MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan...

11
, MENTER I KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.011/2013 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG DAN/ATAU JASA GUNA KEPENTINGAN UMUM DAN PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI SEKTOR TERTENTU UNTUK TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka memenuhi penyediaan barang dan/atau jasa untuk kepentingan umum, dikonsumsi oleh masyarakat luas, dan / atau melindungi kepentingan konsumen, peningkatan daya saing industri tertentu di dalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk ditanggung pemerintah kepada industri sektor tertentu untuk Tahun Anggaran 2013; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan dalam rangka . melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (9) Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Memproduksi Barang Dan/ Atau Jasa Guna Kepentingan Umum Dan Peningkatan Daya Saing Industri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2013; 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia· Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang . Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5361);

Transcript of MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan...

Page 1: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

,

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 7/PMK.011/2013

TENTANG

BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHANUNTUK MEMPRODUKSI BARANG DAN/ATAU JASA GUNA KEPENTINGAN UMUM

DAN PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI SEKTOR TERTENTUUNTUK TAHUN ANGGARAN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

Mengingat

: a. bahwa dalam rangka memenuhi penyediaan barangdan/atau jasa untuk kepentingan umum, dikonsumsioleh masyarakat luas, dan / atau melindungi kepentingankonsumen, peningkatan daya saing industri tertentu didalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja,dan meningkatkan pendapatan negara, perlumemberikan insentif fiskal berupa bea masuk ditanggungpemerintah kepada industri sektor tertentu untuk TahunAnggaran 2013;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan dalam rangka

. melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (9) Undang­Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013,perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentangBea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor BarangDan Bahan Untuk Memproduksi Barang Dan/Atau JasaGuna Kepentingan Umum Dan Peningkatan Daya SaingIndustri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2013;

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia·Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang.Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor228, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5361);

~

Page 2: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

Menetapkan

~.~·'I::'I..l~l:\· ))J."",. ,N .-'-\7!J'~,\\\f:·"...\ill I&." ,I'

}-rjli\~~'\

·MENTERIKEUANGANREPUBLlI< INDONESIA

- 2 ­

MEMUTUSKAN :

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG BEA MASUKDITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DANBAHAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG DANjATAU JASAGUNA KEPENTINGAN UMUM DAN PENINGKATAN DAYASAING INDUSTRI SEKTOR TERTENTU UNTUK TAHUNANGGARAN 2013.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Bea Masuk Ditanggung Pemerintah yang selanjutnyadisebut BM DTP adalah bea masuk terutang yang dibayaroleh pemerintah denganpagu anggaran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 ayat (8) Undang-Undang Nomor19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan danBelanja Negara Tahun Anggaran 2013 besertaperubahannya.

2. Industri Sektor Tertentu adalah industri yang· layakuntuk diberikan BM DTP sesuai dengan kebijakanpengembangan industri nasional.

3. Pembina Sektor Industri adalah menterijpimpinan. lembaga yang membina industri sektor tertentu.

4. Barang dan Bahan adalah barang jadi, barang setengahjadi danj atau bahan baku termasuk suku cadang dankomponen, yang diolah, dirakit, atau dipasang untukmenghasilkan barang danj atau jasa.

5. Kuasa Pengguna Anggaran Belanja Subsidi Bea MasukDitanggung Pemerintah yang selanjutnya disebut KPA BMDTP, adalah pejabat pada kementerian negarajlembagayang ditetapkan ·oleh . Menteri Keuangan untukmelakukan pengelolaan anggaran belanja subsidi beamasuk ditanggung pemerintah.

6. Kuasa Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disebutKuasa BUN adalah Direktur Jenderal PerbendaharaanjKepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yangberwenang menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana(SP2D) atas beban APBN.

Pasal2

(1) BM DTP dapat diberikan kepada Industri Sektor Tertentuberdasarkan kriteria penilaian:

a .. memenuhi penyediaan barang danj atau jasa untukkepentingan umum, dikonsumsi oleh masyarakat luas,danjatau melindungi kepentingan konsumen;··

~

Page 3: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

M~NTERIKEUANGAN

RI:PUI3L1I( INDONESIA

- 3 -

b. meningkatkan daya saing;

c. meningkatkan penyerapan tenaga kerja; dan

d .. meningkatkan pendapatan negara.

(2) Penentuan bobot masing-masing kriteria penilaiansebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimanatercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Masing-masing kriteria penilaian untuk Industri SektorTertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikandengan nilai antara 10 (sepuluh) sampai dengan 100(seratus) dan total nilai Industri Sektor Tertentu yangdapat diberikan BM DTP paling sedikit 50 (lima puluh).

(4) BM DTP dapat diberikan atas impor Barang dan Bahandengan ketentuan sebagai berikut:

a. Barang dan Bahan belum diproduksi di dalam negeri;

b. Barang dan Bahan sudah diproduksi di dalam negerinamun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan;atau

c. Barang dan Bahan sudah diproduksi di dalam negerinamun jumlahnya belum mencukupi kebutuhanindustri.

(5) BM DTP tidak diberikan terhadap:

a. Barang dan Bahan yang dikenakan pembebanan beamasuk sebesar 0% (nol persen);

b. Barang dan Bahan yang dikenakan pembebanan beamasuk sebesar 0% (noI persen) berdasarkan perjanjianatau kesepakatan internasional;

c. Barang dan Bahan yang dikenakan Bea Masuk AntiDumping/Bea Masuk Anti Dumping Sementara, BeaMasuk Tindakan Pengamanan/Bea .·Masuk TindakanPengamanan Sementara, Bea Masuk Imbalan, atau·Bea Masuk Tindakan Pembalasan;

d. Barang dan Bahan yang diimpor oleh perusahaan diTempat Penimbunan Berikat; atau .

e. Barang dan Bahan yang diimpor oleh perusahaan yangmendapat fasilitas pembebasan/pengembalian beamasuk atas impor Barang dan Bahan untuk diolah,dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuanuntuk diekspor.

~

Page 4: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

~ t..'~ /

\$; (1' :K~,t~· ,..<' \ocl·~ ',','.2,-A~ .-.,:.;if~,I~],

·1. '~'Jln,\\\§,t,i ,v., , 1..q,{{IJ......"

'1"'if..'I'\

MENTEHI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 4 -

Pasal 3

(1) Permohonan untuk mendapatkan BM DTP diajukan olehPembina Sektor Industri kepada Menteri Keuangandilampiri dengan:

a. analisis dan alasan perlunya Industri Sektor Tertentudiberikan BM DTP dengan memperhatikan kriteriapenilaian sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 2ayat (1), ayat (2), dan ayat (3);

b. laporan realisasi BM DTP untuk periode 2 (dua) tahunsebelumnya yang terdiri dari laporan pelaksanaan BMDTP dan laporan pemanfaatan BM DTP, denganmenggunakan format sebagaimana tercantum dalarnLampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Menteri ini, disertai alasan dalam haltidak tercapai pagu anggaran BM DTP sektor industriyang bersangkutan;

c. daftar Barang dan Bahan dengan uraian spesifikasiteknis, sesuai dengan ketentuan Barang dan Bahansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) danayat (5); dan

d, usulan pagu anggaran BM DTP yang dilampiri dengankerangka acuan kerja (KAK) , rincian anggaran biaya(RAB) , dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak(SPTJM) yang dapat dipertanggungjawabkan.

(2) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud padaayat (1), Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuanganmelakukan pengkajian sebagai bahan rekomendasikepada Menteri Keuangan.

(3) Dalam rangka pengkajian sebagaimana dimaksud padaayat (2), Badan KebUakan Fiskal Kementerian Keuanganmeminta masukan· dari kementerian negara/lembaga,Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat JenderalAnggaran, danlatau Direktorat Jenderal Perbendaharaan..

(4) Sesuai dengan rekomendasi Badan Kebijakan Fiskalkepada Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud padaayat (2), Direktur Jenderal Anggaran mengajukan izinprinsip penyediaan dana kepada Menteri Keuangan unt'ukmendapatkan persetujuan.

(5) Dalam hal permohonan dan jumlah pagu anggaransebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui, MenteriKeuangan menetapkan Peraturan Menteri Keuanganmengenai BM DTP atas impor Barang dan Bahan untukIndustri 8ektor Tertentu.

t

Page 5: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

Pasal4

(1) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (5), KPA BM DTPmengajukan usulan pengalokasian anggaran kepadaDirektur Jenderal Anggaran. yang dilampiri dengankonsep Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

(2) Atas usulan pengalokasian anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Direktur Jenderal Anggaran atasnama Menteri Keuangan mengesahkan Daftar IsianPe1aksanaan Anggaran (DIPA) sesuai dengan PeraturanMenteri Keuangan mengenai petunjuk penyusunan danpengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran.

Pasal 5

(1) Dalam rangka pelaksanaan pencairan be1anja subsidi BMDTP, KPA BM DTP menerbitkan keputusan untukmenunjuk:

a. Pejabat Pembuat Komitmen;

b. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar; dan

c. Bendahara Penge1uaran.

(2) Salinan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara selaku Kuasa BUN di daerah..

Pasal6

Dalam rangka penerbitan Keputusan Menteri Keuanganmengenai pemberian BM DTP, Direktorat Jenderal Bea danCukai menerima dan memeriksa permohonan BM DTP danRencana Impor Barang atau Rencana Impor BarangPerubahan yang telah disetujui dan ditandasahkan olehPembina Sektor Industri, yang diajukan oleh perusahaan.

Pasal7

(1) Pembina Sektor Industri menyampaikan LaporanTriwulan Realisasi Bea Masuk Ditanggung Pemerintahkepada Menteri Keuangan c.q. Kepala Badan KebijakanFiskal dan Direktur Jenderal Anggaran, denganmenggunakan format sebagaimana tercantum dalamLampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Menteri ini.

-t--

Page 6: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

MENTERII(EUANGANREPUBLII( INDONESIA

- 6 -

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikanpada bulan April, Juli, Oktober dan Desember 2013.

(3) Direktur Jenderal Bea dan Cukai menyampaikan LaporanTriwulan Realisasi Bea Masuk Ditanggung Pemerintahkepada Menteri Keuangan c.q. Kepala Badan KebijakanFiskal dan Direktur Jenderal Anggaran, denganmenggunakan format sebagaimana tercantum dalamLampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Menteri ini.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikanpada bulan April, Juli, Oktober, dan Desember 2013.

Pasal8

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan sampai dengan tanggal31 Desember 2013.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannyadalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 2 Januari 2013MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 2 Januari 2013MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 10Salinan sesuai dengan aslinyaKEPAL~.~)il'~M

// ...,.' '-15---~""/? )<..:' .....11.. " ~~:;.

KE~~J;(-BAGIA-li.:!\~~KEMENTERIAN

~BIRO UMUM I '<: I. t' /,

GlA~T . -----" ' ).~ u ' / /;

NIP 1~~~7?~~gI001

Page 7: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

MENTERII(EUANGANREPUBLlJ< INDONESIA

LAMP1RAN IPERATURAN MENTERl KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 7/PMKOll/2013TENTANOBEA MASUI{ DITANOOUNO PEMERINTAH ATAS IMPORBARANG DAN BAHAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG DAN!ATAU JASA OUNA KEPENTlNOAN UMUM DAN PENINOKATANDAYA SAING INDUSTRI SEKTOR TERTENTU UN'I'UK TAHUNANOOARAN 2013

KRITERIA PENILAIAN DAN BOBOTDALAM PENENTUAN PENERIMA BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

NO. KRITERIABOBOT

1%1

1 Memenuhi penyediaan barang dan/atau jasa untuk 40kepentingan umum, dikonsumsi oleh masyarakat 1uas,dan/atau melindungi kepentingan konsumen;

2 Meningkatkan daya saing; 30

3 Meningkatkan penyerapan tenaga kerja; dan 20

4 Meningkatkan pendapatan negara 10

Total bobot seluruh kriteria 100

Salinan sesuai..dengan aslinya

KEPALA .B:~tJiYijJJ:!~

&',,'1-: _, "'"~ .;.0-

KEP f 6~' J,;JSk$ \ ENTERIAN

~!! BIRO UMUM ).~ ~." I "

GIAR ;'NIP 19 o,,~'" OJ98~q~lOZ~~~

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Page 8: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

MENTERI KEUANGANREPUSLIK INDONESIA

LAMPIRANIIPERATURAN MENrERJ KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 7/PMKOll/2:013TENfANGBEA MASUK DITANGGUNG PEMERINI'AH ATAS IMPOR BARANGDAN BAHAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG DAN/ ATAU JASAGUNA KEPENTINGAN UMUM DAN PENmGKATANDAYASAlNGINDUSI'RISEKTOR TERTENfU UNfUK TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN KEMENTERIAN/LEMBAGA MENGENAI REALISASI BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

KEMENTERIAN/ LEMBAGATAHUN ANGGARAN : 2011

I. LAPORAN PELAKSANAAN BM DTP

PAGU ANGGARAN DALAM NILAI RENCANA IMPOR NILAI SURAT PERINTAH

NOSEKTOR INDUSTRI PERATURAN MENTERI BARANG DAN/ATAU MEMBAYAR YANG TELAH

TERTENTU KEUANGAN PER SEKTOR PERUBAHAN DIAJUKANlmiliar Rupiah) lmiliar Rupiah) lmiliar Rupiah)

( 1) 12) 13) 14) (5)

Page 9: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

II. LAPORAN PEMANFAATAN BM DTP

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 2 -

SEKTOR INDUSTRI MODALUSAHA TENAGA KERJA PENJUALAN PPN

NO TERTENTU (miliar Rupiah) (orang) (miliar Rupiah) DALAM NEGERI(miliar Rupiah)

(PER PERUSAHAAN)2010 2011 2010 2011 2010 2011 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

KPA BM DTP

( )

Salinan sesuai-d.~anaslinya

KEPA~~;~~KEPAr&'A~gAGIAN:r~lJ/~~MENTERIAN

I' '" { 12'"'\~ BIRO UMUM 'C. I

* \ '!JGIAR to /'. .j,NIP 19 ~"R~~~" 001~

MENTERI KEUANGAN REPUBLlK INDONESIA,

ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Page 10: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

LAMPIRANIDPERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 7jPMKOllj20l3TENTANGBEA MASUK DITANGGUNG PEM'ERINTAH ATAS IMPOR BARANGDAN BAHAN UNTUK MEMPRODUKSI BARANG DANjATAU JASAGUNA KEPENTINGAN UMUM DAN PENINGKATAN DAYA SAIN'GINDUSTRI SEJ<TOR TERTENTU UNrUK TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TRIWULAN KEMENTERIAN/LEMBAGA MENGENAI REALISASI BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

KEMENTERIAN/ LEMBAGATRIWULANTAHUN ANGGARAN

: I/II/Ill/IV *): 2013

*) pilih salah satu

PAGU ANGGARAN DALAM NILAI RENCANA IMPOR NILAI SURAT PERINTAH

NO SEKTOR INDUSTRI PERATURANMENTERIKEUANGAN BARANG DAN/ATAU MEMBAYAR YANG TELAHTERTENTU PER SEKTOR PERUBAHAN DIAJUKAN

(miliar Rupiah) (miliar Rupiah) (miliar Rupiah)

(1) (2) (31 (41 151

..

KPA BM DTP

( j

Salinan sesuai dengan aslinya~~~..~

KEPALA BI:R0 :M:MtlM/f" <{.~. ·~"'(/a,."u-:n..~,9K. '~

KEPAL1(iBA.GIAI~LT_ll{\·'K MENTERIAN{( st' ,<. \~ BIRO UMUM I, I

\\ w • / :': iGIART\ p / .JNIP 195' . 4' o-J.-9fr4,02/' 0 1

~ :. '4.~1t"; ·r.:' ,..,,;'"::c--.... ,...

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Page 11: MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINANdalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan negara, perlu memberikan insentif fiskal berupa bea masuk

MENTERIKEUANGANREPUBUK INDONESIA

LAMPIRANJVPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 7/PMK.Oll/20l3TENTANGBEA MASUK DITANGGUNG PEMERlNTAH ATAS IMPOR BARANGDAN BAHAN UNrUK MEMPRODUKSI BARANG DAN/ATAU JASAGUNA KEPENTINGAN ID..ruM DAN PENThTGKATAN DAYA SAll'l'GINDUSTRI SEKTOR TERTENfU UNTUK TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN TRIWULAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENGENAI REALISASI BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAITRIWULAN : I/U/Ill/IV *)TAHUN ANGGARAN : 2013

PERATURAN PERATURAN PEMBERIAN PERSENTASEDIREKTUR PAGU ANGGARAN FASILITAS PEMBERIAN PERSENTASE PERSENTASE

MENTER! REALISASI REALISASI REALISASISEKTOR INDUSTRI JENDERAL BEA YANG BMDTP SISAPAGU FASILITASNO KEUANGAN BMDTP TERHADAP TERHADAPTERTENTU DAN CUKAI DIALOKASlKAN BERDASARKAN (Rupiah) TERHADAP(Rupiah) KMK

(Rupiah) PAGU PAGU KMKBM DTPNO TGL NO TGL (Rupiah) (%)

(%) (%)

II) (2) (3) 4\ IS) (6) 171 181 (9) nO) lU)

*) pilih salah satu

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJO