Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

download Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

of 8

Transcript of Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

  • 7/21/2019 Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

    1/8

    Daniel Limantoro., etal./ Total Productive Maintenance Di PT. X / Jurnal Titra Vol. 1 No. 1, Janurari 2013, pp. 13-20

    13

    TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI

    PT X

    Daniel Limantoro1

    , Felecia, S.T., M. Sc.2

    Abstrak: PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan keramik.

    Permasalahan yang sering terjadi adalah kerusakan mesin yang tidak menentu waktu

    kerusakannya sehingga menyebabkan proses produksi terhenti secara tiba-tiba dan waktu

    produksi menjadi lebih lama. Sistem maintenanceyang dimiliki oleh perusahaan saat ini adalah

    sistem correctivemaintenance.

    Upaya untuk mempersiapkan penerapan TPM dilakukan dengan menghitung MTBF dan

    MTTR untuk masing-masing komponen mesin yang mengalami kerusakan. Penghitungan OEE

    dan analisa sixbiglossesjuga dilakukan untuk mengetahui nilai efektivitas mesin yang dimiliki

    oleh PT X. Hasil analisa six big losses digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

    mempengaruhi nilai efektivitas mesin.Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan penghitungan MTBF, MTTR, OEE dan

    analisa six big lossesadalah nilai OEE saat ini 89.9263%. Faktor reduce speed lossesmerupakan

    faktor terbesar yang mempengaruhi efektivitas mesin. Efektivitas mesin dapat ditingkatkan

    dengan memperbaiki faktor-faktor dari six big lossesyang mempengaruhi nilai efektivitas serta

    perbaikan kepada sistem corrective maintenanceperusahaan saat ini dan mengusulkan sistem

    preventivemaintenancedanpredictivemaintenance. Penggunaan predictive maintenance dapat

    menurunkan frekuensi kerusakan mesin kiln sebesar 79.83%, mesinpresssebesar 72.32%, dan

    mesin glasir sebesar 73.97%.

    Kata Kunci :Total Productive Maintenance, Six Big Losses, Overall Equipment Effectiveness

    (OEE)

    Pendahuluan

    P.T. X merupakan perusahaan yang memproduksi

    keramik lantai dan keramik dinding.Permasalahanyang sering terjadi adalah kerusakan mesin yang

    tidak menentu waktu kerusakannya sehingga

    menyebabkan proses produksi terhenti secara tiba-

    tiba dan waktu produksi menjadi lebih lama.Salahsatu contoh permasalahan yang terjadi adalah pada

    tahun 2011 mesin kiln mengalami kerusakan

    sebanyak 58 kali. Kerusakan sebanyak 58 kali dapatdikatakan jelek, karena dalam 1 bulan rata-rata

    kerusakan mesin sebesar 5 kali. Bentuk kerusakan

    yang terjadi seperti bata jatuh, ganti roll block,

    service motor dryer, service gear box roll, dan

    sebagainya.

    Sistem maintenance yang dimiliki P.T. X yang

    dimiliki saat ini adalah sistem corrective

    maintenance dimana dilakukan perbaikan ketika

    mesin mengalami kerusakan. Implementasi TPM di

    P.T. X diharapakan dapat menciptakan suatu

    sistem proses perawatan dan pemeliharaan mesin

    yang baik dan tepat sehingga hasilnya dapat

    meningkatkan efektivitas mesin dan meminimalkankerusakan mesin.

    1,2 Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,

    Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

    60236. Email: [email protected],

    [email protected]

    Metode Penelitian

    Total Productive Maintenance(TPM)

    TPM adalah proses perawatan yang dikembangkan

    untuk meningkatkan produktivitas dengan

    membuat proses yang dapat diandalakan danmengurangi kerugian (Yoshikazu, 2000).

    Tujuan dari TPM adalah menjaga mesin berada

    dalam kondisi baik tanpa mengganggu proses yang

    dilakukan sehari-hari. Tujuan tersebut dapat

    tercapai dengan melakukan pemeliharaan secara

    preventif dan prediktif.

    Maintenance

    Maintenance adalah suatu kombinasi dari setiap

    tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu

    mesin/alat produksi, atau untuk memperbaikinya

    sampai, pada suatu kondisi yang bisa diterima

    (James, 1998).

    Preventive maintenance adalah pemeliharaan yang

    dilakukan pada selang waktu yang ditentukan

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/21/2019 Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

    2/8

    Daniel Limantoro., etal./ Total Productive Maintenance Di PT. X / Jurnal Titra Vol. 1 No. 1, Janurari 2013, pp. 13-20

    14

    sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang

    diuraikan dan dimaksudkan untuk mengurangi

    kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi

    kondisi yang bisa diterima (James, 1998).

    Corrective maintenance adalah pemeliharaan yang

    dilakukan untuk memperbaiki suatu bagiantermasuk penyetelan dan reparasi yang telah

    terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa

    diterima (James, 1998).

    Predictive maintenance adalah pemeliharaan

    pencegahan yang diarahkan untuk mencegah

    kegagalan suatu sarana dan dilaksanakan dengan

    memeriksa mesin-mesin tersebut pada selang

    waktu yang teratur dan ditentukan sebelumnya,

    pelaksanaan tingkat reparasi selanjutnya

    tergantung pada apa yang ditemukan selama

    pemeriksaan (James, 1998).

    Emergency maintenanceadalah pemeliharaan yangdilakukan seketika ketika mesin mengalami

    kerusakan yang tidak terdeteksi sebelumnya

    (James, 1998).

    Overall Equiptment Effectiveness (OEE)

    Overall Equiptment Effectiveness (OEE) merupakan

    efektivitas peralatan secara keseluruhan untuk

    mengevaluasi seberapa besar nilai performa dan

    keandalan suatu mesin (Robert, 2001).

    OEE = Availability x Performance x Quality x 100%

    Dimana :

    Breakdown Losses akan menyebabkan waktu

    terbuang sia-sia yang mengakibatkan kerugian bagi

    perusahaan akibat berkurangnya volume produksi

    atau kerugian material akibat produk yang

    dihasilkan cacat. Rumus penghitungan breakdown

    loss adalah sebagai berikut.

    Setup and Adjustment Losses adalah kerugian

    karena pemasangan dan penyetelan adalah semua

    waktu pemasangan dan waktu penyesuaian yang

    dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan mengganti

    suatu jenis produk ke jenis produk berikutnya untuk

    produksi selanjutnya. Dengan kata lain, totalkebutuhan mesin tidak berproduksi untuk

    mengganti peralatan. Rumus penghitungan setup

    and adjustment losses adalah sebagai berikut.

    Small Stop Losses adalah kerugian karena mesin

    beroperasi tanpa beban maupun karena berhentisesaat muncul jika faktor eksternal mengakibatkan

    mesin berhenti berulang-ulang atau beroperasi

    tanpa menghasilkan produk. Rumus penghitungan

    untuk small stopadalah sebagai berikut.

    Reduced Speed Losses adalah menurunnya

    kecepatan produksi timbul jika kecepatan operasi

    actuallebih kecil dari kecepatan mesin yang telah

    dirancang beroperasi dalam kecepatan normal.

    Rumus untuk penghitungan reduce speed adalahsebagai berikut.

    Process Defect Losses adalah produk cacat yang

    dihasilkan akan mengakibatkan kerugian material,

    mengurangi jumlah produksi, limbah produksi

    meningkat dan peningkatan biaya untuk

    pengerjaan ulang. Kerugian akibat pengerjaan

    ulang termasuk biaya tenaga kerja dan waktu yang

    dibutuhkan untuk berproduksi kembali. Rumus

    penghitungan untuk process defect losses adalahsebagai berikut.

    Reduced Yield Lossesadalah kerugian yang timbul

    selama waktu yang dibutuhkan oleh mesin untuk

    menghasilkan produk baru dengan kualitas produk

    yang diharapkan. Kerugian yang timbul bergantung

    pada faktor seperti kondisi operasi yang tidak stabil,

    tidak tepatnya penanganan dan pemasangan

    peralatan ataupun operator tidak mengerti dengan

    kegiatan produksi yang dilakukan. Rumuspenghitungan untuk reduce yield losses adalah

    sebagai berikut.

    Keandalan Mesin

    Keandalan adalah peluang sebuah komponen, sub-

    sistem atau sistem melakukan fungsinya dengan

    baik, seperti yang dipersyaratkan, dalam kurun

    waktu tertentu dan dalam kondisi operasi tertentu

    pula.

  • 7/21/2019 Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

    3/8

    Daniel Limantoro., etal./ Total Productive Maintenance Di PT. X / Jurnal Titra Vol. 1 No. 1, Janurari 2013, pp. 13-20

    15

    Mean Time Between Failure (MTBF) adalah rata-

    rata interval waktu kerusakan yang terjadi saat

    mesin selesai diperbaiki sampai mesin tersebut

    mengalami kerusakan kembali. MTBF dapat

    dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

    Mean Time Between Failure=

    Mean Time To Repair (MTTR) adalah waktu rata-

    rata yang diperlukan untuk melakukan perbaikan

    oleh suatu mesin. MTTR dapat dihitung dengan

    persamaan sebagai berikut :

    Mean Time To Repair=

    Hasil dan Pembahasan

    Departemen Maintenance

    Departemen

    ProduksiDepartemenTeknik

    Start

    TerjadiKerusakan

    Operatormenyampaikankepadabagianproduksi

    Bagianproduksi

    membuatSPKmaintenance

    Bagianmaintenance

    membuatworkorder

    Workorderdiberikan

    kepadateknisi

    Teknisimengecekmesin

    Diperlukanpenggantian

    sparepart

    Mengajukan

    kepadaatasan

    Memperbaikimesin

    Mempersiapkan

    peralatan

    Mesinsudah

    baikMenginformasikan

    kepadaoperator

    End

    Y

    T

    TY

    Menginformasikan

    kepadabagian

    produksi

    Disetujui

    T

    MempersiapkanSparepart

    YSparepart

    baru

    Re-Conditioning

    Y

    T

    Gambar 1 Prosedur Maintenancedi P.T. X

    Gambar 1 adalah prosedur untuk melakukan

    perbaikan pada departemen maintenancedi P.T. X.

    Secara umum, ketika terjadi kerusakan, operator

    melaporkan kerusakan kepada departemen

    produksi. Departemen produksi menyampaikan

    kepada departemen teknik yang bertugas

    memperbaiki kerusakan mesin. Departemen teknik

    mengecek mesin yang mengalami kerusakan, ketika

    dibutuhkan penggantian sparepart, departementeknik mengajukan kepada atasan untuk

    penggantian sparepart. Keadaan khusus ketika

    penggantian sparepart tidak disetujui, departemen

    teknik akan tetap memperbaiki mesin yang

    mengalami kerusakan dengan menggunakan

    sparepart yang lama dan departemen teknik akan

    terus memperbaiki mesin sampai baik. Departemen

    teknik akan menyampaikan kepada departemenproduksi jika mesin telah diperbaiki dan dapat

    berjalan dengan baik.

    Penghitungan MTBF dan MTTR

    MTBF dan MTTR dicari agar dapat mengetahui

    berapa rata-rata suatu komponen mesin mengalami

    kerusakan dan berapa lama waktu perbaikan

    komponen mesin di P.T. X. P.T. X memiliki tiga

    mesin yang digunakan untuk memproduksi

    keramik, yaitu mesin kiln,press, dan mesin glasir.

    Mesin kiln memiliki banyak komponen yang selama

    tahun 2011 mengalami kerusakan, seperti batajatuh, penggantian roll block, servis motor dryer,

    servis gear box roll, penggantian gigi roll, dan

    penggantian motor line.

    Mesin press memiliki dua komponen yang selama

    tahun 2011 mengalami kerusakan, yaitu servis

    pompa hidrolik dan penggantian gir sproket roll

    compresor.

    Mesin glasir memiliki banyak komponen yang

    selama tahun 2011 mengalami kerusakan, yaitu

    cuci rd, ayak ulang glaze, servis spray lem buntu,

    ganti roll, pompa jet engobe rusak, sensor loading

    rusak, servis multi roll, dan servisprinting.

    Tabel 1 Jadwal MTBF dan MTTR Mesin di P.T. XMesin Permasalahan MTBF

    (Hari)

    MTTR

    (menit)

    KIln Ganti Roll Block 27 360

    KIln Servis Motor Dryer 59 225

    KIln Servis Gear Box Roll 55 173

    KIln Ganti Gigi Roll 29 233

    KIln Ganti Motor Line 57 320

    Kiln Bata Jatuh 18 393

    Press Servis pompa hidrolik 53 192

    Press Ganti gir sproket roll

    compresor

    48 144

    Glasir Cuci rd, ayak ulang

    glaze, servis spray lembuntu

    40 458

    Glasir Ganti roll 54 440

    Glasir Pompa jet engobe

    rusak

    36 382

    Glasir Sensor loadingrusak 21 209

    Glasir Servis multiroll 36 350

    Penghitungan OEE (Overall Equipment

    Effectiveness)

    OEE digunakan untuk menghitung efektivitas

    mesin secara keseluruhan. Data yang diperlukan

    untuk menghitung OEE adalah Availability,

    Performance, danQuality.OEE = Availability x Performance x Quality x 100%

  • 7/21/2019 Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

    4/8

    Daniel Limantoro., etal./ Total Productive Maintenance Di PT. X / Jurnal Titra Vol. 1 No. 1, Janurari 2013, pp. 13-20

    16

    Availability =

    =

    = 0.95

    Tabel 2 PenghitunganAvailability

    Mesin Kiln MesinPress Mesin Glasir

    Rata-Rata 0.9530 0.9845 0.9481

    Availabilityrata-rata semua mesin

    tahun 2011 0.9618

    Penghitungan availability diatas menunjukkan

    bahwa ketersediaan mesin P.T. X selama tahun

    2011 sebesar 0.9618.Availabilitymesin P.T. X dapat

    dikatakan baik karena secara keseluruhan tidak

    ada mesin yang berada di bawah 90 %.

    Performance =

    =

    = 0.9396

    Tabel 3 PenghitunganPerformancePerformance

    mesin Kiln

    Performance

    mesinPress

    Performance

    mesin Glasir

    Rata-Rata 0.9396 0.9690 0.9404

    Performancerata-rata semua mesin

    tahun 20110.9482

    Performa mesin P.T. X selama tahun 2011 sebesar

    0.9482. Performa mesin selama tahun 2011 dapat

    dikatakan baik karena dari outputyang ditargetkan,

    sebesar 94.82% outputdidapatkan.

    Quality =

    =

    = 0.9862

    Kualitas yang dihasilkan mesin P.T. X selama tahun

    2011 adalah sebesar 0.9861. Kualitas yang

    didapatkan dapat dikatakan sangat baik karena

    dari semua keramik yang diproduksi, sebesar

    98.61% merupakan produk baik dan 1.39%merupakan produk cacat.

    Tabel 4 Penghitungan Quality

    Quality

    Rata-Rata 0.9861

    OEE = Availability x Performance x Quality x 100%

    = 0.9618 x 0.9482 x 0.9861 x 100%

    = 89.9263 %

    OEE P.T. X selama tahun 2011 adalah sebesar

    89.9263%. Nilai tersebut merupakan nilai

    efektivitas mesin secara keseluruhan selama tahun

    2011 yang merupakan nilai yang cukup bagus dan

    dapat ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang

    lebih baik.

    Analisa Six Big Losses

    Nilai OEE yang dimiliki P.T. X saat ini adalah

    89.9263% dimana nilai OEE tersebut dapatditingkatkan dengan mengetahui dan memperbaiki

    faktor-faktor yang dominan dari six big losses yang

    mempengaruhi nilai OEE.

    =

    = 3.6%

    Tabel 5. PresentaseBreakdownLossesMesin Kiln,

    Press, dan GlasirMesin Machine

    Break(jam)

    Actual

    Time(jam)

    Presentase

    (%)

    Kiln 303.4 8348.3 3.6%

    Press 38.3 8624 3.5%

    Glasir 352.9 8305.3 3.7%

    =

    = 1.06%

    Tabel 6 Presentase Setup and Adjustment Losses

    Mesin Kiln,Press, dan GlasirMesin Setup and

    Adjustment

    Losses(jam)

    Actual

    Time

    (jam)

    Presentase

    (%)

    Kiln 88.3 8348.3 1.1%

    Press 77.7 8624 0.9%

    Glasir 81.8 8305.3 1%

    =

    = 0.2%

    Tabel 7 Presentase Small Stop LossesMesin Kiln,Press, dan Glasir

    Mesin Small

    Stop

    (jam)

    Actual

    Time

    (jam)

    Presentase

    (%)

    Kiln 20 8348.3 0.2%

    Press 20 8624 0.2%

    Glasir 20 8305.3 0.2%

    =

    = 4.5%

  • 7/21/2019 Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

    5/8

    Daniel Limantoro., etal./ Total Productive Maintenance Di PT. X / Jurnal Titra Vol. 1 No. 1, Janurari 2013, pp. 13-20

    17

    Tabel 8 Presentase Reduced Speed LossesMesin

    Kiln,Press, dan GlasirMesin Kiln Press Glasir

    Actual Time (jam) 8348.3 8624 8305.3

    Availability Time(jam) 8760 8760 8760

    Ideal Cycle Time

    (jam/unit)

    0.00239 0.00255 0.00237

    Total Product

    Process

    3328219 3328219 3328219

    Reduced Speed

    (jam)

    393.86 137.04 417.42

    Presentase (%) 4.50% 1.60% 4.80%

    =

    = 1.2%

    Tabel 9 PresentaseProcess DefectLossesMesin Kiln,

    Press, dan GlasirMesin Actual

    Time

    (jam)

    Ideal Cycle

    Time

    (jam/unit)

    Total

    Product

    Defect

    Presentase

    (%)

    Kiln 8348.3 0.00239 42165 1.2%

    Press 8624 0.00255 42165 1.3%

    Glasir 8305.3 0.00237 42165 1.2%

    =

    = 0.1%

    Tabel 10 Presentase Reduce YieldLossesMesin Kiln,

    Press, dan GlasirMesin Actual

    Time

    (jam)

    Ideal Cycle

    Time

    (jam/unit)

    Total

    Scrap

    (unit)

    Presentase

    (%)

    Kiln 8348.3 0.00239 3706 0.1%

    Press 8624 0.00255 3706 0.1%

    Glasir 8305.3 0.00237 3706 0.1%

    Pengaruh Six Big LossesKeenam faktor penyebab menurunnya efektivitas

    mesin dikelompokkan agar dapat mengetahui faktor

    terbesar yang menyebabkan menurunnya

    efektivitas mesin.

    Tabel 11 Presentase Faktor Six Big LossesMesin

    Kiln,Press, dan GlasirNo. Six Big Losses Mesin

    Kiln

    Mesin

    Press

    Mesin

    Glasir

    1 Breakdown Loss 33.15% 9.82% 35.98%

    2 Setup and Adjustment

    Loss

    9.65% 19.92% 8.34%

    3 Small Stop Loss 2.19% 5.13% 2.04%4 Reduce Speed Loss 43.04% 35.14% 42.56%

    5 Process Defect Loss 11.01% 27.57% 10.19%

    6 Reduce Yield Loss 0.97% 2.42% 0.90%

    Diagram Sebab Akibat

    Permasalahan yang menyebabkan kerugian

    dianalisa menggunakan diagaram sebab akibat

    untuk mengetahui sebab yang mengakibatkan

    suatu kerugian. Diagram sebab akibat digunakan

    untuk mencari faktor-faktor yang menyebabkanterjadinya suatu masalah.

    Faktor terbesar yang terjadi pada mesin kiln yang

    menyebabkan kerugian adalah reduce speed loss.

    Reduce Speed oss

    Lingkungan

    Mesin

    Manusia

    Temperatur yang terlalu tinggi

    Listrik PLN sering mati

    Operator kurang teliti

    ata sering jatuh

    Mesin sering macet

    Terdapat kotoran yang

    menyumbat mesin

    Penyetelan mesin tidak benar

    Gambar 2 Diagram Sebab Akibat Reduce Speed Loss

    Mesin Kiln

    Analisa diagram sebab akibat untuk faktor reduce

    speed lossadalah sebagai berikut :

    1. Manusia

    Kurang telitinya operator dalam melakukan

    penyetelan mengakibatkan mesin tidak dapat

    berjalan secara optimal sehingga target

    produksi tidak tercapai.

    2.

    MesinTemperatur mesin yang terlalu panas

    menyebabkan bata sering jatuh dan

    dibutuhkan waktu yang lama untuk

    memperbaiki bata karena diperlukan waktu

    untuk menurunkan temperatur mesin.

    Terdapat kotoran di sekitar mesin

    mengakibatkan mesin menjadi macet sehingga

    waktu produksi terbuang untuk membersihkan

    kotoran.

    3. Lingkungan

    Listrik PLN yang sering mati akan

    mengakibatkan tidak dapat melakukan

    produksi sehingga target produksi tidak

    tercapai.

    Faktor terbesar yang terjadi pada mesinpressyang

    menyebabkan kerugian adalah reduce speed loss.

    Reduce Speed Loss

    Mesin

    Manusia

    Mesin sering macet

    Penyetelan mesin tidak benar

    Operator kurang teliti

    Pompa hidrolik macet

    Kurang pelumasan pada

    pompa hidrolik

    Gambar 4 Diagram Sebab Akibat Reduce Speed Loss

    MesinPress

  • 7/21/2019 Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

    6/8

    Daniel Limantoro., etal./ Total Productive Maintenance Di PT. X / Jurnal Titra Vol. 1 No. 1, Janurari 2013, pp. 13-20

    18

    Analisa diagram sebab akibat untuk faktor reduce

    speed lossadalah sebagai berikut :

    1. Manusia

    Kurang telitinya operator dalam melakukan

    penyetelan mengakibatkan mesin tidak dapat

    berjalan secara optimal sehingga targetproduksi tidak tercapai.

    2.

    Mesin

    Kurangnya pelumasan pada pompa hidrolik

    akan mengakibatkan pompa menjadi sering

    macet sehingga mesin menjadi sering macet

    dan target produksi tidak tercapai

    Faktor terbesar yang terjadi pada mesin glasir yang

    menyebabkan kerugian adalah reduce speed loss.

    Reduce Speed Loss

    Mesin

    Manusia

    Mesin sering macet

    Selang tinta tersumbat

    Penyetelan mesin tidak benar

    Print nozzle macet

    Tinta kering

    Tinta habis

    Rolltidak berputar dengan baik

    Roll rusak

    Operator kurang teliti

    Pompa jet engobe rusak

    Gambar 6 Diagram Sebab Akibat Reduce Speed Loss

    Mesin Glasir

    Analisa diagram sebab akibat untuk faktor reduce

    speed lossadalah sebagai berikut :

    1. Manusia

    Kurang telitinya operator dalam melakukan

    penyetelan mengakibatkan mesin tidak dapat

    berjalan secara optimal sehingga target

    produksi tidak tercapai.

    2.

    Mesin

    Roll yang rusak menyebabkan tidak dapat

    berputar dengan baik dan mesin menjadi

    macet.

    Pompa jet engobe rusak, tinta habis, tinta

    kering, dan selang tinta tersumbat

    mengakibatkan print nozzle macet sehingga

    mesin menjadi macet.

    TPM di P.T. X

    TPM di P.T. X dapat dicapai dengan memperbaiki

    sistem maintenance yang ada. Sistem maintenance

    yang dimiliki P.T. X saat ini berupa sistem corrective

    maintenance dimana dilakukan perbaikan ketika

    suatu mesin mengalami kerusakan. TPM bertujuan

    menciptakan suatu sistem atau proses yang dapat

    diandalkan sehingga dapat mengurangi kerusakan

    yang terjadi, oleh karena itu usulan TPM berupa

    sistem maintenance yang terencana atau planned

    maintenance.

    Usulan TPM yang dapat diberikan kepada P.T. Xadalah dengan memberikan instruksi

    pengoperasian mesin kepada operator agar mesin

    dapat beroperasi secara optimal. Memaksimalkan

    efektivitas mesin agar nilai OEE perusahaan dapat

    ditingkatkan dengan cara mengurangi kerusakan

    mesin, memperbaiki kualitas produk yang

    dihasilkan, dan sebagainya. Memperbaiki sistem

    maintenance yang lama dengan sistem planned

    maintenance yaitu preventive maintenance,correctivemaintenance, danpredictivemaintenance.

    Preventive Maintenance

    Start

    Start

    Jadwal pemeriksaan

    mesin

    Jadwal pemeriksaan

    mesin

    pakah sudah

    sesuai standar

    Apakah sudah

    sesuai standar

    Pemeriksaan mesin

    Pemeriksaan mesin

    Y

    T

    End

    End

    Pendokumentasian

    perawatan

    Pendokumentasian

    perawatan

    Gambar 8 ProsedurPreventive Maintenance

    Prosedur sistem maintenance yang dimiliki P.T. X

    saat ini adalah dilakukan penggantian oli,

    pelumasan, perbaikan kecil, dan sebagainya ketika

    suatu mesin mengalami kerusakan. Prosedur

    preventive maintenance didasarkan pada jadwal

    pemeriksaan mesin yang telah ditentukansebelumnya. Pemeriksaan yang dilakukan antara

    lain penggantian oli, perbaikan kecil, pelumasan,

    penyetelan mesin, dan sebagainya. Pemeriksaan-

    pemeriksaan tersebut distandarkan untuk setiap

    mesin dan dilakukan pada selang waktu yang telah

    ditentukan sebelumnya. Pendokumentasian

    perawatan dilakukan ketika mesin telah diperiksa

    sesuai dengan standar yang telah ditentukan

    sebelumnya, yang dicatat adalah komponen/ mesin

    apa yang diperiksa, siapa yang melakukan

    pemeriksaan, kapan dilakukan pemeriksaan, dan

    apa saja yang dilakukan ketika melakukan

    pemeriksaan mesin.

    Corrective Maintenance

    Prosedur corrective maintenance membutuhkan

    keterlibatan para operator lantai produksi, karena

    operator lantai produksi yang langsung

    mengoperasikan mesin. Metode untuk

    mendokumentasikan kondisi mesin adalah dengan

    mengisi form checklist kondisi mesin yang diisi

    setiap shift kerja. Ketika mesin yang digunakan

    menunjukkan gejala kerusakan, operator dapat

    segera memberitahukan kepada departemen

    maintenance untuk memperbaiki mesin tersebut,hal tersebut akan menghemat waktu perbaikan dan

    mesin dapat digunakan secara optimal. Perbaikan

  • 7/21/2019 Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

    7/8

    Daniel Limantoro., etal./ Total Productive Maintenance Di PT. X / Jurnal Titra Vol. 1 No. 1, Janurari 2013, pp. 13-20

    19

    mesin tidak hanya dilakukan ketika mesin tersebut

    mengalami kerusakan, tetapi ketika terjadi gejala-

    gejala yang menyebabkan mesin tersebut

    mengalami kerusakan, mesin dapat segera

    diperbaiki untuk dapat terus beroperasi.

    Start

    Operator mengamati

    kondisi mesin

    Mengisi form checklist

    kondisi mesin

    Bagian produksi

    membuat SPK

    maintenance

    Ada gejala

    kerusakan mesin?

    T

    Y

    Departemen Produksi Departemen Teknik

    Bagian maintenance

    membuat work order

    Work order diberikan

    kepada teknisi

    Teknisi mengecek

    mesin

    Diperlukan

    penggantian sparepart

    Mengajukan

    kepada atasan

    Memperbaiki

    mesin

    Mempersiapkan

    peralatan

    Mesin sudah baikMenginformasikan

    kepada operator

    End

    Y

    T

    TY

    Menginformasikan

    kepada bagian

    produksi

    Disetujui

    T

    Mempersiapkan

    Sparepart

    Y

    Sparepart

    baru

    Re-Conditioning

    Y

    T

    Gambar 9 Prosedur Corrective Maintenance

    Predictive Maintenane

    Prosedur predictive maintenance didasarkan pada

    penghitungan MTBF dan MTTR yang telah

    dilakukan. Hasil pengolahan MTBF dan MTTRdigunakan untuk sistempredictivemaintenanceP.T.

    X. Sistempredictivemaintenancediperlukan karena

    dapat mengurangi frekuensi kerusakan komponen-

    komponen mesin, jadi dilakukan penggantian

    sparepart sebelum komponen-komponen mesin

    tersebut rusak.

    Penggunaan predictive maintenance digunakan

    untuk mencegah kegagalan suatu komponen mesin

    dengan menggunakan jadwal dari hasil

    penghitungan MTBF dan MTTR. Tabel 4.24

    merupakan tabel estimasi penurunan frekuensi

    kecacatan untuk mesin kiln. Diasumsikan apabila

    sebelum kerusakan dilakukan predictivemaintenance dan kerusakan terjadi satu hari

    sebelum predictive maintenance, dianggap

    komponen tidak mengalami kerusakan.

    Diperlukan

    penggantian sparepart

    Mengajukan

    kepada atasan

    Memperbaiki

    mesin

    Mempersiapkan

    peralatan

    Mesin sudah baik

    Y

    T

    T

    Disetujui

    T

    Mempersiapkan

    Sparepart

    Y

    Sparepart

    baru

    Re-Conditioning

    Y

    T

    Start

    Menginformasikan

    kepada operator

    End

    Y

    Menginformasikan

    kepada bagian

    produksi

    Jadwal Perawatan

    Mesin

    Gambar 10 ProsedurPredictive Maintenance

    Tabel 14 Estimasi Penuruan Frekuensi Kecacatan

    Mesin Kiln

    Komponen

    Frekuensi KerusakanPenurunan

    Frekuensi

    Kerusakan

    (%)

    Breakdown

    Maintenance

    Predictive

    Maintenance

    Ganti Roll

    Block 19 8 57.90%

    Servis

    Motor Dryer 6 1 83.33%Servis Gear

    Box Roll 6 1 83.33%

    Ganti Gigi

    Roll 7 1 85.71%

    Ganti Motor

    Line 4 0 100%

    Bata Jatuh 16 5 68.75%

    Rata-rata 79.83%

  • 7/21/2019 Menghitung Total Productive Maintenance Di PT. X

    8/8

    Daniel Limantoro., etal./ Total Productive Maintenance Di PT. X / Jurnal Titra Vol. 1 No. 1, Janurari 2013, pp. 13-20

    20

    Tabel 15 Estimasi Penuruan Frekuensi Kecacatan

    MesinPress

    Komponen

    Frekuensi KerusakanPenurunan

    Frekuensi

    Kerusakan

    (%)

    Breakdown

    Maintenance

    Predictive

    Maintenance

    Servis

    pompa

    hidrolik 7 3 57.14%

    Ganti gir

    sproket roll

    compressor 8 1 87.50%

    Rata-rata 72.32%

    Tabel 16 Estimasi Penuruan Frekuensi Kecacatan

    Mesin Glasir

    Komponen

    Frekuensi KerusakanPenurunan

    Frekuensi

    Kerusakan

    (%)

    Breakdown

    Maintenance

    Predictive

    Maintenance

    Cuci rd,

    ayak ulang

    glaze,servis

    spraylem

    buntu 6 2 66.67%

    Ganti roll 6 1 83.33%

    Pompa jet

    engobe

    rusak 10 4 60.00%

    Sensor

    loading

    rusak 11 3 72.73%

    Servis multi

    roll 6 1 83%

    Servisprinting 9 2 77.78%

    Rata-rata 73.97%

    Kerusakan mesin kiln dapat diturunkan sebesar

    79.83% setelah menggunakan predictive

    maintenance, mesinpresssebesar 72.32% dan mesin

    glasir sebesar 73.97%.

    SimpulanPenerapan TPM di P.T. X digunakan untuk

    meningkatkan efektivitas mesin. Nilai OEE yang

    dimiliki P.T. X saat ini adalah 89.9263% dimana

    nilai tersebut dapat ditingkatkan lagi denganmemperbaiki faktor-faktor dari six big losses yang

    menyebabkan nilai OEE tersebut turun. Usulan

    penerapan TPM yang diberikan diharapakan dapat

    digunakan untuk meningkatkan efektivitas mesin.

    Sistem maintenance yang dimiliki P.T. X saat ini

    berupa sistem corrective maintenance, dimana

    dilakukan perbaikan ketika suatu mesin mengalami

    kerusakan. Usulan penerapan TPM berupa

    perbaikan sistem corrective maintenance dan

    membuat sistem preventive maintenance serta

    predictive maintenance. Preventive maintenance

    dilakukan dengan jadwal perbaikan yang telahditentukan sebelumnya, seperti penggantian oli,

    perbaikan kecil, pelumasan, penyetelan mesin, dan

    sebagainya. Corrective maintenance dilakukan

    bersama-sama dengan operator lantai produksi

    yang ikut mengamati kondisi mesin yang digunakan

    sehingga ketika ada gejala kerusakan, operator

    dapat segera memberitahu bagian maintenance

    untuk memperbaiki mesin. Predictivemaintenance

    dilakukan untuk mencegah suatu komponen mesinmengalami kerusakan, dengan menggunakan hasil

    penghitugan MTBF dan MTTR dapat diketahui

    selang waktu kerusakan dan lama waktu perbaikan

    suatu komponen mesin. Kerusakan mesin kiln

    dapat diturunkan sebesar 79.83% setelah

    menggunakan predictive maintenance, mesin press

    sebesar 72.32% dan mesin glasir sebesar 73.97%.

    Daftar Pustaka

    1. Garpersz, Vincent, Manajemen Produktivitas

    Total, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1998.2. Hansen, Robert C., Overall Equipment

    Effectiveness, A Powerful Production/

    Maintenance Tool for Increased Profits,

    Industrial Press Inc., New York, 2001.

    3. Leflar, James A., Practical Total Productive

    Maintenance, Successful Equipment at Agilent

    Technology, Productivity Press, Inc., 1998.

    4. Monden, Yasuhiro, Total Production System.

    Institute of Industrial Engineers. Japan, 1984.

    5. Takashi, Yoshikazu, Osada., Total Productive

    Maintenance-TPM, Technical Report, Lulea

    Tekniska Universitet. Sweeden, 2000.6. Tajiri, Masaji, TPM Implementation, A Japanese

    Approach, New York, 1993

    7. Wireman, Terry, Total Productive Maintenance,

    2nd ed. New York, 2004