Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

7
http://www.foreximf.com/strategi-forex/mengupas-strategi-locking-dalam-forex-trading/ Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading Ayo, jujur saja, berapa banyak di antara Anda yang dengan sadar melakukan cut loss ketika kerugian yang diderita telah mencapai batasan resiko? Sepertinya sedikit. Sekarang pertanyaannya diganti: berapa banyak di antara Anda yang lebih memilih melakukan strategi locking (populer juga dengan sebutan hedging) ketika kerugian terjadi? Sepertinya jauh lebih banyak. Tetapi apakah strategi locking ini benar-benar efisien untuk diterapkan dalam forex trading? “Locking” itu yang bagaimana sih? Pelaku locking biasanya memaparkan argumen seperti ini: “Begini lho… misal saya buy 1 lot EUR/USD di level 1.39500, lalu harga turun ke 1.39000. Di situ kan saya floating loss $500 toh? Nah, di level 1.39000 itu saya lalu open sell 1 lot. Jadi posisi saya sudah aman, ke mana pun harga bergerak, loss saya tetap hanya sebesar $500.”

Transcript of Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

Page 1: Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

http://www.foreximf.com/strategi-forex/mengupas-strategi-locking-dalam-forex-trading/

Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

Ayo, jujur saja, berapa banyak di antara Anda yang dengan sadar melakukan cut loss ketika kerugian

yang diderita telah mencapai batasan resiko? Sepertinya sedikit. Sekarang pertanyaannya diganti:

berapa banyak di antara Anda yang lebih memilih melakukan strategi locking (populer juga dengan

sebutan hedging) ketika kerugian terjadi? Sepertinya jauh lebih banyak. Tetapi apakah

strategi locking ini benar-benar efisien untuk diterapkan dalam forex trading?

“Locking” itu yang bagaimana sih?

Pelaku locking biasanya memaparkan argumen seperti ini:

“Begini lho… misal saya buy 1 lot EUR/USD di level 1.39500, lalu harga turun ke 1.39000. Di situ kan

saya floating loss $500 toh? Nah, di level 1.39000 itu saya lalu open sell 1 lot. Jadi posisi saya sudah

aman, ke mana pun harga bergerak, loss saya tetap hanya sebesar $500.”

Page 2: Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

http://www.foreximf.com/strategi-forex/mengupas-strategi-locking-dalam-forex-trading/

Lalu biasanya “kubu anti-locking” menyanggah, “Lho, lalu apa bedanya dengan melakukan cut loss?

Bukankah dengan cut loss juga sama: ke mana pun harga akan bergerak, loss Anda tetap hanya

sebesar $500?”

Terkadang dijawab dengan enteng, “Yaah… setidaknya nggak sakit-sakit amat….”

Tetapi kelompok pro-locking “garis keras” biasanya menjawab dengan penuh semangat,

“Tapi kan saat locking itu saya belum loss. Hanya sementara saja. Nanti kalau harga turun misalnya

ke 1.38500 dan saya melihat ada potensi rebound, saya buka locking-annya. Caranya, posisi sell yang

di 1.39000 tadi dilepas, nah kan ada profit sebesar $500. Kan lumayan tuh.

Nah kalau nanti setelah itu harga naik lagi ke 1.39000, posisi saya sudah impas. Posisi buy tadi bisa

saya tutup. Kalau lanjut ke 1.39500, total saya untung $500, yang diperoleh dari posisi sell yang tadi.

Kalau naiknya lebih tinggi lagi, misal ke 1.40000, untung saya jadi dua kali lipat!”

Skenario ini memang hanya salah satu “varian” buka-tutup locking. Sebenarnya ada setidaknya empat

varian teknik buka-tutup. Saya tidak akan membahasnya satu per satu, karena pada dasarnya sama

saja.

Hm… terdengar masuk akal ya? Kalau jawaban Anda adalah “ya”, waspadalah, mungkin Anda perlu

berpikir ulang. Mengapa?

Izinkan saya menjelaskan.

Equity is The King!

Mari kita kutip dan telaah bagian per bagian argumen trader Pro-locking di atas, “Tapi kan

saat locking itu saya belum loss. Hanya sementara saja….”

Hm… benarkah sementara? Mari kita kaji.

Page 3: Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

http://www.foreximf.com/strategi-forex/mengupas-strategi-locking-dalam-forex-trading/

Asumsikan trader tersebut memiliki modal sebesar $10,000. Berdasarkan skenario di atas, ketika

harga turun ke 1.39000, ia mengalami loss sebesar $500. Tepat di saat itu, equity yang ia miliki sudah

berkurang, tinggal $9,500.

Ketika sudah melakukan locking, ke mana pun harga bergerak, equity tidak akan berkurang juga

tidak bertambah. Nah, ketika ia melakukan OPEN SELL 1 lot di harga 1.39000, sesungguhnya

tanpa ia sadari, ia telah menutup posisi BUY yang ia buka di harga 1.3950!

Lho,kok begitu? Bukannya posisi Buy-nya masih ada?

Coba baca lagi kalimat dalam kotak kuning di atas. Ketika trading, yang dilihat adalah equity, bukan

balance. Dalam skenario di atas, equity sudah berkurang sebesar $500. Tidak ada bedanya dengan

melakukan cut loss!

Page 4: Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

http://www.foreximf.com/strategi-forex/mengupas-strategi-locking-dalam-forex-trading/

Ups! See now? Memang posisi buy masih ada, tapi apa artinya jika tidak mempengaruhi equity? Tak

ada. :)

Locking memang “menahan” agar balance tetap berada di angka semula, namun ingat-ingat lagi

aturan di “kotak kuning” di atas.

Sebentar, ini belum selesai. Masih ada yang lebih “seru”. Yuk, kita lanjutkan.

Semu

Kita bedah lagi argumen pro-locking di atas.

“… kalau harga turun misalnya ke 1.38500 dan saya melihat ada potensi rebound, saya buka locking-

annya. Caranya, posisi sell yang di 1.39000 tadi dilepas, nah kan ada profit sebesar

$500. Kan lumayan tuh….”

Jika benar-benar dicermati, profit sebesar $500 itu sebenarnya semu.

Sekali lagi: dalam trading, kekuatan modal ada di equity!

“Profit” sebesar $500 itu memang tercatat di account history dan masuk ke balance, tetapi coba kita

cermati lagi.

Jangan lupa, masih ada posisi BUY yang terbuka di 1.39500. Apa yang terjadi pada posisi buy

tersebut? Tentu saja, pada saat harga berada di 1.38500 maka loss yang dialami posisi buy tersebut

sudah membengkak menjadi -$1,000. Minus seribu dolar.

Jadi, meskipun posisi SELL @ 1.39000 di-close dan menghasilkan “profit” sebesar $500, pada

kenyataannya equity tidak bertambah karena posisi BUY yang “tertinggal” masih memiliki

tanggungan loss sebesar $1000. Jadi, pada saat itu, keadaannya masih loss $500. Equity tetap masih

Page 5: Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

http://www.foreximf.com/strategi-forex/mengupas-strategi-locking-dalam-forex-trading/

berada di angka $9,500, bahkan bisa jadi kurang dari itu kalau komisi dan swap (kalau ada) turut

dihitung.

Nah lho!

Utopis

Selanjutnya dikatakan juga: “… Nah kalau nanti setelah itu harga naik lagi ke 1.39000, posisi saya

sudah impas. Posisi buy tadi bisa saya tutup. Kalau lanjut ke 1.39500, total saya untung $500, yang

diperoleh dari posisi sell yang tadi. Kalau naiknya lebih tinggi lagi, misal ke 1.40000, untung saya jadi

dua kali lipat!”

Jika pasar memang menuruti skenario tersebut, alangkah indahnya. Namun kita telah lama sama-

sama sepakat bahwa pasar memiliki kehendaknya sendiri.

Bagaimana seandainya jika setelah posisi sell ditutup, namun harga justru semakin terpuruk? Tentu

kerugian yang diderita akan semakin besar. Terlalu berharap harga akan bergerak sesuai keinginan

kita adalah hal yang utopis dalam forex trading.

Seperti yang dikatakan di atas, ini baru satu varian teknik buka-tutup locking dalam forex trading.

Mungkin kaum pro-locking akan berkata, “Kalau diperkirakan harga akan turun, justru yang dibuang

itu posisi buy-nya. Posisi sell dibiarkan, karena akan profit.”

Sebentar, berarti cut loss juga dong? Ah… mengapa tidak dari awal?

Banyak alasan yang bisa dikemukakan untuk membenarkan tindakan locking saat loss. Tetapi jika

diurutkan lagi dengan perhitungan equity seperti yang diuraikan di atas, akan terlihat bahwa selain

menyita waktu dan pikiran, strategi ini juga tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan equity.

Dibandingkan dengan cut loss, beban psikologisnya akan semakin besar.

Page 6: Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

http://www.foreximf.com/strategi-forex/mengupas-strategi-locking-dalam-forex-trading/

Sekarang kita bandingkan dengan jika Anda melakukan cut loss.

Setelah cut loss dilakukan di level 1.39000, tak ada lagi beban pikiran. Loss adalah loss. Sudah tinggal

sejarah. Titik.

Ketika harga turun ke 1.38500, jika Anda melihat ada potensi rebound (seperti yang dilihat oleh

pelaku locking), Anda bisa kembali membuka posisi buy. Meskipun tetap ada resiko harga akan terus

turun, beban psikologis Anda tak akan seberat pelaku locking. Mengapa?

Sinyal buy di level 1.38500 sangat mungkin tidak muncul di hari yang sama ketika locking dibuka

(dalam hal ini adalah dengan menutup posisi sell). Mungkin saja muncul di hari berikutnya, atau

justru dua hari kemudian. Tidak ada yang tahu persis. Pengguna teknik locking, kemungkinan besar

tidak akan bisa tidur selelap trader yang telah melakukan cut loss. Bagaimana jika seandainya harga

terus turun ketika ia tertidur, sementara ia tak bisa kembali melakukan locking?

Tentu saja masih ada argumen: pasang stop order. Sell stop di level 1.38000. Ah, locking lagi. Tentu

akan kembali menyita waktu dan pikiran.

Kalau cut-loss? Ya sudah. Seperti yang dikatakan tadi: hanya tinggal sejarah. Tidak akan

mempengaruhi keputusan transaksi selanjutnya.

Tidak sepenuhnya “haram”

Begitupun, saya tidak menyatakan bahwa hukum locking dalam forex trading adalah sepenuhnya

“haram”. Silakan jika Anda ingin menjalankan teknik ini, namun Anda harus memenuhi spesifikasi

ini:

Sangat berpengalaman. Jika Anda adalah pemula, sangat tidak disarankan

mempergunakan teknik ini.

Sangat akurat. Ingat, posisi selanjutnya yang Anda ambil akan sangat mempengaruhi

posisi sebelumnya. Jika akurasi analisa Anda tidak tinggi, hindari mempergunakan

teknik ini.

Tidak emosional. Jika saat trading Anda masih cenderung emosional,

mempergunakan teknik locking hanya akan memperburuk kondisi psikologis Anda.

Pada gilirannya akan menghancurkan akun trading Anda.

Page 7: Mengupas Strategi Locking Dalam Forex Trading

http://www.foreximf.com/strategi-forex/mengupas-strategi-locking-dalam-forex-trading/

Sebenarnya ada teknik locking yang lebih aman dan “benar”. Seperti apa itu?

Tunggu saja. Akan kita bahas di artikel lain.

Sampai jumpa.