Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis

4
 Menjelaskan makroskopik dan mikroskopik liquor cerebrospina lis a. Warna  Nor ma l caira n serebr os pi na l warnanya jernih dan patologi s bi la berwarna: kuning,san tokh rom, cucian daging, purulenta atau keruh . Warna kuning muncu l dari  protein. Peningkatan protein yang penting dan bermakna dalam perubahan warna adalah  bi la leb ih dar i 1 g/L. Cai ran ser ebr osp ina l ber war na pin k ber asa l dar i dar ah den gan  j umlah sel darah merah leb ih dari 500 sdm/ cm3. Sel darah merah yang ut uh akan memberikan warna merah segar. Eritrosit akan lisis dalam satu jam dan akan memberikan warna cucia n dagi ng di dalam caira n sereb rospinal . Cair an serebr os pi na l tampak  purulenta bila jumlah leukosit lebih dari 1000 sel/ml. b. Tekanan Tekanan CSS diatur oleh hasil kali dari kecepatan pembentukan cairan dan tahanan terh ada p abs orp si mel alui vil li arak hno id. Bil a sal ah satu dar i ked uanya nai k, maka tekanan naik, bila salah satu dari keduanya turun, maka tekanannya turun. Tekanan CSS tergantung pada posisi, bila posisi berbaring maka tekanan normal cairan serebrospinal antara 8-20 cm H2O pada daerah lumbal, siterna magna dan ventrikel, sedangkan jika  penderita duduk tekanan cairan serebrospinal akan meningkat 10-30 cm H2O. Kalau tidak ada sumbat an pad a ruang sub arak hno id, mak a per uba han tekana n hid rostas tik aka n dit ransmi sik an mel alui rua ng ser ebr osp ina lis . Pada pen guk ura n den gan man ome ter, normal tekanan akan sedikit naik pada perubahan nadi dan respirasi, juga akan berubah  pada penekanan abdomen dan waktu batuk. Bi la terdapat penyumba tan pada su barak hnoi d, dapa t di lak ukan peme rik saan Quecke nsted t yaitu dengan penekana n pada kedua vena jugulari s. Pada keadaan normal  penekanan vena jugularis akan meninggikan tekanan 10-20 cm H2O dan tekanan kembali ke asal dalam waktu 10 detik. Bila ada penyumbatan, tak terlihat atau sedikit sekali  peninggian tekanan. Karena keadaan rongga kranium kaku, tekanan intrakranial juga dapat meningkat, yang bisa disebabkan oleh karena peningkatan volume dalam ruang kranial, pe ni ngka tan cair an serebros pi nal at au penuruna n absorbsi, adanya ma sa intrakranial dan oedema serebri. Ke ga gal an si rk ula si nor mal CS S da pat men yeb ab kan pe le ba ra n ve n dan hi dr oc ephalus. Kea da an ini seri ng di bagi me nj adi hi dr osef al us komuni kans da n hidrosefalus obstruktif. Pada hidrosefalus komunikans terjadi gangguan reabsorpsi CSS, dimana sirkulasi CSS dari ventrikel ke ruang subarakhnoid tidak terganggu. Kelainan ini  bisa disebabkan oleh adanya infeksi, perdarahan subarakhnoid, trombosis sinus sagitalis superi or, keada an-kead aan diman a visco sitas CSS menin gkat danp roduk si CSS yang meningkat. Hidrosefalus obstruktif terjadi akibat adanya ganguan aliran CSS dalam sistim ventrikel atau pada jalan keluar ke ruang subarakhnoid. Kelainan ini dapat disebabkan stenosis aquaduktus serebri, atau penekanan suatu msa terhadap foramen Luschka for Magendi ventrikel IV, aq. Sylvi dan for. Monroe. Kelainan tersebut bisa aberupa kelainan  bawaan atau didapat. c. Jumlah sel Jumlah sel leukosit normal tertinggi 4-5 sel/mm3, dan mungkin hanya terdapat 1 sel  polymorphonuklear saja, Sel leukosit junlahnya akan meningkat pada proses inflamasi. Perhitungan jumlah sel harus sesegera mungkin dilakukan, jangan lebih dari 30 menit setela h dilaku ka n lumbal pu nksi. Bi la tert un da ma ka sel akan me ng alami lisis,  penge ndapan dan ter be nt uk fib ri n. Keadaaan ini akan me rubah jumlah sel secara  bermakna.

Transcript of Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis

Page 1: Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis

5/12/2018 Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjelaskan-makroskopik-dan-mikroskopik-liquor-cerebrospinalis 1/4

 

Menjelaskan makroskopik dan mikroskopik liquor cerebrospinalis

a. Warna

  Normal cairan serebrospinal warnanya jernih dan patologis bila berwarna:

kuning,santokhrom, cucian daging, purulenta atau keruh. Warna kuning muncul dari

 protein. Peningkatan protein yang penting dan bermakna dalam perubahan warna adalah bila lebih dari 1 g/L. Cairan serebrospinal berwarna pink berasal dari darah dengan

  jumlah sel darah merah lebih dari 500 sdm/cm3. Sel darah merah yang utuh akan

memberikan warna merah segar. Eritrosit akan lisis dalam satu jam dan akan memberikan

warna cucian daging di dalam cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal tampak 

 purulenta bila jumlah leukosit lebih dari 1000 sel/ml.

b. Tekanan

Tekanan CSS diatur oleh hasil kali dari kecepatan pembentukan cairan dan tahanan

terhadap absorpsi melalui villi arakhnoid. Bila salah satu dari keduanya naik, maka

tekanan naik, bila salah satu dari keduanya turun, maka tekanannya turun. Tekanan CSS

tergantung pada posisi, bila posisi berbaring maka tekanan normal cairan serebrospinalantara 8-20 cm H2O pada daerah lumbal, siterna magna dan ventrikel, sedangkan jika

 penderita duduk tekanan cairan serebrospinal akan meningkat 10-30 cm H2O. Kalau tidak 

ada sumbatan pada ruang subarakhnoid, maka perubahan tekanan hidrostastik akan

ditransmisikan melalui ruang serebrospinalis. Pada pengukuran dengan manometer,

normal tekanan akan sedikit naik pada perubahan nadi dan respirasi, juga akan berubah

 pada penekanan abdomen dan waktu batuk.

Bila terdapat penyumbatan pada subarakhnoid, dapat dilakukan pemeriksaan

Queckenstedt yaitu dengan penekanan pada kedua vena jugularis. Pada keadaan normal

 penekanan vena jugularis akan meninggikan tekanan 10-20 cm H2O dan tekanan kembali

ke asal dalam waktu 10 detik. Bila ada penyumbatan, tak terlihat atau sedikit sekali  peninggian tekanan. Karena keadaan rongga kranium kaku, tekanan intrakranial juga

dapat meningkat, yang bisa disebabkan oleh karena peningkatan volume dalam ruang

kranial, peningkatan cairan serebrospinal atau penurunan absorbsi, adanya masa

intrakranial dan oedema serebri.

Kegagalan sirkulasi normal CSS dapat menyebabkan pelebaran ven dan

hidrocephalus. Keadaan ini sering dibagi menjadi hidrosefalus komunikans dan

hidrosefalus obstruktif. Pada hidrosefalus komunikans terjadi gangguan reabsorpsi CSS,

dimana sirkulasi CSS dari ventrikel ke ruang subarakhnoid tidak terganggu. Kelainan ini

 bisa disebabkan oleh adanya infeksi, perdarahan subarakhnoid, trombosis sinus sagitalis

superior, keadaan-keadaan dimana viscositas CSS meningkat danproduksi CSS yang

meningkat. Hidrosefalus obstruktif terjadi akibat adanya ganguan aliran CSS dalam sistimventrikel atau pada jalan keluar ke ruang subarakhnoid. Kelainan ini dapat disebabkan

stenosis aquaduktus serebri, atau penekanan suatu msa terhadap foramen Luschka for 

Magendi ventrikel IV, aq. Sylvi dan for. Monroe. Kelainan tersebut bisa aberupa kelainan

 bawaan atau didapat.

c. Jumlah sel

Jumlah sel leukosit normal tertinggi 4-5 sel/mm3, dan mungkin hanya terdapat 1 sel

 polymorphonuklear saja, Sel leukosit junlahnya akan meningkat pada proses inflamasi.

Perhitungan jumlah sel harus sesegera mungkin dilakukan, jangan lebih dari 30 menit

setelah dilakukan lumbal punksi. Bila tertunda maka sel akan mengalami lisis,

  pengendapan dan terbentuk fibrin. Keadaaan ini akan merubah jumlah sel secara bermakna.

Page 2: Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis

5/12/2018 Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjelaskan-makroskopik-dan-mikroskopik-liquor-cerebrospinalis 2/4

 

Leukositosis ringan antara 5-20 sel/mm3 adalah abnormal tetapi tidak spesifik. Pada

meningitis bakterial akut akan cenderung memberikan respon perubahan sel yang lebih

 besar terhadap peradangan dibanding dengan yang meningitis aseptik. Pada meningitis

 bakterial biasanya jumlah sel lebih dari 1000 sel/mm3, sedang pada meningitis aseptik 

 jarang jumlah selnya tinggi.

Jika jumlah sel meningkat secara berlebihan (5000-10000 sel /mm3), kemungkinantelah terjadi rupture dari abses serebri atau perimeningeal perlu dipertimbangkan.

Perbedaan jumlah sel memberikan petunjuk ke arah penyebab peradangan. Monositosis

tampak pada inflamasi kronik oleh L. monocytogenes. Eosinophil relatif jarang

ditemukan dan akan tampak pada infeksi cacing dan penyakit parasit lainnya termasuk 

Cysticercosis, juga meningitis tuberculosis, neurosiphilis, lympoma susunan saraf pusat,

reaksi tubuh terhadap benda asing.

d. Glukosa

 Normal kadar glukosa berkisar 45-80 mg%. Kadar glukosa cairan serebrospinal

sangat bervariasi di dalam susunan saraf pusat, kadarnya makin menurun dari mulai

tempat pembuatannya di ventrikel, sisterna dan ruang subarakhnoid lumbar. Rasio normalkadar glukosa cairan serebrospinal lumbal dibandingkan kadar glukosa serum adalah

>0,6.

Perpindahan glukosa dari darah ke cairan serebrospinal secara difusi difasilitasi

transportasi membran. Bila kadar glukosa cairan serebrospinalis rendah, pada keadaan

hipoglikemia, rasio kadar glukosa cairan serebrospinalis, glukosa serum tetap terpelihara.

Hypoglicorrhacia menunjukkan penurunan rasio kadar glukosa cairan serebrospinal,

glukosa serum, keadaan ini ditemukan pada derjat yang bervariasi, dan paling umum pada

  proses inflamasi bakteri akut, tuberkulosis, jamur dan meningitis oleh carcinoma.

Penurunan kadar glukosa ringan sering juga ditemukan pada meningitis sarcoidosis,

infeksi parasit misalnya, cysticercosis dan trichinosis atau meningitis zat khemikal.Inflamasi pembuluh darah semacam lupus serebral atau meningitis rhematoid

mungkin juga ditemukan kadar glukosa cairan serebrospinal yang rendah. Meningitis

viral, mump, limphostic khoriomeningitis atau herpes simplek dapat menurunkan kadar 

glukosa ringan sampai sedang.

e. Protein

Kadar protein normal cairan serebrospinal pada ventrikel adalah 5-15 mg%. Pada

sisterna 10-25 mg% dan pada daerah lumbal adalah 15-45 ,g%. Kadar gamma globulin

normal 5-15 mg% dari total protein.

Kadar protein lebih dari 150 mg% akan menyebabkan cairan serebrospinal berwarna

xantokrom, pada peningkatan kadar protein yang ekstrim lebih dari 1,5 gr% akanmenyebabkan pada permukaan tampak sarang laba-laba (pellicle) atau bekuan yang

menunjukkan tingginya kadar fibrinogen. Kadar protein cairan serebrospinal akan

meningkat oleh karena hilangnya sawar darah otak (blood barin barrier), reabsorbsi yang

lambat atau peningkatan sintesis immunoglobulin loka.

Sawar darah otak hilang biasanya terjadi pada keadaan peradangan,iskemia baktrial

trauma atau neovaskularisasi tumor, reabsorsi yang lambat dapat terjadi pada situasi yang

  berhubungan dengan tingginya kadar protein cairan serebrospinal, misalnya pada

meningitis atau perdarahan subarakhnoid. Peningkatan kadar immunoglobulin cairan

serebrospinal ditemukan pada multiple sklerosis, acut inflamatory polyradikulopati, juga

ditemukan pada tumor intra kranial dan penyakit infeksi susunan saraf pusat lainnya,

termasuk ensefalitis, meningitis, neurosipilis, arakhnoiditis dan SSPE (sub acut sclerosing panensefalitis).

Page 3: Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis

5/12/2018 Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjelaskan-makroskopik-dan-mikroskopik-liquor-cerebrospinalis 3/4

 

Perubahan kadar protein di cairan serebrospinal bersifat umum tapi bermakna sedikit,

 bila dinilai sendirian akan memberikan sedikit nilai diagnostik pada infeksi susunan saraf 

 pusat.

f. Elektrolit

Kadar elektrolit normal CSS adalah Na 141-150 mEq/L, K 2,2-3,3 mRq, Cl 120-130mEq/L, Mg 2,7 mEq/L. Kadar elektrolit ini dalam cairan serebrospinal tidak 

menunjukkan perubahan pada kelainan neurologis, hanya terdpat penurunan kadar Cl

 pada meningitis tapi tidak spesifik.

g. Osmolaritas

Terdapat osmolaritas yang sama antara CSS dan darah (299 mosmol/L0. Bila terdapat

 perubahan osmolaritas darah akan diikuti perubahan osmolaritas CSS.

h. PH

Keseimbangan asam bas harus dipertimbangkan pada metabolik asidosis dan

metabolik alkalosis. PH cairan serebrospinal lebih rendah dari PH darah, sedangkan PCO2lebih tinggi pada cairan serebrospinal. Kadar HCO3 adalah sama (23 mEg/L). PH CSS relatif 

tidak berubah bila metabolik asidosis terjadi secara subakut atau kronik, dan akan berubah

 bila metabolik asidosis atau alkalosis terjadi secara cepat.

1.3 Menjelaskan anatomi aliran Liquor Cerebrospinalis

CSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk ke dalam

ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke dlam ventrikel IV. Tiga buah

lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen ventrikel lateral (foramen luschka)

yang berlokasi pada atap resesus lateral ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial

(foramen magendi) yang berada di bagian tengah atap ventrikel III memungkinkan CSS

keluar dari sistem ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid.

Page 4: Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis

5/12/2018 Menjelaskan Makroskopik Dan Mikroskopik Liquor Cerebrospinalis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/menjelaskan-makroskopik-dan-mikroskopik-liquor-cerebrospinalis 4/4

 

CSS mengisi rongga subarakhnoid sekeliling medula spinalis sampai batas sekitar S2,

  juga mengisi keliling jaringan otak. Dari daerah medula spinalis dan dasar otak, CSS

mengalir perlahan menuju sisterna basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan

 berakhir dipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akan diabsorpsi

melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus sagitalis superior. Yang

mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme otak, kekuatan hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik darah.

CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran darah vena dalam sinus. Villi

arakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu arah, dimana semua unsur 

 pokok dari cairan CSS akan tetap berada di dalam CSS, suatu proses yang dikenal sebagai

 bulk flow. CSS juga diserap di rongga subrakhnoid yang mengelilingi batang otak dan

medula spinalis oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan

spinal. Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan CSS dengan cara difusi

melalui dindingnya.

Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam jaringan sistem saraf melalui perluasaan

sekeliling pembuluh darah membawa juga selaput piametr disamping selaput arakhnoid.

Sejumlah kecil cairan berdifusi secara bebas antara cairan ekstraselluler dan css dalam rongga perivaskuler dan juga sepanjang permukaan ependim dari ventrikel sehingga metabolit dapat

 berpindah dari jaringan otak ke dalam rongga subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf 

 pusat, lapisan pia dan arakhnoid bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan

diri pada tingkatan kapiler