MESIN BUBUT

49
Tugas 1 MESIN BUBUT Dibuat Oleh : Nama :FERRI IRAWAN SIMATUPANG Nim :1105012128 Kelas :ME-3G POLITEKNIK NEGERI MEDAN TEKNIK MESIN ME3-G 2012/2013 MESIN BUBUT A.PENGERTIAN

Transcript of MESIN BUBUT

Page 1: MESIN BUBUT

Tugas 1

MESIN BUBUT

Dibuat Oleh :

Nama :FERRI IRAWAN SIMATUPANG

Nim :1105012128

Kelas :ME-3G

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

TEKNIK MESIN

ME3-G

2012/2013

Page 2: MESIN BUBUT

MESIN BUBUTA.PENGERTIAN

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar atau rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).

Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris. Jenis yang paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas bahan dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Suku cadang di mesin harus dapat dipegang diantara kedua pusatnya, dipasangkan pada plat muka didukung pada pencekam rahang atau dipegang pada pencekam yang ditarik ke dalam atau leher (collet).

B.DASAR KERJA MASIN BUBUT

Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut

bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini, dihasilkan sayatan dan bentuk benda

kerja yang umumnya simetris.

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar

roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan

ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi

gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan

terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Page 3: MESIN BUBUT

Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam antara lain :

• Pembubutan• Pengeboran• Pengerjaan tepi• Penguliran• Pembubutan tirus• Penggurdian• Meluaskan lubang

a.Pembubutan SilindrisBenda disangga diantara kedua pusatnya. Hal ini ditunjukkan pada gambar :

Gambar 1. Operasi pembubutan : A. Pahat mata tunggal dalam operasi pembubutan B. Memotong tepi.

b.Pengerjaan Tepi (Facing)Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam seperti gambar 2B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.

c.Pembubutan TirusTerdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial. Penggolongan berikut yang umum digunakan :

Page 4: MESIN BUBUT

1.Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).2.Tirus Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417 mm/mm (4,166%).3.Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0.05 mm/mm (5,000%),tetapi diameternya berbeda.4.Pena tirus.Digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).

d.Memotong UlirBiasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar 7. memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.

Gambar 2. Proses Penguliran

C.BAGIAN-BAGIAN MESIN BUBUT

Secara umum, sebuah mesin bubut terdiri dari empat bagian utama, yaitu kepala tetap, kepala lepas, eretan dan alas mesin. Keempat bagian utama mesin bubut adalah sebagai berikut (file.upi.edu, 2012).

Page 5: MESIN BUBUT

a. Kepala tetap ( head stock )b. Spindel (spindle )c. Eretan ( carriage )d. Kepala lepas ( tail stock )e. Alas ( bed )f. Ulir pembawa ( lead screw )g. Poros penjualan ( feed rod )h. Tempat pahat ( tool post )i. Alas putar (swivel base )j. Lemari roda gigi ( Gear box )

1. Kepala Tetap Kepala tetap adalah bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan untuk menggerakan spindle, di dalam spindel tersebut dipasang alat untuk menjepit benda kerja. Spindel ini merupakan bagian terpenting dari sebuah kepala tetap. Selain itu, poros yang terdapat pada kepala tetap ini digunakan sebagai dudukan roda gigii untuk mengatur kecepatan putaran yang diinginkan. Dengan demikian, dalam kepala tetap terdapat sejumlah rangkaian roda gigi transmisi yang meneruskan putaran motor menjadi putaran spindel. 2. Kepala Lepas Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian ini berguna untuk tempat untuk pemasangan senter yang digunakan sebagai penumpu ujung benda kerja dan sebagai tempat/dudukan penjepit mata bor pada saat melakukan pengeboran. Kepala lepas ini dapat digerakkan atau digeser sepanjang alas atau meja mesin, dan dikencangkan dengan perantara mur dan baut atau dengan tuas pengencang. Selain

Page 6: MESIN BUBUT

digeser sepanjang alas atau meja mesin, kepala lepas juga dapat digerakan maju mundur (arah melintang), yakni untuk keperluan pembubutan benda yang konis.3. Eretan (carriage atau support) Eretan adalah bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai penghantar pahat bubut sepanjang alas mesin. Eretan terdiri dari tiga jenis, yaitu:a. Eretan bawah yang berjalan sepanajng alas mesin,b. Eretan lintang yang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin, danc. Eretan atas yang digunakan untuk menjepit pahat bubut, dan dapat diputar ke kanan atau kekiri sesuai dengan sudut yang dikehendaki, khususnya pada saat mengerjakan benda-benda yang konis. Eretan ini dapat digerakkan secara manual maupun otomatis.4. Alas Mesin Alas mesin adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pendukung eretan (support) dan kepala lepas, serta sebagai lintasan eretan dan kepala lepas. Alas mesin ini memiliki permukaan yang rata dan halus. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut (kelurusan).Mesin bubut terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian mesin bubut yang pada umumnya diketahui antara lain sebagai berikut. a. Kepala tetap (head stoke) b. Spindel (spindle) c. Eretan (carriage) d. Kepala lepas (tail stoke) e. Alas (bed) f. Ulir Pembawa (lad screw) g. Poros penjalan (feed rod) h. Tempat pahat (tool post) i. Alas putar (swivel base) j. Lemari roda gigi (gear box)

D.JENIS-JENIS MESIN BUBUT

 1.3Jenis-Jenis Mesin Bubut Konvensional

Dilihat dari segi dimensinya, mesin bubut konvensional dibagi dalambeberapa kategori, yaitu: mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubutstandar, dan mesin bubut berat. Mesin bubut berat digunakan untuk pembuatanbenda kerja yang berdimensi besar, terbagi atas mesin bubut beralas panjang,mesin bubut lantai, dan mesin bubut tegak. Adapun gambarnya dapat dilihatsebagai berikut.1 .3 .1Mes in Bubu t R inganMesin bubut ringan (Gambar 5) dapat diletakkan di atas meja danmudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan. Benda kerjanya ber-dimensi kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk membubutbenda-benda kecil dan biasanya digunakan untuk industri rumah tangga(home industri ). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari 1.200 mm,karena bebannya ringan dapat diangkat oleh satu orang.Gambar 5.Mesin bubut ringan

Page 7: MESIN BUBUT

1 . 3 . 2 M e s i n B u b u t S e d a n gJenis mesin bubut sedang (Gambar 6) dapat membubut diameterbenda kerja sampai dengan 200 mm dan panjangnya sampai dengan100 mm. Jenis mesin ini cocok untuk industri kecil atau bengkel-bengkelperawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan pada duniapendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudahdioperasikan.Gambar 6.Mesin bubut sedang1 .3 .3Mes in Bubut S tandarJenis mesin bubut standar (Gambar 7) disebut sebagai mesin bubutstandar karena di samping memiliki komponen seperti pada mesin ringandan sedang juga telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitukran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram, dan rem untukmenghentikan mesin dalam keadaan darurat.Gambar 7.Mesin bubut standar

Page 8: MESIN BUBUT

Gbr. mesin bubut sedang(atas),dan standart(bawah)

3.4.1 Mesin Bubut Berat1 .3 .4 .1Mes in Bubut Bera las PanjangMesin bubut beralas panjang (Gambar 8) mempunyai alasyang panjangnya mencapai 5 sampai dengan 7 meter dengandiameter cekam sampai dengan 2 meter sehingga cocok untukindustri besar dan membubut diameter benda yang besar,misalnya poros baling-baling kapal, menyelesaikan hasil cetakanroda mesin pengeras jalan (wheel vibrator ), roda-roda puli yangbesar, dan sebagainya.1 .3 .4 .2Mes in Bubut Lanta iMesin bubut lantai mempunyai kegunaan yangsama dengan mesin bubut beralas panjang, tetapi memilikikapasitas lebih besar lagi sehingga pergerakan penjepit pahat,k e p a l a l e p a s , d a n p e n g i k a t a n b e n d a k e r j a n y a p u n h a r u s dilakukan dengan cara

Page 9: MESIN BUBUT

hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik.Demik i an pu l a peng ika t an dan pe l epasan benda ke r j anya dibantu dengan alat angkat sehingga mesin ini hanya digunakanuntuk industri mesin perkakas berskala besar.

Gambar mesin bubut beralas panjang

Gambar mesin bubut lantai

Page 10: MESIN BUBUT

1.3.4.3Mesin Bubut Lantai dengan PengendaliMesin bubut lantai dengan pengendali (Gambar 10) bagian-bagiannya meliputi: 1) panel kontrol penyetelan, 2) panel kontrolpengerjaan, 3) soket segi enam untuk merubah kecepatan,4) handel pelumasan dan pembersihan kepala lepas, 5) kranuntuk pendingin, 6) sarung penyetel pahat dalam, 7) tuas kepalalepas, 8) panel kontrol eretan memanjang, 9) panel kontrol eretanmelintang, 10) panel kontrol kepala lepas, 11) ulir pengikat kepalalepas, 12) handel pelumas, 13) roda pengatur gerak memanjang,14) roda pengatur gerak pemakanan, 15) tuas penjepit pem-bawa, 16) roda pengatur pemberhentianJenis mesin bubut ini sering digunakan untuk membubutbakal roda-roda gigi yang besar, baik bakal roda gigi lurus maupun roda miring

1 .3 .4 .4Mes in Bubut TegakJenis mesin bubut tegak (Gambar 11) dilihat dari kontruksi-nya berbeda dengan mesin bubut sebelumnya, karena letakkepala tetap dan kepala lepasnya pada posisi tegak. Cekamkepala tetapnya berada di bawah sedang kepala lepasnyaberada di atas, khususnya untuk keperluan produksi porosdengan diameter relatif besar dan panjang

Gambar mesin bubut lantai dengan pengendali(atas) dan mesin bubut tegak(bawah)

Page 11: MESIN BUBUT

  1.3.4.5Mesin Bubut dengan Enam Spindel MendatarMesin bubut dengan enam spindel mendatar (Gambar 12)memiliki enam spindel mendatar yang masing-masing dapatd i p a s a n g c e k a m d a n d i b e l a k a n g n y a d i l e n g k a p i d u d u k a n sekaligus sebagai pengarah masuknya bahan/benda kerja, s e h i n g g a d a p a t m e n c e k a m b a h a n y a n g m e m i l i k i u k u r a n panjang. Pencekaman dan majunya bahan serta pergantianposisi cekam dapat dilakukan secara otomatis (sistem hidrolikatau pneumatik), sehingga jenis mesin ini sangat cocok untukmemproduksi produk secara massal yang memiliki ukuran danbentuk yang sama.

1.3.4.6Mesin Bubut Tegak dengan Delapan SpindelMesin bubut dengan delapan spindel (Gambar 13) memilikid e l a p a n s p i n d e l p o s i s i t e g a k y a n g m a s i n g - m a s i n g d a p a t dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsip kerjanya samadengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, hanyasaja pemasangan benda kerjanya pada posisi tegak. Karenamemiliki ukuran spindel yang besar, jenis mesin ini sangat cocokuntuk produksi secara massal yang memiliki ukuran besar, tetapimemiliki ukuran tidak terlalu panjang.

Gambar mesin bubut enam spindle mendatar  1.3.4.7Mesin Bubut Tegak dengan Delapan Spindel Sistem RotariM e s i n b u b u t d e n g a n d e l a p a n s p i n d e l s i s t e m r o t a r i (Gambar 14) memiliki delapan spindel posisi tegak yang masing-masing dapat dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsipkerjanya sama dengan mesin bubut dengan enam spindelmendatar, namun memiliki kelebihan yaitu masuknya bahan (raw material ) dan keluarnya hasil produk dapat dilakukan secaraotomatis (sistem hidrolik atau pneumatik). Sehingga prosesproduksinya bisa lebih cepat bila dibandingkan dengan mesinbubut enam spindel mendatar.

Page 12: MESIN BUBUT

Mesin bubut tegak dengan 8 spindel(atas) dan mesin bubut tegak dengan 8 spindel system rotary(bawah)

1 .3 .4 .8Mes in Bubut Po tongMesin bubut potong berfungsi untuk memotongbenda kerja khususnya kawat. Pemotongan dilakukan secaraotomatis sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk memotongkawat secara massal yang memiliki ukuran panjang yang sama.Gambar 15.Mesin bubut khusus untuk memotong1 . 3 . 4 . 9 M e s i n B u b u t U l i r

Page 13: MESIN BUBUT

Mes in bubu t u l i r be r fungs i khusus un tuk membuat batang ulir luar (baut), kontruksinya hampir samadengan mesin bubut konvensional ukuran sedang. Karena mesinini dikhususkan untuk membuat ulir, sehingga sangat cocokuntuk membuat ulir luar secara massal yang memiliki ukuranpanjang dan jenis ulir yang sama.Gambar 16.Mesin bubut ulir

Mesin bubut potong(bawah) mesin bubut ulir(atas)  1.3.4.10Mesin Bubut Ulir Tipe SwissMesin bubut ulir tipe Swiss juga khususberfungsi untuk membuat batang ulir luar (baut). Kontruksinyahampir sama dengan mesin bubutturret 

Page 14: MESIN BUBUT

. Karena mesin inidikhususkan untuk membuat ulir, sehingga ini sangat cocokun tuk membua t u l i r s e ca r a massa l yang memi l i k i uku ran panjang dan jenis ulir yang sama.1 .3 .4 .11Mes in BubutTurret Mesin bubutturret berfungsi seperti halnyamesin bubut konvensional berukuran sedang, namun memilikidudukan alat potong ada beberapa buah yang pergantianposisinya dapat dilakukan dengan mudah (sistem mekanik,hidrolik, atau pneumatik). Jenis mesin ini pada umumnyamemiliki ukuran yang relatif kecil, sehingga sangat cocok untukmemproduksi produk secara massal yang memiliki ukuran kecil.Gambar 18.Mesin bubut turret

Mesin bubut turrent(atas) dan mesin bubut swiss(bawah)

E.PAHAT POTONG BUBUT ( CUTTING TOOL of LATHE )

Page 15: MESIN BUBUT

Pahat adalah alat potong yang digunakan di mesin bubut. Fungsi utama dari pahat adalah untuk menyayat/memotong benda kerja hingga menjadi ukuran tertentu sesuai dengan yang dikehendaki.Biasanya pahat bubut terbuat dari Tool Steel, High Speed Steel, dan Carbide Tepped.

Sifat-sifat dasar pahat bubut :

· Kekerasan

Penyayat harus lebih keras dari pada bahan benda kerja, karena jika tidak demikian

penyayat tidak dapat memasuki bahan benda kerja dan mengikis serpihan logam.

· Tahan Panas

Akibat gesekan, timbul panas yang dapat menyebabkan suhu tinggi pada lokasi

penyayatan. Kekerasan bahan penyayat harus tetap bertahan pada suhu yang terjadi, jika

tidak hal ini akan menyebabkan penyayat cepat aus.

· Keuletan

Penyayat harus mampu menampung beban hentakan dan tidak boleh patah.

· Daya Tahan Aus

Penyayat akan aus akibat gesekan dan akan menjadi tumpul, oleh karena penajaman

kembali yang terlalu sering akan menimbulkan kerugian bahan dan waktu, maka daya

tahan aus bahan harus tinggi.

· Ekonomis

Sifat bahan penyayat yang meningkatkan daya sayatan perkakas, harus mengimbangi biaya

pengadaan dan pemeliharaan. Oleh karenanya tangkainya sering terbuat dari baja

Page 16: MESIN BUBUT

konstruksi mesin biasa dan hanya kepala penyayatnya saja yang terbuat dari bahan

penyayat yang baik.

Jenis / macam pahat bubut.

Jenis atau macam pahat bubut dibedakan menurut klasifikasi tertentu :

A. Menurut letak penyayatan.

Pahat Bubut Luar

Pahat Bubut Dalam

Pahat Bubut Muka

B. Menurut jenis pekerjaan

Pahat Roughing

Selama pengerjaan kasar, pahat harus menyayat benda kerja dalam waktu yang

sesingkat mungkin. Maka digunakan pahat roughing yang konstruksinya dibuat

kuat.

Pahat Finishing

Apabila diinginkan hasil permukaan yang halus, sebaiknya digunakan pahat

finishing. Ada dua jenis pahat finishing, yaitu “pahat finishing titik” dan “pahat

finishing datar”. Pahat finishing titik mempunyai sisi potong bulat, sedang pahat

finishing datar mempunyai sisi potong rata.

Page 17: MESIN BUBUT

Setelah digerinda, sisi potong pahat finishing harus di’honing’ dengan oil stone.

Pahat Sisi

Adalah pahat potong yang biasanya digunakan untuk menghasilkan permukaan

yang halus.Sistem kerjanya adalah dengan menggerakkan dari tengah benda kerja

kearah keluar.

Pahat Potong

Adalah pahat yang digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja hingga

ukuran panjang tertentu.

Pahat Alur

Pahat yang digunakan untuk membentuk profil tusuk kedalam pada suatu benda

kerja. Bentuk dari pahat alur sangat beragam.

Pahat Ulir

Adalah pahat yang digunakan untuk membuat ulir pada benda kerja. Baik

pembuatan ulir dalam maupun ulir luar.

C. Menurut letak sisi potong

Pahat Kanan

Pahat kanan adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi potongnya

menghadap kekanan ( apabila pahat mata potongnya dihadapkan kearah kita ).

Dan digunakan untuk mengerjakan benda kerja dari arah kanan ke arah kiri, atau

menuju kearah kepala tetap.

Page 18: MESIN BUBUT

Pahat Kiri

Pahat kiri adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi potongnya

menghadap kekiri (apabila pahat mata potongnya dihadapkan kearah kita). Dan

digunakan untuk mengerjakan benda kerja dari arah kiri ke arah kanan, atau

menuju kearah kepala lepas.

Material Cutting Tool ( mata potong pahat )

Ø Unalloyed Tool Steel

Adalah baja yang mengandung karbon 0,5 – 1,5%. Kekerasannya akan hilang

pada suhu 250˚C. Oleh sebab itu bahan ini tidak cocok digunakan untuk kecepatan

kecepatan potong yang tinggi. Unalloyed Tool Steel dikenal juga dengan nama

“Carbon Steel” atau “Tool Steel”, yang mana bahan ini dipakai hanya untuk

pengerjaan khusus saja.

Ø Alloy Tool Steel

Bahan ini mengandung tungsten (± 18%), cobalt, chrom (± 14%),vanadium, dan

molybdenum. Chrom menambah kemampuan potong dan tahan karat, tungsten

memberi tekanan tinggi terhadap keausan pada suhu sampai 600˚C.Tentang

macamnya baja, ada baja campuran tinggi dan rendah.

Baja campuran tinggi / HSS (High Speed Steel) mampu memotong benda kerja

dengan kekerasan ±18HRC dan mampu mencapai angka CS 200 sfpm (surface

feet/minute)

HSS ini dipakai untuk membubut dengan kecepatan tinggi. Dan berhubung HSS sangat mahal harganya, maka hanya cutting edge-nya saja yang dibuat dari HSS. Sedang tangkainya dibuat dari Carbon Steel. Cara pemasangan Cutting edge adalah dengan cara dilas pada tangkainya.

Ø Diamond Tips

Page 19: MESIN BUBUT

Dalam banyak hal cutting edge dari pahat kerap kali berupa diamond tips yang sangat keras dan tahan lama. Angka kecepatan potong mampu diatas 5000 sfpm. Adapun penggunaanya hanya untuk pengerjaan finishing saja.

Ø Ceramic Cutting Materials

Terdiri dari oksid alumunium yang tercampur dengan oksid lain sebagai pengikat. Tingkat kerapuhan yang tinggi membutuhkan kecermatan terhadap goncangan. Biasanya ujungnya dibuat radius. Ceramic biasa digunakan untuk pengerjaan finishing dan angka kecepatan potongnya 1000 – 2000 sfpm. Ceramic mampu memotong benda kerja dengan kekerasan 57HRC.

Ø Cemented Carbide

Terdiri dari tungsten, tantalium, boron, cobalt, dan karbon. Carbide mampu bertahan pada suhu 900˚C tanpa kehilangan kekerasannya. Sehingga mampu memotong benda kerja dengan kekerasan ±60HRC dan mampu mencapai angka kecepatan potong 1000 sfpm.

Keuntungannya adalah waktu pengerjaan yang singkat, mutu permukaan bagus, dan cocok untuk berbagai macam material.

Kerugiannya adalah bahan ini peka terhadap benturan dan pertukaran suhu secara tiba-tiba

Sudut Pahat ---Cutting Edge---

Cutting tool yang baik adalah yang dapat digunakan untuk penyayatan yang sempurna. Dalam hal ini pengaruh dari bentuk dan ukuran yang diutamakan. Dan yang tidak bisa diabaikan dalam hal ini adalah sudut bentuk pahat itu sendiri. Karena setiap pengerjaan material yang berbeda membutuhkan sudut potong yang berbeda pula.

Ø Bidang patokan perkakas ialah suatu bidang yang terletak tegak lurus terhadap arah penyayatan dan pada pahat bubut, sejajar dengan bidang tumpuan.

Ø Bidang penyayat perkakas ialah sebuah bidang yang tegak lurus terhadap bidang patokan perkakas.

Ø Bidang ukur perkakas ialah bidang tegak lurus terhadap bidang patokan dan bidang penyayat.

Page 20: MESIN BUBUT

Clearance Angle α ( Sudut bebas )

Sudut ini mempengaruhi gesekan antara bidang iris benda kerja dengan bidang bebas

perkakas. Jika sudut bebas kecil maka gesekan bertambah. Maka timbul panas yang lebih

tinggi dan penyayat (pahat) cepat aus.

Wedge Angle β ( Sudut pasak )

Merupakan sudut terpenting dalam pembentukan serpih. Suatu penyayat dengan sudut

pasak yang kecil mudah membenam kedalam bahan/material. Pasak ramping hanya

memiliki partikel massa yang jumlahnya sedikit untuk menampung gaya sayat dan

menyalurkan panas. Karena itu pasak ramping mudah patah dan menjadi tumpul dalam

waktu yang singkat. Maka sudut pasak tidak boleh dibuat lebih besar ataupun lebih kecil

daripada tuntutan pengerjaan yang sesuai dengan material yang dikerjakan.

Rake Angle γ ( Sudut serpih )

Sudut serpih mempengaruhi pembentukan serpih dan tekanan sayat. Pada sudut

serpih yang kecil, serpih dibelakang keatas bidang serpih secara drastis, sehingga tekanan

sayat meningkat. Peningkatan sudut serpih menyebabkan pengecilan sudut pasak yang

mengakibatkan pengurangan daya tahan penyayat. Untuk bahan yang keras dan rapuh,

sudut serpih harus kecil. Sudut serpih dapat 0˚ atau bahkan negatif.

Selain sudut diatas, masih ada sudut lain yang terdapat pada roughing tool.

Plan Angle χ

Plan angle terdapat di antara sisi potong utama dan permukaan benda kerja yang

dikerjakan. Bilamana plan angle terlalu besar, chip yang dihasilkan terlalu tipis dan tekanan

potong akan disalurkan pada sisi potong yang pendek. Dengan demikian sisi potong

tertekan dengan berat, akibatnya pahat cepat rusak. Plan angle yang terlalu kecil

Page 21: MESIN BUBUT

mengakibatkan chip menjadi tebal pada kedalaman yang sama, sehingga pahat akan tahan

lama. Biasanya ukuran normal untuk plan angle yang dipertahankan adalah 45˚. Plan angle

yang kecil mengakibatkan bengkok pada pahat diwaktu pengerjaan. Plan angle yang besar

mengakibatkan tekanan menjadi kecil, sehingga kemungkinan bengkok berkurang.

Nose Angle ε

Nose angle dirangkum oleh sisi potong utama dan kedua, sehingga berjumlah 90˚.

Pahat yang dengan nose angle yang kecil akan cepat mengakibatkan tumpul.

Inclination Angle λ

Sudut ini menetapkan kedudukan utama hasil permukaan sesudah dipotong dari

benda kerja, sisi potong dapat mendatar, tegak atau miring. Untuk pengerjaan roughing

kemiringan sisi potong telah ditetapkan, supaya chip mudah dihilangkan. Inclination angle

untuk roughing tool antara : 3˚ ÷ 5˚

Perawatan Pahat Bubut

Ketajaman mata pemotong pahat besar sekali efeknya terhadap benda yang dibubut.

Jika bentuk atau keajaman pahat itu tidak baik, maka hasil bubutan itu tidak baik pula.

Seseorang yang sudah mahir dalam membubut dan berpengalaman akan cepat mengetahui

keadaan pahat yang sedang dipakainya, tajam atau tumpul. Keadaan pahat dapat dilihat atau

dirasakan dengan melihat hasil penyayatannya atau diwaktu penyayatan itu digerakkan

secara manual.

Tanda-tanda pahat tumpul pada saat digunakan :

a. Hasil sayatan pahat kasar, tatalnya bubuk, meskipun penyayatannya tipis.

b. Berbunyi mengerit, berasap, bakas sayatannya mengkilap karena mata potong

pahat sudah berbentuk bidang sehingga pahat tidak lagi menyayat, melainkan

menggesek.

Page 22: MESIN BUBUT

c. Kalau digerakkan dengan tangan terasa berat dan pahat bergetar.

Dengan demikian maka perlu bagi pahat tersebut mengalami proses pembaruan

dengan cara digerinda. Dalam proses penggerindaan perlu diperhatikan sudut-sudut yang

berlaku sesuai dengan ketentuan yang ada karena setiap pahat mempunyyai sudut yang

besarnya berlainan

Bentuk-bentuk Pahat

Agar sesuai dengan penggunaannya, seperti kekerasan bahan, bentuk, dan jenis benda

kerja, maka pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga masing-masing memiliki

spesifikasi tersendiri, antara lain :

- pahat kasar kiri

- pahat kasar kanan

- pahat halus

- pahat permukaan kiri

- pahat permukaan kanan

- pahat potong / alur

Page 23: MESIN BUBUT

Agar menghasilkan kemampuan penatalan yang baik, maka pahat bubut memiliki

sudut-sudut geometris. Sudut-sudut geometris tersebut terdiri dari :

- sudut potong sisi ( 45o – 60

o )

- sudut jalan bebas ( 8o – 15

o )

- sudut baji ( 30o – 82

o )

- sudut siduk ( 10o – 52

o )

Bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih keras akan berlainan

dengan bentuk pahat untuk benda kerja dengan bahan yang lebih lunak.

Di bawah ini adalah daftar sudut-sudut pahat bubut untuk beberapa logam :

Sudut- sudut pisau bubut untuk beberapa logam

Page 24: MESIN BUBUT

Bahan V W S

Alumunium8 o

30 o

- 50 o

32 o

– 52 o

Perunggu10

o – 15

o40

o15

o – 40

o

Kuningan12

o – 15

o50

o25

o – 28

o

Baja sampai 60 kg / mm2

8 o

62 o

20 o

Baja 60 kg / mm2

ke atas 8 o

68 o

14 o

Besi tuang6 o

74 o

10 o

Pahat ulir8 o

82 o -

F.CAIRAN PENDINGIN

  cairan pendingin mempunyai kegunaan yang khusus dalam prosespemesinan. Selain untuk memperpanjang umur pahat, cairanpendingin dalam beberapa kasus, mampu menurunkan gaya danmemperhalus permukaan produk hasil pemesinan. Selain itu, cairanpendingin juga berfungsi sebagai pembersih/pembawa beram (terutamadalam proses gerinda) dan melumasi elemen pembimbing   (ways) mesinperkakas serta melindungi benda kerja dan komponen mesin dari korosi.Bagaimana cairan pendingin itu bekerja pada daerah kontak antaraberam dengan pahat, sebenarnya belumlah diketahui secara pastimekanismenya. Secara umum dapat dikatakan bahwa peran utamacairan pendingin adalah untuk mendinginkan dan melumasi.Pada mekanisme pembentukan beram, beberapa jenis cairanpendingin mampu menurunkan Rasio Penempatan Tebal Beram (h)yang mengakibatkan penurunan gaya potong. Pada daerah kontak antaraberam dan bidang pahat terjadi gesekan yang cukup besar, sehinggaadanya cairan pendingin dengan gaya lumas tertentu akan mampumenurunkan gaya

Page 25: MESIN BUBUT

potong. Pada proses penyayatan, kecepatan potongyang rendah memerlukan cairan pendingin dengan daya lumas tinggisementara pada kecepatan potong tinggi memerlukan cairan pendingindengan daya pendingin yang besar (high heat absorptivity ). Padabeberapa kasus, penambahan unsur tertentu dalam cairan pendinginakan menurunkan gaya potong, karena bisa menyebabkan terjadinyareaksi kimiawi yang berpengaruh dalam bidang geser (share plane)sewaktu beram terbentuk. Beberapa peneliti menganggap bahwa sulfur (S) atau karbon tetraklorida (CCI4) pada daerah kontak (di daerah kontakmikro) dengan temperatur dan tekanan tinggi akan bereaksi dengan besi(benda kerja) membentuk FeS atau FeCI3pada batas butir sehinggamempermudah proses penggeseran metal menjadi beram.Pada proses gerinda, cairan pendingin mampu membantupembersihan beram yang menempel di rongga antara serbuk abrasif,sehingga mempermudah kelangsungan proses pembentukan beram.Dengan cairan pendingin temperatur tinggi yang terjadi di lapisan luar benda kerja bisa dikurangi, sehingga tidak merusak struktur metalografi benda kerja. Proses kimiawi diperkirakan juga terjadi dalam prosesgerinda, oleh karena itulah cairan pendinginnya ditambahi beberapaunsur.Dari ulasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa CairanPendingin jelas perlu dipilih dengan seksama sesuai dengan jenispekerjaan. Beberapa jenis cairan pendingin akan diulas pada sub babpertama berkaitan dengan klasifikasi cairan pendingin dan garis besar kegunaannya. Pemakaian cairan pendingin dapat dilakukan denganberbagai cara (disemprotkan, disiramkan, dikucurkan, atau dikabutkan)akan dibahas kemudian dan dilanjutkan dengan pengaruh cairanpendingin pada proses pemesinan. Efektivitas cairan pendingin hanya

dapat diketahui dengan melakukan percobaan pemesinan, karenamekanisme proses pembentukan beram begitu kompleks, sehingga tidakcukup hanya dengan menelitinya melalui pengukuran berbagi sifatfisik/kimiawinya. Salah satu cara pemesinan yang relatif sederhana(cepat dan murah) untuk meneliti efektivitas cairan pendingin adalahdengan melakukan pembubutan muka (facing-test ).A. Jenis Cairan PendinginCairan pendingin yang biasa dipakai dalam proses pemesinandapat dikategorikan dalam empat jenis utama yaitu :1.Straight oils(minyak murni)2. Soluble oils3.Semisynthetic fluids(cairan semi sintetis)4.Synthetic fluids(cairan sintetis).Minyak murni (straight oils) adalah minyak yang tidak dapatdiemulsikan dan digunakan pada proses pemesinan dalam bentuk sudahdiencerkan. Minyak ini terdiri dari bahan minyak mineral dasar atauminyak bumi, dan kadang mengandung

Page 26: MESIN BUBUT

pelumas yang lain seperti lemak,minyak tumbuhan, dan ester. Selain itu bisa juga ditambahkan aditif tekanan tinggi seperti Chlorine, Sulphur dan Phosporus. Minyak murni iniberasal salah satu atau kombinasi dari minyak bumi (naphthenic, paraffinic ), minyak binatang, minyak ikan atau minyak nabati.Viskositasnya dapat bermacam-macam dari yang encer sampai yangkental tergantung dari pemakaian. Pencampuran antara minyak bumidengan minyak hewani atau nabati menaikkan daya pembasahan(wetting action) sehingga memperbaiki daya lumas. Penambahan unsur lain seperti sulfur, klor atau fosfor (EP additives) menaikkan daya lumaspada temperatur dan tekanan tinggi. Minyak murni menghasilkanpelumasan terbaik , akan tetapi sifat pendinginannya paling jelek diantara cairan pendingin yang lain.Minyak sintetik (synthetic fluids) tidak mengandung minyak bumiatau minyak mineral dan sebagai gantinya dibuat dari campuran organikdan anorganik alkaline bersama-sama dengan bahan penambah(additive) untuk penangkal korosi. Minyak ini biasanya digunakan dalambentuk sudah diencerkan (biasanya dengan rasio 3 sampai 10%). Minyaksintetik menghasilkan unjuk kerja pendinginan terbaik di antara semuacairan pendingin. Cairan ini merupakan larutan murni (true solutions) ataularutan permukaan aktif (surface active). Pada larutan murni, unsur yangdilarutkan terbesar di antara molekul air dan tegangan permukaan(surface tension) hampir tidak berubah. Larutan murni ini tidak bersifatmelumasi dan biasanya dipakai untuk sifat penyerapan panas yang tinggidan melindungi terhadap korosi. Sementara itu dengan penambahanunsur lain yang mampu membentuk kumpulan molekul akan mengurang  323Tool SteelSolubleOilSulfurizedOilMineralLard OilSolubleOilSulfurizedOilLard OilMineralLard OilSulfurizedOilSolubleOilLard OilSulfurizedOilSolubleOil LardOilE. Perawatan dan Pembuangan Cairan PendinginPerawatan cairan pendingin meliputi memeriksa :Konsentrasi dari emulsi soluble oil (menggunakan refractometer)pH (dengan pH meter)Kuantitas dari minyak yang tercampur (kebocoran minyak hidrolik kedalam sistem cairan pendingin)Kuantitas dari partikel (kotoran) pada cairan pendingin.Hal yang dilakukan pertama kali untuk merawat cairan pendingin adalahmenambah konsentrat atau air, membersihkan kebocoran minyak,menambahbiocidesuntuk mencegah pertumbuhan bakteri danmenyaring partikel-partikel kotoran dengan caracentrifuging,centrifuging 

Page 27: MESIN BUBUT

untuk cairan pendingin. Cairan pendingin akan menurun kualitasnya sesuai denganlamanya waktu pemakaian yang diakibatkan oleh pertumbuhan bakteri,kontaminasi dengan minyak pelumas yang lain, dan partikel kecil logamhasil proses pemesinan. Apabila perawatan rutin sudah tidak ekonomislagi maka sebaiknya dibuang. Apabila bekas cairan pendingin tersebutdibuang di sistem saluran pembuangan, maka sebaiknya diolah dulu agar supaya komposisi cairan tidak melebihi batas ambang limbah yangdiijinkan.

Page 28: MESIN BUBUT

  Perawatan cairan pendingin sama pentingnya dengan perawatan jenis dan cara pemakaiannya. Sebagaimana umumnya yangdipraktekkan cairan pendingin yang telah lama berada dalam tangkimesin perkakas perlu diganti bila telah terjadi degradasi dengan berbagiefek yang tidak diinginkan seperti bau busuk, korosi, dan penyumbatansistem aliran cairan pendingin. Hal ini pada umumnya disebabkan olehbakteri atau jamur.Bakteri aerobik  dananaerobik bisa hidup dan berkembang biakdalam air yang mengandung mineral dan minyak ( proteleum, minyaknabati atau hewani). Semakin tinggi jumlah kandungan mineral danminyak ini maka kemungkinan degradasi cairan karena bakteri semakintinggi. Meskipun konsentrat dari emulsi atau cairan sintetik telah diberi zatanti bakteri akan tetapi dalam jangka lama cairan pendingin tetap akanterserang bakteri. Hal ini disebabkan oleh penambahan air untukmengencerkan cairan yang cenderung mengental, karena airnyamenguap atau kontaminasi dari berbagai sumber. Penambahan zat antibakteri pada cairan pendingin yang telah kotor dan bau tidak efektif karena zat ini justru merangsang pertumbuhan bakteri lainnya. Keasamanair penambah bisa menimbulkan masalah karena mineral yangterkandung di dalamnya akan menambah konsentrasi mineral dalamcairan pendingin.Bakteriaerobik yang sering menimbulkan masalah adalah bakteriPseudominas Oleovorans dan Peseudomonas.BakteriPseudominasOleovoranshidup dari minyak yang terpisah dari emulsinya, membentuklapisan yang mengambang di permukaan cairan dalam tangki. Meskipuntidak mengandung minyak cairan sintetik, dalam waktu lama dapattercemari oleh unsur minyak (pelumas meja mesin perkakas, partikelminyak dari benda kerja hasil proses sebelumnya dan sumber pencemar lainnya). BakteriPseudominas Aerugenosahidup dari hampir semuamineral dan minyak yang ada dalam cairan pendingin. Meskipun bakteriini menyenangi oksigen guna pertumbuhannya, jika perlu mereka bisahidup tanpa oksigen (anaerobik ) sehingga kadang dinamakan bakteriaerobik fakultatif.Sementara itu, bila cairan mengandung unsur sulfat akanmerangsang pertumbuhan bakteriDesulfovibrio Desulfuricansyangmerupakan bakteri anaerobik dengan produknya yang khas berupa bautelur busuk. Jika pada cairan mengandung besi (beram benda kerja fero)maka cairan akan berubah hitam (kotor) yang dapat menodai permukaanbenda kerja, mesin, dan perkakas lainnya.Bakteri di atas sulit diberantas dan hampir selalu ada pada cairanpendingin. Selain menggangu karena baunya, cairan pendingin yangtelah terdegradasi ini bisa menyebabkan iritasi (gatal-gatal) bagi operator mesin. Bakteri menghasilkan produk asam yang menjadikan sumber penyebab korosi. Bakteri memakan mineral yang sengaja ditambahkan  untuk menaikkan daya lumas surface active additives

Page 29: MESIN BUBUT

). Akibatnya,semakin lama cairan ini semakin tidak efektif.Cairan pendingin yang telah lama berada dalam tangki mesincenderung menguap dan meninggalkan residu yang makin lama makinbertumpuk. Air penambah yang mempunyai keasaman tinggi akanmenambah mineral sehingga menaikkan residu. Dalam kasus ini tidakada cara lain selain menggantikan keseluruhan cairan pendingin yangtelah terdegradasi.Air yang digunakan untuk membuat emulsi atau cairan pendinginperlu diperiksa keasamannya. Jika air ini terlalu banyak mineralnya bilaperlu harus diganti. Untuk menurunkan keasaman (denganmendestilasikan, “melunakkan” dengan Zeolit  atauDeionizer ) jelasmemerlukan ongkos, sementara cairan pendingin yang dibuat atau yangselalu ditambahi air keasaman tinggi akan memerlukan penggantian yanglebih sering dan ini akan menaikkan ongkos juga.Bakteri sulit diberantas tetapi dapat dicegah kecepatanberkembang biaknya dengan cara-cara yang cocok. Jika sudah adatanda-tanda mulainya degradasi maka cairan pendingin harus digantidengan segera. Seluruh sistem cairan pendingin perlu dibersihkan(dibilas beberapa kali) diberi zat anti bakteri, selanjutnya barulah cairanpendingin “segar” dimasukkan. Dengan cara ini “umur” cairan pendingindapat diperlama (4 s.d. 6 bulan)

G.Peralatan dan mesin yang digunakan

Bagian-bagian mesin bubut :

a. Kepala tetap (head stock)

Digunakan untuk kedudukan cekam, bisa juga untuk perlengkapan-perlengkapan lain misalnya centre tetap (dead centre), face plate, colet dan lain-lain.

b. Kepala lepas (tail stock)

Digunakan untuk menempatkan centre jalan (live centre), untuk menyangga benda kerja yang panjang, untuk kedudukan chuck bor (drill chuck), untuk kedudukan reamer, bisa juga untuk proses pembuatan tirus.

c. Eretan atas

Digunakan untuk kedudukan “tool holder”, bisa juga untuk proses pembuatan tirus.

d. Eretan lintang (cross slide)

Berfungsi untuk proses pemotongan melintang, baik untuk pemotongan benda kerja maupun proses facing (transfersal turning).

e. Eretan memanjang

Page 30: MESIN BUBUT

Berfungsi untuk penyayatan memanjang (longitudinal turning).

f. Bed mesin

Berfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried).

g. Sumbu pengatur jarak kisar (lead screw)

Berfungsi untuk proses pembuatan ulir (threading turning).

h. Sumbu pengatur gerak maju pemotongan (feed shaft)

Berfungsi untuk menggerakkan pahat secara otomatis baik memanjang maupun melintang.

Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat dari unalloyed

tool steel, alloy tool steel, cemented carbide, diamond tips, ceramic cutting material. Umurnya

tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi potong, dan pengasahannya.

H.MENCARI KECEPATAN SPINDEL

Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu :

1) Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal.

Persamaan kecepatan potong :

v=πDo N

1000

Do = diameter awal

N = kecepatan putar (rpm)

2) Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan bisa

aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada facing)

3) Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang terlalu

dalam akan menyebabkan pahat cepat rusak

4) Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan

5) Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan

Page 31: MESIN BUBUT

T= Lf r

T = waktu potong (menit) L

= panjang pemesinan (mm)

fr = feed rate (mm/menit)

Daftar kecepatan potong untuk masing-masing bahan, dapat dilihat di bawah ini :

Bahan Pengerjaan kasar Menghaluskan

Baja (mild steel) 30 40

Baja tuang 20 30

Baja paduan 15 25

Kuningan perunggu 50 70

Tembaga 30 40

Alumunium 70 100

Plastik 80 120

Contoh soal:

1. Sebuah poros terbuat dari besi (Wrought Iron) dengan ρ=7000 kg/cm3,

berdiameter awal 75 cm akan dibubut hingga diameternya menjadi 50 cm.

Page 32: MESIN BUBUT

Bila mesin bubut mempunyai kecepatan potong 60 cm/menit, panjang poros

2000 mm dan umpan 2 mm juga dalamnya pemotongan 0,2 mm/putaran.

Tentukan: a. Berapa putaran memesin yang diijinkan

b. Berapa berat geram yang terjadi

Jawab:

Diket : Do = 75 cm = 0.75 m

D1 = 50 cm = 0.5 m

V = 60 cm/menit = 0.6 m/menit

Panjang poros = 2000 mm = 2 m

Umpan = 2 mm = 0,002 m

Dalam pemotongan = 0.2 mm/putaran

Ditanya : a). N=?

b). MRR =?

Jawab:

a.N= V

πxD0

=6003 , 14 x750

=0 ,255 mm/rev

b. berat geram yang terbentuk adalah:

(volume benda sebelum di bubut – volume benda setelah di bubut) x r

= [(3,14 x 0,75m x 2m) – (3,14 x 0,5m x 2m)] x 0,7 kg/m3

= (4,71 – 3,14) x 0,7

= 1,099 kg

I.CARA KERJA

Dasar-dasar membubut adalah sebagai berikut :

Page 33: MESIN BUBUT

Pasang benda kerja pada cekam ( chuck ) cukup kuat, artinya tidak lepas pada

waktu mesin dihidupkan dan sedang melakukan penyayatan

Periksa kedudukan benda kerja tersebut pada saat cekan diputar dengan tangan,

apakah posisinya sudah benar, artinya putaran benda tidak oleng/ simetris dan

periksa apakah ada bagian yang tertabrak yang membahayakan dan merusak

mesin.

Pasang/ setel kedudukan pahat bubut agar posisi ujung potong pahat tepat pada

titik center dari kepala lepas. Untuk mengatur possisi tersebut dapat menggunakan

ganjal dari plat tipis atau dengan menggunakan tempat pahat model perahu

( american tool post ), kemudian lanjutkan membubut benda kerja sesuai dengan

ukuran yang telah ditentukan.

Parameter pada proses bubut ada 5, yaitu :

6) Kecepatan potong, berhubungan dengan kecepatan putar dan diameter awal.

Persamaan kecepatan potong :

v=πDo N

1000

Do = diameter awal

N = kecepatan putar (rpm)

7) Gerak makan, diatur dengan tuas pemilih gerak makan. Arah gerak makan bisa

aksial (pada reduksi diameter dan pembuatan ulir) atau radial (pada facing)

8) Kedalaman potong, tidak boleh terlalu dalam karena pemotongan yang terlalu

dalam akan menyebabkan pahat cepat rusak

Page 34: MESIN BUBUT

9) Waktu potong berhubungan dengan panjang pemesinan

10) Panjang pemesinan menentukan waktu potong dengan persamaan

T= Lf r

T = waktu potong (menit) L

= panjang pemesinan (mm)

fr = feed rate (mm/menit)

Cara membubut ada beberapa macam antara lain:

Cara Membubut Tirus

Pada bagian-bagian mesin, selain poros denagn bentuk rata memanjang atau bertingkat,

ada juga poros bebrbentuk tirus.

Page 35: MESIN BUBUT

Untuk membubut tirus dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, dengan

menggeser kepala lepas, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

X¿ D−d2

XLl

Dimana : x = Jarak geser kepala lepas dari garis sumbu spindle

D = Diameter terbesar

d = Diameter terkecil

L = Panjang benda kerja

l = Panjang yang ditiruskan

Cara kedua, dengan menggeserkan alas putar ( swifel base ) dengan menentukan besarnya

sudut.

Page 36: MESIN BUBUT

tg x=

D−d2l

Dimana tg x = Tangen x

D = Diameter terbesar

d = Diameter terkecil

l = Jarak yang ditentukan

Setelah diketahui tangen x, maka dapat dicari besarnya sudut x dengan melihat daftar di

bawah ini :

Cara Membubut Ulir

Cara

membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut :

Ulir segitiga ada 2 macam, yaitu :

+ Ulir metrik dengan sudut 60o

xo Tg xo Tg xo Tg xo tg xo tg

1 0.017 11 0.194 21 0.383 31 0.600 41 0.869

2 0.038 12 0.212 22 0.404 32 0.624 42 0.900

3 0.052 13 0.230 23 0.424 33 0.649 43 0.932

4 0.070 14 0.249 24 0.445 34 0.674 44 0.965

5 0.087 15 0.267 25 0.466 35 0.700 45 1.000

6 0.105 16 0.286 26 0.487 36 0.726 46 1.035

7 0.122 17 0.305 27 0.509 37 0.753 47 1.071

8 0.140 18 0.324 28 0.531 38 0.781 48 1.110

9 0.158 19 0.344 29 0.554 39 0.809 49 1.180

10 0.176 20 0.364 30 0.577 40 0.839 50 1.191

Page 37: MESIN BUBUT

+ Ulir whit worth ( WW ) dengan sudut 55 o

Maka pasanglah pahat bubut dengan sudut yang sesuai. Apabila pahatnya belum tersedia,

bentuklah pahat tersebut sesuai dengan sudut yang dibutuhkan.

Pasang pahat bubut pada tempat pahat. Atur kedudukan alas putar sehingga

membentuk sudut 90 o

dengan garis sumbu spindel.

Setiap memulai pembubutan harus menggunakan lonceng. Yaitu pada saat akan

memulai pembubutan , jarum dengan angka yang ditentukan harus tepat bertemu,

langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai pada akhir ulir, handle otomatis

dilepas. Hal ini dikerjakan berulang-ulang.

-

Page 38: MESIN BUBUT