Metode Pemberdayaan

9
NAMA : SEPTIA PUJI MAYASARI NIM : G1A112075 METODE PEMBERDAYAAN 1. RAPID RURAL APPRAISAL (RRA) 1 Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan pedesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program- program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya. Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah. Komunikasi dan kerjasama diantara masyarakat desa dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahami masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRA juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang memungkinkan. Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang berbeda. Metoda ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).

description

perberdayaan masyarakat

Transcript of Metode Pemberdayaan

Page 1: Metode Pemberdayaan

NAMA : SEPTIA PUJI MAYASARINIM : G1A112075

METODE PEMBERDAYAAN

1. RAPID RURAL APPRAISAL (RRA)1

Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan pedesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya.

Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah. Komunikasi dan kerjasama diantara masyarakat desa dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahami masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRA juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang memungkinkan.

Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang berbeda. Metoda ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).

2. PARTICIPATORY RAPID APPRAISAL (PRA)1

Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Kritik PRA terhadap pembangunan adalah bahwa program-program pembangunan selalu diturunkan "dari atas" ( top down) dan masyarakat tinggal melaksanakan. 

Proses perencanaan program tidak melalui suatu 'penjajagan kebutuhan' (need assesment) masyarakat, tetapi seringkali dilaksanakan hanya berdasarkan asumsi, survei, studi atau penelitian formal yang dilakukan oleh petugas atau lembaga ahli-ahli penelitian. Akibatnya program tersebut sering tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak adanya rasa memiliki terhadap program itu. Dengan PRA, yakni dengan partisipasi masyarakat keadaan itu diperbaiki dan juga keterampilan-keterampilan analitis dan perencanaan dapat dialihkan kepada masyarakat. Dengan demikian secara bertahap ketergantungan pada

Page 2: Metode Pemberdayaan

pihak luar akan berkurang dan pengambilan prakarsa dan perumusan program bisa berasal dari aspirasi masyarakat (bottom up).

Metoda PRA didasarkan pada penyempurnaan dan modifikasi dari metoda AEA (Agroecosystems Analysis) dan RRA (Rapid Rural Appraisal) yang dilakukan oleh kalangan LSM dan peneliti yang bekerja di wilayah Asia dan Afrika. Walaupun ada beberapa kesamaan antara metoda PRA dan RRA, tetapi ada perbedaan secara mendasar. Metoda RRA penekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian informasi oleh órang luar. Sedangkan metoda PRA penekannya adalah pada partisipasi dan pemberdayaan. Menurut Robert Chambers (1987) PRA lebih cocok disebut sebagai metoda dan pendekatan-pendekatan jamak daripada metoda dan pendekatan tunggal, dan PRA adalah menu yang menyajikan daftar metoda dan teknik terbuka dan beragam. Dengan penekanannya pada partisipasi, maka metoda PRA mempunyai prinsip-prinsip: belajar dari masyarakat, orang luar sebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku, saling belajar dan saling berbagi pengalaman, keterlibatan semua kelompok masyarakat, bebas dan informal, menghargai perbedaan dan triangulasi.

Metoda PRA dibangun berdasarkan (a) kemampuan- kemampuan masyarakat desa setempat, (b) penggunaan teknik-teknik fasilitatif dan partisipatoris, dan (c) pemberdayaan masyarakat desa setempat dalam prosesnya. Metoda PRA pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi 4 (empat) macam proses, yaitu: (1) appraisal dan perencanaan secara partisipatoris, (2) pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program secara partisipatoris, (3) penyelidikan berbagai topik (seperti; manajemen sumber daya alam, keamanan pangan, kesehatan, dan lain-lain), (4) pelatihan dan orientasi untuk peneliti dan masyarakat desa.

Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupa dengan yang digunakan dalam metoda RRA, tetapi berbeda dalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik di lapangan. Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yang dilibatkan dalam PRA memainkan peran yang lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis data dan pengembangan intervensi seperti pada program-program pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap program secara keseluruhan. 

Proses ini akan memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan kepada mereka untuk melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendiri yang lebih baik dibanding dengan melalui intervensi dari luar.

3. PARTICIPATORY LEARNING AND ACTION (PLA)2,,3

PLA merupakan bentuk baru dari metoda pemberdayaan masyarakat yang dahulu dikenal sebagai “learning by doing” atau belajar sambil bekerja. Secara singkat, PLA merupakan metoda pemberdayaan masyarakat yang terdiri dari proses belajar tentang suatu topik, seperti pesemaian, pengolahan lahan, perlindungan hama tanaman, dll. Yang segera setelah itu diikuti aksi atau kegiatan riil yang relevan dengan materi pemberdayaan masyarakat tersebut.Melalui kegiatan PLA, akan diperoleh beragam manfaat, berupa:

a) Segala sesuatu yang tidak mungkin dapat dijaab oleh “orang luar”

b) Masyarakat setempat akan memperoleh banyak pengetahuan yang berbasis pada pengalaman yang

dibentuk dari lingkungan kehidupan mereka yang sangat kompleks

c) Masyarakat akan melihat bahwa masyarakat setempat lebih mampu untuk mengemukakan masalah

dan solusi yang tepat dibanding orang luar

Page 3: Metode Pemberdayaan

d) Melalui PLA, orang luar dapat memainkan peran penghubung antara masyarakat setempat dengan

lembaga lain yang diperlukan. Disamping itu, mereka dapat menawarkan keahlian tanpa harus

memaksakan kehendaknya.

Terkait dengan hal itu, sebagai metoda belajar partisipatif, PLA memiliki beberapa prinsip sebagai

berikut:

a) PLA merupakan proses belajar secara berkelompok yang dilakukan oleh semua stakeholders secara

interaktif dalam suatu proses analisis bersama

b) Multi perspective, yang mencerminkan beragam interpretasi pemecahan masalah yang riil yang

dilakukan oleh para pihak yang beragam dan berbeda cara pandangnya

c) Spesifik lokasi, sesuai dengan kondisi para pihak yang terlibat

d) Difasilitasi oleh ahli dan stakeholders (bukan anggota kelompok belajar) yang bertindak sebagai

katalisator dan fasilitator dalam pengambil keputusan; dan (jika diperlukan) mereka akan

meneruskannya kepada pengambil keputusan

e) Pemimpin perubahan, dalam arti bahwa keputusan yang diambil melalui PLA akan dijadikan acuan

bagi perubahan-perubahan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat setempat

4. PARTICIPATORY ASSESMENT AND PLANNING (PAP)4

PAP sejalan bahkan serupa dengan metode PRA. Metode ini diadopsi dari 2 sumber yaitu Field Book WSLIC dan Partisipatory AnalysisTechniques DFID. Metode PAP terdiri atas 4 langkah yaitu:

a. Menemukan masalahLangkah ini dimaksudkan agar masyarakat mengidentifikasi kondisi, situasi dan masalah sosial di sekitar masyarakat setempat.

b. Menemu Kenali PotensiPotensi yang dimiliki masyarakat ini merupakan sistem sumber yang dapat dikelola secara optimal guna mengatasi permasalahan sosial maupun pemberdayaan masyarakat setempat.

c. Menganalisis masalah dan potensiMengkaji berbagai masalah, penyebab, hubungan kausalitas serta fokus masalah, mencari prioritas masalah, faktor pendukung maupun penghambat.

d. Memilih solusi pemecahan masalahLangkah ini merupakan upaya-upaya kongkrit untuk memecahkan masalah melalui kegiatan 1) mencegah timbulnya masalah lebih jauh, 2) memobilisasi sistem sumber dan potensi,3) menentukan alternatif pemecahan masalah dan 4) pertemuan masyarakat untuk menentukan skenario tindakan.

Page 4: Metode Pemberdayaan

PPA menghasilkan sejumlah data kualitatif tingkat desa, sebagiannya dapat dikuantitatifkan kedalam sistem ordinal oleh para warga desa itu sendiri. Data kuantitatif ini dapat dianalisis secara statistik. Dengan cara ini kita dapat mengadakan analisis antar masyarakat, antar proyek dan antar waktu, serta pada tingkat program. Dengan demikian PPA dapat digunakan untuk menghasilkan informasi manajemen untuk proyek skala besar dan data yang sesuai untuk analisis program.

5. PARTICIPATORY HYGIENE AND SANITATION TRANSFORMATION (PHAST)4

PHAST adalah suatu rangkaian cara untuk tercapainya perubahan pengetahuan dan sikap yang berkaitan dengan sanitasi dan kebersihan diri yang sehat dan membantu dalam mendorong penataan fasilitas air dan sanitasi secara partisipatif.PHAST diadakan untuki membantu masyarakat dengan cara meningkatakan perilaku hidup sehat, mencegah penyakit diare, mendorong penataan fasilitas air bersih dan sanitasi masyarakat yang dapat dilakukan dengan cara: menunjukan adanya korelasi antara sanitasi dan status kesehatan meningkatkan rasa percaya diri para anggota masyarakat memberdayakan masyarakat

Tujuan PHAST adalah adanya peningkatan perubahan yang permanen  dan keterlibatan masyarakatProses pencapaian tujuan PHAST sebagai berikut: Dimulai bersama dengan masyarakat Ditetapkan bersama dengan masyarakat Dilaksanakan bersama masyarakat Diputuskan melalui konsultasi dengan masyarakat

Tahapan-tahapan PHAST:STEP 1 – Identifikasi Masalah1. Cerita masyarakat

Mengungkapkan masalah yg penting  Menghasilkan kreativitas – PHAST utk semua orang dan semua tingkatan Membangun semangat kerjasama tim

2. Masalah kesehatan yg ada di masyarakat Membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan yang prioritas Mengidentifikasi hal yg dapat dilakukan oleh masyarakat utk memecahkan permasalahan kesehatan mereka

STEP 2 – Analisa Masalah1. Membuat peta masyarakat

Pemetaan masalah air dan sanitasi di masyarakat2. Perilaku kebersihan diri yg baik dan buruk

Page 5: Metode Pemberdayaan

Apa sebenarnya yang dilihat masyarakat sebagai perilaku yg baik dan buruk Pemeriksaan kebiasaan masyarakat sehari-hari Perbedaan antara pengetahuan dan perilaku

3. Bagaimana penyakit menyebar Mengenal dan menganalisa bagaimana penyakit itu menyebar/menular Memperagakan hubungan antara perilaku, fasilitas yg ada dan penyakit

STEP 3 – Perencanaan untuk solusi1. Menghentikan penyebaran penyakit

Mengidentifikasi kejadian yang dpt menghambat penyebaran penyakit2. Menseleksi hambatan2 yg ada

Menganalisa efektifitas dan efisiensi dari penghambatan penyakit yang direncanakan3. Tugas dari laki2 dan perempuan di masyarakat

Tugas yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di tingkat rumah tangga Mengidentifikasi segala kemungkinan perubahan penugasan

Step 4 – Pemilihan opsi-opsi1. Memilih perbaikan sanitasi

Menggambarkan situasi saat ini Mengidentifikasi pilihan air bersih & sanitasi yang diinginkan di kemudian hari

2. Memilih perbaikan perilaku kebersihan diri Perilaku kebersihan diri yang ingin dikerjakan oleh masyarakat

3. Menyediakan waktu untuk pertanyaan Mengajukan pertanyaan tentang proses dan umpan balik dari sesama peserta yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kepercayaan kelompok

Step 5 – Perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan perubahan perilaku1. Perencanaan untuk perubahan

Mengembangkan rencana untuk perubahan2. Perencanaan siapa melakukan apa

Membantu mengidentifikasi siapa yg bertanggungjawab Jadwal kerja untuk implementasi Mengidentifikasi apa yang mungkin tidak berjalan sebagaimana mestinya Memikirkan masalah yang mungkin terjadi dalam implementasi dan cara mengatasinya

Step 6 – Perencanaan untuk pemantauan dan evaluasi1. Menyiapkan cara untuk menilai kemajuan kita Menyiapkan metoda untuk menilai kemajuan di masyarakat Menugaskan orang yang bertanggungjawab untuk menilai kemajuan tersebut Tentukan waktu untuk evaluasi pelaksanaan proyek

Page 6: Metode Pemberdayaan

Step 7 – Evaluasi yang partisipatif1. Menilai kemajuan kita

Melihat tujuan yang kita tentukan dulu, apa yang sudah tercapai.

6. COMMUNICATION FOR BEHAVIOUR IMPACT (COMBI)4

COMBI adalah program yang dibuat oleh WHO. COMBI merupakan satu pendekatan dinamis yang menggunakan strategi mobilisasi sosial dan komunikasi   untuk mempengaruhi perubahan perilaku dalam kalangan individu, keluarga dan masyarakat kearah perilaku yang sehat. COMBI dikembangkan dengan berbasis teori-teori perubahan perilaku, komunikasi dan pemasaran. Pendekatan yang komprehensif dan fleksibel dalam merencanakan, melaksanakan dan memantau tindakan-tindakan mobilisasi sosial dan komunikasi yang dapat dimodifikasi sesuai sasaran perilaku yang telah dipilih. Untuk melaksanakan program COMBI, terdapat lima prinsip dasar  yang menggunakan strategi komunikasi secara terpadu yang harus dilakukan yaitu ;

Penyebaran Administrasi / Hubungan Masyarakat dan Advokasi (Administrative mobilization / Public Relation / Advocacy)

Penyebaran Masyarakat (Community mobilization) Periklanan (Advertising) Penyampaian Pribadi / Komunikasi Interpersonal (Personal Selling / Interpersonal Communication) Promosi di Pusat Layanan (Point-of-Service Promotion)

Tujuan COMBI adalah untuk:

Menggerakkan berbagai sektor komunitas untuk menangani isu dengue dalam komunitas. Mewujudkan tanggungjawab bersama dalam komunitas. Mempengaruhi serta memperkuat keputusan / perilaku / norma sosial dalam masyarakat.

Program COMBI merupakan satu pendekatan yang berorientasi dari komunitas untuk komunitas. Kelompok sasaran bagi pelaksanaan proyek ini berpandukan kepada situasi berikut: 

Wabah berulang, Wabah tidak terkendali atau Lokalitas wabah Lokalitas yang pernah terjadi kejadian kasus Lokalitas yang memiliki Indeks Entomologi tinggi Lokalitas yang sukarela untuk mendirikan proyek COMBI

Sumber:

1. Adimihardja, Kusnaka, Harry H. Participatory Research Appraisal. Dalam: Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat. Humaniora Utama Pers, Bandung. 2004.

2. Mardikanto, Totok. Pemberdayaan Masyarakat. UNS Press. Surakarta. 2011.3. Wiwik T, Sugeng JM, Yayi SP, Totok M. “Pengembangan Metode Pemberdayaan Masyarakat ”.

Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. October, 2015.

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/download/4275/3980

Page 7: Metode Pemberdayaan

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Metode Pemberdayaan Masyarakat Bidang

Kesehatan. Dalam Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan. PERMENKES. Jakarta: 2013.