merangkumRDT

8
Dalam mengubah lingkungan luar menjadi lingkungan dalam ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh pada keadaan didalam sebuah ruang/bangunan, salah satunya adalah iklim, unsur iklim terdiri dari : 1.radiasi matahari 2.perbedaan suhu 3.pergerakan udara (angin) 4.hujan 5.kelembapan Ada lima jenis iklim yang harus diperhatikan dalam merubah ruang luar menjadi ruang dalam: 1.iklim global 2.iklim regional 3.iklim kota 4. iklim tapak 5.iklim bangunan Yang terpenting adalah memperhatikan bagaimana iklim pada tapak bangunan. Menurut Lippsmeier (1997), perbedaan temperatur yang kecil saja terhadap temperatur luar atau gerakan udara yang lambat sekalipun sudah dapat menciptakan kondisi yang nyaman bagi manusia yang sedang berada didalam ruangan yang dimaksud. Meskipun demikian, bukan temperatur rendah saja yang menunjang kenyamanan dari sebuah ruang, tetapi pendinginan yang jelas terdahap temperatur luar. Metode pengendalian iklim pada tapak antara lain: Orientasi bangunan, Terdapat tiga faktor utama yang menentukan bagi perletakan sebuah masa: 1. Radiasi matahari dan tindakan perlindungan Dalam perancangan sebuah massa bangunan, orientasi terbaik adalah dengan menata bangunan memanjang ke arah timur dan barat, sehingga bukaan dominan berorientasi kearah utara dan selatan. Sudut jatuh cahaya matahari juga penting dipertimbangkan, semakin curam, semakin besar penerimaan energi panas yang masuk kedalam bangunan. Dari sini dapat

description

CF VXXX

Transcript of merangkumRDT

Page 1: merangkumRDT

Dalam mengubah lingkungan luar menjadi lingkungan dalam ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh pada keadaan didalam sebuah ruang/bangunan, salah satunya adalah iklim, unsur iklim terdiri dari : 1.radiasi matahari

2.perbedaan suhu3.pergerakan udara (angin)4.hujan5.kelembapan

Ada lima jenis iklim yang harus diperhatikan dalam merubah ruang luar menjadi ruang dalam: 1.iklim global

2.iklim regional3.iklim kota4.iklim tapak5.iklim bangunan

Yang terpenting adalah memperhatikan bagaimana iklim pada tapak bangunan. Menurut Lippsmeier (1997), perbedaan temperatur yang kecil saja terhadap temperatur luar atau gerakan udara yang lambat sekalipun sudah dapat menciptakan kondisi yang nyaman bagi manusia yang sedang berada didalam ruangan yang dimaksud. Meskipun demikian, bukan temperatur rendah saja yang menunjang kenyamanan dari sebuah ruang, tetapi pendinginan yang jelas terdahap temperatur luar. Metode pengendalian iklim pada tapak antara lain:

Orientasi bangunan, Terdapat tiga faktor utama yang menentukan bagi perletakan sebuah masa:

1. Radiasi matahari dan tindakan perlindungan Dalam perancangan sebuah massa bangunan, orientasi terbaik adalah dengan menata

bangunan memanjang ke arah timur dan barat, sehingga bukaan dominan berorientasi kearah utara dan selatan. Sudut jatuh cahaya matahari juga penting dipertimbangkan, semakin curam, semakin besar penerimaan energi panas yang masuk kedalam bangunan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa fasad selatan dan utara menerima lebih sedikit panas dibandingkan dengan fasad barat dan timur.

2. Arah dan kekuatan angin Untuk iklim tropis-lembap, posisi bangunan yang melintang terhadap angin utama

lebih penting dibandingkan dengan perlindungan terhadap cahaya matahari. Karena pentingnya ventilasi silang untuk mendukung pergantian udara pada ruangan, yang akan mengurangi tingginya kelembapan.

3. Topografi Sifat permukaan di sekitar bangunan, mengenai vegetasi dan elemen air yang akan

sangat mempengaruhi iklim pada tapak. Selain itu, kondisi bangunan sekitar tapak juga mempengaruhi iklim tapak, umumnya bangunan-bangunan eksisting tapak selain memberikan pembayangan, yang merupakan aspek peneduhan juga mengurangi pemantulan radiasi matahari, meskipun tetap tergantung dari orientasi dan tata letak massa bangunan.

Page 2: merangkumRDT

Pemilihan material penutup permukaan tapak , Pemilihan bahan material yang digunakan pada tapak memberikan nilai radiasi matahari yang berbeda. Penyerapan atau pemantulan radiasi matahari terhadap permukaan tapak memberikan pengaruh yang besar terhadap temperatur udara tapak. Selain itu, pemilihan bahan permukaan, selain meliputi sifat permukaan seperti kasar atau licin, warna juga mempengaruhi pemantulan dan penyerapan cahaya.

(a) permukaan perkerasan (b) perkerasan rumput

Jika penggunaan material berpotensi memantulkan radiasi maka akan mempengaruhi kondisi temperatur udara pada iklim setempat, contohnya penggunaan keramik, beton, aspal, dan paving block. Sedangkan penggunaan rumput, semak pada tapak akan menyerap radiasi sehingga mampu membantu mengurangi tingkat radiasi terhadap iklim setempat.

Pembayangan, Pembayangan dapat digunakan untuk menurunkan temperatur udara akibat radiasi yang berlebihan, misalnya area sirkulasi, dan area-area terbuka yang luas dan tidak terdapat naungan. Cara yang tepat antara lain dengan penggunaan sirip penangkal cahaya matahari, secondary skin, perletakan vegetasi yang tepat pada tapak, penggunaan pergola dan lain-lain.

Pengendalian pergerakan udara pada tapak , Arah pergerakan udara pada tapak dapat dikendalikan dengan aspek yang tepat, contohnya dengan menggunakan vegetasi dan penataan masa terhadap angin dominan pada iklim setempat.

Peranan Vegetasi Terhadap Pergerakan udara

Page 3: merangkumRDT

Pada gambar diatas menunjukan pergerakan udara terhadap masa bangunan dan vegetasi yang ada. Beraneka macam kemungkinan ini akan mempengaruhi kenyaman termal di dalam bangunan.

Vegetasi , Penggunaan vegetasi pada tapak jika dirancang dengan baik dapat mempengaruhi arah dan kekuatan angin, menyimpan air, menurunkan temperature dan menyamarkan perbedaan temperatur. Pada dasarnya angin harus berhembus melalui daerah yang berada dalam bayangan sebelum mencapai bangunan, jangan melalui permukaan yang panas. Pada tempat-tempat dimana penguranan gerakan udara panas harus dihindari, dapat dipilih tanaman yang jarang, misalnya palem kipas dengan mahkota tinggi sehingga udara dapat mengalir besar dibawahnya dan hanya menghasilkan sedikit kelembapan oleh permukaan daunnya kurang rapat.

Untuk mendapatkan 3 kenyamanan yaitu termal, visual, dan audio pada suatu ruang auditorium, maka perlu ketelitian dalam mengatur sistem penghawaan, pencahayaan, dan akustik yang baik sehingga pengguna auditorium bisa maksimal merasakan fasilitas ketiganya.

1. Akustik Ruang

Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam gedung rapat akan sangat mempengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara. Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu :

Perubahan suara karena pemantulan dan Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain.

Pada intinya sistem akustik ruang adalah cara menata suatu ruang agar suara tidak terjadinya gangguan suara pada ruangan-ruangan seperti hall, panggung, auditorium, atau studio. Ada beberapa cara mendesain akustik ruang yaitu dengan material penutup dinding, bentuk dinding dan ceilling, pengaturan tata suaranya sendiri, tekstur permukaan dinding, dan lain-lain. Untuk menghindari suara pantul yang bisa mengaburkan suara langsung maka diperlukan bahan penyerap suara untuk melapisi dinding, contohnya pada gambar dibawah menggunakan lapisan peredam suara :

bahan dan material bisa bermacam-maca seperi gypsum, kalsiboard, polyester.

selain material, tekstur juga bisa digunakan untuk mengakali pemantulan suara, menggunakan tekstur bergerigi bisa membuat bias pemantulan suara menjadi pecah dan tidak terdengar lagi di telinga.

Page 4: merangkumRDT

Bentuk ceilling, bentuk ini adalah bentuk atap tidak datar, melainkan dengan lekukan dan sudut-sudut tajam, ini berfungsi untuk memantulkan suara ke tempat yang jauh dr pendengar/penonton teater.

2. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.

Dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini:

1) Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan melengkapi pencahayaan alami.

2) Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum

3) Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah menyebar atau tefokus pada satu arah

4) Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan yang diterangi atau tidak

5) Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya6) Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau

rendah.

Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni:1. Sistem Pencahayaan Merata, pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di

seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit.

2. Sistem Pencahayaan Terarah, pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu

Page 5: merangkumRDT

objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.

3. Sistem Pencahayaan Setempat, pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual.

Ada beberapa posisi dalam menempatkan lampu di sebuah auditorium. Tiga posisi utama depan, samping, bawah, dan latar belakang.

Front Lighting

Pencahayaan depan digunakan terutama untuk visibilitas dan warna. Hal ini juga digunakan untuk mengisolasi seseorang individu atau set piece. Lampu depan umumnya bekerja lebih baik jika ditempatkan pada sudut antara 30-50 derajat.

Side Lighting

Penggunaan yang paling umum samping efek pencahayaan. Sisi pencahayaan sering digunakan dengan warna lebih berani untuk aksen gerakan dan warna kontras yang datang dari sisi yang berlawanan.

Kembali Lighting

Seiring dengan pencahayaan sisi pencahayaan kembali digunakan untuk efek. Kembali pencahayaan sering digunakan untuk membuat kedalaman di atas panggung. Ketika digunakan dari sudut kembali pencahayaan rendah juga dapat memberikan rasa siluet. Satu hal yang perlu diingat ketika menggunakan pencahayaan belakang adalah bahwa lampu-lampu harus santai untuk para penonton. Jika lampu diposisikan ke mata penonton tidak akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Down Lighting

Down pencahayaan sering digunakan untuk menciptakan ilusi kedalaman. Pencahayaan ke bawah juga bekerja sangat baik untuk mengisolasi satu orang dari yang lain.

Latar Belakang Lighting

Latar pencahayaan adalah gaya yang sangat berani pencahayaan. Hal ini lebih cerah daripada bagian lain panggung. Ini adalah cara yang sangat kuat untuk menciptakan sebuah gambar.

3 Pengahawaan Buatan

Sistem penghawaan yaitu berasal dari sumber penghawaan, ada dua macam sumber penghawaan, yang pertama air cooling (mendinginkan) dan kedua air condition (mengkondisikan). Pada suhu tertentu di sebuah ruang bisa ditentukan antara penggunaan air cooling atau air contion, semakin kontras antara suhu luar dengan suhu dalam ruangan (misal suhu diluar 330 C dan suhu didalam ruangan mencapai 380 C) maka ruang dalam harus dikondisikan agar pengguna ruangan bisa nyaman untuk melakukan aktivitas mereka.

Alfin Achlamiyatus S125060500111073