Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada...

17

Transcript of Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada...

Page 1: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”
Page 2: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki

Page 3: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak eko nomi sebagai mana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling ba nyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Peng gunaan Secara Komer-sial dipidana dengan pidana penjara pa ling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Peng gunaan Secara Komer-sial di pidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda pa ling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, di pidana de ngan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 4: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Ibnu Muhajir

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki

Page 5: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Menjadi Khalifah Allah yang MemperbaikiIbnu Muhajir

© 2018, PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Hak cipta dilindungi undang-undang

Diterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

718100352

ISBN: 978-602-04-5568-6

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Page 6: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Daftar Isi

Pendahuluan ix

Pentingnya Memperbaiki Niat dalam Setiap Amal 1

Menegakkan Lima Pilar Islam 4

Hidup Berkah dengan Rezeki yang Halal 7

Melenyapkan Rasa Dendam dalam Hati 10

Berani Menjalani Kehidupan 13

Meraih Keberuntungan dengan Mengerjakan Shalat 16

Pentingnya Fokus dalam Menyelesaikan Masalah 19

Membentuk Anak yang Saleh dan Berkualitas 22

Tidak Terburu-buru dalam Bertindak 25

Menjalin Ukhuwah di Antara Sesama 28

Berubah Menjadi Baik dan Lebih Baik 31

Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki 34

Menghormati dan Memuliakan Ibu 37

Menjenguk Orang Sakit sebagai Obat Penyembuh 40

Selalu Mensyukuri Nikmat Allah 43

Memperlancar Rezeki dengan Banyak Bersilaturahmi 46

Menggunakan Harta untuk Hal yang Bermanfaat 49

Bersedekah dengan Melakukan Kebaikan 52

Page 7: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

vi Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki

Menjaga dan Mengajari Anak Hal yang Baik 55

Menghapus Dosa dengan Berwudhu 58

Mencintai Masjid dengan Mendatanginya 61

Menghapus Dosa dengan Mengerjakan Shalat 64

Senantiasa Menjalin Hubungan Silaturahmi 67

Meraih Rida Allah dengan Berbakti kepada Orangtua 71

Membangun Harmoni dengan Mencintai Tetangga 73

Menjaga dan Mempererat Tali Persahabatan 76

Peduli dengan Tetangga yang Tak Mampu 79

Saling Membantu di Antara Sesama 82

Mengembangkan Nilai Pahala Amal 85

Membalas Kebaikan dengan Kebaikan 88

Memperhatikan Halal, Haram, dan Syubhat 91

Bahaya Mempertuhankan Uang 94

Meraih Keutamaan di Bulan Rajab 97

Hidup di Dunia Hanya Sementara 101

Meminta kepada Allah Sembari Berusaha 104

Meraih Cinta Allah dengan Hidup Zuhud 107

Menjaga Perut dari Asupan Barang Haram 110

Manusia Terbaik, Manusia yang Bertobat 113

Isra’ Mi’raj Meningkatkan Kekuatan Rohani 116

Rezeki Datang kepada Orang Profesional 120

Masalah Jangan Sampai Dibawa Tidur 123

Doa Ibu Cepat Dikabulkan Allah 128

Membuka Pintu Rezeki dengan Bersedekah 131

Meningkatkan Amal Saleh di Bulan Ramadhan 135

Menebarkan Rahmat di Bulan Ramadhan 138

Hijrah untuk Berubah Menjadi Lebih Baik 141

Berubah dengan Meningkatkan Kualitas Individu 146

Page 8: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Pentingnya Memperbaiki Niat dalam Setiap Amal

Niat sangat penting dalam kehidupan seorang mukmin.

Dalam hadis, Amirul Mukminin Abu Hafsh atau Umar

bin Al-Khaththab berkata: Aku pernah mendengar

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya seluruh amal itu bergantung

pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya.

Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan

Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan

barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia

atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu

kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).” (HR. Al-Bukhari

dan Muslim)

Niat artinya berkehendak untuk melakukan sesuatu. Dalam hal

ini, niat bisa ke arah kebaikan, bisa juga ke arah keburukan. Seba-

gai contoh, niat yang baik misalnya, berkeinginan untuk menger-

jakan shalat berjemaah, menuntut ilmu, mencari rezeki halal, ber-

sedekah, berbuat baik terhadap sesama, dan seterusnya. Adapun

contoh niat yang buruk, misalnya berkeinginan untuk menipu,

mencuri, melakukan korupsi, melakukan pungli, tidak masuk

kerja tanpa alasan, dan seterusnya. Hampir semua hal ada niat-

nya. Setiap keinginan seseorang, itulah niatnya.

Page 9: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

2 Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki

Namun, Allah Maha Pemurah. Niat yang buruk jika tidak jadi dilakukan tertulis sebagai satu kebaikan. Orang yang berniat hen-dak melakukan korupsi, kemudian ia urungkan niatnya itu dan tidak jadi melakukannya, maka itu menjadi kebaikan baginya. Namun, jika ia jadi melakukannya maka ia terhitung satu kebu-rukan. Adapun orang yang berniat baik, itu sudah dicatat sebagai satu kebaikan. Jika ia jadi melakukan kebaikan itu, maka akan ditulis sepuluh kali lipat kebaikan. Jadi, niat pun ikut menentukan seseorang mendapatkan kebaikan atau keburukan di awalnya. Oleh karena itu, orang mukmin mesti banyak berniat kebaikan agar pahalanya kian banyak.

Menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitabnya, Jami’ al-‘Ulum wa al-Hikam, niat itu mempunyai dua fungsi. Per-tama, membedakan antara ibadah yang satu dengan yang lain-nya. Misalnya, membedakan antara shalat Zuhur dan shalat Asar, antara puasa Ramadhan dan puasa yang lainnya, membedakan antara mandi janabah dan mandi biasa yang dilakukan hanya untuk membersihkan diri, dan lain-lainnya.

Kedua, membedakan maksud atau tujuan seseorang di dalam melakukan amal. Niat juga berfungsi untuk membedakan apakah amal yang dilakukan oleh seseorang itu hanya ditujukan untuk Allah semata atau ditujukan kepada selain-Nya. Karena itu, para ulama senantiasa menasihatkan dan mewanti-wanti kita untuk selalu ikhlas dalam melakukan setiap amal ibadah dan berusaha keras untuk menjaganya, karena rusaknya niat itu akan merusak pahala ibadah yang kita lakukan. Niat inilah salah satu yang men-jadi penentu diterima atau tidaknya suatu amal ibadah.

Saking pentingnya niat, Yahya bin Katsir mengatakan, “Pela-jarilah niat, karena ia lebih dahulu sampai di sisi Allah daripada amal.” Mutharrif bin Abdullah mengatakan, “Baiknya hati adalah dengan baiknya amal. Dan baiknya amal adalah dengan baik nya niat.” Sufyan Ats-Tsauri mengatakan, “Tidak ada sesuatu yang paling berat untuk saya obati kecuali masalah niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik dalam diriku.”

Page 10: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

3Pentingnya Memperbaiki Niat dalam Setiap Amal

Orang mukmin mesti meniatkan segala aktivitas atau amalnya karena Allah, bukan karena selain-Nya. Misalnya, karena semata-mata ingin mendapatkan harta dunia atau kesenangan semu dan fana. Dengan niat karena Allah, suatu amal kecil bisa saja men-jadi besar. Abdullah bin Al-Mubarak berkata, “Boleh jadi amal yang sepele menjadi besar pahalanya disebabkan karena niat. Dan

boleh jadi amal yang besar menjadi kecil pahalanya karena niat.”

Page 11: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Menegakkan Lima Pilar Islam

Islam memiliki sejumlah amal yang perlu dilakukan. Jika tidak,

maka keislaman seseorang tidak sempurna. Dalam hadis, Umar

bercerita: Pada suatu hari ketika kami (para sahabat) duduk

di dekat Rasulullah, tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang ber-

pakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya

tidak tampak bekas dari perjalanan jauh dan tidak ada seorang

pun di antara kami yang mengenalnya.

Kemudian, ia duduk di hadapan Nabi, lalu mendempetkan

kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan kedua tangannya

di atas kedua pahanya, lalu berkata, “Wahai Muhammad, terang-

kanlah kepadaku tentang Islam.” Kemudian Rasulullah men-

jawab, “Islam yaitu: hendaklah engkau bersaksi tiada sesembahan

yang hak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad

adalah utusan Allah. Hendaklah engkau mendirikan shalat, mem-

bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan

haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.” Orang

itu berkata, “Engkau benar.” Kami menjadi heran, karena dia

yang bertanya dan dia pula yang membenarkannya.

Pada akhir hadis, Nabi bersabda, “Wahai Umar, tahukah

engkau siapa orang yang bertanya itu?” Aku menjawab, “Allah

dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu beliau bersabda,

“Dia itu adalah Malaikat Jibril yang datang kepada kalian untuk

mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim)

Page 12: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

5Menegakkan Lima Pilar Islam

Pada hadis ini, Malaikat Jibril mengajarkan kepada Nabi peri-

hal Islam yang dikenal sebagai pilar Islam, yaitu: membaca syaha-

dat, mengerjakan shalat lima waktu sehari semalam, membayar

zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan berhaji ke Baitullah jika

mampu.

Pilar pertama adalah syahadat, yaitu pernyataan seseorang ke-

tika masuk Islam, yakni persaksian bahwa tidak ada tuhan selain

Allah dan Muhammad adalah utusan atau rasul-Nya. Syahadat

ibarat pintu masuk untuk selanjutnya melaksanakan segala amal

Islam sebagai konsekuensi dari syahadat itu. Syahadat menjadi

semacam pernyataan awal bahwa ia telah menyerahkan diri se-

penuhnya kepada Allah, untuk berbakti kepada-Nya, dan melak-

sanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Islam sendiri artinya penyerahan diri secara total kepada Allah

dan siap dengan segala konsekuensi keislamannya.

Pilar kedua adalah shalat. Shalat artinya doa. Secara istilah,

shalat adalah rangkaian ibadah yang dimulai dengan takbiratul

ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat di sini adalah shalat lima

waktu sehari semalam yang kewajibannya ditetapkan pada saat

malam Isra Mihraj. Shalat-shalat tersebut adalah Subuh, Zuhur,

Asar, Magrib, dan Isya. Selain shalat wajib ini, ada shalat- shalat

sunah, seperti rawatib, tahajud, witir, duha, tahiyatul masjid,

istikharah, istisqa, dan lain-lain.

Pilar ketiga adalah zakat. Zakat secara bahasa artinya tum-

buh. Hal ini karena zakat adalah amal yang bersifat maliah, yakni

harta yang diberikan kepada orang lain, sehingga dari harta itu

tumbuh tidak hanya harta itu tetapi juga nilai keberkahan. Zakat

adalah sedekah wajib bagi orang-orang kaya untuk diberikan ke-

pada orang-orang yang telah ditentukan Allah dalam Al-Qur’an,

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fa-

kir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf

yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang

yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang

Page 13: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

6 Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki

dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan

Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS At-

Taubah [9]: 60)

Pilar keempat adalah berpuasa di bulan Ramadhan. Puasa

adalah menahan diri untuk tidak makan dan minum sejak fajar

hingga terbenam matahari. Puasa yang diwajibkan adalah puasa

Ramadhan. Selama sebulan penuh orang muslim diperintahkan

untuk berpuasa dan melaksanakan berbagai ibadah lainnya meng-

ingat keutamaan bulan Ramadhan. Pada malam hari, misalnya,

dilaksanakan shalat sunah tarawih dan ditutup dengan witir. Pada

siang hari banyak bersedekah, membaca Al-Qur’an, iktikaf dan

seterusnya.

Pilar terakhir adalah haji. Haji artinya ziarah. Maksudnya,

berziarah ke Baitullah untuk melaksanakan manasik haji, napak

tilas dari apa yang dilakukan oleh nenek moyang kita, yakni Nabi

Ibrahim dan Ismail, kemudian ditegaskan oleh Rasulullah. Haji

dilaksanakan pada bulan Zulhijah, dan intinya pada tanggal 9.

Pada tanggal itu, seluruh umat Islam berkumpul di padang Arafah

untuk wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Orang yang

hajinya berhasil disebut dengan haji mabrur. Dalam hadis disebut-

kan, Nabi bersabda, “Tidak ada balasan bagi haji mabrur selain

surga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Itulah lima pilar Islam. Keislaman seseorang tidak akan sem-

purna tanpa menegakkan lima pilar tersebut. Hanya saja, ada

kekhususan bagi pilar haji. Haji hanya diwajibkan bagi orang

yang mampu, baik isik maupun inansial. Keislaman seseorang

tidak akan berkurang jika tidak melaksanakan haji apabila tidak

mampu. Lima pilar ini mesti ditegakkan secara konsekuen dan

penuh komitmen. Dimulai dari syahadat dan berlanjut ke pilar-

pilar berikutnya.

Page 14: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Hidup Berkah dengan Rezeki yang Halal

Allah telah menentukan rezeki setiap manusia. Kewajiban

manusia adalah mencari rezeki tersebut dengan jalan

ikhtiar yang maksimal dan halal. Orang mukmin mesti

mencari rezeki yang halal dengan jalan yang halal pula sehingga

tubuh terisi hal-hal yang halal. Nabi bersabda, “Mencari rezeki

yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu.” (HR.

Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Betapa banyak orang yang mencari rezeki tidak dengan cara

yang halal. Misalnya, melalui cara-cara jahat (kriminal) seperti

mencuri, merampok, menipu, dan lain-lain. Termasuk mencari

dengan jalan korupsi, suap-menyuap dan seterusnya. Semua ini

adalah jalan-jalan haram yang biarpun hasilnya banyak tetapi

tidak ada berkahnya. Orang yang memilikinya pun tidak tenang,

karena ia mendapatkannya dengan cara yang tidak benar, melang-

gar hukum dan menerabas ajaran agama.

Harta yang didapatkan mestilah halal, dan diperoleh dengan

jalan halal pula. Dalam hadis disebutkan, orang yang memakan

harta yang tidak halal sehingga daging-daging tubuhnya tumbuh

dengan itu, maka nerakalah yang pantas untuk membakarnya se-

bagai sarana pembersih. Nabi bersabda, “Tiap tubuh yang tumbuh

Page 15: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

8 Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki

dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama mem-bakarnya.” (HR. Ath-Thabrani)

Disebutkan pula bahwa orang yang memakan harta haram doa-nya tidak terkabul. Nabi bersabda, “Sesungguhnya Allah baik dan tidak mengabulkan (menerima) kecuali yang baik-baik. Allah me-nyuruh orang mukmin sebagaimana Dia menyuruh kepada para rasul, seperti irman-Nya dalam surah al-Mu’minun ayat 52, ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan-makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang saleh.’ Allah juga berirman dalam surah Al-Baqarah ayat 172, ‘Hai orang-orang yang beriman ma-kanlah di antara rezeki yang baik-baik.’” Kemudian, Rasulullah menyebut seorang yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan wajahnya kotor penuh debu menadahkan tangannya ke langit seraya berseru, “Ya Tuhanku, ya Tuhanku”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia diberi makan dari yang haram pula. Jika begitu bagaimana Allah akan mengabulkan doanya? (HR. Muslim)

Pada kesempatan lain, Nabi pernah berpesan kepada Sa’ad bin Abi Waqqash, “Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makanan-mu, niscaya kamu menjadi orang yang terkabul doanya. Demi Allah yang menguasai jiwa Muhammad. Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perut-nya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat pu-luh hari. Siapa pun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya.” (HR. Ath-Thabrani)

Dengan demikian, asupan makanan dan minuman orang muk-min mestilah halal dan diperoleh juga dengan cara halal agar tubuh tidak dibakar api neraka dan doa-doa dikabulkan Allah. Jangan sampai keluarga kita diberi asupan makanan yang haram, ka rena itu berarti mengotori badan dan jiwa mereka. Berilah me-reka asupan makanan yang halal. Makanan yang halal akan mem-buat daging tubuh mereka tumbuh baik dan bersih. Mulailah de-ngan mencari makanan yang halal dan baik agar dikonsumsi pun tenang dan tenteram serta pasti menyehatkan anggota badan.

Page 16: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Tentang Penulis

IBNU MUHAJIR adalah kunyah (sebutan) FAJAR KUR-

NIANTO. Dalam tradisi Islam, kunyah disebutkan baik

de ngan menggandengkan ayah (dengan kata Ibnu, seperti

Ibnu Abbas [putra Abbas], Ibnu Umar [putra Umar], Ibnu Mas’ud

[putra Mas’ud], dan lain-lain) atau nama anak (dengan kata Abu,

seperti Abu Bakar [ayah Bakar], Abu Qasim [ayah Qasim], Abu

Ubaidah [ayah Ubaidah), dan lain-lain). Fajar Kurnianto ada-

lah lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Jurusan Tafsir Hadis. Sejak menjadi mahasiswa hingga

saat ini konsisten menulis artikel bertema sosial dan keagamaan

(Islam) serta meresensi/mereview buku di pelbagai media cetak,

baik lokal maupun nasional, se perti Kompas, Koran Tempo,

Media Indonesia, Republika, Bisnis Indonesia, Kontan, Investor

Daily, Koran Sindo, Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Jawa Pos,

Koran Jakarta, Jurnal Nasional, Pelita, Suara Karya, Lampung

Post, Duta Masyarakat, Majalah Gatra, Majalah Adil, Majalah

Hidayah, dan lain-lain. Selain itu, juga menyunting buku-buku

Islam.

Karya-karyanya yang telah diterbitkan antara lain: Jernihnya

Mata Air Islam (Republika, 2010); Ensiklopedia Al-Qur’an &

Hadis Per Tema (Alita Aksara Media, 2011); Kitab Shalat Eleven

in One (Alita Aksara Media, 2012); Jejak Nabi Muhammad & Para

Sahabat (Alita Aksara Media, 2012), Percikan-Percikan Hikmah

Page 17: Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki engkau mendirikan shalat, mem-bayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

298 Menjadi Khalifah Allah yang Memperbaiki

Sejarah Nabi (Quanta, 2013); Menjadi Takwa dengan Puasa

(Quanta, 2014); Ar-Rahman, The Inspire (Al-Qolam, 2014); Me-

nyelami Makna Bacaan Shalat, Pesan Moral dan Spiritual Bacaan

Shalat (Quanta, 2015); Jalan Takwa Meraih Bahagia (Quanta,

2016); Keutamaan Etika Islam, Menjadi Manusia Berkarakter &

Berkualitas (Quanta, 2017); dan Menyelami Bacaan Shalat, Edisi

Panduan (Quanta, 2017).

Untuk berinteraksi dengan penulis bisa via media berikut:

E-mail : [email protected]

Blog : www.fajar-kurnianto.blogspot.co.id

Twitter : @fajarkurnianto

Halaman Facebook : Jernihnya Mata Air Islam