Menanti Sukuk Ritel yang Produktif (Bisnis Indonesia, 4 Februari 2011, Hlm. 11)

1

Click here to load reader

description

Meski Indonesia termasuk salah satu negara di kawasan Asia yang menjadi motor penerbitan sukuk negara, namun tak banyak inovasi yang mampu diciptakan pemerintah Indonesia. Hal ini setidaknya tercermin dari produk SR 003 yang mengimitasi SR sebelumnya. Hampir semua jenis sukuk negara yang diterbitkan juga menggunakan struktur berbasis utang (debt-based). Agar sukuk negara dapat dioptimalkan kemanfaatannya, maka struktur penerbitan sukuk harus diarahkan pada yang berbasis ekuitas (equity-based). Pemerintah setidaknya dapat menciptakan underlying asset dan proyek berbasis sektor produktif sebagai sebuah inovasi untuk optimalisasi manfaat sukuk negara.

Transcript of Menanti Sukuk Ritel yang Produktif (Bisnis Indonesia, 4 Februari 2011, Hlm. 11)

Page 1: Menanti Sukuk Ritel yang Produktif (Bisnis Indonesia, 4 Februari 2011, Hlm. 11)

“Ini peluang menggenjot

ekspor.”Kepala BPS Rusman

Heriawan soal ekonomi dunia yang mulai membaik.

OLEH KHAIRUNNISA MUSARIPeneliti Tamkin Institute,

kandidat doktor ilmu ekonomi Islam, Universitas Airlangga, Surabaya

Pemerintah berencana menerbitkan Su kuk Ri -tel (SR) 003 pada Feb -

ru ari ini. Penawaran akan berlangsung mulai tanggal 7 hingga 18. Se -lan jutnya akan dilaku-kan penjatahan pada

tanggal 21 dan kemudi-an dilakukan settlement

pada saat penerbitan tanggal 23 Februari.

Tak banyak yang berbeda antara SR 003 dengan SR 002 dan SR 001. Ketiganya diterbit-kan secara bertu-

rut-turut pada Februari. Akad yang digunakan ijarah sale and lease back. Dijual dengan harga nominal per unit Rp1 juta de -ngan minimum pembelian Rp5 ju ta dan kelipatannya. Target in -vestor yang dibidik adalah indi-vidu warga negara Indonesia. Agen penjualnya kebanyakan terdiri dari bank konvensional, perusahaan sekuritas, dan sedi -kit bank syariah.

Meski Indonesia termasuk sa -lah satu negara di kawasan Asia yang menjadi motor penerbitan sukuk negara, tak ba nyak inova-si yang mampu diciptakan Peme-rintah Indonesia. Hal ini setidak-nya tercermin dari pro duk SR 003 yang mengimitasi SR sebe-lumnya. Hampir se mua jenis sukuk negara yang diterbitkan juga menggunakan struktur ber-

basis utang (debt-based). Agar sukuk negara dapat diop-

timalkan kemanfaatannya, maka struktur penerbitan sukuk harus diarahkan pada yang berbasis ekuitas (equity-based). Peme rin-tah setidaknya dapat mencipta -kan underlying asset dan proyek berbasis sektor produktif sebagai sebuah inovasi untuk optimalisa-si manfaat sukuk negara.

Underlying assetPemerintah memang telah me -

nyatakan asset yang dijadikan underlying harus memiliki nilai ekonomis atau memiliki aliran penerimaan kas. Sesuai dengan Undang-Undang (UU) Surat Ber -harga Syariah Negara (SBSN), objek pembiayaan sukuk negara dan/atau barang milik negara (BMN) adalah yang bernilai eko-nomis, baik berupa tanah atau bangunan atau selain keduanya. Namun demikian, selama ini yang dijadikan underlying cen-derung hanya berupa aset berni-lai ekonomis yang tak memiliki aliran penerimaan kas.

Dalam perkembangan terkini, investor menginginkan penerbit sukuk memenuhi kewajiban dari pendapatan yang dihasilkan dari sektor produktif dibanding dari penjualan aset. Pascarestrukturisasi utang di ka -wasan Teluk, underlying yang menghasilkan aliran penerimaan kas cenderung menjadi pilihan. Jaminan berdasar properti atau sebidang tanah memang populer, tapi aset demikian dinilai bukan solusi jangka panjang.

Sejauh ini, pemerintah selalu menjamin sukuk negara bebas risiko gagal bayar. Namun demi-kian, sejatinya investor sukuk me miliki hak atas underlying asset apabila terjadi default. Ka -sus Dubai World memberi pela-

jaran bahwa penerbitan sukuk tetap memiliki risiko, termasuk risiko likuiditas, risiko pasar, ri -siko operasional, dan risiko ke -per cayaan. Jika sukuk negara In donesia mengalami default, ma ka hal ini berpotensi memicu bleeding bagi anggaran pen da-pat an dan belanja negara (APBN). Pasalnya, pemerintah

oto matis akan

menggu-nakan da na APBN untuk membayar in -vestor atau me -nerbitkan surat ber-har ga baru untuk refinancing.

Dengan demikian, patut dipikirkan agar underlying asset yang digunakan su kuk negara In donesia berba-sis sektor pro duk tif. Selain dapat menghasil kan bagi hasil rutin dari kegiatan produk-si, juga ketika terjadi default ti -dak akan banyak mengganggu APBN. Yang lebih penting lagi, sukuk bukan menjadi instrumen gali-tutup utang pe me rintah. Ji ka harus terjadi pe ng alihan aset kepemilikan kepada inves-tor, maka bukan sesuatu yang

buruk jika warga negara In donesia dapat memiliki aset pu blik produktif tersebut. Seti dak nya pemerintah akan le -bih berhati-hati dalam mengelo-la aset publik yang kepemilikan-nya juga dimiliki publik.

Yang kini marak dilakukan ba -nyak negara adalah penggunaan

bandara dan pesawat sebagai un -derlying asset. Salah satunya ada -lah perusahaan Jepang, No mu ra Holdings, yang menjual su kuk di Malaysia dengan menggunakan pesawat, dan Pakistan yang men-jual sukuk negara se ni lai US$605 juta dengan menggunakan Ban -dara Internasional Jinnah. Pasca-jatuhnya harga real estate di ka -wasan Teluk, underlying asset be -

rupa bandara dan pesawat me mang dinilai lebih

men janjikan dalam memberikan return daripada sukuk yang

me miliki underlying asset berbasis tanah atau properti.

Proyek pembangunanUU SBSN menyatakan bahwa

tujuan penerbitan sukuk negara selain untuk membiayai APBN, juga untuk membiayai pemba-ngunan proyek. Dalam upaya me rintis sukuk sebagai instru-men pembiayaan dalam kebijak-an fiskal, tujuan ini dapat dipa-hami sebagai sebuah proses awal membumikan sukuk. Na mun kenyataannya, penerbitan sukuk negara di Indonesia da lam per -kembangannya cenderung untuk terus membiayai defisit anggaran atau refinancing utang jatuh tem po. Hingga saat ini peme-rintah belum menerbitkan su -kuk berbasis proyek.

Ke depan, tujuan penerbitan sukuk negara seyogianya di -mak sudkan untuk merestruk-turi sasi utang berbunga. Pada gi lirannya, instrumen ini di -

ha rapkan dapat melepaskan APBN da ri beban utang. Untuk itu, pe nerbitan SR di waktu men datang hendaknya dialokasi-kan untuk membiayai proyek yang bersifat produktif.

Dengan sumber dana yang ber -asal dari investor bermodal Rp5 juta, maka pemerintah se ha rusnya dapat memanfaatkan SR untuk mendanai proyek yang dapat mem beri return lebih be sar bagi investor atau memberi nilai man-faat lebih besar bagi ma syarakat dan wilayah yang mem butuhkan pembangunan. Dengan demikian, pembiayaan pembangunan tidak bergantung pada APBN atau utang luar ne geri. Yang terpenting lagi, pembangunan Indonesia nya -tanya mampu bersumber dari swa daya bangsa sendiri.

OPINIJumat, 4 Februari 2011 11

Batas utangDalam sebuah pertemuan anggota DPR

dari Partai Republik, mereka dengan jelas bermaksud menaikkan jaminan batas utang negara untuk pemotongan pengeluaran pokok.

Jelas sekali, kaum Republik ingin menun-jukkan kebijaksanaan fiskal mereka serta kekuatan politik baru mereka di DPR yang dikuasai Republik.

Janganlah tertipu, ketika memperdebatkan batas utang maka fakta-fakta menjadi perkara kecil. Ini semua tentang bagaimana menyi-kapinya.

Batas utang adalah batas yang ditetapkan oleh Kongres mengenai jumlah dana yang secara legal dapat dipinjam oleh negara. Batas saat ini yang ditetapkan sebesar US$14,3 triliun akan terbentur ka -pan pun di musim semi ini

kecuali Kongres menaikkan batas tersebut sebelum hal itu terjadi.

Pemerintah harus berupaya menggunakan taktik yang sifatnya sementara seperti meng-gelontorkan uang guna membayar tagihan yang ada saat ini dengan menunda pemba yar-an dana pensiun federal. Semakin lama ke -bun tuan bertahan maka semakin buruk pilih-an yang ada.

• International Herald Tribune, 31 Januari

Krisis Mesir

Terdapat kekhawatiran seiring krisis di Kairo yang telah memasuki minggu kedua

mengenai berapa banyak lagi nyawa yang akan melayang sebelum akhirnya situasi te -nang kembali.

Puluhan ribu demonstran antipemerintah tetap berkumpul di jalan-jalan ibu kota Mesir dan menegaskan tuntutan mereka terhadap Presiden Hosni Mubarak yang saat ini berusia 82 tahun untuk mundur setelah menjalani pemerintahan panjang selama tiga dekade.

Facebook dan Twitter memainkan peran penting selama pemberontakan sipil di Tunisia bulan lalu dan sekarang giliran Mesir yang merasakan kekuatan teknologi sebagai alat pengerah massa. Mesir dengan cepat mem-bungkam saluran berita Arab Al-Jazeera serta menutup komunikasi Internet dan ponsel.

Peristiwa yang terjadi di Tunisia dan Mesir memberikan sebuah pelajaran yang penting bagaimana Internet dapat bertindak sebagai kekuatan pengganda bagi gerakan protes.

• The Business Times, 31 Januari

TAJUK TAMU

Kritik, saran, dan komentar bisa disampaikan melalui surat ke redaksi Bisnis Indonesia atau e-mail: [email protected]

“ VERBATIM ”

Setiap artikel yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dengan spasi ganda maksimal 5.000 karakter, disertai riwayat hidup (curriculum vitae) singkat tentang diri penulis. Artikel yang masuk merupakan hak redaksi Bisnis Indonesia dan dapat diterbitkan di media lain yang tergabung dalam Jaringan Informasi

Bisnis Indonesia (JIBI). Apabila lebih dari 1 minggu artikel yang diterima belum diterbitkan tanpa pembe-ritahuan lain dari redaksi, penulis berhak meng i rimkannya ke media lain. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.

PEMBACA MENULISSurat-surat harus dilengkapi dengan identitas pribadi

Imlek dan kewirausahaan

Perayaan Imlek kemarin memperlihatkan bahwa saudara-saudara kita yang keturun-an Tionghoa semakin menjadi bagian yang

padu dengan berbagai suku lain di Indo ne sia. Se -but saja sebagai contoh, aksi barongsai yang di -sa jikan di berbagai lokasi telah menarik minat ber bagai suku lain. Kesatuan semacam itulah yang membuat bangsa ini semakin kaya dari ber-bagai sudut pandang.

Hal ini sepantasnya juga kian mengingatkan kita bahwa selama ini pun sesungguhnya berba-gai aspek kehidupan bangsa ini dalam jangka pan jang telah menjadi kaya dengan menerima begitu banyak hal yang dibawa oleh warga ketu-runan Tionghoa.

Bukan hanya sebatas kebudayaan, bahkan mung kin tanpa disadari oleh banyak orang, se -jumlah suku di Tanah Air telah mengalami pro-ses akulturasi yang begitu dalam sehingga tidak terasa lagi asal-usul ke-Tionghoa-annya.

Dengan fakta seperti itu, seharusnya memang sudah sejak lama bangsa Indonesia menerima kehadiran Tionghoa sebagai salah satu suku bang sa besar ini. Ironisnya, baru selama 1 de ka -de terakhir ini saudara-saudara kita yang ketu-runan Tionghoa dapat diterima secara lebih ter-buka.

Sebaliknya, warga suku Tionghoa pun sudah saatnya tidak memasang batas dengan suku-suku lain yang kerap kali disebut pribumi.

Padahal penyebutan pribumi pun sangat bisa diperdebatkan,

mengingat tidak dapat dipastikan suku apa yang benar-be nar pertama kali menghuni bumi Nusantara ini. Apakah warga Indonesia bagian timur, misalnya, bisa layak disebut ‘lebih pribu-mi’ dibandingkan dengan warga yang berdiam di Indonesia bagian barat, atau sebaliknya? Perta-nyaan yang untuk menjawabnya sungguh tidak mudah, sehingga tidak tepat pula untuk mene-kankan makna pri bumi untuk suku-suku selain Tionghoa.

Semakin meleburnya warga keturunan Tiong-hoa dengan suku-suku lain hendaknya semakin dapat direalisasikan dengan kondisi mereka yang semakin bisa diterima dan memiliki akses ke ber bagai bidang, tidak lagi terpusat ke perda-gangan.

Kian menyatunya suku Tionghoa dengan etnis lain di negeri ini juga hendaknya membawa makna positif di berbagai aspek kehidupan.

Salah satu nilai lebih yang telah teruji dimiliki oleh suku Tionghoa ialah kemampuan berniaga. Kewirausahaan atau yang lebih dikenal sebagai entrepreneurship merupakan salah satu yang bisa ditularkan oleh suku Tionghoa kepada suku-su -ku lain di Indonesia.

Kewirausahaan ini dapat menjadi tonggak ko -koh bagi tegak berdirinya ekonomi kerakyatan. Setiap anak bangsa ini sepantasnya terdorong un -tuk membuka usaha sendiri, sehingga dia men-jadi penyedia lapangan kerja bagi orang lain, bu -kan terus mencari pekerjaan kepada pihak lain.

Alangkah luar biasanya bangsa ini apabila seti-ap putra-putrinya menjadi sekrup penting peng-gerak roda bisnis pemacu pertumbuhan ekonomi. Selamat tahun baru Imlek 2562!

TAJUK UTAMA

ICW laporkan Sekjen DPR

Berkaitan dengan tidak diresponsnya per-mintaan informasi Indonesia Corruption Watch (ICW) kepada DPR/Sekjen DPR, maka ICW pada Senin, 31 Januari 2011, melaporkan hal ini ke Komisi Infor masi Pusat. Pihak Komisi Informasi yang mene-rima laporan ICW adalah Ramly Amin, (anggota Komisioner Komisi Infor masi). Pihak KI akan menindaklanjuti pela poran yang ICW sampaikan.

ICW telah menyampaikan surat permin-taan informasi sesuai prosedur kepada DPR, namun tidak kunjung direspons. Ke -ter tutupan ini berarti sama dengan penolak- an. Permintaan ini sesuai dengan Pasal 4 Ayat (1), (2) dan (3) UU No. 14 tahun 2008 tentang KIP (Keterbukaan Informasi Pub-lik) di mana informasi dan laporan hasil pe laksanaan studi banding tersebut meru-pakan informasi publik.

Sebelumnya kami telah melakukan per-mintaan kepada DPR sesuai dengan prosedur sebagai berikut. Kami telah mengajukan per-mintaan informasi laporan hasil studi ban-ding alat kelengkapan DPR dengan surat ter-tanggal 23 November 2010. Diterima oleh pi -hak Humas DPR dengan nama penerima In -dah Kurniasari, staf Bagian Humas DPR, pada 25 November 2010.

Kami kemudian mengajukan surat ke be -ratan internal kepada Sekjen DPR dengan surat tertanggal 29 Desember 2010. Diteri-ma oleh pihak Sekjen DPR dengan nama penerima Supendi (Subag TU Setjen DPR) pada 30 Desember 2010.

Kami telah menerima surat balasan dari Sekjen DPR terkait surat keberatan atas in -formasi pada tanggal 25 Januari 2010. Na -mun dalam penjelasannya tidak disertai sa ma sekali dengan data yang kami minta.

Atas dasar lambatnya prosedur dan ke -

tertutupan di atas maka kami menilai bah -wa DPR/Sekjen selaku lembaga tinggi ne -gara yang seharusnya terbuka kepada pub-lik nyatanya tidak mendukung upaya keter-bukaan informasi publik.

Bahwa DPR selaku lembaga publik telah mengesampingkan prinsip akuntabilitas da -lam penggunaan uang negara dan hasil ki -nerja dalam kunjungan kerja ke luar ne ge -ri. Tampak dalam surat Sekjen bahwa Alat Kelengkapan Dewan (AKD) belum menye-rahkan pertanggungjawaban dan hasil kun-jungan kerja ke Sekjen DPR.

Berdasarkan pertimbangan tersebut kami menuntut agar Komisi Informasi segera me -nyikapi permohonan keberatan dari kami demi membuka ketertutupan informasi DPR.

Abdullah Dahlan &

Apung Widadi Anggota Badan Pekerja ICW

Siapa yang alihkan isu?

Pemberantasan korupsi ternyata hanya slogan kosong bagi sebagian anggota de -wan. Ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan 19 mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 1999-2004 yang disangkakan terlibat kasus pene-rimaan suap cek pelawat dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, mereka tiba-tiba bersuara lantang bah wa KPK tidak independen dan dinilai te bang pilih dalam penegakan hukum.

Protes para anggota dewan ini patut di -per tanyakan, apakah mereka mendukung pemberantasan korupsi atau tidak. Apa kah mereka bagian dari pelaku korupsi yang belum terungkap dan takut diungkap oleh rekan mereka sendiri sehingga mati-matian

membela 19 orang yang ditahan KPK terse-but.

Ingat terbongkarnya kasus ini berawal dari nyanyian salah seorang mantan ang-gota dewan dalam kasus serupa yaitu Agus Condro Prayitno yang menyebut beberapa koleganya menerima uang. Empat orang sudah menjadi terpidana dalam kasus ini yakni Hamka Yandhu, Endin Soefihara, Udju Djuhaeri dan Dudhi Makmun Murod.

Sehingga tidak aneh bila para anggota dewan ini akan berupaya membangun citra buruk KPK di mata masyarakat dengan opini-opininya yang menyesat-kan. Tindakan mereka menolak kehadir-an dua pimpinan KPK Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah dalam rapat kerja Komisi III DPR terkait dengan status depo nering yang mereka anggap belum jelas, hanyalah alasan yang di buat-buat. Tuju annya untuk melakukan te kanan kepada KPK sehingga kasus tersebut dapat diintervensi.

DPR bukanlah lembaga yang suci sehing-ga para anggotanya pasti bersih dari tindak-an melanggar hukum. Kenyataan banyak ka sus pelanggaran hukum yang melibatkan para anggota dewan, bukan hanya dalam kasus suap ini saja. Oleh karena itu tindak-an KPK menangkap anggota dewan yang terlibat menerima suap dalam kasus suap cek pelawat adalah langkah yang tepat. KPK telah melakukan penegakan hukum yang tidak pandang bulu. Bila ada sebagian pihak menengarai hal itu bentuk pengalih-an isu Gayus Tambunan dan Bank Century, sebenarnya merekalah yang sedang menga-lihkan isu kasus suap tersebut.

Yudi PrasetyoMargonda, Depok,

Jawa Barat

“Kita bisa melihat akuntabilitas yang

tinggi.” Menko Perekonomian Hatta

Rajasa soal penerapan e-audit BPK.

Menanti sukuk ritel yang produktif

Penerbitan sukuk seyogianya untuk restruk turi sasi utang

Pemimpin Umum: Dr. H. Sukamdani S. Gitosardjono. Wakil Pemimpin Umum: Ahmad Djauhar. Pemimpin Perusahaan: Soebronto Laras. Wakil Pemimpin Perusahaan: Haryadi B. Sukamdani. Pemimpin Redaksi: Arief Budisusilo. Wakil Pemimpin Redaksi: Linda Tangdialla. Sekretaris Redaksi: M. Syahran W. Lubis. Redaktur Pelaksana: Abraham Runga Mali, Chamdan Purwoko, Gung Panggodo Supryanto, Inria Zulfikar, Neneng Herbawati. Redaktur: Aprilian Hermawan, Budi Prakarsa, Djony Edward, Eries Adlin, Firman Hidranto, Firman Wibowo, Hery Lazuardi, Hery Trianto, Ismail Fahmi, Lahyanto Nadie, Martin Sihombing, M. Rochmad Purboyo, M. Sar wani, M. Yunan Hilmi, Nono Budiono, Rustam Agus, Setyardi Widodo, Sutarno, Suwantin Oemar, Wisnu Wijaya,

Zufrizal. Tim Pengembangan Redaksi: Adhitya Noviardi, Y. Bayu Widagdo. Manajer Sekretariat Redaksi: Indyah Sutriningrum. Asisten Redaktur: Algooth Putranto, Andry T. Kurniady, Aprika Rani Hernanda, Arif Pitoyo, Bambang Supriyanto, Bastanul Siregar, Elsya Refi anti, Erna Sari Ulina Girsang, Fahmi Achmad, Gajah Kusumo, Hendra Wibawa, Junaidi Halik, Lutfi Zaenudin, Moh. Fatkhul Maskur, Muhammad Munir Haikal, Nana Oktavia Musliana, Rahayun-ingsih, Sylviana Pravita R.K.N., Taufi k Wisastra, Tomy Sasangka, Tri Dirgantara Pamenan, Yayan Indrayana, Yeni H. Simanjuntak, Yusran Yunus. Staf Redaksi: Achmad Aris, Afriyanto, Agust Supriadi, Anugerah Perkasa, Arif Gunawan Sulistiyono, Asep Dadan Muhanda, Bambang P. Jatmiko, Berliana Elisabeth, Dewi Astuti, Diena Les tari, Elvani Harifaningsih, Erwin Tambunan, Fajar Sidik, Fita Indah Maulani, Hendri T. Asworo, Herry Suhendra, Hilda Sabri Sulis tyo, Irsad, Irvin Avriano, John A. Oktaveri, Lin da Teti Silitonga, Maria Yuliana B., Mia Chitra Dinisari, M. Tahir Saleh, Mulia Ginting Munthe, Nurbaiti, Nurudin Abdullah, Rahmayulis Saleh, Ratna Ariyanti, Raydion, Reni Efi ta Hendry, R. Fitriana, Roni Yunianto, Rudi Ariffi anto, Sepudin, Theresia Diyah Wulandari, Tularji, Yusuf Waluyo Jati. Perwakilan: Bandung: Asep Mh. Mulyana (Manajer), Hil man Hidayat (Asisten Redaktur), Muhammad Sufyan. Makassar: M. Noor Korompot (Manajer), Kwan Men Yon (Asisten Redaktur), Siti Munawaroh (Koordinator Balikpapan). Medan: Melvin A. Sebayang (Manajer), Master Sihotang. Semarang: Edy Barlianto (Manajer), Endot Brilliantono, Rahmat Sujianto. Surabaya: Galih Prakoso (Manajer), Samantha Ardiansyah (Asisten Manajer Pemasaran), Marlina A. Jobs (Asisten Redaktur), Bambang Sutedjo (Koordinator Malang), Dwi Wahyuni, Wahyu Darmawan. Batam & Pekanbaru: Suyono Saputra (Manajer). Foto: Dedi Gunawan, Endang Muchtar, Kelik Taryono, Yayus Yuswoprihanto. Artistik: Adi Purdiyanto, Tutun Purnama. Ekonom/ Kepala Bisnis Indonesia Intelligence Unit: Rofikoh Rokhim. Manajer Produksi: Andri Trisuda. Manajer Media Digital: Deriz Syahpatria Syarief. Penerbit: PT Jurnalindo Aksara Grafika, Direksi: Lulu Terianto (Direktur Utama), Ahmad Djauhar, Endy Subiantoro, Alamat Kan tor: Wisma Bisnis Indonesia, Lt. 5-8, Jl. KH Mas Mansyur No. 12A, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat 10220. Telepon: (021) 57901023 (hunting). Faks. redaksi: (021) 57901025, Pemasaran: (021) 57901024. Perusahaan: (021) 57901028. Rekening bank: PT Jurnalindo Aksara Grafika, BCA cab. Wisma Asia 084-303.757-4; PT Jurnalindo Ak sara Grafika, Bank Mandiri cab. Wisma Bisnis Indonesia 121-009.009999-9; PT Jurnalindo Aksara Grafika, Bank BNI ($) cab. Kramat 10528868. Kantor Perwakilan: Jawa Timur, Jl. Opak No. 01 Surabaya, Tel. (031) 5670748, Fax. (031) 5675853. Malang, Pertokoan Sarangan Jl. Sarangan No. 1 a Malang, Telp. (0341) 402727, (0341) 480630, Fax (0341) 402728. Denpasar Jl. Suli No. 119 Blok B-3 Denpasar 80233 Telp. 0361-7446604, Fax. (0361) 261067. Jawa Tengah, Jl. Sompok Ba ru No. 79 Semarang, Telp. (024) 8442852, Fax. (024) 8454527. Ja wa Ba rat, Jl. Buah Batu No. 46B, Bandung 40261 Telp. (022) 7321627, 7321637, 7321698, Fax (022) 7321680. Sumatra Utara, Kompleks Istana Bisnis Center, Medan Maimun Jl. Brigjend. Katamso No. 6, Me dan, Telp. (061) 4554121/4553035 Fax: (061) 4553042. Riau, Jl. Pepaya No. 42, P. Karam Sukajadi, Pekanbaru 28127. Telp. (0761) 7048307, Fax (0761) 40335. Batam, Kompleks Ruko Mahkota Raya Blok C No.8 Batam Centre - Batam Telp: (0778) 748 3156 / Fax (0778) 748 3154, Indonesia Ti mur, Jl. Metro Tanjung Bunga Mall GTC Makassar GA-9 No. 16, Telp: (0411) 8114203 Fax: (0411) 8114253. Balikpapan, Balikpapan Superblock, Jl. Jend. Sudirman Stal Kuda Blok A/18, Balikpapan Telp. (0542) 7213507, Fax. (0542) 7213508. Har ga langganan: P. Jawa Rp117.000/bulan, luar Jawa Rp117.000/bulan. Tarif iklan: Dis play Rp35.000/mm kolom, ber warna Rp52.000/mm kolom, iklan laporan keuangan Rp21.000/mm kolom, berwarna Rp34.000/mm kolom, baris Rp19.000/mini mum 3 baris. ISSN 0215-2045. Surat izin: SK Menpen No; 017/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985, 4 Desember 1985, Anggota SPS No. 116/1985/11/A/2002, terbit 7 kali seminggu.

Wartawan Bisnis Indonesia selalu dibekali tanda pengenal dan tidak diperkenankan menerima atau meminta imbalan apa pun dari nara sumber berkait an dengan pemberitaan.

BISNIS/YAYAN INDRAYANA