Mesin Bubut

43
BAB II PEMBAHASAN A. Mesin Bubut 1.Pengertian Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas dimana prinsip kerjanya adalah menghilangkan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Prosesnya benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja, melintang atau membentuk sudut secara perlahan dan teratur. Gambar1. Mesin Bubut 4

description

Mesin Bubut

Transcript of Mesin Bubut

Page 1: Mesin Bubut

BAB II

PEMBAHASAN

A.Mesin Bubut

1. Pengertian

Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas dimana

prinsip kerjanya adalah menghilangkan bagian dari benda kerja untuk

memperoleh bentuk tertentu. Prosesnya benda kerja akan diputar/rotasi

dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses

pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan

sumbu putar dari benda kerja, melintang atau membentuk sudut secara

perlahan dan teratur.

Gambar1. Mesin Bubut

Mesin bubut dapat digunakan untuk membuat benda kerja yang

mempunyai penampang bulat seperti mur dan baut, bentuk ulir,

bentukan tirus, pengeboran, pembuatan lekukan, pembuatan profil, dan

lain-lain.

4

Page 2: Mesin Bubut

Macam-macam mesin bubut

Pembagian mesin bubut berdasarkan daya gerak dan ukurannya

dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:

a. Mesin Bubut Ringan

Mesin bubut tipe ini adalah mesin bubut yang dapat diletakkan diatas

meja, mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan dan berukuran

kecil serta sederhana. Mesin bubut ini digunakan untuk mengerjakan

benda kerja yang berdimensi kecil, biasanya dipergunakan untuk

industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin umumnya

tidak lebih dar 1200 mm, dan karena bebannya ringan dapat diangkat

oleh satu orang. Contoh : Mesin bubut Simonet.

b. Mesin Bubut Sedang

Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan

penggabungan perlengkapan yang khusus. Mesin ini digunakan untuk

pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Jenis mesin bubut ini

dapat membubut diameter benda kerja hingga 200 mm dan panjang

sampai dengan 100 mm cocok untuk industri kecil dan bengkel-

bengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan

dalam dunia pendidikan dan pusat pelatihan, karena harganya

terjangkau dan mudah dioperasikan.

5

Page 3: Mesin Bubut

c. Mesin Bubut Standart

Mesin ini mempunyai power yang lebih besar dan

digunakan untuk pengerjaan pembubutan yang memerlukan

ketelitian tinggi dengan benda kerja yang cukup besar. Selain itu

mesin bubut ini dilengkapi dengan berbagai kelengkapan

tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja, bak penampung

beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan

darurat. Contoh : Cholcester Master dan Kerry.

Ditinjau dari transmisi dan daya penggerak sumbu

utama, mesin bubut standar terdiri atas :

1. mesin bubut standar dengan transmisi roda sabu mesin

bubut standar yang hubungan antara putaran dari motor

penggerak kesumbu utamanya menggunakan sabuk alat

transmisi

2. Mesin bubut standar dengan transmisi rantai, mesin bubut

yang hubungan putaran dari motor penggerak ke poros

utamanya diatur menggunakan alat transmisi rantai dan roda

rantai.

3. Mesin bubut standar dengan transmisi roda gigi, mesin bubut

standar hubungan putaran dari motor penggerak ke sumbu

utamanya diatur dengan roda gigi yang terpasang pada

kotak roda gigi transmisi

6

Page 4: Mesin Bubut

d. Mesin bubut khusus

Mesin bubut khusus merupakan mesin bubut yang dapat digunakan untuk

mengerjakan atau memperaiki alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan

dengan menggunakan mesin bubut standart.

Mesin bubut khusus terdiri atas :

1. Mesin Bubut Beralas Panjang

Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat yang banyak

digunakan pada benda kerja yang besar dan panjang. Misalnya poros-poros

untuk peralatan kerja alat-alat tambang, poros-poros kapal dan poros

transmisi.

2. Mesin bubut carrousel

Merupakan mesin bubut yang digunakan untuk membubut benda kerja

yang memiliki diameter besar dengan ukuran 1 hingga 2 meter. Pada mesin

bubut ini sumbu utamanya vertical dan mempunyai cekam berbentuk meja

bundar.

Kelebihan mesin bubut carrousel:

Tidak memerlukan tempat yang luas untuk penempatan bubut ini.

Dapat menahan beban yang lebih besar.

pengencangan pada mesin bubut carrousel lebih ringan.

7

Page 5: Mesin Bubut

3. Mesin Bubut Revolver

Mesin ini khusus untuk memproduksi benda kerja yang ukurannya sama

dan dalam jumlah yang banyak atau untuk

pengerjaan awal. Mesin ini disebut juga

mesin turret. Dalam mesin ini terdapat

banyak pemegang pahat yang mem-punyai

kedudukan dan macam pahat yang

berbeda serta dapat diatur sesuai dengan

kebutuhan. Contoh : Mesin bubut Kapstan

4. Mesin bubut poros engkol

Merupakan mesin bubut khusus yang digunakan untuk memperbai-ki

atau membuat benda-benda eksentrik.

5. Mesin bubut copy

Merupakan mesin bubut yang memproduksi kembali sejumlah suku

cadang dari contoh benda kerja. Reproduksinya dari sebuah pola, baik bulat

atau datar yang biasanya dipasangkan dibelakang mesin bubut. Pola

dihubungkan dengan sebuah jarum yang digerakkan oleh udara, hidrolik

atau listrik.

2. Gerakan Utama mesin bubut

8

Page 6: Mesin Bubut

Mesin bubut mempunyai 3 gerakan utama dalam melakukan proses

kerjanya antara lain:

Main motion, yaitu gerakan utama dari mesin bubut, main motion ini

adalah gerakan benda kerja berputar sewaktu pahat melakukan

pemakanan. (Satuannya adalah RPM).

Gambar 2. Gerakan utama bubut

Ket gambar : Gerakan berputar = main motion

Gerakan memanjang = feed motion

Adjusting Motion, yaitu gerakan untuk menentukan kedalaman

pemakanan benda kerja atau Depth of Cut. Gerakan ini adalah

gerakan awal dengan menyentuhkan sedikit pahat ke benda kerja ke

sampai kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Arah

pemotongannya sejajar dengan sumbu kerja.

Feed motion, yaitu gerakan dari alat potong atau cutting tools yang

digunakan. Pada mesin bubut gerak ini adalah gerak pemakanan

dengan pahat secara melintang, memanjang, ataupun secara

horizontal dengan menggunakan kecepatan potong tertentu.

3. Bentukan yang Dapat Dikerjakan Mesin Bubut

9

Page 7: Mesin Bubut

Dengan menggunakan mesin bubut, kita dapat membuat berbagai

macam bentukan, antara lain :

1. Bubut memanjang (longitudinal turning),

Bubut memanjang contohnya membuat diameter dan membuat

silindris.Saat membubut memanjang, pahat digerakkan sejajar sumbu

putar benda kerja sehingga dihasilkan bentuk silinder.

2. Membbut Muka (facing)

Membubut muka adalah membubut untuk meratakan bagian muka

atau ujung benda kerja untuk diperoleh permukaan benda kerja yang

rata dan halus. Cara pemakanan pahat adalah dari tengah-tengah

benda kerja kearah mundur menuju operator, pemakanan dati arah

operator menuju pusat bendan kerja juga dimungkinkan

3. Bubut melintang, contohnya memendekkan benda kerja.

Pahat bergerak tegak lurus terhadap sumbu putar benda kerja

sehingga bahan terpotong menjadi dua bagian atau meratakan dari

sisi benda kerja.

4. Bubut tirus / konus (angular turning / taper turning).

Pada waktu membubut tirus, pahat terlebih dulu diputar beberapa

derajat, dengan demikian dihasilkan bentuk silinder tirus.

5. Bubut profil (profile turning).

Dipergunakan pahat khusus untuk membuat profile dengan gerakan

pahat tegak lurus sumbu putar dari benda kerja.

6. Bubut ulir (thread cutting).

Pada waktu membubut ulir, pahat digerakkan dari kanan ke kiri dan

sebaliknya. Pada waktu bergerak ke kiri pahat melakukan

pemotongan, sedangkan pada saat kembali tidak melakukan

pemotongan.

7. Membuat champer (menghilangkan sisi yang tajam atau sudut BK)

10

Page 8: Mesin Bubut

8. Membuat knurling/kartel (pengasaran benda kerja)

Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang

bertujuan untuk membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat

yang digunakan adalah pahat khusus (kartel).

9. Pembubutan drillng

Drilling yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill),

sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini

merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan boring (bubut dalam).

10.Perluasan lubang (boring)

Boring yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar

lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.

4. Bagian – bagian Mesin Bubut

11

Page 9: Mesin Bubut

Gambar 3. Mesin Bubut

Head Stock ( kepala tetap )

Headstock biasanya terletak di sebelah kiri mesin bubut yang berbentuk

kotak coran yang kokoh. Head stock ada yang di baut secara presisi pada

landasan ada pula yang di cor menjadi suatu bagian dengan landasan.

Pada headstock terdapat mekanisme penggerak mesin bubut. Di

dalamnya terdapat quick change gear box yaitu tempat gear dengan

berbagai ukuran yang berfungsi menggerakan spindle dengan motor listrik

sebagai sumber putaran, melalui gigi tersebut kita dapat memilih

penggunaan rpm yang sebelumnya dapat kita ketahui dari hasil

perhitungan disesuaikan dengan pilihan yang terdapat di mesin.

Gambar 4. Headstock

12

Page 10: Mesin Bubut

Tail Stock ( kepala lepas )

Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah

kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian ini berguna

untuk tempat untuk pemasangan senter yang digunakan sebagai

penumpu ujung benda kerja dan sebagai tempat/dudukan penjepit

mata bor pada saat melakukan pengeboran. Kepala lepas ini dapat

digerakkan atau digeser sepanjang alas/meja mesin, dan

dikencangkan dengan perantara mur dan baut atau dengan tuas

pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau meja mesin, kepala

lepas juga dapat digerakan maju mundur (arah melintang), yakni untuk

keperluan pembubutan benda yang konis. Kepala lepas dipakai

sebagai penyangga benda kerja yang panjang, mengebor dan

me-“reamer” atau memperlebar lubang. Kepala lepas dilengkapi

dengan morse taper (kerucut morse), gunanya untuk memasang alat-

alat yang akan dipasang pada kepala lepas, seperti : bor, reamer, live

centre dan lain-lain.

Gambar 5. Tail Stock

Bed Mesin

Bed Mesin mempunyai bentuk profil memanjang. Fungsinya

sebagai pendukung eretan (support) dan kepala lepas, serta sebagai lintasan

eretan dan kepala. Alas mesin ini memiliki permukaan yang rata dan halus.

Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut

(kelurusan).

13

Page 11: Mesin Bubut

Gambar 6. Bed Mesin

Eretan

Eretan adalah bagian mesin bubut yang digunakan untuk penyetelan dan

pemindahan posisi pahat bubut. Eretan ditempatkan diatas bed mesin

yang dapat di gerakkan manual maupun otomatis.

a. Eretan memanjang

Eretan memanjang biasanya digunakan untuk menggerakkan atau

menyetel posisi pahat kearah sumbu memanjang pada saat mesin

sedang berjalan maupun saat mesin dalam keadaan mati.

b. Eretan melintang

Eretan melintang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin

berguna untuk mengatur posisi pahat kearah melintang. Pahat

bubut dapat diatur mendekati atau menjauhi operator. Jika roda

pemutar diputar kekiri maka gerakan atau posisi pahat akan

mendekati operator dan jika diputar kekanan maka akan menjauhi

operator.

c. Eretan atas

Eretan atas adalah eretan yang dipasang dengan skala derajat.

Eretan ini dapat diputar ke kanan atau kekiri sesuai dengan sudut

yang dikehendaki, khususnya pada saat mengerjakan benda-benda

yang konis.

Tool Post

Tool post berfungsi sebagai penjepit pahat bubut agar posisi mata pahat

benda tetap kuat sejajar dengan sumbu benda kerja.

14

Page 12: Mesin Bubut

Gambar 7. Tool Post

Lead Screw

Lead screw berguna untuk memindahkan gerakan pada proses

pembuatan ulir. Lead Screw berupa poros panjang berulir yang terletak

agak dibawah dan sejajar dengan bed mesin, memanjang dari kepala

tetap sampai kepala lepas. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala

tetap dan putarannya ias dibalik. Batang ulir hanya digunakan pada

proses pembuatan ulir.

Gambar 8. Lead Screw Feed Shaft

Sebagai tambahan pada batang ulir pengantar feed shaft digunakan untuk

menggerakan eretan bawah atau eretan melintang pada proses

pembubutan secara otomatis. Pada apron terdapat tuas yang dapat

menentukan gerakan otomatis yang akan dihasilkan (memanjang atau

melintang), dan juga tuas yang digunakan untuk mengaktifkan gerakan

15

Page 13: Mesin Bubut

otomatis. Gerakan otomatis yang dapat dihasilkan dapat memberikan hasil

yang lebih baik dibanding dengan pengerjaan yang dilakukan dengan

tangan terutama untuk pengerjaan pembubutan panjang. Hal itu

dikarenakan jika kita menggunakan otomatis maka gerakan pemakanan

akan konstan sehingga benda kerja tidak terlihat adanya garis-garis (step)

dan hasilnya cenderung lebih halus di banding pengerjaan tangan. Pada

pengerjaan otomatis kita dapat menentukan kecepatan pemakanan

dengan pengatur yang terdapat di head stock, semakin lambat

pemakanan maka hasilnya akan lebih halus dibanding pemakanan cepat

dengan rpm dan alat potong yang sama.

Gambar 9. Feed shaft

B. Macam-macam Aksesoris Mesin Bubut

Pada mesin bubut terdapat aksesories-aksesories yang digunakan

sebagai pendukung dari proses bubut. Berikut adalah aksesoris-

aksesories mesin bubut beserta fungsinya:

1. Tool Holder for Square Shank : mencekam tool square shank

16

Page 14: Mesin Bubut

2. Tool Holder for ISO 7 HSS : mencekam tools bentuk pipih

3. Support Clamp for ISO 7 HSS : dikombinasikan dengan tool holder for

ISO 7

4. Special Tool Holder : mencekam tool square shank yang besar

5. V-Block : dikombinasikan dengan tool holder

cylindrical shank

6. Quick Clamp for Tool Holder : mencekam tool holder pada tool post

17

Page 15: Mesin Bubut

7. Face Plate : mencekam BK yang tidak beraturan

8. Steady Rest : menopang BK yang panjang saat facing

9. Follow Rest : menopang BK yang Panjang

10.Draw Bar for Collet : pengikat collet pada spindle

11.Collet : mencekam BK dengan dimensi tertentu

12.Dead Centre : menumpu BK pada spindle

18

Page 16: Mesin Bubut

13.Stopper Bintang : alat bantu referensi/pencekaman

15.Chip Hook : membersihkan chip

16.Coolant Can : wadah cairan pendingin

17. Driver Plate : memutar lathe dog

18. Lathe Dog : mencekam BK saat between

centre

19. Live Centre : menopang BK pada tailstock

20. Drill Chuck : mencekam TD, Reamer, CD, dll

19

Page 17: Mesin Bubut

21. Cover : pelindung saat proses between

centre

22. Centre Extention : alat tambahan penumpu pda

live center

23. Centering Tool : alat Bantu referensi pada

setting tool

24. Rubber : membersihkan chip pada bak

mesin

20

Page 18: Mesin Bubut

25. Oil Gun : melumasi nipple-niple mesin

26. Oil tube : melumasi bagian mesin

27.Universal Three Jaws Chuck : Mencekam benda kerja silindris/ segi

kelipatan 3

C. PAHAT BUBUT

Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Umurya tergantung

dari jenis dasar pahat, bentuk sisi potong dan pengasahnya. Untuk setiap jenis

pekerjaan diperlukan pahat yang tepat karena hal ini berpengaruh terhadap

kualitas benda kerja dan efisiensi kerja.

Bahan dasar bubut harus bersifat :

1. Keras (agar”cutting edge “ atau sisi potong dapat memotong benda kerja)

2. Ulet (sisi potong tidak mudah patah)

3. Tahan panas (supaya ketajaman sisi potong tidak mudah aus atau rusak)

4. Tahan lama (secara ekonomis menguntungkan)

21

Page 19: Mesin Bubut

5. dapat menahan getaran selama proses pemakanan.

1. Pahat bubut tebuat dari bahan-bahan antara lain:

Pahat Bubut Bahan HSS ( High Speed Steel)

HSS merupakan kombinasi antara unsur : tungsten, chromium, vanadium,

kobalt, dan molybeldnum. HSS mampu beresisten hingga suhu enam

ratus derajat celcius. Salah satu kelebihan HSS adalah cara

pembuatannya yang ekonomis sehingga banyak sekali digunakan dalam

dunia industri. Pahat HSS akan mudah sekali hangus jika melakukan

pemakanan yang cukup besar dan atau rpm tinggi, sehingga HSS

biasanya digunakan dalam proses pemotongan finishing benda kerja

dengan RPM sedang (330) karena hasil pemotongannya akan lebih halus

dibandingkan pahat jenis lain.

CARBIDE BRAZED

Carbide terbuat dari baja semen. Keunggulan dari carbide adalah sifat

kekerasannya melebihi HSS, dengan kata lain tidak mudah gempil.

Carbide biasanya digunakan dalam proses turning awal benda mentah

(raw) dan pemotongan pendekatan ukuran dalam RPM tinggi (660

sampai dengan 990) tetapi hal itu juga dipengaruhi oleh mata

potongnya, jika mata potong sudah tumpul, gempil, atau salah satu

sudutnya ada yang tidak tepat maka proses pemakanan kurang efisien

karena kemampuan menyayatnya berkurang.

INSERT

Carbide insert adalah carbide jenis yang

dibaut. Bahan ini memiliki lapisan yang

22

Page 20: Mesin Bubut

berwarna sehingga tidak mudah mengalami korosi dan

memiliki Rpm yang lebih besar daripada jenis carbide brazed.

2. Jenis Pahat Bubut dan Fungsinya

Untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan pahat yang tepat.

Berikut jenis-jenis pahat dan fungsinya :

1. ISO 1,

2. ISO 2, untuk panjang dan diameter

3. ISO 3, untuk panjang

4. ISO 4, untuk halusin

5. ISO 5, pengerjaan luar

6. ISO 6, pengerjaan luar

7. ISO 7, membuat slot

8. ISO 8, pengerjaan dalam

9. ISO 9, pengerjaan dalam

Sedangkan berdasarkan jenis pengerjaan atau bentuknya alat potong

dibedakan menjadi beberapa nama dengan ISO. Di antaranya:

Pahat ISO 1 Carbide

digunakan untuk pembubutan roughing

memanjang dengan plan angle 750

Pahat ISO 2 Carbide

digunakan untuk pembubutan melintang dan

memanjang dengan plan angle 45°

Pahat ISO 3 Carbide

digunakan untuk pembubutan memanjang dan

melintang (menjauh dari centrebenda kerja) dengan

plan angle 93°.

23

Page 21: Mesin Bubut

Pahat ISO 4 Carbide

digunakan untuk pembubutan memanjang dengan

kedalaman pemakanan yang kecil (proses finishing)

dengan plan angle 0.

Pahat ISO 5 Carbide

digunakan untuk pembubutan melintang menuju centre

benda kerja dengan plan angle nol.

Pahat ISO 6 Carbide

digunakan untuk pembubutan memanjang dengan plan

angle 90°.

Pahat ISO 7 Carbide

digunakan untuk pembubutan melintang menuju centre

benda kerja dengan plan angle 0.

Pahat ISO 8 Carbide

digunakan untuk memperbesar lubang pada proses

pembubutan dengan plan angle 75 °. Biasanya

untuk lubang yang tembus.

Pahat ISO 9 Carbide

digunakan untuk memperbesar lubang pada proses

pembubutan dengan plan angle 92°.Biasanya untuk

lubang yang berstep / tidak tembus.

3. Cara Setting Pahat Yang Benar

24

Page 22: Mesin Bubut

a. Siapkan pahat

b. Cekam pahat pada tool holder.

Pemasangan pahat pada pemegang pahat (tool holder)

hendaknya tidak terlalu panjang menjulur keluar sehingga

pahat terhindar dari getaran dan patah pada waktu

digunakan.

c. Letakkan tool holder pada tool post

d. Setting pahat dengan centering tool

e. Kencangkan baut pada tool holder

D.SISTEM PENCEKAMAN

1. Universal dan Independent Chuck

Universal Chuck

Universal chuck biasa digunakan pada proses pembubutan normal

( benda kerja silindris ). Jenis ini pencekam benda kerja yang memiliki

satu center. Saat mengencangkan maupun membuka chuck ini, jaws

(komponen pada titik sudut pencekam) bergerak bersama. Sehingga

centernya tetap,tidak dapat digeser. Keunggulannya adalah untuk

mencekam benda kerja tepat pada centernya lebih praktis, mudah dan

akurat/presisi. Sedangkan kelemahannya hanya dapat mengerjakan

benda kerja dengan satu center saja.

25

Page 23: Mesin Bubut

Independent Chuck

Pencekaman dengan independent chuck, biasa digunakan pada

proses pembubutan eksentrik ( ada beberapa sumbu / centre pada satu

benda kerja ), benda kerja berbentuk kotak. Jenis ini pencekam benda

kerja dengan titik center yang fleksibel, dapat digeser-geser, sehingga

center bisa lebih dari satu titik. Jaws bergerak sendiri-sendiri. Setiap jaws

memiliki bolt pengencang sendiri-sendiri, dan tidak berkaitan dengan yang

lain. Keunggulannya adalah dapat mengerjakan benda kerja dengan

berbagai letak titik center. Namun kekurangannya, dalam menentukan

letak titik center yang dikehendaki, penyetingannya lebih sulit, karena jaws

digerakkan/dikencangkan sendiri-sendiri. Dan untuk menentukan dimensi

titik center juga harus disetting terlebih dahulu

2. Cara Mencekam BK yang Benar

Outside grip untuk mencekam benda berdiameter besar.

Inside grip untuk pencekaman benda kerja dengan memberikan gaya

pada diameter dalam.

Outside grip untuk pencekaman benda kerja berdiameter kecil.

Agar benda kerja dapat berputar dengan baik, maka pencekaman

benda kerja harus dilakukan dengan benar. Sebelum mencekam benda

kerja, ada baiknya kita melepaskan pemegang material atau Chuck dari

26

Page 24: Mesin Bubut

spindle. Kemudian buka alat pencekam atau Jaws diputar dengan

menggunakan alat bantu spanner. Masukkan benda kerja diletakkan di

sentral. Lalu putar alat dengan bantuan spanner. Setelah itu pasang

kembali chuck pada spindle. Lalu kencangkan dengan menggunakan

spanner. Agar Chuck tidak bergerak, kunci. Pastikan benda kerja

tercekam dengan kuat.

3. Cara Chuck Handling

Cara chuck handling adalah suatu cara untuk memasang chuck.agar

pemasangannya atau pencekamannya kuat.pemasangan ini juga tidak

sembarangan. Pemasangannya harus sesuai prosedur. Pada cara ini

benda kerja di cekam ke dalam chuck.

Pencekaman dengan metode chuck centre, biasa digunakan

untuk proses pembubutan benda kerja yang panjang & kesentrisan

yang baik ataupun untuk proses lain yang menghasilkan gaya

pemakanan yang besar dan bisa berpengaruh terhadap hasil

pembubutan. Contoh : pembuatan ulir pada pipa.

4. Collet

Collet merupakan alat pencekam benda kerja dimana benda kerja

tersebut sudah bulat dan mempunyai ukuran tertentu.

27

Page 25: Mesin Bubut

Kelebihan : kesentrisan BK yg dihasilkan cukup baik

proses pencekamannya cepat

Kekurangan : Diameter yg bisa dicekam terbatas

E. PERHITUNGAN PUTARAN MESIN

1. Rumus

Pada saat kita akan melakukan pengerjaan benda kerja ada beberapa

hal yang harus diperhatikan, yaitu kecepatan putaran mesin. Kecepatan

putaran mesin ini sangat tergantung dari jenis material benda kerja, material

alat potong dan diameter benda kerja awal dan diameter benda kerja yang

akan dihasilkan.

Untuk mengetahui berapa kecepatan putaran mesin yang harus

kita gunakan, maka kita harus mengetahui material benda kerja yang kita

gunakan, diameter benda kerja awal dan diameter benda kerja yang ingin

dihasilkan tersebut. Dengan data tersebut maka kita dapat menentukan

berapa kecepatan putaran yang harus kita gunakan dengan mengunakan

Rumus sebagai berikut :

n = kecepatan putaran mesin(rpm)

Cs = cutting speed (m/min)

= 3,14

D = diameter BK yang akan dikerjakan

28

n = 1000 x Cs

D x π

Page 26: Mesin Bubut

2. Kecepatan Potong ( Cutter Speed )

Cutting speed adalah kecepatan potong pada putaran utama ( main

motion ). Bila benda kerja berputar satu kali, kecepatan potong tidak dapat

dipilih dengan sembarangan. Bila kecepatan potong rendah akan memakan

waktu lama dalam pengerjaan. Bila kecepatan potong terlalu tinggi pahat

akan kehilangan kekerasan, cepat rusak atau tumpul. Kecepatan potong

harus ditentukan sesuai table.

F = fz x N

F = kecepatan pemakanan (mm/min)

fz = feeding (mm/rot)

N = putaran mesin (rpm)

3. Dibawah ini adalah table dari kecepatan potong (Cutting Speed)

Material

δB

kp/mm² Description

Cutting speed ( m / min )

HSS

Carbide

Brazed Insert

29

Page 27: Mesin Bubut

St. 37, SS41, MS

St. 60, S45C, S50C, 760

St. 70

Assab 709, 708, SCM 440

Durex WZ /Assab M4

Sp. K5, XW10

Veresta V, DF2, SK3

Sp.KNL, XW 41

Assab 8407, SKD 61

Cast iron 200 HB

Cast iron 200-250 HB

Brass

Al alloy

37-50

60-70

70-90

90-100

70

75

65

75

60

15

25

35

40

Low carbon steel

Medium carbon steel

High carbon steel

High tensile strength

Tool steel wrought

(shock resisten)

Cold work tool steel

Cold work tool steel

Cold work tool steel

Hot work tool steel

Grey cast iron

Grey cast iron-pearlitic

Non-ferrous

Non-ferrous

36-40

30-36

22-30

21-27

27-32

27-32

23-26

23-26

27-32

27-42

24-36

40-80

80-150

120

110

100-125

90-100

100-130

110-130

85-97

85-97

105-125

110-130

42-100

45-100

100-200

145

190

120-160

110-140

120-160

120-160

100-120

100-120

125-160

120-160

102-123

100-120

120-220

F.SOP (STANDART OPERATION PROCEDURE)

1. Proses Inventaris

Proses inventaris adalah proses pengecekan keberadaan serta

keadaan mesin bubut serta aksesoris yang ada didalamnya. Proses ini

dilakukan setiap sebelum dan sesudah pemakaian mesin, hal ini dilakukan

agar oprator dapat mengetahui keadaan mesin serta kelengkapan aksesoris

mesin tersebut. sehingga oprator mengetahui keberadaan aksesoris tersebut

jika ada yang hilang atau lebih.

2. Langkah SOP (perawatan mesin bersifat harian, mingguan, ataupun

bulanan)

Dibawah ini adalah tabel SOP ( Standart Operation Prosedure ) dari

sebuah mesin bubut.

Urutan Kerja Standard Siklus Keterangan

30

Page 28: Mesin Bubut

1. Lakukan

Inventaris

Mesin

Penyimpangan

terhadap standard

terdata secara aktual

Harian, Sebelum

mengoperasikan mesin

Laporkan bila ada

penyimpangan kepada

instruktur

2. Bersihkan

mesin dari oli,

debu, dan chip

Meja, eretan, spindle

bersih dan kering

Harian, Sebelum

mengoperasikan mesin

Dengan kain majun

3. Periksa level

oli pada

kepala tetap

Diatas lower level Harian, Sebelum

mengoperasikan mesin

Jenis Oli: Tellus 46

(penggantian oli

dilakukan tiap 6 bulan)

4. Beri pelumas

pada niple-

niple

3-4 kali hingga muncul

rembesan (terdapat 8

niple)

Harian, Sebelum

mengoperasikan mesin

Jenis oli: Tonna 68

Gunakan Oil Pump

5. Cek kondisi

karet transmisi

pada spindle

Harus memiliki

ketegangan yang baik

dan kering

Bulanan Degan rabaan tangan

dan kain majun

6. Beri pelumas

pada gear

dengan

grease dan

cek kondisi

pemasangan

gear

Gear harus terlumasi

grease dan terpasang

dengan kekocakan

yang cukup

Bulanan Jenis oli: Grease

Titanium

7. Gunakan

Clamping

Sistem yang

diperlukan

Pilih sesuai dengan

kebutuhan benda kerja

Harian, sebelum

mengoperassikan mesin

8. Cek ulang

kondisi semua

baut pengikat

maupun

pencekaman

Baut-baut dan

pencekaman mengikat

dengan kuat

Harian, sebelum

mengoperassikan mesin

Dengan rabaan jari

dan Spanner

9. Bersihkan

Chuck, Jaws,

Tailstock, Live

centre

sebelum di

pasang

Harian, sebelum

mengoperassikan mesin

Dengan rabaan tangan

10. Gunakan Rpm

dan Feedrate

yang sesuai

Menggunakan rumus

perhitungan putaran

mesin yang benar

Harian, sebelum

mengoperassikan mesin

Lihat tabel Cs dan

Diameter yang tepat,

putaran mesin

31

Page 29: Mesin Bubut

pada saat

pengerjaan

benda kerja

maksimal yang

diperkenankan

1200rpm

11 Perhatikan

keselamatan

kerja dan

kerapihan

kerja

Gunakan kacamata,

sepatu safety, dan baju

kerja

Harian, selama

mengoperasikan mesin

Perhatikan sikap kerja,

penempatan alat kerja

dan keselamatan kerja

12. Cleaning

Mesin

Mesin, MTC dan

lingkungan sekitar

bersih

Bagian mesin yang tak

diberi cat harus diberi

oli tipis

Emergency Stop harus

dalam kondisi aktif

Mesin dalam kondisi

mati

Harian, setelah

mengoperasikan mesin

Dengan kuas, kain

majun dan karet

Dengan kuas dan oli

bekas

Dua Tombol

emergency aktif

Main Switch dalam

posisi off

13. Lakukan

Inventaris

Mesin

Penyimpangan

terhadap standard

terdata secara aktual

Harian, sebelum

mengoperasikan mesin

Laporkan hasil

inventaris kepada

instuktur

3. Cleaning Mesin

Cleaning mesin ini dilakukan setelah proses pengerjaan pembubutan telah

selesai. Pada saat cleaning mesin, kita diwajibkan membersihkan seluruh bagian

mesin dan lingkungan di sekitar mesin sehingga mesin dan lingkungan sekitarnya

bersih dari chips-chips atau sisa-sisa pembubutan yang berada pada mesin atau

yang berada disekitar mesin. Kita dapat membersihkan chips-chips dengan

menggunakan Hook-spanner, kuas ataupun majun. Chips-chips tersebut harus

dibuang ke tempat sampah khusus logam. Setelah itu, berikan oli ( tipis saja). Oli

tersebut dioleskan kemesin agar mesin tidak mudah berkarat. Setelah itu, accesoris

harus tersusun rapi kembali ditempatnya semula. Jangan lupa, pada saat cleaning

32

Page 30: Mesin Bubut

mesin kita harus melepas benda kerja dari chuck dan mesin dalam keadaan off serta

emergency stop dalam keadaan aktif.

G. SAFETY PROCEDURE

Pada saat proses pembubutan, safety prosedure sangat penting dan wajib

diperhatikan karena jika hal-hal tersebut kurang diperhatikan maka

kemungkinan besar akan terjadi kecelakaan kerja yang tidak dapat dihindari.

Safety procedure yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan dalam proses

bubut adalah :

Gunakan kacamata pelindung pada saat bekerja dengan mesin bubut

untuk menghindari chip-chip kecil masuk ke mata.

Gunakan safety shoes untuk melindungi kaki terkena benda-benda berat

yang terjatuh.

Gunakan sarung tangan ( tidak terbuat dari bahan kain ) agar chip-chip

yang panas tidak mengenai tangan.

Gunakan baju praktek.

Gunakan ear plug untuk menghindari bising.

Mematuhi SOP

Jangan memakai kalung ID card

Contoh perbuatan yang tidak safety :

Tidak menggunakan safety shoes.

Tidak mengikat rambut pada saat proses pembubutan berlangsung (bagi

yang berambut panjang).

Tidak memakai baju praktek.

Tidak memakai kaca mata pelindung.

Memakai sarung tangan berbahan kain yang mudah ditempeli chip.

G. LAPORAN KERJA 1 (Training 1)

a. Gambar Kerja

33

Page 31: Mesin Bubut

(Terlampir)

b. Work Preparation (WP)

(Terlampir)

c. Pembahasan Materi

o Center Drill

Digunakan untuk menopang benda kerja, sehingga dapat berputar

dengan baik (tidak oleng)

Digunakan untuk mempermudah pemasangan benda kerja, agar

benda kerja selalu center.

Merupakan salah satu alat potong pada sebuah mesin bubut yang

berfungsi sebagai pembuat lubang.

Centre drill dipasang pada drill chuck, kemudian drill chuck tersebut

dipasang pada tailstock.

Pembubutan dengan menggunakan center drill harus

memperhatikan rpm. Karena lubang yang dibuat sangat kecil maka

rpm yang digunakan mesti besar.

H. LAPORAN KERJA 2 (Training 2)

a. Gambar Kerja

(Terlampir)

b. Work Preparation (WP)

(Terlampir)

c. Pembahasan Materi

o Penggunaan Pemakanan Otomatis

Pada saat praktek di hari ketiga, penulis sudah mendapatkan

teori dan cara pemakanan secara otomatis. Pemakanan secara

otomatis terlihat lebih mudah bila dibandingkan dengan proses

34

Page 32: Mesin Bubut

manual. Penulis hanya tinggal memperhatikan eretan apakah

pemakanan itu sudah selesai atau belum. Selain itu, pemakanan

secara otomatis akan menghasilkan hasil yang lebih baik dan lebih

halus.

o Macam-Macam Toleransi

a. Toleransi Dimensi

Toleransi umum

Toleransi khusus

Toleransi ISO

b. Toleransi Bentuk

Toleransi kebulatan

Toleransi kerataan

Toleransi kesentrisan

Toleransi performence

Toleransi kehalusan

c. Toleransi Posisi

Toleransi kesejajaran

Toleransi ketegak lurusan

I. LAPORAN KERJA 3 (Training 3 atau 4)

a. Gambar Kerja

(Terlampir)

b. Work Preparation (WP)

(Terlampir)

35

Page 33: Mesin Bubut

c. Pembahasan Materi

- Pembentukan Profil

36