Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta...

36
Edisi 03/Tahun IX/Maret 2011 1.500 DESA TERIMA RP. 375 MILYAR DANA BLM RIS-PNPM LIPUTAN KHUSUS Garuda Gandeng Kanguru Buka Keran Air Minum Indonesia 14 INFO BARU 1 Konsultasi Regional Kementerian Pekerjaan Umum 2011 Prioritaskan Program Pro Rakyat 18 Merajut Asa MDGs Bersama CSR Merajut Asa MDGs Bersama CSR

Transcript of Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta...

Page 1: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Edisi 03/Tahun IX/Maret 2011

1.500 Desa Terima rp. 375 milyar Dana Blm ris-pnpm

lipUTan KHUsUsGaruda Gandeng Kanguru Buka KeranAir Minum Indonesia 14

inFO BarU 1Konsultasi Regional Kementerian Pekerjaan Umum 2011 Prioritaskan Program Pro Rakyat 18

Merajut Asa MDGs

Bersama CSRMerajut Asa MDGs

Bersama CSR

Page 2: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Gema PNPM30 1.500 Desa Terima Rp. 375

Milyar Dana BLM RIS-PNPM

32 Program Pemberdayaan Masyarakat Sumbang 70% Pengurangan Kemiskinan

Liputan Khusus14 Garuda Gandeng Kanguru

Buka Keran Air Minum Indonesia

daftar isiMARET 2011

http://ciptakarya.pu.go.id

Redaksi menerima artikel, berita, karikatur yang terkait bidang cipta karya dan disertai gambar/foto serta identitas penulis. Naskah ditulis maksimal 5 halaman A4, Arial 12. Naskah yang dimuat akan mendapat insentif.

PelindungBudi Yuwono PPenanggung JawabDanny SutjionoDewan RedaksiAntonius Budiono, Tamin M. Zakaria Amin, Susmono, Guratno Hartono, Joessair Lubis, Budi HidayatPemimpin RedaksiDwityo A. Soeranto, SudarwantoPenyunting dan Penyelaras NaskahT.M. Hasan, BukhoriBagian ProduksiDjoko Karsono, Emah Sadjimah,Radja Mulana MP. Sibuea, Djati Waluyo Widodo, Aulia UI Fikri,Indah RaftiartyBagian Administrasi & DistribusiSri Murni Edi K, Ilham Muhargiady,Doddy Krispatmadi, A. Sihombing,Ahmad Gunawan, Didik Saukat Fuadi,Harni Widayanti, Deva Kurniawan,Mitha Aprini, NurfhatiahKontributorPanani Kesai, Rina Agustin Indriani,Nieke Nindyaputri, Hadi Sucahyono,Amiruddin, Handy B. Legowo,Endang Setyaningrum, Syamsul Hadi,Didiet. A. Akhdiat, Muhammad Abid,Siti Bellafolijani, Djoko Mursito,Ade Syaeful Rahman,Th. Srimulyatini Respati,Alex A.Chalik,Bambang Purwanto, Edward Abdurahman, Alfin B. Setiawan,Deddy Sumantri,M. Yasin Kurdi, Lini TambajongAlamat RedaksiJl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110 Telp/Fax. [email protected]

4 Merajut Asa MDGs Bersama CSR

8 CSR, Tak Cukup Peraturan dan Pengalaman

11 CSR: Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Berita Utama

18

28

18 Konsultasi Regional Kementerian Pekerjaan Umum 2011 Prioritaskan Program Pro Rakyat

22 Persiapan SEA Games XXVI PU Hijaukan Kawasan Jakabaring Palembang

25 Menunggu RUU Rumah Susun Memihak MBR

Info Baru

4

Inovasi28 Galaknya Singapura pada

Sampah, Bak Singa Sayangi Anaknya

RALAT !Pada Edisi Februari 2011 Rubrik Inovasi Halaman 18, terdapat perbaikan pada latar berita yang seharusnya menjadi:“ Tahukah Anda? Kaum hawa ternyata membutuhkan waktu rata-rata minimal 4,2 menit dan maksimal 7,1 menit untuk buang air kecil, sedangkan kaum adam hanya membutuhkan waktu minimal rata-rata 2,6 menit dan maksimal 4,3 menit”.Tim Redaksi memohon maaf atas ketidaknyamanan pembaca atas kesalahan tersebut. Terimakasih.

Page 3: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Rusunawa Jepara, Jawa Tengah

Kami sebagai staf pengelola UPT rumah susun di wilayah Jepara mohon solusi atas berbagai problem yang terjadi. Di wilayah kami, Rusunawa sangat diminati masyarakat, tetapi kami sering mendapat komplain dari penghuni karena masalah yang terjadi seperti ke bo-coran pada lantai rusun, sehingga mengenai lantai bawahnya. Kami sudah melakukan pembenahan tetapi hanya bertahan 6 bulan untuk atasi kebocoran. Mohon solusi dari Satker Pengembangaan Kawasan Permukiman Strategis (PKPS) Ditjen Cipta Karya terhadap masalah ini. Terimakasih. Hadi Subiyanto

editorialCSR Bukan Semata Charity

Yth. Bapak Hadi SubiyantoMenanggapi masalah tersebut di atas, kami akan mengirimkan tim secepatnya untuk melakukan evaluasi bersama-sama dengan UPT Rusunawa Jepara. Terimakasih. (Satker PKP Strategis Dijen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum).(Tanggapan Bapak Hadi Subiyanto: Terima kasih atas tanggapan yang sangat sigap dan cepat dari Ditjen Cipta Karya. Tim sudah turun ke lapangan untuk meninjau kerusakan bangunan Rusunawa Jepara. Semoga hasil invetigasi dan evaluasi mengenai problem Rusunawa di Jepara segera diatasi dan ditindaklanjuti demi keamanan dan kenyamanan penghuni Rusunawa di Jepara)

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email [email protected] atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id

.....Suara Anda

Foto Cover : Anak-anak Desa Kumbasa, Kec. Sindue, Kabupaten Dong- gala, Sulawesi Tengah harus mengambil air dari sungai meskipun sudah tersedia air bersih dari program PAMSIMAS.

Suatu ketika sebuah perusahaan melaksanakan program tanggung jawab sosialnya atau lebih dikenal sebagai CSR (Corporate Social Responsibility) di suatu desa. Setelah masyarakat berembug, maka diputuskan di bangun sebuah sistem penyediaan air minum untuk mencukupi kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari seperti mencuci, mandi, masak, maupun minum. Namun setelah berjalan beberapa bulan, pompa air sebagai salah satu komponen sistem tersebut tak berfungsi. Masyarakat marah, dan meminta perusahaan tersebut menggantinya. Setelah pompa diganti, ternyata pipa transmisinya pun bocor dan air tak sampai ke rumah warga. Protes lagi! Alih-alih ingin membantu masyarakat, perusahaan itu pun semakin banyak merogoh koceknya.

Dari kejadian itu pasti ada yang salah. Mungkin bukan perusahaan dan masyarakatnya yang patut dipersalahkan. Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali tak memberdayakan masyarakat, yaitu mengajak mereka dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai pemeliharaan. Maka, memandirikan masyarakat dengan CSR jadi hal penting selanjutnya di tengah banyak kritikan tentang CSR yang hanya bersifat charity. Jangan heran jika ada yang mengkhawatirkan, banyaknya pelaksanaan program CSR yang dilakukan perusahaan tidak mendapat dukungan kelembagaan masyarakat yang mantap. Dananya memang diterima masyarakat untuk menentukan apa yang dibangun, namun apakah selama perencanaan dan pelaksanaan, hingga pemeliharaan, masyarakat bisa diandalkan?

Menyebut kemandirian masyarakat, maka tidak salah jika Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum menjadi contoh. Sejak tahun 1999, Ditjen Cipta Karya memiliki pengalaman berharga membangun karakter masyarakat melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM – Mandiri) seperti, Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), dan Pembangunan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW).

Langkah Cipta Karya menggandeng Corporate Forum for Community Development (CFCD) sudah tepat. Dengan kombinasi keduanya diharapkan mampu melaksanakan CSR yang lebih berkualitas. Sebut saja Ditjen Cipta Karya memiliki sedikitnya tiga hal antara lain; pertama, dapat memberikan fasilitasi dalam penyusunan keterpaduan program yang komprehensif (saling mengisi dalam pembangunan infrastruktur). Kedua, dapat memberikan fasilitasi untuk pedoman dan standar perencanaan, pembangunan, operasi dan pemeliharaan infrastruktur permukiman, dan ketiga, memiliki pengalaman dalam melakukan pem-bangunan yang berdasarkan pendekatan pemberdayaan masyarakat, yang mana hal ini merupakan pen-dekatan dalam pelaksanaan kegiatan CSR.

CSR menjadi Berita Utama dalam Edisi Maret 2011. Selain itu Redaksi juga menampilkan liputan khusus tentang kerjasama negeri kanguru dan Indonesia dalam membuka keran air minum untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Info Baru menampilkan informasi kegiatan Konsultasi Regional 2011, penghijauan kawasan Stadion Jakabaring Palembang, serta informasi menarik lainnya.

Selamat membaca dan berkarya!

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 3

Page 4: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

CCapaian MDGs bidang Cipta Karya pada akhir 2009 untuk akses penduduk terhadap air mi-num yang aman mencapai 47,7% dimana target 2015 sebesar 68,87%. Sedangkan di sek tor sanitasi sudah mencapai angka 51,1% dari target tahun 2015 sebesar 62,4%.

Menurut Rencana Strategis Ditjen Cipta Kar ya, dana APBN yang tersedia untuk pem-biayaan seluruh pembangunan bidang Cipta Karya Tahun 2010 – 2014 hanya sebesar Rp. 50 Triliun. Sebagai contoh, dana yang diperlu-kan untuk sektor air minum untuk mencapai target MDGs diperlukan dana sebesar Rp 46 Trilyun, sedangkan dana APBN yang tersedia

MDGs sudah dekat. Millennium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan milenium adalah komitmen bersama internasional dalam rangka mempercepat pencapaian

kesejahteraan masyarakat. Salah satu komitmen di bidang Cipta Karya ialah menambah pelayanan akses air minum dan sanitasi untuk 50% penduduk yang belum mendapatkannya.

Target itu harus dicapai pada 2015 atau hanya empat tahun waktu yang dimiliki Indonesia untuk merealisasikannya.

Merajut Asa MDGs Bersama CSRB

erita

Uta

ma

sampai dengan tahun 2014 hanya sebesar Rp. 12 Triliun. Sementara itu, untuk sektor sa nitasi, kebutuhan dana yang diperlukan sam pai tahun 2014 diperkirakan sebesar Rp. 62 Triliun, padahal dana APBN yang tersedia se-besar Rp. 14 Triliun.

Oleh sebab itu diperlukan alternatif sum-ber pendanaan selain APBN dan APBD. Upa-yanya antara lain melalui hibah (grant), pinja-man lunak (soft loan), dana-dana masyarakat dan kerjasama dengan dunia usaha/pihak swasta, termasuk melalui Corporate Social Res ponsibility (CSR) .

Alternatif sumber pendanaan ini didasari

Perahu melintasi Sungai Martapura, Banjarmasin. Penerapan CSR perlu kendaraan yang tepat untuk mengangkut potensi dana CSR.

4 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 5: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

BERITAUTAMA

adanya peraturan yang semakin jelas dan memperkuat pelaksanaan alternatif investasi. Peraturan tersebut adalah Peraturan Presi-den Nomor 13 tahun 2010 perubahan atas Perpres Nomor 67 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam pe-nyediaan infrastruktur, dan Memo ran dum of Understanding (MoU) antara Direktorat Jen-deral Cipta Karya dengan Corporate Forum for Community Development (CFCD). Dunia in-ternasional juga semakin menegaskan pent-ingnya CSR bagi Perusahaan dan Pemerintah dalam mensejahterakan masya rakat yaitu dengan diberlakukannya ISO 26000 : 2010 International Guidance Standard on Social Re-sponsibility.

Kemitraan MultipihakPola kemitraan multipihak mulai dirintis lagi oleh Ditjen Cipta Karya untuk merajut asa tercapainya target MDGs. Menurut Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Budi Yuwono, kegiatan ini didasari fakta seringnya pembangunan yang dilaku-kan berbagai pihak masih berjalan sendiri-sendiri (miskin koordinasi). Sementara itu banyak potensi yang belum termanfaatkan, diantaranya melalui CSR dan Masyarakat.

“Banyak perusahaan yang tertarik untuk ber partisipasi dalam Program Kemitraan Mul -ti-Pihak di Bidang Air Minum dan Penyeha tan Lingkungan, namun tidak tahu harus memu-lai darimana, masuk lewat mana dan meng-hubungi siapa,” kata Budi.

Kemitraan multipihak mulai diinisiasi Dit-

jen Cipta Karya bersama Indonesia Business Link (IBL) Danone Aqua, dan Action Contre Le Faim (ACF). Ditjen Cipta Karya berperan mem-fasilitasi komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan lembaga terkait di ting kat daerah dan pusat. IBL juga memfasili-tasi program-program baru di bidang sosial dan lingkungan dengan menghimpun mitra di kalangan perusahaan yang menjalankan CSR.

Sementara Danone Aqua merupakan sa-lah satu perusahaan yang turut berperan serta dalam pencapaian target MDGs di bi-dang air minum dan penyehatan lingkungan dengan menggunakan pendekatan berbasis ma sya rakat melalui CSR. Program kemitraan tahap I AQUA dengan Action Contre La Faim (ACF) – “1 L untuk 10 L” di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur telah menyediakan air bersih untuk 12.000 penduduk di beberapa desa di Kecamatan Boking dan Amanatun Utara. Action Contre Le Faim (ACF) merupakan lembaga kemanu-siaan bersifat non-profit yang bermitra den-gan AQUA.

Kemitraan multipihak memiliki prinsip-prin sip antara lain; berbasis masyarakat (da lam Pe rencanaan, Pelaksanaan dan Pe-nge lo laan), Ke mitraan (Pemerintah Pusat, Pe merin tah Da e rah, Swasta, LSM, dan Masya-rakat), partisipatif, trans paransi, tanggap ke-bu tuhan, te pat mu tu, keberlanjutan sarana, keberpiha kan pa da masyarakat miskin, ke se-taraan gender, dan da pat dipertanggungja-wabkan.

Pada tahun 2010, kerjasama multipihak antara Ditjen Cipta Karya dengan PT. Tirta In-vestama (Aqua Danone) terwujud di sektor air minum. Sampai saat ini, kemitraan multipihak tersebut masih berjalan yang men cakup ke-giatan fisik berupa pembangunan sarana air minum dan kegiatan non-fisik berupa pelati-han dan bimbingan kelembagaan. Ke mitraan ini melibatkan empat pihak, yaitu Ditjen Cipta Karya, Kabupaten Serang, PT. Tirta Investama (Aqua Danone) dan Kelompok Swadaya Ma-syarakat Rekonvasi Bumi.

Ditjen Cipta Karya dan Aqua Danone se-mentara ini baru mengimplementasikan pro-gramnya di dua kabupaten, yaitu Serang dan Sukabumi. Di Kabupaten Serang, kemitraan ini membangun prasarana dan sarana air mi-num berkapasitas 8 liter/detik untuk melaya-ni kebutuhan air minum sekitar 6.862 jiwa di Desa Cipayung dan Desa Cisaat, Kecamatan Padarincang. Sementara di Kabupaten Suka-bumi sedang dibangun prasarana yang sama bagi sekitar 6.500 jiwa di Desa Nanggerang Kecamatan Cicurug dengan dibantu Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII). Peran pemerintah daerah yang direpre-sen tasikan oleh Bappeda dan Dinas Peker-jaan Umum setempat bertugas sebagai ko or-di na tor di tingkat lokal, penyedia dana pen -dukung, dan penyedia lokasi kegia tan. Se -dangkan peran LSM melakukan pe ngem-ba ngan kapasitas komunitas (masyarakat) se panjang kegiatan berlangsung.

Cipta Karya dan CFCDKasubdit Kerjasama Luar Negeri, Ditjen Cip-ta Karya, Dwityo A. Soeranto menjelaskan, Ditjen Cipta Karya telah melakukan studi Id entifikasi Rencana Investasi Bidang Cipta Kar ya Melalui Kemitraan Multipihak di empat wilayah yang potensial, yaitu Provinsi Kali-mantan Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Studi ini dilaku-kan untuk mengidentifikasi potensi kegiatan yang tercantum dalam dokumen RPIJM (Ren-cana Program Investasi Jangka Menengah), terutama kegiatan bidang Cipta Karya yang dapat dibiayai melalui kerjasama multipihak, termasuk dunia usaha melalui program CSR.

“Kerjasama multipihak melalui CSR terse-but diharapkan dapat membantu Pemerin-tah Daerah terutama dalam penyediaan in-frastruktur yang belum dapat didanai baik me lalui APBD ataupun APBN,” ujar Dwityo.

Sementara itu Pemerintah melakukan sin-kronisasi program agar tidak terjadi tumpang

SANIMAS Kampung Cucung, RT 01/RW 1 Desa Janti Kecamatan Waru, Sidoarjo

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 5

Page 6: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

tindih, sebagaimana dituangkan dalam PP No. 38 tahun 2007 tentang pembagian uru-san antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Pro vinsi, dan Pemerintah Kab/Kota, terma-suk dalam kegiatan penyediaan infrastruktur yang telah tertuang dalam RPIJM.

Pada 8 Maret 2011 yang lalu di Banjarma-

sin, Kementerian Pekerjaan Umum, melalui Ditjen Cipta Karya, telah menandatangani Me morandum of Understanding (MoU) den-gan CFCD mengenai Pembangunan Prasa-rana dan Sarana Bidang Cipta Karya Melalui Kerjasama Kemitraan Multipihak yang di-tandatangani oleh Dirjen Cipta Karya dan Is-

kandar Sembiring selaku Sekretaris Jenderal CFCD. Penanda tangan MoU ini diharapkan menjadi awal dari tindakan untuk merealisa-sikan pembangunan infrastruktur dalam Bi-dang Cipta Karya melalui kerjasama CSR. Dwityo melanjutkan, kemitraan multipi-hak bersama CFCD maupun IBL akan saling menguntungkan karena masing-masing pi-hak memiliki kelebihan dan kemampuannya sendiri. Dalam hal ini sedikitnya Ditjen Cipta Karya memiliki tiga hal antara lain; pertama, dapat memberikan fasilitasi dalam penyusu-nan keterpaduan program yang komprehen-sif (saling mengisi dalam pembangunan infra-struktur). Kedua, dapat memberikan fa silitasi untuk pedoman dan standar perenca naan, pembangunan, operasi dan pemeliharaan in -frastruktur permukiman, dan ketiga, memili ki pengalaman dalam melakukan pembangu-nan yang berdasarkan pendekatan pember-dayaan masyarakat, yang mana hal ini me ru-pakan pendekatan dalam pelaksanaan kegiat an CSR.

Lebih jauh, kesepakatan yang tertuang da lam MoU antara CFCD dan Ditjen Cipta Karya tersebut antara lain menyebut bah-wa Ditjen Cipta Karya bertanggung jawab menyedia kan dokumen RPIJM sebagai pedo-man stra tegi pembangunan prasarana dan sarana bi dang Cipta Karya di kabupaten/ko-ta, menye diakan buku panduan teknis me-ngenai pembangunan prasarana dan sarana bidang Cipta Karya, melakukan koordinasi, baik di tingkat pusat maupun provinsi/kabu-paten/kota dalam keterpaduan penyusunan program bidang Cipta Karya, serta melaku-kan pendampingan terhadap pelaksanaan

Long-listperusahaan

yangmenyeleng-

garakan program CSR

Penilaian berdasarkan

tingkat relevansi

bisnis perusahaan

Komitmen awal berupa

nota kesepahaman

Komunikasi tingkat lanjut

dengan perusahaan calon mitra

Identifikasi Perusahaan

yangmenyeleng-

gara kanProgram CSR

Pendekatan Kepada Perusahaan Penyelenggara CSR

Indikasi Kriteria Pembiayaan CSR Dalam Rangka Pembiayaan RPIJM Ke-Cipta Karyaan-an

No.

A

B

C

D

Sektor/Komponen

Pengembangan Air Minum

Penyehatan Lingkungan Komponen Persampahan

Komponen Air Limbah

Komponen Drainase

Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pengembangan Permukiman

Jenis Kegiatan

Konservasi Sumber Air Baku

Sistem Air Minum IndividualSistem Air Minum Kawasan Kumuh/PerdesaanKampanye/Sosialisasi/Penyadaran Masyarakat

Sosialisasi, Pelatihan, Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dalam pelaksanaan 3R. Pengadaan Sarana Pengelolan Sampah dan pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)

Sosialisasi dan Kampanye dalam Pengelolaan Air Limbah skala rumah tangga dan lingkungan.Pembangunan Sistem Individual, Komunal dan Kawasan.

Pengembangan Pengelolaan Sampah dan Drainase Terpadu (Ecodrain).Reboisasi dan penghijauan kawasan resapan air.Drainase kawasan mandiri

Penataan Ruang Terbuka Hijau Revitalisasi Kawasan BersejarahRevitalisasi Kawasan TradisionalKehandalan Bangunan

Pengembangan Kawasan AgropolitanPembangunan Kawasan KumuhPembangunan Kawasan Konflik/Wilayah Perbatasan

Lokasi Target

Daerah konservasi lokal & regional serta derah rawan kekeringanKawasan perdesaan Kawasan kumuh/PerdesaanKawasan kumuh/Perdesaan

Kawasan Perkotaan dan Perdesaan

Kawasan Perkotaan

Kawasan Perkotaan dan Perdesaan

Kawasan Perkotaan/Perdesaan

Kawasan Perkotaan dan Perdesaan

Perkotaan dan Perdesaan

Perkotaan dan perdesaan

Kawasan PerkotaanKawasan Perdesaan dan PerkotaanKawasan Perdesaan dan PerkotaanKawasan Perkotaan

Kawasan perdesaan Kawasan perdesaan dan perkotaan Kawasan perdesaan dan perkotaan

Tidak hanya di atas kertas, diharapkan MoU ini akan berlanjut dengan bentuk kerja sama multipihak antara perusahaan dengan pemerintah daerah Kabupaten/Kota yang akan

dituangkan dalam Memorandum of Ag ree ment (MoA).

6 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 7: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

biring, saat ditemui usai pembentukan CFCD Chapter Kalimantan Selatan menuturkan, pi -haknya siap mengerahkan anggotanya yangsaat ini sudah ada di 18 Chapter untuk be-kerjasama memanfaatkan kerjasama de ngan Ditjen Cipta Karya. Ia mengakui selama ini pelaksanaan CSR yang dilakukan anggo ta-nya masih banyak kendala, terutama masa-lah teknis dan kelembagaan masyarakat. Ia memberikan acungan jempol terhadap pro-gram PNPM Mandiri seperti P2KP, PAMSIMAS, dll dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat. “Salah satu perusahaan anggota kami per- nah membangun prasarana dan sarana air bersih di suatu desa. Namun karena kesa la-han teknis dan gagal memberdayakan ma-syarakatnya, perusahaan ini didemo masya-ra kat untuk segera memperbaikinya. Ada ju ga yang membangun jalan akses menuju ke bun, tapi malah pencurian kayu semakin ma rak dengan makin mulusnya jalan itu,” ka-ta nya. (bcr)

BERITAUTAMA

pro gram sesuai tugas pokok dan fungsi Dit-jen Cipta Karya.

Sementara tugas CFCD menyediakan in-formasi mengenai profil perusahaan anggota CFCD dan program kemitraan multipihak ter masuk CSR yang dilakukan oleh anggota-nya, melakukan koordinasi diantara anggo ta CFCD untuk melakukan pembangunan pra-sarana dan sarana bidang cipta karya melalui dana CSR, dan memastikan adanya anggota CFCD untuk melaksanakan CSR bidang Cipta Karya.

Tidak hanya di atas kertas, diharapkan MoU ini akan berlanjut dengan bentuk kerja-sama multipihak antara perusahaan dengan pemerintah daerah kabupaten/kota yang akan dituangkan dalam Memorandum of Ag-ree ment (MoA). Ditjen Cipta Karya juga akan memfasilitasi Kabupaten/Kota yang me miliki kegiatan bidang Cipta Karya dan ber potensi untuk dikerjasamakan melalui kemitraan mul tipihak untuk kemudian diteruskan me-lalui CFCD kepada perusahaan-perusahaan yang berminat bekerjasama dengan Ditjen Cip ta Karya. Pada gilirannya kita bisa ber-harap banyak melalui program CSR yang di-jalankan oleh perusahaan-perusahaan dapat memberikan kontribusi terhadap pencapa-ian salah satu target MDGs.

Corporate Forum for Community Develop-ment (CFCD) dideklarasikan pada 24 Septem-ber 2002. Hingga kini telah memiliki 18 Chap-ter provinsi dan 2 Sub Chapter, yaitu Chapter Provinsi NAD, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Teng-

ah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sub Chapter Jawa Barat (Bekasi dan Bogor), Papua, Gorontalo, dan terakhir baru dibentuk adalah Chapter CFCD Kalimantan Selatan.

Potensi dunia usaha yang ada di Kaliman-tan Selatan antara lain; PT Adaro Indonesia, PT Arutmin Indonesia, PTPN XIII (Persero), PT Inhutani (Persero), Astra Group, Hunamas Group, PT Indocement Tunggal Prakasa, PT Interex Sacra Raya, PT Kusuma Raya Utama, PT Mandiri Intiperkasa, PT Multi Harapan Uta-ma, PT Multi Karya Develindo, PT Nusaminera Uta ma, PT Pamapersada Nusantara, PT Sum-ber Mitra Jaya, PT Sydney Metal Industry, PT Jorong Barutama Greston/ITM Tbk, PT Ken dilo Coal Industry, PT PLN, PT Telkom In-donesia, PT Pertamina, PT Tanito Harum, PT Medco E&P Indonesia, PT Thiess Contractors Indonesia, PT Tri Usaha Bhakti, PT Smart Tbk, PT Total E&P Indonesia, PT Asia Grain Interna-tional Tbk, Lembaga Perbankan, BUMD, dan lain-lain. Sekretaris Jenderal CFCD, Iskandar Sem-

Contoh Kegiatan CSR

Peluang Kemitraan CSR

No.

1

2

3

4

Peluang

Tinggi

Sedang

Rendah

Rendah Sekali

SUMUT

BNI

Lafarge Cement Indonesia

Inalum

London Sumatera Indonesia

KALTIM

Interex Sacra RayaBerau Coal Pertamina RUV

Mahakam Sumber Jaya

Lanna Harita Indonesia

ITM Tbk.

Sembrani Persada

KALSEL

Arutmin Indonesia

Jorong Barutama Greston

Telkom

BLS

Indocement Tunggal Prakasa

Adaro Indonesia

PLN

Nama Perusahaan

No.

1

2

3

4

5

6

7

Kabupaten/Kota

Kab. Tanah Bumbu

Kab. Padang Panjang

Kab. Samosir

Kota Banjarmasin

Kab. Tabalong

Kab. Kutai

Kabupaten Berau

Perusahaan

PT. Arutmin Satui

PT. Adaro Indonesia

PT Toba Pulp Lestari, Tbk

PT. BNI

PT. Adaro Indonesia

PT. TOTAL

PT. Berau Coal

Kegiatan CSR

Pembuatan sumur air bersih

Penyediaan perpipaan air bersih

Melakukan 3R

Pengadaan Tong Sampah

Pembangunan jalan perkebunan

Jaringan pipa distribusi dan sambungan rumah

Pengolahan Limbah jadi kompos, pembuatan gorong-gorong

Penandatangan MoU Kemitraan Mulitipihak Ditjen Cipta Karya dan CFCD

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 7

Page 8: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Area perburuan Ditjen Cipta Karya mulai meluas. Pencarian alternatif pendanaan kini mulai membidik kemitraan multipihak, salah satunya pemanfaatan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dimiliki semua perusahaan di Indonesia maupun dunia. Untuk

masuk wilayah ini, Ditjen Cipta karya dinilai cukup siap dengan perangkat yang ada, seperti peraturan perundangan, jaringan, pedoman teknis, dan tentu saja pengalaman di banyak program pemberdayaan masyarakat. Tapi apakah cukup faktor itu sebagai bekal? Untuk

mengetahui kesiapan ini, berikut petikan wawancara Redaksi dengan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Budi Yuwono.

CSR, Tak CukupPeraturan dan Pengalaman

T: Apa upaya pemerintah untuk menu­tup defisit dana pengembangan air minum dalam rangka mencapai tar­get MDGs 2015?

J: Seperti yang sering kami sampaikan, kondisi Indonesia dari sisi pelayanan infrastruktur permukiman seperti air minum, sanitasi, jalan lingkungan, dan lainnya masih tertinggal. Seperti yang sering saya paparkan angkanya, se-dang kan kemampuan kita maksimal hanya 25% per tahunnya. Dengan de mikian sejak tahun 2005 kita me-nge luarkan kebijakan kita, misalnya di bidang air minum, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 16/2005 tentang Sis tem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk mempercepat pelayanan. Salah satu caranya adalah membentuk ke-lem bagaan yang mantap dan men-ca ri alternatif pembiayaan yang lebih va riatif, seperti APBD, hibah (grant),

pin jaman lunak (soft loan), Kerjasama Pe-merintah Swasta (KPS) atau Public Pri vate Partnership (PPP), dana-dana ma sya rakat dan kerjasama dengan dunia usa ha/pihak swasta, termasuk melalui Cor porate Social Responsibility (CSR).

T: Mengapa CSR perlu didorong lebih kuat?

J: Pelayanan prasarana dan sa-rana bidang Cipta Karya se -bagian besar menyasar ma -syarakat miskin, seperti ak ses air mi num yang aman, sa -nitasi (air limbah), per sam pa-han, akses jalan lingkungan di per de sa an maupun di ka wasan pinggiran perkota-

an, dll. Di tengah ke-terbatasan ang -ga ran peme -r i n t a h ,

keterlibatan pi hak do nor, baik domestik yang salah sa tunya me la lui CSR, maupun luar negeri akan sa ngat membantu me-ngentaskan ma sya ra kat mis kin dari keter-tinggalan.

Sejak dua tahun lalu sampai sekarang, ki ta mendapatkan hibah dari Pe-

merintah Aus tralia melalui In -donesia Infrastructure Initi-

ative (INDII) yang berbasis kinerja PD AM. Dengan

bantuan itu, masyarakat pe ne rima Sambungan

Ru mah (SR) dimu dahkan dengan mengangsur bia- ya pe nyam bungan se -lama setahun, bah kan

le bih. Prin sipnya, hi bah itu tidak mem-

b a n t u

Ber

ita U

tam

a

8 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 9: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

ya melalui Kemitraan Multipihak di empat wilayah yang potensial, yaitu Provinsi Ka-limantan Selatan, Kalimantan Timur, Su-matera Utara dan Sumatera Selatan. Stu-di ini dilakukan untuk mengidentifikasi po tensi kegiatan yang tercantum dalam do kumen RPIJM (Rencana Program In ves-tasi Jangka Menengah), terutama ke giatan bi dang Cipta Karya yang dapat dibiayai me lalui kerjasama multipihak, ter masuk du nia usaha melalui program CSR.

T: Apa saja kegiatan dalam RPIJM yang po­tensial untuk dikerjasamakan melalui CSR?

J: Semua sektor bidang Cipta Karya po ten-sial untuk dikerjasamakan me lalui CSR. Ka mi menugaskan satu subdirektorat, ya-i tu Subdit Kerjasama Luar Negeri untuk memfasilitasi kemitraan dengan pe r usa-haan dalam menggali potensi dana CSR. Saya yakin telah banyak per usahaan yang melakukan program CSR, namun belum terkoordinasi dengan baik, khususnya un-tuk pembangunan infra struk tur permu-kiman.

Sebagai contoh, ada satu perusahaan di Kalimantan Selatan yang telah mengi-rimkan data rincian kegiatan CSR-nya ke-

BERITAUTAMA

Pem da atau PDAM, tapi mem bantu ma-sya ra kat miskin un tuk me -ng akses air mi num

per pi paan yang aman. Jika negara lain saja bisa

me la ku kannya, me ngapa ti dak de ngan pe ru sahaan

yang ber diri di atas tanah air yang se ke lilingnya masih banyak war ga mis kin dengan ke tertinggalan in fra struktur per-

mukiman.

T: Bagaimana mekanisme pengga­ langan CSR dari pe rusahaan –

perusahaan po tensial?J: Yang penting kita bisa meng-

ga lang me reka dengan sha ring in formasi mengenai pro gram ma-sing-masing. Ke mudian ki ta sin-kron kan program ka mi (Ditjen Cip ta Kar ya, red) dengan prog ram CSR peru sahaan yang terkait Cipta Karya. Dengan me man faatkan ke le-bih an masing-masing, itu baru na ma nya kerjasama. Peru saha an me miliki da na-nya, kami me miliki ke lembagaan dan pe-doman teknis pem bangunan yang me -reka ingin lak sanakan. Selain itu ka mi juga

memiliki pengalaman di ribuan desa pe-nerima program pem berdayaan masya-ra kat. Kita juga tidak bi sa menepis masya-rakat se bagai unsur keberhasilan program CSR.

Saya khawatir, banyaknya pelaksanaan program CSR yang perusahaan lakukan tidak mendapat dukungan kelembagaan masyarakat yang mantap. Dananya me-mang diterima masyarakat untuk me nen-tukan apa yang dibangun, na mun apakah

selama perencanaan dan pe lak sanaan, hing ga pemeliharaan, ma sya rakat bisa di-an dalkan? Di sini Cipta Karya memiliki pe-ngalaman berharga mem bangun karakter

masyarakat, di ban tu para fasilitator, me-lalui Program Na sional Pemberdayaan Masyarakat (PN PM – Mandiri) seperti, Pro-g ram Pe nang gulangan Kemiskinan Per -kotaan (P2 KP), Program Pembangunan In-

fra struk tur Per desaan (PPIP), Penye dia an Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyara-kat (PAM SIMAS), dan Pembangunan In fra -st ruktur Sosial Eko nomi Wilayah (PISEW).

Kami juga telah melakukan studi Iden-tifikasi Rencana Investasi Bidang Cipta Kar-

pada kami. Mereka telah bekerjasama dengan beberapa kabupaten di Kali-man tan Selatan selama beberapa ta-hun. Untuk tahun 2010 telah mengalo-kasikan dana CSR-nya sebesar Rp 10,6 miliar, di mana terdapat alokasi un tuk sektor Cipta karya sekitar Rp. 2,5 mi liar. Untuk itu kami sangat percaya, me lalui kemitraan multipihak an tara pe merin-tah pusat, pemerintah dae rah, pe r u sa -haan dan masyarakat bah wa pem ba-ngunan infrastruktur per mu ki man da p- at lebih terintegrasi dan akan ter jadi ak-selerasi pembangunan eko no mi yang berkelanjutan.

T: Bagaimana Bapak melihat kegiatan CSR selama ini dalam pembangunan in fra struktur permukiman di wilayah ope ra sio nal suatu perusahaan?

J: Saya yakin ada yang berhasil baik, dan banyak yang belum maksimal. Tidak hanya oleh perusahaan, kegiatan kami pun dalam memenuhi target MDGs ini ma sih penuh liku (baca=kendala). Kendala itu misalnya kurang meratanya cakupan dan kualitas pelayanan air mi-

num di per desaan, lemahnya ka pa sitas SDM dan le mahnya fungsi lem baga/

Masyarakat Suku Bajo di Torsiaje, Kab. Pahuwito, Gorontalo kini mendambakan diteruskannya perbaikan jalan kayu beserta atap permanen.

Kegiatan ini sebelumnya dilakukan oleh Satker Pengembangan Permukiman Provinsi Gorontalo pada tahun 2008, namun sepertiga dari panjang jalan di perumahan di atas air belum beratap sehingga

cepat rusak.

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 9

Page 10: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

BERITAUTAMA

dinas di daerah. Tugas dan ke wenang-an dalam pelayanan air mi num juga belum banyak dipahami, masih perlu perubahan mindset ten tang penye-leng garaannya. Selain itu partisipasi ma syarakat dan dunia usa ha, serta mi-nim nya akses mencapai wi layah remo-te area.

Kami telah menetapkan pola pende-ka tan pembangunan permukiman, di -ma na untuk kegiatan yang bersifat cost

re covery, seperti air minum, ha rus di -la kukan secara mandiri atau de ngan pen dekatan pengusahaan. Na mun un -tuk ke giatan yang non cost recovery, se-perti ja lan poros desa, di lakukan ker ja- sama de ngan Pemda dan meru pakan kegiatan sti mulan yang berda sarkan RPIJM bidang Cip ta Karya. Kegiatan ini harus dilakukan de ngan pen dekatan pem berdayaan untuk men do rong pe-ran masyarakat dalam pem ba ngu nan-nya.

T: Apa harapan Bapak dengan MoU ini yang ditandatangani?

J: Yang terdekat tentu saja duduk ber sama untuk menyusun program. Ke be tulan da-lam kalender peme rin tah, Maret hing ga Oktober adalah bu lan menyusun prog-ram 2012. April akan ada Rencana Ker ja Pemerintah (RKP), Musrenbang, dan se-terusnya oleh Pre siden RI diusulkan ke DPR. Me kanisme tersebut harus mam pu di manfaatkan oleh Cipta Karya mau pun CFCD de ngan duduk bersama meng i d en-

ti fikasi program yang diusulkan oleh pe -merintah daerah. Jika kita sudah me me -takan program sejak awal, kita se lanjut nya

bisa membagi tugas, hingga ti ap kom-ponen harus ada, seperti kom ponen pem-berdayaan masyarakat ha rus ada yang menggawangi.

Kita juga memiliki standar-standar tek -nis yang bisa dimanfaatkan. Jangan sam -pai dana terbuang percuma karena mem -bangun infrastruktur yang tidak me ng in- dahkan standar teknis yang ber laku.

T: Jika nanti kemitraan dengan CFCD ini bisa dimaksimalkan, apakah Bapak op­timis bisa mengejar ketertinggalan tadi?

J: Tentu saja tidak cukup dengan CFCD. Prin sipnya, pencarian alternatif pem-bia yaan ini kan agar memicu Pemda juga sharing dananya, selain tentu saja ada APBN. Selain CFCD, kami juga se-dang dan akan merintis kerjasama se rupa de ngan lem baga lain, seperti Indonesia Bu siness Link (IBL), dan Ya-yasan Peduli Air. Bah kan Yayasan Pe-duli Air ini me nyasar corporate dari luar negeri.

Saya suatu ketika pernah sangat ka-get ke tika bertemu dengan pihak PT. Kal be Farma, Tbk. Mereka memiliki dana besar un tuk CSR, namun karena ber gerak di bi dang kesehatan maka me reka me mi lih Kementerian Ke se-hatan saja da lam ker jasamanya. Sa-yang se kali, ka re na pan da ngan yang sempit ini akan mem batasi jangkuan mereka dalam mem berikan program CSR. Se telah sa ya je laskan ten tang program Cipta Kar ya, me reka ter tarik dengan pro gram Sa ni tasi Ber basis Ma-syarakat (SANIMAS).

T: Apa hambatan sekaligus solusinya da lam membangun kemitraan ber si ­nergi antara pemerintah dan peru sa­ha an?

J: Hambatannya pasti ada, antara lain; per tama, kurangnya sosialisasi komu-ni kasi dan regulasi yang menarik mi-nat sektor swasta dalam berpar tisi pasi mem bangun prasarana dan sarana per -

mukiman, sementara po ten sin ya sa -ngat besar. Kedua, waktu pe ngang ga-r an kegiatan antara pe ru sahaan dan Ditjen Cipta Karya berbeda sehingga kemungkinan dapat terjadi keti dak pa-duan dalam pemrograman. Ke tiga, per -

lunya pemahaman akan tang gung ja wab antar stakeholder (pe me rin tah, pe r u sahaan, dan LSM) da lam kerja sa-ma ke mit raan.

Untuk mengurangi hambatan itu di-per lukan komunikasi yang efektif an-tara pemerintah dengan perusahaan serta sinkronisasi kegiatan melalui sua-tu fo rum (seperti yang sekarang akan di la kukan bersama CFCD) yang dapat me m fasilitasi kepentingan semua pi-hak. (bcr)

“Kami telah menetapkan pola pende ka tan pembangunan permukiman, dimana untuk kegiatan yang bersifat cost

recovery, seperti air minum, ha rus di la kukan secara mandiri atau dengan pendekatan pengusahaan”.

Dirjen Cipta Karya, Budi Yuwono

10 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 11: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

BERITAUTAMA

Ber

ita U

tam

a

TTerkait dengan pembangunan infrastruktur, Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum berusaha memenuhi target MDGs yang me-rupakan komitmen bersama internasional dalam rangka mempercepat pencapaian ke sejahteraan masyarakat. Salah satu komit-mennya ialah menambah pelayanan akses air minum dan sanitasi untuk 50% penduduk yang belum mendapatkannya, dan bidang Cipta Karya lainnya seperti pengembangan permukiman, pengelolaan sampah, drainase

Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 ditargetkan akan mencapai 6.4% bahkan dapat melampaui 7%. Target ini dapat tercapai dengan adanya

peningkatan produktivitas di segala bidang, terutama melalui pembangunan infrastruktur yang memadai. Karena itu, pembangunan infrastruktur menjadi fokus utama dalam pencapaian

target ini. Akan tetapi, target pertumbuhan itu masih dimungkinkan tidak tercapai akibat terkendala pembangunan infrastruktur. Lebih jauh lagi, kendala itu juga akan mempengaruhi

target pemenuhan capaian Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

CSR: Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Dwityo A. Soeranto *)

hingga manajemen sumber daya manusia. Capaian MDGs bidang Cipta Karya pada akhir 2009 untuk akses penduduk terhadap air mi-num yang aman mencapai 47,7% dimana tar-get 2015 sebesar 68,87%. Sedangkan di sek-tor sanitasi sudah mencapai angka 51.1% dari target tahun 2015 sebesar 62.4%.

Untuk mencapai sasaran MDGs tersebut diperlukan pendanaan atau investasi yang tidak sedikit. Selain itu diperlukan komitmen serta upaya bersama, baik fisik maupun non fisik dari berbagai stakeholder, baik di Pusat

maupun daerah yang terdiri dari unsur-unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan bahkan LSM. Menurut Rencana Strategis Dit-jen Cipta Karya, dana APBN yang tersedia untuk pembiayaan seluruh pembangunan bi dang Cipta Karya Tahun 2010 – 2014 hanya sebesar Rp. 50 Trilyun.

Sebagai contoh, dana yang diperlukan un-tuk sektor air minum untuk mencapai target Renstra Cipta Karya sampai tahun 2014 di-perkirakan sebesar Rp. 46 Trilyun, atau untuk mencapai target MDGs diperlukan dana sebe-

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 11

Page 12: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

sar Rp 46 Trilyun, sedangkan dana APBN yang tersedia hanya sebesar Rp. 12 Triliun, sampai dengan tahun 2014. Sementara itu, untuk sektor sanitasi, kebutuhan dana yang diper-lukan sampai tahun 2014 diperkirakan sebe-sar Rp. 62 Triliun, padahal dana APBN yang tersedia sebesar Rp. 14 Triliun. Oleh sebab itu diperlukan alternatif sumber pendanaan selain APBN dan APBD. Upayanya antara lain melalui hibah (grant), pinjaman lunak (soft loan), dana-dana masyarakat dan kerjasama dengan dunia usaha/pihak swasta, termasuk melalui Corporate Social Responsibility (CSR) seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Alternatif sumber pendanaan ini didasari dengan adanya peraturan yang semakin jelas dan memperkuat pelaksanaan alternatif in-vestasi. Peraturan tersebut adalah Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2010 perubahan atas Perpres Nomor 67 2005 tentang Kerjasa-ma Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur, dan Me mo randum of Understanding (MoU) antara Di rektorat Jen-deral Cipta Karya dengan Corporate Forum for Community Development (CFCD). Dunia in-ternasional juga semakin menegaskan pent-ingnya CSR bagi Perusahaan dan Pemerintah dalam mensejahterahkan masyarakat yaitu dengan diberlakukannya ISO 26000 : 2010 International Guidance Standard on Social Re-sponsibility.

Pada tahun 2010, Direktorat Jenderal Cip-ta Karya telah melakukan kerjasama kemit-ra an multipihak di sektor air minum atas ini-siasi dari PT. Tirta Investama (Aqua Danone). Sampai saat ini, kemitraan multipihak terse-but masih berjalan yang mencakup kegiatan fisik berupa pembangunan sarana air minum dan kegiatan non-fisik berupa pelatihan dan bimbingan kelembagaan. Kemitraan ini meli-batkan empat pihak, yaitu Ditjen Cipta Karya, Kabupaten Serang, PT. Tirta Investama (Aqua Danone) dan Kelompok Swadaya Masyara-kat.

Selain itu, Ditjen Cipta Karya telah melaku-kan studi “Identifikasi Rencana Investasi Bi-dang Cipta Karya Melalui Kemitraan Multipi-hak”, di empat wilayah yang potensial yaitu Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Ti-mur, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi kegiatan yang tercantum dalam do-kumen RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka Menengah), terutama kegiatan bi-dang Cipta Karya yang dapat dibiayai melalui kerjasama multipihak, termasuk dunia usaha melalui program CSR.

Gambar 1. Pola dan Alternatif pembiayaan pembangunan Bidang Cipta Karya

PinjamanLuar Negeri

(5%)

Perbankan DalamNegeri

(5%)

HibahLuar

Negeri(5%)

APBN(35%) &

APBD(25%)

KPS (9%)&

CSR (6%)

Masyarakat(13%)

1. PP No. 2/2006 Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/ atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri2. PP No. 38/2007 Pembagian urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota

1. PMK No. 168 & 169/PMK.07/2008 Hibah Daerah & Tata Cara Penyaluran Hibah Kepada Daerah2. Permen PU No. 18/PRT/M/2006 Petunjuk Teknis Pengendalian Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Bidang Cipta Karya

1. Perpres No. 67/2005 Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur2. Perpres No. 13/2010 Perubahan atas Perpres No. 67/20053. MOU Dirjen Cipta Karya dengan CFCD

Perpres No.29/2009Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum

Jalan lingkungan di perumahan nelayan Kota Pontianak

12 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 13: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

BERITAUTAMA

Kerjasama multipihak melalui CSR terse-but diharapkan dapat membantu Peme rin tah Daerah terutama dalam penyediaan infra-struktur yang belum dapat didanai baik mela- lui APBD ataupun APBN. Sementa ra itu Peme-rintah melakukan sinkronisasi pro gram agar tidak terjadi tumpang tindih, sebagaimana dituangkan dalam PP No. 38 tahun 2007 ten-tang pembagian urusan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kab./Kota, termasuk dalam kegiatan penye-diaan infrastruktur yang telah tertuang dalam RPIJM. Pada tanggal 8 Maret 2011 yang lalu di Ban-jarmasin, Kementerian Pekerjaan Umum, me-lalui Ditjen Cipta Karya, telah menanda tangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan CFCD mengenai Pembangunan Prasara na dan Sarana Bidang Cipta Karya Me la lui Ker-jasama Kemitraan Multipihak. Pe nan da tanga-nan MoU ini diharapkan menja di awal dari tindakan untuk merealisasikan pem ba ngu-nan infrastruktur dalam Bidang Cip ta Kar ya me lalui kerjasama CSR. Kerjasama ini akan saling menguntung-

kan karena masing-masing pihak memiliki ke lebihan dan kemampuannya sendiri. Da-lam hal ini sedikitnya Ditjen Cipta Karya me-miliki tiga hal antara lain; pertama, dapat mem berikan fasilitasi dalam penyusunan ke terpaduan program yang komprehensif (sa ling mengisi dalam pembangunan infra-struktur). Kedua, dapat memberikan fasilitasi untuk pedoman dan standar perencanaan, pembangunan, operasi dan pemeliharaan in -frastruktur permukiman, dan ketiga, memiliki pengalaman dalam melakukan pemba ngu-nan yang berdasarkan pendekatan pem-ber dayaan masyarakat, yang mana hal ini me rupakan pendekatan dalam pelaksanaan kegiatan CSR.

Lebih jauh, kesepakatan yang tertuang da lam MoU antara CFCD dan Ditjen Cipta Karya tersebut antara lain menyebut bah-wa Ditjen Cipta Karya bertanggung jawab menyedia kan dokumen RPIJM sebagai pedo-man stra tegi pembangunan prasarana dan sarana bi dang Cipta Karya di kabupaten/kota, menye diakan buku panduan teknis men-genai pembangunan prasarana dan sarana bidang Cipta Karya, melakukan koordinasi, baik di tingkat pusat maupun Provinsi/Kabu-paten/kota dalam keterpaduan penyusunan program bidang Cipta Karya, serta melaku-kan pendampingan terhadap pelaksanaan program sesuai tugas pokok dan fungsi Dit-

jen Cipta Karya.Sementara tugas CFCD menyediakan in-

formasi mengenai profil perusahaan anggota CFCD dan program kemitraan multipihak termasuk CSR yang dilakukan oleh anggo-tanya, melakukan koordinasi diantara ang-gota CFCD untuk melakukan pembangunan prasarana dan sarana bidang Cipta Karya me-lalui dana CSR, dan memastikan adanya ang-gota CFCD untuk melaksanakan CSR bidang Cipta Karya.

Tidak hanya di atas kertas, diharapkan MoU ini akan berlanjut dengan bentuk kerja-sama multipihak antara perusahaan dengan pemerintah daerah kabupaten/kota yang akan dituangkan dalam Memorandum of Ag-reement (MoA). Ditjen Cipta Karya juga akan memfasilitasi kabupaten/kota yang me miliki kegiatan bidang Cipta Karya dan berpotensi untuk dikerjasamakan melalui kemitraan mul tipihak untuk kemudian diteruskan me-lalui CFCD kepada perusahaan-perusahaan yang berminat bekerjasama dengan Ditjen Cip ta Karya. Pada gilirannya kita bisa berha-rap banyak melalui program CSR yang di-jalankan oleh perusahaan-perusahaan da pat memberikan kontribusi terhadap pencapaian salah satu target MDGs.

*) Kasubdit Kerjasama Luar Negeri Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU.

Seorang warga Mamuju sedang mencuci di lokasi SANIMAS.

Kerjasama ini akan saling menguntungkan karena masing-masing pihak memiliki ke lebihan dan kemampuannya sendiri.

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 13

Page 14: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Lipu

tan

Khus

us

Juhdi (48), warga Desa Kibin, Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang tidak bisa membuat sumur di rumahnya karena sulit. Air di daerahnya juga terasa hambar dan cenderung asin karena lokasinya yang dekat pantai. Kondisi daerah yang datar dan sulit mendapatkan air

bersih merupakan kendala utama untuk hidup sehat sejak dulu.

Garuda Gandeng Kanguru

Buka Keran Air MinumIndonesiaU

Untuk keperluan mandi, buang air dan men-cuci, ia dan anggota keluarganya menggu-nakan air sungai. Masalah penyakit kulit su-dah biasa terjadi di daerahnya. Namun untuk memasak, ia membeli air galon yang rata-rata ia habiskan untuk 2-3 hari setiap galonnya. Untuk keperluan air galon sebulannya ia anggarkan Rp 120.000. Namun belakangan ini ia bisa berhemat. Dana untuk membeli air galon bisa digunakan untuk membeli pa-kaian anaknya. Dengan menggunakan air PDAM, ia bisa menghemat sekitar Rp 60.000 karena rata-rata dalam sebulan ia membayar rekening PDAM sekitar Rp 35.000 untuk me-masak, minum, mandi, dan mencuci.

Mengalirnya air PDAM ke rumah Juhdi adalah berkah dari kerjasama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia me la-lui AusAID tahun 2010 kemarin. Kerja sama

Foto Kiri : Bupati Klaten Sunarna didampingi Benjamin Power dari AusAIDdan warga Klaten penerima hibah air minum.

Foto Kanan : Bupati Karawang Dadang S. Muchtar secara simbolis membuka keran air dari program hibah air minum dari AusID.

14 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 15: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

LIPUTANKHUSUS

tersebut berasaskan output based grant, ar tinya PDAM harus membangun dahulu se jumlah target sambungan dengan sum-ber dana sendiri. Hasilnya diverifikasi oleh Ke menterian Pekerjaan Umum, baru dana hibah diberikan melalui Kementerian Ke-uang an.

Program yang diimplementasikan oleh Pra karsa Infrastruktur Indonesia atau Indo-nesia Infrastructure Initiative (INDII) dan dida-nai oleh AusAID ini bernama Program Water Hibah. Dana hibah tersebut fokus kepada Ma syarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memiliki kriteria antara lain mereka yang memiliki kapasitas listrik terpasang da-ri PLN 900 – 1300 Watt.

Serah Terima dan PeresmianDaerah yang pertama kali menyelesaikan

pro gram ini adalah Kabupaten Karawang, Jawa Barat dari 35 kabupaten di Indonesia yang menerima dana hibah untuk memasang koneksi pipa air minum bagi masyarakatnya atau sambungan rumah (SR). Sebanyak 3.000 MBR yang tersebar di lima kecamatan di Ka-bupaten Karawang saat ini bisa menikmati ak ses pelayanan air minum. Mereka tersebar di 20 desa di lima kecamatan Kabupaten Ka-rawang, yaitu Kec. Cimalaya, Banyusari, Jati-sari, Tirtajaya dan Jayakerta. Total dana hibah untuk Kabupaten Karawang sebesar Rp. 8 mi liar dan modal APBD. Pembangunan SR ini menggunakan sistem output based, dimana dana hibah akan diberikan setelah selesai di-bangun dan dimanfaatkan.

Penyerahan bantuan dan peresmian di-lakukan oleh Perwakilan Pemerintah Aus-tralia (AusAID) selaku pemberi donor Helen

McFarlane didampingi Direktur Pengem-bangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Dan-ny Sutjiono, Bupati Karawang Dadang S. Muchtar dan Direktur Utama PDAM Kabu-paten Karawang Open Supriyadi di Karawa-ng, Oktober 2010.

Helen McFarlane mengatakan, dana hi-bah ini merupakan bagian dari komitmen sebesar A$25 juta dari Pemerintah Australia untuk Indonesia guna meningkatkan ak-ses air minum perpipaan untuk masyara-kat miskin di perkotaan dan memperluas koneksi pembuangan air limbah rumah tang ga. Dengan dana tersebut sebanyak 60.000 SR air minum dan 10.000 sambungan pem bua ngan air limbah akan dibangun.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Air Mi num Danny Sutjiono berharap, de-ngan ter pasangnya sambungan air minum

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 15

Page 16: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Foto Atas : Bupati Karawang Dadang S. Muchtar secara simbolis menerima hibah air minum dari AusAIDFoto Bawah : Benjamin Power menyerahkan bantuan secara simbolik kepada Direktur PDAM Kab. Klaten Ibu Ambar, disaksikan para tujuh direktur PDAM penerima hibah air minum, dan Bupati Klaten.

ini, ma syarakat Karawang dapat mengubah pe ri laku dalam hal kebersihan dan sanitasi.

“Tidak ada lagi alasan untuk buang air besar sembarangan karena akses air su-dah ada. Selain itu, anak-anak harus belajar cuci tangan pakai sabun untuk kesehatan. Semua itu merupakan efek dan tujuan pro-gram pelaya nan air minum untuk masyara-kat berpenghasilan rendah,” katanya. Ia juga menghimbau kepada PDAM Ka bu-paten Karawang agar meningkatkan pelaya-nan air minum untuk kalangan menengah ke atas. Peningkatan pelayanan ini untuk men capai target MDGs 2015 sebanyak 68% layanan dan juga meningkatkan produktivi-tas PDAM. Dimana, pelayanan itu dapat da-pat dilakukan PDAM dengan mengikuti pro-gram penjaminan utang dan juga Kerja sama Pemerintah Swasta (KPS).

Sementara itu, Direktur Utama PDAM Ka -bupaten Karawang, Open Supriyadi, meng-aku sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan. Ia berharap untuk tahun de-pan bantuan dapat diberikan lagi. “De ngan tambahan 3000 SR ini total sambungan PDAM di Kab Karawang menjadi 47 ribu SR. Dengan jumlah penduduk Karawang sekitar 2 juta lebih bantuan akan sangat diharap-kan,” katanya.

Setelah Karawang, AusAID juga secara res mi menyerahkan bantuan sekaligus me-res mikan program tersebut di Kabupaten Serang. Sedikitnya 2.000 KK MBR kini telah mendapatkan akses air minum. Kali ini pe-nyerahan dilakukan oleh Direktur Infrastruk-tur dan Tata Kelola Ekonomi Pemerintahan AusAid, Benjamin Power, kepada Pemerin-tah Ka bupaten Serang yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Lalu A. Rais, Februari 2011 lalu di Desa Gemborudik, Kecamatan Cikande.

Menurut Power, program ini memberi-kan dana hibah kepada pemerintah dae-rah yang sepakat untuk berinvestasi me-lalui PDAM untuk memperluas layanan air minum kepada MBR. Dana hibah itu akan dibayarkan secara progresif jika sambungan baru yang telah terpasang sudah diverifikasi dan berfungsi baik. AusAID menyediakan AU$ 20 juta untuk program ini dalam peri-ode 2010-2011 yang dikelola oleh INDII. Sementara Sekda Lalu A. Rais menjelas-kan kriteria MBR yang mendapatkan hibah AusAID adalah mereka yang memiliki kapasi-tas listrik terpasang dari PLN 900 – 1300 Watt. “Pemilihan MBR penerima melalui pro ses pendataan yang intensif. Diharapkan dengan

bantuan ini, masyarakat Serang da pat meru-bah kebiasaannya menggunakan air sungai dan menggantinya dengan air yang terlindu-ngi dari PDAM,” tegas Lalu. Secara keseluruhan menurut Direktur Ut a -ma PDAM Tirta Al Bantani Serang, A. Ro hen di, ada 6 kecamatan yang mendapatkan hibah air minum ini antara lain Cikande, Kibin, Ci-ruas, Kramatwatu, Padarincang, dan Kra gi lan. Kecamatan Cikande mendapatkan pa ling ba-nyak sambungan, yaitu sebanyak 1.055 SR. Sebulan setelahnya, atau bertepatan de-ngan perayaan Hari Air Dunia, 22 Maret 2011, sedikitnya 13 ribu rumah di enam ka bu paten di Jateng, sedang dan akan da pat mengakses air minum Hemat Bersih dan Mudah Didapat

(Hebat). Sedangkan 800 ru mah di Kota Sura-karta telah dapat mengakses sanitasi. Itu ter-jadi setelah untuk ka li kesekian Pemerintah Australia kembali meresmikan dan menye-rah kan program hi bah air minum dan air lim-bah di tujuh kabupaten/kota di Jawa Tengah di Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Klaten, Ja-wa Tengah.

Penyerahan itu disaksikan oleh Sekretaris Ditjen Cipta Karya Susmono, perwakilan dari Kementerian Keuangan, unsur DPRD, warga masyarakat dan enam direktur utama kabu-paten penerima hibah. Mereka antara lain Dirut PDAM Klaten, Boyolali, Pekalongan, Wonosobo, Cilacap, dan Wonogiri, dan Kota Solo. Seorang perwakilan warga, Sularno,

16 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 17: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

LIPUTANKHUSUS

“Semua bantuan dari kami untuk mendukung target Indonesia dalam mencapai Millennium Development Goals (MDGs) 2015,”

Direktur Infrastruktur dan Tata Kelola Ekonomi Pemerintahan AusAid, Benjamin Power.

merasa gembira bisa menikmati air bersih murah dan mudah. Sebelumnya ia dan war -ga Desa Sajen harus berjalan 500 meter un-tuk menimba air dari sumur yang sebetul nya kualitas airnya turun akibat gempa 5 tahun lalu.

Menurut Susmono, Australia adalah salah satu negara yang mendukung pencapaian target pemenuhan akses air minum yang aman di Indonesia. Bantuan itu melalui Aus-AID yang sampai saat ini telah mengucurkan hibah lebih dari 20 juta dolar Australia, khu-sus untuk subsidi sambungan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

“Bantuan ini adalah kompensasi atas ki-nerja PDAM (output based) dalam memberi-kan akses kepada MBR dengan nilai peng-gantian sebesar Rp 2 – 3 juta per sambungan rumah. Dengan bantuan ini harapannya bia ya SR semakin murah sehingga mampu mempercepat peningkatan SR bagi MBR,” ujarnya. Direktur bidang Infrastruktur AusAID, Ben-jamin Power menyatakan, bantuan hi bah da lam pembangunan akses air minum dan sanitasi tersebut akan menjangkau sekitar 420 ribu penduduk di hampir 80 ribu kepala keluarga tidak mampu. Mereka tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi. Pemda Kabupaten Klaten merupakan sa lah satu Pemda yang mendapatkan hibah air mi-num yang besar, yaitu Rp 8 miliar un tuk sub-sidi pemasangan 3.000 SR bagi MBR. Menurut Dirut PDAM Klaten, Ambarsari, pada akhir Ma-ret 2011 ini direncanakan pemasangan sam-bungan rumah sudah men capai 100%. Se-lainnya sudah mencapai 100%, se perti PDAM Kabupaten Boyolali 1.150 SR, PDAM Wonogiri 950 SR, PDAM Wo nosobo 2.500 SR, PDAM Ci-lacap 1.300 SR, PD AM Pekalongan 500 SR, dan PDAM Kota Surakarta 465 SR (air limbah). Sebagai pamungkas, Susmono mengha-rapkan, pemasangan sambungan rumah ha -rus mengacu kaidah-kaidah teknis dan tar get yang telah ditentukan agar tidak terjadi pe-nolakan penagihan. “Mengacu pada pedo-man pelaksanaan hibah yang telah di terbit kan, penggantian atau pemba yaran atas sam bung-an rumah MBR yang terpasang ha nya berlaku

bagi SR baru yang sasarannya sudah ditentu-kan berdasarkan ba seline survey oleh konsul-tan, serta telah ber fungsi baik sesuai keten-tuan teknis yang ber laku,” pungkas Susmono. Bantuan Pemerintah Australia tersebut sa ngat membantu untuk meningkatkan ke -sehatan dan kesejahteraan masyarakat me -lalui ketersediaan air bersih. Ter utama ba gi masyarakat di daerah yang kesulitan men-dapatkan pasokan air bersih. Bupati me nga-takan, masyarakat di beberapa wila yah yang sering mengalami permasalahan de ngan ket-ersediaan air bersih, dalam waktu tidak lama akan dapat teratasi. Hal tersebut, kata Bupati, me nyusul adanya bantuan pem biayaan dari Pe merintah Australia yang di peruntukan ba gi proyek instalasi atau penyambungan air ber-sih khusus untuk masyarakat berpengha silan rendah (MBR) di Klaten. Pada kesempatan tersebut, Bupati Sunar-na, yang juga mewakili pemerintah, khusus-nya di Provinsi Jateng menyatakan, bahwa keseriusan Australia dalam memberikan da -na hibah sangat terlihat. Hal tersebut, lan jut Bupati, dibuktikan dengan pemasangan sam-bungan air minum sebanyak 12.000 ru mah MBR di enam kabupaten dan 800 saluran pem buangan air limbah bagi masyarakat di Kota Surakarta.

“Kami sangat mendukung program Pe-me rintah Australia, yang telah membantu dalam memberikan pelayanan sambungan air bersih di enam kabupaten dan sanitasi di Kota Surakarta,” kata Bupati. Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Klaten, Ambar Muryati, mengatakan, pihak-nya pada awalnya menargetkan 3.000 sam-bungan air minum hingga 2011. Namun, sam-bungan air minum yang sudah terpa sang dan sudah dinikmati MBR hingga Feb ruari 2011 sebanyak 2.172 sambungan rumah. “Program ini, bersifat ‘Output Based Grant’, artinya kita harus membangun dahulu sejumlah target sambungan dengan sum ber dana sendiri. Ha-silnya diverifikasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum, baru da na hibah diberikan melalui Kementerian Ke uangan,” kata Ambar.

Ia menjelaskan, yang digolongan seba-gai MBR adalah mereka yang memiliki tipe rumah kurang dari 60 meter persegi dan lis-

trik tidak lebih 900 watt. Biaya pemasangan sambungan bagi mereka hanya Rp85 ribu atau 40 persen lebih murah dari harga nor-mal. Selain itu, MBR mendapatkan keringa-nan harga sambungan, juga cukup mem-bayar uang muka Rp50 ribu dan sisanya dibayar dengan cara diangsur selama tiga ta hun (Rp25 ribu per bulan).

Mendukung MDGsSecara umum Australia telah berkomitmen dengan bantuan sebesar A$300 juta untuk inisiatif air dan sanitasi di kawasan Asia Pa-sifik. Sebanyak A$60,5 juta akan digunakan untuk pendanaan proyek di Indonesia sam-pai de ngan akhir Juni 2011. Bantuan inisiatif men cakup; pertama, perluasan pelayanan air bersih dan sanitasi, terutama untuk Ma-syarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), pe-rem puan, dan anak-anak sekolah. Kedua, men jadikan layanan air dan sanitasi lebih ber kelanjutan dengan mendukung sektor re formasi dan pe ningkatan kapasitas un-tuk mem perbaiki man faat air dan sanitasi. Ketiga, mem perbaiki taraf kesehatan serta kualitas ke hidupan bagi golongan kurang mampu dan rentan melalui peningkatan pemahaman praktik hidup bersih. Komponen utama dari inisiatif di Indo-nesia antara lain; pertama, A$25 juta untuk program hibah insentif rintisan pemerintah daerah untuk meningkatkan investasi sam-bungan pelayanan air minum dan sistem pem buangan air limbah masyarakat kurang mampu. Kedua, A$22,5 juta untuk program de ngan Bank Dunia untuk memperluas jari-ngan air minum dan sanitasi di perdesaan. Tujuannya untuk meningkatkan pelayanan, mem promosikan kebersihan yang lebih ba-ik dan memperbaiki perencanaan dan pe -nge lolaan air minum dan sanitasi. Bantuan Australia yang satu ini akan memberikan man faat kepada 550 ribu jiwa melalui perbai-kan pelayanan air minum dan 800 ribu jiwa untuk akses sanitasi. Ketiga, A$10 juta un-tuk membantu menyiapkan standar pe ren-canaan sanitasi yang tinggi di delapan kota, termasuk Batam, Bogor, Bandar Lampung, Surabaya, Makassar, dan Palembang, serta peningkatan kapasitas teknis untuk men du-kung sumber daya manusia dan or ga nisasi dalam melaksanakan pem bangunan jarin-gan sanitasi.

“Semua bantuan dari kami untuk men-dukung target Indonesia dalam menca-pai Millennium Development Goals (MDGs) 2015,” kata Power. (bcr/dvt)

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 17

Page 18: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Info

Bar

u 1

Bulan Maret ini, Kampus Kementerian Pekerjaan Umum di Jalan Pattimura Jaksel tampak ramai dari biasanya. Ternyata, seluruh pejabat Kemen PU dari seluruh Indonesia berbondong-

bondong datang di Jakarta untuk suatu hajatan besar PU bernama Konsultasi Regional (Konreg) 2011. Konsultasi yang dilaksanakan setahun sekali di Jakarta ini khusus untuk

peserta Wilayah Indonesia Barat, sementara untuk Wilayah Timur diselenggarakan setelahnya di Bali.

Konsultasi Regional Kementerian Pekerjaan Umum 2011

Prioritaskan Program Pro RakyatS

Selama dua hari, para pesohor PU sibuk men-sikronisasikan program dan kegiatan Bidang Pekerjaan Umum antara Pemerintah Pusat dan Daerah untuk tahun 2012. Suasana seri-us, tegang dan hiruk-pikuk nampak menghi-asi seluruh ruang rapat yang ada di seantero Kampus PU. Konreg 2011 kali ini mengambil tema “Meningkatkan Kemanfaatan Infrastruk-tur Pekerjaan Umum dan Permukiman untuk Pertumbuhan dan Percepatan Pembangu-nan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat”. Konreg diawali dengan pemaparan umum oleh Menteri Pekerjaan Umum Djo ko Kirman-to didampingi seluruh eselon I me ngenai tar get dan sasaran 2011 di Ruang Pendopo Kampus PU. Menurut Djoko, sesuai dengan tema konreg, terdapat dua fokus sasaran; pertama, tersosialisasikannya kebijakan pe-nyelenggaraan pembangunan Bidang PU dan Penataan Ruang tahun 2012; dan kedua, ter selenggaranya koordinasi, sinkronisasi dan integrasi penyiapan program pembangunan antar sektor dan wilayah.

Wamen PU Hermanto Dardak didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika secara simbolis membuka Konsultasi Regional PU Wilayah Timur di Bali, 17 Maret 2011.

18 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 19: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

INFOBARU 1

Para peserta Konreg PU Wilayah Timur di Wisma Werdhapura Bali

Ia menambahkan, sejalan dengan penaja-man RPJMN dan Rencana Strategis Kement-erian PU tahun 2010-2014 dengan visi: Terse-dianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang andal untuk Men du kung Indonesia Sejahtera 2025”, saat ini tengah direvisi dengan menyempurnakan struktur sasaran, outcome, kegiatan dan output ber-dasarkan ketentuan baru di dalam reformasi perencanaan danm penganggaran yang di-canangkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan.

Di dalam Renstra yang disempurnakan ter sebut, telah ditetapkan berbagai sasaran strategis dan outcome setiap unit eselon I, target output kegiatan dan pendanaan un-tuk setiap unit eselon II dan Balai untuk pe nyusunan anggaran tahun mendatang 2012-2014.

“Oleh karena itu, Renstra Kementerian PU dan perubahannya tersebut agar menjadi acuan bersama dengan daerah dalam me-nyusun rencana program dan kegiatan 2012 yang akan diusulkan ke Bappenas dan Ke-menterian Keuangan,” katanya. Ia juga menyinggung soal Hasil Rapat Pre siden di Bogor Februari lalu. Djoko meng-instruksikan agar program dan kegiatan ta -hun 2012 harus mengacu pada arahan di rek tif Presiden, yang meliputi beberapa ke bijakan khusus Pemerintah yang belum di pertajam dalam RPJMN dan Renstra PU se hingga me-merlukan penyesuaian dan ini sia tif baru un-tuk melengkapi target yang te lah ditetapkan.

Program Pro Rakyat Tanggung Jawab Dit-jen Cipta Karya Kebijakan Presiden RI untuk 6 Program Pro-

Rakyat dalam rangka penurunan kemiski-nan (inisiatif baru) tersebut terdiri dari: Pro-gram Rumah Sangat Murah (Rusunawa dan PSD-nya), Kendaraan Angkutan Murah di Per desaan, Program Air Bersih untuk Rak yat (MDG’s dan 100% akses aman di tahun 2025), Listrik Murah dan Efisien, Program Peningka-tan Kehidupan Masyarakat Nela yan (Peruma-han, Air Minum dan Sanitasi); dan Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat yang Ter pinggirkan di Perkotaan (Pe rumahan, Air Minum dan Sanitasi). Dari enam program tersebut, dua diantaranya be rada di ranah Ditjen Cipta Karya yaitu program air minum untuk rakyat dan Program Pe ningkatan Ke-hidupan Masyarakat yang Terpinggirkan di Perkotaan. Sebagai konsekuensi dari inisiatif terse-but, pemerintahpun telah menyiapkan usu -lan kenaikan anggaran untuk Kemen PU Dit-jen Cipta Karya dari Rp 13,1 triliun menja di Rp 17,2 triliun tahun 2011 ini. Hal tersebut di sampaikan oleh Dirjen Cipta Kar ya Budi Yu-wono dalam presentasi di Konreg.

Menurut Budi, kenaikan anggaran ini ha-rus juga diikuti dengan koordinasi dan juga sikap hati-hati dalam pelaksanaannya. Ia berharap Dinas Provinsi dapat terus men-dorong komitmen daerah yaitu pemerintah kabupaten maupun kota dalam pelaksana-an anggaran (Penajaman RPIJM, DDUB, MoU untuk Rusunawa dan TPA Regional) dan perkuatan kelembagaan. Ditjen Cipta Kar ya selaku fasilitator siap memberikan ban tuan untuk para Satker-satker dan dinas-dinas di daerah.

“Saya telah mengambil kebijakan untuk melakukan bantuan konsolidasi dan juga

persiapan-persiapan berikut semua satker-nya mengingat berbagai program perenca-naan yang harus dipercepat,” katanya.

Ia juga menyinggung soal rendahnya progress keuangan sampai dengan bulan Ma ret ini, dimana per tanggal 9 Maret kema-rin baru mencapai 1,09% dengan deviasi – 3,55% dari target semula. Menurutnya, hal ini disebabkan karena keterlambatan proses pelelangan dan belum terpenuhinya readi-ness criteria (kesiapan lokasi dan juga DED). Ia berharap sampai dengan semester perta-ma ini progress penyerapan keuangan dapat dikendalikan dengan baik.

“Keterlambatan ini terjadi hampir di selu-ruh provinsi di Indonesia. Saya harap proses pelelangan bisa segera dilakukan untuk per-cepatan penyerapan anggaran,” tambah Bu-di.

Tantangan dan hambatan Ditjen Cipta Kar ya dalam empat tahun mendatang sa-ngatlah komplek. Beberapa isu strategis di-antaranya, untuk bidang air minum yaitu, masih rendahnya pemanfaatan dana per-bankan oleh PDAM, sebagian besar kinerja PDAM masih sakit, dan kurang efektifnya pemanfaatan DAK. Untuk sektor Bangkim seperti, belum terhuninya beberapa Rusu-nawa dan kurangnya komitmen Pemda ter-hadap MoU dalam penyediaan lahan dan PSD.

Sementara di sektor PLP, masih kurang perhatiaannya PEMDA pada sektor sanitasi, hal ini terlihat belum disisihkannya alokasi anggaran dalam hal itu. Selain itu masih rendahnya kesadaran dan keterlibatan ma-syarakat dalam penyediaan dan pengelo-laan sarana dan prasaranan sanitasi.

Di bidang PBL, PIP2B belum dapat dio-perasionalkan pada 2012, masih perlu duku-ngan peralatan dan penyelesaian pemba-ngu nan, RTBL belum menjadi pedoman ser ta masih sedikit Pemda yang menyele-saikan Perda Bangunan Gedung.

Untuk menghadapi hal tersebut, Ditjen Cipta telah memiliki strategi pembangunan Cipta Karya 2010-2014. Beberapa diantara-nya adalah untuk meningkatkan pembangu-nan PS permukiman yang dikaitkan dengan upaya perwujudan fungsi-fungsi kota se bagai Pusat Kegiatan Nasional, Wilayah, dan Strat-egis Nasional (PKN, PKW, PKSN) serta per-wujudan keterkaitan dengan wilayah di be-lakangnya (perdesaan).

Ditjen Cipta Karya juga terus memperluas jangkauan dari program pemberdayaan-nya seperti PPIP, PAMSIMAS dan juga PISEW.

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 19

Page 20: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Selain itu juga mengembangkan prasarana dan sarana permukiman yang menggunak-an prinsip-prinsip green infrastructure, green building serta mengantisipasi perubahan ik lim (climate change) untuk mewujudkan kawasan permukiman yang ramah lingkun-gan, termasuk Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Masalah komitmen Pemda juga menjadi perhatian Ditjen Cipta Karya khususnya da lam hal pentingnya penajaman RPIJM, DDUB, MOU untuk Rusunawa dan TPA Re-gional.

Dengan adanya konreg ini, proses pe ren-canaan dan pemrograman yang berbasis Tata Ruang bersama Pemerintah Daerah, di harapkan pada tahun mendatang tidak ada lagi bangunan infrastruktur PU yang tidak bisa dimanfaatkan, tidak bisa disele-saikan karena terkendala masalah sosial dan pengadaan tanah, tidak didukung secara berkelanjutan oleh daerah, serta bertentan-gan dengan upaya kelestarian lingkungan.

RKP 2012Dalam konsultasi regional 2011 ini juga akan dihasilkan rumusan Rencana Kerja Peme-

Foto Atas : Seorang anak sekolah melintas di depan Rusunawa Ganda Maghfiroh, Kelayan,Banjarmasin, Kalimantan Selatan.Foto Bawah : Masyarakat Kupang menikmati air bersih dari keran umum.

20 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 21: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

tersebut dibuka oleh Wakil Menteri PU Her-manto Dardak dan dihadiri oleh Gubernur Bali, Mangku Made Pastika, para Kepala Di-nas Provinsi, unsur Bappeda dan para Satker di wilayah timur Indonesia.

“Peningkatan anggaran dalam usulan 2012 ini untuk meningkatkan dukungan ter-hadap enam koridor ekonomi dan pemban-gunan infrastruktur permukiman sebagai ke bikajan khusus pemerintah yang dituang-kan dalam prioritas program dalam RPJMN dan Renstra Pekerjaan Umum,” ujar Budi.

Penyesuaian dan inisiatif baru yang pa-ling berpengaruh terhadap program Ditjen Cipta Karya antara lain; percepatan penca-paian target MDGs pada tahun 2015 dan tidak ada krisis air bersih di tahun 2025, pro-gram rumah murah dan sangat murah, dan program peningkatan kehidupan masyara-kat pinggir perkotaan.

Sektor yang diusulkan mengalami kenai-kan akibat arahan direktif Presiden RI an ta-ra lain infrastruktur kawasan permukiman perkotaan menjadi 170 kawasan (dari base-line 80 kawasan), Rusunawa beserta infra-struktur pendukungnya menjadi 48 twin block (dari baseline 45 TB). Sementara di bi-dang air minum untuk kawasan RSH/Rusuna dan kawasan kumuh dan optimalisasi Ibu Kota Kecamatan (IKK) menjadi 100 kawasan, SPAM perdesaan menjadi 659 desa (baseline 500 desa), SPAM khusus menjadi 82 kawasan (baseline 30 kawasan), dan SPAM regional menjadi 3 SPAM. Budi Yuwono mengingatkan, usulan ter-sebut jangan menjadi beban para pelak-sana tugas pembangunan. Menurutnya se karang yang lebih penting adalah upaya pe ningkatan man faat infrastruktur yang ha-rus didukung de ngan fungsionalisasi sistem, kelembagaan dan mengupayakan alternatif pola-pola pembiayaan.

“Inisiatif baru memang sudah di depan mata, namun rounding up jangan dilupakan,” ungkapnya. Budi mengatakan, upaya yang segera dilakukan adalah memfungsikan sistem yang dibangun melalui penyelesaian proses ro unding up seperti fungsionalisasi bagian hilir SPAM terbangun yang belum didukung air baku, misalnya di Kabupaten Sinjai, Takalar, dan Bone. Kemudian opti-malisasi SPAM di IKK Baula, Samaturu dan Meluhu di Propinsi Sulawesi Tenggara, serta penyelesaian PS TPA agar dapat diopera-sionalkan seperti TPA Buleleng, TPA Gianyar di Bali dan TPA Ku pang, Nusa Tenggara Timur. (dvt/bcr)

INFOBARU 1

Ditjen Cipta Karya juga terus memperluas jangkauan dari program pemberdayaannya seperti PPIP, PAMSIMAS

dan juga PISEW.

Akses air minum dan sanitasi yang aman menjadi target MDGs yang harus dicapai 2015

rin tah (RKP) bidang Pekerjaan Umum tahun 2012. Dengan adanya inisiatif baru sebagai dampak dari arahan direktif di atas, RKP 2012 akan ada penyesuaian anggaran. Di bidang Cipta Karya tercatat alokasi anggaran 2012 terkoreksi hingga Rp 17,2 triliun dari baseline

Rp 10,7 triliun. Usulan RKP Ditjen Cipta Karya 2012 terse-

but disampaikan Dirjen Cipta Karya Budi Yu-wono dalam sesi pleno Konsultasi Regional Kementerian Pekerjaan Umum Wilayah Ti-mur Tahun 2011 di Denpasar (17/3). Acara

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 21

Page 22: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

SPerhelatan olahraga akbar negara-negara Asia Tenggara (Southeast Asia Games) atau biasa disingkat SEA Games akan kembali digelar pada 11-25 November 2011. Pada gelaran yang

ke-26 ini, Indonesia kembali dipercaya sebagai tuan rumah pesta olahraga dua tahunan. Event ini akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang dan melibatkan 11 negara.

Persiapan SEA Games XXVI

PU Hijaukan Kawasan Jakabaring Palembang

Sebagai wujud komitmen Kementerian PU, khususnya Ditjen Cipta Karya untuk men du-kung suksesnya penyelenggaraan SEA Ga -mes 2011, dalam waktu dekat akan segera dimulai pengembangan Ruang Terbuka Hi jau di Kawasan Gelora Sriwijaya, dengan biaya sekitar Rp 27 miliar, drainase pimer sepanjang 1,2 km dengan dana Rp 35 miliar serta pe-ngadaan dan pemasangan pipa beserta ase-soris dan ke lengkapannya senilai sebesar 8,8 milyar ru pi ah. “Kami berharap seluruh infrastruktur Pe -

Info

Bar

u 2

Foto Atas : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ditjen Cipta Karya, Guratno Hartono, menanam pohon sebagai simbolis penghijauan kawasan Stadion

Jakabaring Palembang. Foto Bawah : Sambutan dari Gubernur Sumatera Selatan, H. Alex Noerdin

22 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 23: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

INFOBARU 2

kerjaan Umum tersebut, benar-benar akan memberi manfaat demi suksesnya pe nye leng-garaan SEA Games 2011 serta bagi ma sya-rakat pada umumnya dalam rangka menggai-rahkan keolahragaan di ta nah air” ka ta Di-rektur Penataan Bangunan dan Ling ku ngan, Guratno Hartono dalam sam bu tan nya pada acara Penanaman Pohon Pe rtama menandai dimulainya Penataan Ru ang Ter buka Hijau di Kawasan Jakabaring Sport City akhir Maret lalu. Tak kurang dari 30 ribu pohon dan 45

ribu m2 rumput akan segera ditanam di ka-wasan seluas 16 Ha tersebut. Disamping pe-nanaman pohon pelindung dan pengarah, akan dibangun pula tiang-tiang pengarah pada pintu masuk yang menggambarkan bentuk perahu Sriwijaya (dilengkapi ukiran dan warna khas Sumatera Selatan). Tak lu-put, Plaza sekitar pintu masuk utama ke sta-dion dan di bagian belakang stadion, yang dilengkapi dengan tata cahaya lampu pe-nerangan yang kesemuanya dirancang untuk meningkatkan daya tarik dan pesona Gelora

Sriwijaya, sebagai kawasan olah raga berskala Internasional. Sementara itu, Gubernur Sumatera Sela-tan, H. Alex Noerdin berharap Kawasan Ge-lora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang se lu as kurang lebih 300 hektar, akan menjadi ka-wasan hijau yang dirancang dengan ma tang dan terletak di suatu kota besar. “Nantinya, setiap kota (di Indonesia) bisa mencontoh apa yang sudah dilakukan Pa-lem bang dalam Penataan Ruang Terbuka Hi-jau” demikian ungkap Alex.

Gambar Rancang Kompleks Jakabaring Sport City yang dipersiapkan untuk SEA Games 2011

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 23

Page 24: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

INFOBARU 2

Hal lain yang juga sangat diharapkannya adalah terkoneksinya air bersih siap minum di setiap venues yang saat ini juga tengah gen-car dipacu penyelesaian pembangunannya. Se mua fasilitas diharapkan akan siap pada akhir bulan Juni tahun ini, sehingga berbagai uji coba pemanfaatannya dapat dilaksanakan hing ga bulan November, bertepatan dengan mulai digelarnya ajang oleh raga akbar di ka-wasan Asia Tenggara tersebut.

Sejarah JakabaringStadion Gelora Sriwijaya (juga disebut Stadion Jakabaring) adalah stadion multifungsi ter-besar ketiga di Indonesia setelah Stadion Bung Karno Jakarta dan Stadion Palaran, Sa-ma rinda. Terletak di Palembang, Indonesia, stadion ini juga diakui sebagai salah satu sta dion terbaik yang bertaraf internasional. Sta dion yang mulai dibangun pada tanggal 23 Januari 2001 ini awalnya ditujukan untuk menyelenggarakan PON XVI ketika kota Pa-lembang ditunjuk sebagai penyelenggara pada tanggal 2 September 2004. Dengan luas lahan sekitar 40 hektar, sta dion ini dapat memuat hingga 36.000 - 40.000 orang dengan 4 tribun (A, B, C dan D) bertingkat mengelilingi lapangan. Tri bun

utama di sisi barat dan timur (A dan B) di-lindungi atap yang ditopang 2 pe leng kung (arch) baja berukuran raksasa. Bentuk atap stadion merupakan simbol ke jayaan ke ma-harajaan Sriwijaya di bidang ma ri tim yang dilambangkan oleh bentuk pera hu dengan layar terkembang. Ke ba nyakan, stadion ini difungsikan untuk tem pat pe nyelenggaraan pertandingan-per tan ding an se pak bola. Stadion ini diberi nama berdasarkan ke-maharajaan maritim Sriwijaya yang ber pusat di Palembang dan berhasil mem persatukan wilayah barat Nusantara pada abad 7 sampai dengan abad 12. Jakabaring adalah sebuah singkatan dari warga pendatang yang mem-

bentuk satu ko munitas di kawasan Seberang Ulu antara 8 Ulu Bungaran dan Silaberanti. Nama Jakabaring sendiri tidak bisa di-le paskan dari sosok Sersan Mayor Inf Tjik Umar, anggota TNI yang pernah bertugas di Kodam II Sriwijaya. Tjik Umar lah turut andil dalam penentuan nama Jakabaring. Dia ada lah warga Lampung yang membangun rumah di dalam hutan belukar berawa-rawa dibelakang Markas Poltabes Palembang se-karang. Hari jadi tebentuknya kawasan Ja-kabaring ditetapkan tanggal 26 April 1972. Harapan Tjik Umar bahwa daerah ini akan berkembang sekarang hampir menjadi ke-nya taan. (dvt/berbagai sumber)

Semua fasilitas diharapkan akan siap pada akhir bulan Juni tahun ini, sehingga berbagai uji coba pemanfaatannya dapat

dilaksanakan hing ga bulan November, bertepatan dengan mulai digelarnya ajang oleh raga akbar di ka wasan Asia Tenggara

tersebut.

Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin (kiri) didampingi Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Guratno Hartono (tengah) mendengarkan prsesentasi kegiatan penghijauan.

24 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 25: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

P

INFOBARU 3

Info

Bar

u 3

Substansi Pengaturan dalam RUU RUSUN mewacanakan keberpihakan terhadap MBR, pengaturan asas pemisahan horizontal, sertifikat kepemilikan bangunan gedung sarusun, penguasaan/kepemilikan, hak jaminan, tanah, orang asing, prasarana, sarana dan utilitas

umum (PSU), perhimpunan pemilik dan penghuni rusun, pendanaan dan sistem pembiayaan rusun, peran masyarakat, persyaratan bangunan rusun, peningkatan kualitas rusun dan

kelembagaan berupa badan pengelola rusun.

Menunggu RUU Rumah Susun Memihak MBR

Pembangunan perumahan akan terus me-ningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang kian bertambah yang tentu akan berpengaruh pada penggunaan lahan/tanah dalam pemanfaatan pembangunannya. Jumlah keluarga yang belum memiliki rumah (backlog) masih cukup besar. Berdasarkan data sensus BPS tahun 2000 sebanyak 4,3 juta unit dan tahun 2003 sekitar 6 (enam) juta unit, tahun 2008 kekurangan kebutuhan jumlah rumah yang harus dipenuhi adalah 8.000.000 (delapan juta) unit rumah. Pertumbuhan ru-mah bagi keluarga baru mencapai 800.000 unit pertahun. Pertimbangan lain ada lah ke-mampuan ekonomi masyarakat masih sa-ngat terbatas, sekitar 70% rumah tang ga per kotaan masuk dalam kategori ber pen da-

Andreas Budi Wirawan*), Gandhi Rahma Puspasari**), Ana Wahyu Hakim***)

patan rendah dengan pendapatan kurang da ri Rp.1,5 juta perbulan. Padatnya daerah perkotaan dipengaruhi oleh pertumbuhan alami penduduk dae-rah perkotaan itu sendiri, migrasi dari dae-rah perdesaan ke daerah perkotaan, dan rek lasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan. Perkembangan kota yang pesat dan meluas, terdesak oleh kebutuhan ma-syarakat menjadi terkesan kurang te rencana yang berakibat ketidaknyamanan, ku rangnya daerah hijau dan ruang terbuka serta ter-kadang menunjukkan adanya per bedaan atau kesenjangan. Pembangunan perumahan merupakan per masalahan yang cukup kompleks, tidak hanya menyangkut aspek fisik membangun

rumah, tetapi terkait sektor lain, seperti per-ta nahan, industri bahan bangunan, lingkung-an hidup dan aspek sosial eko nomi budaya masyarakat, dalam upaya mem bangun kehi-dupan masyarakat yang harmonis.

Materi PengaturanRUU tentang Rumah Susun merupakan ini-siatif DPR RI. Materi pengaturan dalam RUU tersebut tetap mengutamakan dan berpihak kepada MBR (Masyarakat Berpenghasilan Ren dah). Sebagai salah satu pemegang Ama-nat Presiden, wakil Pemerintah pada pem-ba hasan RUU tentang Rusun dengan Panitia Kerja Komisi V DPR RI, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama Kementerian Perumahan

Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono didampingi Direktur Bina Program Antonius Budiono dan para Satker meninjau Rusunawa Ganda Maghfiroh Kelayan Banjarmasin.

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 25

Page 26: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

alat pembuktian yang kuat”. RUU RUSUN memberikan wacana bahwa sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah negara, hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah hak pengelolaan, diterbitkan Sertifikat Hak Milik (SHM) Sarusun. Selain itu, merujuk Undang-undang No-mor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Ge-dung yang mengamanatkan tentang su rat bukti kepemilikan bangunan gedung yang disebut dengan SBKBG (Surat Bukti Ke pe-milikan Bangunan Gedung). Pem baha san RUU RUSUN memberi wacana bahwa sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas barang milik negara/daerah berupa ta-nah atau tanah wakaf dengan cara sewa, di-terbitkan Sertifikat Kepemilikan Bangunan Ge dung (SKBG) Sarusun.

Persyaratan Rusun sebagai Bangunan Ge-dungSebelum tahap pembangunan rumah susun terlebih dahulu dilakukan perencanaan yang mencakup penetapan penyediaan jumlah dan jenis rumah susun (meliputi rumah susun umum, rumah susun khusus, rumah susun ne gara, dan rumah susun komersial), juga pe ne tapan zonasi dan lokasi pembangunan ru sun.

Rak yat dan Kementerian Hukum dan Hak Asa si Manusia juga melibatkan instansi la-in nya seperti Badan Pertanahan Nasional, Ke menterian Pemberdayaan Aparatur Nega-ra dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Ke-uang an, Kementerian Agama, Pemerintah Pro vinsi DKI Jakarta, Perum Perumnas, Real Es tate Indonesia dan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun melakukan pembahasan untuk memperkuat substansi draf Rancangan Un-dang-undang tentang Rumah Susun. Ruang lingkup RUU tentang Rumah Su sun mengatur penyelenggaraan rumah su sun men cakup kegiatan pembinaan, pe renca na-an, pembangunan, penguasaan dan pe man-faatan, pengelolaan, peningkatan kua litas, pengendalian, kelembagaan berupa ba dan pengelola, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pem bia-yaan, serta peran masyarakat yang di laksa-nakan secara sistematis, terpadu, berke lan-jutan, dan bertanggung jawab.

Rumah Susun terdiri atas unit-unit rusun (sa rusun) Aspek-aspek penguatan substansi adalah, pertama bahwa rusun sebagai bangunan gedung dapat dimiliki atau disewa. Kedua, rusun secara status kepemilikan pada asas pemisahan horizontal terbagi atas unit-unit rumah susun yang dapat dimiliki atau disewa

yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama bahkan dapat dijadikan bukti jaminan. Ketiga, rusun dibangun pada sebidang tanah dengan sta-tus kepemilikannya dapat berupa tanah hak milik, hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah negara, hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan, selain ketiga hak atas tanah tersebut rumah susun dapat dibangun dengan melakukan pemanfaatan barang milik negara/ daerah berupa tanah dan pendayagunaan tanah wakaf (sesuai de-ngan ikrar wakaf). Penguasaan sarusun dibedakan pada je-nis rumah susun yang mencakup antara la-in; pertama, rumah susun umum dapat di-lakukan dengan cara dimiliki atau disewa; kedua, pada rumah susun khusus dapat di-lakukan dengan cara pinjam pakai atau sewa; ketiga, pada rumah susun negara dapat di-lakukan dengan cara pinjam-pakai, sewa, atau sewa-beli; keempat, pada rumah susun ko mersial dapat dilakukan dengan cara di mi-liki atau disewa. Mengacu pada Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, Pasal 19 ayat (2) menyebutkan “Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pe-merintah diadakan pendaftaran tanah yang dilakukan antar lain dengan pemberian su rat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai

Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono (kiri) didampingi Sekretaris Menteri Perumahan Rakyat Iskandar dalam rapat Panja RUU Rusun.

26 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 27: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

atau penghuni rumah susun diatur suatu per himpunan dengan nama PPPSRS (Per him-punan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun) dimana, yang dimaksud ang gota per-himpunan adalah mereka yang meng huni atau menempati satuan rumah susun baik atas dasar pemilikan maupun hu bungan hu-kum lainnya.

Rapat PANJABeberapa alasan terhadap Revisi Undang-undang tentang Rusun adalah: pertama, sebagai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa “semua ketentuan perundang-un-dangan yang berkaitan secara langsung de-ngan daerah otonom wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya pada Un- dang-Undang ini”, sehingga memberikan salah satu konsekuensi bahwa pengelolaan terhadap perumahan menjadi tugas dari pemerintah daerah. Kedua, RUU tentang Ru sun disusun dalam rangka menjawab ke-pemilikan sarusun oleh orang asing. Ketiga, bahwa RUU tentang Rusun sebagai salah satu bentuk pelaksanaan terhadap Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Keempat, RUU tentang Rusun ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang dan tanah ter-masuk penataan kawasan permukiman ku-muh dan penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dalam menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap, se-rasi dan seimbang dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan ber wawasan lingkungan. Saat ini masih berlangsung pembahasan antara Pemerintah dengan PANJA Komisi V DPR RI dengan perkembangan pembahasan telah mencapai penyisiran pada DIM (Daf-tar Inventarisasi Masalah) terakhir, yaitu Ke-lembagaan. Materi pengaturan yang telah disepakati pada Rapat PANJA RUU tentang Rusun akan dibahas oleh Tim Perumus dan Tim Sin kro-nisasi untuk disempurnakan. RUU ten tang Rusun diharapkan dapat diselesaikan pada masa persidangan kedua tahun 2011, untuk selanjutnya dibawa ke Sidang Paripurna DPR RI dan ditetapkan oleh Presiden sebagai Un-dang-undang tentang Rumah Susun.*) Staf Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan Direktorat Pengembangan Permukiman Ditjen. Cipta Karya**) ***) Staf Bagian Hukum dan Perundang- undangan Setditjen. Cipta Karya

Langkah berikutnya dalam perencanaan adalah pertimbangan terhadap aspek ke-padatan bangunan, jumlah dan kepadatan penduduk, rencana rinci tata ruang, layanan PSU, layanan moda transportasi, alternatif pe-ngembangan konsep pemanfaatan rumah susun, layanan informasi dan komunikasi, serta konsep hunian berimbang dan analisis potensi kebutuhan rumah susun. Pada pembangunan rumah susun yang telah mengacu pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung memberi wacana bahwa pembangunan ru-mah susun mencakup tiga pemenuhan per-syaratan. Pertama, persyaratan adminis tratif yang meliputi status hak atas ta nah, izin mendirikan bangunan. Kedua, per sya ratan teknis yang meliputi tata ba ngunan (persya -ratan peruntukan lokasi dan intensitas, dan arsitektur), dan keandalan ba ngunan (per-syaratan keselamatan, kese ha tan, kenya ma-nan, kemudahan). Ketiga, per syaratan ekolo-gis yang mencakup kese rasian dan ke se im-bangan fungsi ling kungan, antara ling ku -ng an buatan, alam maupun dengan sosial bu daya, termasuk nilai-nilai budaya bangsa yang perlu diles tarikan. Pemenuhan lain dalam pembangunan ru-mah susun adalah Ijin Laik Fungsi (ILF) berupa sertifikat dari pemerintah daerah setelah me-nyelesaikan pembangunan ru mah susun yang wajib dilengkapi dengan pra sarana, sa rana, dan utilitas umum dalam ling kungan ru mah susun.

Pengelolaan RusunMaksud dari pengelolaan rumah susun yaitu

kegiatan operasional yang berupa, peme-li haraan dan perbaikan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama yang di-lak sanakan oleh pengelola yang berbentuk ba dan hukum.

Peningkatan Kualitas RusunSubstansi peningkatan kualitas terhadap ru-mah susun dilakukan pada bangunan ru mah susun yang tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki, selain itu juga terhadap rumah susun yang dapat menimbulkan ba haya da-lam pemanfaatan dan/atau ling ku ngan nya. Peningkatan Kualitas ru mah susun ter sebut dilakukan dengan pembangunan kembali ru mah susun melalui serangkaian proses pem bongkaran, penataan, dan pembangun-an yang juga berkaitan dengan umur teknis bangunan, kelayakan struktur, kelayakan un-tuk dihuni serta perlunya diperhatikan ter-hadap siapa yang bertanggung jawab dan pendanaannya dengan tetap melindungi kepentingan pemilik serta memperhatikan faktor-faktor sosial, budaya dan ekonomi yang manusiawi dan berkeadilan.

Kelembagaan Pemenuhan terhadap kebutuhan masyarakat akan rumah menjadi tanggung jawab pe-merintah, oleh karena itu pemerintah diberi wewenang untuk membentuk ba dan/lem-baga sebagai penyelenggara keter se diaan pe rumahan. Dalam RUU tentang Ru sun diatur badan/lembaga yang memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan penyediaan dan pelayanan Rusun Umum. Dalam konteks kelompok pemilik dan/

Anggota Pokja RUU Rusun dari Ditjen Cipta Karya.

INFOBARU 3

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 27

Page 28: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Merlion Square, Pusat kota sekaligus Landmark Singapura

Info

vasi

1

BBegitulah salah satu cuplikan fabel (cerita bi natang), hal ini pula berlaku tentang pe-na nganan sampah. Semua orang se pa kat, ke- bersihan sebagian daripada iman, ke bersihan pangkal kesehatan, tetapi ke tika membahas tentang rencana penem patan TPSS (Tempat Penampungan Sam pah Sementara) atau kon- tainer untuk menyimpan sampah semen tara, semua me nolak. Lain kucing, lain pula tikusnya. Apalagi Singa. Segalak - galaknya Singa, tidak ada yang memakan anaknya sendiri, tetapi Singa disini adalah sebuah negara maju yang

Galaknya Singapura pada Sampah,

Bak Singa Sayangi Anaknya

Ada suatu cerita, Kucing paling suka berburu Tikus. Merasa terancam akhirnya para tikus mengadakan rapat akbar. Hasil rapat terdapatlah kesimpulan. Kesimpulan pertama, bahwa

kucing harus dipasang kalung yang bisa berbunyi, sehingga setiap langkah kucing pasti terdengar. Pimpinan rapat berteriak, apakah kalian setuju? Setujuu !!! Jawab Tikus serentak. Kesimpulan kedua, lanjut pimpinan rapat, siapa yang akan memasangkan kalung tersebut?

Semua terdiam, bahkan nyaris tak terdengar. Dan yang lebih parah lagi, satu persatu meninggalkan rapat akbar. Rapat bubar tanpa ada kesepakatan bulat, malah menjadi

gepeng.

Ahmad Asnawi*)

terkenal dengan icon singa, yakni Si nga pu ra. Pengalaman penulis selama 12 jam berada di Singapura punya nilai tambah sen diri. Begitu tiba di Pelabuhan setelah me nyeberang dari Batam, terasa sekali per be daan, kebersihan di setiap tempat. Ka lau tidak mau disebut sulit menemukan tempat sampah apalagi sampahnya yang berserakan. Perlahan tapi pasti penulis mengamati su dut - sudut pelabuhan, ternyata tempat sampah diletakkan sedemikian rupa se-hing ga tempatnya bersih dan rapi bahkan ja uh dari kesan seperti bak sampah dari apa

yang penulis sering lihat di Indonesia. Se tiap tempat sampah dilengkapi dengan plas tik be sar untuk memindahkan sampah, se hing-ga tempat sampah dilapisi plastik dulu, dan tempat sampah selalu bersih. Ada pula yang menggunakan trolley (kereta dorong) un tuk me mindahkan sampah dari tempat sam pah ke TPSS. Penulis melanjutkan perjalanan dengan menggunakan travel. Sepanjang perjalanan yang dilalui terlihat tertib, baik pengemudi maupun pejalan kaki. Sungai bersih dari sam pah, mungkin ini yang membedakan

ww

w.fl

ickr

.com

28 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 29: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Mustafa Center, salah satu sudut kota di Singapura. Warga Singapura sangat peduli terhadap kebersihan kotanya sehingga kebersihan kota atau tempat umum terjaga dengan baik.

INOVASI 1

dengan negara berkembang. Kalau kita mem bangun gedung dan rumah dan taman mem belakangi sungai, sehingga sungai ko-tor dan tidak terawat, apalagi airnya ber sih. Berbeda dengan Singapura, mereka ak rab dengan sungai. Bangunan, rumah dan ha la-man menghadap ke sungai. Ketika penulis berhenti pada tempat ber sejarah atau tempat hiburan, selalu ber-temu dangan tempat sampah yang unik dan menarik. Jauh dari kesan kotor. Bahkan ada yang terdiri dari 4 tempat dalam satu unit yakni sampah plastik, kertas, kaleng dan cam puran. Ada hal yang lebih menarik ke-tika penulis sedang berada di Orchard road, pe nulis mewawancarai petugas kebersihan yang menggunakan armada kebersihan be-r u pa sepeda, sampah dipindahkan ke dalam sepeda sampah, kemudian dipasang kembali plastik yang besar, pada tong sampah. Alasan mereka menggunakan sepeda diantaranya hemat perawatan dan bebas polusi udara. Sepeda sampah dimodifikasi dari sepeda ba-lap dan kereta dorong sehingga beban tidak terlalu berat. Ada lagi penulis mengamati sebuah TPSS, jauh dari TPSS yang sering penulis jumpai, berukuran 6 x 10 m2, tepat di riverside. Dibatasi dengan plat besi tipis, dikelilingi

tanaman hias. Tidak ada atap, isinya terdiri dari tempat sampah (bin) ukuran 1 m3 meng-gunakan roda. Sampah diangkut tiap hari jam 8 malam ke kontainer. Begitu juga dengan akses troly tong sampah menuju TPSS ter-sebut dibuat sedemikian rupa supaya lebih cepat memindahkan sampah dari TPSS ke kontainer. Ada juga kawasan bisnis atau hotel, kontainer ditempatkan pada tempat yang kering, kemudian diletakkan seperti garasi, ditutup menggunakan rollingdoor. Sam pah diangkut setiap dua hari satu kali. Penulis juga memperhatikan salah satu kebiasaan warga Singapura, yakni mere ka merokok bukan di tempat - tempat khusus, tetapi mereka merokok di dekat tempat sampah. Mereka berjalan, ketika ber temu de ngan tempat sampah, berhenti untuk membuang puntung rokok atau ha nya abu rokok. Bahkan sengaja duduk dekat tempat sampah untuk merokok. Lu ar biasa !!. Padahal warga Singapura dulu dicitrakan jorok, ma-las, tidak disiplin, dan suka meludah di sem-barang tempat. Na mun kepemimpinan Lee Kuan Yew yang kon sisten bisa mengubah citra umum itu ( Asrori S.Karni; 2008,Hal : 159 dari Laskar Pelangi: The Phenomenon). Ada suatu kisah nyata, tentang penga-laman salah seorang peneliti mau membe-

rikan pengetahuan dan perilaku yang ba ik. Mereka pergi ke suatu tempat salah sa tu suku pedalaman. Dengan membawa se ma ngat yang tinggi dan keyakinan yang besar bahwa mereka akan berhasil memper kenalkan pa-kaian, sehingga dengan ha ra pan suku pe-dalaman tersebut dapat meng gunakan pa-kaian layaknya seperti kita. Pakaian me mang mereka gunakan, te tapi hanya ber ta han beberapa hari. Se ming gu kemudian pene-liti datang lagi, su ku pe dalaman kembali ke habitatnya. Me reka bu kan menggunakan pa kaian, tetapi mele pas nya kembali seperti sediakala. Se telah diselidiki ternyata, mere-ka melepas pakaian karena, keringat, pa nas, selama 3 hari pakaian tidak diganti, gatal, ak-hirnya dibuka. Analisa peneliti, me reka ha nya di kenalkan pakaian dan cara meng gunakan, lupa memberitahu cara kapan ha rus ganti pakaian, dan cara cuci serta men jemurnya sampai pakaian siap digunakan kem bali. Begitu juga dengan perilaku membuang sampah, hendaknya bukan hanya penge-ta huan tetapi sarana dan prasarana yang me nunjang harus tersedia. Lingkungan ber-sih, tempat sampah tersedia, berikan peng-hargaan bagi yang membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu modal un tuk iklim yang lebih baik. Akhirnya dari pengalaman tersebut penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, antara lain sehat itu investasi, tempat sampah bersih, mudah di-gunakan dan dibersihkan, serta fasilitas pub-lik harus bersih, unik dan menarik. Kekurangan penulis hanya melihat de-ngan waktu yang terbatas tanpa bisa me re-kam da ta, hanya melalui wawancara lang-sung dan kamera seadanya. Saran pe nu lis, hen daknya pe merintah, baik pusat mau pun daerah dan instansi yang terkait dengan program sampah memfasilitasi ser ta menye-diakan waktu dan anggaran khu sus untuk melaksanakan stu di banding ke ne gara maju (Singapura), ajak orang yang ber minat dan kompeten di bidangnya, lengkap de ngan guidenya dan biro perjalanan yang ber pe-ngalaman. Belajar melihat dan mere kam da ta selama dua hari, akan berbeda de ngan belajar teori selama ta hun. Apalagi ka lau be-lajar untuk diterapkan. Penulis ha nya 12 jam, refreshing by doing niat awal pe nulis. Semoga pengalaman kecil ini ada man faatnya bagi negeri ini.

*) Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Ke-bersihan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

ww

w.k

ham

tran

.com

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 29

Page 30: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

DDeddy Jubaedi *)

Ditjen Cipta Karya kembali meluncurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) program Rural Infrastructure Support (RIS-PNPM Mandiri) Tahun 2011 sebesar Rp. 375 Milyar untuk 1.500 desa sasaran. Dana tersebut merupakan dana hibah dari pemerintah pusat kepada

masyarakat desa sasaran yang digunakan untuk membangun infrastruktur desa sesuai dengan kebutuhan prioritas masyarakat.

1.500 Desa Terima Rp. 375 Milyar Dana BLM RIS-PNPM

Direktur Pengembangan Permukiman Direk-torat Jenderal Cipta Karya, meng ungkapkan, sudah lama masyarakat memelihara pa ra-digma lama dalam pembangunan. Pem ba-ngu nan bersifat top-down dan tidak me li bat-kan masyarakat sejak awal telah mem berikan anggapan yang salah bahwa fasilitas pem-bangunan itu adalah sebagai hadiah da -ri pemerintah, sehingga tidak tumbuhnya sense of belonging terhadap fasilitas pem-bangunan tersebut. Ia mengungkapkan itu dalam sambutan yang dibacakan oleh Ka-subdit Peningkatan Permukiman Wilayah

Gem

a PN

PM 1

II, Hendarko Rudy Susanto, pada acara so-sialisasi program RIS-PNPM di Provinsi Jambi pada tanggal 22 Maret 201. ”Kondisi seperti ini akan membentuk men tal masyarakat yang kurang perhatian ter hadap usaha pengembangan prasarana di lingkungannya, apalagi berpikir tentang orientasi pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, pendekatan pemberdayaan me ru- pakan solusi yang efektif sebagai upaya untuk mendorong implementasi pem bangu-nan berkelanjutan dengan me nempatkan masyarakat sebagai subjek da lam pe nye-

Wakil Gubernur Jambi Fachroeri Umar dan PMU RIS PNPM Mandiri Hendarko Rudi S, dalam Sosialisasi RIS PNPM di Jambi.

30 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 31: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

GEMAPNPM 1

lenggaraan program melalui pro ses pem -berdayaan dan pembangunan par ti si patif,” ucapnya. Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam RPJMN 2010-2014 di-ma na pencapaian peningkatan kese jah tera an ma syarakat harus dilakukan dengan upaya per baikan terhadap kualitas sum ber daya ma -nusia serta adanya program-pro gram pem -bangunan perdesaan yang me nyen tuh masyarakat miskin. Program-program pemba ngu nan di perdesaan yang di maksud ada lah program yang mampu mengurangi ke sen jangan pen-dapatan, ke senjangan pembangu nan an tar daerah, dan kesenjangan gen der yang akan terus di laksanakan untuk mem perkuat di-men si keadilan. Kementerian PU melalui Direktorat Jen de-ral Cipta Karya menjalankan arah kebijakan pembangunan nasional tersebut dengan me-laksanakan program-program berbasis pem -berdayaan seperti RIS-PNPM Mandiri. Pro-gram ini diharapkan dapat mencapai output antara lain; pertama, peningkatan pe laya nan dan infrastruktur desa melalui pe nya luran BLM; kedua, perbaikan kualitas sum berdaya manusia berupa penguatan ka pa sitas peren-canaan dan pengembangan ma syarakat ser-ta peningkatan kapasitas para pe laku pro-gram dan peningkatan kinerja pro gram itu sendiri. RIS-PNPM dilaksanakan dengan tujuan

un tuk mewujudkan peningkatan akses ke-pada masyarakat miskin, hampir miskin, dan kaum perempuan terhadap pelayanan in -fra struktur dasar perdesaan berbasis pem-berdayaan ma syarakat dalam tata kelola pe-merintahan yang baik. RIS-PNPM dimulai pada tahun 2009, dan sampai dengan tahun 2011 ini, RIS-PNPM te lah menggulirkan dana sebesar Rp. 1,23 Triliun dengan sasaran desa-desa yang ber-ada di 215 kecamatan yang tersebar di 37 Kabupaten/kota di propinsi Riau, Jambi, Su-matera Selatan, dan Lampung. Pada tahun 2011 ini, penanganan ditujukan kepada 1.500 desa sasaran yang telah mendapatkan pro-gram di tahun 2010 untuk melanjutkan pe-nyelesaian PJM yang telah disusun oleh ma-syarakat. Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi Fach rori Umar menyampaikan bahwa perma -salahan kemiskinan merupakan sa lah satu tantangan bagi pembangunan nasional, yang juga menjadi tantangan pembangunan di Provinsi Jambi. Oleh karena itu, penanggula-ngan kemiskinan diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat, provinsi, ka bu-paten bahkan swasta dan masyarakat. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa upaya nyata juga telah dilaksanakan oleh Pe merintah Provinsi Jambi dalam upaya pe-nanggulangan kemiskinan yaitu dengan meng gulirkan Program Satu Milyar Satu Ke-

ca matan (Samisake). Program ini ditujukan untuk membangun peningkatan kualitas tem- pat tinggal masyarakat miskin melalui be dah rumah. Tentu saja, ada kriterianya antara lain adalah rumah yang masih berlantai ta nah, berdinding bambu dan beratap daun. Program pemberdayaan yang dijalankan pe merintah melalui sinkronisasi dan harmo -nisasi program di tingkat daerah juga me ru-pakan langkah yang bagus un tuk meng galisumber daya yang ada di per de sa an, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Untuk itu, hal yang penting dalam pelaksanaan program-program ini adalah meng gunakan tenaga-tenaga setempat dan material setempat. Dengan demikian, di sam -ping masyarakat mendapatkan infra stru k tur yang layak, juga bisa men dapatkan tamba-han penghasilan melalui upah kerja dan pe-ngadaan materialnya. Hendarko Rudy Susanto pada kesempa-tan ini juga menyampaikan bahwa RIS-PNPM bukanlah sekedar program fisik saja tapi benar-benar dirancang untuk mem ba-ngun desa dan masyarakatnya, dimana pe-nyelenggaraannya berlandaskan pada pen dekatan partisipatif untuk mewujudkan keman -dirian masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan. Perlu dipahami bersama bah-wa kemandirian dan pembangunan ber ke-lanjutan akan terwujud apabila ma sya ra kat telah memiliki rasa peduli yang tinggi de-ngan didukung oleh kebijakan implemen tasi program pemerintah daerah yang pro-poor, serta kelompok peduli lainnya yang ber ori-entasi pada tanggungjawab sosial dan pem-bangunan berkelanjutan. Peran pemerintah daerah dan para pe-mer hati pembangunan perdesaan merupa -kan unsur penting dalam menye lengga rakan program ini. Mereka di ha rap kan mampu men-ciptakan kondisi yang kondusif dan sinergi yang positif bagi masyarakat, mendukung dan mendampingi masyarakat agar pelak-sa naan RIS-PNPM dapat dilak sa nakan se-su ai sendi-sendi dan meka nisme program yang telah ditetapkan. Keber hasilan pelak-sa naan program ini bukan keber ha silan da -ri pemerintah pusat saja, tetapi meru pa kan hasil pemikiran dan kerja keras kita se mua dalam menjalankan tugas dan tang gung-jawab bersama untuk mewujudkan masya ra-kat Indonesia yang aman damai, adil de mok-ratis dan sejahtera.

*) Tim Sekretariat RIS PNPM Mandiri, Ditjen Cipta Karya

Masyarakat Kecamatan Bathin II Babeko, Kabupaten Muaro Bungo, Prov. Jambi mendambakan jalan akses ke perkebunan mereka dibangun oleh RIS PNPM.

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 31

Page 32: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Gem

a PN

PM 2

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat program pemberdayaan masyarakat menyumbang 70% dalam mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Sedangkan sampai

tahun 2014, Indonesia mentargetkan pengurangan angka kemiskinan hingga 8%. Dan, rata-rata tiap tahun Indonesia mampu mengurangi kemiskinan 0,6%. Kendati angka tersebut

tertinggi di dunia, namun untuk mengejar target 8% pada 2014, maka penurunannya seharusnya 1% per tahun. Oleh karena itu, pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri sebagai program pemberdayaan perlu dievaluasi.

Program Pemberdayaan MasyarakatSumbang 70%

Pengurangan KemiskinanMMeskipun BPS tidak spesifik menyebut PNPM Mandiri, namun program pemberdayaan ma syarakat yang memayungi program-pro-gram berbasis masyarakat di seluruh ke men-terian dan lembaga pemerintah tersebut layak disorot. Hal itu dinyatakan Deputi Menko Kesra bidang Penanggulangan Kemiskinan, Sujana Royat, dalam sebuah peluncuran studi yang dilakukan World Bank belum lama ini. Acara tersebut dibuka oleh Direktur Jen-deral (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pe ker-jaan Umum (PU) Budi Yuwono, dan meng ha-dirkan narasumber antara lain Sujana Royat (Deputi Menko Kesra bidang Penanggulangan Kemiskinan), Franz Dress-Gross (Sector Ma na-ger, Sustainable Development, The World Bank), Judy Baker (Lead Economist), Peter Glick dan Vivi Alatas (Senior Econnomist World Bank), serta pembicara lainnya dengan dipandu oleh Staf Khusus Menteri PU Danang Parikesit. Budi Yuwono mengungkapkan, PNPM Man-

Jalan setapak di permukiman nelayan Kendari, Sulawesi Tenggara

32 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 33: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

GEMAPNPM 2

diri Perkotaan yang sebelumnya bernama Pro gram Penanggulangan Kemiskinan Per ko-ta an (P2KP) sampai saat ini telah mem bentuk 13.146 Badan Keswadayaan Masyarakat (BK M), 701 ribu kader masyarakat/relawan, serta lebih da ri 480 ribu Kelompok Swadaya masyarakat (KSM) dengan jumlah anggota mencapai 3,9 ju ta jiwa. Sejak pertama kali digulirkan tahun 1999, PNPM Mandiri Perkotaan telah menyalurkan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) seba-nyak Rp 5 triliun, terdiri dari ABPN Rp 4,5 triliun dan APBD melalui Dana untuk Urusan Bersama (DUB) Rp 500 miliar. Penerima manfaat P2KP mencakup 22,3 juta warga mis kin, yang terdiri dari penerima manfaat kegiatan infrastruktur sebanyak 15,9 juta jiwa, kegiatan ekonomi se banyak 2,1 juta jiwa, dan 4,3 juta jiwa me-nerima manfaat kegiatan so sial. “Studi dan evaluasi PNPM Perkotaan telah dilakukan oleh banyak pihak, mulai dari Ke-menterian PU, Bappenas, dan lain-lain. Ke -gia tan studi dan evaluasi tersebut rata-ra ta menilai positif terhadap program PNPM Man-diri Perkotaan beserta rekomendasi un tuk me ningkatkan penanganan kemiskinan,” ujar Budi. Temuan positif tersebut antara lain : pertama-tama, tingginya tingkat partisipasi ma syarakat dari perencanaan hingga pe-lak sa naan ke gia t an. Kedua, peningkatan ka-pa- sitas kelem bagaan dalam swakelola pem -ba ngunan me lalui BKM/LKM, termasuk

tumbuhnya demokrasi, transparansi dan akun ta bilitas. Ketiga, tum buhnya sense of res pon sibility dan sense of ownership yang di-buktikan melalui kontribusi, khususnya dalam pemba ngunan infrastruktur permu kim an. Ke-em pat, berda sar kan temuan tim audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pem ba ngunan (BPKP), auditor independen, dan te muan tim pengendali, PNPM menunjukkan hasil wajar tanpa pengecualian terhadap la poran PNPM Mandiri Perkotaan. Meskipun demikian, Budi Yuwono menilai beberapa hal yang masih menjadi pekerjaan rumah PNPM Mandiri Perkotaan, antara lain, pertama, masih rendahnya kapasitas institusi masyarakat dalam pengelolaan dana bergulir. Kedua, belum optimalnya pendampingan ter -hadap kelompok-kelompok swadaya ma sya-rakat sebagai wadah perbaikan ke se ha tan masyarakat. Ketiga, masih ren dahnya ko mit-men Pemerintah Daerah untuk menye diakan DUB, hingga sekarang baru sekitar 40% Pem-da yang menyediakan DUB. Keempat, ma sih perlu dirimuskan konsep keberlanjutan BKM pasca pelaksanaan PNPM Perkotaan. BKM yang sudah dibentuk sejak lama harus men-dapatkan revitalisasi agar semangatnya te tap segar. Sementara itu, Judy Baker memaparkan, studi Bank Dunia tentang kemiskinan di In-donesia dan evaluasi PNPM pada April nanti akan memasuki mid-term report, Mei – Juni penelitian ke lapangan, Juli merumuskan te -

muan awal, September penyusunan draft ak-hir, dan pada Oktober akan dilakukan review. Terkait studi yang akan dilakukan Bank Dunia, Budi Yuwono mengharapkan hasil yang menyangkut beberapa hal antara lain; per tama, memastikan bahwa PNPM per ko ta-an diterima oleh masyarakat miskin, baik da-lam akses pengambilan keputusan maupun pengelolaan dana bantuan. Kedua, mencari sinergi program PNPM Perkotaan dengan pro gram klaster 1 maupun 3 yang dikoordinir masyarakat setempat melalui penguatan ka-pa sitas BKM. Ketiga, memperkuat good go-vernance antara masyarakat dan pe me rin tah daerah. Keempat, optimalisasi pem bangunan berkelanjutan oleh masyarakat me lalui pe-nye m purnaan konsep program ne ighborhood de ve lopment. Kelima, meru mus kan strategi PN PM Perkotaan yang tepat dan efektif un-tuk kelompok sasaran hampir miskin. Dan ke-enam, meningkatkan peran pemda dalam pe-ngelolaan PNPM Perkotaan. “Kami menyadari, keberhasilan dari PNPM Mandiri Perkotaan ini bisa diindikasikan de-ngan terwujudnya masyarakat mandiri, ya itu masyarakat yang mampu mengatasi persoa -lan di lingkungannya, tanpa bergantung da ri pihak lain, dan dilakukan secara ber ke lan-jutan. Untuk memfasilitasi itu, tidak cu kup dengan PNPM Mandiri perkotaan saja, tapi harus ada dukungan dari program lin dan ber-sinergi untuk mengentaskan ke miskinan di perkotaan,” ujar Budi. (bcr)

Deputi Menko Kesra Bidang Penanggulangan Kemiskinan, Sujana Royat, Direktur Jenderal Cipta Karya Budi Yuwono, dan Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum Danang Parikesit, dalam launching Studi dan Evaluasi PNPM Mandiri oleh Bank Dunia.

Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011 33

Page 34: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

masalah dana penjaminan tidak ada ma salah, su dah ada tiga bank yang bersedia memberikan dana investasi sekitar Rp 3 triliun lebih,” kata Direktur Pengembangan Air Minum Danny Sutjiono saat membuka acara tersebut. Workshop yang dilaksanakan selama dua hari tersebut mengundang 80 PDAM sehat, para Bappeda terkait, perwakilan dari perbankan, PERPAMSI dan juga Kementerian terkait. (dvt)

Sejak digulirkan tahun 2009, Perpres No.29/2009 tentang penjaminan subsidi bunga perbankan na-sional untuk PDAM belum menunjukkan tajinya. Un tuk mendorong hal tersebut, Kemen PU me-lalui Ditjen Cipta Karya kembali menjaring 80 PDAM yang berminat untuk mengikuti program investasi melalui acara “Workshop Peningkatan In vestasi Penyediaan Air Minum” di Jakarta 15-16, 2011. Ditjen Cipta Karya selaku fasilitator siap mem bantu PDAM dalam penyusunan proposal pinjaman ke perbankan. “Kami siap membantu menyusun studi ke la-yakan PDAM untuk pinjaman perbankan. Untuk

Menurut Pakar Sosiolog Imam Prasodjo, pembangunan permukiman di Indonesia harus mengembangkan konsep Culture Capital dan so-cial capital. Culture Capital yang dimaksud adalah pembangunan per-mukiman dengan bernuansakan arsitektur lokal, sementara social ca pital adalah pembangunan yang memperhatikan interaksi sosial sesama manusia. “Negara kita kaya akan suku-suku dan keanekaragaman. Ber da-sarkan hal tersebut, Kementerian PU selaku agen pemerintah harus mempelopori pembangunan permukiman berdasarkan culture capital yang mempunyai charakter building,” katanya saat diundang oleh Dit. Pengembangan Permukiman dalam acara coffee morning di Jakarta, Rabu (9/3). (dvt)

Pemerintah Kota Surabaya bertekad akan menyelesaikan masalah Bozem secepatnya. Area Bozem seluas 80 hektar saat ini dipenuhi tumbuhan enceng gondok dan dinilai memperburuk keindahan kota. Agar problem itu tuntas, Walikota Surabaya Tri Resma memberikan waktu dua bulan kepada aparatnya untuk menyelesaikannya. “Karena alat kami terbatas, maka butuh waktu untuk membersihkan Bozem ini. Dan saya pikir waktu dua bulan cukup untuk menuntaskan masalah ini,” tegas Walikota Surabaya, Tri Risma didampingi Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Kemen-terian PU usai memimpin kerjabakti masyarakatnya mem bersihan Bo-zem kemarin di Surabaya (6/3). Sementara itu, Direktur PPLP Ditjen Cipta Karya, M. Syukrul Amien menjelaskan, masalah Bosem sudah ditangani Kementerian PU sejak tahun 2007. Sebelumnya ditangani oleh Ditjen Sumber Daya Air (SDA). Kemudian dialihkan ke Ditjen Cipta Karya melalui Direktorat PPLP. Se-jak 2007 hingga kini dana Pusat yang dikucurkan untuk menangani proyek ini (Bozem) mencapai sekitar 150 miliar. (dvt)

Imam Prasodjo: Pembangunan PermukimanHarus Berdasar Culture Capital

Cipta Karya Jaring80 PDAM

Untuk ProgramJaminan Perbankan

Walikota Surabaya JanjikanDua Bulan Kondisi Bozem

Bersih

SEPUTARKITA

Sepu

tar K

ita

34 Buletin Cipta Karya - 03/Tahun IX/Maret 2011

Page 35: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Selamat Dan Sukses Atas Terselanggaranya

KONSULTASI REGIONALKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 2011

Jakarta, 10-11 Maret 2011 dan Bali, 17-18 Maret 2011

“Meningkatkan Kemanfaatan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman untuk Pertumbuhan dan Percepatan

Pembangunan Ekonomi serta Kesejahteraan Masyarakat”

Page 36: Merajut Asa MDGs Bersama CSR - Ditjen Cipta Karyaciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_mar11.pdf · Bagian Produksi Djoko ... Tapi proses sebelum dilaksanakan fisik yang barangkali

Segenap Pimpinan dan StafDirektorat Jenderal Cipta Karya

Mengucapkan

Selamat Hari Raya NyepiTahun Baru Saka 1933