metabolisme kreatinin

9
TINJAUAN PUSTAKA Dasar Teori A. Metabolisme Kreatin Kreatinin kinase adalah suatu enzim yang dilepaskan saat terjadi cedera otot dan memliki tiga fraksi isoenzim: CK-MM, CK-BB, dan CK-MB. CK-BB paling banyak terdapat dalam jaringan otak dan biasanya tidak terdapat dalam serum. CK-MM dijumpai dalam otot skelet dan merupakan CK yang paling banyak terdapat dalam sirkulasi cedera otot (misalnya jatuh, suntikan intramuscular, atau penyakit tertentu seperti distrofia otot) menyebabkan peningktan CK dan CK-MM. CK-MB paling banyak terdapat dalam miokardium; namun juga terdapat dlam jumlah yang sedikit di otot skelet. Peningkatan dan penururnan CK dan CK-MB merupkan penanda cedera otot yang paling spesifik seperti pada infark miokardium. Setelah infark miokardium akut, CK dan CK-MB meningkat dalam waktu 4 hingga 6 jam dengan kadar puncak dalam 8 hingga 24 jam, dan kembali menurun hingga normal setelah 2 hingga 3 hari. CK-MB juga terdapat pada otot skelet sehingga penegakan diagnosis cedera miokardium

description

metabolisme kreatinin

Transcript of metabolisme kreatinin

Page 1: metabolisme kreatinin

TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Teori

A. Metabolisme Kreatin

Kreatinin kinase adalah suatu enzim yang dilepaskan saat terjadi cedera otot dan memliki

tiga fraksi isoenzim: CK-MM, CK-BB, dan CK-MB. CK-BB paling banyak terdapat dalam

jaringan otak dan biasanya tidak terdapat dalam serum. CK-MM dijumpai dalam otot skelet

dan merupakan CK yang paling banyak terdapat dalam sirkulasi cedera otot (misalnya jatuh,

suntikan intramuscular, atau penyakit tertentu seperti distrofia otot) menyebabkan peningktan

CK dan CK-MM. CK-MB paling banyak terdapat dalam miokardium; namun juga terdapat

dlam jumlah yang sedikit di otot skelet. Peningkatan dan penururnan CK dan CK-MB

merupkan penanda cedera otot yang paling spesifik seperti pada infark miokardium. Setelah

infark miokardium akut, CK dan CK-MB meningkat dalam waktu 4 hingga 6 jam dengan

kadar puncak dalam 8 hingga 24 jam, dan kembali menurun hingga normal setelah 2 hingga

3 hari. CK-MB juga terdapat pada otot skelet sehingga penegakan diagnosis cedera

miokardium didasarkan pada pola peningkatan dan penurunan (Price dan Wilson, 2005).

Kreatinin adalah hasil akhir dari pembentukan kreatinin saat energi dilepaskan dari

fosfokreatin, penyimpanan energi selama metabolisme otot rangka. Rata-rata pembentukkan

kreatinin berbanding langsung dengan total massa otot. Kreatinin dibersihkan dari aliran

darah oleh ginjal dan diekskresi di urin sebanding dengan pembentukannya. Ekskresi

kreatinin dikarenakan juga oleh refleks total massa otot. Pada atropi otot rangka karena

malnutrisi dapat menurunkan ekskresi kreatinin. Pengukuran kreatinin urin dengan

pengumpulan urin 24 jam. Standar ekskresi kreatinin dipengaruhi oleh jenis kelamin dan TB.

Standar ekskresi kreatinin ini digunakan dengan pengukuran kreatinin untuk menentukan

Page 2: metabolisme kreatinin

Creatinin Height Index (CHI) dalam persen. Contoh: CHI = 70 % artinya massa otot rangka

klien kira-kira 70 % diharapkan pada orang dengan ukuran tubuh yang sama (Siregar, 2004).

Kreatin fosfat adalah simpanan energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas

kontraktil. Seperti ATP, kratin fosfat mengandung sebuah gugus fosfat berenergi tinggi, yang

dapat diberikan secara langsung ke ADP untuk membentuk ATP. Seperti terjadinya

pelepasan energi sewaktu ikatan fosfat terminal di ATP diputuskan, energi juga dibebaskan

ketika ikatan fosfat dan kreatin diputuskan. Energi yang dibebaskan dari hidrolisis kreatin

fosfat, bersama dengan fosfatnya, dapat diberikan secara langsung ke ADP untuk membentuk

ATP. Reaksi ini, yang dikatalisis oleh enzim sel otot kreatin kinase bersifat reversibel; energi

dan fosfat dari ATP dapat dipindahkan ke kreatin untuk membentuk kreatin fosfat

(Sherwood, 2001).

Ketika cadangan energi bertambah pada otot yang beristirahat, peningkatan konsentrasi

ATP cenderung menyebabkan pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi ke kreatin fosfat,

sesuai dengan hukum aksi massa. Dengan demikian, sebagian besar energi di dalam otot

tersimpan dalam bentuk kreatin fosfat (Sherwood, 2001).

Meskipun jalur metabolisme kreatin tampak sederhana, tetapi sebenarnya pada sebagian

besar jaringan mengalami kekurangan enzim yang diperlukan, sehingga mengharuskan

pengangkutan antar jaringan melalui darah untuk memungkinkan seluruh kaskade reaksi

untuk melanjutkan. Pada mamalia, misalnya, siklus urea lengkap beroperasi aktif hanya

dalam hati. Tempat utama biosintesis Arg untuk jaringan tubuh lainnya, di ginjal. Citrulline,

disintesis dalam hati atau usus kecil dan diangkut melalui darah, diambil oleh ginjal dan

dikonversi menjadi Arg terutama oleh tubulus nefron proksimal. Arg terbentuk di dalam

Page 3: metabolisme kreatinin

ginjal lalu dilepaskan ke dalam darah dan juga dikonsumsi oleh jaringan lain atau digunakan

di dalam ginjal itu sendiri untuk sintesis guanidinoacetate (Wyss, 2000).

Gambar metabolisme kreatin, diambil dari Wyss, M. dan Kaddurah-Daouk R. 2000.

Creatine and Creatinine Metabolism: PubMed.gov. Vol. (30):80.

Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin. Kreatin sebagian besar

ditemukan di otot rangka, tempat zat ini terlibat dalam penyimpanan energi sebagai kreatin

fosfat. Dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalasi

enzim kreatin kinase. Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga

dihasilkan kreatin fosfat. Dalam prosesnya, sejumlah kecil kreatin diubah secara ireversibel

Page 4: metabolisme kreatinin

menjadi kreatinin, yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlah kreatinin yang

dihasilkan setara dengan massa otot rangka yang dimilikinya (Sacher, 2004).

B. Sintesis Kreatin

Kreatinin dibentuk di otot dari kreatin fosfat melalui dehidrasi nonenzimatik irreversible

dan pengeluaran fosfat (Murray, 2009).

Sintesis kreatin dalam tubuh diawali dengan pembentukan guanidinoasetat di tubulus

proksimal ginjal dari arginin dan glisin, dengan bantuan enzim L-arginin:glisin

amidinotransferase (AGAT). Selanjutnya di hati, guanidinoasetat akan menjalani proses

berikutnya menjadi kreatin dengan penambahan satu gugus metil dari S-adenosil-L-metionin

yang dikatalisis oleh enzim S-adenosil-L-metionin:N-guanidinoasetat metil transferase

(GAMT). Kreatin yang telah terbentuk kemudian masuk ke sirkulasi dan jaringan yang

memerlukannya dengan bantuan creatine transporter  (pengangkut kreatin). Di jaringan,

sebagian kreatin akan mengalami degradasi menjadi kreatinin dan kemudian diekskresikan

melalui ginjal. Sebagai perkiraan, orang dengan berat badan 70 kg akan memiliki 120

gram kreatin (bentuk bebas dan bentuk fosfat), dan 2 gram/hari dari kreatin tersebut diubah

menjadi kreatinin. Degradasi sebanyak 2 gram/hari ini harus digantikan melalui makanan

sehari-hari. Sebagian besar (90%) kreatin dalam tubuh disimpan di otot, 40% di antaranya

dalam bentuk kreatin bebas dan 60% dalam bentuk kreatin fosfat. Apabila otot berkontraksi

dimana diperlukan energi yang siap pakai dalam waktu cepat, kreatin fosfat akan mengalami

defosforilasi menjadi kreatin dan fosfat berenergi tinggi untuk menghasilkan ATP.

Sebagian kreatin akan mengalami refosforilasi kembali menjadi kreatin fosfat dan sebagian

lagi akan mengalami degradasi menjadi kreatinin (Marks, 2000).

Page 5: metabolisme kreatinin

DAFTAR PUSTAKA

Murray, Robert K., Daryl K. Granner, dan Victor W. Rodwell. 2009. Biokimia Harper Edisi 27.

Jakarta: EGC. Hlm. 283.

Sacher, Ronald A. dan Richard A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

Jakarta: EGC. Hlm. 292

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. Hlm.

438.

Price, Sylvia Anderson dan Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis dan

Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. Hlm. 592-3.

Siregar, Cholina Trisa. 2004. Nutrisi. [online]. Available from:

http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-cholina2.pdf. Diakses pada tanggal 30

November 2010.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Hlm. 233.

Marks, Dawn B., Allan D.Marks dan Collen M. Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar:

Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC. Hlm. 628.

Wyss, M. dan Kaddurah-Daouk R. 2000. Creatine and Creatinine Metabolism: PubMed.gov.

Vol. (30):80.

Page 6: metabolisme kreatinin

Creatine & CreatinineCreatine is synthesized in the liver from methionine, glycine, and arginine. In skeletal muscle, it isphosphorylated to form phosphorylcreatine (Figure 17-21), which is an important energy store for ATPsynthesis (see Chapter 3). The ATP formed by glycolysis and oxidative phosphorylation reacts withcreatine to form ADP and large amounts of phosphorylcreatine. During exercise, the reaction is reversed,maintaining the supply of ATP, which is the immediate source of the energy for muscle contraction. Someathletes ingest creatine as a dietary supplement and claim that it enhances their performance in sprintsand other forms of vigorous short-term exertion.The creatinine in the urine is formed from phosphorylcreatine. Creatine is not converted directly tocreatinine. The rate of creatinine excretion is relatively constant from day to day. Indeed, creatinine outputis sometimes measured as a check on the accuracy of the urine collections in metabolic studies; anaverage daily creatinine output is calculated, and the values for the daily output of other substances arecorrected to what they would have been at this creatinine output.Creatinuria occurs normally in children, in women during and after pregnancy, and occasionally innonpregnant women. There is very little, if any, creatine in the urine of normal men, but appreciablequantities are excreted in any condition associated with extensive muscle breakdown. Thus, creatinuriaoccurs in starvation, thyrotoxicosis, poorly controlled diabetes mellitus, and the various primary andsecondary diseases of muscle (myopathies).