Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

25
Laporan Praktikum Tanggal Mulai : 05 Mei 2011 MK. Metabolisme Zat Gizi Tanggal Selesai : 10 Mei 2011 ANALISIS METABOLISME VITAMIN C Vitamin C dalam Plasma, Serum, dan urine Oleh : Kelompok 5 : Yudhi Andrianto I14104004 Irani Rachmawati I14104012 Sartika Fitriana T.P. I14104019 Stacey Athalia G I14104025 Arizki Witaradianingtias I14104032 Fery Irawan I14104039 Asisten : Eva Fitrina Asia Mufliha Penanggung Jawab Praktikum : Ir. Titi Riani, M. Biomed

description

analisa metabolisme vitamin c

Transcript of Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

Page 1: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

Laporan Praktikum Tanggal Mulai : 05 Mei 2011MK. Metabolisme Zat Gizi Tanggal Selesai : 10 Mei 2011

ANALISIS METABOLISME VITAMIN C Vitamin C dalam Plasma, Serum, dan urine

Oleh :

Kelompok 5 :

Yudhi Andrianto I14104004Irani Rachmawati I14104012Sartika Fitriana T.P. I14104019Stacey Athalia G I14104025Arizki Witaradianingtias I14104032Fery Irawan I14104039

Asisten :

Eva FitrinaAsia Mufliha

Penanggung Jawab Praktikum :

Ir. Titi Riani, M. Biomed

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Vitamin didefinisikan sebagai zat organik yang diperlukan dalam jumlah

relative kecil namun sangat penting untuk pertumbuhan normal serta

pemeliharaan kesehatan, dan harus selalu tersedia dalam makanan karena tidak

dapat disintesa oleh tubuh. Vitamin berperan sebagai bagian dari enzim dan ko-

enzim untuk mengatur proses metabolisme karbohidrat, lemak, protein dalam

tubuh. Selain itu vitamin yang berperan sebagai anti oksidan, banyak berperan

dalam mempertahankan berfungsinya berbagai jaringan tubuh. Senyawa

antioksidan diantaranya adalah asam fenolik, flavonoid, betakaroten, vitamin E,

vitamin C, asam urat, bilirubin, dan albumin (Gheldof et al 2002).

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan

memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga

dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin

C merupakan vitamin yang berperan sebagai anti oksidan dan merupakan

vitamin yang mudah rusak. Vitamin C ini dapat berbentuk sebagai asam L-

askorbat dan asam L-dehidrooaskorbat. Vitamin C disintesis secara alami baik

dalam tanaman maupun hewan dan mudah larut secara sintesis dari gula.

Vitamin C dapat diserap cepat dari alat pencernaan dan masuk kedalam saluran

darah dan ditransport keseluruh jaringan tubuh. Vitamin C ditahan didalam tubuh

dalam jumlah sangat sedikit dan kelebihannya akan dibuang melalui urin.

Selain itu jenis vitamin ini berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan

dan pembentukkan sel-sel baru, dimana vitamin C yang membantu dalam proses

penyembuhan luka dengan berperan dalam pembentukan dan pertautan sel-sel

dari protein kolagen. Selain itu vitamin C membantu pembuatan senyawa-

senyawa kimia, seperti hormon yang dibutuhkan dalam tubuh. Kebutuhan vitamin

C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup

masing-masing.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini antara lain mengetahui dan menganalisis

metabolisme Vitamin C dalam plasma, serum, dan urine.

Page 3: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Kegiatan pengamatan dan pengambilan data dari hasil analisis vitamin C

dilakukan pada tanggal 21 April 2011 dan 28 April 2011 di Laboratorium Biokimia

Lantai 1 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut

Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan selama praktikum, yaitu tabung reaksi,

refrigerator, sentrifuge, dan pipet mikro. Jenis bahan dan pereaksi yang

digunakan adalah urin sebanyak 0.2 ml, TCA 6% 0.75 ml, H2SO4 300 µl dan

pereaksi warna 50 µl.

Prosedur Percobaan

Analisa Vitamin C

Proses analisis vitamin C dilakukan terhadap urin responden yang telah

mengkonsumsi suplemen vitamin C. Berikut cara kerja analisis status seng

dengan metode kecap smith :

Gambar 1 Analisis Metabolisme Vitamin C dengan Metode Kecap Smith.

Larutan urin diimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 0.2 ml ditambah TCA 6% sebanyak 0.75ml kemudian di vortek

Larutan urin diambil 200 µl dan ditambah 50 µl perekasi warna kemudian tabung reaksi ditutup alumunium foil

Larutan diinkubasi dalam waterbath selama 3 jam pada suhu 37ᴼC

Larutan dipusingkan/sentrifuge selama 30 menit pada 3000 rpm

Setelah 3 jam, larutan dipindahkan ke dalam icebath (refrigerator) selama 30 menit

Larutan ditambah 300 µl H2SO4 65%, dikocok dan di diamkan 45 menit

Larutan dibaca spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm

Page 4: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air, yang berarti bahwa tubuh

tidak menyimpannya. Vitamin C diperoleh dari makanan.Tubuh membutuhkan

vitamin C untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan di seluruh bagian tubuh. Ini

membantu tubuh membuat kolagen, suatu protein penting yang digunakan untuk

membuat kulit, tulang rawan, tendon, ligamen, dan pembuluh darah. Vitamin C

sangat penting untuk penyembuhan luka, dan untuk memperbaiki dan

memelihara tulang dan gigi (Sudarmaji,Slamet 1989).

Vitamin C atau asam askorbat merupakan suatu nutrien dan vitamin yang

larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan.

Vitamin C disintesis secara alami baik dalam tanaman maupun hewan, dan

mudah dibuat secara sintesis dari gula dengan biaya yang sangat rendah

(Winarno 1984).

Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan

mudah rusak selama pemrosesan dan penyimpanan. Vitamin C lebih mudah

rusak dalam pemasakan dibanding vitamin-vitamin lain dan mudah sekali

teroksidasi terlebih bila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim asorbic acid oksidase,

sinar dan temperatur yang sangat tinggi (Gaman 1992).

Vitamin C mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul C6H8O6.

Vitamin ini memiliki bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190-192 °C, bersifat

larut dalam air sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat

molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam kloroform, eter dan benzen, dengan

logam membentuk garam. Sifat asam ditentukan oleh ionisasienol group pada

atom C no 3 pada pH rendah vitamin C lebih stabil dari pada pH tinggi. Vitamin C

mudah teroksidasi, lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu ,enzim askorbat

oksidase, sinar, dan temperatur tinggi. Larutan encer Vitamin C pada pH kurang

dari 7.5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi vitamin

C akan terbentuk asam dehidro askorbat (Sudarmaji,Slamet 1989).

Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-

dehidroaskorbat, keduanya mempunyai keaktifansebagai vitamin C. Asam

askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam L-

dihidroaskorbat. Asam L-dihidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat

mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L- diketogulonat yang tidak

memiliki keaktifan vitamin (Winarno 1984).

Page 5: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

Fungsi Vitamin C

Vitamin C mempunyai banyak fungsi. Vitamin C berperan membantu

enzim spesifik dalam melakukan fungsinya. Vitamin C juga bekerja sebagai

antioksidan. Perusahaan kadang–kadang menambahkan vitamin C pada produk

makanannya untuk menjaga kandungan bahan tertentu. Vitamin C juga penting

untuk membentuk kolagen, serat, struktur protein. Kolagen dibutuhkan untuk

pembentukan tulang dan gigi dan juga untuk membentuk jaringan bekas luka.

Vitamin C juga meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi dan membantu

tubuh menyerap zat besi (Almatsier 2004).

Selain itu vitamin C berfungsi aktif dalam sel organisme hidup. Dimana

enzim propil hidroksilase tetap stabil, apabila kandungan vitamin C cukup dalam

sel. Vitamin C juga mencegah lesi pada kulit dan mencegah dinding pembuluh

darah mudah pecah. Seperti pada penyakit gusi/bibir berdarah. Vitamin C

berfungsi untuk menjaga struktur kolagen yang menghubungkan semua jaringan

serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Vitamin C

juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam

kesadaran. Sebagai antioksidan Vitamin C mampu menetralkan radikal bebas di

seluruh tubuh. Berdasarkan pengaruh pencahar, vitamin C dapat meningkatkan

pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C mampu menangkal nitrit penyebab

kanker (Ophart 2003).

Sumber Vitamin C

Beberapa sumber yang sangat baik dari vitamin C adalah jeruk, paprika

hijau, semangka, pepaya, jeruk, melon, kiwi, mangga, brokoli, tomat, kubis

Brussel, kembang kol, kubis, dan jus jeruk atau jus diperkaya dengan vitamin C.

Bahan baku yang dimasak sebagai sayuran hijau (turnip hijau, bayam), paprika

merah dan hijau, tomat kaleng dan segar, kentang, labu musim dingin, raspberry,

blueberry, cranberry, dan nanas juga merupakan sumber yang kaya vitamin C.

Vitamin C sensitif terhadap cahaya, udara, dan panas, sehingga akan

mendapatkan vitamin C jika makan buah-buahan dan sayuran mentah atau

dimasak sebentar (Ophart 2003).

Metabolisme Vitamin C

Metabolisme vitamin C terdiri dari oksidasi, ekskresi dan regenerasi. Hasil

oksidasi vitamin C yang pertama adalah radikal bebas askorbil yang biasa

berubah secara reversibel menjadi bentuk vitamin C kembali atau akan

Page 6: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

mengalami oksidasi ireversibel menjadi dehydro-L-ascorbid acid. Vitamin C dapat

juga mengalami oksidasi setelah bereaksi dengan vitamin E atau radikal urat.

Vitamin C dapat dengan mudah melepaskan elektron karena oksidasi monovalen

reversibel menjadi radikal askorbil, sehingga dapat berperan dalam system

redoks biokimia. Peranan vitamin C sebagai antioksidan karena kemampuan

bereaksi dengan radikal bebas : SOR, anion superoksida dan radikal hidroksil.

Vitamin C bersifat hidrofilik lebih berperan menjadi proteksi sel di dalam sitosol

dengan cara menurunkan semistabil radikal kromanoksil dan meregenerasi

vitamin E (Carr 1999).

Efisiensi antioksidan vitamin C sangat besar pada konsentrasi vitamin

yang rendah, pada kondisi tersebut reaksi yang predominan adalah reaksi

pemutus. Pada konsentrasi tinggi, vitamin C menghambat secara signifikan

reaksi rantai yang berlanjut antara asam askorbil dan molekul oksigen. Fungsi

metabolik vitamin C sebagai kofaktor enzim (hydroxilating enzymes), agen

protektif (hydroxylases pada biosintesis collagen), dan sebagai radikal yang

bereaksi dengan metal ion (Carr 1999).

Vitamin C dapat diabsorpsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi

pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta.

Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi si antara 20 dan 120 mg sehari.

Konsumsi tinggi sampai 12 mg (sebagai pil) hanya diabsorpsi sebangak 16%.

Vitamjn C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di

dalam jaringan adrenal, pituitari dan retina (Almatsier 2004).

Kelebihan dan Defisiensi Vitamin C

Vitamin C dosis tinggi (500-10.000 miligram) telah dianjurkan untuk

mencegah common cold, skizofrenia, kanker, hiperkolesterolemia dan

aterosklerosis. Tetapi hal ini belum mendapatkan dukungan ilmiah yang cukup.

Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan diare, batu ginjal pada

orang-orang yang peka, perubahan siklus menstruasi. Beberapa orang yang

menghentikan asupan Vitamin C dosis tinggi secara tiba-tiba dapat kembali

mengalami scurvy (Ophart 2003).

Gejala awal kekurangan vitamin C adalah pendarahan disekitar gigi dan

merusak pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pinpoint haemorrhage.

Kekurangan banyak vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan

otot. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot seperti juga rasa nyeri,

Page 7: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya adalah anemia, sering terkena

infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam menyembuhkan luka. Ketika seseorang

mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka

panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan

kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba

dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan

penyakit kudisan (Gaman 1992).

Defisiensi vitamin C terjadi jika asupan kurang atau terganggu

absorbsinya terutama pada bayi. Peranan vitamin C meningkatkan GSH serta

menurunkan kadar MDA sel eritrosit sehingga proses hemolisis dapat dikurangi

atau dicegah (Suryohudoyo 2000). Perbedaan hasil pemeriksaan kultur sel

endotel aorta manusia yang diberikan vitamin C dan tanpa pemberian vitamin C.

Kerusakan oksidatif lebih besar didapatkan pada sampel tanpa pemberian

vitamin C. Pada penelitian tersebut digunakan parameter oksidatif : kadar vitamin

C intraseluler, GSH, rasio GSH/GSSG, dan rasio NADPH/NADP. Scurvy esensial

terjadi pada sel endotel aorta pada manusia yang diterapi vitamin C (Smith 2002)

Defisiensi akut vitamin C bisa menimbulkan penyakit scurvy. Manifestasi Scurvy

yang klasik berhubungan dengan gangguan sintesis kolagen yang diperlihatkan

dalam bentuk perdarahan subkutan serta perdarahan lain, kelemahan otot, gusi

membengkak dan lunak, serta tanggalnya gigi. Pada anak sindrom defisiensi

vitamin C disebut Moller-Barlow disease didapatkan pada bayi tanpa ASI,

biasanya pada umur 6 bulan dengan ciri-ciri pelebaran batas kartilago tulang

khususnya tulang rusuk, penekanan kartilago epifiseal ekstremitas, nyeri sendi,

anemi dan sering panas (Carr 1999).

Faktor yang Mempengaruhi Penyeraparan Vitamin C

Vitamin C dari makanan diserap usus dan masuk ke dalam peredaran

darah terutama melalui usus kecil dalam beberapa jam setelah makan. Kadar

vitamin C dalam darah hanya sebentar naik karena zat ini segera diambil

jaringan dan setiap ada kelebihan segera dikeluarkan melalui ginjal (Suhardjo

dan Kusharto, 1989).

Vitamin C juga dapat terserap sangat cepat dari alat pencernaan masuk

ke dalam saluran darah dan dibagikan ke dalam jaringan tubuh. Kelenjar

andrenalin mengandung vitamin C yang sangat tinggi. Pada umumnya tubuh

menahan vitamin C sangat sedikit. Pada kondisi normal pemberian vitamin C

Page 8: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

secara berlebihan akan meningkatkan sekresi vitamin C melalui urin, tetapi jika

kondisi tubuh buruk sebagian besar vitamin C akan ditahan jaringan tubuh

(Winarno, 1984).

Asam askrobat dalam tubuh di serap dengan mekanisme transport aktif.

Tingkat penyerapan vitamin C pada usus menurun ketika asupan asam askrobat

meningkat. Intake vitamin C antara 1 sampai 1,5 gram 50% dapat dicerna, tetapi

pada konsumsi lebih dari 12 gram hanya 16% dari vitamin yang

diserap. Sebaliknya, asupan kurang dari 20 mg, memiliki tingkat penyerapan

98%. Penyerapan vitamin C lebih baik ketika beberapa individu mengkonsumsi

vitamin C,dalam jumlah kurang dari satu gram, diambil sepanjang hari bukan dari

satu dosis yang tinggi. 80% - 95% dari vitamin C dalam tubuh didapatkan dalam

makanan diserap Selanjutnya, bioavailabilitas pada vitamin C dalam bentuk

sintetik dan alami berbeda (Jacob 1999).

Penyerapan vitamin C dapat terganggu oleh sejumlah faktor. Vitamin C

dosis besar tunggal yang terlarut pada enzim pencernaan dapat mengarah pada

kelebihan Asam amino dalam lumen usus, yang menyebabkan banyak masalah

gastrointestinal. Pektin dan seng juga menghambat penyerapan asam askrobat,

tetapi mekanisme ini tidak dipahami dengan baik. Demikian juga konsentrasi besi

yang tinggi dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan kerusakan oksidatif

dan pada penyerapan vitamin C (Jacob 1999).

Angka Kecukupan Gizi Vitamin C

Angka kecukupan gizi sehari vitamin C untuk Indonesia menurut Widya

Karya Pangan dan Gizi (1998) dapat dilihat pada Tabel 1. Peningkatan konsumsi

vitamin C dibutuhkan dalam keadaan stress psikologik atau fisik, seperti pada

luka, panas tinggi, atau suhu lingkungan tinggi dan pada perokok. Apabila

dimakan dalam jumlah melebihi kecukupan dalam jumlah sedang, sisa vitamin C

akan dikeluarkan dari tubuh tanpa perubahan. Pada tingkat lebih tinggi (500 mg

atau lebih) akan dimetabolisme menjadi asam oksalat. Jika dalam jumlah banyak

asam oksalat di dalam ginjal dapat diubah menjadi batu ginjal. Jadi

menggunakan vitamin C dosis tinggi secara rutin tidak dianjurkan (Almatsier

2004).

Page 9: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

Tabel 1 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

Golongan Umur AKG (mg) Golongan Umur AKG (mg)0-6 bln 30 Wanita:

7-12 bln 35 10-12 thn 501-3 thn 40 13-15 thn 604-6 thn 45 16-19 thn 607-9 thn 45 20-45 thn 60Pria: 46-59 thn 60

10-12 thn 50 >60 thn 6013-15 thn 60 Hamil: + 1016-19 thn 60 Menyusui:20-45 thn 60 0-6 bln + 2546-59 thn 60 7-12 bln + 10>60 thn 60

Sumber: Almatsier 2004

Metode Analisis Vitamin C

Vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi secara langsung menggunakan

larutan dye.Tapi untuk bahan pangan yang akan diukur kandungan Vitamin C-

nya harus dilarutkan dengan asam kuat terlebih dahulu. Penggunaan asam yang

dimaksud untuk mengurangi oksidasi Vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi dan

pengaruh glutation yang terdapat dalam jaringan tanaman. Titrasi dilakukan

dengan segera setelah perlakuan selesai (Andarwulan dan Koswara 1992).

Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodin. Hal ini

berdasarkan bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodin. Indikator yang

dipakai adalah amilum. Akhir titrasi ditandai dengan terjadinya warna biru dari

iod-amilum. Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu

tiap 1 ml 0.01 N iodin ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Vitamin C

dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga

ikatan rangkap hilang (Sudarmaji, Slamet, 1989).

Fungsi Pereaksi

Terdapat beberapa pereaksi yang digunakan dalam percobaan anatara

lain TCA dan pereaksi warna. Fungsi TCA adalah untuk menghentikan jalannya

reaksi hidrolisis dengan cara mendenaturasi enzim karena sifat TCA adalah

asam. Reagen ini menghentikan reaksi enzimatis karena sifatnya yang asam

sehingga enzim menjadi inaktif dan kehilangan fungsi katalitiknya (Poedjiadi

1994).

Fungsi asam sulfat (H2SO4) adalah memberi suasana asam agar Hg

tidak mengendap, menghidrolisis protein agar terdapat tyrosin. Asam sulfat

Page 10: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

memiliki banyak kegunaan lain, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia.

Kegunaan utama termasuk pemrosesan biji mineral, sintesis kimia, pemrosesan

air limbah dan pengilangan minyak (Poedjiadi 1994).

Fungsi larutan pereaksi warna ialah pereaksi untuk memperlihatkan

jumlah vitamin C yang terdapat dalam sampel menjadi senyawa berwarna kuning

karena pereaksi yang berlebih. Maka dapat dibaca dengan spektrofotometer.

Fungsi duplo ialah untuk meningkatkan ketepatan percobaan (Poedjiadi 1994).

Larutan 2,4 dinitriphenil hidrozin dalam suasana netral atau basis akan

berwarna biru sedang dalam suasana asam akan berwarna merah muda.

Apabila 2,4 dinitriphenil hidrozin direduksi oleh asam askorbat maka akan

menjadi tidak berwarna, dan bila semua asam askorbat sudah mereduksi 2,4

dinitriphenil hidrozin maka akan kelebihan larutan 2,4 dinitriphenil hidrozin sedikit

saja mudah akan terlihat terjadinya perwarnaan. Untuk perhitungan maka perlu

dilakukan standarisasi larutan 2,4 dinitriphenil hidrozin dengan vitamin C standar

(Sudarmaji, Slamet, 1989).

Page 11: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

HASIL PEMBAHASAN

Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi

pada bagian atas usus halus lalu masuk keperedaran darah melalui vena porta.

Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg

sehari.Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C, bila konsumsi

mencapai 100 mg sehari (Almatsier 2006).

Analisis metabolisme vitamin C dimulai dengan mengambil sampel urin

sebanyak 0,2 ml urin yang dimasukkan kedalam dua tabung reaksi yang masing-

masingya diberikan urin dengan jumlah yang sama (sampel duplo), kemudian

diberikan penambahan 0,75 ml TCA (Trichloroacetat) 6% dan dicampurkan

dengan menggunakan vortex (alat pemusing). Sampel disentrifuge selama 15

menit untuk memisahkan protein yang terdapat di dalam urin. Prosedur yang

dilakukan dalam sentrifuge berguna untuk memisahkan protein yangterdapat

dalam urin dengan memberikan TCA (trichloroacetat).. Fungsi TCA adalah untuk

menghentikan jalannya reaksi hidrolisis dengan cara mendenaturasi enzim

karena sifat TCA adalah asam. Reagen ini menghentikan reaksi enzimatis

karena sifatnya yang asam sehingga enzim menjadi inaktif dan kehilangan fungsi

katalitiknya dan terjadinya pengendapan protein. Setelah 15 menit sampel urin

diambil sebanyak 200 µl dan ditambahkan 50 µl pereaksi warna. Penambahan

tersebut mengakibatkan urin akan bereaksi dengan CuSO4 0,6%, thiourea 5%

dan 2,4 dinitrophenilhidrazin 2% dalam H2SO4 9 N (2,2%) yang akan

menghasilkan warna sehingga dapat dibaca dalam spektofotometer. Seluruh

tabung reaksi ditutup menggunakan aluminium foil, inkubasi di dalam waterbath

selama 3 jam kemudian dipindahkan kedalam ice bath selama 45 menit. Sampel

ditambahakan 300 µl H2SO4 65% dan didiamkan selama 30 menit. Penambahan

H2SO4 yang berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi

pengendapan sehingga filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi lebih

cepat. Kemudian dibaca serapannya pada spektofotometer dengan panjang

gelombang λ = 520 nm.

Prinsip percobaan analisis metabolisme vitamin C adalah protein dalam

plasma, serum atau urine dibebaskan terlebih dahulu dengan penambahan asam

metafosfat. Asam askorbat dalam lapisan jernih ditunjukkan dengan

penambahan larutan cat diklorofenol indofenol. Vitamin C akan mereduksi warna

zat yang ditambahkan. Koreksi dilakukan untuk beberapa senyawa yang

mengandung absorbansi yaitu dengan jalan mengukur absorbansi larutan seteah

Page 12: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

diberi vitamin C berlebihan. Gangguan tersebut di dalam serum dan plasma tidak

diperhitungkan, sebab gangguan tersebut dapat dihilangkan. Hasil yang

diperoleh dalam urin kira-kira 15% lebih tinggi apabila gangguan-gangguan yang

ada dihilangkan.

Berdasarkan praktikum diperoleh standar vitamin C yang dapat dilihat

pada Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2 Standar Larutan Vitamin C

Berdasarkan Gambar 2 diperoleh bahwa persamaan garis lurus standar adalah

y=0,016x – 0,125 dimana pada sumbu y adalah nilai absorbansi dan sumbu x

adalah nilai konsentrasi vitamin C. Sampel vitamin C yang digunakan adalah you

C-1000 dengan konsentrasi sebesar 48,56 µg/ml, vitacimin dengan konsentrasi

37,35 µg/ml, jeruk dengan konsentrasi 38 µg/ml, redoxon dengan konsentrasi

53,62 µg/ml, xon-c dengan konsentrasi 38,25 µg/ml, dan vitalong C dengan

konsentrasi sebesar 54,5 µg/ml. Berdasarkan nilai konsentrasi tersebut diperoleh

bahwa konsentrasi vitamin C tertinggi adalah vitalone C dan konsentrasi vitamin

terendah adalah buah jeruk.

Asam askrobat dalam tubuh di serap dengan mekanisme transport aktif.

Tingkat penyerapan vitamin C pada usus menurun ketika asupan asam askrobat

meningkat.  Intake vitamin C antara 1 sampai 1,5 gram 50% dapat dicerna, tetapi

pada konsumsi lebih dari 12 gram hanya 16% dari vitamin yang

diserap. Sebaliknya, asupan kurang dari 20 mg, memiliki tingkat penyerapan

98%. Berdasarkan praktikum analisis metabolisme vitamin C diperoleh

persentase penyerapan vitamin C yang dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.

Page 13: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

Gambar 3 Presentase Penyerapan Vitamin C

Berdasarkan Gambar 3 diperoleh bahwa penyerapan sampel vitamin C

dalam tubuh berbeda-beda. Persentase vitamin C yang terserap dalam tubuh

adalah sebagai berikut pada sampel you C-1000 sebesar 92,73%, pada sampel

vitacimin sebesar 88,86%, pada sampel buah jeruk sebesar 52,26%, pada

sampel redoxon adalah sebesar 91,98%, pada sampel xon-C adalah sebesar

88,56%, dan pada sampel vitalong C adalah sebesar 83,69%. Berdasarkan hasil

yang diperoleh persentase penyerapan vitamin C yang paling tinggi adalah

sampel you C-1000 yaitu sebesar 92,73% dan yang terendah adalah buah jeruk

sebesar 52,26%.

Manusia menyerap vitamin C pada bagian atas usus. Vitamin C diatas

100 mg yang diserap oleh usus tidak akan mengakibatkan peningkatan kadar

asam askorbat dalam tubuh. Tingkat ketersediaan vitamin C dalam tubuh akan

menurun apabila kelebihan tersebut diambil oleh sekelompok jaringan yang

menyimpannya atau dikeluarkan. Konsentrasi vitamin C yang tersimpan dalam

kelenjar adrenal, namun organ tubuh hati akan menyimpan vitamin C dalam

jumlah besar.

Keterangan: 1 = You C-10002 = Vitacimin3 = Buah Jeruk4 = Redoxon5 = Xon-C6 = Vita Long-C

Page 14: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi

pada bagian atas usus halus lalu masuk keperedaran darah melalui vena porta.

Metabolisme vitamin C terdiri dari oksidasi, ekskresi dan regenerasi. Hasil

oksidasi vitamin C yang pertama adalah radikal bebas askorbil yang biasa

berubah secara reversibel menjadi bentuk vitamin C kembali atau akan

mengalami oksidasi ireversibel menjadi dehydro-L-ascorbid acid. Vitamin C dapat

juga mengalami oksidasi setelah bereaksi dengan vitamin E atau radikal urat.

Vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi secara langsung menggunakan

larutan dye.Tapi untuk bahan pangan yang akan diukur kandungan Vitamin C-

nya harus dilarutkan dengan asam kuat terlebih dahulu. Penggunaan asam yang

dimaksud untuk mengurangi oksidasi Vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi dan

pengaruh glutation yang terdapat dalam jaringan tanaman. Penentuan vitamin C

dapat dikerjakan dengan titrasi iodin. Hal ini berdasarkan bahwa vitamin C dapat

bereaksi dengan iodin. Indikator yang dipakai adalah amilum. Akhir titrasi

ditandai dengan terjadinya warna biru dari iod-amilum.

Saran

Vitamin C mudah rusak oleh sinar matahari (sinar Uv) oleh karena itu

pada percobaan ini, urin yang di tampung tidak boleh langsung terkena sinar

matahari, atau sebaiknya ditutup dengan menggunakan kantong plastik hitam.

Sebaiknya urin yang mengandung vitamin C disimpan dalam refrigerator untuk

menghindari kerusakan akibat pemanasan. Pada percobaan ini sebaiknya

pemusingan dan inkubasi pada suhu 37 ᴼC dilakukan secara hati-hati agar tidak

ada vitamin C yang rusak.

Page 15: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

DAFTAR PUSTAKA

Baliwati, Y.F dan Ali, K. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC

Girindra,A.1993. Biokimia 1. Jakarta:Gramedia

Harjadi.1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta:Gramedia

Hawab,HM. 2005. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Bayumedia:Medan

Lehninger  A.1982. Dasar-dasar Biokimia. Maggy Thenawidjaya, penerjemah.            Jakarta:Erlangga.Terjemahan dari : Basic of Biochemistry

Lide R.2004. CRC Handbook of Chemistryy and Physics. London:CRC Press

Mulyono,HAM. 2005. Kamus Kimia. Jakarta:Bumi Aksara

Winarno F.G.1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

Page 16: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

LAMPIRAN

Gambar 4 Larutan divorteks Gambar 5 Larutan duplo

Gambar 6 Larutan dilapisi alumunium foil

Gambar 7 Pemusingan/sentrifuge

Gambar 8. Larutan diicebath

Page 17: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

Tabel 2 Absorbansi Sampel Aneka Sumber Vitamin C

No Sampel Vitamin C (mg) Absorbansi 1 Absorbansi 2 Rata-Rata1 You C-1000 1000 0,610 0,690 0,6502 Vitacimin 500 0,467 0,470 0,4693 340 g Jeruk 119 0,550 0,411 0,4814 Redoxon 1000 0,691 0,770 0,7315 Xon-C 500 0,474 0,496 0,4856 Vita Long C 500 0,758 0,733 0,745

Tabel 3 Larutan Standar VitaminCKonsentrasi Standar Absorbansi

10,00 0,0415,00 0,0920,00 0,2225,00 0,2750,00 0,6860,00 0,83

Tabel 4 Konsentrasi Vitamin C

No SampelRata-RataAbsorbansi

Konsentrasi Vitamin C

Urin (µg/ml)

Vitamin C

Terbuang (mg)

Presentase Vitamin C Terbuang

(%)

Asumsi Penyerapan Vitamin C

(mg)

Presentase Penyerapan Vitamin C

(%)

1You C-1000 mg

0,650 48,44 72,66 7,27 927,34 92,73

2Vitacimin - 500 mg

0,469 37,13 55,69 11,14 444,31 88,86

3340 g Jeruk - 119 mg

0,481 37,88 56,81 47,74 62,19 52,26

4Redoxon - 1000 mg

0,731 53,50 80,25 8,03 919,75 91,98

5Xon-C - 500 mg

0,485 38,13 57,19 11,44 442,81 88,56

6Vita Long C - 500 mg

0,745 54,38 81,56 16,31 418,44 83,69

Contoh Perhitungan:

1. Konsentrasi Vitamin C

Persamaan garis lurus standar y=0,016x – 0,127

(y = absorbansi dan x = konsentrasi)

Konsentrasi Vitamin C→ x=(y+0,127)/0,016

Konsentrasi (You C-1000) = (0,650 + 0,127)/0,016 = 48,56 µg/ml

Page 18: Metabolisme Zat Gizi (Vitamin C)

2. Vitamin C Terbuang

Diasumsikan urin 24 jam = 1200 ml -1600 ml (1500 ml)

Kadar Vitamin C terbuang = 1500 ml x konsentrasi Vitamin C sampel

Kadar Vitamin C terbuang (You C-1000) = 1500 ml x 48,56 µg/ml = 72660 µg

= 72,66 mg

3. Presentase Vitamin C Terbuang

(%) Vitamin C terbuang = (vitamin C terbuang / kadar vitamin C dikonsumsi) *

100%

(%) You C-1000 = (72,66 / 1000)*100% = 7,27 %

4. Penyerapan Vitamin C

Penyerapan Vitamin C = Kadar Vitamin C yang dikonsumsi – Vitamin C yang

terbuang

Penyerapan You C-1000 = 1000 mg – 72,66 mg = 927,34 mg

5. Presentase Penyerapan Vitamin C

(%) Penyerapan Vitamin C = (vitamin C diserap / kadar vitamin C dikonsumsi)

* 100%

(%) You C – 1000 = (927,34 / 1000)*100% = 92,73 %