Mengkaji Realitas Masyarakat Terhadap Mangrove

5
Mengkaji Realitas Kehidupan Masyarakat Pesisir Terhadap Pelestarian Mangrove Desa Blongko, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara 1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah Identifikasi masalah Masyarakat Pesisir merupakan masyarakat yang tinggal di wilayah yang menjadi perbatasan antara daratan dan lautan. Masyarakat pesisir memiliki perbedaan karakter dengan masyarakat yang hidup di wilayah pegunungan atau pun perkotaan. Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pemanfaatan sumberdaya kelautan (marine resource based), seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir dan transportasi laut. Tingkat pendidikan penduduk wilayah pesisir juga tergolong rendah. Kondisi lingkungan pemukiman masyarakat pesisir, khususnya nelayan masih belum tertata dengan baik dan terkesan kumuh. Dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang relatif berada dalam tingkat kesejahteraan rendah, maka dalam jangka panjang tekanan terhadap sumberdaya pesisir akan semakin besar guna pemenuhan kebutuhan masyarakat. Banyaknya isu-isu yang terdapat di wilayah Desa Blongko, Sulawesi Utara salah satu nya adalah perusakan hutan bakau. Perusakan hutan bakau disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang menjadikan

description

studi kasus

Transcript of Mengkaji Realitas Masyarakat Terhadap Mangrove

Mengkaji Realitas Kehidupan Masyarakat Pesisir Terhadap Pelestarian Mangrove Desa Blongko, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara

1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah Identifikasi masalahMasyarakat Pesisir merupakan masyarakat yang tinggal di wilayah yang menjadi perbatasan antara daratan dan lautan. Masyarakat pesisir memiliki perbedaan karakter dengan masyarakat yang hidup di wilayah pegunungan atau pun perkotaan. Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pemanfaatan sumberdaya kelautan (marine resource based), seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir dan transportasi laut. Tingkat pendidikan penduduk wilayah pesisir juga tergolong rendah. Kondisi lingkungan pemukiman masyarakat pesisir, khususnya nelayan masih belum tertata dengan baik dan terkesan kumuh. Dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang relatif berada dalam tingkat kesejahteraan rendah, maka dalam jangka panjang tekanan terhadap sumberdaya pesisir akan semakin besar guna pemenuhan kebutuhan masyarakat. Banyaknya isu-isu yang terdapat di wilayah Desa Blongko, Sulawesi Utara salah satu nya adalah perusakan hutan bakau. Perusakan hutan bakau disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang menjadikan bakau sebagai kayu bakar, bahan bangunan, dan lain lain.

Pemilihan masalahUpaya masyarakat Desa Blongko dalam melestarikan mangrove yang ada di pesisir pantai nya.

Perumusan masalah Bagaimana kebiasaan masyarakat pesisir di Desa Blongko? Bagaimana kondisi mangrove yang terdapat di pesisir pantai Desa Blongko? Bagaimana upaya masyarakat pesisir Desa Blongko dalam melestarikan mangrove?

2. Penelaahan kepustakaanDahuri, Rokhmin, 1997, Pengembangan Rencana Pengelolaan Pemanfaatan Berganda Ekosistem Mangrove di Sumatera, Dalam Panduan Pelatihan Pelestarian dan Pengembangan Ekosistem Mangrove Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Brawijaya. Malang.Dartius, 1988, Faktor-faktor Lingkungan Hidup dan Sosial Ekonomi Dalam Pengelolaan Mangrove Sepanjang Pesisir Sumatera Utara (Tahap I), Laporan Penelitian Tidak Dipublikasikan, Lembaga Penelitian USU, Medan.Mubyarto, Loekman Soetrisno dan Michael R.Dove. 1984. Nelayan dan Kemiskinan Studi Ekonomi Antropologi di Dua Desa Pantai. Rajawali. Jakarta.Mubyarto dan Loekman Soetrisno, 1988, Studi Pengembangan Desa Pantai di Provinsi Riau. Pusat Pembanganunan Pedesaan dan Kawasan UGM, Yogjakarta.

3. Penyusunan hipotesis

4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variable-variabel Identifikasi VariabelPeran masyarakat dalam melestarikan mangrove, kondisi mangrove yang terdapat di Desa Blongko1. Klasifikasi Variabel Variabel nominal : pohon, sapling, seedling Variabel ordinal : - Variabel interval : kepedulian masyarakat terhadap kelestarian mangrove1. Definisi Operasional VariabelUpaya masyarakat pesisir dapat diketahui dari hasil percakapan dalam bentuk wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa sample warga sekitar. Hasil ini kemudian dikaji dengan seberapa besar tingkat kelestarian mangrove yang terdapat disana.

5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data Buku Identifikasi Mangrove Recorder Camera Alat tulis

6. Penyusunan rancangan penelitian Survey Lokasi Perizinan dengan Tokoh Masyarakat Pembuatan Daftar Pertanyaan dan Indikator Penilaian Pengambilan Data Analisis Data

7. Penentuan sampel Penentuan Sampel dan Besar SampelObjek yang dijadikan sampel adalah masyarakat sekitar dan dikaitkan dengan kondisi mangrove yang ada. Proses yang dilakukan adalah wawancara dengan masyarakat sekitar dan analisis vegetasi mangrove untuk mengetahui seberapa tingkat kelestarian mangrove

8. Pengumpulan data Data Primer : hasil wawancara, hasil analisa vegetasi Data Sekunder : -

9. Pengolahan dan analisis dataa. Kerapatan (K) = b. Kerapatan Relatif (KR) = c. Frekuensi = d. Frekuensi Relatif (FR) = e. Dominansi = f. Dominansi Relatif (DR) = g. Indeks Nilai Penting = KR+FR+DR

10. Interpretasi hasil analisisData yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan metode analisis data kualitatif yaitu menarik kesimpulan dari semua data baik analisa kondisi mangrove berdasarkan indikator maupun wawancara masyarakat.