Mesin Bubut
description
Transcript of Mesin Bubut
BAB II
PEMBAHASAN
A.Mesin Bubut
1. Pengertian
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas dimana
prinsip kerjanya adalah menghilangkan bagian dari benda kerja untuk
memperoleh bentuk tertentu. Prosesnya benda kerja akan diputar/rotasi
dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses
pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja, melintang atau membentuk sudut secara
perlahan dan teratur.
Gambar1. Mesin Bubut
Mesin bubut dapat digunakan untuk membuat benda kerja yang
mempunyai penampang bulat seperti mur dan baut, bentuk ulir,
bentukan tirus, pengeboran, pembuatan lekukan, pembuatan profil, dan
lain-lain.
4
Macam-macam mesin bubut
Pembagian mesin bubut berdasarkan daya gerak dan ukurannya
dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:
a. Mesin Bubut Ringan
Mesin bubut tipe ini adalah mesin bubut yang dapat diletakkan diatas
meja, mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan dan berukuran
kecil serta sederhana. Mesin bubut ini digunakan untuk mengerjakan
benda kerja yang berdimensi kecil, biasanya dipergunakan untuk
industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin umumnya
tidak lebih dar 1200 mm, dan karena bebannya ringan dapat diangkat
oleh satu orang. Contoh : Mesin bubut Simonet.
b. Mesin Bubut Sedang
Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan
penggabungan perlengkapan yang khusus. Mesin ini digunakan untuk
pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Jenis mesin bubut ini
dapat membubut diameter benda kerja hingga 200 mm dan panjang
sampai dengan 100 mm cocok untuk industri kecil dan bengkel-
bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan
dalam dunia pendidikan dan pusat pelatihan, karena harganya
terjangkau dan mudah dioperasikan.
5
c. Mesin Bubut Standart
Mesin ini mempunyai power yang lebih besar dan
digunakan untuk pengerjaan pembubutan yang memerlukan
ketelitian tinggi dengan benda kerja yang cukup besar. Selain itu
mesin bubut ini dilengkapi dengan berbagai kelengkapan
tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja, bak penampung
beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan
darurat. Contoh : Cholcester Master dan Kerry.
Ditinjau dari transmisi dan daya penggerak sumbu
utama, mesin bubut standar terdiri atas :
1. mesin bubut standar dengan transmisi roda sabu mesin
bubut standar yang hubungan antara putaran dari motor
penggerak kesumbu utamanya menggunakan sabuk alat
transmisi
2. Mesin bubut standar dengan transmisi rantai, mesin bubut
yang hubungan putaran dari motor penggerak ke poros
utamanya diatur menggunakan alat transmisi rantai dan roda
rantai.
3. Mesin bubut standar dengan transmisi roda gigi, mesin bubut
standar hubungan putaran dari motor penggerak ke sumbu
utamanya diatur dengan roda gigi yang terpasang pada
kotak roda gigi transmisi
6
d. Mesin bubut khusus
Mesin bubut khusus merupakan mesin bubut yang dapat digunakan untuk
mengerjakan atau memperaiki alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan
dengan menggunakan mesin bubut standart.
Mesin bubut khusus terdiri atas :
1. Mesin Bubut Beralas Panjang
Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat yang banyak
digunakan pada benda kerja yang besar dan panjang. Misalnya poros-poros
untuk peralatan kerja alat-alat tambang, poros-poros kapal dan poros
transmisi.
2. Mesin bubut carrousel
Merupakan mesin bubut yang digunakan untuk membubut benda kerja
yang memiliki diameter besar dengan ukuran 1 hingga 2 meter. Pada mesin
bubut ini sumbu utamanya vertical dan mempunyai cekam berbentuk meja
bundar.
Kelebihan mesin bubut carrousel:
Tidak memerlukan tempat yang luas untuk penempatan bubut ini.
Dapat menahan beban yang lebih besar.
pengencangan pada mesin bubut carrousel lebih ringan.
7
3. Mesin Bubut Revolver
Mesin ini khusus untuk memproduksi benda kerja yang ukurannya sama
dan dalam jumlah yang banyak atau untuk
pengerjaan awal. Mesin ini disebut juga
mesin turret. Dalam mesin ini terdapat
banyak pemegang pahat yang mem-punyai
kedudukan dan macam pahat yang
berbeda serta dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Contoh : Mesin bubut Kapstan
4. Mesin bubut poros engkol
Merupakan mesin bubut khusus yang digunakan untuk memperbai-ki
atau membuat benda-benda eksentrik.
5. Mesin bubut copy
Merupakan mesin bubut yang memproduksi kembali sejumlah suku
cadang dari contoh benda kerja. Reproduksinya dari sebuah pola, baik bulat
atau datar yang biasanya dipasangkan dibelakang mesin bubut. Pola
dihubungkan dengan sebuah jarum yang digerakkan oleh udara, hidrolik
atau listrik.
2. Gerakan Utama mesin bubut
8
Mesin bubut mempunyai 3 gerakan utama dalam melakukan proses
kerjanya antara lain:
Main motion, yaitu gerakan utama dari mesin bubut, main motion ini
adalah gerakan benda kerja berputar sewaktu pahat melakukan
pemakanan. (Satuannya adalah RPM).
Gambar 2. Gerakan utama bubut
Ket gambar : Gerakan berputar = main motion
Gerakan memanjang = feed motion
Adjusting Motion, yaitu gerakan untuk menentukan kedalaman
pemakanan benda kerja atau Depth of Cut. Gerakan ini adalah
gerakan awal dengan menyentuhkan sedikit pahat ke benda kerja ke
sampai kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Arah
pemotongannya sejajar dengan sumbu kerja.
Feed motion, yaitu gerakan dari alat potong atau cutting tools yang
digunakan. Pada mesin bubut gerak ini adalah gerak pemakanan
dengan pahat secara melintang, memanjang, ataupun secara
horizontal dengan menggunakan kecepatan potong tertentu.
3. Bentukan yang Dapat Dikerjakan Mesin Bubut
9
Dengan menggunakan mesin bubut, kita dapat membuat berbagai
macam bentukan, antara lain :
1. Bubut memanjang (longitudinal turning),
Bubut memanjang contohnya membuat diameter dan membuat
silindris.Saat membubut memanjang, pahat digerakkan sejajar sumbu
putar benda kerja sehingga dihasilkan bentuk silinder.
2. Membbut Muka (facing)
Membubut muka adalah membubut untuk meratakan bagian muka
atau ujung benda kerja untuk diperoleh permukaan benda kerja yang
rata dan halus. Cara pemakanan pahat adalah dari tengah-tengah
benda kerja kearah mundur menuju operator, pemakanan dati arah
operator menuju pusat bendan kerja juga dimungkinkan
3. Bubut melintang, contohnya memendekkan benda kerja.
Pahat bergerak tegak lurus terhadap sumbu putar benda kerja
sehingga bahan terpotong menjadi dua bagian atau meratakan dari
sisi benda kerja.
4. Bubut tirus / konus (angular turning / taper turning).
Pada waktu membubut tirus, pahat terlebih dulu diputar beberapa
derajat, dengan demikian dihasilkan bentuk silinder tirus.
5. Bubut profil (profile turning).
Dipergunakan pahat khusus untuk membuat profile dengan gerakan
pahat tegak lurus sumbu putar dari benda kerja.
6. Bubut ulir (thread cutting).
Pada waktu membubut ulir, pahat digerakkan dari kanan ke kiri dan
sebaliknya. Pada waktu bergerak ke kiri pahat melakukan
pemotongan, sedangkan pada saat kembali tidak melakukan
pemotongan.
7. Membuat champer (menghilangkan sisi yang tajam atau sudut BK)
10
8. Membuat knurling/kartel (pengasaran benda kerja)
Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang
bertujuan untuk membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat
yang digunakan adalah pahat khusus (kartel).
9. Pembubutan drillng
Drilling yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill),
sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini
merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan boring (bubut dalam).
10.Perluasan lubang (boring)
Boring yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar
lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.
4. Bagian – bagian Mesin Bubut
11
Gambar 3. Mesin Bubut
Head Stock ( kepala tetap )
Headstock biasanya terletak di sebelah kiri mesin bubut yang berbentuk
kotak coran yang kokoh. Head stock ada yang di baut secara presisi pada
landasan ada pula yang di cor menjadi suatu bagian dengan landasan.
Pada headstock terdapat mekanisme penggerak mesin bubut. Di
dalamnya terdapat quick change gear box yaitu tempat gear dengan
berbagai ukuran yang berfungsi menggerakan spindle dengan motor listrik
sebagai sumber putaran, melalui gigi tersebut kita dapat memilih
penggunaan rpm yang sebelumnya dapat kita ketahui dari hasil
perhitungan disesuaikan dengan pilihan yang terdapat di mesin.
Gambar 4. Headstock
12
Tail Stock ( kepala lepas )
Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah
kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian ini berguna
untuk tempat untuk pemasangan senter yang digunakan sebagai
penumpu ujung benda kerja dan sebagai tempat/dudukan penjepit
mata bor pada saat melakukan pengeboran. Kepala lepas ini dapat
digerakkan atau digeser sepanjang alas/meja mesin, dan
dikencangkan dengan perantara mur dan baut atau dengan tuas
pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau meja mesin, kepala
lepas juga dapat digerakan maju mundur (arah melintang), yakni untuk
keperluan pembubutan benda yang konis. Kepala lepas dipakai
sebagai penyangga benda kerja yang panjang, mengebor dan
me-“reamer” atau memperlebar lubang. Kepala lepas dilengkapi
dengan morse taper (kerucut morse), gunanya untuk memasang alat-
alat yang akan dipasang pada kepala lepas, seperti : bor, reamer, live
centre dan lain-lain.
Gambar 5. Tail Stock
Bed Mesin
Bed Mesin mempunyai bentuk profil memanjang. Fungsinya
sebagai pendukung eretan (support) dan kepala lepas, serta sebagai lintasan
eretan dan kepala. Alas mesin ini memiliki permukaan yang rata dan halus.
Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut
(kelurusan).
13
Gambar 6. Bed Mesin
Eretan
Eretan adalah bagian mesin bubut yang digunakan untuk penyetelan dan
pemindahan posisi pahat bubut. Eretan ditempatkan diatas bed mesin
yang dapat di gerakkan manual maupun otomatis.
a. Eretan memanjang
Eretan memanjang biasanya digunakan untuk menggerakkan atau
menyetel posisi pahat kearah sumbu memanjang pada saat mesin
sedang berjalan maupun saat mesin dalam keadaan mati.
b. Eretan melintang
Eretan melintang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin
berguna untuk mengatur posisi pahat kearah melintang. Pahat
bubut dapat diatur mendekati atau menjauhi operator. Jika roda
pemutar diputar kekiri maka gerakan atau posisi pahat akan
mendekati operator dan jika diputar kekanan maka akan menjauhi
operator.
c. Eretan atas
Eretan atas adalah eretan yang dipasang dengan skala derajat.
Eretan ini dapat diputar ke kanan atau kekiri sesuai dengan sudut
yang dikehendaki, khususnya pada saat mengerjakan benda-benda
yang konis.
Tool Post
Tool post berfungsi sebagai penjepit pahat bubut agar posisi mata pahat
benda tetap kuat sejajar dengan sumbu benda kerja.
14
Gambar 7. Tool Post
Lead Screw
Lead screw berguna untuk memindahkan gerakan pada proses
pembuatan ulir. Lead Screw berupa poros panjang berulir yang terletak
agak dibawah dan sejajar dengan bed mesin, memanjang dari kepala
tetap sampai kepala lepas. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala
tetap dan putarannya ias dibalik. Batang ulir hanya digunakan pada
proses pembuatan ulir.
Gambar 8. Lead Screw Feed Shaft
Sebagai tambahan pada batang ulir pengantar feed shaft digunakan untuk
menggerakan eretan bawah atau eretan melintang pada proses
pembubutan secara otomatis. Pada apron terdapat tuas yang dapat
menentukan gerakan otomatis yang akan dihasilkan (memanjang atau
melintang), dan juga tuas yang digunakan untuk mengaktifkan gerakan
15
otomatis. Gerakan otomatis yang dapat dihasilkan dapat memberikan hasil
yang lebih baik dibanding dengan pengerjaan yang dilakukan dengan
tangan terutama untuk pengerjaan pembubutan panjang. Hal itu
dikarenakan jika kita menggunakan otomatis maka gerakan pemakanan
akan konstan sehingga benda kerja tidak terlihat adanya garis-garis (step)
dan hasilnya cenderung lebih halus di banding pengerjaan tangan. Pada
pengerjaan otomatis kita dapat menentukan kecepatan pemakanan
dengan pengatur yang terdapat di head stock, semakin lambat
pemakanan maka hasilnya akan lebih halus dibanding pemakanan cepat
dengan rpm dan alat potong yang sama.
Gambar 9. Feed shaft
B. Macam-macam Aksesoris Mesin Bubut
Pada mesin bubut terdapat aksesories-aksesories yang digunakan
sebagai pendukung dari proses bubut. Berikut adalah aksesoris-
aksesories mesin bubut beserta fungsinya:
1. Tool Holder for Square Shank : mencekam tool square shank
16
2. Tool Holder for ISO 7 HSS : mencekam tools bentuk pipih
3. Support Clamp for ISO 7 HSS : dikombinasikan dengan tool holder for
ISO 7
4. Special Tool Holder : mencekam tool square shank yang besar
5. V-Block : dikombinasikan dengan tool holder
cylindrical shank
6. Quick Clamp for Tool Holder : mencekam tool holder pada tool post
17
7. Face Plate : mencekam BK yang tidak beraturan
8. Steady Rest : menopang BK yang panjang saat facing
9. Follow Rest : menopang BK yang Panjang
10.Draw Bar for Collet : pengikat collet pada spindle
11.Collet : mencekam BK dengan dimensi tertentu
12.Dead Centre : menumpu BK pada spindle
18
13.Stopper Bintang : alat bantu referensi/pencekaman
15.Chip Hook : membersihkan chip
16.Coolant Can : wadah cairan pendingin
17. Driver Plate : memutar lathe dog
18. Lathe Dog : mencekam BK saat between
centre
19. Live Centre : menopang BK pada tailstock
20. Drill Chuck : mencekam TD, Reamer, CD, dll
19
21. Cover : pelindung saat proses between
centre
22. Centre Extention : alat tambahan penumpu pda
live center
23. Centering Tool : alat Bantu referensi pada
setting tool
24. Rubber : membersihkan chip pada bak
mesin
20
25. Oil Gun : melumasi nipple-niple mesin
26. Oil tube : melumasi bagian mesin
27.Universal Three Jaws Chuck : Mencekam benda kerja silindris/ segi
kelipatan 3
C. PAHAT BUBUT
Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Umurya tergantung
dari jenis dasar pahat, bentuk sisi potong dan pengasahnya. Untuk setiap jenis
pekerjaan diperlukan pahat yang tepat karena hal ini berpengaruh terhadap
kualitas benda kerja dan efisiensi kerja.
Bahan dasar bubut harus bersifat :
1. Keras (agar”cutting edge “ atau sisi potong dapat memotong benda kerja)
2. Ulet (sisi potong tidak mudah patah)
3. Tahan panas (supaya ketajaman sisi potong tidak mudah aus atau rusak)
4. Tahan lama (secara ekonomis menguntungkan)
21
5. dapat menahan getaran selama proses pemakanan.
1. Pahat bubut tebuat dari bahan-bahan antara lain:
Pahat Bubut Bahan HSS ( High Speed Steel)
HSS merupakan kombinasi antara unsur : tungsten, chromium, vanadium,
kobalt, dan molybeldnum. HSS mampu beresisten hingga suhu enam
ratus derajat celcius. Salah satu kelebihan HSS adalah cara
pembuatannya yang ekonomis sehingga banyak sekali digunakan dalam
dunia industri. Pahat HSS akan mudah sekali hangus jika melakukan
pemakanan yang cukup besar dan atau rpm tinggi, sehingga HSS
biasanya digunakan dalam proses pemotongan finishing benda kerja
dengan RPM sedang (330) karena hasil pemotongannya akan lebih halus
dibandingkan pahat jenis lain.
CARBIDE BRAZED
Carbide terbuat dari baja semen. Keunggulan dari carbide adalah sifat
kekerasannya melebihi HSS, dengan kata lain tidak mudah gempil.
Carbide biasanya digunakan dalam proses turning awal benda mentah
(raw) dan pemotongan pendekatan ukuran dalam RPM tinggi (660
sampai dengan 990) tetapi hal itu juga dipengaruhi oleh mata
potongnya, jika mata potong sudah tumpul, gempil, atau salah satu
sudutnya ada yang tidak tepat maka proses pemakanan kurang efisien
karena kemampuan menyayatnya berkurang.
INSERT
Carbide insert adalah carbide jenis yang
dibaut. Bahan ini memiliki lapisan yang
22
berwarna sehingga tidak mudah mengalami korosi dan
memiliki Rpm yang lebih besar daripada jenis carbide brazed.
2. Jenis Pahat Bubut dan Fungsinya
Untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan pahat yang tepat.
Berikut jenis-jenis pahat dan fungsinya :
1. ISO 1,
2. ISO 2, untuk panjang dan diameter
3. ISO 3, untuk panjang
4. ISO 4, untuk halusin
5. ISO 5, pengerjaan luar
6. ISO 6, pengerjaan luar
7. ISO 7, membuat slot
8. ISO 8, pengerjaan dalam
9. ISO 9, pengerjaan dalam
Sedangkan berdasarkan jenis pengerjaan atau bentuknya alat potong
dibedakan menjadi beberapa nama dengan ISO. Di antaranya:
Pahat ISO 1 Carbide
digunakan untuk pembubutan roughing
memanjang dengan plan angle 750
Pahat ISO 2 Carbide
digunakan untuk pembubutan melintang dan
memanjang dengan plan angle 45°
Pahat ISO 3 Carbide
digunakan untuk pembubutan memanjang dan
melintang (menjauh dari centrebenda kerja) dengan
plan angle 93°.
23
Pahat ISO 4 Carbide
digunakan untuk pembubutan memanjang dengan
kedalaman pemakanan yang kecil (proses finishing)
dengan plan angle 0.
Pahat ISO 5 Carbide
digunakan untuk pembubutan melintang menuju centre
benda kerja dengan plan angle nol.
Pahat ISO 6 Carbide
digunakan untuk pembubutan memanjang dengan plan
angle 90°.
Pahat ISO 7 Carbide
digunakan untuk pembubutan melintang menuju centre
benda kerja dengan plan angle 0.
Pahat ISO 8 Carbide
digunakan untuk memperbesar lubang pada proses
pembubutan dengan plan angle 75 °. Biasanya
untuk lubang yang tembus.
Pahat ISO 9 Carbide
digunakan untuk memperbesar lubang pada proses
pembubutan dengan plan angle 92°.Biasanya untuk
lubang yang berstep / tidak tembus.
3. Cara Setting Pahat Yang Benar
24
a. Siapkan pahat
b. Cekam pahat pada tool holder.
Pemasangan pahat pada pemegang pahat (tool holder)
hendaknya tidak terlalu panjang menjulur keluar sehingga
pahat terhindar dari getaran dan patah pada waktu
digunakan.
c. Letakkan tool holder pada tool post
d. Setting pahat dengan centering tool
e. Kencangkan baut pada tool holder
D.SISTEM PENCEKAMAN
1. Universal dan Independent Chuck
Universal Chuck
Universal chuck biasa digunakan pada proses pembubutan normal
( benda kerja silindris ). Jenis ini pencekam benda kerja yang memiliki
satu center. Saat mengencangkan maupun membuka chuck ini, jaws
(komponen pada titik sudut pencekam) bergerak bersama. Sehingga
centernya tetap,tidak dapat digeser. Keunggulannya adalah untuk
mencekam benda kerja tepat pada centernya lebih praktis, mudah dan
akurat/presisi. Sedangkan kelemahannya hanya dapat mengerjakan
benda kerja dengan satu center saja.
25
Independent Chuck
Pencekaman dengan independent chuck, biasa digunakan pada
proses pembubutan eksentrik ( ada beberapa sumbu / centre pada satu
benda kerja ), benda kerja berbentuk kotak. Jenis ini pencekam benda
kerja dengan titik center yang fleksibel, dapat digeser-geser, sehingga
center bisa lebih dari satu titik. Jaws bergerak sendiri-sendiri. Setiap jaws
memiliki bolt pengencang sendiri-sendiri, dan tidak berkaitan dengan yang
lain. Keunggulannya adalah dapat mengerjakan benda kerja dengan
berbagai letak titik center. Namun kekurangannya, dalam menentukan
letak titik center yang dikehendaki, penyetingannya lebih sulit, karena jaws
digerakkan/dikencangkan sendiri-sendiri. Dan untuk menentukan dimensi
titik center juga harus disetting terlebih dahulu
2. Cara Mencekam BK yang Benar
Outside grip untuk mencekam benda berdiameter besar.
Inside grip untuk pencekaman benda kerja dengan memberikan gaya
pada diameter dalam.
Outside grip untuk pencekaman benda kerja berdiameter kecil.
Agar benda kerja dapat berputar dengan baik, maka pencekaman
benda kerja harus dilakukan dengan benar. Sebelum mencekam benda
kerja, ada baiknya kita melepaskan pemegang material atau Chuck dari
26
spindle. Kemudian buka alat pencekam atau Jaws diputar dengan
menggunakan alat bantu spanner. Masukkan benda kerja diletakkan di
sentral. Lalu putar alat dengan bantuan spanner. Setelah itu pasang
kembali chuck pada spindle. Lalu kencangkan dengan menggunakan
spanner. Agar Chuck tidak bergerak, kunci. Pastikan benda kerja
tercekam dengan kuat.
3. Cara Chuck Handling
Cara chuck handling adalah suatu cara untuk memasang chuck.agar
pemasangannya atau pencekamannya kuat.pemasangan ini juga tidak
sembarangan. Pemasangannya harus sesuai prosedur. Pada cara ini
benda kerja di cekam ke dalam chuck.
Pencekaman dengan metode chuck centre, biasa digunakan
untuk proses pembubutan benda kerja yang panjang & kesentrisan
yang baik ataupun untuk proses lain yang menghasilkan gaya
pemakanan yang besar dan bisa berpengaruh terhadap hasil
pembubutan. Contoh : pembuatan ulir pada pipa.
4. Collet
Collet merupakan alat pencekam benda kerja dimana benda kerja
tersebut sudah bulat dan mempunyai ukuran tertentu.
27
Kelebihan : kesentrisan BK yg dihasilkan cukup baik
proses pencekamannya cepat
Kekurangan : Diameter yg bisa dicekam terbatas
E. PERHITUNGAN PUTARAN MESIN
1. Rumus
Pada saat kita akan melakukan pengerjaan benda kerja ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu kecepatan putaran mesin. Kecepatan
putaran mesin ini sangat tergantung dari jenis material benda kerja, material
alat potong dan diameter benda kerja awal dan diameter benda kerja yang
akan dihasilkan.
Untuk mengetahui berapa kecepatan putaran mesin yang harus
kita gunakan, maka kita harus mengetahui material benda kerja yang kita
gunakan, diameter benda kerja awal dan diameter benda kerja yang ingin
dihasilkan tersebut. Dengan data tersebut maka kita dapat menentukan
berapa kecepatan putaran yang harus kita gunakan dengan mengunakan
Rumus sebagai berikut :
n = kecepatan putaran mesin(rpm)
Cs = cutting speed (m/min)
= 3,14
D = diameter BK yang akan dikerjakan
28
n = 1000 x Cs
D x π
2. Kecepatan Potong ( Cutter Speed )
Cutting speed adalah kecepatan potong pada putaran utama ( main
motion ). Bila benda kerja berputar satu kali, kecepatan potong tidak dapat
dipilih dengan sembarangan. Bila kecepatan potong rendah akan memakan
waktu lama dalam pengerjaan. Bila kecepatan potong terlalu tinggi pahat
akan kehilangan kekerasan, cepat rusak atau tumpul. Kecepatan potong
harus ditentukan sesuai table.
F = fz x N
F = kecepatan pemakanan (mm/min)
fz = feeding (mm/rot)
N = putaran mesin (rpm)
3. Dibawah ini adalah table dari kecepatan potong (Cutting Speed)
Material
δB
kp/mm² Description
Cutting speed ( m / min )
HSS
Carbide
Brazed Insert
29
St. 37, SS41, MS
St. 60, S45C, S50C, 760
St. 70
Assab 709, 708, SCM 440
Durex WZ /Assab M4
Sp. K5, XW10
Veresta V, DF2, SK3
Sp.KNL, XW 41
Assab 8407, SKD 61
Cast iron 200 HB
Cast iron 200-250 HB
Brass
Al alloy
37-50
60-70
70-90
90-100
70
75
65
75
60
15
25
35
40
Low carbon steel
Medium carbon steel
High carbon steel
High tensile strength
Tool steel wrought
(shock resisten)
Cold work tool steel
Cold work tool steel
Cold work tool steel
Hot work tool steel
Grey cast iron
Grey cast iron-pearlitic
Non-ferrous
Non-ferrous
36-40
30-36
22-30
21-27
27-32
27-32
23-26
23-26
27-32
27-42
24-36
40-80
80-150
120
110
100-125
90-100
100-130
110-130
85-97
85-97
105-125
110-130
42-100
45-100
100-200
145
190
120-160
110-140
120-160
120-160
100-120
100-120
125-160
120-160
102-123
100-120
120-220
F.SOP (STANDART OPERATION PROCEDURE)
1. Proses Inventaris
Proses inventaris adalah proses pengecekan keberadaan serta
keadaan mesin bubut serta aksesoris yang ada didalamnya. Proses ini
dilakukan setiap sebelum dan sesudah pemakaian mesin, hal ini dilakukan
agar oprator dapat mengetahui keadaan mesin serta kelengkapan aksesoris
mesin tersebut. sehingga oprator mengetahui keberadaan aksesoris tersebut
jika ada yang hilang atau lebih.
2. Langkah SOP (perawatan mesin bersifat harian, mingguan, ataupun
bulanan)
Dibawah ini adalah tabel SOP ( Standart Operation Prosedure ) dari
sebuah mesin bubut.
Urutan Kerja Standard Siklus Keterangan
30
1. Lakukan
Inventaris
Mesin
Penyimpangan
terhadap standard
terdata secara aktual
Harian, Sebelum
mengoperasikan mesin
Laporkan bila ada
penyimpangan kepada
instruktur
2. Bersihkan
mesin dari oli,
debu, dan chip
Meja, eretan, spindle
bersih dan kering
Harian, Sebelum
mengoperasikan mesin
Dengan kain majun
3. Periksa level
oli pada
kepala tetap
Diatas lower level Harian, Sebelum
mengoperasikan mesin
Jenis Oli: Tellus 46
(penggantian oli
dilakukan tiap 6 bulan)
4. Beri pelumas
pada niple-
niple
3-4 kali hingga muncul
rembesan (terdapat 8
niple)
Harian, Sebelum
mengoperasikan mesin
Jenis oli: Tonna 68
Gunakan Oil Pump
5. Cek kondisi
karet transmisi
pada spindle
Harus memiliki
ketegangan yang baik
dan kering
Bulanan Degan rabaan tangan
dan kain majun
6. Beri pelumas
pada gear
dengan
grease dan
cek kondisi
pemasangan
gear
Gear harus terlumasi
grease dan terpasang
dengan kekocakan
yang cukup
Bulanan Jenis oli: Grease
Titanium
7. Gunakan
Clamping
Sistem yang
diperlukan
Pilih sesuai dengan
kebutuhan benda kerja
Harian, sebelum
mengoperassikan mesin
8. Cek ulang
kondisi semua
baut pengikat
maupun
pencekaman
Baut-baut dan
pencekaman mengikat
dengan kuat
Harian, sebelum
mengoperassikan mesin
Dengan rabaan jari
dan Spanner
9. Bersihkan
Chuck, Jaws,
Tailstock, Live
centre
sebelum di
pasang
Harian, sebelum
mengoperassikan mesin
Dengan rabaan tangan
10. Gunakan Rpm
dan Feedrate
yang sesuai
Menggunakan rumus
perhitungan putaran
mesin yang benar
Harian, sebelum
mengoperassikan mesin
Lihat tabel Cs dan
Diameter yang tepat,
putaran mesin
31
pada saat
pengerjaan
benda kerja
maksimal yang
diperkenankan
1200rpm
11 Perhatikan
keselamatan
kerja dan
kerapihan
kerja
Gunakan kacamata,
sepatu safety, dan baju
kerja
Harian, selama
mengoperasikan mesin
Perhatikan sikap kerja,
penempatan alat kerja
dan keselamatan kerja
12. Cleaning
Mesin
Mesin, MTC dan
lingkungan sekitar
bersih
Bagian mesin yang tak
diberi cat harus diberi
oli tipis
Emergency Stop harus
dalam kondisi aktif
Mesin dalam kondisi
mati
Harian, setelah
mengoperasikan mesin
Dengan kuas, kain
majun dan karet
Dengan kuas dan oli
bekas
Dua Tombol
emergency aktif
Main Switch dalam
posisi off
13. Lakukan
Inventaris
Mesin
Penyimpangan
terhadap standard
terdata secara aktual
Harian, sebelum
mengoperasikan mesin
Laporkan hasil
inventaris kepada
instuktur
3. Cleaning Mesin
Cleaning mesin ini dilakukan setelah proses pengerjaan pembubutan telah
selesai. Pada saat cleaning mesin, kita diwajibkan membersihkan seluruh bagian
mesin dan lingkungan di sekitar mesin sehingga mesin dan lingkungan sekitarnya
bersih dari chips-chips atau sisa-sisa pembubutan yang berada pada mesin atau
yang berada disekitar mesin. Kita dapat membersihkan chips-chips dengan
menggunakan Hook-spanner, kuas ataupun majun. Chips-chips tersebut harus
dibuang ke tempat sampah khusus logam. Setelah itu, berikan oli ( tipis saja). Oli
tersebut dioleskan kemesin agar mesin tidak mudah berkarat. Setelah itu, accesoris
harus tersusun rapi kembali ditempatnya semula. Jangan lupa, pada saat cleaning
32
mesin kita harus melepas benda kerja dari chuck dan mesin dalam keadaan off serta
emergency stop dalam keadaan aktif.
G. SAFETY PROCEDURE
Pada saat proses pembubutan, safety prosedure sangat penting dan wajib
diperhatikan karena jika hal-hal tersebut kurang diperhatikan maka
kemungkinan besar akan terjadi kecelakaan kerja yang tidak dapat dihindari.
Safety procedure yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan dalam proses
bubut adalah :
Gunakan kacamata pelindung pada saat bekerja dengan mesin bubut
untuk menghindari chip-chip kecil masuk ke mata.
Gunakan safety shoes untuk melindungi kaki terkena benda-benda berat
yang terjatuh.
Gunakan sarung tangan ( tidak terbuat dari bahan kain ) agar chip-chip
yang panas tidak mengenai tangan.
Gunakan baju praktek.
Gunakan ear plug untuk menghindari bising.
Mematuhi SOP
Jangan memakai kalung ID card
Contoh perbuatan yang tidak safety :
Tidak menggunakan safety shoes.
Tidak mengikat rambut pada saat proses pembubutan berlangsung (bagi
yang berambut panjang).
Tidak memakai baju praktek.
Tidak memakai kaca mata pelindung.
Memakai sarung tangan berbahan kain yang mudah ditempeli chip.
G. LAPORAN KERJA 1 (Training 1)
a. Gambar Kerja
33
(Terlampir)
b. Work Preparation (WP)
(Terlampir)
c. Pembahasan Materi
o Center Drill
Digunakan untuk menopang benda kerja, sehingga dapat berputar
dengan baik (tidak oleng)
Digunakan untuk mempermudah pemasangan benda kerja, agar
benda kerja selalu center.
Merupakan salah satu alat potong pada sebuah mesin bubut yang
berfungsi sebagai pembuat lubang.
Centre drill dipasang pada drill chuck, kemudian drill chuck tersebut
dipasang pada tailstock.
Pembubutan dengan menggunakan center drill harus
memperhatikan rpm. Karena lubang yang dibuat sangat kecil maka
rpm yang digunakan mesti besar.
H. LAPORAN KERJA 2 (Training 2)
a. Gambar Kerja
(Terlampir)
b. Work Preparation (WP)
(Terlampir)
c. Pembahasan Materi
o Penggunaan Pemakanan Otomatis
Pada saat praktek di hari ketiga, penulis sudah mendapatkan
teori dan cara pemakanan secara otomatis. Pemakanan secara
otomatis terlihat lebih mudah bila dibandingkan dengan proses
34
manual. Penulis hanya tinggal memperhatikan eretan apakah
pemakanan itu sudah selesai atau belum. Selain itu, pemakanan
secara otomatis akan menghasilkan hasil yang lebih baik dan lebih
halus.
o Macam-Macam Toleransi
a. Toleransi Dimensi
Toleransi umum
Toleransi khusus
Toleransi ISO
b. Toleransi Bentuk
Toleransi kebulatan
Toleransi kerataan
Toleransi kesentrisan
Toleransi performence
Toleransi kehalusan
c. Toleransi Posisi
Toleransi kesejajaran
Toleransi ketegak lurusan
I. LAPORAN KERJA 3 (Training 3 atau 4)
a. Gambar Kerja
(Terlampir)
b. Work Preparation (WP)
(Terlampir)
35
c. Pembahasan Materi
- Pembentukan Profil
36