metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di...

download metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu desa di Sukoharjo. Sudah 9 bulan drg.A berpraktek dipuskesmas tersebut. Hari

of 23

Transcript of metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di...

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    1/23

    Skenario

    Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu

    desa di Sukoharjo. Sudah 9 bulan drg.A berpraktek dipuskesmas tersebut. Hari ini

    ada salah satu penduduk yang datang kepada drg.A bernama Tejo (25 tahun) seorang

    petani lulusan SD datang ke drg.A dengan keluhan sakit gigi yang sudah berlangsung

    cukup lama. Drg A langsung memeriksa kondisi gigi Tejo. Setelah pemeriksaan

    selesai, drg.A menjelaskan kepada Tejo bahwa Tejo telah mengalami karies terlalu

    lama hingga menjalar ke pulpa. Padahal dalam jangka waktu 4 bulan ini, drg.A

    banyak mendapatkan kondisi pasien di salah satu desa di Sukoharjo ini dengan

    keluhan yang sama dengan Tejo.

    Page 1

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    2/23

    BAB I

    Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sakit gigi adalah rasa nyeri pada gigi. Sakit gigi disebabkan oleh

    berbagai masalah pada gigi dan rahang, seperti karies gigi, gingivitis atau

    penyakit rahang, dan masih banyak lagi. Sakit gigi juga merupakan gejala

    penyakitjantung, seperti angina. Sakit gigi dapat mengakibatkan penyakit

    jantung dan stroke.

    Sakit gigi biasanya merujuk kepada rasa sakit di sekitar gigi atau

    rahang terutama sebagai akibat dari kondisi gigi. Dalam banyak kasus, sakit

    gigi disebabkan oleh masalah gigi, seperti rongga gigi, gigi retak, suatu akar

    gigi terekspos, atau penyakit gusi. Namun, gangguan dari (bersama Temporo-

    mandibula) sendi rahang juga dapat menyebabkan sakit yang disebut sebagai

    "sakit gigi". Tingkat keparahan sakit gigi dapat berkisar dari ringan hingga

    kronis, tajam dan menyiksa. Rasa sakit dapat diperburuk oleh mengunyah atau

    dingin atau panas. Sebuah ujian lisan menyeluruh, yang mencakup gigi X-ray,dapat membantu menentukan apakah sakit gigi datang dari masalah gigi atau

    rahang dan penyebabnya.

    Pulpitis merupakan salah satu penyakit gigi yang Secara umum

    penyakit pulpa dapat disebutkan sebagai kelainan pada jaringan pulpa (saluran

    akar gigi yang berisi pembuluh darah dan saraf) dan jaringan sekitar akar gigi

    (periapikal) akibat inflamasi oleh iritasi bakteri, mekanis, atau kimia.

    Penyakit pulpa ini banyak sekali dikeluhkan oleh kebanyakan

    masyarakat di salah satu desa di Sukoharjo. Hal ini bisa terjadi karena

    masyarakat setempat kurang mengetahui kesadaran kesehatan gilut , sehingga

    gigi mereka tidak terawatt dan rentan akan penyakit. Salah satu factor nya

    adalah tingkat pengetahuan penduduk di desa tersebut .

    Pada kasus ini, kelomok kami akan menjelaskan lebih detail tentang penyakit

    pulpa atau pulpitis serta memberikan solusi untuk masyarakat setempat agar

    sadar akan kesehatan gilut

    Page 2

    http://id.wikipedia.org/wiki/Gigihttp://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gingivitis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Jantunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Angina&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gigihttp://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gingivitis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Jantunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Angina&action=edit&redlink=1
  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    3/23

    B. Identifikasi Masalah

    1. Tingkat pendidikan , social, ekonomi yang rendah

    2. Kesadaran yang kurang untuk menjaga kesehatan gilut

    3. Masalah penyakit pulpa (pulpitis)

    C. Batasan Masalah

    1. Apa saja jenis-jenis pulpitis?

    2. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pulpitis?

    3. Bagaimana Mekanisme terjadinya pulpitis?

    4. Bagaimana penatalaksanaan pulpitis?

    5. Bagaimana cara menyadarkan masyarakat di desa tersebut agar menjaga

    kesehatan gilut?

    D. Metode Penulisan

    Metode penulisan makalah ini adalah literatur yang berdasarkan sumber-

    sumber informasi dari litelatur atau internet.

    E. Manfaat Penulisan

    1. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis pulpitis

    2. Mahasiswa mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

    pulpitis

    3. Mahasiswa dapat memahami mekanisme terjadinya pulpitis

    4. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan pulpitis

    5. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara menyadarkan penduduk agar

    menjaga kesehatan gilut

    Page 3

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    4/23

    BAB II

    Kajian Pustaka

    A. Pengertian Pulpitis

    Menurut Henry H. Burchard (2009), pulpitis adalah fenomena peradangan

    dalam jaringan pulpa. Pulpitis merupakan peradangan pulpa, kelanjutan dari

    hiperemi pulpa, yaitu bakteri yang telah menggerogoti jaringan pulpa. Menurut

    Ingle, atap pulpa mempunyai persyarafan terbanyak dibanding bagian lain pada

    pulpa. Jadi, saat melewati pembuluh saraf yang terbanyak ini, bakteri akan

    menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut (Tarigan, 2002).

    Peradangan merupakan reaksi jaringan ikat vaskuler yang sangat penting

    terhadap cedera. Reaksi pulpa sebagian disebabkan oleh lama dan intensitas

    rangsangnya. Rangsang yang ringan dan lama bisa menyebabkan peradangan

    kronik, sedangkan rangsang yang berat dan tiba-tiba besar kemungkinan

    mengakibatkan pulpitis akut (Walton dan Torabinejad, 2003).

    Pulpitis adalah suatu peradangan atau inflamasi dari pulpa dental sebagai

    suatu akibat dari karies yang tidak terawat, trauma, atau restorasi gigi yang

    menyebabkan pulpa dapat terpapar infeksi bakteri, yang ditandai dengan gejala

    utama berupa rasa sakit pada gigi.

    Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang dapat disebabkan oleh

    karies yang sudah masuk ke dalam pulpa gigi, menyebabkan infeksi, atau saat

    patogen masuk ke dalam pulpa karena adanya fraktur pada gigi. (Menurut

    Page 4

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    5/23

    DUC HUU NGUYEN, DO. from University of California at Irvine Family

    Health Center, Anaheim, California dan JAMES T. MARTIN,

    Dr.rer.nat., College of Osteopathic Medicine of the Pacific, Western University

    of Health Sciences, Pomona, California.)

    Pulpitis akut adalah infeksi pada pulpa gigi yang ditandai dengan rasa

    sakit yang timbul spontan dan terus menerus.Pulpitis akut parsialis adalah

    peradangan sebagian (dalam cavum dentin) dari pulpa karena kuman dari karies,

    juga dapat karena sebab-sebab kimiawi, thermis dan mekanis.

    Telah diketahui bahwa secara histologis jaringan pulpa mempunyai fungsi

    induktif, formatif, nutritif, defensif dan sensatif. Adapun pengertian dari masing-

    masing fungsi tersebut adalah:

    - Fungsi Induksif: yaitu pulpa berpartisipasi dalam induksi dan pengembangan

    odontoblas dan dentin. Bila ini terbentuk maka menginduksi pembentukan

    enamel.

    - Fungsi Formatif: yaitu fungsi odontoblas yang khusus dalam pembentukan

    dentin

    - Fungsi Nutritif: yaitu mensuplai nutrisi dalam rangka pembentukan dentin lewat

    tubulus dentin.

    - Fungsi Defensif: oleh odontoblas akan mempengaruhi dentin terhadap

    rangsangan dan oleh sel-sel radang yang memiliki imunokompeten terhadap

    respon radang dan imunologik

    - Fungsi Sensatif: yaitu melalui sistem saraf mengirim rangsangan ke SSP yang

    manifestasinya berupa rasa nyeri.

    Salah satu fungsi utama jaringan pulpa adalah formatif yang diperankan

    oleh odontoblas untuk membentuk dentin primer, sekunder maupun dentin

    reparatif. Dentin primer terbentuk di saat gigi dalam pertumbuhan, dentin

    sekunder terbentuk setelah gigi erupsi, sedangkan dentin tersier atau reparatif

    dibentuk sebagai repons terhadap rangsangan.

    Jaringan pulpa mudah merespon dengan adanya rangsangan, baik

    rangsangan fisis, kimia maupun bakteri. Jaringan pulpa membentuk dentin

    reparatif sebagai respon, selain itu juga menimbulkan rasa nyeri yang

    Page 5

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    6/23

    merupakan sinyal sebagai tanda bahwa jaringan pulpa dalam keadaan terancam.

    Oleh karena adanya hubungan timbal balik antara jaringan pulpa dan periapikal,

    maka jaringan pulpa yang mengalami keradangan dan tidak dirawat atau

    perawatannya kurang baik maka penyakit pulpa dapat menjalar ke daerah

    periapikal.

    B. Jenis-jenis Pulpitis

    Jenis-jenis penyakit pulpa telah banyak dibuat dan beberapa kali mengalami

    penyempurnaan, dengan tujuan untuk memudahkan dalam menentukan rencana

    perawatan secara tepat sehingga didapatkan hasil perawatan yang optimal.

    Klasifikasi Menurut Grossman (1988) sebagai berikut:

    I. Pulpitis (inflamasi)

    A. Reversibel

    1. Dengan gejala/simtomatik (akut)2. Tanpa gejala/asimtomatik (kronis)

    B. Irreversibel

    1. Akut

    a. Luar biasa responsif terhadap dingin

    b. Luar biasa responsif terhadap panas

    2. Kronis

    a. Tanpa gejala dengan terbukanya pulpa

    b. Pulpitis hiperplastik

    c. Resorpsi internal

    II. Degenerasi pulpa

    A. Mengapur (kalsifikasi)/diagnosis radiografik

    B. Lain-lain (diagnosa histopatologik)

    Page 6

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    7/23

    III.Nekrosispulpa

    Pada pembagian terdahulu klasifikasi Grossman (1981) masih didapatkan adanya

    hiperemia pulpa sebelum infeksi menjalar lebih lanjut ke arah pulpitis, tetapi hal

    ini telah diperbaharui oleh Grossman di tahun 1988 seperti klasifikasi tersebut di

    atas.

    Perlu diketahui bahwa pada kasus hiperemia pulpa didapatkan adanya jumlah

    volume aliran darah ke pulpa yang cukup banyak tetapi belum terjadi radang,

    sebenarnya pada keadaan ini sudah mengalami radang hal ini ditandai dengan

    adanya perubahan pada pembuluh darah dengan terjadinya peningkatan

    permiabilitas dan juga oleh peran mediator kimia. Sejak lapisan enamel

    mengalami cedera sampai dentin, telah terjadi perubahan pada jaringan pulpa

    berupa proses radang yang diawali dengan vasodilatasi pembuluh darah.

    Pengelompokkan penyakit pulpa menurut Walton (1998) agak sedikit berbeda,

    yaitu sebagai berikut:

    1.PulpitisReversibel

    Definisi pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampaisedang yang disebabkan oleh adanya jejas, tetapi pulpa masih mampu kembali

    pada keadaan tidak terinflamasi setelah jejas dihilangkan. Rasa sakit biasanya

    sebentar, yang dapat dihasilkan oleh karena jejas termal pada pulpa yang sedang

    mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit ini akan hilang segera setelah

    jejas dihilangkan. Pulpitis reversibel yang disebabkan oleh jejas ringan contohnya

    erosi servikal atau atrisi oklusal, fraktur email. Pulpitis reversibel dapat

    disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa, antara lain: trauma,

    misalnya dari suatu pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu; syok termal,

    seperti yang timbul saat preparasi kavitas dengan bur yang tumpul, atau

    membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi atau panas yang berlebihan

    saat memoles tumpatan; dehidrasi kavitas dengan alkohol atau kloroform yang

    berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang dentinnya terbuka, adanya

    bakteri dari karies. Kadang-kadang setelah insersi suatu restorasi, pasien sering

    mengeluh tentang sensitivitas ringan terhadap permukaan temperatur, terutama

    dingin. Hal ini dapat berlangsung dua sampai tiga hari atau satu minggu, tetapi

    Page 7

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    8/23

    berangsur-angsur akan hilang. Sensitivitas ini adalah gejala pulpitis reversibel.

    Rangsangan tersebut di atas dapat menyebabkan hiperemia atau inflamasi ringan

    pada pulpa sehingga menghasilkan dentin sekunder, bila rangsangan cukup ringan

    atau bila pulpa cukup kuat untuk melindungi diri sendiri. Jadi dapat disimpulkan

    bahwa penyebab terjadinya pulpitis reversibel bisa karena trauma yaitu apa saja

    yang dapat melukai pulpa. Seperti telah diterangkan di atas bahwa sejak lapisan

    terluar gigi terluka sudah dapat menyebabkan perubahan pada pulpa.

    Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar.

    Lebih sering diakibatkan oleh makanan atau minuman dingin daripada panas,

    tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan.

    Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa

    sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan beralngsung lebih lama.

    Pada pulpitis reversibel penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu

    stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan irreversibel rasa sakit

    dapat datang tanpa stimulus yang nyata. Pulpitis reversibel asimtomatik dapat

    disebabkan karena karies yang baru mulai dan menjadi normal kembali setelah

    karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.Pulpitis reversibel dapat

    berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan hingga sedang terbatas

    pada daerah dimana tubuli dentin terlibat. Secara mikroskopis terlihat dentin

    reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah dan adanya

    sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi

    kronis menonjol dapat dilihat juga sel inflamasi akut.

    Pulpitis reversibel yang simtomatik, seacara klinik ditandai dengan gejala sensitif

    dan rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh

    rangsangan dingin daripada panas. Ada keluhan rasa sakit bila kemasukan

    makanan, terutama makanan dan minuman dingin. Rasa sakit hilang apabila

    rangsangan dihilangkan, rasa sakit yang timbul tidak secara spontan.

    Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis reversibel adalah:

    - Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang setelah rangsangan

    dihilangkan

    - Gejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bila

    ada rangsangan, durasi nyeri sebentar.

    - Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadang-

    Page 8

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    9/23

    kadang mencapai selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak sakit.

    - Tes vitalitas: gigi masih vital

    - Terapi: jika karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, tetapi jika

    karies porfunda perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1 minggu kemudian

    tidak ada keluhan dapat langsung dilakukan penumpatan.

    Perawatan terbaik untuk pulpitis reversibel adalah pencegahan. Perawatan

    periodik untuk mencegah perkembangan karies, penumpatan awal bila kavitas

    meluas, desensitisasi leher gigi dimana terdapat resesi gingiva, penggunaan pernis

    kavitas atau semen dasar sebelum penumpatan, dan perhatian pada preparasi

    kavitas dan pemolesan dianjurkan untuk mencegah pulpitis lebih lanjut. Bila

    dijumpai pulpitis reversibel, penghilangan stimulasi (jejas) biasanya sudah cukup,

    begitu gejala telah reda, gigi harus dites vitalitasnya untuk memastikan bahwa

    tidak terjadi nekrosis. Apabila rasa sakit tetap ada walaupun telah dilakukan

    perawatan yang tepat, maka inflamasi pulpa dianggap sebagai pulpitis irreversibel,

    yang perawatannya adalah eksterpasi, untuk kemudian dilakukan pulpektomi.

    Prognosa untuk pulpa adalah baik, bila iritasi diambil cukup dini, kalau tidak

    kondisinya dapat berkembang menjadi pulpitis irreversibel.

    2.PulpitisIrreversibel

    Definisi pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten,

    dapat simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimulus/jejas,

    dimana pertahanan pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi dan

    pulpa tidak dapat kembali ke kondisi semula atau normal.

    Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh

    stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit

    bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah

    stimulus/jejas termal dihilangkan.Pulpitis irreversibel kebanyakan disebabkan

    oleh kuman yang berasal dari karies, jadi sudah ada keterlibatan bakterial pulpa

    melalui karies, meskipun bisa juga disebabkan oleh faktor fisis, kimia, termal, dan

    mekanis. Pulpitis irreversibel bisa juga terjadi dimana merupakan kelanjutan dari

    pulpitis reversibel yang tidak dilakukan perawatan dengan baik.

    Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu

    paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut:

    Page 9

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    10/23

    perubahan temperatur yang tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke

    dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap

    berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit

    biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi

    secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh

    pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah

    parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada

    tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya

    suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang

    menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang

    terkena.

    Secara mikroskopis pulpa tidak perlu terbuka, tetapi pada umunya terdapat

    pembukaan sedikit, atau kalau tidak pulpa ditutup oleh suatu lapisan karies lunak

    seperti kulit. Bila tidak ada jalan keluar, baik karena masuknya makanan ke dalam

    pembukaan kecil pada dentin, rasa sakit dapat sangat hebat, dan biasanya tidak

    tertahankan walaupun dengan segala analgesik. Setelah pembukaan atau draenase

    pulpa, rasa sakit dapat menjadi ringan atau hilang sama sekali. Rasa sakit dapat

    kembali bila makanan masuk ke dalam kavitas atau masuk di bawah tumpatan

    yang bocor. Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis ireversibel adalah:

    - Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang berkepanjangan serta menyebar

    - Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangan

    sakit), nyeri lama sampai berjam-jam.

    - Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi, perkusi

    dan tekan kadang-kadang ada keluhan.

    - Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi

    dinyatakan vital.

    - Terapi: pulpektomiDengan pemeriksaan histopatologik terlihat tanda-tanda

    inflamasi kronis dan akut. Terjadi perubahan berupa sel-sel nekrotik yang dapat

    menarik sel-sel radang terutama leukosit polimorfonuklear dengan adanya

    kemotaksis dan terjadi radang akut. Terjadi fagositosis oleh leukosit

    polimorfonuklear pada daerah nekrosis dan leukosit mati serta membentuk

    eksudat atau nanah. Tampak pula sel-sel radang kronis seperti sel plasma, limfosit

    dan makrofag.Perawatan terdiri dari pengambilan seluruh pulpa, atau pulpektomi,

    Page 10

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    11/23

    dan penumpatan suatu medikamen intrakanal sebagai desinfektan atau obtuden

    (meringankan rasa sakit) misalnya kresatin, eugenol, atau formokresol. Pada gigi

    posterior, dimana waktu merupakan suatu faktor, maka pengambilan pulpa

    koronal atau pulpektomi dan penempatan formokresol atau dressing yang serupa

    di atas pulpa radikuler harus dilakukan sebagai suatu prosedur darurat.

    Pengambilan secara bedah harus dipertimbangkan bila gigi tidak dapat direstorasi.

    Prognosa gigi adalah baik apabila pulpa diambil kemudian dilakukan terapi

    endodontik dan restorasi yang tepat.

    3. Pulpitis Kronis Hiperplastik (Pulpa Polip)

    Pulpitis kronis hiperplastik atau pulpa polip adalah suatu inflamasi pulpa

    produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies yang besar pada pulpa

    muda. Pada pemeriksaan klinis terlihat adanya pertumbuhan jaringan granulasi

    dalam kavitas yang besar. Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan

    granulasi, kadang-kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi

    tingkat rendah yang berlangsung lama. Terbukanya pulpa karena karies yang

    lambat dan progresif merupakan penyebanya. Untuk pengembangan pulpitis

    hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yangresisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis misalnya tekanan dari

    pengunyahan.

    Pada pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecuali selama

    mastikasi bila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa yang tidak

    menyenangkan. Pada polip ini dapat ditemukan melalui pemeriksaan klinik tetapi

    perlu dipastikan melalui pemeriksaan radiologi untuk melihat tangkai dari polip,

    berasal dari ruang pulpa,perforasi bifurkasi atau gingiva. Warna pulpa polip agak

    kemerahan mudah berdarah dan sensitif bila disentuh. Sedangkan warna gingiva

    polip lebih pucat dan biasanya timbul pada karies besar yang mengenai proksimal

    (kavitas kelas II). Polip berasal dari perforasi bifurkasi terdiri dari jaringan ikat,

    biasanya giginya sudah mati, kalau pada pulpa polip giginya masih hidup (vital).

    Pada pemeriksaan histopatologi terlihat pertumbuhan jaringan granulasi berupa

    pulpa polip yang permukaannya ditutup oleh lapisan epithelium skuamus yang

    bertingkat-tingkat. Jaringan granulasi ini merupakan jaringan penghubung

    vaskuler, berisi polimorfonuklear, limfosit dan sel plasma.Usaha perawatan harus

    Page 11

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    12/23

    ditunjukkan pada pembuangan jaringan polipoid diikuti oleh eksterpasi pulpa, jika

    masa pulpa hiperplastik telah diambil dengan kuret periodontal atau eksavator

    sendok, perdarahan biasanya banyak dan dapat dikendalikan dengan tekanan.

    Kemudian jaringan yang terdapat pada kamar pulpa diambil seluruhnya, dan atau

    dressing formonukresol ditempatkan berkontak dengan jaringan pulpa. Hal terbaik

    yang dapat dilakukan setelah pulpa polip terambil adalah dengan pulpectomy

    yaitu prosedur pengambilan jaringan pulpa secara menyeluruh dalam satu kali

    kunjungan (one visit).Harapan bagi pulpa tidak baik, tetapi prognosis gigi baik

    setelah perawatan endodontik dan restorasi yang memadai.

    4. Resorpsi Internal

    Resorpsi internal adalah suatu proses idiopatik progresif resorptif yang

    lambat atau cepat yang timbul pada dentin kamar pulpa atau saluran akar gigi.

    Penyebab resorpsi internal masih belum diketahui secara pasti, namun seringkali

    penderita mempunyai riwayat trauma. Ada yang beranggapan bahwa resorpsi

    internal dapat terjadi sebagai akibat inflamasi pulpa. Resorpsi internal pada akar

    gigi adalah asimtomatik. Pada mahkota gigi, resorpsi internal dapat terlihat

    sebagai daerah yang kemerah-merahan disebut bintik merah muda (pink

    spot). Daerah kemerah-merahan ini menggambarkan jaringan granulasi yang

    terlihat melalui daerah mahkota yang teresorpsi.Pada pemeriksaan histipatologi,

    tidak seperti karies, resorpsi internal adalah hasil aktivitas osteoklastik. Ciri proses

    resorpsi adalah lakuna yang mungkin terisi oleh jaringan osteoid. Jaringan osteoid

    dapat dianggap sebagai usaha perbaikan. Adanya jaringan granulasi menyebabkan

    perdarahan banyak bila pulpa diambil. Dijumpai sel-sel raksasa bernukleus

    banyak atau dentinoklas. Pulpa biasanya menderita inflamasi kronis. Kadang-

    kadang terjadi metaplasia pulpa yaitu transformasi ke jenis jaringan lain seperti

    tulang atau sementum.Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus resorpsi

    internal adalah eksterpasi pulpa untuk menghentikan proses resorpsi internalnya.

    Diindikasikan perawatan endodontik rutin, tetapi obturasi kerusakan memerlukan

    suatu bahan khusus, lebih diutamakan dengan cara guta-percha. Pada kebanyakan

    pasien, resorpsi internal berkembang tanpa terlihat karena tidak menimbulkan rasa

    sakit, sampai akar berlubang. Dalama kasus seperti ini, pasta kalsium hidroksida

    Page 12

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    13/23

    dimampatkan pada saluran akar dan diperbaharui secara periodik sampai

    kerusakan menjadi baik. Perbaikan selesai bila terjadi rintangan atau karies

    mengapur, baru kemudian diisi dengan gutta-percha.Prognosis adalah terbaik

    sebelum terjadi perforasi akar atau mahkota. Jika telah terjadi perforasi akar-

    mahkota, prognosisnya berhati-hati dan tergantung pada terbentuknya rintangan

    mengapur atau pembukaan ke perforasi yang memungkinkan perbaikan secara

    bedah.

    5. Degenerasi Pulpa

    Degenarasi pulpa ini jarang ditemukan namun perlu diikutkan pada suatu

    deskripsi penyakit pulpa. Degenerasi pulpa pada umunya ditemui pada penderita

    usia lanjut yang dapat disebabkan oleh iritasi ringan yang persisten. Kadang-

    kadang dapat juga ditemukan pada penderita muda seperti pengapuran.

    Degenerasi pulpa ini tidak perlu berhubungan dengan infeksi atau karies,

    meskipun suatu kavitas atau tumpatan mungkin dijumpai pada gigi yang

    terpengaruh. Tingkat awal degenerasi pulpa biasanya tidak menyebabkan gejala

    klinis yang nyata. Gigi tidak berubah warna, dan pulpa bereaksi secara normal

    tehadap tes listrik dan tes termal. Ada beberapa macam degenerasi pulpa yaitu

    degenerasi kalsifik, degenerasi atrofik, degenerasi fibrous.

    Degenerasi kalsifik ditandai dengan perubahan sebagian jaringan pulpa digantikan

    oleh bahan mengapur, yaitu terbentuk batu pulpa (dentikel), yang biasanya disebut

    sebagai pulpa stone. Kalsifikasi ini dapat terjadi baik di dalam kamar pulpa.

    Bahan mengapur mempunyai struktur berlamina seperti kulit bawang dan terletak

    tidak terikat di dalam kamar pulpa. Diduga bahwa batu pulpa dijumpai pada lebih

    dari 60% gigi penderita usia lanjut. Pada beberapa pasien batu pulpa terkadang

    menimbulkan rasa sakit yang menyebar (refered pain), dan dicurigai sebagai fokus

    infeksi oleh beberapa klinisi.Degenerasi atrofik, tidak ada diagnosis kliniknya,

    pada jenis degenerasi ini sering terjadi pada penderita usia lanjut. Secara

    histopatologis dijumpai lebih sedikit sel-sel skelat, dan cairan interselular

    Page 13

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    14/23

    meningkat. Jaringan pulpa kurang sensitif daripada normal. Yang disebut atrofi

    retikuler adalah suatu artifiak (artifact) dihasilkan oleh penundaan bahan fiksatif

    dalam mencapai pulpa. Biasanya terlihat saluran akarnya sempit dan seringkali

    menyulitkan bila dilakukan perawatan saluran

    akar.

    Degenerasi fibrous, bentuk degenerasi pulpa ini ditandai dengan pergantian

    elemen selular oleh jaringan penghubung fibrus. Dapat terlihat jelas pada saat

    pengambilan jaringan pulpa berupa jaringan keras. Penyakit ini tidak

    menyebabkan gejala khusus untuk membantu dalam diagnosa klinik.

    6. Nekrosis Pulpa

    Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung

    pada apakah sebagian atau seluruh pulpa yang terlibat. Nekrosis, meskipun suatu

    inflamasi dapat juga terjadi setelah jejas traumatik yang pulpanya rusak sebelum

    terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuefaksi(pengentalan dan pencairan). Pada jenis koagulasi, bagian jaringan yang dapat

    larut mengendap atau dirubah menjadi bahan solid. Pengejuan adalah suatu bentuk

    nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa seperti keju, yang

    terdiri atas protein yang mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila

    enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan

    atau debris amorfus.Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh jejas yang

    membahayakan pulpa seperti bakteri, trauma dan iritasi kimiawi. Gigi yang

    kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit.

    Sering adanya perubahan warna pada gigi keabu-abuan/kecoklat-coklatan adalah

    indikasi pertama bahwa pulpa mati.Pada pemeriksaan histopatologis tampak

    debris seluler dan mikroorganisme mungkin terlihat di dalam kavitas pulpa.

    Jaringan periapikal mungkin normal atau menunjukkan sedikit inflamasi yang

    dijumpai pada ligamen periodontal.Perawatan yang perlu dilakukan adalah

    preparasi dan obturasi saluran akar. Prognosis bagi gigi baik, apabila dilakukan

    terapi endodontik yang tepat.

    Page 14

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    15/23

    C. Penyebab Terjadinya Pulpitis

    Fisis

    A. Mekanis

    1. Trauma

    a. Kecelakaan (olah raga kontak)

    b. Prosedur gigi iatrogenik (pemasangan alat ortho pada gigi, preparasi gigi

    atau

    mahkota, dan lain-lain)

    2. Pemakaian patologik (atrisi, abrasi, dll)

    3. Retak melalui badan gigi (sindroma gigi retak)

    4. Perubahan barometrik (barodontalgia)

    B. Termal

    1. Panas berasal dari preparasi kavitas pada kecepatan rendah atau tinggi

    2. Panas eksotermik karena menjadi kerasnya (setting) semen.

    3. Konduksi panas dan dingin melalui tumpatan yang dalam tanpa suatu

    bahan dasar protektif

    4. Panas friksional (pergesekan) yang disebabkan oleh pemolesan restorasi

    C. Listrik (arus galavanik dari tumpatan metalik yang tidak sama)

    Kimiawi

    A. Asam fosfat, monomer akrilik, dll

    B. Erosi (asam)

    II.1.3. Bakterial

    A. Toksin yang berhubungan dengan karies

    B. Invasi langsung pulpa dari karies atau trauma

    C. Kolonisasi mikrobial di dalam pulpa oleh mikro organisme bloodbone

    (anakerosis)

    Page 15

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    16/23

    D. Mekanisme Terjadinya Pulpitis

    Patogenesis pulpitis diawali dari terjadinya karies yang disebabkan oleh daya

    kariogenik dari bakteri yang timbul karena adanya produksi asam laktat akibat pH

    cairan di sekitar gigi tersebut menjadi rendah atau bersifat asam. Kondisi tersebut

    cukup kuat melarutkan mineral-mineral pada permukaan gigi, sehingga gigi

    menjadi erosi. Jika karies sudah mencapai email-dentin, karies akan menyebar ke

    segala arah dentin yang lebih luas, dan akhirnya sampai ke pulpa.

    Setelah karies sampai ke pulpa, maka terjadilah proses inflamasi pada pulpa.

    Kemudian, terjadi pelepasan histamin dan bradikinin yang menyebabkan

    vasodilatasi, sehingga permeabilitas kapiler meninggkat, terjadi akumulasi PMN

    dan peningkatan cairan interstitial di sekitar area inflamasi (edem lokal). Edem

    lokal ini menyebabkan peningkatan tekanan di dalam pulpa sehingga dapat

    menekan syaraf-syaraf yang ada di dalam pulpa dan jaringan sekitarnya. Gejala

    proses penekanan ini dapat menyebabkan rasa nyeri ringan sampai sangat kuat

    tergantung keparahan inflamasinya yang dipengaruhi juga oleh virulensi kuman,

    daya tahan tubuh, serta pengobatan yang diberikan.

    Pulpitis merupakan patofisiologi dari hiperemi pulpa, yaitu bakteri telahmenggerogoti jaringan pulpa. Menurut Ingle, atap pulpa mempunyai persyarafan

    terbanyak dibandingkan bagian lain pada pulpa. Jadi, saat melewati saraf yang

    banyak ini, bakteri akan menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut

    (Tarigan. 2009).

    Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut parsialis yang hanya mengenai

    jaringan pulpa bagian kamar saja dan pulpitis akut totalis jika telah mengenai

    saluran akar (canal) (Tarigan, 2009).

    E. Penatalaksanaan Pulpitis

    Penatalaksanaan seluruh kasus pulpitis adalah pemberian analgetik,

    menghilangkan factor penyebab dengan pulpektomi, dan perawatan saluran akar.

    A. Medikamentosa

    Page 16

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    17/23

    Pemberian antibiotik dan analgetik. Peradangan akan mereda jika

    penyebabnya diobati. Analgesik adalah golongan obat yang dapat

    menghilangkan rasa nyeri seperti nyeri kepala, gigi, dan sendi. Obat

    golongan analgesik umumnya juga mempunyai efek antipiretik, yakni

    mampu menurunkan suhu tubuh, sehingga biasa disebut obat golongan

    analgesik-antiperitik, seperti aspirin, parasetamol, dan antalgin.

    B. Perawatan Pulpa

    Perawatan saluran akar merupakan prosedur perawatan gigi

    yang bermaksud mempertahankan gigi dan kenyamanannya agar gigi

    yang sakit dapat diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya,

    tanpa simtom, dapat berfungsi kembali dan tidak ada tanda-tanda

    patologik. Gigi yang sakit bila dirawat dan direstorasi dengan baik

    akan bertahan seperti gigi vital selama akarnya terletak pada jaringan

    sekitarnya yang sehat.

    Pulpotomi

    Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian

    koronal gigi yang telah mengalami infeksi, sedangkan jaringan pulpa

    yang terdapat dalam saluran akar ditinggalkan. Atau dapat diartikan

    pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa, dengan meninggalkan

    jaringan pulpa pada saluran akar (sulcus pulpa) dalam keadaan sehat

    dan vital. Kemudian diikuti penempatan medikamen di atas orifice

    yang akan menstimulasikan perbaikan atau memfiksasi sisa jaringan

    pulpa pada saluran akar.

    Akibat pulpotomi adalah awalnya terjadi perubahan-perubahan

    degenerative yang kemudian akan mengakibatkan kalsifikasi saluran

    akar. Saluran akar gigi-gigi tersebut akan tidak memungkinkan untuk

    perawatan endodontic jika nantinya diperlukan karena adanya

    kelaianan periapeks. (Bence 1990)

    F. Cara-cara menyadarkan penduduk agar menjaga kesehatan gilut

    Page 17

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    18/23

    Untuk menyadarkan penduduk akan pentingnya kesehatan gilut agar

    terhindar dari penyakit gilut yang berupa karies dan sebagainya, terdapat beberapa

    cara yang dapat dilakukan. Berikut cara-cara menyadarkan penduduk setempat

    agar menjaga kesehatan gilut:

    KELOMPOK BESAR

    Peserta > 15 org

    Metode:

    1. Ceramah

    Baik untuk yang sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah

    2. Seminar

    Hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke

    atas

    KELOMPOK KECIL

    Peserta < 15 org

    Metode:

    1. Diskusi kelompok

    duduk berhadap hadapan. Pemimpin harus pandai mengarahkan diskusi

    2. Curah pendapat (brain storming)

    bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dg satu

    massalah dan tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan yang

    ditulis pada papan tulis.

    3. Bola salju

    Dibagi menjadi pasangan- pasangan, kmd dilontarkan pertanyaan. +- 5

    menit tiap 2 pasang bergabung mjd 1.

    Page 18

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    19/23

    4. Kelompok2 kecil

    Dibagi menjadi kelp2 kecil. Diberi permasalahan yang sama atau tidak

    sama. Tiap klp mendiskusikan kmd pada akhir hasil tiap klp didiskusikan

    kmbl, dicari kesimpulan

    5. Role play

    tiap anggota kelompok ditunjuk untuk memainkan peran sbg dokter,

    perawat, bidan, dsb. Memperagakan bgmn berkomunikasi sehari2 dlm

    melaksanakan tugas

    6. Permainan simulasi

    gabungan antara role play dan dispok. Pesan kesehatan disajikan dlm

    bentuk permainan

    BAB III

    Perumusan Hipotesis

    Page 19

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    20/23

    Menurut kelompok kami, derajat kesehatan yang terdapat didesa tersebut

    masih kurang , dikarenakan pendidikan, social, dan ekonomi penduduk setempat

    yang masih dibawah rata-rata yang mengakibatkan mereka tidak ada kesadaran

    untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Sehingga, yang bermula dari karies dan

    tidak dibersihkan secara benar, akan menjalar ke pulpa yang akan menjadi pulpitis

    dan harus mendapatkan penanganan yang benar dari tenaga medis.

    Diharapkan, drg.A dapat menangani masyarakat setempat dengan

    memberikan penyuluhan-penyuluhan secara kontinyu dan mengadakan pengobatan

    ke masyarakat setempat secara berkesinambungan.

    Page 20

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    21/23

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Sakit gigi adalah rasa nyeri padagigi. Sakit gigi disebabkan oleh

    berbagai masalah pada gigi dan rahang, Pulpitis merupakan salah satu

    penyakit gigi yang Secara umum penyakit pulpa dapat disebutkan sebagai

    kelainan pada jaringan pulpa (saluran akar gigi yang berisi pembuluh

    darah dan saraf) dan jaringan sekitar akar gigi (periapikal) akibat inflamasi

    oleh iritasi bakteri, mekanis, atau kimia.Secara histologis jaringan pulpa

    mempunyai fungsi induktif, formatif, nutritif, defensif dan sensatif

    Pulpitis bisa dihindari dengan adanya kesadaran dari individu atau

    masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut, ada beberapa metode untuk

    menyadarkan masyarakat di desa tersebut untuk menjaga kesehatan gilut,

    yaitu berupa ceramah, seminar, diskusikelompok, curah pendapat,

    membentuk kelompok-kelompok kecil, role play, permainan simulasi.

    B. Saran

    Sebaiknya individu dan masyarakat di desa tersebut perlu diadakn

    penyuluhan secara kontinyu dan juga pemeriksaan gilut secara berkala.

    Hal ini untuk mengurangi persentase penderita pulpitis. Pemerintah juga

    Page 21

    http://id.wikipedia.org/wiki/Gigihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gigihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gigi
  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    22/23

    perlu menambah beberapa tenaga kesehatan, halini juga mungkin

    merupakan salah satu factor utama masyarakat setempat kurang

    memperhatikan kesehatan gilut dikarenakan kurangnya tenaga kesehatan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Burchard, H. H. 2009. A Text-book Of Dental Pathology and Therapeutics, for

    Students and Practitioners. Michigan: Lea brothers & co.

    Tarigan R. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Edodonti). Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    Tarigan, Prof. DR. Drg. Rasinta. 2009. Perawatan Pulpa Gigi Endodonti Edisi 2.

    Jakarta: EGC.

    Page 22

  • 7/29/2019 metod ilmiah.doc Skenario Drg.A ditugaskan di salah satu puskesmas yang cukup jauh dari kota di salah satu des

    23/23

    www.google.com

    Page 23