menilai pantun

8
Menilai Teks Pantun

Transcript of menilai pantun

Page 1: menilai pantun

Menilai Teks Pantun

Page 2: menilai pantun

Pengertian

Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat larik, berima silang (a-b-a-b), irama yang indah, dan memiliki makna

yang penting. Pantun merupakan puisi lama melayu Indonesia yang berasal dari bahasa

jawa kuno yaitu "tuntun", yang berarti mengatur atau menyusun. Pada awalnya, pantun merupakan karya sastra Indonesia lama dengan pengungkapan secara lisan,

tetapi semakin berkembangnya pantun kini telah diungkapkan secara tertulis. 

Page 3: menilai pantun

Bagaimana Cara Menilai Pantun?

SAJAKNYA ISI PANTUN

Barisnya Amanatnya

Page 4: menilai pantun

Sajak PantunSajak dalam Pantun memiliki bermacam-macam

pola,yang paling sering kita temui adalah sajak ab-ab seperti penggalan pantun berikut:

“Menanam kelapa di pulau BukumTinggi sedepa sudah berbuahAdat bermula dengan hukumHukum bersandar di Kitabullah “

Ada lagi beberapa rima yang dikenal dalam pantun yakni aa-aa, aa-bb dsb,dewasa ini pantun juga sudah dimodifikasi dan tidak hanya terpaut oleh rima yang sama.

Rima dalam pantun menentukan keindahan pantun itu sendiri,semakin mendayu pilihan kata yang digunakan semakin indah pantun itu saat diucapkan

Page 5: menilai pantun

ISI PANTUNDalam Pantun terdiri dari dua hal,yakni sampiran dan

isi, sampiran adalah dua baris pertama dalam pantun,sedangkan isi adalah dua baris terakhir.

Isi pantun Sangat menentukan nilai estetika dari pantun tersebut,oleh karena itu kita harus pandai-pandai dalam memilih isian pantun yang tepat agar maksud dari pantun tersebut tersampaikan Perhatikan pantun nasehat berikut :

Daun terap di atas dulangAnak udang mati di tubaDalam kitab ada terlarangYang haram jangan dicoba

Isi dari pantun tersebut menganjurkan kita untuk selalu menuntut ilmu agar kita mengetahui hukum-hukum dalam islam apa yang halal dan apa yang haram,dan kita harus meninggalkan atau tidak mencoba perkara-perkara hatram

Page 6: menilai pantun

BARISDalam pantun terdiri 4 baris,dua baris untuk sampiran dan dua

baris untuk isi Sampiran biasanya adalah 2 larik (baris ketika dituliskan) yang umumnya berisi hal-hal yang bersifat umum. Jantung pantun berada pada dua larik terakhir yang dikenal sebagai isi pantun. Pesan-pesan pada pantun melekat pada kedua larik terakhir.

Aturan umum berlaku pada pantun, seperti halnya puisi lama. Misalnya, satu larik pantun biasanya terdiri atas 6-12 kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku dan bersifat kaku. Pola rima umum yang berlaku pada pantun adalah a-b-a-b dan a-a-a-a. Meski demikian, kerap diketemukan pula pola pantun yang berpola a-a-b-b.

Cara menilai pantun dari baris dalah dengan melihat keselarasan antara jumlah kata2 yang digunkan,jangan sampai menggunakan suku kata yang terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Page 7: menilai pantun

AMANATPantun yang baik tentunya ditentukan dari pengaruh pantun

tersebut kepada orang yang banyak sesuai dengan peran sosial pantun sebagai alat penguat penyampaian pesan. Kedekatan nilai sosial dan pantun bahkan bermula dari filosofi pantun itu sendiri. ”Adat berpantun, pantang melantun” adalah filosofi yang melekat pada pantun. Adagium tersebut mengisyaratkan bahwa pantun lekat dengan nilai-nilai sosial dan bukan semata imajinasi

Kiita dapat menilai pantun dengan isi atau amanat yang terkandung dalam pantun tersebut,biasanya pantun yang mengandung banyak amanat adalah pantun agama atau pantun Sosial

Page 8: menilai pantun

Perhatikan Amanat dalam Pantun iniBunga kenanga di atas kuburPucuk sari pandan JawaApa guna sombong dan takaburRusak hati badan binasa

Bunga cina di atas batuDaunnya lepas ke dalam ruangAdat budaya tidak berlakuSebabnya emas budi terbuang