Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis...

19
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat adalah kebutuhan protein yang dapat dipenuhi oleh protein nabati atau protein hewani. Dengan demikian Kebutuhan protein setiap tahun selalu meningkat terutama protein hewani. Salah satu protein hewani yang paling murah dan terjangkau semua kalangan adalah telur. Perkembangan peternakan ayam petelurpun terus berkembang untuk memenuhi permintaan konsumen. Sudah banyak peternakan ayam petelur di indonesia khususnya di jawa barat, mulai dari peternak rakyat skala kecil sampai perusaan komersil. Perkembangan peternakan ayam petelur komersil tentunya harus didukung oleh penyediaan DOC ayam petelur. 1.2. Permasalahan Salah satu masalah yang dihadapi oleh peternakan ayam petelur adalah susahnya mendapatkan DOC yang berkualitas dengan harga terjangkau, hal tersebut karena perusahaan yang menyediakan DOC ayam petelur masih sangat sedikit,. Selain itu perusahaan yang menyediakan DOC ayam peteur tidak tersebar dengan merata, hanya berada di daerah-daerah tertentu saja. Biasanya mereka dapat memonopoli harga pasar. Untuk mendirikan sebuah perusahaan pembibitan ayam petelur tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit, itulah yang menjadi penyebab sedikitnya perusahaan pembibitan ayam petelur. 1.3. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan ayam petelur ini adalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1

Transcript of Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis...

Page 1: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya

kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh

masyarakat adalah kebutuhan protein yang dapat dipenuhi oleh protein nabati atau

protein hewani. Dengan demikian Kebutuhan protein setiap tahun selalu meningkat

terutama protein hewani. Salah satu protein hewani yang paling murah dan terjangkau

semua kalangan adalah telur. Perkembangan peternakan ayam petelurpun terus

berkembang untuk memenuhi permintaan konsumen. Sudah banyak peternakan ayam

petelur di indonesia khususnya di jawa barat, mulai dari peternak rakyat skala kecil

sampai perusaan komersil. Perkembangan peternakan ayam petelur komersil tentunya

harus didukung oleh penyediaan DOC ayam petelur.

1.2. Permasalahan

Salah satu masalah yang dihadapi oleh peternakan ayam petelur adalah

susahnya mendapatkan DOC yang berkualitas dengan harga terjangkau, hal tersebut

karena perusahaan yang menyediakan DOC ayam petelur masih sangat sedikit,. Selain

itu perusahaan yang menyediakan DOC ayam peteur tidak tersebar dengan merata,

hanya berada di daerah-daerah tertentu saja. Biasanya mereka dapat memonopoli harga

pasar. Untuk mendirikan sebuah perusahaan pembibitan ayam petelur tentunya

membutuhkan dana yang tidak sedikit, itulah yang menjadi penyebab sedikitnya

perusahaan pembibitan ayam petelur.

1.3. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan ayam petelur ini

adalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio,

IRR, BEP, dan Pay Back Period.

1

Page 2: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

II

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

2.1. Permintaan dan Penawaran

Dalam pembangunan usaha, aspek pasar harus benar-benar diperhatikan.

Sektor pemasaran sangat memegang peranan penting, termasuk permintaan dan

penawaran yang ada di pasar. Tujuan usaha adalah untuk mendapatkan keuntungan

yang maksimal, sedangkan besar kecilnya keuntungan akan diraih tergantung kepada

keberhasilan dalam sektor pemasaran.

Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran pada

peternakan pembibitan ayam petelur kopmersil adalah:

1. Harga bahan baku (ternak, pakan, dan obat-obatan dan juga biaya produksi

lainnya), semakin tinggi harga bahan baku maka akan meningkatkan biaya

produksi dan akan mempengaruhi terhadap harga jual DOC.

2. Harga produk utama (DOC Betina).

3. Harga jual produk sampingan (DOC Jantan, kotoran dan ayam afkir).

4. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein, hal ini akan

berpengaruh terhadap permintaan telur dimasyarakat.

5. Meminimalkan biaya produksi sehingga harga DOC dan ayam afkir dapat

bersaing di pasar.

Dalam penentuan permintaan dan penawaran dapat dilihat dari perkembangan

peternakan ayam petelur komersil di wilayan pulau Jawa. Yang kami lihat permintaan

DOC untuk ayam petelur komersil dipulau Jawa cukup besar. Selain itu hal lain yang

harus diperhatikan dalam permintaan adalah adanya perusahaan lain yang sejenis,

adanya perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama akan mengurangi

permintaan dari konsumen.

2.2. Pangsa Pasar

Pemasaran hasil produksi berupa DOC Jantan dan DOC Betina akan dipasarkan

keseluruh wilyah Jawa barat dan sekitarnya wilayah Jakarta, sedangkan untuk ayam afkir

dan pupuk organik akan dipasarkan di daerah bandung dan sekitarnya. Hasil produk

utama yaitu DOC betina akan dipasarkan langsung kepada peternak-peternak ayam

2

Page 3: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

petelur komersil, sedangkan ayam afir dijual langsung kepada konsumen. Untuk kotoran

kan dijual langsung kepada petani-petani sayuran di daerah bandung dan sekitarnya.

2.3. Strategi Pemasaran

Dalam pemasaran hasil produk kami, perusahaan kami akan melakukan berbagai

cara dalam memasarkan produk untuk memenuhi dan mencapai target pemasaran yang

telah ditentukan antara lain dengan cara:

1. Melihat situasi permintaan DOC ayam petelur komersil di pulau jawa cukup

prospek dan masih terbatasnya perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan

ayam petelur komersil di jawa barat, maka perusaan kami berusaha untuk

memenuhi permintaan pasar di jawa barat dan sekitarnya.

2. Berusaha meningkatkan kualitas genetik DOC agar lebih tahan terhadap

penyakit dan memiliki produktifitas yang tinggi.

3. Membangun jaringan dengan para peternak ayam petelur komersil di wilayah

jawa barat dan sekitarnya.

4. Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen agar konsumen merasa puas

dan ada kepercayaan konsumen.

5. Membuat promosi-promosi iklan di berbagai media massa maupun dari

peternak ayam petelur komersil di lapangan.

3

Page 4: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

III

ASPEK TEKNIS

3.1. Pemilihan Lokasi

Lokasi yang dipilih untuk pembangunan perusahaan peternakan pembibitan

ayam petelur adalah di daerah kabupaten Subang tepatnya di Desa Kosar Kecamatan

Cipeundeuy Kabupaten Subang-Jawa barat. Loaksi tersebut sangat strategis karena jauh

dari pemukiman penduduk, dekat dengan akses jalan raya, dan sarana dan prasarana

liannya yang mendukung.

3.2. Perkandangan dan Bangunan Pendukung

Perkandangan yang digunakan adalah close house dengan sistem litter dan

terdiri dari tiga buah kandang yaitu kandang untuk DOC (starter), kandang pullet

(grower), dan kandang produksi (layer). Jarak antar kandang 20 m. Hal tersebut untuk

mengurangi penyebaran penyakit.

Untuk kandang fase starter hanya dibangun satu buah kandang dengan luas 60

m2 (6 m x 10 m) dengn kapasitas 1000 ekor. Sedangkan untuk kandang fase grower dan

fase produksi masing-masing dibangun tiga buah kandang dengan jarak antar kandang 4

m. Untuk luas kandang fase grower 160 m2 (8 m x 20 m) dengan kapasitas 1000 ekor,

dan luas kandang fase produksi 600 m2 (20 m x 30m) dengan kapasitas 1000 ekor

dilengkapi dengan sarang (nest).

Delain kandang, bangunan lainnya adalah kantor dengan luas 30 m2, ruangan

penetasan 80 m2, mess untuk karyawan tetap 120 m2, gudang pakan 100 m2, dan

gudang peralatan 40 m2. Untuk denah bangunan dapat dilihat di lampiran 1.

3.3. Asumsi dan Koefisien Teknis

Untuk asumsi dan koefisien teknis yang digunakan dalam penyusunan studi

kelayakan ini dapat dilihat di tabel berikut:

4

Page 5: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

Tabel 1. Tabel Koefisien Teknis

ZOOTEKNIS Koefisien Satuan

Target penjualan DOC Betina 20.000 ekor/bulan

pembelian DOC PS 1.000 ekor

Ayam Betina 90 %

Pengafkiran ayam 18 bulan

Jumlah ayam afkir 964 ekor/periode produksi

Fase starter 2 bulan

Mortalitas Fase starter 2 %/periode

Fase grower 4 bulan

Mortalitas Fase grower 1 %/periode

Fase produksi 12 bulan

Mortalitas Fase produksi 1 %/periode

Produksi Telur (HDP) Bulan ke 1-12 (%) 10 50 70 80 90 95 90 90 85 80 75 70

Jumlah hari rata-rata 30 hari/bulan

Daya tetas 85 %

Waktu Penetasan 21 hari

sex ratio DOC betina 50 %

Konsumsi pakan

Fase starter 2.000 gram/periode

Fase grower 100 gram/ekor/hari

Fase produksi 110 gram/ekor/hari

Manure 100 kg/kandang/bulan

5

Page 6: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

Tabel 2. Tabel Asumsi Harga

No Asumsi harga Jumlah Satuan Harga Satuan

1 DOC Betina PS 2700 ekor 10000 Rp/ekor

DOC Jantan PS 300 ekor 5000 Rp/ekor

DOC Betina 20000 ekor/bulan 2500 Rp/ekor

DOC Jantan 20000 Ekor/bulan 1500 Rp/ekor

2 Kandang 2340 m2 500000 Rp/m²

Ruang Penetasan 80 m

2 500000 Rp/m²

3 Peralatan

a. Tempat pakan 300 Buah 200000 Rp/buah

b. Tempat minum 150 Buah 200000 Rp/buah

c. sekop 6 Buah 45000 Rp/buah

d. gerobak 3 Buah 1000000 Rp/buah

e. egg tray 200 Buah 20000 Rp/buah

g. Mesin Tetas 5 Unit 5000000 Rp/unit

h. mobil pickup 2 Unit 60000000 Rp/unit

i. Mobil Box 3 Unit 70000000 Rp/unit

k. mobil truk 2 Unit 120000000 Rp/unit

4 Culling 264 Ekor/periode 50000 Rp/ ekor

5 Manure 100 Kg/kandang/bulan 500 Rp/kg

6 Tenaga kerja

a. anak kandang 12 Orang 2000000 Rp/orang/bulan

b. Manajer 1 Orang 5000000 Rp/orang/bulan

8 pelengkap

7 a. Kantor 30 m² 1000000 Rp/m²

b. Mess 120 m² 3000000 Rp/m²

c. Gudang pakan 60 m² 150000 Rp/m²

9 Luas lahan keseluruhan 6400 m² 80000 Rp/m²

3.4. Dinamika Populasi

Tabel 3. Tabel dinamika Populasi per tahun

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Kandang grower 973 975 978 1953

Kandang layer 1940 2905 3885 3889 1930

Total populasi ayam 2913 3880 4862,6 5842 1930

Jumlah Produksi Telur 94360 638858 650635 654546 637615

Daya Tetas 85% 49030 537556 556364 544205 550879

DOC FS Betina 24515 268778 278182 272102 275440

DOC FS Jantan 24515 268778 278182 272102 275440

Ayam Afkir 0 1928 2891,37 2891,37 1928

Untuk tabel dinamika populasi per bulan dapat dilihat di lampiran 2

6

Page 7: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

IV

ASPEK KEUANGAN

4.1. Proyeksi Kebutuhan Investasi

Tabel 4. Tabel Kebutuhan Investasi

No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah

A PRAOPERASI

1. Perizinan 1 Paket 1.000.000 1.000.000

2.Pembuatan Proposal 5 Buah 100.000 500.000

3. Feasibility study 1 Paket 1.000.000 1.000.000

Sub Total 2.500.000

B INVESTASI TETAP

1 Kandang 2340 m2 90.000,00 210.600.000,00

2 Peralatan

a. Tempat pakan 300 buah 200.000,00 60.000.000,00

b. Tempat minum 150 buah 200.000,00 30.000.000,00

c. sekop 6 buah 45.000,00 270.000,00

d. gerobak 3 buah 1.000.000,00 3.000.000,00

e. egg tray 200 buah 20.000,00 4.000.000,00

f. Mesin Tetas 5 unit 5.000.000,00 25.000.000,00

g. mobil pickup 2 unit 60.000.000,00 120.000.000,00

h. Mobil Box 3 unit 70.000.000,00 210.000.000,00

i. mobil truk 2 unit 120.000.000,00 240.000.000,00

j. Instalasi Listrik 1 unit 10.000.000,00 10.000.000,00

k. Pompa air 5 unit 5.000.000,00 25.000.000,00

3 perlengkapan

a. Kantor 30 m² 1.000.000,00 30.000.000,00

b. Mess 120 m² 3.000.000,00 360.000.000,00

c. Gudang pakan 60 m² 150.000,00 9.000.000,00

4 Luas lahan keseluruhan 6400 m² 80.000,00 512.000.000,00

Sub Total 1.848.870.000,00

7

Page 8: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

Tabel Lanjutan Tabel Kebutuha Investasi

C MODAL KERJA

5 Ternak

Betina 2700 ekor 10.000,00 27.000.000,00

Jantan 300 ekor 5.000,00 1.500.000,00

6 Ransum

Ransum starter 4000 gram/ekor/periode starter 5 60.000.000

Ransum Grower 100 gram/ekor/hari 4,5 158.165.642

Ransum Produksi 110 gram/ekor/hari 4,5 129.780.675

7 Tenaga kerja

a. anak kandang 12 orang 2.000.000 288.000.000

b. Manajer 1 orang 5.000.000 60.000.000

c. Tenaga Kerja lepas 2 orang 1.000.000 24.000.000

listrik 1 unit/bulan 10.000.000 120.000.000

Sub Total 868.446.316,54

Total Kebutuhan Investasi 2.719.816.316,54

Investasi awal yang dibutuhkan ditahun pertama dalam peternakan kami

sebesar 2.719.816.316,54. Biaya tersebut terdiri dari praoperasi, investasi tetap yang

akan digunakan untuk membeli lahan, membangun kandang dan fasilitas

pendukungnya, modal kerja awal untuk pembelian DOC, pakan, obat-obatan dan lainnya

.

8

Page 9: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

9

Page 10: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

10

Page 11: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

V

ANALISIS INVESTASI

5.1. Net Present Value (NPV)

NPV (Net Present Value) adalah salah satu kriteria yang banyak digunakan

untuk menentukan apakah rencana usaha tersebut layak (feasible) untuk

dilaksanakan atau tidak. Perhitungan NPV adalah menghitung arus pendapatan (net

benefit) yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital

(SOCC) sebagai discount factor.

Cara perhitungan adalah sebagaberikut:

𝑁𝑃𝑉 =

𝑛

𝑖=1

NB

(1 + i)

Dimana: NB = Net benefit = Benefit – Cost

C = Biaya investasi + Biaya operasi

I = Discount factor

N = Tahun (waktu)

Apabila NPV > 0 (lebih besar dari nol), maka rencana usaha atau proyek

tersebut dikatakan feasible (go) untuk dilaksanakan. Tetapi apabila NPV < 0 (lebih

kecil dari nol), maka rencana usaha tersebut berada dalam keadaan impas (break

even). Dimana jumlah penerimaan sama besarnya dengan jumlah pengeluaran (TR =

TC).

Tabel 7. Tabel Penghitungan NPV

Tahun Analisis total Cost Total Benefit

DF (12%) PVC PVB

PV Net Benefit

0 3.100.055.171 2.840.634.005 1,00 3.100.055.171 2.840.634.005 -259.421.167

1 1.141.636.933 1.049.683.437 0,89 1.019.318.690 937.217.354 -82.101.336

2 1.122.387.965 1.297.019.791 0,80 894.760.814 1.033.976.237 139.215.423

3 1.122.346.096 1.536.747.456 0,71 798.863.782 1.093.826.485 294.962.703

4 1.121.464.201 1.748.483.376 0,64 712.710.774 1.111.192.795 398.482.021

Jumlah 6.525.709.232 7.016.846.877 491.137.644

Dari penghitungan diatas pada suku bunga Bank 12% didapatkan NPV

sebesar 491.137.644. Dari nilai NPV tersebut maka usaha pembibitan tersebut layak

untuk dijalankan karena nilai NPV lebih besar dari nol (0).

11

Page 12: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

5.2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat kamampuan suatu proyek dalam mengembalikan modal

pinjaman. IRR menunjukan besarnya tingkat discount rate pada saat NPV sama dengan

nol (0). Suatu usaha dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari nilai SOCC (Social

Opportunity Cost of Capital). IRR didapatkan dengan mencari tingkat discount factor

yang menghasilkan NPV =0. Untuk mendapatkan nilai NPV = 0 dengan cara mencoba –

coba mencari tingkat discount factor yang menghasilkan nilai NPV positif mendekati nilai

nol (NPV 1) serta yang menghasilkan nilai NPV negative mendekati nol (NPV 2).

Penghitungan IRR dilakukan dengan teknik interpolasi sebagai berikut:

IRR = 𝑖1 +𝑁𝑃𝑉1

𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2 . (𝑖2 − 𝑖1)

Dimana :

𝑖1 = tingkat discount rate yang menghasilkan 𝑁𝑃𝑉1

𝑖2 = tingkat discount rate yang menghasilkan𝑁𝑃𝑉2

𝑁𝑃𝑉1 = NPV bernilai positif mendekati nilai nol (0)

𝑁𝑃𝑉2 = NPV bernilai negatif mendekati nilai nol (0)

Tabel 8. Tabel penghitungan IRR

Tahun Analisis total Cost Total Benefit

DF (50%) PVC PVB PV Net Benefit

0 3.100.055.171 2.840.634.005 1,00 3.100.055.171 2.840.634.005 -259.421.167

1 1.141.636.933 1.049.683.437 0,67 761.091.289 699.788.958 -61.302.331

2 1.122.387.965 1.297.019.791 0,44 498.839.096 576.453.241 77.614.145

3 1.122.346.096 1.536.747.456 0,30 332.546.991 455.332.580 122.785.588

4 1.121.464.201 1.748.483.376 0,20 221.523.793 345.379.432 123.855.640

4.914.056.340 4.917.588.215 3.531.875

Tahun Analisis total Cost Total Benefit

DF (51%) PVC PVB PV Net Benefit

0 3.100.055.171 2.840.634.005 1,00 3.100.055.171 2.840.634.005 -259.421.167

1 1.141.636.933 1.049.683.437 0,66 756.050.949 695.154.594 -60.896.355

2 1.122.387.965 1.297.019.791 0,44 492.253.833 568.843.380 76.589.547

3 1.122.346.096 1.536.747.456 0,29 325.983.755 446.346.014 120.362.259

4 1.121.464.201 1.748.483.376 0,19 215.713.649 336.320.793 120.607.144

4.890.057.358 4.887.298.786 -2.758.572

Dari tabel diatas didapatkan

𝑖1 = 50% NPV1 = 3.531.875

𝑖2 = 51% NPV2 = -2.758.572

12

Page 13: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

Maka nilai IRR = 50% +3.531.875

3.531.875−( −2.758.572 ). (51 − 50)

= 50% + (0,56 x 1)

= 50,56%

Dari hasil penghitungan IRR diatas didapatkan nilai IRR sebesar 50,56%, nilai IRR

tersebut lebih besar dari nilai SOCC (12%) maka usaha tersebut layak untuk dijalankan

5.3. B/C Ratio (Gross B/C dan Net B/C)

a). Net B/C

Net B/C merupakan perbandingan antara total net benefit positif (+) yang telah

didiscount dengan total net benefit negatif (-) yang telah didiscount. Untuk dapat

menghitung Net B/C , selama umur proyek harus ada arus kas bersih (NB) yang bernilai

negatif.

Net B/C = 𝑁𝐵 1+𝑖 −𝑛 (𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 )

𝑁𝐵 1+𝑖 −𝑛 (𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 )

Dari tabel 6 dapat dihitung nilai Net B/C perusaan pembiitan ayam petelur ini adalah:

NB positif = 139.215.423 + 294.962.703 + 398.482.021 = 832.660.147

NB negatif = 259.421.167 + 82.101.336 = 341.522.503

Net B/C = 832.660 .147

(341.522 .503 ) = 2,44

Dari perhitungan diatas didapatkan nilai Net B/C = 2,24 artinya perusahaan tersebut

layak karena nilai Net B/C > 1 (lebih besar dari 1)

b). Gross B/C

Gross B/C adalah perbandingan antara total benefit kotor yang telah di discount dengan

total cost yang telah di discount pula. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut:

Gross B/C = 𝑃𝑉𝐵

𝑃𝑉𝐶

Berdasarkan data pada Tabel 6 maka dapat dihitung besarnya Gross B/C

Gross B/C = 𝟕.𝟎𝟏𝟔.𝟖𝟒𝟔.𝟖𝟕𝟕

𝟔.𝟓𝟐𝟓.𝟕𝟎𝟗.𝟐𝟑𝟐 = 1,08

Nilai gross B/C > 0 berarti rencana usaha feasible untuk dilaksanakan

13

Page 14: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

5.4. Payback Periode (PBP)

Tabel 9. Tabel PBP (Payback Periode)

Tahun Analisis

Investasi Total cost Total benefit Benefit komulatif

0 3.100.055.171

2.840.634.005 2.840.634.005

1 1.141.636.933 1.049.683.437 3.890.317.442

2 1.122.387.965 1.297.019.791 5.187.337.233

3 1.122.346.096 1.536.747.456 6.724.084.689

4 1.121.464.201 1.748.483.376 8.472.568.066

Total 3.100.055.171 4.507.835.195 8.472.568.066

Dalam suatu rencana usaha lama waktu pengembalian investasi seringkali

dijadikan sebagai salah satu penilaian / indikator kelayakan investasi. Pay Back Period

(PBP) adalah jangka waktu pengembalian biaya investasi yang merupakan nilai kumulatif

dari arus penerimaan (benefit). Semakin cepat suatu rencana usaha dapat

mengembalikan biaya investasi maka semakin cepat pula suatu usaha dapat

menghasilkan keuntungan. Apabila suatu usaha yang direncanakan, pengembalian

investasinya lambat maka beban yang harus ditanggung atas sejumlah dana investasi

menjadi berat terutama apabila dana investasi berasal dari dana pinjaman, karena ada

sejumlah beban bunga pinjaman yang harus dibayarkan. Pay back period adalah jangka

waktu tertentu yang menunjukkan adanya arus penerimaan (cash In flows) secara

kumulatif sama dengan jumlah investasi.

Secara matematis PBP dapat dihitung sebagai berikut:

PBP = Tp−1 + 𝐼𝑖− 𝐵𝑖−1

𝐵𝑝

Dimana PBP = Pay back period

T p-1 = Tahun sebelum terdapat PBP

Ii = Jumlah investasi

Bi-1 = Jumlah benefit sebelum pay back period

B p = Jumlah benefit pada tahun pay back period berada.

Dari tabel 8 nilai PBP didapat T p-1 = 2-1 = 1

Ii = 3.100.055.171

Bi-1 = 2.840.634.005

B p = 1.049.683.437.

14

4

4

Page 15: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

PBP =1 + 3.100 .055.171− 2.840 .634.005

1.049.683 .437= 1,25 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛

PBP = 1,25 tahun artinya perusahaan ini akan dapat mengembalikan biaya investasi

setelah 1 tahun 3 bulan.

5.5. Break Event Point (BEP)

Tabel 10. Tabel BEP (Break Event Point)

Tahun Analisis

Investasi Total cost Total benefit Komulatif Cost

Benefit komulatif

0 3.100.055.171

2.840.634.005 3.100.055.171 2.840.634.005

1 1.141.636.933 1.049.683.437 4.241.692.105 3.890.317.442

2 1.122.387.965 1.297.019.791 5.364.080.070 5.187.337.233

3 1.122.346.096 1.536.747.456 6.486.426.166 6.724.084.689

4 1.121.464.201 1.748.483.376 7.607.890.367 8.472.568.066

Total 3.100.055.171 4.507.835.195 8.472.568.066

Selain pay back period yang perlu diketahui dalam penyusunan studi kelayakan

adalah break even point (BEP). Break even point (titik impas) adalah suatu titik

keseimbangan dimana total benefit sama besarnya dengan total pengeluaran

Penghitungan BEP dalam suatu studi kelayakan bisnis bertujuan untuk menentukan

berapa lama waktu yang diperlukan proyek/usaha untuk dapat menutup seluruh biaya.

Pada tahap awal kita harus menentukan pada tahun ke berapa total penerimaan

(benefit kumulatif) mulai dapat menutup total biaya (biaya kumulatif). Baru kemudian

melalui teknik interpolasi dicari tepatnya waktu saat posisi TB = TC. Dengan

menggunakan persamaan berikut:

BEP = 𝑇𝑏−1 𝐶𝑖− 𝐵𝑖−1

𝐵𝑝

Dimana: BEP = Break even point

𝑇𝑏−1 = Tahun sebelum terdapat BEP

𝐶𝑖 = Jumlah biaya

𝐵𝑖−1 = Jumlah benefit sebelum break even point

Bb = Jumlah benefit pada break even point berada

Maka 𝑇𝑏−1 = 4 – 1 = 3

𝐶𝑖 = 7.607.890.367

𝐵𝑖−1 = 6.724.084.689

15

Page 16: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

Bb = 8.472.568.066

BEP = 3 + 7.607 .890.367− 6.724 .084 .689

8.472.568 .066 = 3,10

BEP = 3,10 artinya perusahaan tersebut dapat menutupi seluruh pengeluaran

setelah 3 tahun 1 bulan 6 hari.

16

Page 17: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

VI

ASPEK LINGKUNGAN

6.1. Pendugaan Dampak Lingkungan

Setiap sesuatu pasti mempuny dampak, baik itu dampak positif maupun dampak

negatif. Tidak terkecuali dalam usaha peternakan. Dalam usaha pembibitan ayam

petelur komersil ini mempunyai dampak positif dan negatif bagi lingkungan.

Dampak positif dari usaha pembibitan ayam petelur komersil adalah:

1. membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

2. Menambah PAD (Pendapatan Asli daerah)

3. Meningkatkan pembangunan masyarakat.

Sedangkan damapak negatifnya adalah:

1. Polusi lingkungan (polusi udara dan air)

2. Timbulnya bibit penyakit (lalat)

6.2. Strategi Mengatasi Dampak Lingkungan

Dari permasalahan diatasperlu dikaji lebih dalam agar adanya usaha membawa

dampak positif yang sebesar-besarnya dan dampak negatif sekecil mungkin bagi

masyarakat. Untuk itu diperlukan pengolahan limbah agar limbah yang dihasilkan tidak

mencemari lingkungan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membuat

pengolahan limbah untuk mengolah kotoran menjadi pupuk kandang yang dapat

bermanfaat atau langsung di jual pada petani sayuran. Selain itu perlu diperhatikan

sanitasi kandang dan lingkungan sekitar kandang agar tidak menimbulkan bau (polusi

udara). Untuk meminimalkan penyebaran bibit-bibit penyakit dapat dilakukan dengan

penerapan biosecurity yang benar.

17

Page 18: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Dari uraian diatas maka kami menyimpuulkan bahwa pembangunan usaha

pembibitan ayam petelur komersil di daerah jawa barat sangat menjanjikan. Dari

proyeksi yang kami lakukan , perusahaan yang akan kami bangun sangat layak untuk

dilaksanakan, namun dalam pelaksanaanya kami sadari masih banyak kendala yang akan

kami hadapi, termasuk biaya investasi yang cukup besar.

7.2. Saran

Saran yang kami ajukan untuk pelaksanaan usaha ini adalah:

1. Dalam pemilihan lokasi harus diperhatikan kondisi masyarakat, bukan hanya

dilihat dari manfaat yang akan didapat oleh perusahaan, tetap juga harus

memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar.

2. Perusahaan harus benar-benar memperhatikan dampak perusahaan terhadap

lingkungan sekitar, jangan sampai menimbulkan dampak negatif yang tidak

seimbang dengan dampak positif perusahaan.

3. Dalam pelaksanaanya perusahaan harus selalu memperhatikan kondisi pasar.

18

Page 19: Metode analisis yang digunakan dalam usaha pembibitan · PDF fileadalah metode analisis kriteria investasi. Dengan menghitung NPV, B/C Ratio, IRR, BEP, dan Pay Back Period. 1 . II

DAFTAR PUSTAKA

19

9