Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

30
PRAKTEK KORPORASI ASING DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN Direktur Eksekutif WALHI

description

Dalam hal kekayaan alam, Indonesia termasuk yang terkaya di dunia. Tetapi, dalam hal kemakmuran, pendapatan perkapita rakyat Indonesia masih tertinggal jauh di belakang. Jika kita membandingkan Indonesia dengan Singapura. “Singapura, yang tidak punya SDA, bisa maju dan pendapatan per kapita warganya mencapai US$ 48. 595 per orang per tahun. Sedangkan Indonesia, negeri yang kaya SDA, pendapatan per kapita warganya hanya US$ 3.452 per orang per tahun.

Transcript of Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Page 1: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

PRAKTEK KORPORASI ASING

DANDAMPAKNYA

BAGI LINGKUNGAN

Direktur Eksekutif WALHI

Page 2: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Tutupan Hutan Tersisa

Laju kerusakan hutan Indonesia adalah 6 kali lapangan bola (300 ha) per detik

Page 3: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Konsesi HPH

Hutan Alam dan HTI hanya mampu memasok 23% dari total demand (63.4 juta ha per tahun)

Page 4: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Konsesi Perkebunan

Page 5: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Konsesi HTI

Page 6: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Konsesi Eksploitasi Kehutanan

Dari 673 bencana yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1998, lebih dari 65 persen diantaranya merupakan

kesalahan pengelolaan lingkungan – Banjir, longsor dan kebakaran hutan)

Page 7: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Tiga masalah mendasar kehutanan: 1) Kegagalan pemerintah untuk menghormati hak-hak masyarakat

terhadap hutan2) Kapasitas yang berlebih dari industri yang ada dan 3) Korupsi yang menyebar sedemikian parah pada sektor

kehutanan

Dimulai pada tahun 1960-an melalui pemberian izin Hak Pengusahaan Hutan, sektor kehutanan pada tahun 1980-an menjadi pemasok 79 persen kebutuhan global dan menempati urutan kedua sebagai penyumbang terbesar bagi pemasukan negara setelah gas dan oil

Problematika Kehutanan Kepulauan Indonesia

Page 8: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

PENGUSAAN ENERGI DAN MINERAL

Page 9: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Konsesi MIGAS

Dampak Liberalisasi Sektor MIGAS85% Dikuasai Asing, 15% Pertamina

Page 10: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Konsesi Mineral dan Batubara

341 KK

257 PKP2B

1.194KP

Data DESDM 2004

Page 11: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Konsesi Tambang Mineral, Batubaara, dan MIGAS

Page 12: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Konsesi lahan di Indonesia

Tambang

HPHHGUHTI

Lain-lain35% lahan73,1 juta ha

15,0 juta ha8,8 juta ha 35,1 juta ha

Konsesi Kolosal Ekstraktif

Page 13: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Wilayah-wilayah Miskin di Kepulauan

Page 14: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG
Page 15: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Green EconomyKomodifikasi SDA

• Konferensi Internasional tentang Pembangunan Berkelanjutan dalam merespon 20 tahun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi pada bulan juni tahun 2012 lalu. Dalam konferensi Rio+20 tersebut memasukan konsep ‘green economy’ (ekonomi hijau) dalam Rencana Aksi ‘The Future We Want’ (Masa depan yang kita inginkan).

• Ekonomi hijau kemudian muncul sebagai gagasan baru untuk mewujudkan era pembangunan rendah karbon yang menggantikan atau memperkuat jargon pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang diluncurkan pada tahun 1992 melalui KTT Bumi di Rio Jeneiro Brazil .

• Konsep ekonomi hijau melengkapi konsep pembangunan berkelanjutan dimana prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan adalah “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Sehingga bisa dikatakan bahwa ekonomi hijau merupakan motor utama pembangunan berkelanjutan.

Page 16: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG
Page 17: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Bagaimana Prakteknya di Kalimantan Tengah

Monopoli penguasaan wilayah melalui ekstraktif sumberdaya alam

Page 18: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Eksploitasi SDA di Kalteng• Sejarah panjang eksploitasi SDA di kalteng melalui penguasaan wilayah dan industri yang

berbasis komoditas sejak jaman kolonialisme pada jaman belanda dengan perusahan bernama NV. BRUINZEEL yang megolah kayu agthis dan pasca kemrdeakaan terutama Orde baru eksploitasi menjadi masif (Kayu, Sawit, Tambang, karbon offset) berbasis pada komoditas eksport.

• Kepentingan kaum kapitalisme di indonesia masih mengunakan sistem sosial yang feodalisme dimana monopoli tanah merupakan basis sosialnya.

• Bentuk pengusaan dari tuan tanah klasik menjadi tuan tanah tipe baru dengan pola pengusaan melaui ijin konsesi dengan merebut akses dan kontror terhadap kawasan.

• Kalteng yang memiliki luasan 15,356,800, 85 % sudah diperuntukan untuk investasi yang menguasi ruang dan merampas tanah dan hak-hak masyarakat adat

• Akibat pengusaan kawasan tersebut terjadi konflik sosial, kerusakan lingkungan , kesenjangan ekonomi dan bencana ekologi.

Page 19: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Perijinan investasi di Kalimantan Tengah

1. Ijin konsensi Perkebunan ( PPAL, IP, IUP, PKH, HGU) seluas 4.649.072 ha oleh 352 unit PBS. Dikuasai oleh holding Compeny Wilmar, BEST Agro, Sinar Mas, IOI, Musimas, Makin Grup))

2. Ijin Konsensi Kehutanan (IUPHK-HA) (HTI) (IPK) seluas 4.894.408 Ha oleh 91 Perusahaan.

3. Ijin Konsensi Pertambangan ( KK, PKP2B, KP, SIPRD, SIPD) Seluas 3.867.234, 98 Ha oleh 859 Perusahaan. Termasuk perusahaan milik asing BHP. Biliton, aorora Gold, Renainance dan samin tan group, Bumi Resources, dan Adaro)

Artinya !! 13.410.714,98 ha atau 85 % Dari total Wilayah Kalimantan

Tengah Sudah dikuasai dan dikontrol oleh investasi

Page 20: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG
Page 21: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Luas Wilayah

899.700

1.499.900

383.400

883.000

830.000

2.370.000

1.080.400

1.780.000

1.649.600

1.640.400

1.075.900

382.700

Perbandingan Luas Konsesi dengan Luas Wilayah / Kabupaten

641.400

240.000

1.080.400

383.400

830.000

1.499.900

Page 22: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Bukan Untuk Rakyat

Lebih parahnya semua produksi bukan untuk rakyat kalteng tapi untuk kebutuhan komsumsi luar negeri, Rakyat di sekitar tambang tetap melarat, masayarakt di sekitar konsesnsi HPH tetap hidup susah bahkan kehilangan akses sumberdaya alam.

Struktur industri berorientasi eksport. 80 % batu bara untuk eksport, 85 % CPO untuk negara maju, migas telah dikuasi oleh sektor asing dan pihak swasta.

Hidup di daerah dengan sumberdaya energi yang melimpah namun listrik byarpet. Minyak goreng sebagai kebutuhan dasar malah mahal di peroleh padahal sawit berjuta-juta hektar.

Buruh hidup dalam garis kemiskinan dan hanya punya modal tenaga yang akan terus menerus bergantung dari industri dengan upah yang rendah tanpa jaminan kesejahteraan.

Lebih parahnya semua produksi bukan untuk rakyat kalteng tapi untuk kebutuhan komsumsi luar negeri, Rakyat di sekitar tambang tetap melarat, masayarakt di sekitar konsesnsi HPH tetap hidup susah bahkan kehilangan akses sumberdaya alam.

Struktur industri berorientasi eksport. 80 % batu bara untuk eksport, 85 % CPO untuk negara maju, migas telah dikuasi oleh sektor asing dan pihak swasta.

Hidup di daerah dengan sumberdaya energi yang melimpah namun listrik byarpet. Minyak goreng sebagai kebutuhan dasar malah mahal di peroleh padahal sawit berjuta-juta hektar.

Buruh hidup dalam garis kemiskinan dan hanya punya modal tenaga yang akan terus menerus bergantung dari industri dengan upah yang rendah tanpa jaminan kesejahteraan.

Page 23: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Kerusakan lingkungan dan konflik yang berkepanjangan

• Akibat dikuasainya sumberdaya alam di kalimantan tengah oleh investasi untuk industri komoditas mengakibatkan :

1. Konversi hutan besar-besaran mengkibatkan laju degradasi kerusakan hutan dan lahan sebesar ± 140.000 Ha/tahun, jauh lebih besar daripada kemampuan rehabilitasi sebesar 25.000 s/d 30.0 Ha/tahun dan menyiskan lahan krtis hingga 7,5 juta ha

2. Limbah pabrik dan tambang yang mencemari sungai dan danau akibat bahan kimia dan psetisda yang berlebihan.

3. Kekeringan hutan/dan lahan gambut mengakibatkan kebakaran hutan dan bencana asap.

4. Hilang dan punahnya satwa akibat rusaknya habitat dan terputusnya rantai makanan dan bentang alam (ekosistem yang terputus)

5. Rusaknya struktur tanah akibat pengunaan pupuk dan air tanah yang berlebihan.

Page 24: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

• Berdampak pada bencana ekologi dan pemanasan iklim global.1. Anomali cuaca, musim panas dan musim huajn yang

panjang, siklon tropis, 2. Banjir (intensitasnya meningkat dan sering terjadi di musim

hujan)3. Tanah Longsor dan sedimentasi sungai serta abrasi pantai4. Kebakaran Hutan (akibat keringya kubah dan lahan di

ekositem gambut)5. Menurunya kualitas air dan udara ( ketersedian air bersih,

kabut asap)6. Timbulnya wabah penyakit ( wabah muntaber dan malaria)

Page 25: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Konflik Sosial 1. Perebutan akses tanah akan berdampak pada konflik

agaria dan kriminalisasi warga serta pelanggaran HAM.

2. Hilangnya budaya lokal dan kearifan masyarakat adat dalam pengelolaan SDA

3. Konflik buruh dengan upah yang rendah dan jaminan kesejahteraan

4. Masuknya budaya asing dan meningkatnya kriminalitas dan prostitusi.

5. Meningkatnya beban bagi kaum wanita di perkebunan

Page 26: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Pelemahan Instrumen Hukum dan Korupsi

1. Pelanggaran aturan yang dilakukan oleh korporate

1. Dari 468 perusahaan pertambangan hanya 20 perusahaan yang meliki ijin pinjam pakai kawasan.

2. Dari 346 unit PBS baru 17 perusahaan yang memiliki ijin pelepasan kawasan dari menhut.

3. Banyak sekali perusahaan yang beroperasi tanpa ijin AMDAL dan perusahan tambang tidak melakukan reklamasi pasca oprasional.

4. Perkebunan sawit yang mengkonversi lahan gambut

2. Meningkatnya budaya korupsi dan pungli bagi aparat penegak hukum, dari data satgas mafia kehutanan kalteng mengalami kerugian hingga mancapai 156 Triliuyun rupiah dari konversi hutan secara ilegal.

3. Sumber daya alam menjadi negosiasi politik untuk kekuasaan dan mencari keuntungan

4. Hukum hanya berlaku bagi orang yang beruang saja dan banyak koraban hukum justru bagi rakyat pemilik tanah ( walhi mencacat 32 komunitas yang berkonflik bahkan pemerntah melansir data 300 lebih konflik masyarakat dengan perkebunan sawit)

Page 27: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Idomet Project (BHP Billiton)

27

Name Of Company Area

PT. KALTENG COAL (BHP)KW.00PB0259

45.250,00

PT. MARUWAI COAL (BHP)KW.00PB0082

48.860,00

PT. SUMBER BARITO COAL (BHP)KW00PB0260

44.650,00

RATAH COAL (BHP)KW96APB044

36.490,00

PT. JULOI COAL (BHP)KW97APB010 (Generasi III)

95.590,00

PT. LAHAI COAL (BHP)KW02PB0044

41.883,00 4.787,00

Pari Coal BHPEast Kalimantan

Page 28: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Puruk Cahu

Bangkuang

Page 29: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG

Akhirnya…..

Lingkungan Yang Rusak, Konflik Sosial Yang Berkepanjngan dan Rusaknya Moral

Akan Mengakibatkan

Menurunya kualitas hidup rakyat dan berujung pada kemiskinan dan kemeralatan

Page 30: Membongkar Praktek SDA Asing di Indonesia dan Transaksi Politik; Oleh WALHI KALTENG