Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

90
MATERI METEOROLOGI & KLIMATOLOGI (OSN ILMU KEBUMIAN) Disampaikan Pada : Paparan Materi “ OSN Ilmu Kebumian” (SMUN 54 RAWA BUNGA - JAKARTA) Jakarta, 22 MEI 2014 BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Oleh : HARY TIRTO DJATMIKO, ST

description

Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG) Untuk Bidang Geografi dan Kebumian.

Transcript of Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Page 1: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

MATERI METEOROLOGI & KLIMATOLOGI

(OSN ILMU KEBUMIAN)

Disampaikan Pada :Paparan Materi “ OSN Ilmu Kebumian”

(SMUN 54 RAWA BUNGA - JAKARTA)

Jakarta, 22 MEI 2014

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Oleh : HARY TIRTO DJATMIKO, ST

Page 2: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

PENDAHULUAN1

BENCANA

3

4

BMKG

KLIMATOLOGI• Peredaran Matahari• Pemanasan Global & Perubahan Iklim (Climate Change)• Klasifikasi Iklim

OUTLINE

2 METEOROLOGI• Struktur Atmosfer• Komposisi dan Sirkulasi Udara• Gerak Atmosfer• Skala Meteorologi• Alat-alat Observasi• Parameter Meteorologi• Fenomena Meteorologi• Peta Cuaca

Page 3: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

BMKG

PENDAHULUAN1

3

Page 4: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

PENDAHULUANFenomena cuaca saat ini sangat mempengaruhi aktifitas kehidupan masyarakat. Dewasa ini fenomena cuaca yang terjadi sering menimbulkan bencana seperti angin kencang, puting beliung, hujan lebat, gelombang tinggi dan lain sebagainya.

BMKG sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam pemberian informasi kepada masyarakat.

Pada dasarnya para ahli cuaca seperti di BMKG sendiri mengalami kesulitan menggunakan padanan bahasa yang yang mudah dimengerti oleh masyarakat umum, karena dalam menggunakan bahasa cuaca untuk publik juga harus tidak menyimpang dari pengertian ilmiahnya.

BMKG

Page 5: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Pengertian Umum

• Atmosfer: campuran gas yang menyelimuti bumi• Meteorologi : gejala alam yang berkaitan dengan

cuaca.• Unsur cuaca dan iklim: radiasi matahari,

temperatur udara, tekanan udara, arah dan kecepatan angin, kelembapan udara, curah hujan, penguapan, dll.

• Faktor pengendali cuaca dan iklim: matahari, distribusi daratan dan perairan, elevasi, jenis massa udara, sistim tekanan udara, dan arus laut.

BMKG

Page 6: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

CUACA, IKLIM DAN MUSIM

Cuaca merupakan keadaan / fenomena fisik dari atmosferdi suatu tempat dan pada waktu tertentu.

Berskala jangka pendek.

Iklim merupakan aspek dari cuaca di suatu tempat dan

pada waktu tertentu dalam jangka panjang

Musim / Monsoon merupakan suatu pola sirkulasi angin

yang berhembus secara periodik pada suatu periode

(minimal 3 bulan) dan pada periode yang lain polanya

akan berlawanan. Oleh masyarakat awam sering

dikaitan dengan iklim dan curah hujan

BMKG

Page 7: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

DAFTAR ISTILAH METEOROLOGI UNTUK PELAYANAN PUBLIK

1. ANOMALI

Penyimpangan dari nilai rata-rata selama 30 tahun.

Pada dasarnya istilah anomali sudah cukup dipahami oleh masyarakat namun yang perlu ditekankan disini adalah acuan yang digunakan untuk menentukan penyimpangan yang terjadi. Sebagai contoh, suhu udara maksimum bulan Januari di Jakarta tahun 2007 sebesar 37°C, jika dibandingkan dengan rata-rata bulan Januari 31 ° C dapat dikatakan suhu udara tersebut menyimpang 6 derajat. Penyimpangan ini belum dapat dikatakan perubahan iklim karena pada tahun 2008 kondisinya sudah kembali normal dalam rentang waktu 1 tahun.

BMKG

Page 8: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Mekanisme Kerja Meteorologi

Model Prediction

International Data Exchange

Upper AirObservation

RadarObservation

Ocean Observation

Space BasedObservation

Surface Observation

Observations End User Products

Warnings

Advisories

TC Forecast

Weather Forecast

One Week Forecast

Aeronautical Met. Information

Marine Met. Information

Analysis, Forecast, Application

Issuance of Products at Met. Sta and HQ

Collection and Dissemination of Meteorological Data

Computer Systemfor Meteorological Services

BMKG

Page 9: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

TAMAN ALAT-ALAT METEOROLOGIBMKG

Page 10: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

APLIKASI METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI

BMKG

Page 11: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

BMKG

METEOROLOGI2

11

Page 12: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

STRUKTUR ATMOSFER

Troposfer : Pada lapisan inilah segala aktifitas cuaca dapat terbentuk seperti awan, angin, hujan. Ketebalan lalapisan ini sekitar 20 km. Pada lapisan ini suhu menurun terhadap ketinggian hingga puncaknya bersuhu antara – 40 C s/d – 80 C atau rata –rata – 50 C

Stratosfer : Pada laisan ini suhu naik terhadap ketinggian. hingga mendekati – 0 C pada ketinggian sekitar 60 km

Mesosfer : Lapisan dengan ketinggian antara 60 –85 km. Lapisan ini ditandai dengan penurunan suhu rata-rata 0,4 C per 100 m

Thermosfer : Lapisan dengan ketinggian antara 85 km- 200 atau 300 km dan ditandai dengan kenaikan temperatur dari sekitar –100 C sampai terus hingga ribuan derajat.

BMKG

Page 13: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

BMKG

Page 14: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Lap

isan

Atm

osfe

r b

um

iBMKG

Page 15: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

DISTRIBUSI RADIASI MATAHARI DI PERMUKAAN BUMIBMKG

Page 16: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

FAKTOR PEMICU DINAMIKA ATMOSFER BUMIBMKG

Page 17: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Sir

ku

lasi atm

osfe

r I

BMKG

Page 18: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Sir

ku

lasi atm

osfe

r II

BMKG

Page 19: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

SIRKULASI WALKERBMKG

Page 20: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

2. Variasi Musiman

3. Variasi Lintang1. Variasi Harian

PENYEBAB CUACA SECARA UMUM

4. Interaksi Laut - Atmosfer

BMKG

Page 21: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Variasi Harian / SuhuBMKG

Page 22: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Variasi Topografi dan Interaksi Laut - Atmosfer

1. Luas dan dalamnya perairan meminimalisasi perubahan temperatur, sebaliknya semakin besar daratan perubahan temperatur yang akan terjadi semakin besar.

2. Tanah lembab, seperti rawa-rawa, meminimalisai perubahan temperatur mendekati perubahan pada perairan.

3. Wilayah dengan banyak tanaman akan terpelihara perubahan temperaturnya dari perubahan secara mendadak, hal ini karena perpindahan panas dari tanah tanah ke atmosfer terhambat oleh tanaman tersebut.

4. Perubahan temperatur terbesar terjadi di atas wilayah tanah gersang, lading tandus pegunungan, daerah berpassir.

5. Perubahan temperatur secara mendadak dapat terjadi di sepanjang danau dan garis pantai.

6. Kebanyakan kepulauan perubahan temperaturnya agak konstan.

Variasi Musiman

Variasi Lintang

BMKG

Page 23: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

GLOBAL : GEJALA EL-NINO & LA-NINA

REGIONAL : PENGARUH ANGIN MONSOON ASIA (MUSIM HUJAN) DAN MONSOON AUSTRALIA (MUSIM KEMARAU) CONTOH : SEBAGIAN BESAR DAERAH INDONESIA

PENGARUH EQUATORIAL CONTOH : DAERAH INDONESIA SEPANJANG KATULISTIWA

GANGGUAN TROPIS : BADAI TROPIS, VORTEX DAN SIRKULASI EDY

LOKAL : PENGARUH ANGIN DARAT & LAUT, CONTOH : DAERAH SEKITAR LAUT BANDA

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CUACA / IKLIM DI INDONESIA

( SKALA METEOROLOGI )BMKG

Page 24: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

PENGARUH REGIONAL : PENGARUH ANGIN MONSOON

MUSIM HUJAN

MUSIM KEMARAU

BMKG

Page 25: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

PENGARUH LOKAL :PENGARUH BENTUK TOPOGRAPI & KEPULAUAN

BMKG

Page 26: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

An

gin

dara

t &

lau

t

Page 27: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Orographilift

Page 28: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Inser gambar 1

Skala Meteorologi

BMKG

Page 29: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

• Skala Planetary/GlobalBerkatan erat dengan kondisi atmosfer global, contoh: MJO

• Skala SynoptikSkala yang bersesuaian dengan kondisi atmosfer dari

sebagian Wilayah benua, contoh: Ekstratropikal SiklonDengan luasan dimensi sepanjang 1,000-2,500 km (620-1,550

mil)

• Skala MesoFenomena meso-alpha : Dengan luasan dimensi sepanjang 200

– 2000kmFenomena meso-beta : Dengan luasan dimensi sepanjang 20 –

200 km

• Skala MikroSkala meteorology yang terkecil dengan luasan < 2 km, contoh: tornado dan waterspot

Skala Meteorologi BMKG

Page 30: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Insert gambar 2

Modifikasi Skala Meteorologi BMKG

Page 31: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

DEFINISI BATASAN PREDIKSI

1. NOWCASTING : 0 -2 hours

2. VERY SHORT FORECASTING : Up to 12 hours

3. SHORT RANGE : Beyond 12 up to 72 hours

4. MEDIUM : Beyond 72 up to 240 hours

5. Extended-range : Beyond 10 days .

6. Long-range forecasting : From 30 days up to two years

- Monthly outlook.

- Three month or 90 day outlook.

- Seasonal outlook.

7. Climate forecasting: Beyond two years

- Climate variability prediction.

- Climate prediction.

BMKG

C U A C A

I K L I M

Page 32: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Periode Prakiraan Menurut WMO

1. Nowcasting : Prakiraan sesaat yang berlaku sampai 2 jam

2. Very short-range : prakiraan sangat pendek, yang berlaku sampai 12 kedepan

3. Short-range weather : prakiraan jangka pendek yang berlaku samapi 72 jam kedepan

4. Medium-range weather : prakiraan jangka menengah yang berlaku sampai 240 jam kedepan

5. Extended-range weather : prakiraan dasarian yang berlaku dari 10 – 30 hari kedepan, dikategorikan prakiraan musim/klimat

6. Long-range : prakiraan dari 30 hari dan dapat diteruskan hingga 2 tahun kedepan, kategori musim/klimat;

Monthly outlook: Three-month or 90-day outlook: Seasonal outlook:

7. Climate forecasting : kategori iklim berlaku hingga dua tahun kedepan

Climate variability prediction Climate prediction

BMKG

Page 33: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

BEBERAPA FASILITAS OBSERVASI BMKG BMKG

merupakan alat observasi parameter cuaca secara

otomatis, meliputi :• Angin (Arah dan Kecepatan)• Suhu Udara• Kelembapan Udara• Curah Hujan (Rain Gauge)• Tekanan Udara• Radiasi Matahari

AWS (AUTOMATIC WEATHER STATION)

merupakan alat observasi curah hujan secara otomatisARG (AUTOMATIC DIGITAL RAIN GAUGE)

Page 34: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

BEBERAPA FASILITAS OBSERVASI BMKG BMKG

RADAR CUACAmerupakan alat observasi sebaran awan

dan potensi hujan dalam skala lokal

(Radius 150 km)

merupakan alat observasi sebaran awan dan potensi hujan dalam skala Global

SATELIT CUACA

Page 35: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

TEMPERATUR/ SUHU UDARA

Merupakan ukuran dari panas yang dikandung oleh suatu zat / benda

Dinyatakan dalam derajad Celsius atau Fahrenheit.Temperatur Standard pada permukaan laut 59 °F / 15 °C

Termometer yang sering digunakan dalam pengamatan cuaca meliputi :

Termometer Bola Kering Termometer Bola Basah Termometer Maksimum dan Minimum

UNSUR – UNSUR CUACABMKG

Page 36: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

TEKANAN UDARA

Adalah representasi dari berat atmosfer yang dipengaruhi oleh proses - proses penumpukan massa udara dan pengurangan massa udara.

Berubah terhadap ketinggianDiukur dengan barometer, dengan mempergunakan acuan tekanan udara pada permukaan laut setara – 30 inc mercury dan 1013.25 mb.

BMKG

Page 37: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

BB

BB

E 3.237

*5.7

10*11.6

))(**10*7947.0( 31 BBBKPEE

BK

BK

E 3.237

*5.7

2 10*11.6

%100*2

1

E

ERH

KELEMBAPAN UDARA

Banyaknya uap air yang terkandung di udara Dinyatakan dalam %

Massa uap air yang ada di atmosferKelembapan Relatif (RH) = X 100 % Massa uap air jenuh

Adanya proses pemanasan dan pendinginan di atmosfer, menyebabkan uap air selalu berubah-ubah baik jumlah dan bentuknya (gas, cair, padat).

Kelembapan udara sangat dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi temperatur semakin besar daya tampung udara terhadap uap air, yang akhirnya pada suhu dan tekanan tertentu akan tercapai kondisi jenuh.

Page 38: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

ANGIN merupakan pergerakan udara yang dipicu oleh adanya perbedaan tekanan udara sebagai akibat dari perbedaan temperatur di

permukaan bumi, dinyatakan dalam arah dan kecepatan. Arah angin dinyatakan dalam derajat sedangkan kecepatan dinyatakan dalam satuan Internasional dan sering menggunakan table / skala yang lebih dikenal dengan sebutan “Beaufort Scale / Skala Beaufort” dengan satuan “knots”. (1 knots = 0.5 m/s atau 1.8 – 1.9 km/jam)

Pembentukan AnginDalam Skala Synoptic

BMKG

Page 39: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

MENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ANGINBMKG

Page 40: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

SKALA BEAUFORT

BMKG

Page 41: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

PENENTUAN ARAH ANGIN

360°/0°U

45°TL

90° T

135°TG

180°

225°

270°

315°BL

B

BD

S

22,5°

67,5°

112,

157,5°202,5°

247,5°

292,

337,5°

BMKG

Page 42: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

PROSES TERBENTUKNYA AWAN & HUJAN

BMKG

Page 43: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

1. AWAN BENTUK CUMULUS (CUMULIFORM CLOUD) : AWAN DALAM PEMBENTUKAN BERKEMBANG KEATAS, KARENA ARUS KONVEKSI, UMUMNYA TERPISAH ANTARAYANG SATU DENGAN YANG LAIN.

2. AWAN BENTUK STRATUS ( STRATIFORM) : AWAN DALAM PEMBENTUKANNYA BERKEMBANG MERATA YANG BERUPA LEMBARAN ATAU LAPISAN YANG MENUTUP SEBAGIAN BESAR DARI LANGIT

BMKG

Page 44: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

DAERAH AWAN

KUTUB SEDANG TROPIS

RENDAHDari

Permukaan buni –

2 km

Dari Permukaan buni – 2 km

Dari Permukaan

buni – 2 km

MENENGAH 3 – 8 KM 2 – 7 KM 2 – 8 KM

TINGGI 5 – 8 KM 5 – 13 KM 6 – 18 KM

BMKG

Page 45: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Cirrocumulus

Kemungkinan berisi bintik air superdingin menghasilkan turbulensi dan icing lemah.

Cirrus

Tidak ada icing yang siknifikan; ada turbulensi lemah dalam cirrus yang tebal

Cirrostratus

Icing lemah jika ada ; tidak ada turbulensi; menghalangi jarak pandang (visibility)

Kelompok Awan TinggiBMKG

Page 46: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Kelompok Awan Menengah

Altocumulus

Terdapat icing lemah; turbulensi lemah

Altostratus

Terdapat icing dengan intensitas sedang; tidak ada turbulensi atau lemah; menghalangi sinar matahari.

Nimbostratus

Turbulensi sangnat lemah; dapat menyebabkan adanya masalah icing yang serius apabila suhunya mendekati atau dibawah titik beku (freezing).

BMKG

Page 47: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Kelompok Awan Rendah

Stratus

Lemah atau tidak ada turbulensi; bahaya icing jika suhu mendekati atau dibawah freezing; apabila bergabung dengan fog atau terjadi endapan ( hujan/salju) dapat menyebabkan penurunan. visibility yang siknifikan.

Stratocumulus

Terjadi turbulensi lemah; dimunkinkan ada icing di suhu freezing; tinggi awan dan visibility lebih baik daripada awan stratus

BMKG

Page 48: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Kelompok Awan Rendah yang Menjulang

Cumulus

Ketidak stabilan udara dilapisan bagian bawah akan menghasilkan turbulensi, tetapi tidak terjadi icing yang siknifikan.

Terjadi turbulensi kuat dan disertai hujan lebat ( rain showers) ; terjadi icing lemah diatas lapisan freezing.

Towering Cumulus

Seluruh udaranya tidak stabil, terjadi turbulensi sangat hebat; kemungkinan terjadii icing yang kuat.

Cumulonimbus

BMKG

Page 49: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

KARENA PEMANSAN/KONVEKTIF KARENA PERTEMUAN MASSA UDARA/FRONT

KARENA OROGRAFI KARENA TURBULEN /GOLAKAN

BMKG

Page 50: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

FENOMENA CUACA

A.HIDRO METEOR

B.CURAHAN

C.LITOMETEOR

D.FOTOMETEOR

E.ELEKTROMETEOR

BMKG

Page 51: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

A. HIDROMETEOR

KABUT MIST

EMBUN

BMKG

Page 52: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

SATUAN HUJAN : milimeter adalah tinggi air (mm) yang mewakili luasan 1 m2

Diameter Curah Hujan = 0,5 mm atau kurangHujan Es mempunyai diameter 5 mmVirga partikel yang tidak sampai ke tanah / permukaan bumiLamanya hujan ditentukan oleh jenis awannya, hujan lebat biasanya dari jenis awan rendahSedangkan hujan ringan dan lama biasanya dari jenis awan menengah

KEADAAN HUJAN INTENSITAS HUJAN (mm)

1 JAM 24 JAM

HUJAN SANGAT RINGAN < 1 < 5

HUJAN RINGAN 1 - 5 5 – 20

HUJAN NORMAL/SEDANG 5 – 10 20 – 50

HUJAN LEBAT 10 – 20 50 – 100

HUJAN SANGAT LEBAT > 20 > 100

B. CURAHAN / CURAH HUJAN

ADALAH AIR ATAU ES YANG JATUH DARI AWAN KE PERMUKAAN BUMI

BMKG

Page 53: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Hu

jan

es (

Hail)

Page 54: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

“Heavy Rain” (Hujan lebat)

“Hail” (Hujan Es)

BMKG

Page 55: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

C. LITHOMETEOR

BADAI DEBU

UDARA KABUR AKIBAT ASAP

BMKG

Page 56: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

D. FOTOMETEORBMKG

Page 57: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

E. ELEKTROMETEOR

BMKG

Page 58: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

FrontBMKG

Page 59: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

JetstreamBMKG

Page 60: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Squall Gusty

Squall, Gust dan Puting Beliung (Tornado) umumnya dihasilkan dari akhir tahap matang awan Cumulu Nimbus dimana sebagian besar gerakan udara dalam awan adalah ke bawah setelah menyentuh / memukul permukaan bumi mengalir mendatar.

Putting Beliung (Tornado)

BMKG

Page 61: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

SISTEMEnergi Kinetik (Kilo Watt / Jam)

GustDust DevilTornadoThunderstormBom Atom (Nagasaki)HurricaneBom Hidrogen

10o

10104

106

107

1010

1010

Perbandingan Energi Kinetik dari Energi Guntur

BMKG

Page 62: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Tingkatan Tahap Pertumbuhan / Hidup Badai Guntur

Pada dasarnya semua Badai Guntur (Thunderstorm) terdiri dari beberapa sel dan ukuran pertumbuhan awannya dapat mencapai panjang 90 km, lebar 30 km dan tebal 5 – 8 km

BMKG

Page 63: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

DAFT

AR IS

TILA

H M

ETEO

ROLO

GI U

NTU

K PE

LAYA

NAN

PU

BLIK

PUTTING BELIUNG (TORNADO)

Puting beliung di Indonesia adalah tornado skala F0 – F1 pada skala Fujita, yang memiliki daya rusak rendah dibanding di wilayah lintang tinggi dimana memiliki daya rusak terparah hingga skala F5. Puting beliung di pulau Jawa umumnya terjadi pada musim pancaroba dan musim hujan, dengan waktu kejadian antara siang hingga malam hari. Kondisi ini dikarenakan sinar matahari sebagai bahan bakar utamanya, secara maksimal diperoleh pada periode (frekuensi bulanan yang berkaitan dengan musim) dan waktu (frekuensi harian) tersebut.

BMKG

Page 64: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Pu

ttin

g B

eliu

ng

(To

rnad

o)

Page 65: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

SKALA BEAUFORT

BMKG

KEC ANGIN PUTTING BELIUNG YG PERNAH TERJADI DI INDONESIA

Page 66: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

SKALA BEAUFORT

BMKG

KEC ANGIN PUTTING BELIUNG YG PERNAH TERJADI DI INDONESIA

Page 67: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Perbedaan Badai Tropis dan Gusty / Squall (Putting Beliung)

KrtietriaBadai Tropis

Gusty / Squall / Putting Beliung

Daearah tumbuhnyaSelalu dilaut, diatas lintang 10 derjat LU/LS

Sering didarat

Periode Ulang

Selatan Ekuator Indonesia Desember – April, Utara Ekuator Indonesia Mei – Nopember

Tidak tentu

Arah Gerakan Menjauhi lintang IndonesiaTergantung arah gerakan awan CB

Waktu terjadinya Tidak tentuLebih sering terjadi pada siang atau sore hari

Kecepatan AnginMinimum 35 knots (63 km/jam), bisa lebih dari 90 knots

30 – 40 knots, durasi sangat singkat

Lamanya 1 – 3 hari Maksimum 5 menit

Sifat Kerusakan yang hebatHanya atap rumah dan tiang atau pohon yang tinggi , rimbun dan rapuh tumbang

Luas daerah yang rusak 1000 km 5 – 10 km

BMKG

Page 68: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

SIKLON TROPIS

PUTTING BELIUNG/TORNADOBMKG

Page 69: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Product Guide Extreme Weather Heavy Rain Strong Winds Large Waves Tropical Cyclone >50mm in 24 hours ≥25knots ≥2.5m exists or expected to form

Low, Moderate or High chance of this rainfall amount actually happening

(Not associated with TC)

Low, Moderate or High chance of 10-min average winds at 10m above surface of this speed actually happening

(Not associated with TC)

Low, Moderate or High chance of swell waves or combined wind and swell waves heights reaching this height. The most sig. period will also be specified

(Not associated with TC)

If a TC exists or is expected to form, an area will be specified containing a message to refer to the latest bulletin/ outlook or advisory

(Direct PI forecasters to information provided by the relevant TCWC)

BMKG

Page 70: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Siklon Tropis

Badai tropis (tropical cyclone):Pusaran angin kencang dengan diameter s/d 200 Km dan kecepatan >200 Km/jam serta Lintasan sejauh > 1000 Km

Daerah tumbuh:Di daerah di atas 9°-10o LU dan bergerak ke daerah Sub Tropis (> 23,5 LU) dan di daerah di atas 9 °-10o LS bergerak ke Sub Tropis (>23,5 LS)

BMKG

Page 71: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Lintasan dan Intensitas Siklon Tropis BMKG

Page 72: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Nomenclature

Kategori angin kencang, BUKAN BADAI

Page 73: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Cat No.

Mean Wind

Strongest gust (km/hr)

RA 1

1 63-90 Less than 125 Moderate Tropical Storm

2 90-120 125-170 Severe Tropical Storm

3 120-160 170-225 Tropical cyclone

4 160-200 225-280 Intense Tropical Cyclone

5 More than 200

More than 280 Very Intense Tropical Cyclone

Severity Classification BMKG

Page 74: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

BMKG

KLIMATOLOGI3

74

Page 75: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

MUSIM (SEASON)BMKG

Page 76: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

PENGARUH GLOBAL : GEJALA EL-NINO & LA-NINA

Kondisi Anomali Suhu Muka Laut (o C) 3 2 - 3 1 - 2 0 - 1.0 -1 - -2 -2 - - 3 ≤ - 3

El Nino kuat Sedang lemah normal - - -

La Nina - - - normal lemah sedang Kuat

NILAI SOI (P TAHITI-P DARWIN) FENOMENA YANG AKAN TERJADI

Di bawah - 10 selama 6 bulan El Nino kuat

- 5 s/d - 10 selama 6 bulan El Nino lemah-sedang

- 5 s/d + 5 selama 6 bulan Normal

+ 5 s/d + 10 selama 6 bulan La Nina lemah-sedang

Di atas + 10 selama 6 bulan La Nina kuat

BMKG

Page 77: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

El N

ino &

La N

ina

Kondisi

Anomali Suhu Muka Laut (o C)

3 2 - 3 1 - 2 0 - 1.0 -1 - -2

-2 - - 3

≤ - 3

El Nino

kuat Sedang

lemah normal

- - -

La Nina

- - - normal

lemah sedang

Kuat

NILAI SOI (P TAHITI-P DARWIN) FENOMENA YANG AKAN TERJADI

Di bawah - 10 selama 6 bulan El Nino kuat

- 5 s/d - 10 selama 6 bulan El Nino lemah-sedang

- 5 s/d + 5 selama 6 bulan Normal

+ 5 s/d + 10 selama 6 bulan La Nina lemah-sedang

Di atas + 10 selama 6 bulan La Nina kuat

BMKG

Page 78: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

POLA UMUM TYPE HUJAN DI INDONESIABMKG

0

150

300

450

600

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEPT OCT NOV DEC

0

150

300

450

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC

0

150

300

450

600

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC

Page 79: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

PROSES PEMANASAN GLOBAL

Sebagian radiasi dipancarkan ke atmosfer dalam gelombang “InfraRed (IR)”

(Karakter CO2 ≈ karakter kaca/Rumah kaca)

Sebagian radiasi matahari diserap oleh permukaan bumi dan memanaskanya.

Melewati atmosfer Bumi

Kembal

i ke

perm

ukaan

ATMOSFER

(EARTH)

Radiasi “IR” akan diserap oleh GRK di Atmosfer. Sebagian akan dipancarkan ke luar angkasa (a) dan sisanya akan direfleksikan kembali ke atmosfer (b) yang menyebabkan Pemanasan bumi /Global Warming

Diemisikan

ke luar

angkasa

1

30% CO2 diserap oleh air

CO2

BUMI2

Laut

Lapisan Troposfer

MATAHARI

79

BMKG

Page 80: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

80

Energi cahaya tampak matahari melewati kaca dan memanasi permukaan

Energi panas inframerah dari permukaan sebagian dipantulkan

melewati kaca (2a), dan sebagian lagi terperangkap dalam rumah kaca/

greenhouse (2b)

Efek Rumah Kaca (“The Greenhouse Effect”)

1

2

1

2

2a

2b

Perilaku gas CO2 ∾ Karakteristik Kaca

BMKG

Page 81: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

Greenhouse effectBMKG

Page 82: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

CLIMATE CHANGE

Perubahan pola cuaca rata-rata dalam rentang waktu puluhan tahun.

Perubahan iklim tidak bisa hanya dilihat melalui suatu kejadian ekstrim dalam satu hari saja karena perubahan dalam periode harian belum tentu cenderung meningkat bahkan bisa terjadi secara fluktuatif. Perubahan iklim menurut hemat penulis mempunyai rentang waktu puluhan tahun sebagai contoh adanya pergeseran pola musim hujan atau kemarau. Untuk dapat menunjukkan adanya perubahan bermakna tersebut maka diperlukan jangka waktu yang panjang minimal 30 tahun. Dengan demikian, apabila suatu wilayah tidak terjadi hujan 1 atau dua hari dalam musim penghujan, tidak dapat dikatakan perubahan iklim melainkan hanya menginformasikan perubahan cuaca bukan perubahan musim atau iklim.

BMKG

Page 83: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

BMKG

BENCANA4

83

Page 84: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

MANAJEMEN RESIKO BENCANA (DISASTER RISK MANAGEMENT)

Page 85: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

EMERGENCY– Mitigates/pencegahan

Pencegahan kemungkinan kejadian bencana dan/ atau pengurangan kemungkinan resiko yang diakibatkan – Prepares/persiapan

pengaturan, perencanaan, edukasi, pelatihan dan informasi yang harus disiapkan kepada masyarakat untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana– Responds/respon

Pelaksanaan pengaturan dan perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya, sehingga usaha dalam menghadapi bencana dapat berjalan dengan efektif, dengan harapan dapat meminimalisir perbaikan akibat kejadian bencana– Recovers/perbaikan

kegitan membantu komunitas masyarakat yang terkena bencana dalam memperbaiki infrastruktur fisik, pemulihan emosional, sosial, ekonomi dan kesejahteraan

Page 86: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

TINGKAT MANAJEMEN BENCANA

• Tingkat Nasionalterdiri dari rencana yang berisikan pengaturan, tanggung jawab dan prosedur secara detail, yang ditujukan untuk berbagai lembaga dan kelompok masyrakat yang terkait dengan kegiatan persiapan dan respon kondisi bencana tertentu

• Tingkat Provinsibertugas membantu pembentukan dan pelaksanaan terhadap perencanaan kondisi darurat yang efektif di tingkat provinsi

• Tingkat Daerah /Lokallevel ini merupakan level terdekat dengan kelompok masyarakat yang terkena bencana, karena memiliki pengentahuan yang lebih baik terhadap bentuk demografis dan lingkungan di wilayahnya.

Page 87: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

JENIS BENCANA TERKAIT CUACA/IKLIM

Badai

Angin Kencang

Hujan es

Banjir

Tanah longsor

Polusi udara

Kebakaran Hutan & Lahan

Kekeringan

Gelombang Laut & Abrasi

Gunung berapi

Ini beberapa Jenis

Bencananya

Page 88: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

PERBANDINGAN JUMLAH KEJADIAN BENCANAPER JENIS BENCANA DI INDONESIA TAHUN 1815

- 2013 (Sumber : BNPB)

(93 % BENCANA DI INDONESIA AKIBAT CUACA/IKLIM)

Page 89: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

89

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikawww.bmkg.go.id

Jl.Angkasa I No.2, Kemayoran – Jakarta

Info Cuaca : 021 6546312/15/18Info Gempabumi : 021 6546316

TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

BMKG

Page 90: Meteorologi dan Klimatologi (Materi OSN dari BMKG)

GEJALA POTENSI ANGIN PUTTING BELIUNG

1. SATU HARI SEBELUMNYA UDARA PENGAP/PANAS/GERAH2. PUKUL 10.00 TUMBUH AWAN PUTIH KECIL-KECIL3. ADA SATU JENIS AWAN BERBEDA MENJULANG TINGGI SEPERTI BUNGA KOL4. BERKEMBANG MENJADI GELAP MENUTUPI WILAYAH PENGAMATAN5. SEBELUMNYA ANGIN CALM, 6. ADA HEMBUSAN UDARA DINGIN7. JIKA POHON DISEKITAR SUDAH BERGOYANG, TDK LAMA ANGIN KENCANG

AKAN DATANG8. HUJAN PERTAMA KALI LANGSUNG DERAS9. JIKA DIAWALI DENGAN GERIMIS, ANGIN PUYUH JAUH DARI LOKASI 10.KERUSAKAN HANYA PADA ATAP RUMAH ATAU TIANG/POHON YANG RAPUH

Terjadinya: LOKAL dan SINGKAT, hanya ~5 Km dan antara 2-5 menit dan jarang sekali terjadi angin puting beliung susulan

Keyword

BMKG