Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

19

description

 

Transcript of Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Page 1: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014
Page 2: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Menggugat Ketidakadilan Ekonomi Kaum Pribumi dan Harapan Tahun 2014

Oleh Musni Umar Sociologist and Researcher

Page 3: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Dalam rangka memperingati Tahun Baru 2013, pada 1 Januari 2013 saya menyampaikan pesan kepada seluruh bangsa Indonesia yang disiarkan melalui YouTube dengan tajuk “Musni Umar: Ekonomi Indonesia Dikuasai China”. Kemudian tanggal 13 juli 2013, saya diwawancara Majalah Forum yang saya beri tajuk: “Musni Umar: Etnis Tionghoa Sangat Diuntungkan Reformasi dan Demokratisasi di Indonesia”.

Selain itu beberapa pandangan, saya telah kemukakan dalam tulisan seperti “Musni Umar: Kesenjangan Ekonomi di Indonesia Bom waktu”, Musni Umar: Kiat Bangkit Mengatasi Kesenjangan Sosial dan Ekonomi”, dan berbagai tulisan saya yang dapat di upload dan dibaca dari google.

Page 4: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Alhamdulillah pesan saya yang dipublikasikan melalui YouTube khususnya yang bertajuk “Musni Umar: Ekonomi Indonesia Dikuasai China”. mendapat respon positif dari berbagai kalangan dan telah ditonton hampir ribuan orang. Disamping itu, ada yang memberi respon negatif tetapi jumlahnya minim tidak sampai 1 persen.

Diawal 2014 ini, saya memberi apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bung Hatta Taliwang, Direktur Eksekutif Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta, yang telah menyelenggarakan dialog para pakar dan aktivis dan mengundang saya untuk curah pendapat membahas sebuah topik yang amat penting yaitu: “Nasib Kaum Bumiputera (Pribumi) Pasca 68 Tahun Kemerdekaan RI”. dalam upaya mencari solusi dan pemecahan atas nasib kaum pribumi yang semakin termarjinalisasi pasca 68 tahun Indonesia merdeka.

Page 5: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Saya diminta menyampaikan pandangan tentang topik tersebut, dan karena masih dalam suasana Tahun Baru 2014, maka pandangan saya dituangkan dengan judul “Menggugat Posisi Marjinal Kaum Pribumi dan Harapan Tahun 2014”.

Saya menggugat posisi marjinal kaum pribumi di Indonesia dalam bidang ekonomi, karena hal tersebut berlawanan atau bertentangan dengan cita-cita dan tujuan kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.

Selain itu, membicarakan posisi kaum “pribumi” di Indonesia adalah membincangkan realitas sosiologis yang tidak bisa dibantah dan diingkari, dan juga berarti kita membicarakan tujuan bangsa Indonesia merdeka sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila, bukan membicarakan “SARA”, yang selama ini dianggap momok dan dibuat kita takut untuk membicarakannya, apalagi memperjuangkan dan mewujudkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 6: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

1. Alasan Ideologis

Sebelum saya mengemukakan alasan-alasan ideologis, mengapa kaum pribumi penting dan merupakan conditio sine quanon untuk dibangun dan dimajukan kehidupan ekonomi mereka, saya ingin kemukakan makna daripada “pribumi”. Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas bahwa Pribumi atau penduduk asli adalah setiap orang yang lahir di suatu tempat, wilayah atau negara, dan menetap di sana dengan status orisinal atau asli atau tulen (indigenious) sebagai kelompok etnis yang diakui sebagai suku bangsa bukan pendatang dari negeri lainnya. Pribumi bersifat autochton (melekat pada suatu tempat).

Di zaman Belanda, golongan masyarakat Indonesia dibagi ke dalam tiga golongan. Pembagian golongan itu tercantum dalam UU yang termuat dalam Pasal 163 Indische Staatsregeling (IS) yaitu sebuah pasal yang mengatur pembagian golongan dihadapan hukum pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Pasal ini berlaku sejak Indische Staatsregeling pada tahun 1926. Golongan masyarakat Indonesia pada waktu itu, melalui pasal ini, dibagi menjadi 3 golongan yaitu Golongan Eropa, Golongan Timur Asing, dan Golongan Indonesia (Bumiputera).

Page 7: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Setelah kita merdeka 17 Agustus 1945, penggolongan masyarakat Indonesia secara hukum dihapus dengan asas persamaan dihadapan hukum atau equality before the law yang merupakan salah satu asas terpenting dalam hukum modern.

Akan tetapi dilihat dari perspektif sosiologis, penggolongan masyarakat Indonesia ke dalam tiga golongan tersebut tidak pernah hilang, bahkan semakin menonjol dilihat dari perspektif ekonomis yang menjelma dalam penguasaan ekonomi yang luar biasa.

Oleh karena itu, kita harus menggugatnya dan meningkatkan perjuangan untuk membebaskan bangsa Indonesia dari ketidakadilan yang yang merupakan warisan sejarah di masa lalu (zaman penjajahan, zaman Orde Baru. Dan Orde Reformasi).

Adapun dasarnaya, pertama, alasan ideologis sebagai bangsa dan negara: 1) Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila. Dalam alinea kedua dari

pembukaan UUD 1945 disebutkan “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

Page 8: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Selanjutnya alinea keempat “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :

Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

2) Ajaran Agama, dengan landasan Ketuhanan Yang Maha Esa bahwa semua Agama mengajarkan untuk berbuat adil dan mengamalkan keadilan. Di dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat 8, Allah menegaskan yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang menegakkan (kebenaran dan keadilan) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan jangalah sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Page 9: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

2. Alasan Sosiologis Para pakar, aktivis sosial dan JK telah berbicara bahwa

masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia ialah kepinjangan sosial. Dalam berbagai kesempatan, saya sudah kemukakan bahwa pembangunan yang dilaksanakan di masa Orde Baru yang dilanjutkan Orde Reformasi, tidak memberi manfaat banyak kepada golongan mayoritas dari bangsa ini. Pembangunan hanya semakin memperkaya orang-orang yang sudah kaya dan para penguasa. Hanya amat disayangkan, para politisi tidak pernah berbicara apalagi memperjuangkan kehidupan sosial dari sebagian mayoritas bangsa ini supaya lebih adil.

Page 10: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Ketua Umum dari berbagai partai politik yang menjadi peserta pemilu 2014 dalam wawancara mereka yang dimuat di Harian Kompas, belum ada yang secara tegas dan gamblang mengemukakan realitas sosial yang sangat tidak adil bagi golongan mayoritas dari bangsa ini yaitu “pribumi atau bumiputera” sejak Orde Baru sampai sekarang di era Orde Reformasi. Bahkan ada seorang ketua Umum Partai Politik yang mengumandangkan slogan “restorasi” tidak setuju membicarakan masalah mayoritas dan minoritas. Padal hal masalah tersebut merupakan realitas sosial dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Lebih memprihatinkan lagi, dalam debat di ILC TV ONE Letjen TNI Purn AM Hendropriyono mengemukakan “tidak usah mempersoalkan ketidakadilan karena tidak ada keadilan diatas dunia, keadilan hanya ada disyurga” (19/9/2013).

Menurut saya, dari aspek sosiologis, yang paling memprihatinkan adalah tidak ada kemanusiaan yang adil dan beradab serta tidak ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada hal yang pertama merupakan sila kedua dari pancasila, dan yang kedua, adalah sila kelima daripada Pancasila. Ini memprihatinkan sekali karena masih ada yang berpandangan bahwa keadilan tidak ada di atas dunia.

Page 11: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

3. Alasan Politis. Kaum pribumi merupakan kelas yang ditindas secara politik. Selama 3,5

abad negeri nusantara ini dijajah oleh Belanda, yang kemudian dilanjutkan oleh Jepang. Kaum pribumi mengalami penindasan tidak hanya dalam bidang politik, tetapi juga diskriminasi dalam dalam bidang hukum, ekonomi dan sosial.

Oleh karena itu, muncul perlawanan di mana-mana. Akan tetapi, politik devide et impera (Politik pecah belah), menyebabkan perlawanan masyarakat di nusantara ini untuk mengusir penjajah memerlukan waktu yang sangat lama karena tidak ada persatuan.

Akan tetapi sangat tidak adil secara politik, kelompok yang menjadi kolaborator dengan penjajah dan mendapat kue ekonomi yang baik di masa penjajahan, justeru menjadi sangat dominan dalam bidang ekonomi setelah Indonesia merdeka 68 tahun lamanya.

Tidak apa-apa mereka maju dalam bidang ekonomi, karena mereka adalah pekerja keras dan ulet, tetapi mayoritas penduduk ini yang merupakan “pribumi” harus juga mendapatkan keadilan dalam bidang ekonomi seperti di negeri jiran Malaysia.

Page 12: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Itu adalah tugas pemerintah, yang harus memberi keadilan bagi kaum mayoritas yang tidak lain adalah “pribumi”. Tidak boleh pemerintah demi alasan stabilitas keamanan dan pertumbuhan ekonomi berubah prilaku bagaikan “penjajah” yang berkolaborasi dengan mereka yang telah menjadi “penguasa ekonomi”, dan menjadikan TNI dan Polisi sebagai penjaga keamanan mereka. Kalau ada yang mengeritik dan melakukan perlawanan atas ketidakadilan, mereka dianggap sebagai musuh dan diperangi seperti di masa penjajahan.

Page 13: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

4. Alasan Ekonomis Isu penting dalam bidang ekonomi, sama dengan isu dalam

bidang sosial dan hukum yaitu keadilan. Masalah keadilan dalam bidang ekonomi adalah satu keadaan atau situasi di mana setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya. Jadi isu keadilan dalam bidang ekonomi adalah perlakuan yang adil bagi setiap orang untuk mendapatkan penghidupan yang layak sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada.

Persoalannya, untuk memberikan keadilan bagi seluruh rakyat, dengan cara dan sistem apa? Menurut saya, hampir mustahil bisa diwujudkan keadilan dalam bidang ekonomi jika yang diberlakukan adalah sistem “free fight competition”. Mesti ada special treatment dan affirmative action dari pemerintah untuk memajukan kaum “pribumi” yang mayoritas adalah wong cilik yang lemah dalam segala hal.

Page 14: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

5. Alasan Hukum Hukum yang dibangun belum berdasarkan

persamaan hukum. Hukum masih bagaikan pisau “tajam ke bawah dan tumbul ke atas”. Belum dirasakan adanya keadilan di bidang hukum. Akibat belum tegaknya hukum, maka masyarakat merasa kehilangan rasa keadilan dalam bidang-bidang yang lain. Dampaknya, kita rasakan bahwa persatuan yang dibangun diatas landasan ketidakadilan hukum, adalah merupakan “persatuan yang bersifat semu”. Persatuan Indonesia akan kukuh kalau persatuan dibangun diatas landasan keadilan hukum, ekonomi, politik, sosial dan sebagainya.

Page 15: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Penting Memajukan Pribumi

Setidaknya ada dua faktor yang mendorong semakin pentingnya membangun kekuatan ekonomi kaum pribumi di Indonesia. Pertama, faktor internal mutlak mewujudkan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila dan ajaran agama yang dianut bangsa Indonesia. Ini amat penting karena Indonesia menghadapi tantangan internal yang sangat banyak dan berat. Kalau tidak diatasi, maka hanya menunggu waktu Indonesia bubar.

Kedua, faktor eksternal. Dunia tengah berubah. 1) Tahun 2015 akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN dan

Masyarakat ASEAN, di mana warga dari negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Pilipina dan lain, akan bebas masuk ke Indonesia, begitu juga sebaliknya WNI bebas untuk bekerja, membuka bisnis dan lain sebagainya di negara manapun khususnya di ASEAN. Masyarakat Indonesia terutama kaum pribumi yang tidak pernah dipersiapkan dan tidak siap akan semakin termarjinalisasi.

Page 16: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

2) Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah akan terus diperebutkan oleh bangsa-bangsa yang sudah maju, melalui berbagai perusahaan multi national corporation yang disokong negaranya. Kalau kaum pribumi lemah, maka mereka akan semakin leluasa “menjarah” kekayaan alam Indonesia dengan bekerja sama penguasa politik dan penguasa ekonomi, sehingga persatuan dan kesatuan semakin rapuh.

3) Kekuatan politik dan ekonomi dunia tengah bergeser ke China. Indonesia akan menghadapi dilema besar, disatu sisi Amerika Serikat akan tetap mempertahankan Indonesia dari hegemoninya karena sangat menguntungkan bagi negaranya dari penguasaan kekayaan alam Indonesia oleh berbagai perusahaan Multi National Corporation (MNC) dari Amerika Serikat. Sementara China memiliki kepentingan ekonomi, politik dan pertahanan keamanan supaya Indonesia sebagai negara keempat terbesar penduduknya masuk ke dalam hegemoninya.

Page 17: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Supaya Indonesia bisa survive, bangkit dan maju, maka satu-satunya cara, pemerintah harus bekerja keras memajukan seluruh bangsa Indonesia. Kaum pribumi yang saat ini marjinal secara ekonomi, tidak punya pilihan kecuali mendorong kemajuan mereka.

Jika hal tersebut dibiarkan dan tidak ada upaya yang serius untuk membangun kaum pribumi dalam bidang ekonomi, maka menunggu saja bubarnya Indonesia. Papua akan segera merdeka, menyusul Aceh dan beberapa provinsi.

Akan terjadi rallying point (titik temu) dengan kepentingan eksternal yang ingin menguasai beberapa bagian dari Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa, dengan kepentingan internal Indonesia yaitu kaum pribumi yang tidak puas karena diperlakukan tidak adil dalam berbagai bidang terutama dalam bidang ekonomi sehingga merasa seperti hidup dalam alam penjajahan.

Page 18: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Apa yang Harus Dilakukan

Untuk membangun kaum pribumi sebesarnya tidak terlalu sulit. Kuncinya ada kemauan politik dan keberanian politik. Kalau sudah ada kemauan politik dan keberanian politik, maka dapat ditempuh dua cara.

Pertama, secara revolusioner, Lakukan nasionalisasi berbagai perusahaan asing yang selama ini “menjarah” kekayaan alam Indonesia, dengan mewujudkan pasal 33 ayat (3) “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Kalau cara ini dilakukan, maka rakyat yang selama ini termarjinalisasi akan tumbuh harapan baru, bahwa harapan untuk masa depan masih ada. Apalagi kalau diberitahu untuk membangun kaum pribumi yang belum maju setelah 68 tahun Indonesia merdeka. Mereka akan memberikan dukungan (support) kepada pemerintah.

Page 19: Menggugat ketidakadilan ekonomi bagi kaum pribumi dan harapan tahun 2014

Kedua, secara evolusioner. Bisa juga ditempuh cara-cara yang Malaysia lakukan dalam membangun kaum pribumi (bumiputera). Malaysia telah memberi bukti sukses membangun pribumi (bumiputera). Pemerintah Indonesia bisa belajar dari Malaysia, apa yang harus dilakukan untuk memberdayakan dan memajukan kaum pribumi (bumiputera) di negeri jiran itu.

Akan tetapi, tidak mudah melakukannya di Indonesia karena di Indonesia yang menguasai media adalah penguasa ekonomi (pemodal), sehingga bisa terjadi kolaborasi dengan mereka yang memiliki kepentingan untuk menggagalkan program pribumisasi.

Selain itu, kepentingan eksternal pasti ikut bermain untuk menggagalkan program memajukan kaum pribumi, karena mereka lebih senang kelompok pribumi yang mayoritas Muslim tetap marjinal dibidang ekonomi, sedang yang minoritas menguasai ekonomi. Ini cara yang lebih mudah untuk menguasai dan mengendalikan Indonesia dari luar.

Skenario semacam itu, harus diakhiri dan dilawan karena sekali lagi bertentangan dengan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.

Jakarta, 19 Januari 2014