DAYA SAING PEMUDA

29

Click here to load reader

Transcript of DAYA SAING PEMUDA

Page 1: DAYA SAING PEMUDA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

a. Peta Globalisasi secara actual.

Globalisasi yang kita hadapi sekarang ini, merupakan tahapan

berikutnya, dari dua tahapan globalisasi sebelumnya. Globalisasi pertama,

yang berlangsung dari abad ke-15 sampai abad ke-18,  sering diistilahkan

dengan jargon the globe is round. Pada era globalisasi pertama itu, manusia

berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat. Sebelumnya, para rohaniawan di

Eropa masih percaya, bumi datar seperti meja. Dan di ujung lautan ada

neraka.  Faktor pendaya guna utama (key agent of changes) pada globalisasi

pertama itu adalah empat kekuatan,  yaitu kekuatan otot (muscle power),

kekuatan angin (wind power), kekuatan daya kuda (horse power), dan

kekuatan mesin uap (steam power). Era globalisasi pertama itu didominasi

oleh bangsa-bangsa Eropa yang umumnya menguasai keempat key agent of

changes itu.

Era globalisasi kedua, berlangsung dari abad ke-19 sampai akhir abad

ke-20. Faktor pendaya guna utama pada globalisasi kedua itu adalah

penemuan-penemuan di bidang teknologi elektronika dan telekomunikasi.

Pada masa itu,  ditemukan telegram dan telepon, yang kemudian  berkembang

dengan penemuan satelit, serat optik, dan diakhiri dengan penemuan di

bidang teknologi informatika dengan penemuan personal computer dan

internet atau world wide web. Globalisasi kedua ini diistilahkan dengan

jargon the globe is flat atau dunia mendatar, dalam arti, kemajuan teknologi

elektronika dan telekomunikasi telah memungkinkan jangkauan yang

semakin mudah ke berbagai tempat di penjuru dunia. Pada globalisasi kedua

itu, dominasi bangsa-bangsa Eropa mulai berkurang dan perannya digantikan

oleh dominasi korporasi-perusahaan multinasional (multinational

1

Page 2: DAYA SAING PEMUDA

corporations) yang umumnya menguasai key agent of change di bidang

teknologi elektronika dan telekomunikasi.

Globalisasi ketiga di era kita sekarang ini, dicirikan dengan kemajuan

teknologi informasi yang telah menjadikan dunia semakin sempit (the

shrinking globe), karena begitu mudahnya orang berkomunikasi dari berbagai

belahan bumi mana pun. Pendaya guna utama di era globalisasi ketiga itu,

adalah teknologi informasi, khususnya yang diaplikasikan untuk membuka

berbagai akses global (global access). Jika globalisasi kedua, ditandai dengan

dominasi berbagai perusahaan multinasional, maka globalisasi ketiga tidak

lagi didominasi oleh perusahaan multinasional saja, akan tetapi oleh siapa pun

—bahkan oleh individu sekali pun— asal dapat memanfaatkan akses global

untuk meraih berbagai peluang yang tersedia di era global.

Era globalisasi, tentu saja membuka peluang sekaligus tantangan.

Untuk memanfaatkan berbagai peluang di era globalisasi itu, kita harus

memahami tiga fitur yang sangat penting; pertama, open competition; kedua,

interdependency; dan ketiga competitiveness. Open competition adalah

kondisi persaingan terbuka yang semakin meluas dan menyangkut berbagai

dimensi kehidupan. Karena kompetisi itu semakin terbuka dan meluas,

dengan sendirinya tingkat kompleksitas dari kompetisi itu akan semakin

meningkat sehingga mendorong terjadinya fitur yang kedua, yaitu desakan

untuk semakin meningkatnya aspek saling ketergantungan atau

interdependency antara satu pihak dengan pihak lain. Dan untuk menghadapi

kompetisi yang semakin meluas, namun juga bersifat saling ketergantungan

itu, maka setiap pihak dituntut untuk memiliki fitur ketiga, yaitu daya saing

atau competitiveness yang tinggi.

Keberadaan ketiga fitur itu, paling nampak pada globalisasi di bidang

ekonomi. Kiprah pemasaran barang-barang produksi, serta gencarnya

publikasi dan globalisasi dalam fabrikasi dan standardisasi, telah mendorong

tumbuhnya berbagai organisasi ekonomi multinasional yang saling

bergantung satu dengan lainnya. Namun, di antara mereka juga terjadi suatu

2

Page 3: DAYA SAING PEMUDA

kompetisi di bidang ekonomi internasional. Pembangunan ekonomi di era

yang semakin mengglobal itu, dicirikan dengan adanya peningkatan

keterhubungan atau connectivity yang saling mempengaruhi atau

interdependent-economy. Sebagai contoh, dinamika pasar saham atau stock

markets di suatu negara, dapat memberikan pengaruh pada dinamika ekonomi

di negara lain. Oleh karena itu membangun ekonomi suatu bangsa tidak

cukup dengan hanya bersandar pada kekuatan tunggal saja. Setiap negara saat

ini, dituntut untuk sanggup mengembangkan daya interaksi dan daya

interkoneksinya dengan negara-negara lain guna memanfaatkan peluang

ekonomi di era globalisasi itu dengan sebaik-baiknya.

Ketiga fitur globalisasi tadi, juga berperan pada globalisasi ideologi.

Persaingan atau kompetisi yang semakin terbuka dari berbagai paham

ideologi telah menyebabkan terjadinya desakan globalisasi dari beberapa

ideologi tertentu. Kita mengalami proses berlangsungnya demokratisasi,

perlindungan hak asasi manusia yang semakin baik, kebebasan pers yang

terbuka, tata pemerintahan yang baik atau good governance, serta proses ke

arah pembangunan masyarakat madani atau civil society. Persaingan antar

ideologi itu juga mengakibatkan beberapa trend globalisasi ideologi yang

patut kita waspadai, misalnya kemungkinan adanya dominasi yang

dipaksakan dari politik luar negeri negara tertentu pada negara lain. Trend ini

telah dan sedang dilakukan oleh beberapa negara yang memiliki kapabilitas

lebih besar dibandingkan dengan negara lainnya.

b. Peta Kepemudaan Indonesia

"Berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku guncangkan

dunia”, sepenggal ucapan Bung Karno ini adalah kesadaran dari Sang

Proklamator bagaimana ia memberikan apresiasi akan peran dan kedahsyatan

pemuda.Pemuda memang merupakan sendi-sendi kekuatan yang telah

menjadi motor penggerak dan agen-agen perubahan dalam membentuk wajah

sebuah negara. Misalnya lihat saja peran pemuda di masa pergerakan nasional

3

Page 4: DAYA SAING PEMUDA

dahulu, ketika Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo pada usianya yang belum

genap 20 tahun, Dr. Cipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara dan Setia

Budi mendirikan Indische Partij pada usia dibawah 30 tahun, bahkan

pendirian Perhimpunan Indonesia juga dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa

yang masih muda usianya.

Dentuman yang lebih besar datang dengan diperkenalkannya konsep

persatuan Indonesia yang digagas berbagai pemuda pada tahun 1928 dalam

Sumpah Pemuda yang selalu kita peringati setiap tahunnya pada bulan

Oktober ini tepatnya tanggal 28. Bahkan momentum proklamasi bangsa kita

tercipta akibat desakan kaum muda seperti Wikana dan Yusuf Kunto dalam

peristiwa Rengasdengklok.

Sejarah bangsa tersebut telah memberikan fakta bahwa bangsa

Indonesia bukanlah bangsa yang besar hanya karena Sumber Daya Alamnya

yang melimpah ataupun posisi Geografisnya yang menguntungkan semata,

namun meliputi operasionalisasi jiwa kepemimpinan (good leadership)

pemuda Indonesia. Lalu mengapa seakan-akan kebesaran bangsa Indonesia

semakin tenggelam, terkubur ditengah-tengah gegap gempita globalisasi.

Nampaknya memang terdapat kesalahan dalam proses

regenerasi bangsa yang telah membuat pemuda menjadi kehilangan peran dan

kekuatan progresifnya dalam meneruskan pendahulu bangsa Indonesia.

2. Perumusan Masalah

Generasi muda memiliki tugas berat yaitu ikut serta mengarahkan

masa depan bangsa di era yang semakin maju dan kompleks, yang tentunya

penuh dengan tantangan-tantangan, diantaranya :

Perubahan nilai-nilai lama terhadap nilai-nilai baru misalnya, kebudayaan-

kebudayaan barat yang masuk Indonesia, tidak semuanya sesuai dengan

kepribadian kita. Tetapi kenyataanya, kebanyakan orang menerima nilai-

nilai baru apa adanya tanpa berpikir baik-buruknya.

4

Page 5: DAYA SAING PEMUDA

Perubahan nilai-nilai tersebut disebabkan perubahan tata dunia baru (New

World Order) dan kebijakan baru dalam bidang ekonomi dan politik.

Misalnya dalam bidang ekonomi, yaitu “Pasar bebas “ tahun 2003 (AFTA)

dan tahun 2020 (APEC).

Globalisasi perdagangan yang berjalan di indonesia memaksa petani

yang lemah tidak mampu bersaing dengan petani negara maju yang

produknya membanjiri pasar kita. Sebaiknya bagi perusahaan yang siap

bersaing, globalisasi perdagangan memberikan angin segar.

Sedangkan dalam bidang politik misalnya, demi mengikuti arus

globalisasi, maka bangsa Indonesia harus mempercepat proses demokratisasi.

Perubahan-perubahan di atas merupakan “keharusan” masa mendatang

sebagai akibat dari perubahan atau kemajuan IPTEK. Dengan adanya IPTEK,

kemudahan dan kecepatan komunikasi dapat dilakukan penduduk dunia.

Itu semua merupakan tantangan-tantangan masa depan yang tidak bisa

terelakkan warga dunia termasuk pemuda di Indonesia. Baik secara langsung

maupun tidak langsung, perubahan tersebut akan berdampak pada kita. Karena

itu kita harus bisa menerimanya dengan kritis dan selektif, kemudian

memutuskan sikap yang jelas dan tepat.

3. Tujuan Penulisan Makalah

Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, persaingan adalah sebuah

keniscayaan dalam proses globalisasi. Sementara itu pemuda sebagai pilar

utama kebangkitan bangsa mau tidak mau harus bisa menanggapi

keterbukaan yang menjadi syarat utama globalisasi yang merupakan

kecendrungan yang dominan secara actual. Makalah ini bermaksud

merumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan pemuda Indonesia dalam

menghadapi era globalisasi dalam kontribusinya terhadap perkembangan dan

pembangunan bangsa dan Negara.

5

Page 6: DAYA SAING PEMUDA

BAB II

PEMBAHASAN

1. Kajian Teori

a. Teori Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang

maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah

suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap

individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki

definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga

bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai

suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa

seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan

satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan

batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena

globalisasi di dunia ;

Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-

barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan

bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui

pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan

banyak hal dari budaya yang berbeda.

Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling

bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,

peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi

semacam World Trade Organization (WTO).

Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa

(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga

6

Page 7: DAYA SAING PEMUDA

internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan

dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam

budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,

krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah

membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa

dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa

sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah

tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama,

perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan

dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi

sosial.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang

diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki

pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi

tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara

yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara

kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi

cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh

terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte

merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun

1985.

b.Teori Kepemudaan

A. Pemuda/Remaja Sebagai Aspek Kultural dan Indivudual.

Konsepsi yang lebih bersifat politis di Indonesia pada umumnya

menentukan batas umur pemuda (misalnya dalam organisasi gerakan pemuda)

“antara 15 sampai 35 tahun hingga 40 tahun “.  Akan tetapi konsepsi serupa ini

tidak akan membawa kita lebih maju dalam usaha memahami pemuda dari sudut

7

Page 8: DAYA SAING PEMUDA

perkembangannya. Untuk periodisasi perkembangan itu secara psychologis

pedagogis diperlukan pertimbangan-petimbangan yang lain.

Dalam membahas kedudukan pemuda/remaja di tengah-tengah masyarakat

dalam era melenium seperti sekarang ini, pandangan resmi dari pandangan para

ahli psikologi mengenai sifat golongan pemuda (15—35 tahun) itu antara lain

adalah demikian:

“…….manusia mengalami kejadian psychologis yang penting yakni pada 

masa  transisi  manusia meninggalkan  masa ke kanak-kanakan dan

mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua. Masa   transisi  ini   terdiri   atas

beberapa periode; periode-periode yang terkenal seperti periode Prae-oubertet,

pubertet sebenarnya dan post-pubertet. ”

Sifat-sifat permulaan  dalam periode-periode tersebut diatas ialah

munculnya keinginan menunjukkan sikap-sikap berani, ingin diperhatikan orang,

yang sebenarnya sifat-sifat tersebut pada permulaan hanya merupakan sifat yang

demonstratif unuk menyembunyikan kegelisahan-kegelisahan yang belum

dikenalnya.

Sikap-sikap ini dikemudian menjadi sempurna setelah ia dapat menemui

dirinya sendiri, menemui harga kehidupan dan membuat percobaan dengan harga

ini serta hasrat untuk segera masuk ke dalam masyarakat dan mengenal

kebudayaan.

Pada masa ini anak muda berusaha mendapatkan status sebagai manusia;

ada kecenderungan untuk berusaha kearah emansipasi dengan melepaskan taraf ke

kanak-kanakan di mana ia senantiasa harus tunduk kepada kehendak orang tua,

karena dianggap rendah dalam umur, pengalaman dan kecakapan.

Perkembangan yang besar secara physis, intelektual dan emosional

memberikan kepadanya dasar-dasar yang kuat untuk mendapatkan pengalaman

dan pengetahuan dalam banyak lapangan, yang menjadi daya kritis dengan

semakin banyak minat kepada soal-soal teoritis.Semakin berkembang pengertian

serta penghargaan nilai-nilai semakin terbentuklah pandangan hidup serta cita-cita

yang ingin dikejarnya dengan disertai kegiatan-kegiatan sosial, yang kini tidak

lagi terbatas pada lingkungan rumah dan sekolah semata-mata. Dalam periode

8

Page 9: DAYA SAING PEMUDA

masa muda, sifat-sifat yang berani bertambah dengan sifat-sifat yang dinamis,

revolusioner, radikal dan kritis. Sifat kepemudaan sudah lebih positif.

Remaja adalah masa kematangan atau kedewasaan. Masa ini merupakan

masa yang paling rawan dalam kehidupan manusia. Anak muda mempunyai

tingkat emosional yang sangat tinggi serta mudah terpengaruh oleh segala sesuatu

yang didengar dan disaksikan. Oleh karena itu, krisis remaja pada saat ini lebih

kompleks dan lebih rawan.

Harapannya adalah pada masa mendatang mereka akan menjadi tiang

masyarakat dan memegang tanggung jawab di dalamnya. Remaja adalah

pemindah warisan dan kejayaan dari generasi tua ke para remaja atau dari bapak

ke cucu. Kalau suatu masyarakat merasa rugi karena generasi mudanya telah

rusak, maka masyarakat itu telah kehilangan eksistensinya.

B. Permasalahan Pemuda/remaja :

Krisis Iman dan Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Keimanan dan ketaqwaan seorang remaja sangat mempengaruhi

jalan pikiran, tujuan prinsip dan perilaku mereka. Remaja yang selalu

beribadah tetapi imtaqnya kurang maka remaja itu masih mudah rapuh.

Berbeda dengan remaja yang beribadah dengan ikhlas dan memilih

kualitas imtag yang tinggi, dia akan memiliki pengendali diri ( self

controlling ) yang kuat menahan dirinya untuk tidak terjerumus pada

narkoba, karena dengan imtagnya dia akan menjadi tegar dan berpondasi

kuat.

Krisis Sosial / Lingkungan

          Lingkungan sosial remaja sangat mempengaruhi pembentukan jiwa,

tujuan, prinsip, dan sebagainya. Apabila lingkungan telah mengajarkan

mereka untuk berbuat menyimpang, maka perbuatan menyimpang tersebut

akan menjadi suatu kebiasaan. Dan apabila lingkungan mengajarkan

mereka untuk berbuat baik meraka tidak akan terbiasa dan tidak akan bisa

untuk berbuat menyimpang. Sehingga sangat kecil kemungkinan bagi

9

Page 10: DAYA SAING PEMUDA

mereka yang telah diajarkan oleh lingkungannya tentang menghadapi

kerasnya hidup yang pernah masalah, dan menyelesaikannya untuk lari

dari masalah mereka ( frustasi ) dan berakibat melakukan aktivitas yang

terlarang, seperti mengkonsumsi minuman keras dan narkoba sebagai

palariannya. Karena mereka terlalu tegar untuk dirapuhkan.

C. Interaksi Sosial Menjelang Dewasa.

Persoalan-persoalan yang penting dalam pertumbuhan seorang

pemuda/remaja menjelang dewasa adalah:

1. Pemuda Secara Pribadi dan Masalah Penyesuaian.

Pembicaraan mengenai soal-soal penyesuaian. Agaknya antara lain hal ini

disebabkan oleh kenyataan bahwa perubahan syarat-syarat hidup itu selalu

meminta kemampuan dari setiap individu untuk menyesuaikan diri sehingga

masalah penyesuaian diri menjadi satu masalah yang serius bagi manusia yang

tengah berkembang itu.

Dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan mereka, minat-minat

tertentu dapat dikembangkan dan minat-minat yang lain dapat diadakan. Malahan

dengan pengalaman dan pengetahuan baru itu, dapat ambil minat-minat yang baru

pula. Nampaknya ada hubungan yang erat antara jenis-jenis minat dengan taraf

kematangan seseorang. Pada masa awal, minat umumnya bersifat sangat pribadi

dalam arti kata sangat berpusat pada Aku seorang remaja. Tetapi kemudian akan

tampak bahwa dengan makin dewasa, minat akan berkembang ke arah sifat sosial.

Hal ini nampak baik di dalam kalangan pemuda-pemuda Indonesia maupun di

kalangan pemuda-pemuda di luar negeri yang memiliki sifat kebudayaan yang

berlainan. Minat bergantung pada pengalaman, tetapi tidak ditentukan olehnya

saja sebab sifat-sifat pribadi ikut pula menentukan perkembangannya. Malahan

perkembangan fisik dan pengaruh-pengaruh kelenjar tubuhnyapun dapat

mempengaruhi minat seseorang.

Kematangan jiwanya dari tahun ke tahun memperlihatkan perhatian yang

mahir  pada kaidah-kaidah sosial dan nilai-nilai kesusilaan yang terdapat dalam

masyarakat orang dewasa. Sehingga makin mendekatkan mereka pada taraf

kedewasaan makin kokoh dan stabil pula minat-minat mereka terhadap soal-soal

tertentu. Umumnya, minat-minat mereka disesuaikan hampir-hampir “dengan

10

Page 11: DAYA SAING PEMUDA

sendirinya” dengan norma-norma sosial. Hanya di dalam situasi tertentu di mana

seorang pemuda menghendaki sesuatu bentuk yang menyimpang dari norma

sosial, barulah mulai timbul persoalan yang serius bagi pemuda/remaja itu sendiri.

Keadaan serupa ini dapat menimbulkan situasi konflik yang sangat mempengaruhi

sikap dan perbuatan mereka.

Sikap sebagai sebuah bentuk perkembangan, adalah penting sekali di

dalam menentukan perbuatan seseorang, oleh karena unsur-unsur penting di

dalam sikap mencakup sifat-sifat seperti taraf pengetahuan prasangka, pandangan-

pandangan terpola, kecenderungan-kecenderungan serta perasaan-perasaan

tertentu mengenai setiap hal, baik di dalam arti yang positif maupun

negatif.Prasangka-prasangka yang tertanam sedemikian awal itu nampak

kemudian sangat besar pengaruhnya terhadap proses pembentukan Konsep-Aku

pada pemuda/remaja.

Secara umum, aspek kepribadian di bidang sikap ini dapat dikatakan lebih

bersifat idealistis daripada bersifat realistis. Hal ini menimbulkan kecenderungan

mereka untuk – bila diperlukan — tidak mengikuti “cara” orang dewasa yang

usang”. Hanya di dalam hal-hal yang bersifat intelektuil nampak bahwa adolesen

lebih mudah berpedoman pada pandangan-pandangan orang dewasa, dan bersedia

untuk mengikuti sebanyak mungkin.

Sikap-sikap penyesuaian diri para pemuda selanjutnya berkaita dengan :

a. Pemuda/remaja dengan Keluarga

b. Pemuda/remaja dengan sesame pemuda

c. Pemuda/remaja dengan masyarakat.

2. Pemuda/remaja di Persimpangan Jalan

Makin hari makin ramai dibicarakan orang gejala meningkatnya kenakalan

atau kejahatan remaja. Sebagian cenderung mempersalahkan sekolah yang gagal

menjalankan fungsinya, sebahagian lagi menyalahkan orangtua (terutama dari apa

yang disebut golongan “elite”), sebagian lagi menyalahkan kebudayaan Barat.

Ada pula yang menyalahkan pemuda itu sendiri. Bilamana dapat diketahui dengan

lebih pasti jumlah dan jenis kenakalan atau kejahatan yang dilakukan oleh para

remaja, kita akan lebih tertegun.

11

Page 12: DAYA SAING PEMUDA

Kejahatan kanak-kanak adalah pengertian juridis, yang menetapkan batas

umur tertentu dimana seorang remaja dihadapkan pada pengadilan kanak-kanak

bila ketahuan berbuat salah. Pengertian ini terbatas sekali sifatnya sebab tidaklah

mempersoalkan kenakalan-kenakalan atau bentuk-bentuk protes yang

dimanifestasikan oleh para pemuda dengan tidak usah merupakan sesuatu

kejahatan (ditinjau dari ketertiban umum). Kenakalan pemuda sebagian besar

adalah persoalan psychologis dan biososial.

Secara populer terdapat pula pendapat bahwa para pemuda yang tergolong

nakal pada umumnya adalah pemuda-pemuda yang bertingkat inteligensi rendah.

Tetapi penyelidikan-penyelidikan tidak membuktikan kebenaran pendapat

tersebut. Kejahatan kanak-kanak terdapat di kalangan pemuda yang berinteligensi

agak rendah maupun di kalangan muda yang memiliki inteligensi cukup tinggi.

Penyelidikan-penyelidikan tersebut selanjutnya tidak dapat membenarkan

pendapat bahwa memang terdapat jenis kelompok manusia tertentu yang

mempunyai sifat-sifat kelompok jahat.Akan tetapi di dalam kenyataan sehari-hari

memang dapat terjadi bahwa kasus-kasus yang dihadapi oleh petugas-petugas

hukum dan oleh para pendidik akan banyak terdiri dari mereka yang tidak

tergolong cerdas.

Di dalam keadaan serupa ini, adalah tugas masyarakat untuk menyusun

rencana-rencana kegiatan “lingkungan ketiga” (yaitu di dalam masyarakat sendiri,

sesudah keluarga dan sekolah) yang bernilai edukatif dan rekreatif. Banyak

kegiatan sosial yang dapat dilakukan oleh para pemuda, dan yang akan dilakukan

oleh mere-ka dengan kegairahan, bilamana saja penyusunan program itu benar-

benar berorientasi pada tahap-tahap perkembangan pemuda.

2. Uraian Masalah

Dari berbagai penjabaran teori di atas bisa disimpulkan bahwa pemuda

adalah komponen utama bangsa dan Negara dalam menghadapi fenomena

globalisasi. Sebagai komponen utama bangsa pemuda harus memiliki kesiapan

yang matang dalam menghadapi fenomena Globalisasi.

Masalah Globalisasi

12

Page 13: DAYA SAING PEMUDA

Globalisasi menawarkan sebuah pusat sistem yang bernama

“sistem global”. Sistem global disini diartikan mencangkup keseluruhan

bidang, termasuk di dalamya yaitu bidang sosial, politik, budaya, dan

ekonomi. Kita seharusnya melihatnya sebagai keuntungan yang

terselubung. Mengapa demikian ? Jika diamati, sistem global sebenarnya

menawarkan sesuatu yang lain. Globalisasi tidak saja sebagai penaklukan

baru, tetapi juga kemerdekaan baru. Artinya, globalisasi juga memberikan

ruang kebebasan bagi kita sebagai bangsa Indonesia untuk mampu

mengambil tenaga serta bahan dari sumber-sumber sistemasi lain. Hal

inilah yang menjadikan Indonesia semakin merdeka dari sebelumnya.

Sebagian besar dari kita merasa takut akan dampak negatif dari

globalisasi. Meskipun pemikiran- pemikiran seperti itu sudah banyak

diterima di semua kalangan, baik kalangan umum, atau pun kalangan

intelektual seperti mahasiswa.dan pemuda Namun, tidak ada seorangpun

yang dapat memastikan masa yang akan datang. Manusia hanya dapat

mengira-ngira dampak dari sesuatu tersebut baik atau buruk hanya dalam

segi teoritis. Dalam prakteknya segi teoritis ini tidaklah mutlak dapat

mengendalikan keadaan sesuai perencanaan di dalamnya.

Bisa saja terjadi, apa yang kita anggap akan menimbulkan

pengaruh negatif malah dapat menimbulkan pengaruh positif. Ataupun

sebaliknya yang kita perkirakan menimbulkan pengaruh positif malah

dapat menimbulkan pengaruh negatif. Oleh karena itu saya (selaku

penulis) sangat tidak setuju dengan adanya kalimat pemikiran ”cara untuk

mengatasi dampak negatif dari globalisasi”. Kesan yang terlihat ketika kita

membaca kalimat tersebut yaitu seakan- akan kita mengetahui dan dapat

memilah- pilah mana yang menimbulkan dampak negatif dan mana yang

menimbulkan dampak positif dari globalisasi tertentu.

Terkait dengan pemikiran “untuk mengatasi/menghindari dampak negatif

dari globalisasi” tersebut, sebenarnya kita TIDAK PERLU

memikirkannya. Karena itu hanya akan membuat kita takut menghadapi

13

Page 14: DAYA SAING PEMUDA

kenyataan era Globalisasi saat ini. Dan rasa takut tersebut langsung atau

tidak langsung akan mempengaruhi choice/ pilihan kita terhadap globalitas

innovation sehingga menimbulkan inovasi terbatas terhadap

perkembangan pembangunan yang berkelanjutan (dalam hal ini

“globalisasi”).

Memang “dampak negatif dari proses globalisasi” merupakan salah

satu “masalah globalisasi”. Akan tetapi yang perlu ditekankan bukanlah

perhatian kita kepada dampak negatif globalisasi, sebab dampak negatif

globalisasi bukanlah satu- satunya masalah globalisasi. Dampak positif

globalisasi pun merupakan suatu masalah globalisasi untuk jangka

panjang. Kenapa dampak positif juga dikatakan merupakan masalah

globalisasi untuk jangka panjang ?. Sekarang contoh salah satu dampak

positif globalisasi berkaitan dengan IPTEK yaitu menyangkut penemuan

sumber energi baru; misalnya penemuan solusi pengganti BBM

menggunakan minyak singkong untuk menggerakan kendaraan bermotor,

solusi pengganti gas LPG/ minyak tanah dengan air oksida untuk memasak

dan penemuan buah nanas sebagai bahan dasar detergen untuk mencuci

pakaian,dll

Pada contoh diatas, sebagian dari sumber energi baru yang ditemukan

dapat digolongkan sebagai sumber energi nabati, ternyata juga merupakan sumber

dari bahan baku untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Seperti yang kita tahu,

globalisasi semakin lama semakin meningkat dan cepat. Jika kita berpikir secara

kritis maka dalam contoh dampak positif globalisasi diatas yang berkaitan dengan

iptek tersebut akan dapat menimbulkan masalah di masa yang akan

dating(masalah jangka panjang).

Kalau itu sungguh terjadi maka manusia akan mengalami masa

“Suffocation”(mati lemas/ kekurangan nafas), maksudnya disini yaitu manusia

akan mengalami masa dimana semua system era baru telah di coba dan tidak ada

lagi system mengenai era yang baru yang dapat diterapkan.

14

Page 15: DAYA SAING PEMUDA

Oleh karena itu pokok inti yang patut kita permasalahkan bukan dampak

negatif globalisasi( pengaruh buruk globalisasi yang terlihat), akan tetapi yang

perlu kita pikirkan yaitu mengenai permasalahan globalisasi(semua pengaruh dari

akibat globalisasi yang terlihat). Dan yang patut kita pertanyakan bukanlah cara

mengatasi masalah globalisasi , namun seharusnya pertanyaan kita adalah

“bagaimana cara mengatur dan mengarahkan masalah globalisasi sehingga

menguntungkan bagi kita sebagai bangsa Indonesia ?

15

Page 16: DAYA SAING PEMUDA

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa Globalisasi adalah sebuah

keharusan yang tak bisa dihindari di seluruh belahan dunia.tak terkecuali di

Indonesia. Maka seluruh komponen bangsa harus mempersiapkan diri untuk bisa

menanggapi Globalisasi sebagai sebuah upaya untuk bertahan dan berkembangan

di tengah-tengah domonasi global.

Salah satu komponen yang paling penting adalah pemuda. Sebagai

generasi penerus, pemuda yang harus paling tanggap menghadapi Globalisasi.

Karena pemuda juga yang akan menerima dampak terbesar dari Globalisasi.

Untuk bisa menanggapi dampak Globalisasi pemuda harus memiliki

prespektif yang matang soal Globalisasi sebagai sebuah keniscahyaan. Dampak

terbesar globalisasi adalah bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Globalisasi merupakan suatu keadaan yang memuat tatanan dunia menjadi

kampung. Tentunya globalisasi memiliki dua sisi yaitu positif dan negatif. Selain

itu, globalisasi bisa disebut juga dengan suatu proses tatanan yang mendunia.

Salah satu bentuk sisi positif globalisasi, yaitu kita bisa mengadopsi etos

kerja yang baik dari orang-orang bangsa lain dll. Tapi ingat, bahwa globalisasi

memiliki kekurangan yang menjadi boomerang bagi bangsa sendiri bila tidak

diantisipasi, karena sepanjang ini globalisasi menyebarkan paham yang disebut

liberalisme. Paham liberalisme ini dikhawatirkan bisa mengikis rasa nasionalisme

yang tentunya bisa berhubungan dengan masyarakat yang akan lupa dengan

identitas dirinya sendiri.

Kesenjangan bisa ditimbulkan juga oleh globalisasi. Turunan dari itu,

masyarakat akan kerang peduli dengan bangsa serta kehilangan kepribadian diri.

16

Page 17: DAYA SAING PEMUDA

Hal yang diwanti-wanti (sangat dikhawatirkan) adalah hilangnya rasa hormat

kepada orang yang lebih tua.

Tentunya globalisasi dalam menyikapinya harus dengan sikap yang

selektif. Perkembangan teknologi sangatlah maju begitu cepat. Salah satu bentuk

penyelewangan dari pesatnya teknologi dapat dilihat dengan maraknya

penyalahgunaan teknologi itu sendiri.

Dalam perubahan dan berjuta tantangan yang dihadapi di era globalisasi

mulai sejak dini pemuda sebagai generasi harapan bangsa harus membentengi diri

dari hal-hal negatif globalisasi. Lebih awal dari itu, generasi muda harus saling

mengingatkan dan menyebarkan pesan bahwa jangan sekali-kali lupa bahwa kita

adalah bangsa Indonesia yang memiliki budaya luhur dengan tak melupakan para

pendahulu.

Pemuda harus berkomitmen menjaga tanah air Indonesia yang kita cintai

ini. Salah satu bentuknya bisa berupa kesadaran melakukan advokasi serta

memiliki pendidikan dan impelemtasi konkrit untuk memajukkan bangsa. Hal

tersebut bisa meningkatkan daya saing pemuda di era globalisasi. baik secara

internal di dalam negeri mau pun secara eksternal dengan Negara-negara lain.

2. Saran

Dari kajian yang kami lakukan di atas ada beberapa saran yang kami berikan

di akhir makalah ini, terkait dengan Daya Saing Pemuda di Era Globalisasi.

a. Harus ada proses ideologisasi pancasila yang matang di tengah-tengah

pemuda agar bisa menjadi filter terhadap hantaman eksternal yang

diakibatkan oleh kondisi globalisasi.

b. Secara internal harus ada kompotesi yang memacu daya saing antar pemuda

untuk menghadirkan inovasi-inovasi baru. Baik di bidang teknologi mau

pun pemberdayaan masyarakat. Daya saing itu akan mengstimulus

peningkatan kualitas Pemuda Indonesia dalam menghadapi era globalisasi

secara eksternal.

17

Page 18: DAYA SAING PEMUDA

c. Pemuda harus mendorong peningkatan sektor produksi dengan cara

meningkatkan aktivitas kewitrausahan sebagai sebuah syarat mutlak

kemajuan perekonomian sebuah Negara di era Globalisasi. Proses ini bisa di

dorong dengan intervensi dari pemerintah untuk memfasilitasi kreativitas

para pemuda dan meningkatkan daya saing mereka secara lokal mau pun

internasional.

d. Di era globalisasi identitas sangat di butuhkan untuk proses daya saing di

dunia Internasional. Pemuda harus menjadi pilar utama sebagai garda depan

untuk proses penegasan identitas kebangsaan dan kebudayaan dalam rangka

menghadapi persaingan di era Globalisasi.

18

Page 19: DAYA SAING PEMUDA

DAFTAR PUSTAKA

Fukuyama, Francis. 2002. The End of History. Jakarta: Gramedia.

Petras, James. 2001. Imperalisme Abad 21. Jakarta: Kreatif Media.

Stiglitz, Joseph. 2006. Globalization and Its Discontent. New York: The

Publisher.

Zen, Amartya. 2001. Globalization and The Poor. New York: The Publisher.

http://www.setneg.go.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=2253&Itemid=219. Diakses Sabtu, 23 April

2011.

http://kampusbebeck.blogspot.com/2011/01/francis-fukuyama-tentang-akhir-

sejarah.html. Diakses Sabtu, 23 April 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi. Diakses Sabtu, 23 April 2011.

19