MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

8
Jurnal Ilmiah WIDYA Eksakta Volume 1 Nomor 1 Desember 2017 62 ISSN ISSNL 23376686 23383321 MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, KEPERCAYAAN DIRI, DAN PENGARUHNYATERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA Bitman Simanullang Universitas Kristen Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK: Banyak faktor dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa seperti variabel kemandirian belajar dan kepercayaan diri. Tujuan penelitian ini: (1) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh pembelajaran saintifik terhadap pengembangan kemandirian belajar, dan kepercayaan diri mahasiswa, (2) menjelaskan pengaruh kemandirian belajar dan kepercayaan diri terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika, (3) menjelaskan manakah di antara variabel kemandirian belajar dan kepercayaan diri yang dominan pengaruhnya terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Penelitian dilakukan kepada 25 mahasiswa calon pendidik matematika. Metode yang digunakan yakni penelitian kombinasi (mixed methods) yang menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh melalui angket dan tesyang dianalisis dengan uji gain (g) dan Ngain, dilanjutkan uji efektivitas. Dapat disimpulkan bahwa: (1) model pembelajaran saintifik efektif terhadap peningkatan kemandirian belajar, dan kepercayaan diri, (2) variabel kemandirian dan kepercayaan diri secara bersamasama berpengaruh positif dan signifikan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dengan kontribusi 68,7 persen, (3) secara parsial kontribusi kemandirian belajar 26,1 persen sedangkan kepercayaan diri 33,2 persen untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Kata kunci: kemandirian belajar, kepercayaan diri, pemecahan masalah. ABSTRACT : Many factors can affect student achievement such as learning independence and confidence. In order to influence the two variables can be known then conducted research by applying scientific learning. The objective of the research are: (1) to know and explain the influence of scientific learning on the development of learning independence, and student selfconfidence, (2) to describes the influence of learning independence and selfconfidence in the ability to solve mathematical problems, (3) to explain things between the variables of learning independence and selfconfidence that dominant influence on ability. The research was conducted to 25 students of mathematics educator candidate. The method used is combination research (mixed method) which produces qualitative and quantitative data. Data obtained by questionnaire and test were analyzed by gain test (g) and Ngain, test speed. Concluded: (1) effective scientific learning model to increase selfreliance learning, and confidence. (2) the independence and selfconfidence variables together with the contribution of 68.7 percent, (3) Partially contribution selfreliance learn 26,1 percent second selfconfidence 33,2 percent to improve ability. Keyword: learning independence, selfconfidence, problem solving. PENDAHULUAN Latar belakang dari penelitian ini dilakukan adalah secara empiris persentasi kelulusan mahasiswa pada mata kuliah kalkulus vektor merentang 3045 persen. Di samping itu, fenomena lain tampak pada saat ujian berlangsung yaitu mahasiswa kurang percaya diri memecahkan soal, beberapa mahasiswa menyontek, sebagian besar mahasiswa tidak mampu menggunakan waktu yang tersedia dengan tepat selama ujian. Relatif hanya sebagian kecil lainnya di antara mahasiswa yang dapat mengerjakan semua soal dengan baik. Berdasarkan indikator tersebut di atas menimbulkan dugaan bahwa proses pembelajaran kurang efektif, kesiapan saat ujian tidak memadai, sehingga pemecahan soal yang diujikan relatif kurang memenuhi target kelulusan. Fenomena tersebut tidak dapat dibiarkan dan menjadi kontraproduktif dengan norma dan moral pendidikan yang berakibat kepada mutu lulusan rendah dan kepercayaan pengguna lulusan menurun sehingga lulusan sulit mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan faktafakta empiris tersebut di atas menjadi dasar melakukan penelitian yang diarahkan kepada pembentukan aspek afektif yang kuat yakni sikap mandiri secara intrinsik dan sikap percaya diri (keyakinan). Aktifitas pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saintifik yang menonjolkan skills (kemampuan) presentasi, dengan asumsi melalui presentasi akan mampu meningkatkan kemandirian belajar dan percaya diri yang berimplikasi kepada kinerja positip pada kognitif khususnya kemampuan pemecahan masalah matematika. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 pada bagian penjelasan Pasal 6, menegaskan standar penjaminan mutu capaian pendidikan meliputi aspek budaya berpikir ilmiah, berpikir kritis, kreatif, dan kemandirian bekerja. Pencapaian aspek sikap tersebut diharapkan karena penting bagi calon guru sebagai dasar pembentukan kompetensi keguruan. Mahasiswa pendidikan matematika memiliki potensi besar untuk diberdayakan ke arah pencapaian kompetensi pendidik matematika agar menguasai

Transcript of MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

Page 1: MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

Jurnal Ilmiah WIDYA Eksakta Volume 1 Nomor 1 Desember 201762

ISSNISSN­L

2337­66862338­3321

MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR,KEPERCAYAAN DIRI, DAN PENGARUHNYA TERHADAPKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Bitman SimanullangUniversitas Kristen Indonesia

E­mail: [email protected]

ABSTRAK: Banyak faktor dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa seperti variabel kemandirian belajar dan kepercayaan diri.Tujuan penelitian ini: (1) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh pembelajaran saintifik terhadap pengembangan kemandirianbelajar, dan kepercayaan diri mahasiswa, (2) menjelaskan pengaruh kemandirian belajar dan kepercayaan diri terhadap kemampuanmemecahkan masalah matematika, (3) menjelaskan manakah di antara variabel kemandirian belajar dan kepercayaan diri yang dominanpengaruhnya terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Penelitian dilakukan kepada 25 mahasiswa calon pendidikmatematika. Metode yang digunakan yakni penelitian kombinasi (mixed methods) yang menghasilkan data kualitatif dan kuantitatif.Data diperoleh melalui angket dan tesyang dianalisis dengan uji gain (g) dan N­gain, dilanjutkan uji efektivitas. Dapat disimpulkanbahwa: (1) model pembelajaran saintifik efektif terhadap peningkatan kemandirian belajar, dan kepercayaan diri, (2) variabelkemandirian dan kepercayaan diri secara bersama­sama berpengaruh positif dan signifikan meningkatkan kemampuan memecahkanmasalah dengan kontribusi 68,7 persen, (3) secara parsial kontribusi kemandirian belajar 26,1 persen sedangkan kepercayaan diri33,2 persen untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.

Kata kunci: kemandirian belajar, kepercayaan diri, pemecahan masalah.

ABSTRACT: Many factors can affect student achievement such as learning independence and confidence. In order to influence the twovariables can be known then conducted research by applying scientific learning. The objective of the research are: (1) to know andexplain the influence of scientific learning on the development of learning independence, and student self­confidence, (2) to describesthe influence of learning independence and self­confidence in the ability to solve mathematical problems, (3) to explain things betweenthe variables of learning independence and self­confidence that dominant influence on ability. The research was conducted to 25students of mathematics educator candidate. The method used is combination research (mixed method) which produces qualitative andquantitative data. Data obtained by questionnaire and test were analyzed by gain test (g) and N­gain, test speed. Concluded: (1)effective scientific learning model to increase self­reliance learning, and confidence. (2) the independence and self­confidence variablestogether with the contribution of 68.7 percent, (3) Partially contribution self­reliance learn 26,1 percent second self­confidence 33,2percent to improve ability.

Keyword: learning independence, self­confidence, problem solving.

PENDAHULUANLatar belakang dari penelitian ini dilakukan

adalah secara empiris persentasi kelulusan mahasiswapada mata kuliah kalkulus vektor merentang 30­45persen. Di samping itu, fenomena lain tampak padasaat ujian berlangsung yaitu mahasiswa kurangpercaya diri memecahkan soal, beberapa mahasiswamenyontek, sebagian besar mahasiswa tidak mampumenggunakan waktu yang tersedia dengan tepatselama ujian. Relatif hanya sebagian kecil lainnya diantara mahasiswa yang dapat mengerjakan semuasoal dengan baik.

Berdasarkan indikator tersebut di atasmenimbulkan dugaan bahwa proses pembelajarankurang efektif, kesiapan saat ujian tidak memadai,sehingga pemecahan soal yang diujikan relatif kurangmemenuhi target kelulusan. Fenomena tersebut tidakdapat dibiarkan dan menjadi kontraproduktif dengannorma dan moral pendidikan yang berakibat kepadamutu lulusan rendah dan kepercayaan penggunalulusan menurun sehingga lulusan sulit mendapatkanpekerjaan.

Berdasarkan fakta­fakta empiris tersebut di atasmenjadi dasar melakukan penelitian yang diarahkankepada pembentukan aspek afektif yang kuat yaknisikap mandiri secara intrinsik dan sikap percaya diri(keyakinan). Aktifitas pembelajaran dilakukandengan pendekatan saintifik yang menonjolkan skills(kemampuan) presentasi, dengan asumsi melaluipresentasi akan mampu meningkatkan kemandirianbelajar dan percaya diri yang berimplikasi kepadakinerja positip pada kognitif khususnya kemampuanpemecahan masalah matematika.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor19 Tahun 2005 pada bagian penjelasan Pasal 6,menegaskan standar penjaminan mutu capaianpendidikan meliputi aspek budaya berpikir ilmiah,berpikir kritis, kreatif, dan kemandirian bekerja.Pencapaian aspek sikap tersebut diharapkan karenapenting bagi calon guru sebagai dasar pembentukankompetensi keguruan.

Mahasiswa pendidikan matematika memilikipotensi besar untuk diberdayakan ke arah pencapaiankompetensi pendidik matematika agar menguasai

Page 2: MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

Bitman Simanullang,62 ­ 69

Mengembangkan Kemandirian Belajar,Kepercayaan Diri, Pengaruhnya Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Jurnal Ilmiah WIDYA Eksakta Volume 1 Nomor 1 Desember 201763

matematika sebagai ilmu dan karakteristiknya yangmandiri serta taat asas. Karakteristik tersebut secaradini akan membentuk mental mahasiswasebagaimana yang ditekankan dalam UU Sisdiknasyakni proses pendidikan yang mandiri yangdipertegas dalam (Renstra Strategis Kemendiknastahun 2010:3) agar peserta didik diberdayakansehingga memiliki pribadi yang mandiri.

Mandiri didefinisikan sebagai sikap dan perilakuyang tidak mudah tergantung pada orang lain dalammenyelesaikan tugas­tugas (Kemendiknas, PanduanPendidikan Karakter Sekolah Menengah, 2010:17).Implementasi pendidikan sikap mandiri diintegrasi­kan dalam pembelajaran pada setiap mata kuliah.Kemandirian dan kepercayaan diri dapat diperolehmahasiswa melalui proses pembelajaran dan menjadisalah satu capaian hasil belajar yang dirumuskandalam mata kuliah Analisis Vektor. Capaian hasilbelajar yakni sikap kemandirian dan kepercayaan dirimerupakan internalisasi pengetahuan, keterampilan,dan akumulasi pengalaman belajar (mengerjakan)yang dinyatakan di dalam Kerangka KualifikasiNasional Indonesia (Perpres tentang KKNI, No. 8Thn 2012:3). Lebih jauh ditegaskan selainketerampilan umum setiap mahasiswa perlu dibekaliketerampilan khusus lain antara lain keterampilanmenyajikan, menformulasi, memecahkan, meng­gambarkan yang wajib dimiliki oleh setiap lulusansesuai dengan bidang keilmuan program studi yangakan diterapkan dalam pekerjaan.

Permasalahan penelitian ini adalah (1) Apakahpembelajaran pendekatan saintifik dapat meningkat­kan kemandirian belajar dan percaya diri mahasiswa?(2) Apakah melalui peningkatan kemandirian belajardan percaya diri mahasiswa efektif terhadap pe­ningkatan kemampuan pemecahan masalah padaanalisis vektor? (3) Manakah di antara variabelkemandirian belajar dan kepercayaan diri yang lebihbesar pengaruhnya (dominan) terhadap kemampuanpemecahan masalah matematika?

Tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahuidan menjelaskan pengaruh pembelajaran saintifikterhadap pengembangan kemandirian belajar dankepercayaan diri mahasiswa, (2) menjelaskanpengaruh kemandirian belajar dan kepercayaan diriterhadap kemampuan memecahkan masalahmatematika, (3) menjelaskan manakah di antaravariabel kemandirian belajar dan kepercayaan diriyang lebih besar (dominan) pengaruhnya terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematika?Metode penelitian yang digunakan yakni penelitiankombinasi (mixed methods) yang menghasilkan datakualitatif dan kuantitatif.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode, Subyek, dan VariabelPenelitian ini menggunakan metode penelitian

kombinasi yang menghasilkan data kualitatif dankuantitatif melalui pendekatan saintifik. Penelitimemilih metode concurent embedded yaknimengumpulkan data (kualitatif dan kuantitatif) secarabersamaan atau simultan dan sekaligus mengamatiperlakuan peserta didik yang sedang terlibat dalamproses pembelajaran (Sugiyono, 2013:42­43). Penelitimenyiapkan sejumlah topik pembelajaran danbeberapa masalah di dalamnya. Mahasiswa bekerjadalam tim (kelompok kecil 4­5 orang) untukmemecahkan masalah. Setelah itu dilanjutkan denganpresentasi individu, lalu diakhiri dengan tes. Metodeini diharapkan mampu meningkatkan: kemandirianbelajar, kepercayaan diri, meningkatkan keterampilanpresentasi, kemampuan berpikir kritis, inisiatifmemecahkan masalah matematika, dan mengembang­kan hubungan interpersonal.

Data yang diperoleh berbentuk kualitatif dankuantitatif. Data kualitatifnya yakni kepercayaan diri(X1) dan kemandirian belajar (X2) yang dijaringmelalui angket. Sedangkan data kuantitatifnya (Y)yakni skor tes sebanyak lima macam diperoleh darilima sub­topik (materi) pembelajaran. Materipembelajaranya terdiri atas Derivatif Fungsi Vektor,dengan sub­topik masing­masing: Derivatif FungsiVektor, Turunan Berarah, Gradien dan Medan skalar,Divergensi medan vektor, dan Curl sebuah MedanVektor. Materi diberikan kepada setiap kelompokuntuk dibahas, kemudian hasil pembahasan wajibdipresentasikan anggota kelompok di depan kelas,yang dilanjutkan tes pada setiap sub­topik pada hariberikutnya. Data yang didapat selama prosespembelajaran menggambarkan proses kinerja kognitifmahasiswa. Subyek penelitian 25 mahasiswasemester genap program studi pendidikan matematikayang dilaksanakan mulai 3 Mei – 20 Juli 2016.

Proses penelitian, pertama diawali pengisianangket kemandirian belajar (X1), kepercayaan diri(X2), dan mendapatkan kemampuan skor awal (SA)dari nilai UTS. Kedua, diberikan perlakuan

Page 3: MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

Bitman Simanullang,62 ­ 69

Mengembangkan Kemandirian Belajar,Kepercayaan Diri, Pengaruhnya Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Jurnal Ilmiah WIDYA Eksakta Volume 1 Nomor 1 Desember 201764

pembelajaran yakni pembahasan sub­topik materipembelajaran, diskusi, pemecahan masalah,presentasi, dan tes. Masing­masing lima sub­topikpembelajaran dilakukan tes (T1­T5). Ketiga, di akhirseluruh perlakuan, dilakukan pengisian kembaliangket (X1) dan (X2), dan wawancara.

Prosedur penelitian seperti terlihat pada Tabel 1di bawah ini:

Tabel 1. Kegiatan Prosedur Penelitian

Matriks di atas menggambarkan suatu asumsibahwa perlakuan (P) akan menghasilkan peningkatan(kaizen) kemandirian belajar dan kepercayaan diri,kemudian peningkatan pada kedua variabel tersebutdiasumsikan akan berimplikasi positip terhadapkaizen kinerja koginitif yakni kemampuanpemecahan masalah (Y).

Kaizen pada ketiga variabel tersebut diyakinisebagai akibat perlakuan pembelajaran pada setiapsub­topik pembelajaran. Instrumen pengumpul datadirancang untuk menghasilkan data kualitatif dankuantitatif yang diperlukan.

Gambaran data kemandirian belajar, kepercayaandiri, dan kemampuan pemecahan masalahmatematika dianalisis menggunakan analisis nilaigain (g) dan nilai gain ternormalisasi (N­gain).Normalitas gain didefinisikan sebagai rasio antararataan peningkatan sebenarnya yang diperolehmahasiswa terhadap rataan maksimum peningkatanyang mungkin diperoleh. Aturan gain ternormalisasi(N­gain) dikembangkan oleh (Hake, 1999:1) yakni:

N­Gain , dengan SMI: Skorideal maksimum, Kriteria keberhasilan pencapaian N­gain minimal pada kategori sedang. Capaiankeberhasilan (gain) digunakan untuk mengetahuigambaran peningkatan skor pada setiap pertemuan.Selisih skor setiap tes sub­topik pembelajarandianalisis mulai tes ke 1, ke 2, ke 3, ke 4, dan ke 5.Skor UTS dibuat sebagai pretes skor kemampuanawal (SA). Tinggi rendahnya peningkatan skor gain

(g) mengacu pada kriteria pada Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Kriteria Gain Skor Penelitian

Setelah gambaran peningkatan gain diperolehdilanjutkan dengan uji tingkat pencapaian mahasiswadengan aturan pada Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Kriteria Pencapaian Prestasi Akademik

Selanjutnya dilakukan uji prasyarat analisisnormalitas dan homogenitas data variabelkemampuan pemecahan masalah (Y). Pada ujinormalitas data Y dapat dilihat berdasarkan nilairataan standar error, histogram dan diagram plotnormalnya, nilai skewness, dan diagram Q­Q,(Sukestiyarno, 2015:40­41). Untuk analisis efektifitasdigunakan regresi dengan bantuan software SPSS.Efektivitas perlakuan diukur dengan membandingkanantara sekuens perolehan masing­masing skor padalima kali tes.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja Kognitif SuksesBelinda (2008:2­3) menyatakan bahwa kinerja

kognitif sukses, tergantung pada tidak hanyamemiliki pengetahuan matematika yang memadai,tetapi juga kesadaran dan kontrol atas pengetahuanitu. Lebih lanjut ia mengutip (De Bellis dan Goldin,1997) yang menyatakan telah dibuktikan bahwavariabel afektif seperti keyakinan (kepercayaan diri),kemandirian, emosi, memiliki pengaruh kuat padatingkah laku kognitif, dan mahasiswa cenderungbelajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi,dan mengatur belajarnya secara efektif, menghematwaktu secara efisien dan memperoleh skor yangtinggi dalam sains.

Menurut Haryono (2001:137­161) bahwakemandirian belajar perlu diberikan kepada pesertadidik supaya mereka mempunyai tanggungjawabdalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dalammengembangkan kemampuan belajar atas kemauansendiri. Pendapat tersebut mengindikasikan bahwa di

Page 4: MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

Bitman Simanullang,62 ­ 69

Mengembangkan Kemandirian Belajar,Kepercayaan Diri, Pengaruhnya Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Jurnal Ilmiah WIDYA Eksakta Volume 1 Nomor 1 Desember 201765

dalam kemandirian belajar mahasiswa akanmengalami perubahan dan kebiasaan belajar yangdidorong oleh kemauan untuk belajar yang membuatmereka berhasil dalam pengalaman belajar mereka.Sedangkan percaya diri merupakan sikap yangmenuntun dan menunjukkan suatu kemampuan untukmenghadapi dan memecahkan suatu masalah.

Dalam penelitian ini indikator kemandirianbelajar dan kepercayaan diri yang dikemukakan diatas dikembangkan dari (1) ketidaktergantunganterhadap orang lain; (2) memiliki kepercayaan diri;(3) berperilaku disiplin; (4) memiliki rasatanggungjawab; (5) berperilaku berdasarkan inisiatifsendiri; dan (6) melakukan kontrol diri. Indikatortersebut tersusun ke dalam dua variabel sikap yangditeliti, sedangkan variabel kemampuan pemecahanmasalah didisain dalam bentuk tes­tes yang diberikanpada setiap tatap muka perkuliahan.

Produk pengukuran kemandirian belajar dankepercayaan diri dinyatakan dalam bentuk angka­angka berdasarkan skala Likert, sedangkan produkpengukuran kemampuan pemecahan masalah di­peroleh melalui beberapa kali tes. Lord Kelvin(dalam Vincent Gaspersz (2005:67)) menyatakan bilaanda dapat mengukur apa yang anda bicarakan danmenyatakannya dalam bentuk angka­angka makaanda mengetahui sesuatu tentang itu; akan tetapiapabila anda tidak dapat mengukurnya, dan apabilaanda tidak dapat menyatakanya dalam bentuk angka­angka maka pengetahuan anda tidak lengkap dantidak memuaskan.

Selain kemandirian belajar, kepercayaan diri, dankemampuan pemecahan masalah matematika, aspeksoftskills dalam bentuk keterampilan presentasi untukmengkomunikasikan matematika diduga menjadisalah satu penanda yang menggambarkan meningkat­nya kemandirian dan kepercayaan diri mahasiswa.Karena itu pengembangan potensi kemandirian dankepercayaan diri tidaklah cukup dalam peran utamasebagai pendidik (guru) matematika, akan tetapipembiasaan mahasiswa melakukan presentasi(keterampilan mengkomunikasikan matematika)menjadi bagian tak terpisahkan dalam penelitian ini.Keterampilan presentasi merupakan kewajibanmahasiswa selama penelitian berlangsung yangmerupakan bagian dari pendekatan saintifik.

Husna, M. Ikhsan (2013:85) menyatakan ke­mampuan mengkomunikasikan matematika diperlu­

kan dalam pembelajaran. Kemampuan komunikasimatematis merupakan suatu keterampilan pentinguntuk mengekspresikan ide­ide matematis secarakoheren kepada teman dan lainya melalui bahasalisan dan tulisan. Dengan kemampuan tersebutmahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yangbenar dengan cara menuliskan, mengklarifikasi ide­ide, membuat argumen, serta merepresentasikan ide­ide itu dalam bentuk tulisan, diagram, tabel, dansimbol­simbol matematis lainya sebagai penandabahwa literasi matematis dapat dipahami secara tepat.Kemampuan tersebut tidaklah muncul dengansendirinya. Peserta didik perlu dilatih secaraterstruktur melalui suatu metode dan pengalamanbelajar dalam memecahkan masalah matematika.Pemecahan masalah matematika akan terarah dandapat terbantu menemukan solusi dengan mengikutitahapan: (1) membuat abstraksi dan idealisasimasalah nyata, (2) memformulasi masalah dalambentuk model matematis, (3) memecahkan model, (4)menvalidasi solusi ke dalam model, (5)mengkonsultasikan solusi terhadap masalah nyataapakah sesuai atau tidak, dan (6) membuat simpulan,(Clara Budayanti dan Manullang, B, 2008:8­15).

Pengalaman peneliti menunjukkan peran sebagaipendidik matematika tidaklah mudah, harus munculkesadaran yang mendasari peran itu sepertipenguasaan pengetahuan yang cukup, sikap danmental yang kuat, dan kemauan mengembangkanpotensi diri. Oleh karena itu sejak awal potensimahasiswa harus digali, dikembangkan, dilatih, dandiarahkan pada landasan kepedulian akan profillulusan yang dilakukan dengan sabar dan ber­kelanjutan menuju pembentukan: sikap kemandiriandan kepercayaan diri yang kuat, mental, danpengetahuan, sehingga mahasiswa memilikikompetensi pedagogik, sosial, kepribadian danakademik yang dikembangkan selama penelitianberlangsung.

Dalam penelitian ini diimplementasikan modelpembelajaran saintifik yang memuat elemenperubahan yang diharapkan, antara lain peningkatandan keseimbangan soft skills, hard skills yangmeliputi kompetensi sikap, keterampilan, dan penge­tahuan (Depdikbud, Implementasi Kurikulum2013:159­176), sehingga capaian pebelajaran dankinerja kognitif makin baik. Pendekatan saintifik inidipola­kan dengan mengamati, menanya, menalar,menyaji­kan (mengkomunikasikan), menyimpulkan,

Page 5: MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

Bitman Simanullang,62 ­ 69

Mengembangkan Kemandirian Belajar,Kepercayaan Diri, Pengaruhnya Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Jurnal Ilmiah WIDYA Eksakta Volume 1 Nomor 1 Desember 201766

dan mencipta selama proses pembelajaranberlangsung.

Dengan pendekatan pembelajaran tersebutpeneliti memfokuskan proses pembelajaran pening­katan kemandirian dan percaya diri yang keduanyadiduga berimplikasi logis kepada peningkatanprestasi akademik mahasiswa. Prestasi akademikyang akan dicapai mahasiswa yakni penguasaanobyek matematis yang dikemukakan oleh FrederickBell (1978:108) seperti fakta­fakta, skills, konsep­konsep, dan prinsip­prinsip, serta kemampuanmelakukan transfer pembelajaran serta pemecahanmasalah melalui kegiatan presentasi. Kajian atasobyek matematis dimaksud sangat penting dipaham­kan dan membutuhkan teori pembelajaran sepertidisebutkan di atas. Orton (1992:2) menyatakan untukmengajarkan matematika perlu teori pembelajaranuntuk membuat keputusan dalam pembelajarandengan mengobservasi tingkah laku peserta didikselama proses pembelajaran berlangsung.

1. Analisis kemandirian belajar dan kepercayaandiri

Untuk menghilangkan perbedaan yang ada ketikamengumpulkan data peneliti melakukan re­checkuntuk menguji kredibilitas data dengan jalanmembandingkannya dengan pengamatan, danwawancara. Dalam hal ini hasil angket pembelajarandan tes didiskusikan kepada mahasiswa untuk melihatobyektifitas hasil yang diperoleh dengan carawawancara. Testimoni mahasiswa menyatakan bahwasetelah dilakukan pendekatan saintifik dengan aturantes pada setiap sub­topik pembelajaran merekamenjadi lebih giat belajar dan berupaya mendapatkanskor terbaik pada setiap tes yang dilakukan.Demikian juga frekuensi belajarnya semakinmeningkat secara individu. Hal ini dipertegas olehhasil skor gain (g) pada Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Statistik Gain Kemandirian danKepercayaan Diri

Tabel 4 menggambarkan rataan gain mahasiswapada angket kemandirian belajar sebesar 29,4 denganstandar deviasi (Sg) 7,49 sedangkan pada angketkepercayaan diri rataan gain (g): 29,32 dengan Sg:

8,87.

Peningkatan kemandirian belajar pada kategoritinggi 5(20 %), kategori sedang 16(64%), dan rendahsebanyak 4 (16 %), Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Kemandirian

Hasil di atas menggambarkan bahwa perlakuanpembelajaran yang diberikan dapat meningkatkankemadirian belajar mahasiswasekitar 84 persen danmemenhi kriteria yang diperlukan. Gambaranpeningkatan kepercayaan diri pada kategori tinggisebanyak 20% dan kategori sedang 68 %, Tabel 6.

Tabel 6. Kategori Peningkatan Kepercayaan Diri

Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakanbahwa perlakuan pada penelitian ini menunjukkanhasil yang tinggi. Secara keseluruhan kategoripencapaian variabel kemandirian dan kepercayaandiri tampak pada Tabel 7.

Tabel 7. Kategori pencapaian X1 dan X2

2. Analisis peningkatan kemampuan pemecahanmasalaha. Analisis N­Gain data

Data analisis nilai gain menggambarkan skorpertemuan ke 1 dan Skor Awal (SA) nilai gainnyameningkat bagi 13 mahasiswa walaupun penguasaanatas materi belum tercapai. Tingkat ketercapaianpemecahan masalah tergolong kategori rendah. Halini ditunjukan oleh nilai N­gain positip pada 13mahasiswa. Sedangkan bagi 12 mahasiswa lainnyatidak menunjukkan peningkatan skor gain bahkannilai N­gain negatif. Peningkatan skor gain positipdan ketercapaian pembelajaran diperoleh hanya satumahasiswa dengan ketercapaian pada pemecahan

Page 6: MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

Bitman Simanullang,62 ­ 69

Mengembangkan Kemandirian Belajar,Kepercayaan Diri, Pengaruhnya Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Jurnal Ilmiah WIDYA Eksakta Volume 1 Nomor 1 Desember 201767

masalah kategori sedang.

Nilai gain dan tingkat ketercapaian pemecahanmasalah pada pertemuan ke 2, menggambarkan diantara 25 mahasiswa hanya satu mahasiswamendapatkan peningkatan kemampuan danpencapaian kemampuan yang diharapkan. Dalam halini kriteria peningkatan ketercapaian kemampuanminimal pada kategori sedang. Secara umumpeningkatan kemampuan mahasiswa kategori rendah,belum mencerminkan adanya ketercapaianpemecahan masalah. Ada satu mahasiswa meningkatkemampuannya dan tercapai penguasaan materikuliah.

Pertemuan berikutnya, ke 3, ke 4 dan ke 5menggambarkan peningkatan kemampuan antarpertemuan tidak tampak secara jelas satu sama lainsecara berurutan. Bahkan terjadi penurunan N­gain(negatif) pada pertemuan ke 1 ke pertemuan kedua.Sedangkan skor gain ternormalisasi pada pertemuanke 3 dengan pertemuan ke 2 (T3­T2), pertemuan ke 4dengan ke 3 (T4­T3), pertemuan ke 5 dengan ke 4(T5­T4) masing­masing menunjukkan terdapatpeningkatan nilai gain dan perolehan nilai N­gain,sementara N­gain negatif berkurang.

Secara keseluruhan hasil nilai N­gain pertemuanke 1 hingga ke 5 (T5­T1) menunjukkan peningkatankemampuan semakin baik. Ada 20 (80 %) dari 25mahasiswa yang mencerminkan peningkatankemampuan dan pencapaian kemampuan padakategori sedang. Sedangkan 5 (20 %) mahasiswabelum menunjukkan peningkatan kemampuan sepertiyang diharapkan.

Analisis berdasarkan skor awal (SA) dan selamaperlakuan diberikan (T5­SA) menggambarkan dari 25mahasiswa ada sebanyak 21 (84%) mahasiswameningkat kemampuannya pada kategori sedang, dan4 (16 %) lainya tidak mengalami perubahan kearahpeningkatan kemampuan.

b. Analisis normalitas dan homogenitas datapemecahan masalah

Analisis normalitas dan homogenitas datakemampuan pemecahan masalah menggambarkanstandar error mean sebesar 0,0859 dekat dengan nol.Hal ini menunjukkan bahwa rataan merupakanpenaksir yang baik terhadap rataan populasinya. Nilaiskewness sebesar 0,0689 amat dekat dengan nol (0)dan gambar histogramnya. Tes kurva normalkemampuan pemecahan masalah dengan uji

Kolmogorof–Smirnov mengindikasikan nilaisignifikansi (sig) = 0,200 > 0,05 yang berarti datakemampuan pemecahan masalah berasal daripopulasi berdistribusi secara normal.

Berdasarkan histogram dan diagram Q­Q plotpada diagram 1(a) dan 1(b) menunjukkan data berasaldari populasi bedistribusi normal sebab diagramnyatidak jauh dari garis diagonal normal. Secarakeseluruhan data kemampuan pemecahan masalahberasal dari populasi yang mendekati distribusinormal.

Homogenitas data kemampuan pemecahanmasalah digambarkan oleh nilai asumsi normalkurtosis ­0,128 dan data pencilan dengan diagrambox plot. Nilai kurtosis negatif di atas menyatakanbahwa data cenderung tumpul, dan tidak jauh dari0(nol). Karena itu data cenderung homogen.Berdasarkan uji asumsi tersebut dapat disimpulkanbahwa distribusi data bersifat homogen.

(a)

(b)

Gambar 1. Histogram dan diagram Q­Q pemecahanmasalah.

Page 7: MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

Bitman Simanullang,62 ­ 69

Mengembangkan Kemandirian Belajar,Kepercayaan Diri, Pengaruhnya Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Jurnal Ilmiah WIDYA Eksakta Volume 1 Nomor 1 Desember 201768

3. Analisis EfektivitasAnalisis efektifitas pengaruh simultan variabel

kemandirian belajar dan kepercayaan diri terhadapkemampuan pemecahan masalah matematikadilakukan setelah uji normalitas dan homogenitas diatas menghasilkan asumsi normal dan homogenitasdipenuhi.

Analisis regresi menghasilkan model Y’ =X2 + .Hipotesisnya Ho: ( model regresi tidak linear atau takada hubungan X1, X2 dengan Y), dan H1:(modelregresi adalah linear artinya terdapat hubungan secarabersama­sama X1, X2 dengan Y), dengan uji dua arahpada kurva normal dan taraf signifikansi (α) = 0,05Tabel 8.

Tabel 8. Koefisien Regresi Data X1, X2 dan Y

Analisis menghasilkan regresi Y’ = 14,728 +0,329 X1 + 0,441 X2. Hasil uji siginifikasnsi b0 =14,728; b1 = 0,329; dan b2 = 0,441 dengan nilaistatistik F diperoleh besaran F= 24,117 pada sig. =0,000. Hal ini menunjukkan sig.= 000 < 0,05. ArtinyaHo ditolak, sebaliknya menerima H1 artinya bahwasecara serentak X1 dan X2 mempunyai hubunganlangsung dengan Y. Lebih khusus physical meaningdari koefisien­koefisien regresinya (semua positip) diatas menyatakan bahwa variabel kemandirian belajardan kepercayaan diri berpengaruh positip terhadapkemampuan pemecahan masalah yang diteliti, sepertiterlihat pada Tabel 9 di bawah ini:

Tabel 9. ANOVAa Pemecahan Masalah

Hasil pada model summary menunjukkan bahwasecara simultan besarnya pengaruh kemandirianbelajar dan kepercayaan diri mahasiswa terhadapkemampuan pemecahan masalah dinyatakan olehkoefisien determinasi 68,7%. Hasil ini bermaknabahwa keberagaman skor pada kemampuan

pemecahan masalah (Y) diakibatkan secara bersama­sama oleh variabel X1 dan X2 sebesar 68,7 %,selebihnya ( 31,3 %) dipengaruhi oleh variabel laindiluar variabel yang diteliti. Secara khusus danparsial besar pengaruh masing­masing variabelindependen (X1) dan kemandirian belajar (X2)tersebut di atas adalah signifikan yang ditunjukkanoleh nilai t = 4,282 dan t = 4,828 masing­masingsignifikan yang ditunjukkan oleh sig. 000 < 0,05.Artinya variabel X1 dan X2 berpengaruh positip dansignifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah.

4. Analisis Faktor DominanFaktor manakah yang dominan di antara

kemandirian belajar dan kepercayaan diri terhadapkemampuan pemecahan masalah ?. Analisis bivariatmenunjukkan model regresi variabel kepercayaan diri(X2) terhadap kemampuan pemecahan masalah: Y’ =30, 912 + 0,494 X2. Model ini cocok digunakankarena signifikan dengan sig.(0,05 > 0,001). Besarpengaruh X2 pada Y sebesar 42,6 % dan signifikan(sig. 000) < 0,05 dengan besaran nilai F = 17,051.Artinya kepercayaan diri berpengaruh positip padakemampuan pemecahan masalah. Sedangkanpengaruh kemandirian belajar (X1) pada Y diperoleh35,5 persen.

Secara simultan pengaruh X1 dan X2 pada Ysebesar 68,7 persen. Dengan memasukkan X2 padamodel regeresi multivariatnya menunjukkan X2

mampu menaikkan R2 = 68,7 % ­ 35,5% = 33,2 %.

Variabel X2 mempengaruhi Y sebesar 42,6 %,dengan memasukkan X1 pada model regresigabungan menunjukkan variabel X1 dapat menaikkanR2 sebesar 68,7 % ­ 42,6 % = 26,1%. Berdasarkanhasil­hasil tersebut disimpulkan bahwa variabelkepercayaan diri (X2) memberikan kontribusipeningkatan lebih dominan dari X1 terhadappeningkatan kemampuan pemecahan masalah.

Seluruh analisis menghasilkan temuan di bawahini.

1. Sebanyak 20 mahasiswa atau (80 %) meningkatkemampuanya memecahkan masalah kalkuklusvektor dengan kategori sedang. Artinya sebagianbesar mahasiswa yang diteliti meningkatkemampuannya memecahkan masalah yang diteliti,sedangkan lainnya tidak mengalami peningkatan.2. Gambaran kemampuan pemecahan masalah padaanalisis vektor adalah normal dan homogen. Fakta inimenunjukkan pembelajaran yang diberikan dapat

Page 8: MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN BELAJAR, …

Bitman Simanullang,62 ­ 69

Mengembangkan Kemandirian Belajar,Kepercayaan Diri, Pengaruhnya Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Jurnal Ilmiah WIDYA Eksakta Volume 1 Nomor 1 Desember 201769

membawa mahasiswa kepada peningkatan hasil reratayang tinggi, dengan skor awal: 53,8 (kategori kurang)meningkat menjadi 73,48 (kategori baik) setelahperlakuan. Nilai N­gain ternormalisasi padakemampuan pepecahan masalah berada pada kategorisedang sebanyak 80 % dari seluruh mahasiswa yangditeliti.3. Uji pengaruh menunjukkan bahwa kepercayaandiri (X2) berpengaruh secara dominan dibandigkanvariabel kemandirian belajar (X1) terhadappeningkatan kemampuan pemecahan masalah (Y).Artinya variasi yang ada pada kemampuanpemecahan masalah lebih banyak diterangkan olehkepercayaan diri mahasiswa dibandingkan dengankemandirian belajar. Oleh karena itu agar mahasiswadapat mencapai prestasi akademik secara baik harusterlebih dahulu ditumbuhkan kepercayaan dirikemudian menumbuhkan kemandirian belajar.

PENUTUP

KesimpulanPembelajaran saintifik secara signifikan dapat

meningkatkan kemandirian belajar dan kepercayaandiri mahasiswa. Dengan meningkatnya kemandiriandan kepercayaan diri mahasiswa berimplikasi logisterhadap peningkatan kemampuan pemecahanmasalah matematika yang diteliti. Sebagian besarmahasiswa meningkat kemampuannya dalammemecahkan masalah matematika dan pencapaianhasil akademiknya berada pada kategori sedang,selebihnya memiliki kemampuan rendah.Kepercayaan diri lebih dominan pengaruhnyaterhadap peningkatan hasil akademik dibandingkandengan pengaruh kemandirian belajar mahasiswa.

Saran­SaranDisarankan kepada para pendidik matematika

bahwa dalam proses pembelajaran terlebih dahuluditumbuhkan rasa percaya diri peserta didikkemudian disusul kemandirian belajar melaluipresentasi untuk memecahkan masalah matematika.

DAFTAR PUSTAKABelinda.The Interplay Among Prospective Secondary

Mathematics Teacher Affect, Metacognition, AndMathematical Cognition in A Problem Solving Context.(Disertation The College of Education) Georgia StateUniversity, 2008.

Clara Ika Sari, Manullang, B. Bahan Ajar Cetak,PemecahanMasalah Matematika, Modul 8 : 15. Dirjendikti Depdiknas,Jakarta 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. PeraturanPemerintah Republik Indonesia, No. 19 Tahun 2015.

Frederik H. Bell.Teaching and Learning Mathematics inScondary Schools. Univesity of Pittsburgh,1978

Hake, R. R. Analysing Change/Gain Score Woodland Hills Dept.of Physics. Indiana University, 1999. Tersedia di:http://www.physics.indiana.edu/­sdi/AnalyzingChange­Gain.pdf [diakses 13/5/2016]

Haryono, A. Belajar Mandiri, Konsep dan Penerapanya dalamSistem Pendidikan dan Pelatihan Terbuka Jarak Jauh.JurnalPendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Jakarta, UniversitasTerbuka, 2001.

Husna, M. Ikhsan, siti Fatimah. Peningkatan KemampuanPemecahan dan Komunikasi Matematis Sekolah ManengahPertama. Jurnal Peluang, Volume 1 No. 2 April 2013.BandaAceh, 2013.

Kemendiknas. Panduan Pendidikan Karakter di SekolahMenengah Pertama, Direktorat Pembinaan SMP, Jakarta,2010.

Orton, A. Bahan Ajar Cetak: Kapita Selekta Pembelajaran,Dirjendikti, Depdiknas, Jakarta,2007.

Peraturan Presiden tentang Kerangka Kualifikasi NasionalIndonesia, No. 8 Tahun 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi. Alfabeta, Bandung,2013.

Sukestiyarno, Y.L. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS.Universitas Negeri Semarang, 2015.