dan saling tolong menolong

itu sangat dibutuhkan.

Berikut ini adalah beberapa akhlak anak kepada sesama,

antara lain :

1) Tolong menolong

Tolong menolong adalah ciri kehalusan budi, kesucian jiwa,

ketinggian akhlak dan membuahkan cinta antara teman, penuh

solidaritas dan penguat persahabatan dan persaudaraan.99

Orang yang senang memberikan pertolongan, segala

langkahnya akan mudah, pintu kebahagiaan akan terbuka baginya

dan biasanya orang lain pun akan senang memberikan pertolongan.

Apabila orang yang berbuat baik dan dalam taqwa kepada

Allah, harus kita bantu dan kita dukung. Dukungan itu merupakan

sugesti dan dorongan semangat yang searah dan tidak langsung

dari segi pendidikan termasuk pengembangan daya kreasi dan

kemampuannya untuk mempersembahkan bhaktinya kepada Allah

yang berguna untuk masyarakat dan dirinya.

Memberikan pertolongan janganlah karena suatu

pengharapan, tetapi berikanlah dengan ikhlas sebagai tugas

kemanusiaan guna mencari ridlo Allah. Firman Allah SWT :

98 Ibid., hlm. 568. 99Ibid, hlm. 53.

Page 76: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

57

(#θ çΡuρ$yès? uρ ’ n?tã ÎhÉ9ø9$# 3“ uθ ø)−G9 $#uρ ( Ÿω uρ (#θçΡ uρ$yè s? ’n?tã ÉΟ øOM} $# È

β≡ uρ ô‰ãèø9$#uρ ) 2:املائداة(.

Artinya :“Dan bertolong-tolonglah kalian dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran/permusuhan” (QS. Al-Maidah : 2).100

Kewajiban tolong menolong bukan hanya dari segi moril,

melainkan juga dalam segi materi, yang bersifat kebutuhan pokok

manusia yang bersifat dururi untuk menjaga kelestarian hidup

manusia.

2) Jujur

Jujur artinya dalam hati, tentunya hal itu harus sesuai dengan

apa yang telah Allah SWT tetapkan.

Kejujuran adalah pilar utama keimanan. Kejujuran adalah

kesempurnaan, kemuliaan, saudara keadilan, roh pembicaraan,

lisan kebenaran, sebaik-baiknya ucapan, hiasan perkataan, sebenar-

benarnya segala sesuatu.101

Dengan jujur pula orang akan menempuh kehidupan dengan

selamat, sahabat yang baik adalah kejujuran sebab ia berdaya

membawa kita kepada kebahagiaan.

Karena itu wajib lah agar memiliki sifat jujur dan berusaha

untuk menjauhi sifat dusta, sebab jujur adalah suatu jalan menuju

surga, sedangkan dusta adalah suatu yang menjerumuskan diri ke

dalam neraka, apa yang anda katakan sesuai dengan apa yang ada.

Dalam hal ini Allah SWT berfirman :

100Departemen Agama RI, Op.cit, hlm. 157. 101Khalil Al-Musawi, Kaifa Tabni Syakh Shiyyafak, Alih Bahasa Ahmad Subandi, Bagaimana

Membangun Kepribadian Anda, (Jakarta: Lentera, 1998), hlm. 28.

Page 77: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

58

(#θ èù ÷ρr&uρ ω ôγyè Î/ «!$# #sŒ Î) óΟ ›?‰ yγ≈tã Ÿωuρ (#θàÒà)Ζ s? z⎯≈ yϑ÷ƒF{$# y‰÷èt/ $yδ ω‹ Å2öθ s?

)91: النحل (

Artinya :“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah, apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpahmu itu sesudah mengumpulkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu)” (QS. An-Nahl : 91).102

f). Akhlak Terhadap Alam

Yang dimaksud akhlak kepada alam adalah berbuat baik terhadap

apa yang ada di luar diri. Bagi seseorang yang disebut lingkungan ialah

apa yang mengelilingi nya seperti rumah, pekarangan, pohon, hewan,

gunung, laut dan sebagainya.103

Manusia sebagai khalifah, pengganti dan pengelola alam

diturunkan ke bumi ini agar membawa rahmat dan cinta kasih kepada

alam se isinya, termasuk lingkungan dan manusia secara keseluruhan.

Dalam hal ini Allah berfirman :

Ÿωuρ Æ ö7s? yŠ$|¡ xø9 $# ’ Îû ÇÚö‘ F{$# ( ¨βÎ) ©! $# Ÿω = Ït ä† t⎦⎪ ωš øßϑø9 ).77: القصص ( #$

Artinya :“…..Dan janganlah kamu berbuat kerusukan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orng yang berbuat kerusakan” (QS. Al-Qashas : 77)

Larangan mutlak merusak ini harus dijalankan oleh manusia,

sebab kalau tidak maka akan muncul malapetaka yang akan menimpa

dirinya.

Dalam pembahasan ini penulis hanya menguraikan satu masalah

yaitu tentang kasih sayang kepada hewan. Kasih sayang adalah

102Departemen Agama RI, Op.cit, hlm. 415. 103Amin Syakur, Op.cit, hlm. 145.

Page 78: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

59

perasaan halus dan belas kasihan di dalam hati yang membawa kepada

perbuatan yang utama, memberi maaf dan berbuat baik.104

Dalam hal ini penulis mengambil sample berupa makhluk hewan

karena kalau kita kaji ajaran ikhsan dalam Islam, maka moralitas yang

dikehendakinya bukan hanya terbatas pada bangsa manusia saja

melainkan hewan-hewan yang disekeliling kita. Perbuatan ini

dipandang sebagai kelakuan yang baik dan berpahala. Kecuali terhadap

binatang yang merusak seperti tikus, kalajengking, anjing gila, dan lain-

lain. Yang dibenarkan syara’ untuk dibunuh, maka binatang-binatang

selain itu tidaklah patut diperlakukan sewenang-wenang misalnya

dengan menyiksa.105

4. Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga

Manusia hidup dan berkembang tidak bisa lepas dengan yang

namanya pendidikan. Proses penyelenggaraan pendidikan itu sebagai

fungsi untuk mempertahankan eksistensi serta kontinuitasnya dalam hidup.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu untuk memelihara

kehidupan manusia.106 Melalui proses pendidikan tersebut, generasi

selanjutnya diupayakan mengetahui atau mengerti tentang seluk beluk

yang dialami para pendahulunya, baik cara berjalan, makan, mandi, dan

seterusnya. Segala bentuk warisan tersebut, akan tetap eksis selama para

anak cucunya melestarikan budaya nenek moyangnya.

Pendidikan akhlak di sini adalah segala upaya yang diberikan oleh

orang tua/ keluarga kepada anaknya baik melalui bimbingan atau arahan

agar anak (didik) dapat bertingkah laku sesuai dengan akhlak yang ada.

Sebagaimana kita tahu bahwa keluarga merupakan tempat berkembangnya

individu, keluarga merupakan sumber utama dari sekian sumber-sumber

104Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, Alih Bahasa Moh. Rifa’i (Semarang:

Wicaksana, 1992), hlm. 422. 105Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah Suatu Pengantar, Cet. VI,

(Bandung: Diponegoro, 1993), hlm. 171. 106Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), hlm. 33.

Page 79: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

60

pendidikan anak,107 dan keluarga merupkan kelompok manusia pertama

yang menjalankan hubungan-hubungan kemanusiaan secara langsung

terhadap anak.108

Untuk mengetahui pengertian keluarga yang di maksud dalam

penelitian ini, sebelumnya peneliti akan memberikan sedikit gambaran

pengertian keluarga baik dari sudut pandang yuridis formal, sosiologis,

dan paedagogies.

Tinjauan yuridis formal

Pengertian keluarga secara yuridis formal adalah suatu ikatan

persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang

berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang

perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik

anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.109

a. Sudut pandang sosiologis

Secara sosiologis keluarga diartikan sebagai unit terkecil atau

umat kecil yang memiliki pimpinan dan anggota, mempunyai

pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-

masing anggotanya.110

b. Perspektif paedagogie

Secara paedagogies keluarga diartikan sebagai lembaga

pertama dan utama yang dialami seseorang di mana proses belajar

yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh

waktu.111

107Asy- Syaikh Fuhaim Mustafa, Manhaj Pendidikan Anak Muslim, diterjemahkan oleh:

Abdillah Obid dan Yessi HM, (Jakarta : Mustaqim, 2004), hlm.42. 108Ibid, hlm. 43. 109Sayekti Pujosuwarno., Bimbingan Konseling Keluarga, (Yogyakarta: Menara Mas Offset,

1994), hlm. 11. 110Quraish Shihab, Membumikam Al-quran, (Bandung: Mizan, 1993), hlm. 255. 111Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan luar sekolah, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 64.

Page 80: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

61

Berkaitan dengan penelitian ini, maka pengertian keluarga yang di

maksud adalah dari perspektif paedagogie. Sebab dalam hal ini peran

keluarga sebagai pendidik pertama dan utama bagi anaknya dalam

membimbing dan membina generasi mendatang, terutama dalam

pendidikan akhlak.

Pendidikan (akhlak) dapat dilakukan di lembaga formal ataupun

lembaga informal. Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa dalam dunia

pendidikan ada tiga pusat pendidikan atau yang disebut tri pusat

pendidikan yang harus diperhatikan, yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat.112 Ketiga lembaga ini tidak berdiri sendiri atau terpisah,

melainkan saling berkaitan atau bekerja sama dan merupakan satu

rangkaian yang bertujuan demi tercapainya tujuan pendidikan yaitu

membentuk manusia seutuhnya sehat lahir batin atau sehat jasmani rohani

bagi generasi muda (anak didik). Pendidikan keluarga merupakan

tanggung jawab orang tua kepada anak. Anak merupakan amanah dari

Allah SWT. yang harus dijaga, dirawat, dan diperhatikan segala

kebutuhannya, baik kebutuhan jasmani atau rohani. Adanya tanggung

jawab orang tua kepada anaknya dikarenakan adanya sifat lemah pada diri

anak. Anak lahir dalam kondisi serba tidak berdaya, belum mengerti apa-

apa dan belum dapat menolong dirinya sendiri. Ia memerlukan tempat

bergantung. Tidak ada tempat bergantung yang aman sesuai kodratnya

sebagai anak, kecuali kepada orang yang sangat menyayanginya yaitu

kedua orang tuanya.113

Pendidikan keluarga termasuk pendidikan informal, yaitu proses

pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan

sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis

sejak seseorang lahir sampai mati.114 Keluarga atau masyarakat terkecil

112Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantern Pendidikan Alternatif Masa Depan, (Jakarta:

Gema Insani Press Cet.I, 1997), hlm. 21. 113Ibid., hlm. 22. 114Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Padang: Angkasa Raya, 1987), hlm.35.

Page 81: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

62

merupakan tempat pertama dan utama pendidikan yang dilakukan orang

tua terhadap anaknya. Karena sebelum anak menerima bimbingan dari

sekolah, ia lebih dahulu memperoleh bimbingan dari keluarganya,

terutama ibu bapaknya. Pendidikan dalam keluarga merupakan pondasi

pembentuk watak kepribadian anak. Dalam kehidupan kesehariannya,

anak banyak berkumpul dengan keluarga. Segala tingkah laku orang tua

terutama orang tuanya akan ditiru oleh anak, sebab anak merupakan peniru

yang ulung. Bila obyek peniruannya jelek, orang tua tidak memberikan

kasih sayang yang memadai dan tidak memberikan teladan yang baik,

serta jauh dari nuansa agama, maka jangan berharap kedua orang tuanya

akan menuai buah hasil yang baik. Namun apabila kedua orang tuanya

memberikan teladan yang baik, saling menghormati, menyayangi, jalinan

yang baik sesama anggota keluarganya, tidak bersifat masa bodoh, selalu

memberikan contoh yang bernuansa ajaran Islami, maka semua itu akan

tercetak (terlukis) pada diri anak dan ia senantiasa akan meniru segala

perbuatan yang terekam mulai pagi hari sampai sore hari.

Keteladanan yang diberikan pada masa kanak-kanak awal

seharusnya berasal dari bapak dan ibunya, karena seorang anak sering

tidak menghiraukan orang lain. Ketika anak melihat selain orang tuanya

sendiri mengerjakan sesuatu, ia tidak akan mudah terpengaruh, apalagi

kalau kedua orang tuanya tidak sejalan dengan orang tersebut.115 Namun

sebaliknya anak tidak dapat menghindar dari perbuatan orang tua. Atau

dengan kata lain, satu pekerjaan yang dikerjakan berulang-ulang oleh

orang tua, akan memberikan pengaruh pada diri anak.116 Orang tua yang

bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya akan memberikan

pengarahan dan dasar yang benar kepada anaknya, yakni dengan

menanamkan ajaran agama dan akhlaqul karimah. Berdakwah dalam

keluarga lebih utama dibandingkan dengan di tempat lain. Keselamatan

115Khatib Ahmad Santhut, Daur al-Bait Fi Tarbiyah ath-Thifl al-Muslim, tth, “Menumbuhkan Sikap sosial, moral, dan spiritual Anak dalam Keluarga Muslim”, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,Cet.I,, 1998), hlm. 34.

116Ibid.

Page 82: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

63

keluarga merupakan tanggung jawab orang tua. Jangan sampai pendidikan

keluarga terabaikan karena kepentingan yang lain. Adalah tidak bijak,

memberikan penerangan kepada orang lain, sementara keluarganya

berantakan. Hal semacam ini dilarang dalam ajaran Islam. Dalam sejarah

perkembangan Islam juga dapat diketahui bahwa sebelum berdakwah

kepada masyarakat luas, Rasulullah SAW diperintahkan untuk berdakwah

kepada anggota keluarga dan kerabat dekatnya. Hal ini menunjukkan

bahwa kondisi keagamaan dan keselamatan keluarga harus lebih

diprioritaskan. Pada hakekatnya dari kebaikan dan keselamatan keluarga

akan muncul kebaikan dan keselamatan masyarakat dan negara.117

Telah diserukan kepada orang-orang beriman untuk menjaga

keselamatan keluarganya dari api neraka, sebagaimana disebutkan dalam

al-Qur’an surat al-Tahrim :

ــكيآيها ـفس )6:التحرمي(... م واهلــيكم نارا الذين أمنوا قوآ ان

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS.al-Tahrim: 6).118

Dalam al-Qur’an surat al-Syu’araa’ juga disebutkan :

ö‘ É‹Ρr&uρ y7s?uϱ tã š⎥⎫Î/t ø%F{$# ) 214 : اءالشعر(

Artinya : “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat” (QS.al-Syu’araa’: 214).119

Untuk mendapatkan anak yang mempunyai perilaku yang baik

tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi orang tua harus

mempersiapkan tahapan-tahapan yang harus diajarkan kepada putra

putrinya agar tujuannya tercapai. Sehingga anak akan mempunyai akhlak

yang baik dan berprilaku sesuai dengan ajaran agama.

117Wahjoetomo, Op. cit., hlm. 24. 118Departemen Agama RI, Op. cit, hlm. 951. 119Ibid, hlm. 589.

Page 83: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

64

M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka al-Husna, 1986.

John Dewey, Democracy and Education, New York, The Mucmilian Company, 1964.

Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001

Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-prinsip dari Metode Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka, 1989.

Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Federic J. Mc. Donald, Educational Psychology, Fransisco: Wadswosth Publishing Compani Inc., 1959

Musthafa al-Ghulayani, Idhah al-Nasihin, Pekalongan: Rajamurah, 1953.

Sholeh Abdul ‘Aziz Abdul majid, At-Tarbiyah wa Thurku at-Tadris, Mesir: al-Ma’aarif, 1979.

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: al-Ma’arif, 1980.

Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982.

Soegardaa Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.

Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlak Mulia (Suatu Pengantar), Bandung: Diponegoro, 1988.

Rahmat Djatnika, Sistem Ethika Islam (Akhlak Mulia), Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992.

M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhui Atas Berbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 2000.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Al-Wa’ah, 1995.

M. Shodiq, Kamus Istilah Agama, Jakarta: Bonafida Cipta Pratama, 1991.

Wojowarsito, dkk dikutip dalam bukunya Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Imam al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin Juz III, Beirut: Dar Ihya al-Kutub al-Ilmiah, t.th. Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.

Elisabeth B. Hurlock, Child Development, Edisi VI, Tokyo: MC. GrowHill , 1978.

Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Juz III, Beirut: Darul Ihya al-Kutub al-Ilmiah, t.th.

Oemar al-Toumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam¸terj. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

M. Abdul Queseem, Etika Al-Ghazali, Terj. Mahyuddin, Bandung: Pustaka, 1988.

Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, Terj. Salim Harun, Bandung: Al-Ma’arif, 1993.

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.

Ahmad Amin, “al-Akhlak”, terj.. Farid Ma’ruf, Etika Ilmu Akhlak¸ Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.

M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur'an, Bandung : Mizan, 1996.

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Page 84: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

65

Abu Daud Sulaiman ibn al-Sajastani al-Azdi, Sunan Abu Daud, Juz 3, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, 1996.

Bamawie Umary, Materi Akhlak, Solo: Ramadhani, 1995.

Fakultas Tarbiyah, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.

“Al-Akhlak”, terj.. Farid Ma’ruf, Etika Ilmu Akhlak¸ Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

M. Athiyyah al-Abrasyi, Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2003.

Sidik Tora, dkk., Ibadah dan Akhlak dalam Islam¸ Yogyakarta: UII Press, 1998.

Syyid Ahmad Affandi, Mukhtarul Al-Hadis Sunnah Nabawiyyah, Cet VI, Surabaya: 1948.

Amin Syukur, Pengantar Studi Akhlak, Semarang: Duta Grafika, 1987.

Nasruddin Razak, Dienul Islam Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of Life, Bandung: Al-Ma’arif, 1989.

Nasruddin Razak, Dienul Islam Penafsiran Kembali Islam sebagai suatu Aqidah dan Way of Life, Bandung: Al-Ma’arif, 1989.

Barnawie Umarie, Materi Akhlak, Solo: Ramadhani, 1978.

Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, terj. Semarang: Toha Putra, 1999.

Khalil Al-Musawi, Kaifa Tabni Syakh Shiyyafak, Alih Bahasa Ahmad Subandi, Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, Jakarta: Lentera, 1998.

Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, Alih Bahasa Moh. Rifa’I, Semarang: Wicaksana, 1992.

Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah Suatu Pengantar, Cet. VI, Bandung: Diponegoro, 1993.

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986. Sayekti Pujosuwarno., Bimbingan Konseling Keluarga, Yogyakarta: Menara Mas Offset, 1994.

Quraish Shihab, Membumikam Al-quran, Bandung: Mizan, 1993.

Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan luar sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantern Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jakarta: Gema Insani Press Cet.I, 1997.

Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, Padang: Angkasa Raya, 1987. Khatib Ahmad Santhut, Daur al-Bait Fi Tarbiyah ath-Thifl al-Muslim, tth, “Menumbuhkan

Sikap sosial, moral, dan spiritual Anak dalam Keluarga Muslim”, Yogyakarta: Mitra Pustaka,Cet.I,, 1998.

Page 85: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

BAB III

DESKRIPSI TENTANG

METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA

Sebelum penulis uraikan hasil penelitian yang telah penulis lakukan.

Maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan tentang subjek penelitian yang

telah penulis lakukan. Dalam hal ini, penulis membagi subjek penelitian menjadi

dua yaitu pertama, Bapak Syafiq yang mempunyai dua orang anak, dan kedua,

Bapak Sukiman yang juga mempunyai dua orang anak.

Setelah penulis mengadakan observasi dan wawancara terhadap keluarga

Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman, maka dalam bab ini, penulis akan memaparkan

hasil temuan penelitan. Pertama, memaparkan kondisi Desa Gesing. Kedua,

memaparkan bagaimana interaksi antara Islam dan Kristen di Desa Gesing. Ketiga

memaparkan bagaimana pendidikan agama anak dalam keluarga muslim

dilakukan dan keempat bagaimana pelaksanaan metode pendidikan akhlak anak

dalam keluarga muslim di lingkungan komunitas Kristen.

A. Gambaran Umum Desa Gesing

1. Letak Geografis Desa

Desa Gesing merupakan salah satu dari 16 Desa yang ada di

Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung, Desa ini terletak pada

ketinggian + 650 meter di atas permukaan laut, dengan luas wilayah 816

Ha. Jarak dari pusat Kecamatan ke Desa Gesing adalah 2 KM, sedangkan

jarak ke Kabupaten Temanggung mencapai 15 Km, Adapun luas wilayah

dibatasi oleh :

Sebelah Utara : Desa Banjarsari

Sebelah Selatan : Desa Kandangan

Sebelah Barat : Desa Malebo

Sebelah Timur : Desa Kembang Sari

Wilayah yang ada dibagi menjadi 9 RW dan 27 RT, dengan 9

dusun terdiri dari :

64

Page 86: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

65

No Nama Dusun

a. Ploso

b. Patemon

c. Sarangan

d. Gesing

e. Maluwih

f. Giyanten

g. Delok

h. Sodong

j. Madureso

Dusun Gesing sendiri terletak ditengah desa, posisinya berada

diantara dusun-dusun yang lain sehingga cukup memudahkan penduduk

dusun lain untuk datang kesitu.

Dusun Gesing yang juga merupakan dukuh sentra home industri

terbanyak, disana banyak ditemui usaha rumah tangga makanan ringan

seperti pisang aroma, keripik singkong, ketela dan lainnya. Dalam hal

perkebunan Dusun Gesing adalah daerah yang sangat terkenal

dibandingkan dengan dusun lain karena di Dusun ini merupakan salah satu

pengahasil kopi terbaik di Kabupaten Temanggung. Dari industri rumah

tangga dan kondisi pertanian yang cukup maju tersebut banyak menyerap

sebagian tenaga kerja yang ada di Dusun Gesing baik dari para pemuda,

bapak-bapak, ibu-ibu dengan dibantu anak-anaknya.

Secara geografis letak Dukuh Gesing adalah sebagai berikut:

a. Sebelah utara dibatasi Desa Kandangan

b. Sebelah selatan dibatasi Dusun Patemon

c. Sebelah barat dibatasi Dusun Sarangan

d. Sebelah timur dibatasi Dusun Maluwih

2. Monografi dan Demografi Desa

Page 87: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

66

Berdasarkan data Monografi Desa Gesing periode Maret 2008

keseluruhan penduduk Desa Gesing berjumlah 4788 Jiwa yang terdiri dari

2352 laki-laki dan 2436 Perempuan. Sedangkan jumlah kepala keluarga di

Desa Gesing sebanyak 1354 KK. Berikut tabel yang menggambarkan

kondisi tersebut :

No Kelompok Umur (tahun) L + P

a. 00 – 04 284 Orang

b. 05 – 09 300 Orang

c. 10 – 14 343 Orang

d. 15 – 19 356 Orang

e. 20 – 22 339 Orang

f. 25 – 29 324 Orang

g. 30 – 34 318 Orang

h. 35 – 39 323 Orang

j. 40 – 44 316 Orang

k. 45 – 49 320 Orang

l. 50 – 54 306 Orang

m. 55 – 58 284 Orang

n. 59 tahun ke atas 975 Orang

Jumlah 4788 Orang

Tingkat pendidikan penduduk Desa Gesing berdasarkan data yang

ada dari laporan statistik Desa pada Bulan Maret 2008 sebagai berikut :

No Jenjang Pendidikan L + P

a. Belum sekolah 399 Orang

b. Usia 7 – 45 th tidak pernah sekolah 215 Orang

c. Pernah sekolah SD tapi tidak tamat 101 Orang

d. Lulus SD 1922 Orang

e. Lulus SLTP 1521 Orang

f. Tamat SLTA 508 Orang

Page 88: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

67

g. Tamat D1 70 Orang

h. Tamat D2 28 Orang

j. Tamat D3 11 Orang

i. Tamat S1 13 Orang

Jumlah 4788 Orang

Jumlah Lembaga Pendidikan Formal & Non Formal di Desa Gesing

adalah 16 (Enam Belas), dengan perincian sebagai berikut:

No Lembaga Pendidikan Keterangan

a. Sekolah Dasar (SD) 5

b. Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) 5

c. Taman kanak-kanak (TK) 5

d. Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) 1

Jumlah 16

Mata pencaharian masyarakat Desa Gesing adalah :

No Pekerjaan L + P

a. Bertani sendiri 1687 Orang

b. Buruh Tani 992 Orang

c. Buruh / Swasta 312 Orang

d. Pegawai Negeri 50 Orang

e. Pengrajin 62 Orang

f. Pedagang 44 Orang

g. Peternak 23 Orang

h. Montir 7 Orang

Jumlah 3177 Orang

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa mata

pencaharian mayoritas warga Desa Gesing adalah bertani, baik sendiri

maupun sebagai buruh tani.

Page 89: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

68

Mayoritas masyarakat Desa Gesing beragama Islam. Berikut data

pemeluk agama di Desa Gesing:

No Agama L + P

1 Islam 4140 Orang

2 Kristen Katholik 22 Orang

3 Kristen Protestan 625 Orang

4 Hindu 1 Orang

Jumlah 4788 Orang

Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberadaan

Dusun Gesing yang secara keseluruhan warganya berjumlah 927 orang.

Dari jumlah tersebut 282 orang beragama Islam sedangkan yang beragama

Kristen sejumlah 645. Sehingga yang dimaskud penulis dalam penelitian

ini adalah komunitas Kristen di Dusun Gesing.

Adapun Sarana Tempat Ibadah di Desa Gesing Kecamatan

Kandangan Kabupaten Temanggung sebagai berikut :

No Tempat ibadah Keterangan

1 Masjid 10

2 Musholla 5

3 Gereja 1

Jumlah 16

3. Keadaan Sosial Ekonomi

Kondisi Ekonomi di Desa Gesing pada umumnya cukup baik. Hal

ini bisa dilihat dari hasil tanaman pangan, buah-buahan, tanaman obat,

perkebunan kehutanan, peternakan, perikanan, dan juga hasil makanan

khas dari Gesing yang terkenal yaitu pisang aroma.

Dengan melihat banyaknya hasil tersebut, Desa Gesing cukup

potensial di dalam menunjang kebutuhan hidup masyarakat Desa Gesing.

Pemilikan lahan pertanian juga merata pada sebagian besar penduduk,

hanya sebagian kecil penduduk yang tidak memiliki lahan persawahan dan

Page 90: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

69

menggantungkan hidupnya dengan menjadi buruh tani. Hasil padi

merupakan sumber penghasilan pokok masyarakat Desa Gesing.

4. Keadaan Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Gesing umumnya

berjalan cukup baik. Hal ini disebabkan kondisi sosial masyarakat Desa

Gesing yang mempunyai toleransi antar umat beragama yang sangat tinggi

yaitu diantara umat muslim dengan non muslim (Kristen). Mayoritas

Penduduk beragama Islam dan beraliran Ahlussunah wal jamaah. Selain itu

masyarakat Desa Gesing masih mempertahankan nilai-nilai gotong royong,

keakraban dan kebersamaan. Kerjabakti dan berbagai kegiatan masyrakat

diikuti dengan antusias oleh warga.

5. Keadaan Sosial Keagamaan

Masyarakat Desa Gesing tergolong memiliki tingkat religiusitas

cukup tinggi. Berbagai peringatan hari keagamaan diselenggarakan

dihampir semua tempat ibadah. Tradisi haul, ziarah kubur, tahlil, barzanji,

manaqib dan pengajian diselenggarakan secara rutin di tiap-tiap dusun,

bahkan di tingkat RT. Selain itu, banyak warga yang merupakan alumni

pondok pesantren. Hal ini memberikan warna tersendiri dalam berbagai

kegiatan keagamaan yang diselenggarakan. Masyarakat juga memiliki

berbagai grup rebana dan qasidah sebagai kegiatan alternatif pemuda Desa

Gesing.

6. Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Desa

Desa Gesing merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung yang wilayah pemerintahannya meliputi sembilan

Dusun. Tiap dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun atau kadus. Desa

Gesing terdiri dari 27 RT dan 9 RW.

Dalam struktur Pemerintahan Desa terdapat Badan Musyawarah

Perwakilan Desa atau BPD yang bertugas mengawasi Kepala Desa dalam

menjalankan sistem pemerintahan Desa. Beberapa hal yang perlu diketahui

tentang BPD adalah:

Page 91: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

70

1. Badan Perwakilan Desa dibentuk dengan tujuan untuk memperkuat

sistem Pemerintahan Desa sebagai wujud keikutsertaan Masyarakat

dalam Pemerintahan Desa.

2. Pembentukan Badan Perwakilan Desa dan Keanggotaannya

dimusyawarahkan oleh Kepala Desa dengan Pemuka-pemuka

masyarakat.

3. Badan Perwakilan Desa memusyawarahkan setiap rencana yang

diajukan oleh Kepala Desa sebelum ditetapkan menjadi keputusan desa.

4. Jumlah anggota Badan Perwakilan Desa sedikitnya 9 orang dan paling

banyak 15 orang.

5. Struktur kepengurusan Badan Perwakilan Desa (BPD) periode tahun

2001-2006 terdiri dari :

Ketua : Heri Supeno

Wakil Ketua : Suyatno

Bidang Pemerintahan Keuangan :

Ketua : Sukriyadi

Anggota : Siskabul

Qomari

Bidang Pembangunan dan Ekonomi :

Ketua : Zaenal Cholis

Anggota : Triyono

Juweni

Bidang Kemasyarakatan :

Ketua : Iwan Budiyanto

Anggota : Sugiyono

Suwandi

Siswanto

Page 92: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

71

Dalam menjalankan tugas sehari-hari dalam operasionalnya

dibentuk Lembaga Pembangungan Masyarakat Desa (LPMD) yang

tugasnya membantu Kepala Desa dan BPD. Adapun susunan Pengurus

LPMD adalah sebagai berikut :

Ketua : Al- Muhyiddin

Ketua I : Istiyono

Ketua II : Prasojo

Sekretaris : Aris Pratiknyo

Bendahara : Winarto

Seksi I : Slamet Sujadi

II : Marwadi

III : Suyanto

IV : Jaswadi

V : Budi Purwanto

B. Relasi Antara Islam dan Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan

Kabupaten Temanggung

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, proses komunikasi

dan hubungan antar agama (Islam-Kristen) yang terjadi di Desa Gesing cukup

baik. Namun demikian itu tidak bisa lepas dari sejarah sekaligus nuansa

keberagamaan masyarakat yang berkembang sebelumnya.

Melihat ke sejarah yang ada sebagaimana yang disebutkan dalam

penelitian Abdul Khaliq dkk dalam penelitiannya “Peran Sosial Gereja

Dalam Konteks Relasi Muslim-Nasrani: Studi Peran Sosial Gereja Katredal

Semarang“, bahwa relasi atau perjumpaan agama-agama khususnya muslim-

nasrani di wilayah nusantara memang tidak bisa dibilang mulus harmonis

tanpa struggles, atau juga sebaliknya sepenuhnya selalu vis-a vis konfrontatif

anarkis dan menumpahkan darah. Potret hubungan penganut ke dua agama

Ibrahimi tersebut dapat dikatakan sangat dinamis, tidak saja kadang

Page 93: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

72

menampilkan kompetisi, konfrontasi dan prasangka.1 Sikap harmoni dan

toleransi, umumnya terlihat pada sikap sosial warga kedua agama itu yang

terintegrasi dalam kesatuan sosial warga kedua agama itu yang terintegrasi

dalam kesatuan sosial, persaudaraan suku dan bangsa. Pada bagian tertentu

terkadang menampilkan sisi ketegangan-ketegangan berbagai pertukaran

semacam ini terjadi penguatan saling pengertian dan, pada gilirannya,

kehidupan berdampingan secara damai.2

Demikian yang terjadi pada masyarakat Gesing, meskipun saat ini

masyarakat terlihat rukun dan sangat toleran namun proses ketegangan,

prasangka antar kedua belah pihak, hal ini pada masa sebelumnya tidak

sesekali terjadi. Pada awal kali desa ini berdiri (era belanda) terdapat beberapa

kelompok non muslim (Kristen) yang sering kali keluar masuk Desa. Melalui

proses keluar masuk desa ini ternyata mereka membawa misi dan tujuan

khusus yang tidak hanya sekedar datang dan pergi begitu saja. Misi yang

mereka emban adalah dalam rangka dakwah (dalam bahasa Islam) untuk

menyebarkan keyakinan dan agama yang mereka bawa.

Seiring berjalannnya waktu proses komunikasi dan interaksi yang

terjadi antara masyarkat dan kelompok pendatang berjalan dengan baik, tanpa

terasa perkembangan dan jumlah masyarakat yang tadinya masih abangan

(belum tahu agama) sedikit demi sedikit berkurang, sedangkan perkembangan

agama kristen meningkat. Masyarkat Islam yang juga masih sedik (belum

mempunyai pengaruh) pada saat itu mulai tergugah, kemudian muncul sebuah

“prasangka” dan kekawatiran di beberapa kalangan Islam dalam menaggapi

hal itu.

Maka reaksi ini kemudian memancing beberapa kalangan muslim baik

yang ada di dalam dan di luar desa untuk meminimalisir hal tersebut,

meskipun ini sebenarnya telah “telat” karena saking sudah pesatnya agama ini

1 Abdul Khaliq dkk dalam penelitiannya “Peran Sosial Gereja Dalam Konteks Relasi

Muslim-Nasrani: Studi Peran Sosial Gereja Katredal Semarang“, (Semarang; Pusat Penelitian Iain Walisongo Semarang, 2007), hlm. 39.

2 Ibid

Page 94: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

73

berkembang. Bahkan dari beberapa masyarakat penduduk Islam yang masih

lemah imannya ikut-ikutan masuk (pindah agama) mengikuti tetangga-

tetangga dan saudara mereka karena diyakini agama yang baru lebih

menjanjikan dan meyakinkan.

Ada beberapa sebab hal yang bisa memunculkan sentimen antar agama

diantaranya, pertama: akibat fanatisme sempit yang mengarah pada

fundamentalisme. Kedua: syiar agama sepihak yang telah berani masuk terlalu

jauh ke dalam penganut kelompok agama tertentu. Ketiga: kecemburuan

terhadap kegiatan tertentu yang dianggap sebagai usaha ekspansi dan

mendesak komunitas yang ada sebelumnya.3

Jika salah satu dari ketiga tersebut diatas terjadi maka tidak jarang

akan timbul ketegangan-ketegangan yang sepatutnya tidak perlu. Demikian di

Desa Gesing, dari sini lah munculnya ketengangan dan juga prasangka-

prasangka negatif antar kedua belah pihak. Kalau sudah begini maka kaum

minorotas akan “minder” dan tdak bisa berbuat apa-apa.

Berbicara masalah “kekuatan” biasanya mayoritas lebih dominan,

namun kenyataanya disini minoritas “tidak mau kalah” dengan reaksi-reaksi

“adu mulut” yang terjadi, sampai keteganggan ini hampir berdampak pada

benturan fisik meskipun pada akhirnya bisa reda. Ini menunjukkan bahwa

kalau sudah berbicara masalah keyakinan/ iman seseorang atau suatu

kelompok maka faktor apapun tidak peduli akan dilakukannya. Orang akan

cenderung sentimen dan mudah tersinggung ketika keimanan atau

keyakinanya dipermainkan atau di ganggu oleh oang lain, dan ini biasanya

yang sering muncul dalam isu-isu ketengangan pada masyarkat kita adalah

berujung pada SARA yang kemudian jatuh pada kekerasan.

Proses pengupayaan dialog dan hubungan baik antara kedua belah

pihak ini terus diupayakan, dalam hal ini yang lebih berperan adalah para

tokoh masyarakat (punggawa desa) dan tokoh agama dari kedua belah pihak.

Dengan komunikasi dan pendekatan secara baik kedua belah pihak akhirnya

3Baca Penelitian Abdul Kholiq dkk.

Page 95: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

74

sepakat dengan memberikan kebebasan beragama sebagaimana yang diatur

dalam negara, kedua belah pihak sepakat untuk mengutamakan hidup

berdampingan dan menjalin kerukunan bersama. Yang terjadi sekarang adalah

kekompakan dan gotong royong yang kuat pada dusun tersebut. Bahkan

Page 96: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

75

ketikan orang Islam mempunyai hajad sekalipun mereka tidak enggan

membantu untuk mensukseskan acara tersebut, terlebih ketika hajad itu

menjadi tanggung jawab mereka bersama maka masyarakat secara kompak

bekerja sama tanpa harus melihat mana yang Islam dan mana yang kristen.

Untuk meredam titik temu antar kedua agama tersebut paling tidak ada

enam titik temu yang harus di lakukan, pertama agar umat Islam dan Kristen

berlomba-lomba mengungkapkan keberagamaanya secara kontekstual dan

tidak terus menerus mengikatkan diri secara kaku denga tradisi dan warisan,

entah dari barat atau timur tengah. Kedua umat Kristen dan Islam terus

membangun ketersediaanya untuk mengakui keterbatasan masing-masing

dalam hal agama, bahkan dalam memahami wahyu, firman dan kehendak

Tuhan. Ketiga agar umat Islam dan Kristen tidak terus memenrus

membenarkan diri dalam setiap permasalahan. Keempat agar umat Islam dan

Kristen bersedia memperkuat komitmen untuk melanjutkan dialog secara

mandiri. Kelima agar umat Islam dan Kristen bersedia bersama-sama melihat

permasalahan bagsa ini. Keenam, agar umat Islam dan Kristen bersedia belajar

terus menerus dari sejarah-termasuk hal-hal yang pahit dan kurang

menyenagkan, dan dari kesalahan yang dilakukan pada masa lalu.4

C. Pendidikan Agama Anak Pada Keluarga Muslim Dusun Gesing

Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

Pelaksanaan pendidikan agama pada anak oleh keluarga yang

dilakukan oleh keluarga Bapak Sukiman dan Bapak Syafiq adalah dengan

memberikan pengetahuan dan pondasi yang kokoh pada anak-anak nya. Anak-

anak diberikan pengetahuan sedini mungkin.

Dasar-dasar yang terkait dengan keyakinan dan iman mulai pertama

kali diberikan kepada anak, ini dilakukan sejak pertama kali anak bisa mulai

berbicara dan mengenal lingkungannya. Anak dilatih dengan mengucapkan

4Aritonag disebutkan dalam penelitian Abdul Khaliq dkk dalam penelitiannya “Peran

Sosial Gereja Dalam Konteks Relasi Muslim-Nasrani: Studi Peran Sosial Gereja Katredal Semarang“, (Semarang; Pusat Penelitian Iain Walisongo Semarang, 2007), hlm. 54.

Page 97: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

76

kata-kata yang baik seperti dibiasakan megucap kata Allah, istighfar dan lain

sebagainya. Disamping itu penanaman keyakinan kepada Allah dan rasulnya

(lebih lengkapnya rukun iman) sedini mungkin diberikan dan ditanamkan pada

anak. Ini akan berpengaruh terhadap anak nanti, terlebih ketika anak suatu saat

akan bertanya dengan melihat kondisi lingkungan yang beda yaitu adanya

teman, saudara atau tetangga yang memeluk keyakinan berbeda dengan

menyembah selain Allah. Maka anak anak terlebih dulu mempuyai iman dan

keyakinan yang tidak salah karena ia telah meyakini akan Islam.

Agama adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia, oleh sebab

itu apapun yang terjadi keyakinan agama wajib di pertahankan. Keluarga

menjadi penanggung jawab awal bagi anak-anaknya, sehingga keiman anak

bisa dikatakan terletak pada bagimana keluarga bisa mengarahkannya. Orang

tua (keluarga) juga memberikan perhatian kepada anak-anak nya dalam

mengasah pengetahuan agama yang mereka miliki. Anak-anak disamping

diarahkan oleh keluarga dalam memegang teguh pada keyakinan yang ia

miliki proses pendidikan untuk mendukung pengetahuan dan wawasan mereka

terhadap agama patut dikembangkan. Itu terbukti dengan mereka

menyekolahkan anak-anak mereka pada madrasah-madrasah, dan orang tua

menyuruh anaknya agar aktif dalam kegiatan-kegiatan majlis ta’lim yang

sudah ada.

Kegiatan madrasah dan majlis ta’lim yang diadakan oleh orang-orang

tua di desa gesing melalui ustadz-ustadz yang kompeten tidak semata bersifat

rutinitas saja, akan tetapi kegiatan ini bertujuan untuk memperkokoh

keimanan dan sekaligus mensyi’arkan ajaran Islam. Melalui tenaga pengajar

dari dalam (para alumni pondok pesantren) dan dari luar (para tokoh desa

sekitar) anak di didik dengan pengetahuan agama sebaik mungkin, mereka

diberi motivasi dan pengetahuan agama yang cukup untuk bekal kehidupan

mereka dimasyarakat.

Dari kenyataan yang terjadi madrasah ini berjalan selama dua kali

dalam sehari. Pertama anak mengaji di waktu sore hari dan ke dua di malam

hari. Namun demikian mereka tidak sebatas mengikuti kegiatan rutinitas

Page 98: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

77

harian. Kegiatan lain yang anak-anak ikuti yaitu dengan adanya jama’ah rutin

setiap malam rabu yaitu dengan membaca tahlil dan yasin yang dipimpin oleh

ustadz dan ustadzah dan setelah tahlil dan yasin selesai anak mendapatkan

materi dan pengetahuan tambahan tentang Iman dan Islam.

Upaya lain yang dilakukan oleh beberapa keluarga (orang tua) muslim

di Desa Gesing untuk pendidikan agama anak-anaknya adalah melalui jalur

pesantren, dari beberapa keluarga yang ada di Desa Gesing disamping

perhatian terhadap pendidikan umum menjadi prioritas, pendidikan agama

juga lebih di utamakan. Terlebih melihat lingkungan yang mereka hadapi

disitu adalah komunitas beda agama yang notabene lebih banyak. Dengan

pendidikan agama yang dilakukan orang tua melalui jalur pesantren (dalam

bahasa jawanya mondok), diharapkan setelah anak pulang dari pondok

pesantren bisa membangun dan meningkatkan keimanan dan wawasan agama

bagi keluarga dan bagi lingkungan pada umumnya.

Disamping itu hal penting yang menjadi perhatian orang tua dalam

keseharian adalah anak bagaimana bisa mengamalkan apa yang menjadi

kewajiban mereka atas agama yang ia miliki yaitu Islam, ibadah dan

perbuatan-perbuatan agama yang wajib ia lakukan sepertihalnya shalat, puasa,

shadaqah (zakat) sampai pada rukun Islam yang keenam yaitu haji anak tahu

dan mewujudkan (mengamalkannya) sesuai dengan aturan syarat yang

berlaku.

Pendidikan agama yang dilakukan keluarga pada lingkungan kristen

memang berbeda dengan keluarga muslim pada umumnya. Meskipun secara

materi sama, namun dalam cara penyampaian dan pendampingan terhadap

anak lebih intens dan sering dilakukan, disamping sedini mungkin anak harus

diberikan pendidikan dan wawasan agama secara matang proses penyikapan

terhadap lingkungan juga menjadi hal penting yang selalu dilakukan oleh

orang tua. Dengan begitu diharapkan anak dapat berprilaku dewasa dalam

menyikapi lingkungannya.

Page 99: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

78

D. Metode Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga Muslim di Lingkungan

Komunitas Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten

Temanggung

Setelah peneliti mengadakan observasi dan wawancara terhadap

keluarga Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman serta orang-orang yang ada di

sekelilingnya maka akan penulis sampaikan tentang hasil penelitian yang telah

peneliti dapatkan.

Pelaksanaan Metode Pendidikan Akhlak Anak Dalam Keluarga

Muslim di Komunitas Kristen Desa Gesing Kecamatan Kandangan Kabupaten

Temanggung yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak berjalan ketika

berada di rumah. Sedangkan ketika anak berada di luar rumah anak cenderung

banyak mendapatkan pendidikan yang mereka dapat melalui lembaga

pendidikan formal yang ada di sekolah, madrasah maupun pendidikan di

lingkungan. Namun demikian pantauan orang tua terhadap anak tidak bisa

lepas begitu saja, anak selallu diperhatikan ketika mereka habis bermaian atau

melakukan aktivitas lainnya sehingga pengawasan terhadap anaka selalu bisa

terjaga.

Orang tua dalam mendidik anaknya mempunyai harapan agar anaknya

menjadi anak yang shaleh, taat pada Allah dan Rasul-Nya serta berbudi

pekerti yang luhur. Anak tidak terpengaruh dengan kondisi lingkungan yang

berbeda dengan agamanya dan anak bisa mempunyai akhlak yang baik, shaleh

dan senantiasa berbakti kepada Allah dan orang tua, meskipun harus tetap

menjaga kerukunan dan kebersamaan dengan lingkungan yang berbeda

agama.5

Cara yang dilakukan dalam mendidik anak sebaiknya juga diterapkan

secara hati-hati, tidak semena-mena dan yang lebih penting nantinya tidak

akan menghambat pertumbuhan anak khususnya dalam hal mental. Karena

bagaimanapun ketika orang tua memperlakukan anaknya dengan baik suatu

ketika bila nanti anaknya sudah besar dia juga akan bisa tahu dan melihat hasil

5Wawancara dengan Bapak Sukiman pada hari Rabu tgl 5 Maret 2008

Page 100: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

79

didikan yang telah dilakukan orang tuanya tersebut kepada dirinya. Baik itu

ketika dia melihat kepada lingkungan sekitar atau ketika ia sudah berkeluarga

nanti.

Kelahiran anak merupakan amanat dari Allah SWT kepada bapak dan

ibu yang harus dijaga, dirawat, dan diberikan pendidikan. Itu semua

merupakan bagian dari tanggung jawab orang tua kepada anaknya. Anak

dilahirkan tidak dalam keadaan lengkap dan tidak pula dalam keadaan kosong.

Ia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Memang ia dilahirkan dalam keadaan tidak

tahu apa-apa, akan tetapi anak telah dibekali dengan pendengaran,

penglihatan, dan kata hati.6

Dengan diberikannya penglihatan, pendengaran, dan kata hati tersebut,

diharapkan orang tua mampu membimbing, mengarahkan, dan mendidiknya

dengan ekstra hati-hati karena anak sebagai peniru yang ulung. Oleh karena

itu semaksimal mungkin orang tua memberikan pelayanan terhadap anaknya.

Pelayanan yang maksimal akan menghasilkan suatu harapan bagi bapak

ibunya, tiada lain suatu kebahagiaan hasil jerih payahnya. Sebab anak adalah

sumber kebahagiaan, kesenangan, dan sebagai harapan dimasa yang akan

datang.7 Harapan-harapan orang tua akan terwujud, tatkala mereka

mempersiapkan sedini mungkin pendidikan yang baik sebagai sarana

pertumbuhan dan perkembangan bagi anak.

Dalam melaksanakan pendidikan akhlak anak dalam keluarga agar

berhasil, maka harus memenuhi faktor-faktornya. Di antara salah satu

faktornya adalah menggunakan metode yang sesuai dengan perkembangan

dan pertumbuhan anak.

Dalam mendidik anak, tentunya harus ada kesepakatan antara bapak

dan ibu sebagai orang tua, akan dibawa kepada pendidikan yang otoriter atau

6Muhammad ‘Ali Quthb, Auladuna fi-Dlaw-it Tarbiyyatil Islamiyah, Terj. Bahrun Abu

Bakar Ihsan, “Sang Anak dalam Naungan Pendidikan Islam”, (Bandung : Diponegoro, Cetakan II, 1993), hlm. 11.

7Muhammad Ali al-Hasyimi, The Ideal Muslimah the True Islamic Personality of The Muslim Woman as Defined in The Qur’an and sunnah, Terj. Fungky Kusnaedi Timur, “Muslimah Ideal pribadi Islami dalam al-Qur’an dan as-Sunnah”, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, Cetakan I, 2000), hlm. 250-251.

Page 101: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

80

pendidikan yang demokratis atau bahkan yang liberal, sebab mereka penentu

pelaksana dalam keluarga.

Seorang muslim sepatutnya mencontoh teladan yang telah diberikan

Rasul SAW, dalam memuliakan putra putrinya. Beliau dalam mendidik anak-

anaknya melalui ajaran wahyu Ilahi yaitu dengan penuh kasih sayang terhadap

anak-anaknya. Dengan pemberian kasih sayang tersebut, diharapkan dapat

menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab anak merupakan

aset masa depan. Sebagai orang tua dapat meneladani ajaran-ajaran Rasul

SAW tersebut, melalui para tokoh, pemikir dan pemerhati pendidikan (anak)

dalam Islam yang dapat memberikan gambaran yang benar sesuai dengan

ajaran Islam.

Melalui hal tersebut seorang muslim dapat menerima beberapa

pandangannya untuk mendidik anak dalam keluarga melalui metode-metode

yang harus diterapkan dalam pendidikan anak termasuk dalam hal pendidikan

akhlak khususnya keluarga muslim yang berada dalam lingkungan komunitas

non muslim. Apabila metode-metode tersebut diterapkan, niscaya apa yang

menjadi harapan bersama sebagai muslimin yaitu tumbuhnya para generasi

Islam yang tangguh dan sebagai penebar kebenaran.

Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pelaksanaan pendidikan

(akhlak) keluarga maka harus memenuhi beberapa faktor. Salah satu faktornya

adalah metode. Metode merupakan sarana untuk menyampaikan isi atau

materi pendidikan tersebut, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan

hasil yang baik.

Di antara metode pendidikan akhlak anak dalam keluarga muslim yang

di terapkan dalam keluarga di lingkungan komunitas Kristen adalah sebagai

berikut :

a Pendidikan dengan percontohan

Menurut al-Ghazali anak adalah amanat bagi orang tuanya. Hatinya

yang suci merupakan permata tak ternilai harganya, masih murni dan

Page 102: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

81

belum terbentuk.8 Seorang anak akan mencontoh berbuat baik ketika

kedua orang tuanya juga berprilaku baik.9 Adapun ketika Bapak atau Ibu

berprilaku kurang baik yang tidak patut dilakukan di depan anak (seperti

marah atau yang lainnya) maka anak akan melihat itu sebagai sebuah

pelajaran bagi mereka, yang suatu saat akan ditiru.10 Contoh yang

diberikan orang tua dalam mendidik akhlak anak disini lebih ditekankan

pada akhlak terhadap Allah, seperti halnya sholat, puasa, shadaqah dan

yang lainnya. Dalam keseharian misalnya seorang bapak harus bekerja

sama dengan ibu untuk selalu memberi contoh melakukan kewajiban

shalat, ibadah wajib tersebut selama lima waktu dalam sehari patut

dicontohkan pada anak. Dalam melaksanakan shalat anak diberi contoh

agar sebisa mungkin berjamaah (di masjid) sehingga shalat yang

dikerjakan akan lebih afdhol dan banyak hikmahnya.11

Melihat kondisi lingkungan masyarakat yang berbeda seperti di

Desa Gesing dimana jumlah penduduk lebih banyak non muslimnya, maka

dalam hal apapun, tingkah laku yang berbeda dengan ajaran agama patut

diarahkan.12

Ibu mempengaruhi anak melalui sifatnya yang menghangatkan,

menumbuhkan rasa diterima, dan menanamkan rasa aman pada diri anak.

Sedangkan ayah mempengaruhi anaknya melalui sifatnya yang

mengembangkan kepribadian, menanamkan disiplin, memberikan arah dan

dorongan serta bimbingan agar anak tambah berani dalam menghadapi

kehidupan.13 Anak hendaknya dilatih untuk selalu melakukan perbuatan

yang sesuai dengan ajaran agama, latihan itu dapat dilakukan dengan

8Haya Binti Mubarok al-Barik, Mausu’ah al-Mar’atul Muslimah, terj. Amir Hamzah

Fachrudin, “Ensiklopedi Wanita Muslimah”, (Jakarta : Darul Falah, Cet. IV, 1998), hlm. 247. 9Hasil wawancara dengan Bapak Syafiq pada hari Selasa, tgl 4 Maret 2008. 10Wawancara dengan Bapak Sukiman pada hari Rabu tgl 5 Maret 2008 11Ibid. 12Ibid 13Abdurrahman ‘Isawi, Anak dalam Keluarga, (Jakarta : Studia Press, Edisi II, 1994),

hlm. 35.

Page 103: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

82

contoh (keteladanan) yang diberikan oleh orang tua dalam kesehariannya.

Seperti halnya dalam bentuk keimanan, ibadah (shalat), santun (ukhuwah),

dan berani melakukan yang benar.14

Pada diri anak terdapat potensi imitasi dan identifikasi terhadap

seorang tokoh yang dikagumi nya, sehingga kepada mereka seorang

pendidik atau orang tua harus mampu memberikan suri tauladan yang

baik. Keteladanan ini sangat efektif digunakan, yaitu contoh yang jelas

untuk ditiru, sehingga nilai-nilai keimanan dan keislaman tidak dapat

terpengaruh dengan keadaan lingkungan yang ada meski dalam komunitas

Kristen sekalipun.

b Pendidikan dengan nasihat (saran)

Pemberi nasihat seharusnya orang yang berwibawa di mata anak.

Dan pemberi nasihat dalam keluarga tentunya orang tuanya sendiri selaku

pendidik bagi anak. Anak akan mendengarkan nasihat tersebut, apabila

pemberi nasihat juga bisa memberi keteladanan. Sebab nasihat saja tidak

cukup bila tidak diikuti dengan keteladanan yang baik.

Sikap orang tua dalam lingkungan juga kerap menjadi perhatian

anak, baik itu ketika berada dalam keluarga atau bergaul dengan

lingkungan sekitar (Kristen) sekalipun.

Dalam hal ini saran (nasihat) menjadi hal penting karena anak akan

cenderung mendengarnya. Dengan cara memberikan saran (nasehat)

dengan baik yang diberikat orang tua kepada anaknya maka anak akan

mengikuti apa yang orang tua katakan. Metode ini cukup efektif dalam

usaha pembentukan keimanan, menanamkan nilai-nilai moral, akhlak,

spiritual dan sosial, karena nasihat dapat membukakan mata hati anak akan

hakikat sesuatu dan mendorongnya menuju situasi luhur dan menghiasinya

dengan akhlak yang mulia.

Metode inilah yang digunakan pada keluarga Bapak Sukiman

dalam mendidi anaknya. Sebagai contoh ketika anak sedang bermain

14Wawancara dengan Bapak Syafiq pada hari selasa tgl 4 Maret 2008

Page 104: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

83

bersama teman-teman yang berada dalam lingkungannya, karena waktu

sholat telah tiba maka anak disuruh untuk sesegera melakukan sholat

tersebut. Ketika waktunya mengaji meskipun anak sedang nonton tv anak

diberikan pengertian untuk melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu.15

Nasehat (saran) yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya agar

anak selalu rajin dalam beribadah, mengerjakan shalat pada waktunya dan

jangan terlalu banyak bermain diluar tanpa tujuan yang yang jelas, maka

akan melatih anak untuk disiplin dan berprilaku baik.

c Pendidikan dengan pembiasaan

Setiap manusia yang dilahirkan membawa potensi, salah satunya

berupa potensi beragama. Potensi beragama ini dapat terbentuk pada diri

anak (manusia) melalui 2 faktor, yaitu : faktor pendidikan Islam yang

utama dan faktor pendidikan lingkungan yang baik. Faktor pendidikan

Islam yang bertanggung jawab penuh adalah bapak ibunya. Ia merupakan

pembentuk karakter anak.

Setelah anak diberikan masalah pengajaran agama baik itu di

keluarga maupun di sekolah madrasah sebagai sarana teoritis dari orang

tuanya, maka faktor lingkungan harus menunjang terhadap pengajaran

tersebut, yakni orang tua senantiasa memberikan pembiasaan ajaran agama

dalam lingkungan keluarganya. Sebab pembiasaan merupakan upaya

praktis dan pembentukan (pembinaan) dan persiapan. Anak dibiasakan

dengan mendengar kata-kata yang baik, melaksanakan kewajiban (ibadah)

dengan teratur dan dibiasakan melakukan hal-hal positif setiap harinya.16

Apabila anak dalam lingkungan (keluarganya) yang baik,

memperoleh bimbingan, arahan, dan adanya saling menyayangi dan

terbuka antar anggota keluarga, niscaya lambat laun anak akan

terpengaruh informasi yang ia lihat dan ia dengar dari semua perilaku

orang–orang disekitarnya meski mereka berada dalam lingkungan orang

yang mayoritas beragama non muslim. Disamping itu pengawasan dari

15Ibid 16Wawancara dengan Bapak Sukiman, pada hari Rabu, tgl 5 Maret 2008 .

Page 105: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

84

bapak dan ibu sangat diperlukan sebagai kontrol atas kekeliruan dari

perilaku anak yang tak sesuai dengan ajaran Islam.17

Pembiasaan ini dilakukan oleh orang tua ketika masih kecil, lewat

prilaku dan kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua agar anak kelak

ketika sudah besar sudah terbiasa. Sebagai contoh dalam hal ucapan, sejak

anak berlatih berbicara anak sudah dibiasakan mendengarkan dan juga

memakai kata-kata yang santun yang diberikan oleh orang tua agar dalam

ucapan/ kata-kata yang biasa digunakan anak tidak bertentangan dengan

agama. Selain itu anak juga dibiasakan untuk mengenal istilah-istilah

agama dan sekaligus diberi tahu akan hal itu. Kebiasaan anak mulai kecil

untuk pergi ke majlis taklim, berjamaah dan lainnya sangat baik untuk

dilakukan oleh orang tua agar nantinya anak paham dan tahu betul akan

Islam.

d Pendidikan dengan pengawasan (monitoring)

Pengawasan sangat penting dalam pembentukan akhlak bagi anak

ketika berada dalam lingkungan agama yang berbeda, karena hilangnya

pengawasan akan berakibat pada ketidakberhasilan pada apa yang menjadi

tujuan bahkan sebaliknya akan berakibat pada hal-hal yang mungkin tidak

diinginkan.

Contohnya ketika anak sedang mulai senang bermain bersama

teman-teman yang ada disekitarnya, mereka akan cenderung mencontoh

apa yang dia lihat dan teman-temannya lakukan. Kebiasaan anak berada

dalam lingkung beda agama akan juga berpengaruh terhadap apa yang

anak perbuat. Misalkan dalam segi pengucapan, kebiasaan anak

mengucapkan kata-kata yang baik (seperti astahfirullah, alhamdulillah

dan lain sebagainya) itu akan dilakukan jika sudah terbiasa. Namun

sebaliknya jika anak terbiasa mendengar kata-kata yang bertentangan

dengan agama maka ia akan berpotensi mengikuti apa yang sering

didengarnya.

17Ibid

Page 106: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

85

Melihat hal demikian keluarga Bapak Syafik selalu berusaha

memantau anaknya dengan harapan anak bisa dapat ter perhatikan dan

tidak mudah terpengaruh oleh ajaran dan prilaku yang tidak sesuai dengan

agama Islam. Dan hal terpenting yang harus dilakukan adalah dengan

menguatkan pondasi akhlak pada anak.18

Perhatian orang tua terhadap anaknya ketika bergaul dengan teman

yang berada dalam lingkungan patut diperhatikan. Karena anak akan lebih

mudah meniru apa yang mereka lihat dibanding dengan yang mereka

terima secara teori.19 Apabila orang tua mampu bersikap penuh kasih

sayang dengan memberikan perhatian dan ke pengawasan yang cukup

pada anaknya, niscaya mereka akan menerima pendidikan dari orang

tuanya dengan penuh perhatian juga.

18Wawancara dengan Bapak Syafiq, pada hari Selasa, tgl 4 Maret 2008 . 19Ibid.

Page 107: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

86

Wawancara dengan Bapak Sukiman pada hari Rabu tgl 5 Maret 2008

Muhammad ‘Ali Quthb, Auladuna fi-Dlaw-it Tarbiyyatil Islamiyah, Terj. Bahrun Abu Bakar Ihsan, “Sang Anak dalam Naungan Pendidikan Islam”, Bandung : Diponegoro, Cetakan II, 1993.

Muhammad Ali al-Hasyimi, The Ideal Muslimah the True Islamic Personality of The Muslim Woman as Defined in The Qur’an and sunnah, Terj. Fungky Kusnaedi Timur, “Muslimah Ideal pribadi Islami dalam al-Qur’an dan as-Sunnah”, Yogyakarta : Mitra Pustaka, Cetakan I, 2000.

Haya Binti Mubarok al-Barik, Mausu’ah al-Mar’atul Muslimah, terj. Amir Hamzah Fachrudin, “Ensiklopedi Wanita Muslimah”, Jakarta : Darul Falah, Cet. IV, 1998.

Hasil wawancara dengan Bapak Syafiq pada hari Selasa, tgl 4 Maret 2008.

Abdurrahman ‘Isawi, Anak dalam Keluarga, Jakarta : Studia Press, Edisi II, 1994.

Page 108: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

BAB IV

ANALISIS METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

DALAM KELUARGA MUSLIM

Uraian sebelumnya mengantarkan kepada pemahaman bahwa metode

pendidikan akhlak yang dipraktekkan pada keluarga muslim di lingkungan

komunitas Kristen Desa Gesing, perlu dipertahankan dan di lestarikan.

A. Efektifitas Metode

Kata efektifitas berasal dari kata dasar efektif, yang berarti terjadinya

suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan.1 Akibat yang

dimaksud adalah bahwa setelah metode-metode pendidikan akhlak tersebut

diberikan atau diinformasikan kepada anak, maka orang tua berharap supaya

ada perubahan pada diri anak tersebut yakni ia menjadi anak yang berakhlak

baik sesuai ajaran Islam, baik dari segi ranah kognitif, afektif, ataupun

psikomotorik.

Sebagai seorang muslim seharusnya dalam mengarungi kehidupan di

dunia ini tetap berpijak dan berlandaskan kepada sumber ajaran Islam, yaitu

al-Qur'an dan al-Sunnah. Dengan menerapkan sumber ajaran tersebut, niscaya

kebahagiaan dan keselamatan akan dicapai. Tujuan yang diinginkan akan

terwujud tatkala mau berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan

segala perintah-Nya. Diantara perintah Allah SWT yang harus dijalankan

adalah belajar, sebab melalui media belajar tersebut akan memperoleh banyak

pengetahuan dan pengalaman dalam hidup.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Alaq yang

berbunyi:

)4:العلق(الذى علم بالقلم

Artinya: ”Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”.(al-Alaq: 4)2

1Pariata Westra, et. Al., Ensiklopedi Administrasi, (Jakarta: Air Agung Putera, 1989), hlm.

149. 2Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Al-Wa’ah, 1995),

hlm. 1079.

84

Page 109: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

85

Pendidikan akhlak yang dilakukan keluarga muslim yang berada di

lingkungan komunitas Kristen dalam hal ini peneliti mengambil dua kasus

yang ada yaitu keluarga bapak Syafiq dan bapak Sukiman. Adapun metode-

metode yang diterapkan adalah : pendidikan dengan percontohan, pendidikan

dengan nasihat (saran), pendidikan dengan pembiasaan, dan pendidikan

dengan pengawasan (monitoring).3 Dengan metode-metode pendidikan

akhlak tersebut diharapkan mampu menghasilkan para generasi penerus yang

taat beragama dalam kehidupan sehari-hari.

Disamping itu dengan metode pendidikan akhlak itu anak diharapkan

anak dapat berperilaku sopan santun, tidak mudah terpengaruh oleh

lingkungan dan yang lebih penting (utama) tingkah laku yang wajib

dilakukan anak adalah dapat menerapkan nilai-nilai agama Islam guna untuk

mempertahankan keyakinan sekaligus menyebarkan syi’ar Islam yang telah

ada padanya.4

Dari hasil penelitian yang didapatkan berikut bagaimanakah

efektivitas metode-metode tersebut ditinjau dari segi psikologis sosiologis,

dan religius.

1. Segi psikologis

Salah satu sifat dari anak adalah meniru. Ia akan menirukan segala

tingkah laku orang tuanya melalui informasi yang dilihat nya, didengarnya

atau pendek kata orang tua merupakan obyek peniruan bagi anak. Sebab

orang tua bagi anak adalah sebagai sosok yang disegani. Terlebih ketika

masih kanak-kanak (anak) akan senantiasa menuruti perintah dari orang

tua, sebab dalam masa ini di tangan orang tua lah pendidikan (pembinaan)

mental atau akhlak anak bertumpu.

Usia anak ketika masa itu (umur 0-6 tahun) ditandai dengan prilaku

anak suka berkumpul dengan kelompok, menjelajah, bertanya, dan meniru.

3Hasil wawancara dengan Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman. 4Hasil wawancara dengan Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman.

Page 110: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

86

Bagi orang tua ini adalah masa usia sulit dan masa usia bermain.5 Untuk

itu orang tua patut waspada dan membimbing nya dengan baik agar tidak

terpengaruh oleh lingkungan yang tidak baik. Apabila orang tua senantiasa

memberikan bimbingan (teladan) yang baik di hadapan anak-anaknya,

maka hal itu akan berpengaruh pada diri anak, lambat laun anak akan

meniru apa yang orang tua ajarkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Muhammad Quthb ”anak tidak dapat menghindar dari orang tua. Dengan

kata lain, tidak mungkin satu pekerjaan yang dikerjakan berulang-ulang

oleh orang tua tidak memberikan pengaruh pada diri anak.”.6

Memasuki masa usia sekolah dasar (umur 6-12 tahun), peran orang

tua semakin besar. Pada usia ini, anak-anak cenderung berkumpul dengan

teman sebayanya. Orang tua tidak lagi sebagai figur yang dikagumi,

karena pendapat kelompok lebih diikuti dari pada pendapat orang tua.7

Sedangkan bagai orang tua/pendidik masa itu adalah periode

kritis,8 kecenderungan yang ia dapatkan akan membentuk kebiasaannya

sampai dewasa nanti. Alangkah baiknya jika anak pada masa itu

disamping didik dalam keluarga atau sekolah umum anak juga

disekolahkan di sekolah agama madrasah seperti TPA, Diniyah ataupun

lembaga yang sejenisnya.

Melihat lingkungan masyarakat penduduk setempat yang banyak

beragama Kristen dan orang Islam menjadi kelompok yang jumlahnya

lebih sedikit, maka penguatan mental sekaligus pondasi spiritual harus

diperkokoh. Dengan metode-metode pendidikan akhlak yang diterapkan

pendidik/orang tua harus benar-benar berperilaku dan memberikan contoh

yang sesuai dengan tuntunan agama sehingga lewat ajaran dan

pengetahuan pendidikan yang anak dapatkan mereka tidak minder dengan

lingkungan atau teman-temannya yang tidak beragama Islam. Dengan

5Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung : Rosda Karya, 2005), hlm. 68. 6Khatib Ahmad Santhut, Daur al-Bait Fi Tarbiyah ath-Thifl al-Muslim, Terjemah Ibnu

Burdah ”Menumbuhkan sikap sosial, akhlak, dan spiritual Anak dalam Keluarga Muslim”, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, cet I, 1998), hlm.34.

7Heri Jauhari Muchtar, Op.cit, hlm. 68. 8Ibid.

Page 111: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

87

penanaman pengetahuan keyakinan terhadap anak sudah dimulai sejak

kecil, bahwa anak tidak perlu terpengaruh dengan lingkungan, dan

meyakinkan bahwa agama dan keyakinannya lah yang paling benar tanpa

harus menyalahkan agama lain dan tetap harus menjaga toleransi dan

hubungan baik maka anak akan tergugah dan percaya diri dengan apa yang

ia punyai dan yang dilakukannya.

2. Segi sosiologis

Proses pembentukan pribadi anak merupakan kewajiban orang tua.

Ibu dan bapak harus mempersiapkan diri jauh sebelum anak lahir, untuk

menentukan arah yang baik dalam mendidik anak. Ibu dan bapak juga

harus menyadari arti pentingnya kerjasama dalam berkeluarga. Ibu sebagai

mitra setia yang aktif dan bapak sebagai penanggung jawab utama dalam

keluarganya.

Salah satu bentuk ikatan kerjasama tersebut adalah mendidik anak-

anaknya. Dalam mendidik anak-anaknya jangan sampai terjadi salah

paham, dalam arti bapak dan ibu harus seiring sejalan bukan sebaliknya

bertolak belakang. Sebagai contoh ketika waktunya tiba bapak menyuruh

anaknya untuk sekolah madrasah (TPQ), ke masjid dan belajar sekalipun

maka ibu pun juga harus demikian sehingga terdapat kesinambungan yang

sama, sehingga diharapkan dalam mendidik anak (putra-putrinya) ada

sebuah tujuan yang sama.

Keluarga merupakan masyarakat terkecil dan di tempat itu pula

pendidikan pertama dan utama dilakukan, atau keluarga sebagai sekolah

pertama bagi anak. Bapak ibu sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik.

Untuk memperoleh terdidik yang baik tentunya melalui proses yang lama

dan butuh kesabaran.

Orang tua merupakan obyek peniruan bagi anak. Apabila orang tua

mempersiapkan diri dengan baik, dalam memberikan teladan yang baik,

saling menghormati, saling menyayangi, menjalin hubungan dengan

kerabat keluarga yang lain, tidak bersifat masa bodoh, selalu memberikan

contoh bernuansa ajaran Islam, dan pendek kata orang tua selalu tampil

Page 112: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

88

baik dihadapan anaknya, maka semua itu akan terukir (tertulis) dalam diri

anak, dan ia senantiasa akan meniru apa-apa yang dilihat nya dan yang

didengarnya.

Rasa kebersamaan yang dipraktekkan dalam keluarga, baik bapak

ibu dengan anak atau dengan saudara yang lainnya akan berdampak

terhadap perilaku anak. Dengan memberikan ajaran tingkah laku yang

baik, berarti orang tua memberikan yang terbaik buat anaknya. Dengan

melihat pada kondisi masyarakat muslim yang lebih kecil (minoritas)

perilaku orang tua ketika berada di lingkungan juga menjadi contoh bagi

anak, orang tua hendaknya hendak nya bisa menjaga dan menerapkan

ukhuwah yang baik dengan tetangga muslim atau non muslim dalam

bermasyarakat sesuai dengan ajaran agama Islam.

Metode-metode pendidikan akhlak yang di lakukan oleh keluarga

bapak Syafiq dan bapak Sukiman memang sudah efektif meskipun masih

ada beberapa hal yang perlu ditambah dan di perhatikan. Ini terlihat dalam

kehidupan anak dalam kesehariannya yang bisa menyesuaikan diri

meskipun berada dalam lingkungan mayoritas masyarakat beragama

Kristen.

Namun demikian juga dibutuhkan peran masyarakat muslim yang

ada disekitarnya. Karena suatu pendidikan (akhlak) akan berhasil apabila

lembaga-lembaga yang berkompeten terlibat, tidak terkecuali peran

masyarakat muslim ketika berada dalam lingkungan yang masyarakatnya

lebih banyak menganut agama Kristen. Apabila tiap-tiap anggota

masyarakat muslim sudah mampu menerapkan ajaran akhlak Islam, maka

apabila ada kesalahan dari anggota masyarakat muslim yang lain akan

dikoreksi sebagai langkah bersama untuk mencegah kemungkinan

kesalahan yang ada, bukan sebaliknya yaitu masa bodoh terhadap

kesalahan yang terjadi pada lingkungannya. Kepada para tokoh

masyarakat dan tokoh agama hendaknya selalu mencari inisiatif positif

untuk memupuk dan mengembangkan solidaritas antar warga sehingga

kerukunan dan kebersamaan akan selalu tercipta meski terdapat

Page 113: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

89

lingkungan yang berbeda agama dengan tanpa melihat antara minoritas

maupun mayoritas.

3. Segi religius

Orang tua adalah pemegang amanat dari Allah SWT. Oleh karena

itu ia harus menjaga amanat tersebut sebaik mungkin. Agar penjagaan dan

perawatan amanat tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan

keteladanan yang baik. Untuk menerapkan keteladanan itu diupayakan

sedini mungkin oleh orang tuanya. Keteladanan yang dimaksud adalah

keteladanan agama termasuk di dalamnya yaitu pendidikan akhlak.

Keteladanan dalam pendidikan akhlak pada periode kanak-kanak awal

sebaiknya berasal dari orang tuanya sendiri. Karena pendidikan tersebut

merupakan pendidikan pertama kali yang diperoleh anak dari keluarganya.

Sebab secara agamis hal tersebut merupakan konsekuensi orang tua dalam

menerima amanat-Nya. Oleh karena itu amanat tersebut harus dijaga demi

keselamatan diri dan keluarganya.

Sebagaimana firman Allah dalam al-qur’an :

ـفسـكم واهليـكم نارا ـها الذين أمنوا قوآ ان )6:التحرمي( ...يآي

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka …”.9

Orang tua juga harus memberikan nasihat kepada putra-putrinya.

Setiap anak (manusia) membutuhkan nasihat. Sebab dalam jiwa terdapat

pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata yang didengar. Pembawaan

itu biasanya tidak tetap, oleh karena itu nasihat harus diulang-ulang.10

Sehingga anak tidak mudah terpengaruh dan mengikuti apa yang

dilakukan oleh teman-temannya yang berada disekitar, dengan keberadaan

lingkungan yang berbeda agama tentunya membawa potensi anak untuk

selalu melihat pada perbedaan tersebut.

9Departemen Agama. RI,. Op. cit., hlm. 951. 10Muhammad Quthb, t.th. Terj. Salman Harun ”Sistem Pendidikan Islam”, al-Ma`arif,

Bandung, 1993, hlm. 334.

Page 114: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

90

Pergaulan anak ketika berada dalam lingkungan masyarakat juga

patut mendapat pengawasan yang cukup dari orang tua, waktu dan tempat

mereka bermain akan berpengaruh terhadap prilaku mereka dalam

keseharian. Untuk itu dengan metode-metode yang diterapkan oleh

keluarga diharapkan anak mampu memegang teguh keyakinan dan

akhlaknya yang ada dalam Islam, terlebih lagi anak diharapkan dapat

memberikan teladan dan contoh yang baik bagi teman-temannya sehingga

lingkungan (masyarakat Kristen) akan simpatik dan menirunya.11

B. Implikasi Metode

Implikasi metode pendidikan akhlak yang dilakukan oleh keluarga

bapak Syafiq dan bapak Sukiman adalah sebagai berikut :

1. Implikasi terhadap keluarga

Tujuan pendidikan akhlak adalah untuk mencapai kebahagiaan

hidup umat manusia dalam kehidupannya baik di dunia maupun di

akhirat.12 Untuk itu perhatian keluarga dalam mendidik akhlak terhadap

putra-putrinya menjadi nomor satu yang patut diperhatikan.

Melalui keluarga anak didik dan dibesarkan, kemudian melalui

keluarga pula anak pertama kali belajar dan mendapatkan pengaruh dari

segala kehidupannya. Betapa tidak ketika anak mulai bagun tidur sampai

ke tempat tidur kembali anak mendapatkan pengaruh dan informasi dari

lingkungan kelurganya, dengan harapan kelak bisa menjadi anak yang bisa

berbakti kepada orang tua dan masyarakat terutama bagi agamanya.

Meskipun anak lahir dibekali potensi bawaan, namun tanpa adanya

intervensi dari pihak luar, terutama ayah ibunya potensi bawaan tersebut

tidak ada artinya. Dengan adanya anak, maka rasa tanggung jawabnya

sebagai orang tua, secara kodrati adalah untuk mengarahkan, mengawasi

dan membimbing serta melindungi anaknya semaksimal mungkin dalam

11Hasil wawancara dengan Bapak Sukiman. 12Sidik Tora, dkk., Ibadah dan Akhlak dalam Islam¸ (Yogyakarta: UII Press, 1998), hlm. 96.

Page 115: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

91

pertumbuhan dan perkembangannya, terutama dalam masalah

pembentukan jiwa keberagamaan anak.13

Dalam pandangan Islam anak adalah amanah yang dibebankan oleh

Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan

memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak

menerima. Karena manusia merupakan milik Allah SWT, mereka harus

mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan dirinya kepada

Allah SWT.14

Untuk membentuk akhlak yang baik orang tua harus kerjasama,

hidup rukun agar proses dalam rumah tangga berjalan sejuk dan nyaman.

Dengan kenyamanan dalam keluarga maka ibu dan bapak akan lebih

mudah mengarahkan dan memberikan contoh yang baik kepada anaknya.

Apabila dalam keluarga terjadi suatu pertentangan maka dampaknya

terhadap anak juga akan kurang baik. Bisa-bisa anak akan lebih condong

pada kehidupan yang ada di sekiranya. Ketika melihat lingkungan sekitar

orang-orang dan tema pergaulannya berbeda agama maka yang

dikuatirkan jika pondasi agamanya lemah dan akhlak juga lemah maka

akan berbahaya untuknya. Sebab pembentukan akhlak yang baik tak jauh

dari masalah agama yang anak miliki.

Islam telah memberikan perhatian terhadap anak-anak muslim

dengan porsi yang sangat besar. Karena, perhatian tersebut telah diajarkan

Islam semenjak anak belum dilahirkan ke dunia. Hal tersebut tampak

dalam anjuran untuk mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk anak.

Sehingga anak dapat membentuk kepribadian dan mendapatkan

pendidikan di lingkungan keluarganya. Itulah lingkungan yang

memperhatikan anak dan mengkaderkannya untuk menjadi individu yang

sempurna, mampu menjalankan kewajiban terhadap dirinya,

masyarakatnya, umat manusia secara keseluruhan dan lebih-lebih kepada

Tuhan yang telah menciptakannya. Sehingga dengan begitu ia akan

13Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 204. 14M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996,

hlm. 103.

Page 116: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

92

mendapatkan keridhaan dan kebahagiaan.15 Dengan keberadaan

lingkungan kristen yang ada peran keluarga dalam mendidik anak-anaknya

akan bertambah, dan menambah daya tahan tersendiri. Sebab dengan

kondisi tersebut jika anak sudah besar kelak akan tahu dan dapat

membandingkan antara yang benar dan sebaliknya.

2. Implikasi terhadap sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan fungsinya adalah sebagai

pelanjut dari pendidikan keluarga.16 Status sekolah sebagai pelanjut dalam

pendidikan dalam keluarga, maka para orang tua harus selektif dalam

menempatkan atau memilih lembaga sekolah bagi anaknya, lebih-lebih

sebagai seorang muslim. Karena apabila orang tua hanya asal-asalan dalam

memilih sekolah akan berefek negatif pada anak. Sifat sekolah sebagai

pelanjut pendidikan keluarga, sebisa mungkin memberikan yang terbaik

bagi anak didiknya, baik segi intelektual, sosial dan moral agamanya.

Sebagai contoh, dalam pemberian moral agama pihak sekolah harus

senantiasa mengoreksi anak didiknya apabila ada kekeliruan keluarga

dalam memberikan pendidikannya. Sebagaimana yang disinyalir oleh

Zakiah Daradjat bahwa sekolah hendaknya mengupayakan diri menjadi

lapangan yang baik bagi pertumbuhan dan pengembangan mental moral

anak didiknya, selain itu juga sebagai tempat pemberian pengetahuan,

pendidikan ketrampilan dan pengembangan bakat dan kecerdasan.17

Melihat pada masyarakat lingkungan muslim yang kecil orang tua

perlu memberikan perhatian dalam pendidikan meski dalam pendidikan

formal sekalipun. Proses pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dalam

sekolah hendaknya bisa memilih sekolah yang lebih mengutamakan

pendidikan agama meskipun dalam hal pengetahuan umum anak tidak

boleh ketinggalan. Beberapa langkah yang telah dilakukan keluarga sudah

15 Asy- Syaikh Fuhaim Mustafa, Manhaj Pendidikan Anak Muslim, diterjemahkan oleh:

Abdillah Obid dan Yessi HM, (Jakarta : Mustaqim, 2004), hlm. 26. 16Jalaluddin, Op. Cit., hlm. 205. 17Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,

1997), hlm. 21.

Page 117: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

93

tepat, dengan menyekolahkan anaknya dibangku sekolah madrasah yang

berkualitas yang ada di Desa Gesing. Terbukti madrasah yang ada secara

kwalitas tidak kalah dengan sekolah-sekolah umum yang ada, bahkan

dalam prestasi sekalipun madrasah ini dapat mengungguli sekolah lain

sampai di tingkat kabupaten sekalipun.18

Namun demikian, bukan berarti dengan sendirinya tanggung jawab

orang tua sebagai pendidik di keluarganya masih perlu dan tetap menjadi

yang utama. Tapi dalam keadaan ini (anak usia sekolah dasar) tanggung

jawab orang tua semakin bertambah dengan semakin luas pula kehidupan

sosial anak. Posisi orang tua senantiasa memberikan arahan dan bimbingan

guna keselamatan kehidupan anaknya baik dalam lingkungan masyarakat

terlebih kelak dikemudian hari.

3. Implikasi terhadap masyarakat

Peran masyarakat sangat penting dalam proses pendidikan (akhlak)

karena masyarakat merupakan salah satu dari pusat pendidikan.

Kebanyakan kita menempatkan masyarakat dalam posisi ketiga setelah

pendidikan keluarga dan pendidikan sekolah. Sebab keberadaannya

mempengaruhi perkembangan anak, yang salah satunya berupa

pembentukan jiwa keberagamaan nya. Hal ini terjadi, apabila adanya

keserasian antara ketiga lapangan pendidikan tersebut, sehingga akan

berdampak positif.19

Melihat kondisi masyarakat yang berbeda terlebih pada segi agama

yang mayoritas lingkungan beragama Kristen tentunya mempunyai

kendala tersendiri dalam mendidik anak. Namun demikian justru menjadi

sebuah motivasi tersendiri bagi keluarga maupun lingkungan muslim

untuk dapat membuktikan bahwa akhlak dan ajaran Islam lebih baik dan

diakui kebenarannya. Disamping itu sebuah pembuktian juga bahwa

18Hasil wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah MI (Madrasah Ibtidaiyyah) Desa Gesing. 19Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan keempat, 2000),

hlm. 208.

Page 118: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

94

agama Islam mengedepankan ukhuwah dan Islam adalah agama

rahmatallilalamin.20

Masyarakat harus berperan menjadi pengontrol pendidikan akhlak.

Sebab menjadi salah satu dari ketiga komponen (keluarga, sekolah dan

masyarakat) tersebut sebagai kesatuan yang integral dalam menyukseskan

pendidikan akhlak. Untuk memupuk rasa sosial ini memang dibutuhkan

kesadaran yang tinggi dari tiap-tiap individu masyarakat muslim, bahwa ia

juga mempunyai tanggung jawab dalam pendidikan. Apabila hal itu

terealisasi dalam kehidupan masyarakat yang penduduknya mayoritas

beragama Kristen yaitu wujud dari amar makruf nahi mungkar, untuk

Membumikan ajaran Ilahi Rabbi akan terwujud dalam kehidupan ini.

20Hasil wawancara dengan Bapak Sukiman.

Page 119: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

95

Asy- Syaikh Fuhaim Mustafa, Manhaj Pendidikan Anak Muslim, diterjemahkan oleh: Abdillah Obid dan Yessi HM, Jakarta : Mustaqim, 2004.

Pariata Westra, et. Al., Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: Air Agung Putera, 1989. Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Al-Wa’ah, 1995. Hasil wawancara dengan Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman. Hasil wawancara dengan Bapak Syafiq dan Bapak Sukiman. Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, Bandung : Rosda Karya, 2005. Khatib Ahmad Santhut, Daur al-Bait Fi Tarbiyah ath-Thifl al-Muslim, Terjemah Ibnu

Burdah ”Menumbuhkan sikap sosial, akhlak, dan spiritual Anak dalam Keluarga Muslim”, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, cet I, 1998), hlm.34.

Muhammad Quthb, t.th. Terj. Salman Harun ”Sistem Pendidikan Islam”, al-Ma`arif, Bandung, 1993.

Sidik Tora, dkk., Ibadah dan Akhlak dalam Islam¸ Yogyakarta: UII Press, 19981Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000..

M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996. Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1997. Hasil wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah MI (Madrasah Ibtidaiyyah) Desa Gesing. Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan keempat, 2000),

hlm. 208.

Disamping itu upaya untuk mengusahakan supaya masyarkata,

termasuk pemimpin dan para penguasanya menyadari betapa pentingnya

masalah moral

Page 120: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang metode pendidikan akhlak anak dalam

keluarga muslim di komunitas Kristen Desa Gesing Temanggung di atas dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut ini :

1. Pendidikan akhlak merupakan pilihan penting yang diberikan kepada anak

sedini mungkin, sehingga anak mempunyai akhlak yang baik yang

dijalankan dalam kehidupan. Orang tua adalah pemberi informasi yang

awal tentang pendidikan akhlak itu yang dapat membentuk karakter anak.

Dalam konteks itu peran orang tua adalah mengusahakan pembentukan

lingkungan yang dapat dijadikan teladan bagi anak, dengan tidak

mengabaikan faktor hereditasnya.

2. Pendidikan akhlak memerlukan penggunaan teknik yang sesuai agar

mencapai keberhasilan yang optimal. Dalam konteks itu dibutuhkan

dukungan faktor seperti pendidik, anak didik, metode, dan tujuan. Metode

pendidikan akhlak yang digunakan oleh keluarga (orang tua) muslim

dalam mendidik anaknya yang berada di lingkungan komunitas Kristen

adalah dengan; pendidikan dengan percontohan, Pendidikan dengan

nasihat (saran), pendidikan pembiasaan dan pendidikan pengawasan

(monitoring).

3. Metode-metode pendidikan akhlak yang dilakukan pada keluarga adalah

sangat efektif, baik ditinjau dari kajian psikologis, sosiologis, dan religius.

Secara psikologis si anak mempunyai rasa imitasi yang tinggi, sehingga

orang tua (pendidik) dapat memberikan keteladanan, nasehat, dan

semangat bagi anak-anaknya; Dari perspektif sosiologi, bahwa manusia

merupakan manusia yang mendidik dan harus dididik. Anak harus dididik

agar perkembangannya berjalan secara wajar; dan dari tinjauan religius

bahwa orang tua harus menjaga amanat dari Allah SWT secara baik,

dimana keselamatan keluarganya berada dalam tanggung jawabnya.

95

Page 121: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

96

B. Saran

Dari kesimpulan diatas dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada orang tua di lingkungan komunitas Kristen atau non muslim; agar

tetap bersemangat dan beriman yang tinggi dalam mendidik dan

menanamkan nilai-nilai ke-Islaman pada anak-anak yang dilakukan

kapanpun dan dimanapun berada.

2. Para tokoh masyarakat; agar tetap suka bersatu, saling memberi dan

menerima dalam hal kebaikan untuk perkembangan pengetahuan

masyarakat muslim sehingga nilai-nilai dakwah dan pendidikan Islam

dapat berkembang dan menjadi teladan dalam lingkungannya.

3. Masayarakat umum; bahwa metode-metode yang telah digunakan dalam

mendidik anak hendaknya dipertahankan dan dikembangkan karena

tantangan masyarakat kedepan akan jauh lebih berat dibandingkan dengan

sekarang ini.

C. PENUTUP

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, Taufik,

hidayah dan maunah-Nya penulisan skripsi ini telah terselesaikan seperti

wujud sekarang.

Disadari bahwa pemaparan hasilnya masih memiliki keterbatasan

maka saran dan kritik yang membangun guna perbaikan skripsi ini senantiasa

penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pada

khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Page 122: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zaenal Arifin

Tempa, tanggal lahir : Kendal, 22 April 1982

Nim : 3 1 0 2 2 3 4

Alamat asal : RT.02 RW.01 Ds. Kalibogor

Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal 51363

Alamat sekarang : Jl. Nusa Indah I No.14 Ngaliyan Semarang

Hp : 085 290 569 908

Pendidikan

1. SD Negeri Kalibogor Sukorejo lulus tahun 1995

2. MTs NU 013 Arrahmat Sukorejo lulus tahun 1998

3. MA Darul Amanah Sukorejo lulus tahun 2002

4. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang angkatan 2002

Page 123: METODE PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/83/jtptiain-gdl... · yang menjadi pemicu salah satunya adalah terkait dengan isu SARA. Konflik

CURRICULUM VITAE

I. PERSONAL DATA

Nama : Zaenal Arifin

Tempat & Tgl Lahir : Kendal, 22 April 1982

Alamat asal RT.02 RW.01 Ds. Kalibogor

Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal 51363

Alamat sekarang : Jl. Nusa Indah I No.14 Ngaliyan Semarang

No. Telp : 085 290 569 908

Status : Single

Riwayat pendidikan :

1. SD Negeri Kalibogor Sukorejo lulus tahun 1995

2. MTs Arrahmat Sukorejo lulus tahun 1998

3. MA Darul Amanah Sukorejo lulus tahun 2002

4. IAIN Walisongo Semarang

II. PENGALAMAN KERJA

1. Pengelola Rental Komputer Mitra Com Ngaliyan Semarang

2. Manajer Koperasi Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang

3. Marketing Seputar Indonesia Group

Hormat Saya,

( Zaenal Arifin )