Mencari Jiwa Atlit Pada Diri Pemuda
-
Upload
ahmad-syihan -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
Transcript of Mencari Jiwa Atlit Pada Diri Pemuda
ESSAY
MENEMUKAN JIWA ATLET PADA DIRI PEMUDA
Ahmad Syihan 1006659621 Teknik Sipil SMAN 1 Depok
Alexander Harvey H. Teknik Mesin SMAN 8 Pekanbaru
Hadi Prakoso Teknik Sipil SMAN 1 Cirebon
Laksmana Gusti H. Teknik Sipil-KKI SMAN 8 Jakarta
M. Azwar Amat 1006674824 Teknik Mesin SMA Pribadi Depok
foto
foto
foto
foto
foto
foto
foto
foto
Menemukan Jiwa Atlet pada Diri Pemuda
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya
secara jasmani tetapi juga secara rohani. Olahraga sangat penting bagi
masyarakat karena tidak hanya menambah kebugaran tubuh, tetapi juga sebagai
sarana pemersatu masyarakat. Bahkan, bidang olahraga sudah mempunyai
peranan penting dalam aspek kehidupan bernegara, seperti halnya bidang
ekonomi dan bidang politik.
Bidang olahraga bisa menjadi suatu sarana untuk mengharumkan nama
Bangsa Indonesia. Untuk itu, kemenangan demi kemenangan harus diraih agar
mendapatkan puncak tertinggi dari kancah olahraga. Semua perangkat
olahraga, seperti atlet, pelatih dan instansi-instansi terkait lainnya harus
bersinergi dengan baik, untuk mendapatkan hasil maksimal itu.
Atlet (sering pula dieja sebagai atlit; dari bahasa Yunani: athlos yang
berarti "kontes") adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga
kompetitif. Atlet mempunyai andil yang penting dalam bidang olahraga karena
merupakan perangkat olahraga yang berinteraksi langsung dalam suatu
kompetisi olahraga. Tanpa atlet yang mumpuni dan baik, Indonesia mungkin tak
akan pernah mencapai suatu kebanggaan di bidang olahraga. Oleh karena itu,
pemilihan bibit atlet tidak boleh sembarangan. Lalu bagaimana cara menemukan
jiwa atlet pada diri pemuda?
Atlet, dalam olah raga, mungkin hanyalah sebuah pemain yang ingin dan
berusaha mencapai kemenangan dari lawan-lawannya. Tapi lain ceritanya bila
atlet itu bermain untuk bangsanya. Dibelakang atlet tersebut, ada banyak orang
yang mengelu-elukannya, dan sangat berharap dia menang lalu membawa nama
Indonesia ke jenjang yang lebih tinggi di bidang olahraga. Orang-orang itu akan
mendukung sepenuh jiwa dan raga mereka, agar sang atlet bisa bermain dengan
baik dan semangat. Jika sang atlet menang, satu bangsa merasakan sukacita
yang tak terkira yang juga dirasakan oleh sang atlet. Dan tak urung, jika sang
atlet kalah, satu bangsa merasakan kekecewaan yang begitu mendalam, seperti
yang di rasakan atlet tersebut. Inilah rasa senasib seperjuangan yang
merupakan tradisi turun temurun dari bangsa kita, Bangsa Indonesia.
Telah kita ketahui betapa berpengaruhnya seorang atlet pada diri Bangsa
Indonesia. Seorang atlet haruslah mengerti juga, bahwa nama satu bangsa ada
di dalam genggaman tangannya. Dan atlet mestinya seorang yang berjiwa besar,
karena seorang yang berjiwa besar pasti tidak ingin mengecewakan bangsanya.
Seorang yang berjiwa besar tak pernah kenal putus asa, dan rela mengorbankan
apapun untuk bangsanya, layaknya pejuang pada era kemerdekaan dulu.
Contoh pemuda yang tak kenal putus asa dan pantang menyerah adalah
Soe Hok Gie. Beliau adalah alumni Universitas Indonesia yang sangat
menentang kebobrokan pemerintah pada era Soekarno. Soe Hok Gie sadar,
bahwa dia harus menggunakan ilmu dan kepandaian yang dimilikinya untuk
menganalisa secara obyektif permasalahan yang ada di sekitarnya dan di
masyarakat dan menentukan solusi bagi permasalahan tersebut secara
bijaksana. Impian Hok-Gie untuk membangun Indonesia yang lebih adil, makmur,
sejahtera, dan demokratis masih sangat relevan hingga saat ini.
Semangat Soe Hok Gie untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik patut
dicontoh seorang pemuda yang ingin menjadi atlet. Pemikiran seorang atlet juga
hendaknya seperti Hok-Gie yang menggunakan ilmu dan kepandaian yang
dimilikinya untuk menganalisa secara obyektif permasalahan yang ada di
sekitarnya.
Adalah Susi Susanti, seorang mantan pebulutangkis nasional yang
mengharumkan nama Indonesia di dalam dunia buku tangkis. Susi Susanti
menjadi atlet yang terkemuka bukan tanpa perjuangan. Jadwal berlatih dan
pertandingan yang begitu padat membuat dia terasing dari pergaulan dunia
remaja yang semestinya dia lewati. Enam hari dalam seminggu, Senin - Sabtu
dari jam 7 sampai jam 11 pagi, lalu disambung lagi jam 3 sore sampai jam 7
malam. Makan, jam tidur, dan pakaian juga ada aturannya tersendiri.
Pengorbanan seorang Susi Susanti membuat dia dielu-elukan oleh
bangsanya. Inilah sikap yang turut dicontoh oleh seorang calon atlet, yaitu rela
berkorban demi bangsa. Tanpa pengorbanan yang berarti, tidak mungkin
seorang atlet bisa dielu-elukan oleh bangsanya, malah mungkin dikucilkan dari
masyarakat. Jadi, menjadi seorang atlet, haruslah bermental seperti baja, dan
siap mengambil resiko apapun atas keputusan yang diambilnya.
Hal lain yang bisa ditiru dari Susi Susanti adalah jiwa besarnya. Dia
memikirkan bahwa menjadi seorang atlet belum tentu bisa menjamin nama
bangsa di masa ke depan. Dia melihat, bibit-bibit juara baru tidak akan tumbuh
bila tidak dikembangkan. Oleh karena itu, dia mendirikan Olympic Badminton Hall
di Kelapa Gading, untuk mengembangkan bibit-bibit pebulutangkis yang unggul
dan bermental juara.
Dari beberapa tokoh yang disebutkan diatas, telah dicontohkan
bagaimana seharusnya menjadi seorang atlit. Untuk menemukan seorang
pemuda yang berjiwa atlet, pemuda itu haruslah berjiwa besar. Berjiwa besar
disini maksudnya mengerti bahwa dia telah dipercaya dan diharapkan untuk
menjadi seorang pemenang, sehingga dia akan berusaha untuk tidak
mengecewakan kepercayaan bangsanya. Berjiwa besar juga berarti memikirkan
masa depan bangsanya, seperti seorang Susi Susanti.
Yang kedua, seorang pemuda yang berjiwa atlet juga tidak boleh putus
asa dan pantang menyerah dalam berlatih dan bermain. Dalam setiap
kekalahan, seorang atlet harus melihat bahwa sebuah kegagalan adalah awal
dari sebuah kemenangan. Yang ketiga, seorang pemuda yang berjiwa atlet pasti
menggunakan ilmu dan kepandaian yang dimilikinya untuk menganalisa secara
obyektif permasalahan yang ada di sekitarnya, seperti seorang Hok-Gie. Dan
yang terakhir, seorang pemuda yang berjiwa atlet mempunyai suatu impian
seperti Hok-Gie, yaitu membangun Indonesia ke arah lebih baik.