Mendorong Crowdfunding untuk Peningkatan Investasi di...

3

Click here to load reader

Transcript of Mendorong Crowdfunding untuk Peningkatan Investasi di...

Page 1: Mendorong Crowdfunding untuk Peningkatan Investasi di ...kemenkeu.go.id/sites/default/files/mendorong crowdfunding untuk... · crowdfunding adalah mengumpulkan dana dalam skala yang

Mendorong Crowdfunding untuk Peningkatan Investasi di Indonesia Oleh Dhoni Siamsyah Fadillah Akbar, pegawai Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI*

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dewasa ini masih mengalami perlambatan dampak dari

perlambatan ekonomi dunia. Untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, pemerintah berupaya untuk

mengganti motor penggerak perekonomian dari yang sebelumnya bergantung dari sektor konsumsi

dan ekspor komoditas menjadi pertumbuhan berbasis investasi dan pengeluaran pemerintah dengan

cara mendorong tingkat investasi dengan mengeluarkan berbagai paket kebijakan, seperti insentif

untuk usaha berorientasi ekspor atau kemudahan perizinan usaha. Melihat hal tersebut, ada baiknya

jika Indonesia mendorong salah satu instrumen pembiayaan yang sedang populer di dunia

internasional yang biasa disebut dengan crowdfunding.

Crowdfunding adalah skema pembiayaan yang dijuluki ‘pendanaan demokratis’, karena konsep dari

crowdfunding adalah mengumpulkan dana dalam skala yang kecil tetapi berasal dari jumlah

masyarakat yang besar sehingga terkumpul dana yang signifikan. Crowdfunding dikelola oleh wadah

yang disebut platform dengan berbasis internet sehingga mudah untuk diakses. Crowdfunding

menciptakan sebuah tren ‘investasi online’ dimana dalam website crowdfunding akan terpampang

berbagai produk-produk sebagaimana di website toko online, namun bedanya, produk tersebut tidak

untuk dijual melainkan untuk didanai dan para pengguna bisa dengan mudah melakukan penyetoran

dana sebagaimana dalam jual beli di toko online.

Crowdfunding telah menjadi sangat populer dan fenomenal di dunia internasional dengan jumlah

platform crowdfunding mencapai 1.250 unit dan berhasil mengumpulkan dana mencapai USD16,2

Miliar di tahun 2014 dan meningkat dua kali lipat di tahun 2015 mencapai USD34,4 Miliar. Pada

tahun 2016 diperkirakan jumlah platform crowdfunding semakin bertambah mencapai 2.000 unit [1]

dan diprediksi mampu mengumpulkan dana melebihi modal ventura dengan capaian pendanaan

sekitar USD 60 Miliar [2].

Crowdfunding dapat menjadi alternatif pendanaan yang bisa digunakan perusahaan startup dan

UMKM yang ingin memperluas pangsa usahanya. Biasanya, bisnis startup apalagi dalam skala kecil

akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank, karena rendahnya

kredibilitas peminjam dan rendahnya kemungkinan untuk mengembalikan, serta tidak adanya

jaminan aset yang bisa digunakan seandainya peminjam mengalami gagal bayar. Dengan adanya

skema baru seperti crowdfunding akan membuka peluang pendanaan untuk bisnis startup dan

UMKM. Selain itu, pendanaan melalui crowdfunding biasanya memiliki biaya yang lebih rendah

daripada jika meminjam di bank. Begitu pula bagi para penyandang dana, berinvestasi melalui

crowdfunding memberikan return lebih tinggi dari deposito di bank, meskipun dengan risiko yang

lebih tinggi pula.

Crowdfunding juga diharapkan membawa efek eksternalitas positif yaitu mendorong keinginan

masyarakat untuk berwirausaha mengingat begitu mudahnya mendapatkan pendanaan melalui

crowdfunding. Skema crowdfunding juga diharapkan mampu merangsang kreativitas masyarakat

Page 2: Mendorong Crowdfunding untuk Peningkatan Investasi di ...kemenkeu.go.id/sites/default/files/mendorong crowdfunding untuk... · crowdfunding adalah mengumpulkan dana dalam skala yang

untuk menciptakan produk-produk yang unik, kreatif dan memiliki daya jual karena salah satu poin

penting yang perlu ditonjolkan ketika mencari pendanaan melalui crowdfunding adalah ‘ide’ atau

‘keunikan’ produk tersebut. Di saat yang sama, crowdfunding yang biasanya sudah berbasis internet

akan memudahkan akses masyarakat untuk berinvestasi sehingga dapat menstimulasi lahirnya

investor-investor baru.

Crowdfunding sebenarnya sudah mulai berjalan di Indonesia namun belum begitu dikenal oleh

masyarakat. Selain itu, sebagian besar crowdfunding di Indonesia masih berjenis donation-based dan

reward-based. Donation-based apabila penyandang dana tidak akan mendapatkan pengembalian

apapun dari uang yang disetorkan, sedangkan pada reward-based, penyandang dana akan

mendapatkan barang, jasa atau hak yang berhubungan dengan barang/jasa yang diproduksi investee

sesuai dengan dana yang investor setorkan.

Melihat hal tersebut, crowdfunding perlu lebih dikembangkan agar bukan hanya menjadi wadah

pendanaan baru yang potensial tetapi juga sebagai instrumen investasi yang menguntungkan. Di

Negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, sudah mulai dikembangkan crowdfunding dengan

jenis equity-based dan debt-based dimana para investor akan mendapatkan return dari dana yang

mereka tanamkan ke suatu proyek berupa dividen atau bunga.

Peran Pemerintah untuk mendukung crowdfunding

Agar crowdfunding dapat diterapkan secara optimal di Indonesia diperlukan peran serta pemerintah

dalam upaya untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Pertama, pemerintah perlu menyediakan

infrastruktur yang memadai. Crowdfunding merupakan platform online sehingga selama memiliki

koneksi ke internet, seseorang mampu mengakses crowdfunding. Namun sayangnya, tidak semua

wilayah Indonesia memiliki jaringan internet yang baik. karena itu, penting bagi pemerintah untuk

menyediakan koneksi agar crowdfunding dapat diakses oleh masyarakat di seluruh wilayah

Indonesia.

Kedua, menyusun regulasi yang menjadi dasar hukum beroperasinya crowdfunding di Indonesia.

Regulasi untuk crowdfunding sebenarnya sudah menjadi perhatian pemerintah dimana Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Informasi berencana untuk menggarap peraturan

mengenai crowdfunding terutama dalam rangka perlindungan konsumen dan bahkan OJK berencana

menyusun peraturan crowdfunding syariah[3][4].

Ketiga, dari sisi keamanan, crowdfunding cukup rentan mulai dari serangan cyber crime, hingga

keraguan akan kredibilitas investee. Akan sangat mungkin misalnya investee mengumpulkan dana

bukan dalam rangka berbisnis tetapi untuk kepentingannya sendiri atau untuk produksi tetapi dengan

produk yang berbeda dari yang dipresentasikan ke para investor. Hal ini perlu diantisipasi oleh

pemerintah dengan mengatur berbagai syarat dan ketentuan semisal kewajiban mencantumkan

Kartu Tanda Penduduk (KTP), pemberian sanksi dan denda terkait crowdfunding serta meningkatkan

akomodasi aparat hukum terhadap cyber crime.

Page 3: Mendorong Crowdfunding untuk Peningkatan Investasi di ...kemenkeu.go.id/sites/default/files/mendorong crowdfunding untuk... · crowdfunding adalah mengumpulkan dana dalam skala yang

Keempat, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap investasi

dan sistem online yang rendah serta budaya yang konsumtif menyebabkan rendahnya tingkat

investasi di Indonesia. Selain itu, dalam crowdfunding biasanya akan muncul banyak investor pemula

yang memiliki pengetahuan terbatas mengenai investasi dan crowdfunding. Oleh karena itu, wajib

bagi platform dan perlu support pemerintah untuk memberikan diseminasi minimal pengetahuan

dasar berinvestasi agar para investor pemula tersebut tidak gegabah yang dapat menyebabkan

mereka merugi. Hal ini sekaligus juga sebagai sosialisasi untuk mengenalkan skema crowdfunding

kepada masyarakat luas.

Kelima, Kebijakan komplementer dan terintegrasi. Selama ini, pemerintah sudah memiliki berbagai

kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan investasi seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR),

kemudahan perizinan dan lain sebagainya. Berbagai kebijakan dapat diintegrasikan dengan program

crowdfunding untuk mengoptimalkan usaha peningkatan investasi. Misalnya, crowdfunding dapat

dijadikan dasar dalam pemberian KUR mengingat banyaknya peminat suatu proyek dalam

crowdfunding mengindikasikan prospek penjualan produk tersebut mengingat para investor dalam

crowdfunding juga bisa menjadi pembeli dari produk tersebut.

Keenam, akses ke perbankan. Crowdfunding tidak bisa berdiri sendiri, perlu dukungan dari

perbankan karena hampir tidak mungkin transaksi online seperti ini dilakukan menggunakan kas.

Oleh karena itu, crowdfunding perlu bersinergi dengan perbankan untuk menciptakan skema transfer

baik dari pihak investor ke platform, platform ke investee dan dari investee ke investor dalam hal

pembayaran dividen. Sinergi bisa saja diinisiasi oleh pemerintah dengan menggerakkan bank-bank

BUMN dalam hal memberikan dukungan dan kemudahan lainnya terhadap platform crowdfunding.

Ketujuh, pemberian insentif. Crowdfunding di Indonesia dewasa ini masih relatif kecil dan belum

dikenal. Untuk meningkatkan pertumbuhan platform sekaligus investor dan investee dalam platform,

maka perlu bagi pemerintah untuk memberikan berbagai insentif seperti misalnya berupa

pemotongan pajak. Hal ini diharapkan dapat menstimulus investee dan investor baru masuk ke

dalam platform yang diharapkan meningkatkan pertumbuhan investasi dan dalam jangka panjang

meningkatkan penerimaan pajak.

*Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan tidak mencerminkan pendapat/kebijakan institusi.

Sumber:

[1] http://www.huffingtonpost.com/david-drake/2000-global-crowdfunding-_b_8365266.html diakses

pada tanggal 7 April 2016 pukul 19.10

[2] http://www.crowd101.com/crowdfunding-2016-predictions-the-next-real-estate-boom/ diakses

pada tanggal 7 April 2016 pukul 19.20

[3] http://keuangansyariah.mysharing.co/ojk-upayakan-penerbitan-regulasi-crowdfunding-syariah/

diakses pada tanggal 7 April 2016 pukul 19.40

[4] http://www.indotelko.com/kanal?c=rm&it=ojk-matangkan-aturan-crowdfunding diakses pada

tanggal 7 April 2016 pukul 19.49