Emas Putih Dibalik Hijaunya Alam Wonogiri

20
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM EMAS PUTIH DIBALIK HIJAUNYA ALAM WONOGIRI Bidang Kegiatan: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: DADANG KURNIA NIM 12111019 / Angkatan 2011 FITRI ENDRO PRABOWO NIM 12111017 / Angkatan 2011 BAGUS SETIAJI DARMAWAN NIM 12110009 / Angkatan 2010 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2013

description

PKM Lawas

Transcript of Emas Putih Dibalik Hijaunya Alam Wonogiri

  • USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    EMAS PUTIH DIBALIK HIJAUNYA ALAM WONOGIRI

    Bidang Kegiatan:

    PKM KEWIRAUSAHAAN

    Diusulkan Oleh:

    DADANG KURNIA NIM 12111019 / Angkatan 2011

    FITRI ENDRO PRABOWO NIM 12111017 / Angkatan 2011

    BAGUS SETIAJI DARMAWAN NIM 12110009 / Angkatan 2010

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    BANDUNG

    2013

  • 1

  • 2

    DAFATR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. 1

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

    RINGKASAN ......................................................................................................... 3

    BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

    1.1. JUDUL ............................................................................................................. 4

    1.2. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 3

    1.3. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 5

    1.4. TUJUAN .......................................................................................................... 5

    1.5. LUARAN YANG DIHARAPKAN .................................................................. 5

    1.6. KEGUNAAN .................................................................................................... 5

    BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ............................................. 5

    2.1. GAMBARAN PRODUK .................................................................................. 5

    2.2. GAMBARAN UMUM PASAR ....................................................................... 6

    2.3. GAMBARAN UMUM PEMASARAN ........................................................... 7

    BAB 3 METODOLOGI .......................................................................................... 8

    3.1. METODE PELAKSANAAN .......................................................................... 8

    3.2. TAHAP EVALUASI ....................................................................................... 8

    3.3. ANALISIS EKONOMI ..................................................................................... 8

    BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 11

    4.1. ANGGARAN BIAYA .................................................................................... 11

    4.2. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ................................................... 11

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

    LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA ....................................... 13

    LAMPIRAN 2. JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN ................................ 16

    LAMPIRAN 3. STRUKTUR ORGANISASI TIM KEGIATAN ....................... 18

    LAMPIRAN 4. SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA .................... 19

  • 3

    RINGKASAN

    Kroto adalah telur dan larva semut ngangrang (Oecophylla smaragdina). Kroto ini

    menjadi buruan para pencinta burung berkicau sebagai pakan peliharaannya. Saat

    ini pasokan kroto di pasaran masih sangat kurang. Kroto sulit dijumpai di pasaran

    karena pasokan kroto langsung diserap oleh pasar. Saat ini metode yang paling

    umum digunakan untuk mendapatkan kroto adalah dengan cara berburu langsung

    di alam. Hal ini tentu saja tidak maksimal. Selain hasil yang didapat tidak maksimal,

    kegiatan perburuan kroto ini juga berpotensi merusak keseimbangan ekosistem

    alam. Semut ngangrang merupakan predator bagi beberapa hama tanaman,

    sehingga jika jumlah populasi semut ini di alam berkurang akan merugikan

    manusia.

    Semut ngangrang atau semut kroto ini bisa dibudi dayakan di rumah. Penggunaan

    wadah topless mampu menggantikan habitatnya di alam. Tentu saja proses

    pembibitan semut ini tidak serta merta mengambil seluruh koloni yang terdapat di

    suatu pohon (habitatnya). Proses pembibitan hanya mengambil sebagian anggota

    koloni untuk dibiakkan menjadi koloni baru.

    Keberhasilan budi daya semut kroto ini diharapkan menginspirasi para pemburu

    kroto untuk beralih menjadi peternak semut kroto sehingga terjadi hubungan saling

    menguntungkan. Kelestarian populasi semut kroto terjaga dan pemburu kroto masih

    mendapatkan penghasilan dengan beralih menjadi peternak semut kroto.

  • 4

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. JUDUL

    Proposal ini diajukan dengan judul Mendulang Emas Putih dari Hijaunya Alam

    Wonogiri.

    1.2. LATAR BELAKANG

    Kroto adalah telur dan larva semut ngangrang (Oecophylla smaragdina) yang

    ditempatkan di sarang semut ngangrang. Semut ngangrang (Oecophylla

    smaragdina) merupakan spesies eusosial (sosial sejati) yang memiliki koloni terdiri

    dari beberapa kasta semut. Struktur sosial semut ngangrang terdiri dari ratu,

    pejantan, pekerja, prajurit. Serangga ini memanfaatkan dedaunan pohon untuk

    membangun sarangnya. Sarang ini berfungsi untuk menempatkan koloni sekaligus

    telur dan larva yang selanjutnya penulis sebut sebagai kroto.

    Kroto adalah komoditi yang banyak dicari oleh para pencinta burung. Kroto

    dijadikan sebagai pakan burung. Kroto ini menjadi komoditi yang menjanjikan

    untuk dibudidayakan. Pangsa pasar masih luas karena kebanyakan kroto saat ini

    masih diambil dari alam secara langsung, yaitu dengan berburu sarang semut

    ngangrang.

    Saat ini keberadaan semut ngangrang mulai terancam karena banyaknya pemburu-

    pemburu kroto yang mengambil kroto secara tidak bijaksana. Akibat dari hal ini

    semut ngangrang mulai langka. Ini bisa menyebabkan kerusakan ekosistem.

    Menurut Way dan Khoo (1992) semut ngangrang adalah musuh alami bagi sekitar

    16 spesies hama yang menyerang spesies kakao, kelapa, kelapa sawit, mangga,

    eukaliptus, dan jeruk. Selain itu peluang usaha ini sangat menjanjikan. Air survei

    yang penulis lakukan, kebutuhan kroto di sekitar tempat tinggal penulis yaitu

    kabupaten Wonogiri, atau tepatnya di kecamatan Purwantoro belum terpenuhi.

    Persediaan kroto di pasaran tidak menentu dan lebih sering tidak ada. Saat produk

    kroto tersedia langsung diserbu para pembeli, sehingga dapat disimpulkan bahwa

    peluang usaha ini sangat menjanjikan.

  • 5

    Berangkat dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, penulis berupaya membangun

    usaha budi daya kroto yang bisa menjadi contoh dan pelopor bisnis menguntungkan

    sekaligus mengurangi perburuan semut ngangrang di alam.

    1.3. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan:

    1. Bagaimana merancang embrio bisnis budi daya semut ngangrang penghasil

    kroto?

    2. Bagaimana mendapatkan hasil kroto yang stabil dan berkelanjutan?

    3. Bagaimana menjaga kelestarian semut ngangrang di habitatnya?

    4. Bagaimana cara agar para pemburu kroto beralih menjadi peternak semut

    ngangrang?

    1.4. TUJUAN

    Tujuan dari penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut:

    1. Mendapatkan embrio bisnis budi daya semut ngangrang penghasil kroto.

    2. Mendapatkan metode budi daya semut ngangrang yang memberikan hasil

    kroto stabil dan berkelanjutan.

    3. Memperoleh metode pelestarian populasi semut ngangrang di alam.

    4. Mendapatkan cara agar para pemburu kroto bisa beralih menjadi peternak

    kroto.

    1.5. LUARAN YANG DIHARAPKAN

    Penulis mengharapkan luaran dari usaha ini adalah bisnis yang bisa dikembangkan

    menjadi bisnis besar melalui sistem kemitraan dengan komunitas pencinta burung.

    Produk awal berupa kroto atau telur semut ngangrang. Penulis berharap para

    pemburu kroto mau beralih menjadi peternak kroto yang peduli kelestarian hayati.

    1.6. KEGUNAAN

    Kroto bisa digunakan sebagai pakan burung berkicau. Mengingat masih sedikitnya

    pasokan kroto di pasaran, produk ini sangat membantu para pencinta burung

    memenuhi kebutuhan pakan peliharaannya. Selain itu, dengan adanya inisiasi

    metode budi daya semut ngangrang ini diharapkan populasi semut ngangrang di

    alam tetap terjaga karena para pemburu kroto mau beralih menjadi peternak semut

    ngangrang.

  • 6

    BAB 2

    GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

    2.1. GAMBARAN UMUM PRODUK

    Produk budi daya semut ngangrang penghasil kroto ini berupa kroto, yaitu telur

    semut ngangrang. Kroto hasil budi daya ini diharapkan mampu menambah pasokan

    kroto di pasaran. Saat ini, pasokan kroto di pasaran masih minim sehingga produk

    kroto ini sangat dibutuhkan. Dengan adanya produk ini diharapkan perburuan kroto

    di alam bisa berkurang dan beralih kepada budi daya kroto rumahan.

    Berikut adalah gambaran produk yang kami ajukan:

    Gambar 1. Foto susunan topless pada rak Gambar 2. Foto kroto siap panen

    Berikut adalah Peta Aliran Proses Budi Daya Semut Ngangrang:

    Gambar 3. Diagram alir budi daya semut ngangrang

    2.2. GAMBARAN UMUM PASAR

    persiapan wadah dan pembibitan

    pemindahan bibit ke wadah

    proses pembudidayaan

    proses panen

  • 7

    2.2.1. Trend Pasar

    Dari survei yang telah dilakukan, saat ini rata-rata terdapat dua toko penjual pakan

    burung di tiap kecamatan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Sementara itu, tiap toko

    pakan burung mampu menghabiskan satu kilogram kroto sehari dengan catatan

    kroto tersedia. Namun pada kenyataannya ketersediaan kroto di pasaran sangat

    langka sehingga kebutuhan kroto ini tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu peluang

    usaha ini sangat menjanjikan.

    2.2.2. Target Pasar

    Target pasar adalah para pencinta burung dan toko-toko penjual pakan burung.

    Dengan jumlah produksi yang penulis rencanakan di sini yaitu 1 kg kroto tiap hari

    hanya akan mencukupi kebutuhan satu toko pakan burung. Di Kabupaten Wonogiri,

    rata-rata terdapat dua toko penjual pakan burung pada tiap kecamatan. Jadi, produk

    kroto yang dihasilkan akan langsung terserap oleh pasar. Bahkan produksi ini masih

    belum mampu memenuhi permintaan pasar. Saat ini harga kroto stabil pada kisaran

    harga Rp 100.000,00 per kg, sehingga secara kasar usaha ini akan menghasilkan

    pemasukan sebesar Rp 100.000,00 per hari. Adapun uraian secara rinci mengenai

    kelayakan usaha ini dijelaskan pada bagian analisis kelayakan investasi pada bab

    terakhir.

    2.3. GAMBARAN UMUM PEMASARAN

    Produk usaha ini dipasarkan langsung kepada toko-toko penjual pakan burung.

    metode ini dipilih karena proses penyerapan produk cepat dan memberikan jaminan

    kestabilan harga. Usaha ini akan dikembangkan melalui sistem kemitraan dan kerja

    sama dengan para pencari kroto alam dan komunitas pencinta burung.

  • 8

    BAB 3

    METODOLOGI

    3.1. METODE PELAKSANAAN

    Metode yang digunakan untuk melaksanakan ide usaha ini dibagi menjadi empat

    tahap, yaitu:

    3.1.1. Tahap persiapan

    Pada tahap ini penulis melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mempersiapkan

    budi daya semut ngangrang. Persiapan meliputi pembuatan rak untuk topless,

    modifikasi topless, pembuatan tempat pakan, serta pembibitan.

    3.1.2. Tahap budi daya

    Tahap ini meliputi pemindahan semut ke dalam topless, penempatan topless pada

    rak, pemberian pakan, serta pemantauan perkembangan semut.

    3.1.3. Tahap panen

    Pada tahap ini penulis memanen telur semut atau disebut kroto. Kroto ini adalah

    hasil yang diharapkan dari budi daya semut ngangrang ini. Siklus pemanenan kroto

    adalah satu bulan.

    3.1.4. Tahap pemasaran

    Metode pemasaran produk ini melalui kerja sama dengan toko-toko penjual pakan

    burung. Selain itu, penulis juga melakukan kerja sama dengan komunitas-

    komunitas pencinta burung. Untuk publikasi, penulis memanfaatkan media

    elektronik, cetak, dan mulut ke mulut.

    3.2. TAHAP EVALUASI

    Tahap evaluasi yang akan kami lakukan yaitu pertama, evaluasi sistem produksi

    yang bertujuan untuk mencapai sistem yang lebih efektif dan efisien dalam proses

    produksi. Kedua, evaluasi produk yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang

    lebih baik yang terjaga kualitasnya dengan mempertimbangkan masukan

    konsumen. Ketiga, evaluasi pemasaran yang dilakukan untuk mengetahui apakah

    target penjualan yang ditetapkan sudah tercapai. Evaluasi dilakukan setiap akhir

    bulan.

    3.3. ANALISIS EKONOMI

    3.3.1. Pendapatan Per Bulan

    a. Target penjualan 30 kg x Rp 100.000,00/kg Rp 3.000.000,00

  • 9

    3.3.2. Pengeluaran Per Bulan

    a. Ulat jongkong Rp 48.000,00

    b. Gula Rp 24.000,00

    c. Transportasi Rp 50.000,00

    d. Pegawai Rp 200.000,00

    Total Rp 322.000,00

    3.3.3. Keuntungan Per Bulan

    Pemasukan per bulan Rp 3.000.000,00

    Pengeluaran per bulan Rp 322.000,00

    Keuntungan per bulan Rp 2.678.000,00

    3.3.4. Analisis Kelayakan Investasi:

    Dengan mengasumsikan pendapatan akan mulai didapat dan stabil setelah proses

    pembibitan selesai (bulan ke-4) maka berikut adalah perhitungan kelayakan

    investasi untuk usaha budi daya semut kroto ini:

    BEP (Break Even Point) = 322000

    100000= 3,22 setelah proses

    pembibitan

    BCR (Benefit Cost Ratio)

    BCR adalah perbandingan antara keuntungan dengan biaya yang

    dikeluarkan. Usaha dikatakan layak jika BCR > 0

    BCR = Rp 2.678.000,00/Rp 322.000,00

    = 8,31 > 0 usaha layak

    RCR (Revenue Cost Ratio)

    RCR adalah perbandingan antara seluruh pendapatan dengan seluruh biaya

    produksi. Usaha dikatakan layak jika RCR > 1

    RCR = Rp 3.000.000,00/Rp 322.000,00

    = 9,31 > 1 usaha layak

    Payback Periode

    Payback Periode = Rp 8.035.000,00/Rp Rp 3.000.000,00

    = 2,68 bulan (setelah masa pembibitan)

    Jadi, periode pengembalian modal usaha ini adalah 2,68 bulan setelah masa

    pembibitan atau 6,68 bulan sejak usaha dijalankan.

    Rate of Return 2.928.000 .................................................................. 2.928.000

  • 10

    Bulan ke-0 1 2 3 4

    5 6 7 8 9 10 11 12

    Aliran kas -6.625.000 -72.000 -72.000 ................

    RoR = 16%

    Berdasarkan analisis investasi yang dilakukan, pengembalian modal usaha

    ini membutuhkan waktu tujuh bulan. Usaha ini memiliki laju pengembalian

    investasi sebesar 16% dalam satu tahun pertama. Laju pengembalian

    investasi ini lebih besar dari laju pengembalian minimum saat ini yaitu

    kurang dari 8%. Oleh karena itu usaha ini sangat layak untuk dilaksanakan.

  • 11

    BAB 4

    BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    4.1 ANGGARAN BIAYA

    Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya

    No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

    1 Peralatan penunjang 5.625.000,00

    2 Bahan habis pakai 1.160.000,00

    3 perjalanan 250.000,00

    4 Lain-lain 1.000.000,00

    Jumlah 8.035.000,00

    4.2. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

    Tabel 2. Jadwal pelaksanaan kegiatan

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pembuatan Rak dan modifikasi topless

    2 Pembibitan

    3 Perawatan aset

    4 Panen

    5 Pemasaran produk

    6 Laporan keuangan bulanan

    bulan ke-6

    waktu pelaksanaan

    deskripsi kegiatanno bulan ke-1 bulan ke-2 bulan ke-3 bulan ke-4 bulan ke-5

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Nimda. 2012. Cara Beternak Kroto. http://www.carabeternak.com. 28 Agustus

    2013 (14.00).

    Prayoga, B. 2011. Analisa Usaha Budidaya Semut Kroto.

    http://www.semutkroto.com dan [email protected]. 30 Agustus

    2013 (14.00).

    Umam, M. 2012. Panduan Budidaya Semut Kroto Praktis.

    http://chanifazhar.files.wordpress.com. 28 Agustus 2013 (14.35).

  • 13

  • 14

  • 15

  • 16

    Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

    1. Peralatan Penunjang

    Material Justifikasi

    Pemakaian Kuantitas

    Harga (Rp) Keterangan

    Satuan total

    - rak kayu sebagai tempat

    media ternak 20

    100.000,0

    0 2.000.000,00

    tiap rak isi 15

    topless

    - topless media ternak semut 300 10.000,00 3.000.000,00

    tiap topless 1

    berisi

    Koloni

    - ember

    besar

    sebagai media

    panen 5 20.000,00 100.000,00

    - ember

    kecil

    ditempatkan pada

    kaki rak 80 2.500,00 200.000,00

    tiap rak nutuh

    4 buah

    - nampan

    kecil

    sebagai media

    pemberian pakan 80 2.500,00 200.000,00

    tiap rak butuh

    3 buah

    - saringan

    kawat

    sebagai alat bantu

    panen 5 7.000,00 35.000,00

    - sarung

    tangan sebagai alat bantu

    panen 1 20.000,00 20.000,00

    Karet

    - gunting

    dahan

    alat bantu

    pembibitan 1 40.000,00 40.000,00

    -gunting

    ranting

    alat bantu

    pembibitan 1 30.000,00 30.000,00

    SUB TOTAL (Rp) 5.625.000,00

    2. Bahan Habis Pakai

    Material Justifikasi

    Pemakaian Kuantitas

    Harga (Rp) Keterangan

    Satuan total

    - bibit awal

    semut

    pembibitan

    awal 80 10.000,00 800.000,00

    di fase awal

    ternak

    - ulat

    hongkong sebagai pakan 8 30.000,00 240.000,00 selama 5 bulan

    - gula

    sebagai bahan

    minuman 10 12.000,00 120.000,00 selama 5 bulan

    SUB TOTAL (Rp)

    1.160.000,0

    0

    3. Perjalanan

    Material Justifikasi

    Pemakaian Kuantitas

    Harga (Rp) Keterangan

    Satuan Total

    perjalanan ke

    pasar

    jarak pemasaran 20

    km 5 50.000,00 250.000,00

    selama 5

    bulan

    SUB TOTAL (Rp) 250.000,00

  • 17

    4. Lain-lain

    Material Justifikasi

    Pemakaian Kuantitas Harga (Rp) Keterangan

    Satuan Total

    tenaga kerja 1 1.000.000,00 1.000.000,00 selama 5

    bulan

    SUB TOTAL (Rp) 1.000.000,00

    Total (Rp) 8.035.000,00

  • 18

    Lampiran 3. Struktur Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

    No Nama/NIM Program Studi

    Alokasi

    Waktu

    (jam/Minggu)

    Uraian Tugas

    1 Dadang Kurnia Teknik

    Pertambangan 15

    Mengoordinasi

    pekerjaan semua

    anggota.

    Melakukan

    perluasan pasar.

    2 Fitri Endro

    Prabowo

    Teknik

    Pertambangan 15

    Melakukan

    inovasi teknik

    ternak yang lebih

    efektif dan efisien.

    3

    Bagus Setiaji

    Darmawan Teknik

    Pertambangan 15

    Bertanggung

    jawab atas

    perluasan pasar.

  • 19