Metode dan instrumen riset

20
METODE DAN INSTRUMEN RISET PERKEMBANGAN MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Perkembangan Peserta Didik Yang dibina oleh Ibu Nugraheni Warih Utami M.Pd Oleh Lilis Khoiriyah 140421603506 M. Aji Santoso 14042160 Nora Hardiana 140421601775 Rada Anastasya 14042160 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI 0

description

metode dan instrumen riset ppd

Transcript of Metode dan instrumen riset

Page 1: Metode dan instrumen riset

METODE DAN INSTRUMEN RISET PERKEMBANGAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Perkembangan Peserta Didik

Yang dibina oleh Ibu Nugraheni Warih Utami M.Pd

Oleh

Lilis Khoiriyah 140421603506

M. Aji Santoso 14042160

Nora Hardiana 140421601775

Rada Anastasya 14042160

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

Februari 2015

0

Page 2: Metode dan instrumen riset

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam memahami karakter peserta didik dan perkembangannya

diperlukan sebuah penelitian. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah sebuah metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian itu. Selain itu, diperlukan pula instrumen untuk mendukung suatu metode penelitian.

Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Sehingga penelitian sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam rangka memecahkan masalah peserta didik tersebut.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan metode?2. Apa saja macam-macam metode penelitian?3. Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian?4. Apa saja macam-macam instrumen penelitian?

1.3 Tujuan1. Untuk memberikan informasi mengenai metode penelitian dan

instrumennya khususnya dalam perkembangan peserta didik. 2. Untuk memahami bagaimana metode itu diterapkan dalam penelitian.3. Diharapkan dengan adanya metode penelitian ini pendidik bisa lebih

mengetahui perkembangan yang terjadi pada peserta didik.

1

Page 3: Metode dan instrumen riset

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Metode PenelitianMetode (method), secara harfiah berarti cara. Selain itu metode atau

metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Secara umum atau luas  metode atau metodik berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar dan mengajar. Prof. Dr.Winarno Surachmad (1961), mengatakan bahwa metode mengajar adalah cara-cara pelaksanaan dari pada murid-murid di sekolah.Pasaribu dan simanjutak (1982), mengatakan bahwa metode adalah cara sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan.

2.1.1 Metode KorelasiDalam memahami perkembangan fisiologis dan psikologis serta

perilaku peserta didik tidak hanya mendeskripsikan gejala namun juga

harus mendeskripsikan kekuatan relasi antara minimum dua peristiwa atau

karakteristik. Semakin kuat korelasi (hubungan) antar dua peristiwa,

semakin efektif pula memprediksikan suatu peristiwa berdasarkan

peristiwa lainnya (Kiess & Green, 2010).

Korelasi diekspresikan dalam kerangka arah (positif dan negatif)

dan besaran (tingkatan). Dua variable yang saling berhubungan meningkat

atau menurun secara positif. Korelasi, atau arah, positif antara kekerasan

yang ditayangkan di televisi dengan agresivitas akan eksis apabila anak

yang lebih sering menonton tayangan kekerasan tersebut lebih banyak

menendang, memukul, atau menendang lebih banyak ketimbang anak

yang kurang sering menonton tayangan tersebut. Dua variabel memiliki

korelasi negatif atau berlawanan apabila nilai salah satu variabelnya

menurun ketika variabel lainnya meningkat. Penelitian menunjukkan

korelasi negative antara tingkat pendidikan dan resiko perkembangan

demensia karena penyakit Alzheimer di usia tua. Dengan kata lain,

semakin kurang terdidik, semakin tinggi tingkatan demensia (Katzman,

1993).

2

Page 4: Metode dan instrumen riset

Korelasi dilaporkan dalam bentuk angka yang berkisar antara -1.0

(hubungan negative sempurna) dan +1.0 (hubungan positif sempurna).

Semakin dekat korelasi kepada +1.0 atau -1.0, semakin kuat hubungan

yang ada, positif atau negative. Korelasi nol berarti tidak ada hubungan.

Korelasi memungkinkan kita untuk memprediksi satu variabel

berdasarkan variable lain. Misalnya kita menemukan korelasi positif antara

menonton tayangan kekerasan di televise dan perkelahian, kita akan

memprediksikan bahwa anak yang menyaksikan kekerasan tersebut akan

cenderung terlibat perkelahian. Semakin besar tingkay korelasi antar

variabel, semakin besar kemampuan untuk memprediksi satu variabel

berdasarkan yang lain.

Walaupun korelasi yang kuat dapat menyatakan kemungkinan

factor penyebab, hubungan sebab akibat ini perlu diuji dengan sangat

kritis. Korelasi yang teramati antara dua peristiwa tidak dapat digunakan

untuk menyimpulkan bahwa satu peristiwa mengakibatkan muculnya

peristiwa lain. Terdapat kemungkinan bahwa justru peristiwa kedua yang

mengakibatkan peristiwa pertama atau bahkan terdapat peristiwa ketiga,

yaitu peristiwa yang tidak diketahui, yang mengakibatkan adanya korelasi

antara peristiwa pertama dan kedua.

Menonton tayangan kekerasan akan mengakibatkan cara

bermain yang agresif.

Permainan yang agresif mungkin mengarahkan anak untuk

menonton program televise dengan unsur kekerasan yang

lebih kental.

Faktor-faktor lain, seperti social ekonomi mengkibatkan si

anak menonton program bernuansa kekerasan di televise

dan bertindak agresif.

2.1.2 Metode EksperimenSebuah eksperimen adalah suatu prosedur yang diatur dengan

cermat, dengan memanipulasi satu atau lebih faktor yang diyakini

memengaruhi perilaku, sementara faktor-fakor lainnya konstan. Apabila

perilaku yang sedang dipelajari memperlihatkan perubahan ketika sebuah

faktornya dimanipulasi, dapat dikatakan bahwa faktor yang dimanipulasi

3

Page 5: Metode dan instrumen riset

tersebut mengakibatkan perubahan perilaku. Dengan kata lain, eksperimen

mendemonstrasikan adanya sebab akibat. Penyebabnya adalah faktor yang

dimanipulasi sedangkan akibatnya adalah perilaku yang berubah karena

adanya manipulasi.

Eksperimen melibatkan dua jenis faktor atau variabel yang dapat

diubah yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah

suatu faktor yang dimanipulasi, berpengaruh dan bersifat eksperimen.

Variabel bebas berpotensi mengakibatkan sesuatu.Variabel terikat adalah

sebuah faktor yang dapat berubah dalam sebuah eksperimen sebagai

respon terhadap perubahan yang terjadi pada variabel bebas.

Eksperimen dapat melibatkan satu atau lebih kelompok eksperimen

dan kelompok kendali. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang

pengalamannya dimanipulasi sedangkan kelompok kendali adalah

kelompok pembanding yang menyerupai kelompok eksperimen dan

diperlakukan seperti kelompok eksperimen keculi dalam hal faktor yang

dimanipulasi (variabel bebas). Kelompok kendali bertindak sebagai dasar

sehingga efek-efek dari kondisi yang dimanipulasi dapat dibandingkan.

Satu tim peneliti (Whitehurs, et al., 1998) ingin mengetahui efek

dari membaca dialogis, metode special membaca buku bergambar oleh

anak yang masih kecil terhadap kemampuan bahasa dan kosakatanya.

Peneliti membandingkan dua kelompok anak kalangan menengah berusia

21-35 bulan. Dala kelompok eksperimental, para orang tua mengadopsi

metode cara membaca keras yang baru yang dengan konsisten memotivasi

partisipasi aktif anak-anak dan memberikan umpan balik yang teratur

berdasarkan usia. Dalam kelompok control, orang tua hanya membaca

dengan keras sebagaimana yang biasa mereka lakukan. Dalam satu bulan,

anak-anak yang berada dalam kelompok eksperimental 8,5 bulan lebih

maju dalam kemampuan berbahasa dan 6 bulan lebih maju dalam

kemampuan kosa kata; 9 bulan kemudian, kelompok eksperimental masih

6 bulan lebih maju dibanding kelompok kontrol. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa metode membaca keras yang baru meningkatkan

kemampuan bahasa dan kosakata anak.

4

Page 6: Metode dan instrumen riset

Penempatan acak (random assigment) merupakan prinsip yang

penting untuk menentukan penempatan kelompok. Penempatan acak

berarti menempatkan subjek secara kebetulan ke dalam kondisi

eksperimen dan kendali. Walaupun demikian, peneliti dapat memperkuat

validitas kesimpulan mereka dengan memilih partisipan secara acak dan

dengan mencoba memastikan bahwa secara statistic mereka semua

sebanding dalam hal-hal yang mungkin membuat perbedaan dalam hasil

penelitian.

Jenis-jenis eksperimen :

Eksperimen laboratorium

Dalam eksperimen laboratorium, para partisipan dibawa ke tempat

khusus dimana mereka akan mengalami kondisi yang dimanipulasi

oleh para eksperimenter. Eksperimen Laboratorium bersifat

artifisial yaitu dibuat sebagaimana yang dikehendaki peneliti.

Eksperimen lapangan

Eksperimen lapangan dilakukan pada suasana alamiah (kelas,

rumah sakit, jalan raya), situasinya lebih longgar. Variabel bebas

dimanipulasi oleh peneliti tetapi pelaksanaannya di luar

laboratorium.

Metode ini sangat sukar. Banyak hal yang dapat mempengaruhi

kewajaran situasi yang ditimbulkan dalam eksperimen antara lain :

Dalam eksperimen kadang-kadang anak memberikan reaksi

seperti yang kita harapkan karena adanya sugesti, sedang

anak masih bersifat sugestibel.

Ada kalanya anak bereaksi bukan karena spontanitas tetapi

karena dia ingin menggembirakan penyelidik.

Seringkali anak bereaksi karena suatu pengaruh, khususnya

pengaruh yang timbul dari pihak penyelidik sendiri.

Untuk menghindari hal-hal yang dapat mengurangi hasil

eksperimen perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

5

Page 7: Metode dan instrumen riset

Kecermatan, artinya berusaha bagaimana agar dalam

suasana eksperimen itu anak tidak merasa diselidiki.

Menghindari tekanan-tekanan dalam bentuk apapun selama

berlangsungnya eksperimen.

Menjauhkan sugesti yang mungkin berpengaruh terhadap

hasil eksperimen. Jadi harus bersifat wajar dan terbuka.

2.1.3 Metode Kros-seksional /Lintas BagianMetode kros seksional adalah strategi penelitian yang

membandingkan individu-individu yang berbeda usia pada waktu tertentu.

Suatu penelitian lintas bagian mungkin dapat mempelajari sekelompok

subjek yang berusia 5, 8, dan 11 tahun. Studi lainnya dapat melibatkan

sekelompok subjek yang berusia 15, 25, dan 45 tahun. Kelompok tersebut

dapat dibandingkan terhadap sejumlah variable terikat: IQ, memori, relasi

dengan kawan-kawan sebaya, kelekatan kepada orang tua, perubahan

hormonal, dan sebagainya. Semua ini dapat dicapai dalam waktu singkat.

Keuntungan utama studi kros seksional adalah para peneliti tidak

harus menunggu individu untuk bertumbuh atau menjadi lebih tua.

Meskipun waktunya efisien, metode kros seksional memiliki kelemahan.

Metode ini tidak memberikan informasi mengenai perubahan masing-

masing individu atau mengenai stabilitas karakteristiknya. Selain itu juga

dapat mengaburkan variasi perkembangan. Sebagai contoh, suatu studi

lintas bagian dapat menggungkapkan rata-rata peningkatan atau penurunan

kepuasan hidup, namun studi ini tidak dapat memperlihatkan bagaimana

peningkatan atau penurunan itu dari tahun ke tahun.

2.1.4 Metode Longitudinal Metode Longitudinal adalah suatu strategi penelitian yang

mempelajari individu-individu tertentu dalam jangka waktu yang lama.

Contohnya seseorang diikuti perkembangannya dari lahir sampai mati.

Dengan metode ini biasanya diselidiki beberapa aspek tingkah laku satu

atau dua orang yang sama dalam waktu beberapa tahun. Dengan begitu

akan diperoleh gambaran aspek-aspek perkembangan secara menyeluruh.

Keuntungan metode ini adalah suatu proses perkembangan dapat diikuti

dengan teliti. Meskipun demikian, metode ini juga memiliki beberapa

6

Page 8: Metode dan instrumen riset

kekurangan. Studi ini lama dan mahal. Semakin lama waktu pelaksanaan

studi, semakin banyak partisipanyang mengundurkan diri karena pindah

tempat tinggal, sakit, kehilangan motivasi, dan sebagainya. Para partisipan

yang tersisa mungkin tidak serupa dengan yang mengundurkan diri

sehingga terjadi bias terhadap hasil studinya. Para individu yang terus

mengikuti studi longitudinal selam bertahun-tahun dapat menjadi lebih

bertanggung jawab dan berorientasi konformitas..

2.1.5 Metode Sekuensial

Metode sekuensial merupakan kombinasi dari metode kros-

seksional dan metode longitudinal. Dalam banyak hal, pendekatan ini

dimulai dengan studi kros-seksional yang mencakup individu dari usia

yang berbeda. Berbulan-bulan atau betahun-tahun setelah pengukuran

awal, individu yang sama diuji lagi (ini merupakan aspek longitudinal dari

rancangan). Pada waktu selanjutnya, sekelompok subjek baru diukur pada

masing-masing tingkat usia. Kelompok baru pada masing-masing tingkat

ditambahkan pada waktu berikutnya untuk mengontrol perubahan yang

(gugur) dari studi, pengujian ulang mungkin telah meningkat kinerja

mereka.

2.2 Instrumen Riset

Instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab

permasalahan penelitian. Instrumen sebagai alat pada waktu penelitian

yang menggunakan suatu metode.

2.2.1 Pengumpulan Data

Dengan metode ini peneliti mengumpulkan sebanyak mungkin hasil

pekerjaan anaka-anak, misalnya gambaran-gambaran, alat-alat permainan,

pekerjaan tangan, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dikumpulkan,

digolong-golongkan dan diselidiki mengenai sifat-sifat umum yang

terdapat pada setiapm kelompok barang-barang tersebut. Dengan

mempelajari karya anak-anak tersebut akhirnya peneliti menarik suatu

kesimpulan.

7

Page 9: Metode dan instrumen riset

2.2.2 Laporan diri

Bentuk paling sederhana dari laporan diri adalah catatan harian

atau log. Misalnya, remaja bisa saja diminta untuk merekam apa yang

mereka makan setiap hari atau saat mereka merasa depresi. Tetapi terlalu

percaya dengan laporan diri (self report) bisa jadi merupakan tindakan

yang tidak bijak karena banyak orang tidak memahami benar apa yang

mereka pikirkan atau rasakan, atau memang tidak tahu.

Keunggulannya adalah dapat menyediakan informasi tangan

pertama tentang kehidupan, perilaku, dan pendapat seseorang. Sedangkan

kelemahannya adalah partisipan mungkin tidak dapat mengingat

informasi secara akurat atau mungkin mendistorsi respon dalam cara yang

dapat diterima secara sosial.

2.2.3 Observasi (Pengamatan)

Agar observasi dapat berjalan dengan efektif, kita harus sistematis.

Kita harus mengetahui siapa, kapan, di mana, dan bagaimana observasi

dilakukan serta bagaimana mencatatnya.

Jenis-jenis observasi :

a) Observasi naturalistik

Observasi naturalistik berarti mengobservasi perilaku di

lingkungan dunia yang sebenarnya, tanpa disertai usaha untuk

memanipulasi atau mengendalikan situasi tersebut..

Keunggulan dari observasi naturalistik adalah menyajikan diskripsi

perilaku yang baik dan tidak memaksakan tata-situasi tak alamiah

yang dapat mendistorsi perilaku pada seseorang. Kelemahannya

adalah kurangnya kontrol.

b) Observasi laboratoris

Observasi laboratoris adalah observasi yang menggunakan

intervensi untuk mengobservasi efek-efeknya dan mungkin untuk menguji

teori. keuntungan observasi laboratoris adalah peneliti memiliki kontrol

yang lebih baik daripada observasi naturalistik karena semua partisipan di

bawah kondisi yang mengendalikan faktor-sama.

Kekurangannya yaitu :

8

Page 10: Metode dan instrumen riset

Kita hampir tidak mungkin melakukan penelitian dalam kondisi

partisipan tidak mengetahui bahwa mereka sedang dipelajari

Setting laboratorium memiliki sifat tidak alamiah sehingga para

partisipan dapat beringkah laku tidak alamiah

Orang-orang yang bersedia mendatangi laboratorium di

universitas mungkin bukan merupakan orang-orang yang

mewakili berbagai latar budaya

Orang yang tidak terbiasa dengn lingkungan universitas, dan

dengan gagasan “membantu kemajuan ilmu pengetahuan”,

mungkin merasa terintimidasi ketika berhadapan dengan

lingkungan laboratorium

Beberapa syarat yang diperlukan dalam melaksanakan metode ini adalah :

Metode ini membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu

metode ini menuntut adanya kesabaran dan ketelitian dari pihak

peneliti.

Dalam menjalankan observasi, penyelidik tidak boleh ada

prasangka. Sebab kalau pengamatan itu dipengaruhi oleh suatu

prasangka tertentu, akibatnya hasil penelitiannya tidak wajar,

karena apa yang disimpulkan banyak dipengaruhi oleh

pendapatnya sendiri. Dengan kata lain, apa yang disimpulkan

bersifat subyektif dan tidak obyektif.

Untuk dapat mencatat semua gejala dengan teratur diperlukan

kecakapan menulis cepat.

Suasana hendaknya dibuat dan dijaga sewajar mungkin, antara

lain dengan jalan intensif partisipasi, dimana observer ikut

bermain-main dengan anak-anak, bergurau, beramah-tamah, dan

sebagainya.

2.2.4 Wawancara

Adakalanya cara terbaik dan tercepat yang dapat ditempuh untuk

memperoleh informasi mengenai orang lain adalah dengan bertanya

langsung kepada mereka. Salah satu teknik yang digunakan adalah

9

Page 11: Metode dan instrumen riset

mewancarai mereka secara langsung. Wawancara dapat digunakan untuk

mempelajari berbagai jenis topik.

Sebelum melaksanakan wawancara perlu di rancang pedoman

wawancara,dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara 

b. Tentukan aspek-aspek yang akan di ungkap dari wawancara

tersebut

Salah satu masalah yang dihadapi apabila kita menggunakan

wawancara adalah kecenderungan dari para partisipan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan dengan cara tertentu yang mereka pikir dapat

diterima atau diharapkan secara sosial. Alih-ailh memberikan jawaban

yang betul-betul menggambarkan pikiran atau perasaan mereka sendiri

(Creswell, 2008).

2.2.5 Studi Kasus

Studi kasus adalah suatu pemeriksaan yang mendalam mengenai

individu. Studi kasus memberikan informasi mengenai pengalaman. Studi

kasus dapat berfokus pada segala sesuatu yang akan membantu psikolog

untu memahami pikiran, perilaku atau atribut lainnya dari seseorang.

Sebuah studi kasus dapat memberikan potret yang dramatis dan

mendalam mengenai kehidupan manusia, namun kita perlu berhati-hati

ketika menggeneralisasikan informasi seperti ini. Subjek suatu studi kasus

bersifat unik, yang memiliki sifat genetis dan pengalaman pribadi yang

tidak dimiliki oleh orang lain. Contohnya dari mempelajari Victor , bocah

liar dari Aveyron, kita belajar banyak tentang perkembangan seorang

anak, tetapi kita tidak tahu bagaimana informasi ini dapat berlaku bagi

setiap anak. Selain itu, studi kasus melibatkan penilaian yang

reliabilitasnya tidak diketahui.

10

Page 12: Metode dan instrumen riset

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Terdapat berbagai metode penelitian dalam penelitian tentang

perkembangan peserta didik yaitu Metode Korelasi, Metode Eksperimen,

Metode Kros-seksional /Lintas Bagian, Metode Longitudinal, dan Metode

Sekuensial. Metode digunakan untuk mencapai tujuan dalam sebuah

penelitian. Selain metode, terdapat juga instrumen penelitian yaitu alat

bantu yang digunakan pada saat penelitian dengan menggunakan sesuatu

metode. Instrumen penelitian terdiri dari Pengumpulan Data, Laporan diri,

Observasi, Wawancara, Studi Kasus. Masing-masing metode dan

instrument penelitian tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.

11

Page 13: Metode dan instrumen riset

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1989. Ilmu Jiwa Anak. Bandung: Anggota IKAPI Bandung

Davidoff, Linda L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga

Papalia, Diane E. Et al. 2010. Human Development (Psikologi Perkembangan).

Jakarta: Kencana

Rahayu Haditono, Siti. 1985. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam

Berbagai Bagiannya. Jakarta: Erlangga

Santrock, John W. 2012. Life-Span Development Edisi Ketigabelas Jilid 1.

Jakarta: Erlangga

12