Mengungkap fakta dibalik perayaan thn baru

12

Transcript of Mengungkap fakta dibalik perayaan thn baru

* Budaya Pagan -Pada masa Romawi (mas Julius Caesar)

perayaan Tahun Baru didedikasikn unruk Dewa janus, dewa segala pintu gerbang, pintu-pintu dan permulaan waktu yang juga nama dari bulan pertama dalam setahun, Januari

-pada masa yunani Kuno, Dewa Janus disembah oleh para pemuja setan

-Tradisi ini terus dijaga oleh penganut pagan Freemason (Yahudi), tujuannya untuk memalingkan dari agama tauhid.

-diresmikan ulang oleh pemimpin tertinggi Katolik, yaitu Paus Gregorius XII tahun 1582.  Penetapan ini kemudian diadopsi oleh hampir seluruh negara Eropa Barat yang Kristen

Pertama, dalil umum yang mengharamkan kaum muslimin menyerupai kaum kafir (tasyabbuh bi al kuffaar)

* firman Allah SWT (artinya) : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) ‘Raa’ina’ tetapi katakanlah ‘Unzhurna’ dan ‘dengarlah’. Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih.” (QS Al Baqarah : 104).

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan mengatakan Allah SWT telah melarang orang-orang yang beriman untuk menyerupai orang-orang kafir dalam ucapan dan perbuatan mereka. Karena orang Yahudi menggumamkan kata ‘ru’uunah’ (bodoh sekali) sebagai ejekan kepada Rasulullah SAW seakan-akan mereka mengucapkan ‘raa’ina’ (perhatikanlah kami). (Tafsir Ibnu Katsir, 1/149).

* sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR Ahmad, 5/20; Abu Dawud no 403)

Kedua, dalil khusus yang mengharamkan kaum muslimin merayakan

hari raya kaum kafir (tasyabbuh bi al kuffaar fi a’yaadihim)..  Dari Anas RA, dia berkata,”Rasulullah SAW datang ke kota

Madinah, sedang mereka (umat Islam) mempunyai dua hari yang mereka gunakan untuk bermain-main. Rasulullah SAW bertanya,’Apakah dua hari ini?’ Mereka menjawab,’Dahulu kami bermain-main pada dua hari itu pada masa Jahiliyyah.’ Rasulullah SAW bersabda,’Sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Abu Dawud, no 1134).

Perayaan malam tahun baru menjadi puncak kemaksiatan. Anak-anak muda melakukan hura-hura, pesta narkoba, hingga seks bebas, dengan alasan merayakan malam tahun baru.

Di balik acara tahun baru ada kepentingan bisnis, mendorong masyarakat untuk membelanjakan uangnya sebanyak-banyaknya.

sosialiasi ide-ide sekuler dan hedonisme. Media massa, utamanya televisi terlihat gencar mem-blow up acara hura-hura di malam tahun baru

Ada kepentingan politik dan ekonomi dalam perayaan tahun baru, sehingga pemerintah enggan membuat aturan hukum yang melarang hura-hura di malam tahun baru. Kepentingan ekonomi, tahun baru bagi kelompok kapitalis sangat luar biasa bisa meraup keuntungan. Kepentingan politik, yaitu membudayakan budaya hedonis, sekuler untuk menjauhkan anak muda dari ajaran agama

Ghajwul Fikr (Perang Pemikiran) yang dilakukan Barat terhadap Kaum Muslimin

•  “Hari kiamat tak bakal terjadi hingga umatku meniru generasi-generasi sebelumnya, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, seperti Persi dan Romawi?” Nabi menjawab: “Manusia mana lagi selain mereka itu?” (HR. Bukhari no. 7319)

• Perusakan Aqidah , seruan merayakan natal dan tahun baru seruan kepada PLURALISME dan SINKRETISME

* Allah SWT berfirman: JَلJ OْقMَب ُي َفJَلJن Uا ِدWُيًن W ِم Jاَل MْسW Mاِإْل JَرM َغJْي WِغJ Mَت Jَب ُي َوJَمJن

JُينWَر WاْسJَخM اْل JنWَم Wِة JَرWِخ Mاآْل َفWي JَوOُهJَو OُهM َمWًن Barangsiapa mencari agama

selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi (QS Ali Imran [3]:85).

*”Sesungguhnya agama yang di ridhai disisi Allah hanyalah Islam”

Mengokohkan penjajahan Asing ditengah-tengan Kaum Muslimin

Khilafah adalah negara yang tegak di atas akidah dan syariat Islam

Khilafah harus  mengakomodasi keragaman agama dan keyakinan selain Islam, memperlakukan orang-orang kafir dengan adil, serta memenuhi hak dan kebutuhan mereka dengan cara yang makruf

Khilafah Islamiyyah tidak akan mengadopsi atau mendakwahkan pemikiran dan hukum yang bertentangan dengan Islam

Khilafah tidak hanya bertugas melakukan ri’ayah suunil ummah belaka, namun  ia juga diberitaklif mendakwahkan Islam agar orang-orang kafir masuk ke dalam agama Islam. 

Pertama Khilafah melarang kaum Muslim merayakan atau melibatkan diri dalam perayaan hari raya orang-orang kafir, apapun bentuknya . Karena Islam telah melarangnya.

* Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai hari raya orang-orang kafir, “Setiap umat memiliki hari raya sendiri-sendiri. Idul Fithri adalah hari raya kita.” [HR. Bukhari dari 'Aisyah ra]

*bahwa Umar ra pernah berkata, “Janganlah kalian mempelajari bahasa-bahasa orang-orang Ajam. Janganlah kalian masuk ke gereja-gereja orang-orang musyrik pada hari raya mereka. Sesungguhnya murka Allah SWT akan turun kepada mereka pada hari itu.”. [HR. Imam Baihaqiy]

*. Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Kaum Muslim telah diharamkan untuk merayakan hari raya orang-orang Yahudi dan Nasrani. Kaum Muslim juga diharamkan memasuki gereja dan tempat-tempat ibadah mereka.” [Ibnu Tamiyyah,Iqtidla’ al-Shiraath al-Mustaqiim, hal.201].

Melibatkan diri di sini mencakup perbuatan; mengucapkan selamat, hadir di jalan-jalan untuk menyaksikan atau melihat perayaan orang kafir, mengirim kartu selamat, dan lain sebagainya.  Perayaan hari raya orang kafir di sini mencakup seluruh perayaan hari raya, perayaan orang suci mereka, dan semua hal yang berkaitan dengan hari perayaan orang-orang kafir, musyrik maupun ahlul kitab.

Kedua, memberikan sanksi bagi kaum Muslim yang terlibat perayaan keagamaan orang-orang kafir.  Adapun kadar dan bentuk sanksinya diserahkan sepenuhnya kepada qadliy.  Pasalnya, pelanggaran dalam masalah ini termasuk dalam kasus ta’zir.

Ketiga, khalifah tidak akan melarang atau menghalang-halangi orang-orang kafir merayakan hari keagamaan mereka.  Pasalnya, orang-orang kafir diberi kebebasan dalam menjalankan peribadahan mereka di dalam Daulah Islamiyyah, pada batas-batas yang ditentukan oleh syariat Islam

Keempat, khalifah tidak akan memberikan bantuan, atau melibatkan diri dalam perayaan-perayaan keagamaan orang-orang kafir

Wallahu a’lam bish shawab