LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf ·...

27
LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA OLEH: AINUN KARIMA H1A009014 PEMBIMBING : dr. Edi Prasetyo Wibowo, Sp.OG DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA SMF KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM /RSUP NTB MATARAM 2013 1

Transcript of LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf ·...

Page 1: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

LAPORAN KASUS GINEKOLOGIMOLA HIDATIDOSA

OLEH:

AINUN KARIMAH1A009014

PEMBIMBING :dr. Edi Prasetyo Wibowo, Sp.OG

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYASMF KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM /RSUP NTB MATARAM

2013

1

Page 2: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya.

Laporan kasus yang berjudul “Mola Hidatidosa” ini disusun dalam rangka mengikuti

Kepaniteraan Klinik Madya di Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

1. dr. Edi Prasetyo Wibowo, Sp.OG, selaku pembimbing laporan kasus ini.

2. dr. A. Rusdhy Hariawan Hamid, Sp.OG, selaku Kepala Bagian/ SMF Kebidanan dan

Kandungan RSUP NTB.

3. dr. H. Doddy Ario Kumboyo, Sp.OG (K), selaku supervisor.

4. dr. Agus Thoriq, Sp.OG, selaku supervisor.

5. dr. I Made Putra Juliawan, Sp.OG, selaku supervisor

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan

kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan

demi kesempurnaan laporan kasus ini.

Semoga laporan kasus ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan

khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam menjalankan praktek sehari-hari.

Terima kasih.

Mataram, 21 Juni 2013

Penulis

2

Page 3: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

BAB IPENDAHULUAN

Mola hidatidosa adalah kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak

ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi

hidropik.1

Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin

dibandingkan dengan negara-negara Barat. Di negara-negara Barat dilaporkan 1:2000

kehamilan. Frekuensi mola umumnya pada wanita di Asia lebih tinggi sekitar 1:120

kehamilan.1 Di Amerika Serikat dilaporkan insidensi mola sebesar 1 pada 1000-1200

kehamilan. Pada studi yang dilakukan di korea dilaporkan insiden GTD didapatkan 40 kasus

per 1000 kehamilan, hasil yang serupa juga dilaporkan dari studi yang dilakukan di Jepang

dan Singapore2. Di Indonesia sendiri didapatkan kejadian mola pada 1:85 kehamilan.

Biasanya dijumpai lebih sering pada usia reproduktif (15-45 tahun); dan pada multipara. Jadi

dengan meningkatnya paritas kemungkinan menderita mola akan lebih besar. Mola

hidatidosa terjadi pada 1-3 dalam setiap 1000 kehamilan. Sekitar 10% dari seluruh kasus akan

cenderung mengalami transformasi ke arah keganasan, yang disebut sebagai gestational

trophoblastic neoplasma.3,4

Di negara maju, kematian karena mola hidatidosa hampir tidak ada, mortalitas akibat

mola hidatidosa ini mulai berkurang oleh karena diagnosis yang lebih dini dan terapi yang tepat.

Akan tetapi di negara berkembang kematian akibat mola masih cukup tinggi yaitu berkisar

antara 2,2% dan 5,7%. Kematian pada mola hidatidosa biasanya disebabkan oleh karena

perdarahan, infeksi, eklamsia, payah jantung dan tirotoksikosis.3

3

Page 4: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiMola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana terjadi

keabnormalan dalam konsepsi plasenta yang disertai dengan perkembangan parsial atau tidak

ditemukan adanya pertumbuhan janin, hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan

berupa degenerasi hidropik. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu

hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur.

Jaringan trofoblast pada vilus berproliferasi dan mengeluarkan hormon human chononic

gonadotrophin (HCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan biasa.1,2,3

Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-

gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, sehingga menyerupai buah anggur,

atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Ukuran gelembung-

gelembung ini bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1-2 cm. Secara mikroskopik terlihat

trias: (1) Proliferasi dari trofoblas; (2) Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban;

(3) Hilangnya pembuluh darah dan stroma. Sel-sel Langhans tampak seperti sel polidral

dengan inti terang dan adanya sel sinsitial giantik (syncytial giant cells). Pada kasus mola

banyak dijumpai ovarium dengan kista lutein ganda berdiameter 10 cm atau lebih (25-60%).

Kista lutein akan berangsur-angsur mengecil dan kemudian hilang setelah mola hidatidosa

sembuh.1,2,4

2.2 Etiologi dan Faktor Resiko

Mola hidatidosa disebabkan oleh adanya over-production jaringan yang membentuk

plasenta. Dalam keadaan kehamilan normal, plasenta berfungsi memberikan nutrisi untuk

janin. Namun pada kasus mola hidatidosa, jaringan berkembang menjadi suatu massa yang

abnormal sehingga tidak dapat berfungsi secara normal.4

Penyakit trofoblastik gestasional disebabkan oleh gangguan genetik dimana sebuah

spermatozoon memasuki ovum yang telah kehilangan nukleusnya atau dua sperma memasuki

ovum tersebut. Pada lebih dari 90 persen mola komplit hanya ditemukan gen dari ayah dan 10

persen mola bersifat heterozigot. Sebaliknya, mola parsial biasanya terdiri dari kromosom

triploid yang memberi kesan gangguan sperma sebagai penyebab.5

Pembuluh darah primitif di dalam vilus tidak terbentuk dengan baik sehingga embrio

'kelaparan', mati, dan diabsorpsi, sedangkan trofoblas terus tumbuh dan pada keadaan tertentu

mengadakan invasi ke jaringan ibu. Peningkatan aktivitas sinsitiotrofoblas menyebabkan

4

Page 5: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

peningkatan produksi hCG, tirotrofin korionik dan progestron. Sekresi estrodiol menurun,

karena sintesis hormone ini memerlukan enzim dari janin, yang tidak ada. Peningkatan kadar

hCG dapat menginduksi perkembangan kista teka-lutein di dalam ovarium.6

Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya

yang kini telah diakui adalah :

1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat

dikeluarkan.

2. Usia ibu yang terlalu muda atau tua (36-40 tahun) beresiko 50% terkena penyakit ini.

3. Imunoselektif dari sel trofoblast

4. keadaan sosioekonomi yang rendah

5. paritas tinggi

6. defisiensi vitamin A

7. kekurangan protein

8. infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

2.3 SITOGENETIKAMenurut Sarwono, 2010, patofisiologi dari kehamilan mola hidatidosa yaitu karena

tidak sempurnanya peredaran darah fetus, yang terjadi pada sel telur patologik yaitu : hasil

pembuahan dimana embrionya mati pada umur kehamilan 3 – 5 minggu dan karena pembuluh

darah villi tidak berfungsi maka terjadi penimbunan cairan di dalam jaringan mesenkim

villi.1,2

Analisis sitogenetik pada jaringan yang diperoleh dari kehamilan mola memberikan

beberapa petunjuk mengenai asal mula dari lesi ini. Kebanyakan mola hidatidosa adalah mola

“lengkap” dan mempunyai 46 kariotipe XX. Penelitian khusus menunjukkan bahwa kedua

kromosom X itu diturunkan dari ayah. Secara genetik, sebagian besar mola hidatidosa komplit

berasal dari pembuahan pada suatu “telur kosong” (yakni, telur tanpa kromosom) oleh satu

sperma haploid (23 X), yang kemudian berduplikasi untuk memulihkan komplemen

kromosom diploid (46 XX). Hanya sejumlah kecil lesi adalah 46.2,6,7

Pada mola yang “tidak lengkap” atau sebagian, kariotipe biasanya suatu triploid,

sering 69 XXY (80%). Kebanyakan lesi yang tersisa adalah 69 XXX atau 69 XYY. Lesi ini,

berbeda dengan mola lengkap, sering disertai dengan janin yang ada secara bersamaan. Janin

itu biasanya triploid dan cacat.2,6,8

5

Page 6: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

Gambar 1.1. Susunan sitogenetik dari mola hidatidosa. A. Sumber kromosom dari mola

lengkap. B. Sumber kromosom dari mola sebagian yang triploid.

2.4 PATOGENESIS

Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit

trofoblas:2

1. Teori missed abortion.

Teori ini menyatakan bahwa mudigah mati pada usia kehamilan 3-5 minggu (missed

abortion). Hal inilah yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga terjadi

penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah

gelembung-gelembung. Menurut Reynolds, kematian mudigah itu disebabkan karena

kekurangan gizi berupa asam folik dan histidine pada kehamilan hari ke 13 dan 21. Hal ini

menyebabkan terjadinya gangguan angiogenesis.

2. Teori neoplasma

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Park. Pada penyakit trofoblas, yang abnormal

adalah sel-sel trofoblas dimana fungsinya juga menjadi abnormal. Hal ini menyebabkan

terjadinya reabsorpsi cairan yang berlebihan kedalam villi sehingga menimbulkan

gelembung. Sehingga menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah.

6

Page 7: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

2.5 Klasifikasi

Mola hidatidosa dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu bila tidak disertai janin maka

disebut mola hidatidosa atau Complete mole, sedangkan bila disertai janin atau bagian dari

janin disebut mola parsialis atau Parsials mole.2,3,4,8

Tabel 1.2. Perbandingan bentuk mola hidatidosa

Barek and Jonathan , 2007. Novak’s Gynecology 14th Ed

2.6 Gejala Klinis

Tanda dan gejala kehamilan dini didapatkan pada mola hidatidosa. Kecurigaaan

biasanya terjadi pada minggu ke 12 - 14 dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan

biasa, pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan, dan bercak berwarna merah

darah beserta keluarnya materi seperti anggur pada pakaian dalam.

1. Terdapat tanda-tanda kehamilan. Mual dan muntah yang parah yang menyebabkan

10% pasien masuk RS

2. Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan (lebih besar)

3. Gejala – gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas, gugup, penurunan BB yang

tidak dapat dijelaskan, tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab

4. Gejala – gejala pre-eklampsi seperti pembengkakan pada kaki dan tungkai,

peningkatan tekanan darah, proteinuria (terdapat protein pada air seni)

Dan menurut Cuningham, 1995. Dalam stadium pertumbuhan mola yang dini terdapat

beberapa ciri khas yang membedakan dengan kehamilan normal, trimester pertama dan

selama trimester kedua sering terlihat perubahan sebagai berikut:7

1. Perdarahan

Perdarahan uterus merupakan gejala yang mencolok dan bervariasi mulai dari

spoting sampai perdarahan yang banyak. Perdarahan ini dapat dimulai sesaat sebelum

7

Page 8: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

abortus atau yang lebih sering lagi timbul secara intermiten selama berminggu-minggu

atau setiap bulan. Sebagai akibat perdarahan tersebut gejala anemia ringan sering

dijumpai. Anemia defisiensi besi merupakan gejala yang sering dijumpai.

2. Ukuran uterus

Uterus tumbuh lebih besar dari usia kehamilan yang sebenarnya dan teraba

lunak. Saat palpasi tidak didapatkan balotement dan tidak teraba bagian janin.

3. Aktivitas janin

Meskipun uterus cukup membesar mencapai bagian atas sympisis, secara khas

tidak akan ditemukan aktivitas janin, sekalipun dilakukan test dengan alat yang

sensitive sekalipun. Demikian pula sangat jarang ditemukan perubahan mola

inkomplit yang luas pada plasenta dengan disertai janin yang hidup.

4. Embolisasi

Trofoblas dengan jumlah yang bervariasi dengan atau tanpa stroma villus dapat

keluar dari dalam uterus dan masuk aliran darah vena. Jumlah tersebut dapat

sedemikian banyak sehingga menimbulkan gejala serta tanda emboli pulmoner akut

bahkan kematian. Keadaan fatal ini jarang terjadi. Meskipun jumlah trofoblas dengan

atau tanpa stroma villus yang menimbulkan embolisasi ke dalam paru-paru terlalu

kecil untuk menghasilkan penyumbatan pembuluh darah pulmoner namun lebih lanjut

trofoblas ini dapat menginfasi parenkin paru. Sehingga terjadi metastase yang terbukti

lewat pemeriksaan radiografi. Lesi tersebut dapat terdiri dari trofoblas saja

(koriokarsinoma metastasik) atau trofoblas dengan stroma villus (mola hidatidosa

metastasik). Perjalanan selanjutnya lesi tersebut bisa diramalkan dan sebagian terlihat

menghilang spontan yang dapat terjadi segera setelah evakuasi atau bahkan beberapa

minggu atau bulan kemudian. Sementara sebagian lainnya mengalami proliferasi dan

menimbulkan kematian wanita tersebut tidak mendapatkan pengobatan yang efektif.

5. Ekspulsi Spontan

Kadang-kadang gelembung-gelembung hidatidosa sudah keluar sebelum mola

tersebut keluar spontan atau dikosongkan dari dalam uterus lewat tindakan. Ekspulsi

spontan paling besar kemungkinannya pada kehamilan sekitar 16 minggu. Dan jarang

lebih dari 28 minggu.6

8

Page 9: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

2.7 Diagnosis

1. Anamnesis

Ada kehamilan disertai gejala dan tanda kehamilan muda yang berlebihan,

perdarahan pervaginam berulang cenderung berwarna coklat dan kadang

bergelembung seperti busa.

(1) Perdarahan vaginal. Gejala klasik yang paling sering pada mola komplet adalah

perdarahan vaginal. Jaringan mola terpisah dari desidua, menyebabkan

perdarahan. Uterus membesar (distensi) oleh karena jumlah darah yang banyak,

dan cairan gelap bisa mengalir melalui vagina. Gejala ini terdapat dalam 97%

kasus.

(2) Hiperemesis. Penderita juga mengeluhkan mual dan muntah yang berat. Hal ini

merupakan akibat dari peningkatan secara tajam hormon β-HCG.

(3) Hipertiroid. Setidaknya 7% penderita memiliki gejala seperti takikardi, tremor

dan kulit yang hangat. Didapatkan pula adanya gejala preeklamsia yang terjadi

pada 27% kasus dengan karakteristik hipertensi ( TD > 140/90 mmHg),

protenuria (>300 mg.dl), dan edema dengan hiperefleksia

2. Pemeriksaan Fisik

Palpasi :

Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek

Tidak teraba bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakan janin.

Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung janin

Pemeriksaan dalam :

Memastikan besarnya uterus

Uterus terasa lembek

Terdapat perdarahan dalam kanalis servikalis

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan kadar B-hCG

BetaHCG urin > 100.000 mlU/ml

Beta HCG serum > 40.000 IU/ml

Berikut adalah gambar kurva regresi hCG normal yang menjadi parameter

dalam penatalaksanaan lanjutan mola hidatidosa.

9

Page 10: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

Gambar : Nilai rata-rata dari 95 % confidence limit yang menggambarkan kurva

regresi normal gonadotropin korionik subunit β pasca mola.2,8

Pemeriksaan kadar T3 /T4

B-hCG > 300.000 mIU/ml mempengaruhi reseptor thyrotropin, mengakibatkan

aktifitas hormon-hormon tiroid (T3/T4) meningkat. Terjadi gejala-gejala

hipertiroidisme berupa hipertensi, takikardia, tremor, hiperhidrosis, gelisah,

emosi labil, diare, muntah, nafsu makan meningkat tetapi berat badan menurun

dan sebagainya. Dapat terjadi krisis hipertiroid tidak terkontrol yang disertai

hipertermia, kejang, kolaps kardiovaskular, toksemia, penurunan kesadaran

sampai delirium-koma.2

4. Pemeriksaan Imaging

a. Ultrasonografi

Gambaran seperti sarang tawon (Honey comb appearance) tanpadisertai adanya janin

Ditemukan gambaran snow storm atau gambaran seperti badai salju.

b. Plain foto abdomen-pelvis: tidak ditemukan tulang janin

2.7 Penatalaksanaan

1. Evakuasi

a. Perbaiki keadaan umum.

Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap

Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12 jam

kemudian dilakukan kuret.

10

Page 11: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

b. Memberikan obat-obatan Antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan umum

penderita.c. 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk membersihkan

sisa-sisa jaringan.d. Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari 30 tahun,

Paritas 4 atau lebih. Akan tetapi pada wanita yang masih menginginkan anak,

maka setelah diagnosis mola dipastikan, dilakukan pengeluaran mola dengan

kerokan isapan (suction curettage) disertai dengan pemberian infus oksitosin

intravena. Sesudah itu dilakukan kerokan dengan kuret tumpul untuk

mengeluarkan sisa-sisa konseptuse. Respiratori distres harus selalu diwaspadai pada saat evakuasi. Hal ini terjadi

karena embolisasi dari trofoblastik, anemia yang menyebabkan CHF, dan

iatrogenik overload. Distres harus segera ditangani dengan ventilator.

Setelah dilakukan evakuasi, dianjurkan uterus beristirahat 4 – 6 minggu dan

penderita disarankan untuk tidak hamil selama 12 bulan. Diperlukan kontrasepsi

yang adekuat selama periode ini 1,2,5,8

2. Pengawasan Lanjutan Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai kontrasepsi oral pil,

sistemik atau barier selama waktu monitoring. Pemberian pil kontrasepsi

berguna dalam 2 hal yaitu mencegah kehamilan dan menekan pembentukan

LH oleh hipofisis yang dapat mempengaruhi pemeriksaan kadar HCG.

Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim(AKDR) tidak dianjurkan sampai

dengan kadar HCG tidak terdeteksi karena terdapat resiko perforasi rahim jika

masih terdapat mola invasif. Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi dan terapi

sulih hormon dianjurkan setelah kadar hCG kembali normal 1,2,5,8

Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun :

o Setiap minggu pada Triwulan pertama

o Setiap 2 minggu pada Triwulan kedua

o Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya

o Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.

Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan :

a. Gejala Klinis : Keadaan umum, perdarahan

b. Pemeriksaan dalam :

11

Page 12: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

o Keadaan Serviks

o Uterus bertambah kecil atau tidak

c. Laboratorium

Reaksi biologis dan imunologis :

o 1x seminggu sampai hasil negatif

o 1x2 minggu selama Triwulan selanjutnya

o 1x sebulan dalam 6 bulan selanjutnya

o 1x3 bulan selama tahun berikutnya

o Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya

keganasan

3. Sitostatika Profilaksis

Kemoterapi dapat dilakukan dengan pemberian Methotrexate atau

Dactinomycin, atau kadang-kadang dengan kombinasi 2 obat tersebut. Biasanya cukup

hanya memberi satu seri dari obat yang bersangkutan. Pengamatan lanjutan terus

dilakukan, sampai kadar hCG menjadi negatif selama 6 bulan. 1,4,7

12

Page 13: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

Gambar 1. Skema tatalaksana mola hidatidosa

2.9 Prognosis

Dinegara maju, kematian karena mola hidatidosa hampir tidak ada, mortalitas akibat mola

hidatidosa ini mulai berkurang oleh karena diagnosis yang lebih dini dan terapi yang tepat.

Akan tetapi di negara berkembang kematian akibat mola masih cukup tinggi yaitu berkisar

antara 2,2% dan 5,7%. Kematian pada mola hodatidosa biasanya disebabkan oleh karena

perdarahan, infeksi, eklamsia, payah jantung dan tirotoksikosis.2,3

Lebih dari 80% kasus mola hidatidosa tidak berlanjut menjadi keganasan trofoblastik

gestasional, akan tetapi walaupun demikian tetap dilakukan pengawasan lanjut yang ketat,

karena hampir 20% dari pasien mola hidatidosa berkembang menjadi tumor trofoblastik

gestasional.2,3

Pada 10-15% kasus mola akan berkembang menjadi mola invasive, dimana akan

masuk kedalam dinding uterus lebih dalam lagi dan menimbulkan perdarahan dan komplikasi

yang lain yang mana pada akhirnya akan memperburuk prognosisnya. Pada 2-3% kasus mola

13

Page 14: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

dapat berkembang menjadi korio karsinoma, suatu bentuk keganasan yang cepat menyebar

dan membesar.2,8

2.10 Komplikasi

Perdarahan yang hebat sampai syok

Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia

Infeksi sekunder

Perforasi karena tindakan atau keganasan

BAB IIILAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Ny. HUsia : 36 tahunPekerjaan : IRTAgama : IslamSuku : SasakAlamat : Lingsar, Lombok BaratRM : 082372MRS : 20 Juni 2013 (10.19 Wita)

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : keluar darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien pertama kali datang datang ke poliklnik RSUP NTB pada tanggal 3 Juni 2013

pkl. 09.30 WITA, dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 bulan yang lalu.

Dari hasil wawancara dan pemeriksaan di poliklinik kemudian pasien menjalani

14

Page 15: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

pemeriksaan penunjang USG dan didapatkan hasil hamil anggur dan dijadualkan operasi

tanggal 21 juni 2013. Pasien MRS pada tanggal 20 juni 2013 pkl. 10.19 WITA.

Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahirnya sejak awal bulan yang lalu. Darah

berwarna merah banyak selama 15 hari, kemudian darah keluar sedikit-sedikit berwarna

kecoklatan, namun awal bulan ini bertambah banyak, disertai gumpalan-gumpalan yang

membuat pasien datang memeriksaan dirinya ke RS. Minggu lalu pun pasien mengaku

keluar darah dalam jumlah yang banyak diikuti darah kecoklatan sedikit-sedikit

Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah yang hebat sejak awal kehamilan (± 4

bulan yang lalu) sampai 3xsehari namun sekarang sudah berkurang dan tidak pernah lagi.

Pasien tidak pernah merasakan gerak janin.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien juga menyangkal adanya riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes

mellitus, dan asma.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti pasien.

Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma disangkal.

Riwayat Alergi :

Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan.

Riwayat Kontrasepsi : pil dan suntikan per 3 bulan

Riwayat Obstetri :

- Pasien mengaku sudah kawin: 1x, dengan suami sekarang 1 tahun, kawin pertama kali

usia 17 tahun.- Pasien mengatakan mengalami haid pertama (menarke) pada usia 13 tahun. Pasien

memiliki siklus haid yang teratur (±28hari). HPHT : 13-01-2013- Riwayat ANC : -- Riwayat USG : 1 kali di RSUP NTB (03/6/2013)- Hasil USG : mola hidatidosa- Riwayat KB : pil dan suntikan per 3 bulan- Rencana KB : pil kontrasepsi- Riwayat kehamilan:

1. Ini

III. STATUS GENERALIS

Keadaan umum : baikKesadaran : compos mentis

15

Page 16: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

Tanda Vital

- Tekanan darah : 110/90 mmHg - Frekuensi nadi : 84 x/menit - Frekuensi napas : 19 x/menit - Suhu : 36,7oC

16

Page 17: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

Pemeriksaan Fisik Umum

- Mata : anemis (-/-), ikterus (-/-) - Jantung : S1S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-) - Paru : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) - Ekstremitas : edema - - akral teraba hangat + +

- - + +

IV. STATUS GINEKOLOGI

Abdomen :

Inspeksi : abdomen tampak mengalami pembesaran, tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-).

Palpasi : teraba tinggi fundus uteri 2 jari di bawah umbilikus, balotement (-),

tidak teraba bagian janin, nyeri tekan (-)InspekuloPorsio ukuran normal, livide (+), tampak licin, erosi (-), Ø OUE (+), perdarahan aktif

(-), massa (-), peradangan (-)VT :Dinding vagina normal, massa (-), porsio licin, Ø (+), nyeri goyang porsio (-), Adneksa

Parametrium Cavum Douglass dextra et sinistra dbn, korpus uteri antefleksi 18

minggu, lunak.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah Lengkap :

Hb : 14,6 g/dL RBC : 5,07 M/µl WBC : 8,80 K/µl PLT : 178 K/µl HCT : 42,7 % HbSAg : (-) Tes Hamil : (+)

Ultrasonografi (USG) Abdomen : 03/6/2013

Mola Hidatidosa

VI. DIAGNOSIS Mola Hidatidosa

VII. PENATALAKSANAANa. Rencana Terapi

Infus RL 20 tpm Suction Kuretase

b. Rencana Monitoring Observasi keadaan umum dan vital sign

17

Page 18: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

Observasi perdarahanc. KIE pasien dan keluarga

VIII. TINDAKAN KURETASE

Tindakan Kuretase : suction curetase

Penemuan Intra Kuretase:

Darah dan jaringan mola

Tidak ditemukan janin

Instruksi Post Kuretase :

Terapi Amoxicilin 3x500 mg dan Asam Mefenamat 3x500 mg

IX. POST KURETASE

KU : baik

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 92 x/menit

RR : 24 x/menit

Suhu : 36,7oC

X. 1 HARI POST KURETASE

KU : baik

Kes : compos mentis

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,7oC

Kontraksi Uterus : baik, 2 jari diatas simfisis pubis

18

Page 19: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

CATATAN PERKEMBANGAN

Waktu Subjektif Objektif Assesment Rencana Terapi20/6/201310.19

Pasien pertama kali datang datangke poliklnik RSUP NTB pada tanggal 3Juni 2013 pkl. 09.30 WITA, dengankeluhan keluar darah dari jalan lahirsejak 1 bulan yang lalu. Dari hasilwawancara dan pemeriksaan dipoliklinik kemudian pasien menjalanipemeriksaan penunjang USG dandidapatkan hasil hamil anggur dandijadualkan operasi tanggal 21 juni2013. Pasien MRS pada tanggal 20 juni2013 pkl. 10.19 WITA.

Pasien mengeluh keluar darah darijalan lahirnya sejak awal bulan yanglalu. Darah berwarna merah banyakselama 15 hari, kemudian darah keluarsedikit-sedikit berwarna kecoklatan,namun awal bulan ini bertambahbanyak, disertai gumpalan-gumpalanyang membuat pasien datangmemeriksaan dirinya ke RS. Minggulalu pun pasien mengaku keluar darahdalam jumlah yang banyak diikutidarah kecoklatan sedikit-sedikit

Pasien juga mengeluhkan mualdan muntah yang hebat sejak awalkehamilan (± 4 bulan yang lalu) sampai3xsehari namun sekarang sudah

Status generalisKU : baikTanda VitalTD : 110/90 mmHg Nadi : 84 x/menit RR : 19 x/menit Suhu : 36,7oC

Status lokalis

Mata : anemis (-/-), ikterus (-/-)

Jantung : S1S2 tunggal reguler,murmur (-), gallop (-)

Paru : vesikuler (+/+), rhonki(-/-), wheezing (-/-)

Ekstremitas: edema - -

- -

akral teraba hangat + + + +Status Ginekologi

Abdomen :

Inspeksi : abdomen tampak mengalami pembesaran, tidak adatanda-tanda peradangan, bekas operasi (-).

Palpasi : TFU 2 jari dibawah umbilikus, balotement (-),

Mola hidatidosa Rencana Terapi Infus RL 20 tpm Pro Suction

Kuretase (21/6/2013)

Rencana Monitoring Observasi

keadaan umumdan vital sign

Observasiperdarahan

KIE pasien dan keluarga

Page 20: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

berkurang dan tidak pernah lagi. Pasientidak pernah merasakan gerak janin.

Tidak ada riwayat DM,HT, dan asma

HPHT : 13-01-2013HTP : 20-10-2013Riwayat ANC : -Riwayat USG : 1 kali di RSUP NTB(3/6/2013)Hasil USG : mola hidatidosa

Riwayat KB : pil dan suntikan per 3 bulanRencana KB : pil kontrasepsiRiwayat Obstetri :1. Abortus 3 bulan2. Perempuan, aterm, puskesmas, bidan

2600 g, 10 th, hidup3. Perempuan, aterm, puskesmas, bidan,

2700 g, 7 th, hidup4. ini

Kronologis : -

nyeri tekan (-)InspekuloPorsio ukuran normal, livide (+), tampak licin, erosi (-), Ø OUE (+), perdarahan aktif (-), massa (-), peradangan (-)VT :Dinding vagina normal, massa (-),porsio licin, Ø (+), nyeri goyang porsio (-), Adneksa Parametrium Cavum Douglass dextra et sinistradbn, korpus uteri antefleksi 18 minggu, lunak.

Pemeriksaan Lab : Hb : 14,6 g/dL RBC : 5,07 M/µl WBC : 8,80 K/µl PLT : 178 K/µl HCT : 42,7 % HbSAg : (-) Tes Hamil : (+)

USG di RSUP Hasil : Mola hidatidosa

21/6/201307.00

Pasien mengeluh keluar bercak-bercak darah sedikit

KU : baik TD : 110/80 mmHgN : 88 x/menitRR: 20x/menitT: 36,8oC

Idem Pro Suction Kuretase

Observasikeadaan umumdan vital sign

07.30 KU : baik TD : 110/70 mmHg

Idem Pasien ke ruangOK IBS

Page 21: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

N : 80 x/menitRR: 20x/menitT: 36,8oC

21/6/201310.05

Suction Kuretase dimulai

IVFD RL + Oxytosin

Tindakan Kuretase :suction curetasePenemuan Intra Kuretase:

Darah dan jaringan mola

Tidak ditemukan janin

Instruksi Post Kuretase :

Terapi Amoxicilin 3x500 mg dan Asam Mefenamat 3x500 mg

10.00 Mengeluh pusing (+) KU : baikTD : 110/70 mmHgN : 92 x/menitRR: 24x/menitT: 36,7oCUC: (+) baik

2 jam post kuretase Observasi kesrapasien

Terapi Amoxicilin3x500 mg dan AsamMefenamat 3x500mg

1/6/2013 - KU : baik 1 hari post kuretase Pasien diperbolehkan

Page 22: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

07.00 TD : 110/70 mmHgN : 88x/menitRR: 20x/menitT: 36,7oCUC: (+) baikTFU: 2 jari di atas simfisis pubis

pulang KIE pasien:

- Datang lagi setelah 7 hari untuk melakukan USG

- Rajin memeriksakan diri setiap minggu selama 3 bulan pertama

- Disarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi

- Tidak hamil dulu sampai ± 12 bulan

Page 23: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

BAB IVPEMBAHASAN

Pada kasus ini diduga adanya kehamilan mola karena dari anamnesis didapatkan

bahwa terdapat adanya kehamilan disertai gejala dan tanda kehamilan muda yang berlebihan.

Pada kasus ini, pasien dengan usia kehamilan 15-16 minggu dengan HPHT 13/01/2013,

sering mengalami pusing, mual dan muntah yang berlebihan sejak awal kehamilannya.

Hiperemesis ini disebabkan oleh peningkatan kadar β-HCG pada pasien mola.

Pasien mengeluh keluar darah pervaginam sejak bulan yang lalu, darah yang keluar

awalnya banyak berwaarna merah kemudian sedikit-sedikit, berwarna kecoklatan. Namun

beberapa hari terakhir darah yang keluar semakin banyak seperti darah menstruasi, disertai

gumpalan-gumpalan seperti anggur berwarna putih yang jumlahnya sedikit. Perdarahan

merupakan gejala utama mola. Biasanya keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan

mereka datang ke rumah sakit. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama

sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bisa intermitten, sedikit-

sedikit atau sekaligus banyak sehingga dapat menyebabkan syok. Pada kasus ini, faktor

resiko terjadinya kehamilan mola kemungkinan dikarenakan riwayat kehamilan yaang tidak

berhasil sebelumnya juga risiko usia ibu. Kemungkinan penyebab lain masih belum dapat

diidentifikasi.

Hasil pemeriksaan didapatkan status generalis dalam batas normal. Pemeriksaan obstetri,

TFU dua jari di bawah umbilikus, sudah mengalami penurunan karena ekspulsi spontan

jaringan mola, balotement (-), dan tidak teraba bagian janin. Hasil pemeriksaan dengan

Inspekulo : porsio ukuran normal, livide (+), tampak licin, erosi (-), Ø OUE (+), perdarahan

aktif (-), massa (-), peradangan (-). VT : dinding vagina normal, massa (-), porsio licin, Ø (+),

nyeri goyang porsio (-), Adneksa Parametrium Cavum Douglass dextra et sinistra dbn,

korpus uteri antefleksi 18 minggu, lunak.

Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan USG sebagai pemeriksaan penunjang untuk

menegakkan diagnosa. Dari USG di dapatkan hasil adanya mola hidatidosa. Hasil

pemeriksaan ini mendukung diagnose mola pada pasien. Untuk penatalaksanaan, suction

curetase disertai dengan pemberian infus oksitosin intravena dilakukan pada pasien ini,

karena pasien masih muda yang masih menginginkan anak. Pada saat suction curetase

didapatkan darah dan jaringan mola.. Tindakan suction curetage pada pasien ini sudah tepat

dilakukan dan perlu dilakukan pemeriksaan USG untuk memastikan tidak ada jaringan mola

yang tersisa. Sebagai penatalaksanaan lanjutan pasien sebaiknya menunda kehamilan selama

Page 24: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

12 bulan dengan menggunakan kontrasepsi, serta periksa kadar beta hCG sampai memastikan

hormon hCG kembali normal.

Page 25: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan kasus ini terdiri dari:

1. Diagnosis pada kasus ini adalah Mola Hidatidosa yang didapatkan berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

2. Penatalaksanaan di RSUP NTB yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat yaitu dengan

melakukan evakuasi uterus dengan teknik suction curetage, karena karena pasien masih

muda yang masih menginginkan anak dan pasien belum tergolong beresiko tinggi.

Page 26: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

LAMPIRAN

Page 27: LAPORAN KASUS GINEKOLOGI MOLA HIDATIDOSA …docshare01.docshare.tips/files/25990/259906378.pdf · Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohadjo S, Wiknjosastro H. 2009. “Mola Hidatidosa”. Ilmu Kandungan. Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo: Jakarta

2. Cunninngham. F.G. dkk. 2006. “Mola Hidatidosa” Penyakit Trofoblastik Gestasional

Obstetri Williams. Edisi 21. Vol 2. EGC: Jakarta.Sumapraja S, Martaadisoebrata D.

2005. Penyakit Serta Kelainan Plasenta dan Selaput Janin, dalam: Ilmu Kebidanan,

Edisi ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta

3. Sumapraja, S & Martaadisoebrata, D. 2005. Pernyakit Serta Kelainan Plasenta dan

Selaput Janin, dalam: Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo. Jakarta. Hal: 342-348.

4. Manuaba I.B.G.F, Manuaba, I.D.C. 2007. Penyakit Trofoblas, dalam: Pengantar

Kuliah Obstetri. EGC: Jakarta

5. Sebire & Seckl., Clinical Review : Gestational Trophoblastic Disease ; Current

Management of Hydatiform Mole. Departement of Medical Oncology : London.

2008.

6. John T. 2006. Gestational Throphoblastic Disease. The American College of

Obstetricians and Gynecologists. Lippincott Williams & Wilkins. Diakses dari

http://www.utilis.net/Morning%20Topics/Gynecology/GTN.PDF , pada 28 Mei 2013

7. Mochtar, R. 1998. Penyakit Trofoblast, dalam Sinopsis Obstetri, Jilid I, Edisi kedua.

EGC: Jakarta

8. Berek & Jonathan S. 2007. “Hydatidiform Mole” Gestational Throphoblastic Disease.

Berek & Novak’s Gynecology 14th Ed. Lippincott Williams & Wilkins