MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana...

75
MODUL PELATIHAN MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN SP/SB INTERNATIONAL LABOUR ORGANIZATION Proyek Pendidikan Untuk Pekerja di Indonesia

Transcript of MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana...

Page 1: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

MODUL PELATIHAN

MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN SP/SB

INTERNATIONAL LABOUR ORGANIZATION Proyek Pendidikan Untuk Pekerja di Indonesia

Page 2: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

2

2003

DAFTAR ISI

MATERI Daftar isi Bab 1 Bab 2

Cara Menggunakan Buku Pendahuluan dan Tujuan Pelatihan

Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Memahami Perencanaan Strategis Analisis SWOT Analysis Merumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana

II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 Bab 14

Penerapan Rencana Strategis Pengorganisasian dan Rekrutmen Anggota Hubungan SP/SB dengan anggota Struktur dan Administrasi SP/SB Keuangan SP/SB Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) Pendidikan dan Pelatihan Anggota Strategi Komunikasi SP/SB

III Bab 15 Bab 16 Bab 17

Partisipasi dalam Kebijakan Sosial Ekonomi Politik: Sosial Dialog Dampak pasar bebas ASEAN (AFTA) Dokumen Strategi Pengentasan Kemiskinan (PRSP)

Lampiran 1 Program Pelatihan Lampiran 2 Contoh Pernyataan Pers “Zona Bebas Pekerja Anak” Lampiran 3 Contoh Berita Hasil Pernyataan Pers “Kukar, Pertama di Asia Zona Bebas Pekerja Anak”

Page 3: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

3

Bab 1 CARA MENGGUNAKAN BUKU

K e g u n a a n

Buku ini dirancang untuk dapat digunakan oleh aktivis Serikat Pekerja/Serikat Buruh (selanjutnya ditulis SP/SB) sebagai panduan berdiskusi dan mempelajari lebih jauh masa depan SP/SB. Buku ini dapat digunakan oleh:

• Peserta pelatihan SP/SB • Rapat-rapat SP/SB yang membahas strategi • Anggota SP/SB secara individual sebagai bahan studi

S i s t e m a t i k a

Buku ini tersusun atas 17 bab yang memuat subyek berbeda, seperti tertera di Daftar Isi. Setiap bab dilengkapi dengan Kegiatan untuk dijalankan dalam kelompok kecil. Setiap kegiatan memiliki tujuan, yakni hasil yang diharapkan dari tugas kelompok. Setelah menyelesaikan tugas, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja, membandingkan dengan kelompok lain, dan mendiskusikan sehingga diperoleh kesimpulan.

P e r a n F a s i l i t a t o r Peran pendidik atau fasilitator dalam pelatihan: • Memaparkan latar belakang pelatihan secara singkat, padat, dan langsung ke sasaran. • Memperkenalkan setiap topik dan menjelaskan tujuannya • Menjelaskan tugas yang harus dijalankan setiap kelompok • Membantu kelompok jika diperlukan • Merancang format presentasi dan diskusi • Membantu peserta mencapai kesimpulan yang jelas dan jernih.

Page 4: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

4

Bab 2 PENDAHULUAN DAN TUJUAN

Tujuan: • Membantu peeserta memahami tantangan pokok yang dihadapi SP/SB • Membantu peserta memahami konsep perencanaan strategis • Memberi gambaran pentingnya peran perencanaan strategis agar SP/SB dapat menghadapi

tantangan-tantangan baru. • Menunjukkan bahwa SP/SB dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan ekonomi

politik penting yang menyangkut kepentingan mereka.

T a n t a n g a n

Di banyak negara maju, SP/SB dihadapkan dengan serangkaian tantangan yang serupa. Dalam upaya merespon tantangan tersebut, SP/SB menyimpulkan bahwa respon yang diambil menentukan apakah SP/SB bisa tertahan. Sejumlah isu pokok dari tantangan yang menghadang SP/SB adalah: • Jumlah anggota yang cenderung menurun • Menurunnya industri “lama”, di mana secara tradisional SP/SB-nya kuat, dan munculnya industri-

industri jasa baru yang belum memiliki SP/SB mapan. • Meningkatnya jumlah pekerja kontrak, yang umumnya gagal direkrut oleh SP/SB • Program privatisasi • Kebijakan pengusaha atau pemerintah yang anti-SP/SB • Opini publik bahwa SP/SB hanya mewaliki kepentingan segelintir pekerja dan berakibat pada

rendahnya animo pekerja untuk menjadi anggota. • Keanggotaan SP/SB didominasi oleh pria, padahal jumlah angkatan kerja perempuan terus

bertambah. • SP/SB mengabaikan rekrutmen pekerja usia muda.

J a w a b a n Dalam beberapa tahun terakhir, perencanaan strategis mulai diyakini oleh SP/SB sebagai alat untuk memperkuat posisi mereka. Dalam banyak kasus, SP/SB menyimpulkan bahwa jika mereka tidak tidak mengubah dan memodernisasi pendekatan mereka terhadap sejumlah masalah di atas, mereka akan kehilangan makin banyak anggota dan posisi tawar di depan pengusaha dan pemerintah. Konsep perencanaan strategis sejak beberapa tahun terakhir telah digunakan secara luas dalam dunia bisnis. Perusahaan meluangkan lebih banyak waktu dan upaya untuk memikirkan strategi agar dapat bertahan. Produk, pesaing, pelanggan, dan potensi pasar diperhitungkan dengan sangat serius. Dari sana, mereka kemudian menentukan target dan tujuan ke arah mana bisnis hendak dibangun, kemudian merumuskan langkah-langkah untuk mewujudkannya.

Page 5: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

5

SP/SB memang memiliki dunia dan tantangan yang berbeda dengan lembaga bisnis. Tetapi, organisasi apapun memiliki pilihan-pilihan ke mana dan bagaimana mereka akan berkembang. Dalam pelatihan ini peserta diperkenalkan dengan ide-ide dasar perencanaan strategis dan pengembangan organisasi. Perumusan ulang strategi pengelolaan SP/SB merupakan latihan yang amat berguna, termasuk dalam acara konferensi, keterlibatan intensif dalam struktur kepengurusan, dan barangkali berhasil mengubah struktur atau kebijakan dasar. Ide tentang perencanaan dasar dan pengembangan SP/SB dapat pula diterapkan melalui cara yang sederhana di semua level struktur kepengurusan, nasional hingga lokal.

Page 6: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

6

Bab 3 MEMAHAMI RENCANA STRATEGIS

A p a ? Perencanaan strategis membantu SP/SB memperbaharui cara pandang terhadap tantangan dan membantu SP/SB mengidentifikasi langkah yang harus diambil untuk meresponnya. Perencanaan strategis membantu memperjelas: • Cara-cara yang harus ditempuh untuk mengembangkan SP/SB • Keputusan-keputusan yang harus diambil untuk memastikan SP/SB siap bertahan menghadapi

tantangan masa depan.

M e n g a p a ? Perencanaan strategis diperlukan karena membantu pemimpin/pengurus SP/SB: • Merespon dan mengantisipasi perubahan masa depan • Melakukan respon terharap perubahan secara sistematis • Menguji semua informasi yang relevan berkenaan dengan situasi perburuhan • Mempertimbangkan kembali tujuan yang hendak dicapai SP/SB dan menyusun rencana untuk

mencapainya.

B a g a i m a n a ? Bagaimana melaksanakan perencanaan strategis? Perencanaan strategis dan pengembangan organisasi terdiri atas lima elemen: • Situasi: analisis lingkungan SP/SB dan analisis perubahan yang sedang berlangsung di lingkungan

tersebut. Lingkungan di sini diartikan lingkungan dalam organisasi SP/SB. • Visi dan misi: mendefinisikan misi dan visi untuk SP/SB • Penetapan tujuan: menetapkan tujuan dan prioritas • Perencanaan: rencana aksi untuk mencapai tujuan, mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki

SP/SB, dan mempertimbangkan aspek organisasi. • Menjalankan rencana, mengevaluasi, dan mengukur efektivitas.

Page 7: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

7

Bab 4 ANALISIS SWOT

Tujuan Setelah sesi ini, peserta diharapkan mampu: • Mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan SP/SB • Membuat analisi lingkungan luar dan mengenali peluang dan ancaman bagi SP/SB • Menyiapkan ringkasan dari hasil analisi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap

SP/SB berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal di atas.

M e n g a p a a n a l i s i s ? Analisis terhadap kekuatan dan kelemahan yang diidap SP/SB dan ancaman terhadapnya merupakan dasar untuk mengenali tantangan yang harus dihadapi. Proses analisis ini dikenal dengan nama Analisis SWOT. Hal terpenting adalah, analisis SWOT harus dilakukan dengan jujur. Peserta mengungkap informasi yang diketahui apa adanya sehingga situasi yang dihadapi dapat dikenali dengan tepat.

A n a l i s i s a p a? Analisis SWOT terbagi dalam dua jenis, yakni analisis lingkungan dan analisis institusional. 1. Analisis lingkungan bertujuan melihat peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan luar. Dalam hal ini, yang bisa dikenali adalah peluang dan ancaman.

Peluang (opportunities): apa saja yang memberi kemungkinan adanya perbaikan atau penguatan organisasi. Misalnya, UU Ketenagakerjaan yang memihak hak buruh.

Ancaman (threats): kondisi di luar organisasi yang potensial melemahkan posisi SP/SB. Misalnya, turunnya jumlah investasi asing di suatu negara yang berdampak pada meningkatnya kasus PHK sehingga mengurangi jumlah anggota SP/SB.

2. Analisis institusional diarahkan pada identifikasi kekuatan dan kelemahan di dalam organisasi.

Kekuatan (strong points): apa saja yang dapat memberi keuntungan atau aset bagi SP/SB.

Misalnya, program pelatihan yang rutin dan efektif.

Kelemahan (weak points): karakteristik atau sifat internal yang merugikan organisasi. Misalnya, hanya sedikit anggota yang bersedia membayar iuran rutin.

Page 8: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

8

Peluang untuk SP/SB (analisis lingkungan/eksternal)

Ancaman untuk SP/SB(analisis lingkungan/eksternal)

Kekuatan SP/SB (analisis institusional/internal)

Kelemahan SP/SB(analisis institusional/internal)

Di halaman berikut dalam dilihat tabel berisi tantangan dan isu pokok yang dihadapi SP/SB. Sebagian merupakan isu LINGKUNGAN karena berasal dari luar SP/SB, sebagian lagi INSTITUSIONAL karena berasal dari dalam dan menyangkut peran SP/SB. Isian dalam tabel tersebut dibagi dalam beberapa kategori, tidak semuanya cocok dengan kondisi aktual dalam SP/SB. Jadi faktor yang belum tercantum dapat ditambahkan. Pengisian daftar sesuai kenyataan di lapangan akan membantu memahami persoalan SP/SB dengan lebih jelas. K e g i a t a n 1 Tujuan Menganalisis perubahan situasi yang harus dihadapi SP/SB sebagai dampak dari perubahan kondisi eksternal. Tugas Setiap kelompok menentukan faktor eksternal yang terdapat dalam daftar (halaman berikut) 1. Tunjukkan faktor-faktor mana yang mempengaruhi SP/SB 2. Buat daftar berisi peluang-peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh SP/SB 3. Buat daftar berisi ancaman terhadap SP/SB. 4. Jelaskan alasannya dan diskusikan dalam kelompok bagaimana cara mengatasi ancaman tersebut? Presentasi Buat laporan dan presentasikan dengan menggunakan OHP atau flipchart.

Page 9: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

9

F a k t o r L i n g k u n g a n Kerangka politik/peraturan: Perubahan kerangka dan kebijakan politik Perubahan kerangka undang-undang perburuhan Peraturan upah minimum Otonomi daerah Privatisasi Dampak globalisasi dunia (WTO) dan ASEAN (AFTA)

Kerangka ketenagakerjaan: Angka pengangguran Meningkatnya pekerja kontrak dan pekerja tidak tetap Ekonomi sektor informal yang besar Pabrik atau perusahaan yang pekerjanya belum terorganisasi Rendahnya tingkat pendidikan dan pelatihan pekerja Akses untuk memperoleh pelatihan

Profil Industri: Total pekerja dan perinciannya secara gender, umur, dan status kerja Sektor-sektor dalam industri Penumpukan jumlah tenaga kerja di daerah tertentu Jumlah perusahaan/pabrik dalam propinsi atau kabupaten tertentu

Tehnologi dan kinerja perusahaan: Tingkat keuntungan Menurunnya daya kompetisi industri manufaktur Menurunnya jumlah investasi asing Struktur pembiayaan perusahaan Tingkat perpindahan pekerja/buruh dalam periode tertentu Dampak teknologi baru Perubahan bentuk perusahaan

Perilaku sosial: Opini publik terhadap SP/SB: positif atau negatif

Profil pekerja: Gaya hubungan perburuhan Strategi pengusaha pada organisasi perusahaan dan kondisi kerja Strategi untuk meningkatkan daya saing, penghematan biaya, nilai tambah

Page 10: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

10

A n a l i s i s L i n g k u n g a n

P e l u a n g

A n c a m a n

Page 11: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

11

Kegiatan 2 Tujuan Menganalisis situasi internal SP/SB Tugas Diskusikan dalam kelompok isu-isu yang terhadap dalam daftar faktor institusional yang mungkin mempengaruhi SP/SB 1. Tentukan faktor mana yang relevan dengan SP/SB anda 2. Buat daftar kekuatan SP/SB dan jelaskan alasannya 3. Buat daftar kelemahan SP/SB dan jelaskan alasannya. Presentasi Paparkan kesimpulan diskusi dengan menggunakan OHP atau flipcharts.

Page 12: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

12

F a k t o r I n s t i t u s i o n a l Budaya dan sistem manajemen SP/SB Apa nilai dasar, ideologi, dan tujuan SP/SB? Bagaimana struktur SP/SB? Apakah sistem yang berjalan adalah yang diinginkan? Bagaimana sistem yang membuat perencanaan kerja? Bagaimana mekanisme pengambilan keputusan? Bagaimana mekanisme pengawasan dan evaluasi? Peran pengurus cabang di era otonomi daerah

Sumber daya Staf Fasilitas Keuangan SP/SB Biaya iuran anggota, mahal atau tidak?

Komunikasi Apakah ada struktur yang efektif untuk berkomunikasi dengan perwakilan di tingkat

propinsi, kabupaten, cabang, dan unit kerja? Apakah teknologi informasi sudah dipertimbangkan sebagai satu cara membangun

komunikasi SP/SB Apakah ada strategi untuk berhubungan dengan media massa?

Keanggotaan SP/SB Apa ada sistem memadai untuk mencatat keanggotaan? Apa terdapat sistem untuk mengetahui kebutuhan anggota? Persentase anggota SP/SB: per provinsi, per sektor, per gender? Trend keanggotaan, turun atau naik? Apakah SP/SB tahu siapa dan di mana anggotanya? Persepsi anggota terhadap SP/SB, positif atau negatif? Apakah anggota berperan aktif? Apakah ada rekruitmen dan organisasi yang terencana? Apakah ada evaluasi terhadap tehnik rekrutmen?

Pelayanan untuk anggota Apa pelayanan yang diberikan SP/SB kepada anggota? Dapatkah pelayanan tersebut ditingkatkan?

Hubungan eksternal Hubungan SP/SB dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah, manajemen, LSM,

lembaga konsumen, publik Jaringan dengan SP/SB lain dan dengan organisasi internasional

Page 13: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

13

A n a l i s i s I n s t i t u s i o n a l

K e k u a t a n

K e l e m a h a n

Ringkasan Analisis SWOT Tujuan Menganalisis situasi terkini SP/SB di tengah-tengah perubahan yang sedang berlangsung untuk merumuskan analisis singkat tentang strategi SP/SB Tugas Dalam kelompok, identifikasikan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan terpenting. Buat dalam bagan di bawah.

Page 14: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

14

A n a l i s i s S W O T

Peluang

Ancaman

Kekuatan

Kelemahan

Page 15: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

15

Bab 5 MERUMUSKAN VISI DAN MISI

Tujuan: Di akhir sesi ini, peserta pelatihan harus mampu: Memahami makna dan nilai penting misi dan visi Merumuskan pernyataan visi dan misi untuk SP/SB mereka

V i s i d a n m i s i Ide pokok dari penerapan metode perencanaan strategis ialah untuk mendapatkan kesimpulan apa yang harus dilakukan sebuah organisasi untuk menjawab tantangan dihadapi dengan modal peluang yang dimiliki. Termasuk di dalamnya adalah tujuan yang ingin diraih, metode umum untuk meraih tujuan tersebut, dan strategi yang dibutuhkan. Pada situasi tertentu, dalam merumuskan perencanaan sebuah organisasi perlu memperbaruhi filosofi strategisnya, termasuk visi dan misinya. Misi biasanya dirumuskan dalam kalimat singkat yang menggambarkan tujuan organisasi. Misi dapat membatu menjaga organisasi tetap fokus pada bidang garapan utamanya. Kadang, organisasi terlibat dalam semua jenis aktivitas yang sesungguhnya tidak relevan dengan bidang garapan pokoknya. Menentukan misi dapat membantu SP/SB menfokuskan diri pada konstituen yang diwakilinya dan apa yang ingin dicapai. Misi juga berfungsi untuk mengkomunikasikan apa yang ingin dicapai oleh SP/SB ke anggota dan calon anggota. Berikut ini beberapa contoh misi dari tiga organisasi SP/SB di Inggris, yakni TUC, GPMU, dan T and G. TUC adalah konfederasi serikat buruh nasional. T and G adalah serikat umum kedua terbesar di Inggris, dan GMNU adalah serikat pekerja yang bergerak di industri penerbitan. Trade Union Congress, UK The TUC is the voice of Britain at work. With more than 70 member unions representing 7 million working people from all walks of life, we campaign for a fair deal at work and for social justice at home and abroad. TUC adalah suara pekerja Inggris. Dengan anggota 70 serikat pekerja yang mewakili 7 juta pekerja semua sektor, TUC memperjuangkan perjanjian yang adil di tempat kerja, dan keadilan sosial di rumah dan mana saja.

Page 16: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

16

Graphical, Paper & Media Union, UK GPMU adalah serikat pekerja terbesar di dunia dengan anggota 200.000 pekerja dari industri penerbitan, kertas, percetakan, IT, dan media di Inggris dan Irlandia. GPMU memiliki reputasi tak tertandingi dalam mewakili kepentingan pekerja. Kami memiliki perjanjian-perjanjian berskala nasional dengan asosiasi pengusaha mengenai semua isu pekerja dan kami memiliki tim pakar kelas dunia untuk membantu persoalan pekerja. Dengan lebih dari 200 pekerja penuh di 60 kantor perwakilan, bantuan profesional kami selalu tersedia ketika dibutuhkan. T and G T and G –memperjuangkan hak-hak anda Misi sebuah SP/SB dapat dirumuskan dengan cara berikut; “Serikat Pekerja XXX mewakili kepentingan pekerja di sektor XXX. Kami memperjuangkan perbaikan kondisi kerja dan kepentingan seluruh anggota di hadapan pemerintah dan pengusaha di tingkat nasional, propinsi, dan kabupaten.” Untuk melengkapi misi, banyak organisasi yang juga merumuskan visi. Visi disusun dengan maksud membangun citra atau cara pandang terhadap keadaan yang diinginkan, atau kondisi yang dicita-citakan. ASPEK Indonesia Union member-Global player Jika suatu organisasi memiliki bidang garapan dan wilayah gerak yang berbeda-beda, visi dan misi yang jelas akan membantu publik atau calon anggota memahami dengan cepat apa yang ingin dicapai.

Page 17: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

17

ILO Decent Work ILO (Organisasi Buruh Internasional) adalah organisasi internasional besar yang mempekerjakan lebih dari 3000 staf di seluruh dunia. ILO mengajak pemerintah, serikat buruh, dan pengusaha bersama-sama dan melakukan banyak kegiatan. Sejak beberapa tahun terakhir ILO mengambil langkah maju dengan menentukan arahan strategis yang lebih jelas untuk program-programnya yang dirumuskan dalan visi misi Pekerjaan yang Layak (Decent Work). Pekerjaan yang Layak dijadikan alat untuk mengkomunikasikan semua tujuan dari peran dan kegiatan ILO. Setiap kegiatan ILO sekarang merupakan satu bagian dari empat tujuan strategis berikut: • Prinsip dasar dan hak-hak di tempat kerja • Ketenagakerjaan • Perlindungan sosial • Dialog sosial Pendekatan ini membantu organisasi tetap fokus pada cita-cita semula. Visi dan Misi harus: • Jelas • Mudah dipahami • Fokus • Dapat dicapai • Memberikan arahan dan nilai Kegiatan 3 Ke Arah Mana Anda Akan melangkah? Tujuan Merumuskan visi dan misi SP/SB (di tingkat pusat atau nasional) Tugas Mendiskusikan dan menentukan visi dan misi bagi SP/SB (level nasional) Instruksi 1. Anggota kelompok harus berasal dari SP/SB yang sama 2. Rumuskan pernyataan visi dan misi secara:

• Singkat • Mudah dipahami • Fokus • Dapat dicapai • Mengandung arahan dan nilai

3. Setiap kelompok boleh merumuskan lebih dari satu statement visi dan misi, Presentasi Kesimpulan setiap kelompok dipresentasikan dengan OHP atau flipchart.

Page 18: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

18

M i s i SP/SB

V i s i SP/SB

Page 19: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

19

Bab 6 TUJUAN DAN RENCANA AKSI

Tujuan: Memahami perbedaan antara tujuan dengan rencana Mampu merumuskan tujuan Mengembangkan dan merumuskan tujuan dan prioritas SP/SB

M e n g a p a ? Semua organisasi sukses, baik yang kecil, besar, komersial, politis, dan industrial, semua merumuskan tujuan yang jelas dan menyusun rencana untuk meraihnya. • Tujuan sangat esensial. Karena, jika kita tidak tahu tujuan, maka kita tidak akan tahu benar atau

salah jalan yang ditempuh. Rencana adalah jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Rencana harus disusun berdasarkan tujuan yang ditentukan sebelumnya.

• Gagal membuat perencanaan sama artinya dengan berencana untuk gagal. Tujuan tidak dapat dicapai tanpa rencana, baik tujuan dalam mengelola pekerja di pabrik atau membangun perkawinan.

• Sumber daya hanya dapat dialokasikan dengan benar jika tujuan dengan jelas dan rencana untuk mencapainya sudah ditentukan. Jadi, penetapan struktur, alokasi sumber daya, dan kegiatan SP/SB harus mengikuti tujuan yang ditetapkan.

D a l i h T a k B e r e n c a n a • Terlalu sibuk. Terlalu sibuk melakukan apa? Harus diingat, sibuk dan produktif adalah dua hal yang

berbeda. Bagaimana kita tahu kegiatan mana yang produktif tanpa adanya tujuan dan rencana? • Lebih baik menangani masalah jika sudah muncul. Alasan seperti ini artinya membiarkan orang

lain mendikte untuk apa waktu kita dihabiskan. Hanya menunggu munculnya isu memang terlihat mudah. Namun ini sama artinya dengan hanya bersikap reaktif, membiarkan orang lain yang menyusun dan menjalankan agenda dan prioritas mereka.

• Semua sumber daya dan waktu yang tersedia sudah digunakan untuk menjalankan kegiatan. Memang tampaknya organisasi melakukan banyak kegiatan, tapi mungkin sekali tanpa efektivitas. Individu atau organisasi kerap memprioritaskan kegiatan yang paling mudah dan menyenangkan, bukan kegiatan yang menentukan tercapai tidaknya tujuan kita. Misalnya, mengunjungi pabrik yang pekerjanya menjadi anggota SP/SB terlihat lebih menyenangkan daripada mengunjungi pabrik di mana SP/SB tidak memiliki anggota. Akan tetapi, dalam jangka panjang, kegiatan yang disebut terakhir lebih penting dan menguntungkan SP/SB.

R e n c a n a E f e k t i f Secara umum, perencanaan yang efektif didapat setelah pertanyaan berikut dijawab:

• Bagaimana kondisi terakhir? Dari mana kita bisa mulai? • Apa tujuan dan sasarannya? • Kegiatan apa yang dibutuhkan untuk mencapainya?

Page 20: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

20

• Bagaimana kegiatan ini dijalankan? • Bagaimana cara mengevaluasi kemajuan dan meninjau ulang rencana?

R e n c a n a S t r a t e g i s Rencana strategis merupakan dasar dari semua rencana-rencana kerja dan kegiatan suatu organisasi. Perencanaan strategis merupakan kebijakan dan arahan jangka panjang bagi SP/SB secara keseluruhan, dengan cara:

• menentukan posisi sekarang • menyusun tujuan dan sasaran • menentukan cara mencapai tujuan dan cara mengukur kemajuannya.

Dalam praktiknya, yang terjadi jika suatu organisasi tidak merumuskan rencana strategis adalah:

• bersikap reaktif terhadap setiap masalah dan krisis yang muncul. • mengalokasikan sumber daya seolah-olah lingkungan dan situasi sekitar tidak berubah. • menggunakan taktik dan strategi yang tidak efektif. Misalnya, tidak menyadari bahwa jumlah

pekerja kontrak semakin banyak sehingga pendekatan ke calon anggota dilakukan dengan anggapan kebanyakan pekerja berstatus pekerja tetap.

• terjebak dalam struktur yang menghalangi-halangi tercapainya tujuan.

M e n y i a p k a n n y a

Analisis profil industri dan SP/SB (singkat dan informal)

Tentukan tujuan

Identifikasi kekuatan dan kelemahan

Rumuskan strategi

Sepakati prioritas

Siapkan metode pelaksanaan dan sumber daya

Laksanakan

Evaluasi kemajuan dan tinjau ulang strategi dan implementasi (jika diperlukan)

Page 21: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

21

Dari analisis institusional dan lingkungan yang sudah dilakukan, juga dari penyegaran kembali visi dan misi organisasi, sasaran yang ingin dicapai dapat diringkaskan sebagai berikut:

• Jumlah anggota yang meningkat • Perbaikan dalam Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) • Perubahan organisasi

Tujuan yang ditetapkan harus:

• Realistik tapi menantang • Disusun dalam kerangka waktu sehingga hasilnya bisa diukur

Tujuan harus ditetapkan melalui proses diskusi dan peninjauan ulang di dalam SP/SB. SP/SB juga perlu memiliki sistem evaluasi untuk mengetahui apa program yang disusun berhasil mencapai tujuan atau tidak, dan jika tidak, mengapa.

Kegiatan 4 Tujuan Menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui rencana kerja SP/SB Tugas Menggambarkan tujuan dengan menggabungkan sasaran dan hasil analisi SWOT. Instruksi Gunakan lembar kegiatan untuk mencatat prioritas. Tujuan harus: • Spesifik • Terukur • Dapat dilaksanakan • Berorientasi pada hasil • Ditentukan batas waktunya Jika tujuan secara umum diturunkan lagi ke dalam tugas khusus, terperinci, dan berskala lebih kecil, setiap orang di SP/SB harus memahami tugas dan tanggungjawab masing-masing. Presentasi Paparkan kesimpulan diskusi dengan menggunakan OHP atau flipchart.

Page 22: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

22

T u j u a n Tulis empat tujuan SP/SB paling penting dalam urutan prioritas. Ingat: tujuan harus terukur 1. Prioritas: 2. Prioritas: 3. Prioritas 4. Prioritas

R e n c a n a Rencana merupakan rincian tahap-tahap yang disusun dari upaya besar untuk mencapai tujuan. SP/SB harus membangun strategi dan seperangkat kegiatan untuk mencapai tujuan. Rencana yang disusun harus diarahkan pada tercapainya tujuan. Kegiatan yang disusun harus menjelaskan apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, kapan, dan di mana. Dalam menyusun rencana, SP/SB harus mempertimbangkan segala sumber daya yang dimiliki. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, perumusan rencana aksi harus mencakup:

• Seperangkat kegiatan untuk mencapai tujuan. Antara kegiatan dan tujuan harus terhubung

Page 23: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

23

• Kelompok sasaran yang dituju melalui kegiatan tersebut. • Penugasan berupa wewenang dan tanggungjawab, siapa yang harus melakukan apa? • Jadwal, rincian tanggal dan batas akhir pelaksanaan kegiatan • Tempat, di mana kegiatan akan dilaksanakan, di tingkat pusat, lokal, atau individual. • Sumber daya yang dibutuhkan dan yang tersedia. Jika ada kesenjangan antara sumber daya

yang diperlukan dengan yang tersedia (misalnya dalam hal keuangan, SDM, peralatan, dan sebagainya), rumuskan cara menjembataninya.

• SP/SB menentukan cara mengukur kemajuan yang diperoleh dari tiap kegiatan. Kegiatan 5 Tujuan Menyusun rencana kegiatan bagi SP/SB. Tugas Menyusun rencana kegiatan berdasarkan tujuan yang ditentukan. Perintah Gunakan lembar kegiatan untuk menjelaskan secara rinci rencana aksi untuk SP/SB. Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, rencana aksi harus mencakup:

• Seperangkat kegiatan • Kelompok sasaran dari tiap kegiatan • Penugasan, wewenang dan tanggungjawab untuk pelaksana kegiatan • Jadwal yang jelas dan terencana • Tempat pelaksanaan kegiatan • Sumber daya (dana dan manusia) yang dibutuhkan • Ukuran keberhasilan

Presentasi Presentasikan kesimpulan yang diperoleh melalui OHP atau flipcharts.

Page 24: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

24

Bab 7 MENGEVALUASI

PELAKSANAAN RENCANA

A p a Evaluasi dan peninjuan ulang secara berkala dan teratur terhadap tujuan, strategi, dan pencapaiannya melalui kegiatan merupakan hal yang sangat penting. Seluruh perangkat dalam rencana strategis tidak boleh kaku dan alergi terhadap perubahan atau pembaruan. Rencana harus fleksibel, baik untuk membangun rumah atau organisasi. Evaluasi merupakan unsur mutlak dari sebuah rencana.

K e b u t u h a n Untuk mengevaluasi dan meninjau ulang suatu kegiatan dibutuhkan: • informasi yang akurat dan dapat diandalkan tentang sejauh mana kemajuan yang sudah diperoleh. • seperangkat alat atau metode untuk menilai biaya dan keuntungan yang diperoleh dari suatu

kegiatan.

K e g u n a a n Dari evaluasi dan peninjauan ulang sebuah rencana, diharapkan SP/SB akan mampu: • Menilai apakah kegiatan yang dijalankan benar-benar mendukung tercapainya tujuan dan strategi. • Memutuskan apakah strategi dan tujuan yang sudah ditetapkan perlu direvisi dan diperbaharui.

Page 25: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

25

Kegiatan 6 R e n c a n a A k s i Kegiatan Sasaran Kelompok

Sasaran Pelaksana Waktu/

Batas Akhir Keperluan

Page 26: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

26

II PENERAPAN PERENCANAAN STRATEGIS

etelah menganalisis perubahan situasi yang harus dihadapi SP/SB dan membahas dasar-dasar perencanaan strategis, mulai bab ini akan dibahas cara menerapkan rencana strategis terhadap sejumlah aspek vital dari SP/SB.

Aspek-aspek di dalam SP/SB yang akan diulas dengan pendekatan strategis adalah • Pengorganisasian dan rekrutmen anggota • Hubungan SP/SB dengan anggota • Struktur organisasi dan administrasi SP/SB • Keuangan SP/SB • Pengembangan cakupan dan efektivitas KKB • Pendidikan dan pelatihan anggota

S

Page 27: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

27

Bab 8

REKRUTMEN DAN PENGORGANISASIAN

Tujuan • Mengetahui pentingnya organisasi dan rekrutmen anggota bagi organisasi • Mengetahui iklim organisasi dalam SP/SB • Mengetahui manfaat perencanaan untuk pengembangan organisasi dan rekrutmen anggota

M a s a l a h y a n g D i h a d a p i Di banyak negara, jumlah pekerja yang tertarik menjadi anggota SP/SB terus menurun. Kecenderungan ini disebabkan oleh sejumlah hal berikut:

• Perubahan pola pekerjaan, industri manufaktur yang dulu mendominasi mulai digeser oleh industri jasa serta privatisasi perusahaan-perusahaan publik.

• Perubahan teknologi yang berdampak mengurangi pekerja di sektor tertentu. • Perubahan bentuk kontrak kerja, pekerja kontrak lebih banyak dibandingkan pekerja tetap. • Perusahaan besar semakin sedikit, sementara perusahaan berskala kecil semakin banyak. • Berkembangnya tehnik manajemen modern yang semakin mengecilkan peran SP/SB • Kurangnya strategi pengorganisasian dan rekrutmen anggota yang dijalankan oleh SP/SB • Sistem iuran wajib, di mana anggota secara otomatis dipotong upahnya sebagai biaya iuran ke

SP/SB membuat SP/SB “malas” untuk melibatkan pekerja agar berperan aktif. • Opini publik yang buruk membuat SP/SB tampak kurang menarik minat banyak pekerja. • SP/SB dianggap sebagai pembuat masalah daripada sebagai organisasi yang membantu

kepentingan pekerja.

Page 28: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

28

P e r u b a h a n s t r u k t u r a l Di Indonesia, sejumlah sektor manufaktur menghadapi masalah serius berupa pengurangan tenaga kerja dan perubahan struktural. Sektor tekstil, sepatu, elektronika, dan kayu semua menghadapi masalah serius. Sebuah analisis baru-baru ini menyatakan sumbangan sektor-sektor ini terhadap GDP akan turun dari 28 persen menjadi hanya 25 persen dari 2002 hingga 2020. Dalam periode yang sama, sumbangan sektor jasa terhadap GDP diperkirakan naik dari 41 persen menjadi 48 persen. Pada saat yang sama, industri sektor manufaktur tampaknya cenderung menjadi lebih padat modal dan padat teknologi, tidak lagi padat tenaga kerja, untuk memelihara daya saing di level internasional. Pergeseran orientasi ini tampaknya berdampak pada tenaga kerja di sektor manufaktur. Masalahnya bagi SP/SB adalah secara tradisional pekerja yang menjadi anggota SP/SB berasal dari sektor manufaktur dan sektor publik. Di samping itu, mengorganisasi pekerja dari kalangan industri yang baru berkembang kerap kali merupakan pekerjaan yang sulit.

P e k e r j a k o n t r a k Kini semakin banyak pengusaha yang memilih mempekerjakan pekerja tidak tetap, sehingga makin banyak pekerja yang merasa masa depannya tidak terjamin. Seringkali terjadi, SP/SB tidak mampu membela kepentingan pekerja kontrak secara efektif, padahal persentase pekerja kontrak semakin lama semakin tinggi.

N i l a i S t r a t e g i s SP/SB didirikan untuk membantu pekerja, dan amat penting bagi SP/SB untuk terus menjangkau pekerja yang belum belum terorganisasi dan terlindungi. Jika SP/SB gagal melakukan hal tersebut, maka SP/SP akan dianggap hanya mewakili kepentingan segelintir kelompok. Di tingkat perusahaan, jika SP/SB tidak mewakili sebagian besar pekerja, maka secara otomatis pengaruh dan posisi tawar SP/SB tersebut akan berkurang. Di tingkat yang lebih tinggi, upaya SP/SB untuk mempengaruhi pemerintah akan tidak terlalu efektif, jika pemerintah merasa SP/SB tidak terlalu representatif. Selain itu, semakin sedikit anggota yang membayar iuran ke SP/SB akan semakin melemahkan kemampuan SP/SB dalam mengelola organisasi dan melayani anggota.

P e r u b a h a n K u l t u r Di banyak negara, SP/SB yang telah mapan kebanyakan berkutat dengan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan anggota. Akibatnya, program rekrutment dan pengorganisasian calon anggota dan kebutuhan untuk membangun kultur pengorganisasian kerap dilupakan. Jika SP/SB ingin memainkan peran yang relevan dan menjadi pemain utama di masa-masa mendatang, mereka harus mulai melihat jauh ke depan dan menempatkan kegiatan pengorganisasian sebagai prioritas dari tugas SP/SB.

Page 29: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

29

Secara umum pengorganisasian dapat dilakukan secara internal dan secara eksternal. Pengorganisasian internal adalah yang dilakukan terhadap basis anggota di dalam lingkungan kerja atau perusahaan. Dengan menggunakan struktur yang sudah diakui di dalam lingkungan perusahaan dan anggota yang sudah ada, SP/SB bisa berkampanye untuk menarik anggota baru. Pengorganisasian jenis ini dapat dilakukan dengan biaya rendah dan hasilnya sangat efektif. Pengorganisasian eksternal adalah yang dilakukan untuk merkrut anggota di luar perusahaan tempat SP/SB berada. Untuk melakukannya, SP/SB harus mempelajari perusahaan, mengidentifikasi pemimpin pekerja di perusahaan tersebut, dan mempertemukan satu sama lain untuk membangun minat dan dukungan untuk SP/SB. Dalam kesempatan lain, mereka akan datang ke SP/SB untuk meminta bantuan jika mengalami kesulitan. Ini merupakan kesempatan yang berharga untuk mengorganisasi calon anggota.

B a g a i m a n a M e m u l a i

• Pertama, SP/SB harus mengetahui siapa dan di mana saja anggotanya. Pemetaan anggota akan memberikan gambaran lengkap komposisi anggota, misalnya per sektor, wilayah, jenis perusahaan, perusahaan, jenis kelamin, dan usia. Ini merupakan sumber informasi untuk menentukan target kegiatan kampanye rekrutmen.

• Kemudian kumpulkan bukti-bukti yang menjelaskan alasan mengapa pekerja enggan menjadi anggota SP/SB, dan pikirkan cara untuk mengatasinya.

• Bangun strategi dan tehnik untuk memperkuat pengorganisasian. Dalam merancang kampanye, perlu diingat bahwa mayoritas pekerja yang belum menjadi anggota SP/SB, memang belum pernah diajak bicara tentang kemungkinan bergabung dengan SP/SB, baik oleh pengurus SP/SB perusahaan atau oleh staf. Di beberapa negara, SP/SB mampu menjalankan kampanye yang amat efektif ke calon anggota dengan membangun strategi mengajak pekerja bergabung dalam SP/SB.

B e b e r a p a M e t o d e Ada beberapa cara untuk menjalankan kampanye rekrutmen. Berikut beberapa di antaranya.

Page 30: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

30

PUK

SP/SB melibatkan pengurus di tingkat PUK dalam upaya menambah anggota dan, kalau bisa, pengurus PUK didorong untuk membantu pengorganisasian di PUK lain di sekitarnya

Cabang

Cabang mencatat perkembangan anggota di setiap perusahaan. Catatan ini akan memberikan gambaran perusahaan mana saja yang pekerjanya menjadi dan mana yang belum. Pengurus cabang bertugas membangun kontak dengan pekerja di perusahaan yang belum masuk SP/SB

Program khusus

Kampanye ditujukan pada perusahaan atau wilayah tertentu dengan pertimbangan strategis. SP/SB mengerahkan semua sumber daya di berbagai level dalam sebuah kegiatan yang terkoordinasi.

Kabupaten, provinsi, atau koordinator nasional

Pengurus di berbagai tingkat SP/SB membagi tanggungjawab memonitor keanggotaan dan mengkoordinasikan kegiatan rekrutmen

Tim rekrutmen

Membentuk suatu tim rekrutmen yang berasal dari PUK, cabang, dan wilayah/kabupaten

Pengurus SP/SB

Memastikan bahwa kapan saja seorang pengurus berkunjung ke perusahaan, dia mengecek jumlah anggota dan memotivasi pengurus PUK untuk terus menambah keanggotaan.

Page 31: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

31

Kegiatan 7 Jawablah pertanyaan dalam kolom check list pengorganisasian berikut: No Indikator Ya Tidak 1. Apakah SP/SB memiliki daftar anggota? 2 Apakah SP/SB menugaskan PUK terus merekrut anggota? 3 Apakah SP/SB membentuk tim dari PUK yang bertugas mengorganisasi calon

anggota dari perusahaan lain?

4 Apakah dalam pelatihan untuk PUK terdapat materi rekrutmen? 5 Apakah pengurus cabang atau wilayah secara rutin diberi laporan statistik

jumlah anggota dan kegiatan pengorganisasian?

6 Apakah tim rekrutmen menganggap kegiatan merekrut anggota merupakan prioritas? Apakah perkembangan kegiatan tim dicatat?

7 Apakah SP/SB memiliki referensi memadai tentang tehnik rekrutmen? 8 Apakah SP/SB atau wakilnya langsung menghubungi pekerja begitu yang

bersangkutan masuk kerja?

9 Apakah wakil SP/SB menjalin kontak secara rutin dengan pekerja non-anggota di tempat kerjanya?

10 Apakah setiap pengurus memegang formulir pendaftaran/alat rekrutmen? 11 Apakah SP/SB tim rekrutmen yang khusus mengorganisasi pekerja di

perusahaan-perusahaan baru?

12 Apakah SP/SB memiliki anggaran untuk merekrut anggota dari perusahaan-perusahaan baru?

13 Apakah ada strategi untuk merekrut calon anggota dan dan menjaga anggota yang sudah ada di perusahaan-perusahaan yang sudah mapan?

14 Apakah SP/SB mengadakan rapat rutin untuk membahas dan merencanakan kegiatan pengorganisasian?

15 Apakah SP/SB pernah mencoba merekrut melalui telepon? 16 Apakah SP/SB pernah menyelenggarakan even sosial dengan mengundang

calon anggota potensial untuk hadir?

17 Apakah SP/SB menganalisis situasi pekerja non-anggota sebelum memutuskan di mana rekrutmen akan difokuskan?

18 Pernahkah SP/SB membentuk tim rekrutmen dari anggota aktif? 19 Apakah pengorganisasian menjadi agenda dalam setiap rapat? 20 Apakah staf kantor merupakan orang yang terlatih? 21 Apakah calon anggota yang menelepon ke kantor SP/SB

disambungkan dengan tim rekrutmen? Apakah pekerja non-anggota yang menelepon ke kantor SP/SB diperlakukan sebagai calon anggota potensial?

22 Apakah calon anggota potensial pernah diundang dalam rapat SP/SB? 23 Apakah papan pengumuman di kantor SP/SB digunakan secara

optimal sebagai wadah informasi dan mobilisasi anggota?

24 Apakah SP/SB menyadari dan mempublikasikan upaya-upaya rekrutmen yang sukses ke aktivis SP/SB di tingkat bawah?

25 Apakah SP/Sb secara terus-menerus mencaritahu siapa pemimpin pekerja di perusahaan baru dan membentuk tim yang bertugas membantu rekrutmen?

Page 32: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

32

Kegiatan 8 Tujuan Mendiskusikan kembali tantangan utama yang dihadapi SP/SB dalam merekrut dan mengorganisasi anggota. Tugas Di dalam kelompok, tentukan tujuan untuk memperbaiki tingkat pengorganisasi dan rekrutmen dalam SP/SB, dan susun rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Presentasi Presentasikan hasil diskusi kelompok dengan menggunakan OHP atau flipchart

TUJUAN

Rencana

Batas Waktu

Penanggungjawab

Pelaksana Evaluasi

Page 33: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

33

S e l a l u M e n g o r g a n i s i r Setiap isu dan proses negosiasi harus dipakai sebagai peluang untuk: • Membangun dan memperkuat basis keanggotaan SP/SB • Melibatkan anggota • Membangun keterampilan perwakilan SP/SB dan aktivis SP/SB di tingkat PUK agar

mampu menjadi pemimpin di perusahaan mereka dan di kalangan aktivis dari sektor dan perusahaan lain.

• Menyediakan kesempatan melakukan rekrutmen yang menjangkau anggota baru • Memelihara anggota lama dengan menjaga keyakinan mereka bahwa SP/SB tetap relevan

dan dinamis • Mengenali dengan segera pemimpin pekerja di perusahaan-perusahaan baru • Mendidik pekerja dengan materi peran-peran SP/SB • Membangun organisasi yang orisinal dan berkualitas.

Page 34: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

34

BAB 9 HUBUNGAN ANGGOTA DENGAN SP/SB

Tujuan Setelah sesi ini, peserta diharapkan mampu: Memahami dimensi dan nilai penting dari hubungan anggota dengan SP/SB Menganalisis situasi terkini dari hubungan anggota dengan SP/SB Merumuskan langkah inisatif untuk memperbaiki hubungan anggota dengan SP/SB

P e n d a h u l u a n Merupakan keharusan bagi SP/SB untuk menjadi organisasi yang demokratis dan representatif. Menjadi demokratis merupakan salah satu syarat agar SP/SB mampu mewakili kepentingan kolektif anggotanya. Sementara, untuk benar-benar menjadi organisasi yang representatif, SP/SB harus diikuti oleh sebagian besar pekerja di suatu sektor atau perusahaan. Di samping itu, keterwakilan pekerja dalam SP/SB harus mencerminkan basis pekerja yang beragam. Bagi anggota, bergabung dalam SP/SB yang demokratis berarti Berkesempatan untuk didengar pendapatnya dan mempengaruhi keputusan-keputusan penting

(seperti tuntutan kepada pemerintah dan KKB) sebelum Memilih sendiri pemimpin mereka Memiliki kesempatan dipilih untuk posisi kepemimpinan di berbagai tingkat

Sikap demokratis juga tercermin dari kebijakan SP/SB dalam menyususn prioritas program kerja, yang harus berdasarkan kebutuhan dan harapan anggota. SP/SB harus mencari tahu keinginan dan harapan anggota. Bukan berdasarkan pengamatan atau asumsi pengurus, tapi berdasarkan masukan yang benar-benar datang dari mereka. Merujuk pada kebutuhan sesungguhnya anggota, maka SP/SB dapat menyusun program dan strategi. Yang harus diperhatikan adalah, anggota perempuan dan dari usia muda mungkin sekali memiliki kebutuhan dan aspirasi yang berbeda dengan anggota dari kelompok usia yang lebih tua. Demikian pula, kepentingan pekerja tetap sangat mungkin berbeda dengan kepentingan pekerja kontrak. Jadi, satu-satunya cara SP/SB menjadi demokratis dan representatif adalah menyusun program dan strategi dari apa yang benar-benar dibutuhkan dan diinginkan anggotanya.

S t r a t e g i SP/SB dapat merancang sejumlah inisiatif untuk memperbaiki pola hubungan dengan anggota. Berikut beberapa kemungkinan yang dapat diadopsi: Perbaiki metode atau media penyebaran informasi untuk anggota baru Ciptakan keterbukaan atau transparansi yang lebih baik dalam SP/SB Berikan kesempatan lebih banyak kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan SP/SB Perkuat komunikasi antara anggota dengan SP/SB.

Page 35: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

35

Kegiatan 9 Tujuan Menganalisis iklim hubungan antara anggota dengan SP/SB Tugas Dalam kelompok, jawab daftar pertanyaan dalam tabel halaman berikut. Perhatikan pertanyaan dengan hati-hati, jawab sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, dan isilah kolom “dampak” sebisa mungkin. Presentasi Paparkan kesimpulan dengan menggunakan OHP atau flipchart.

D e m o k r a s i d a n K o m i t m e n Aspek Ya /

TidakAlasan/Keterangan

(jika ada) Dampak (jika ada)

Apakah anggota memiliki suara/ hak pilih yang sesungguhnya dalam memilih pengurus: Di Tingkat PUK? Di Tingkat Kabupaten? Di Tingkat Propinsi? Di Tingkat Pusat/Nasional?

Apakah anggota terlibat dalam proses penyusunan tuntutan dalam KKB?

Apakah anggota berperan aktif dalam kegiatan SP/SB?

Ketika memilih pengurus tingkat lokal, apakah banyak yang mencalonkan diri? Apakah mudah meyakinkan anggota untuk bersedia menjadi pengurus?

Apakah anggota menganggap SP/SB berfungsi dengan baik?

Page 36: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

36

K e t e r w a k i l a n d a n P a r t i s i p a s i

Aspek % (per

kategori )

Alasan/analisis (jika ada)

Dampak (jika ada)

Persentase anggota dibanding total pekerja (per sektor)

Persentase anggota perempuan

Persentase anggota usia muda

Persentase anggota yang rutin hadir dalam rapat SP/SB

Persentase anggota yang aktif terlibat dalam rapat atau diskusi?

Page 37: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

37

Bab 10 STRUKTUR DAN ADMINISTRASI

Tujuan Mengkaji hubungan antara strategi dengan struktur SP/SB Mengkaji sejumlah pengalaman SP/SB internasional Mengulas struktur SP/SB sekarang Mencari langkah-langkah untuk memperkuat kinerja struktur SP/SB

L a t a r B e l a k a n g

Struktur dan konstitusi SP/SB, misalnya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, biasanya mencerminkan latar belakang sejarah pembentukan SP/SB. Dengan berjalannya waktu dan munculnya tantangan baru yang harus dijawab, sebaiknya efektivitas struktur dikaji secara kontinyu untuk memastikan agar struktur yang ada benar-benar mendukung tercapainya tujuan. Konferensi, kongres, atau forum demokrasi anggota lain di dalam SP/SB harus memberi kesempatan kepada anggota untuk meninjau ulang struktur. Penggunaan perencanaan strategis memungkinkan SP/SB mengetahui permasalahan yang muncul karena persoalan struktur dan mengenali kebutuhan untuk menyesuaikan struktur secara lebih cepat.

Page 38: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

38

Contoh Kasus

Pengalaman TUC di Inggris Tahun 1990 berbagai SP/SB di Inggris dihadapkan pada gejala menurunnya jumlah pekerja yang menjadi anggota. Tidak hanya itu, rata-rata SP/SB gagal merekrut pekerja dari sektor yang baru tumbuh untuk masuk ke dalam SP/SB, yang kebanyakan adalah pekerja berusia muda dan perempuan. Kemudian, secara makro, resesi ekonomi juga menghimpit kinerja ekonomi nasional. Situasi makin diperparah dengan berbagai perubahan perundangan yang tidak melindungi kepentingan pekerja. Secara umum, citra SP/SB di Inggris masa itu sangat buruk. Publik tidak percaya bahwa SP/SB memang mampu membela kepentingan pekerja.

Struktur kepengurusan Kongres Serikat Buruh (Trade Union Congress atau TUC) dirancang sedemikian rupa sehingga menghabiskan sebagian besar waktu untuk pertemuan-pertemuan pengurus untuk merespon perkembangan yang terjadi. Sayangnya, sangat sedikit waktu yang dialokasikan untuk mambahas rencana aksi untuk kasus-kasus yang langsung bersinggungan dengan kepentingan pekerja. Masalah utamanya adalah sebagian besar sedikit waktu pengurus digunakan untuk mengerjakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan masalah pokok yang dihadapi pekerja dan SP/SB. Dengan latar belakang seperti itu, TUC sebagai konfederasi SP/SB tingkat nasional mengkaji ulang organisasi dan strukturnya. Langkah-langkah yang diambil antara lain:

• Mulai menerapkan proses perencanaan strategis • Mengalokasikan sumber daya ke sasaran-sasaran baru, seperti rekrutmen, dan memindahkan

sumber daya dari area yang kurang penting. • Menghapus sejumlah subkomite dalam jajaran komite eksekutif tingkat nasional (General

Council) yang tidak lagi mendukung pelaksanaan tugas pokok sesuai rumusan strategi yang baru.

• Membentuk satuan tugas yang bersifat sementara dan bertugas membantu TUC memberdayakan diri untuk menggarap bidang-bidang tertentu

• Meluncurkan kembali visi dan misi baru yang menjelaskan identitas TUC dengan lebih jelas • Menyediakan jatah tertentu bagi perempuan untuk duduk dalam kepengurusan nasional • Merampingkan struktur organisasi TUC, di mana prosedur birokrasi dipangkas dan staf diberi

lebih banyak tanggungjawab • Membangun aliansi dengan lebih banyak organisasi • Membentuk akademi pelatihan di dalam organisasi untuk melatih aktivis-aktivis muda. Mereka

diberi latihan rekrutmen dan pengorganisasian massa sebelum menjadi pengurus.

Sejak mengambil langkah di atas, TUC sanggup mengembalikan lagi pamornya. Jumlah anggota meningkat kembali, dan yang terpenting TUC mampu mendorong lahirnya peraturan perundangan yang melindungi hak-hak pekerja dan SP/SB.

A n a l i s i s S t r u k t u r Sebagai organisasi, SP/SB memiliki bentuk dan struktur yang berbeda-beda, dan hanya SP/SB yang bersangkutan yang mengetahui dengan pasti struktur terbaik yang dibutuhkan. Berikut sejumlah masalah yang harus didiskusikan jika kita ingin mengkaji kinerja struktur SP/SB yang sudah ada.

Page 39: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

39

Struktur Indikator Pengurus Tingkat Pusat/Nasional

• Apakah struktur di tingkat pusat (misalnya Dewan Pengurus, Departemen, Komite) berfungsi efektif?

• Jika tidak, bagaimana memperbaikinya? • Apakah pengurus pusat menjalankan komunikasi yang baik dengan

tingkat di bawahnya? • Apakah anggota tahu apa yang sedang dikerjakan pengurus tingkat

pusat? • Apakah pengurus pusat sudah mengambil langkah agar

perempuan terwakili secara proporsional dalam struktur kepengurusan?

Pengurus Tingkat Propinsi/Wilayah

• Seberapa efektif struktur tingkat propinsi? • Apakah pelaksanaan otonomi daerah mengubah peran pengurus

propinsi dan hubungannya dengan pengurus di tingkat lainnya? • Apakah anggota tingkat cabang mengetahui program kerja

pengurus propinsi/wilayah? • Apakah ada jaminan perempuan diberi kesempatan menjadi

pengurus?

Pengurus Tingkat Cabang/Kabupaten

• Seberapa efektif struktur tingkat kabupaten berfungsi? • Apakah anggota menganggap pengurus tingkat kabupaten siap

membantu cabang/anggota jika dibutuhkan? • Apakah ada prosedur perwakilan yang jelas dari pengurus cabang

ke tingkat propinsi? • Apakah perempuan terwakili secara layak dalam kepengurusan?

Pengurus Tingkat Lokal /PUK Seberapa efektif pengurus lokal berfungsi? Berapa porsi iuran anggota PUK yang dikirim ke tingkat di atasnya? Jika jumlahnya semakin berkurang, langkah apa yang akan diambil

untuk mengantisipasinya? Apakah ada rapat rutin pengurus PUK membahas laporan program

kerja untuk diketahui anggota? Kegiatan 10 Tujuan Mengkaji ulang struktur organisasi kaitannya dengan pencapaian tujuan SP/SB Tugas Di dalam kelompok; • Gambar diagram yang memperlihatkan struktur organisasi SP/SB dari tingkat nasional, propinsi,

kabupaten, hingga perusahaan • Catat kembali tujuan SP/SB yang sudah dirumuskan dalam perencanaan strategis • Analisis kebutuhan tujuan dengan struktur yang tersedia, apakah ada langkah yang harus diambil

untuk memperkuat struktur atau membuat menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuan tersebut? Presentasi Presentasikan hasil diskusi dalam dengan menggunakan OHP atau flipchart

Page 40: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

40

Bab 11 ALOKASI KEUANGAN &

SUMBER DAYA Tujuan: Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan akan mampu: • Mengerti akan ketetapan Undang-undang Serikat Pekerja yang berhubungan dengan management

keuangan SP/SB. • Mengerti isu yang berhubungan dengan pendapatan dan pembelanjaan/biaya SP/SB • Mempertimbangkan bagaimana strategi perencanaan akan membantu meningkatkan pendapatan

SP/SB.

P e n d a p a t a n Agar SP/SB bekerja efektif dan mampu melayani anggotanya dengan efektif, dibutuhkan mangemen pendapatan dan biaya yang sesuai. Iuran bulanan peserta adalah merupakan sumber pendapatan untuk SP/SB. Bagaimanapun juga, banyak SP/SB mengalami kesulitan dalam mengumpulkan kontribusi/iuran. Tingkat kontribusi biasannya sangat rendah sehingga SP/SB mempunyai sumber yang tidak mencukupi. Selaian dari kontribusi, SP/SB punya beberapa pendapatan dari sumber-sumber seperti; koperasi, Jamsostek, atau organisasi SP/SB internasional. Sistem pengumpulan dan pendistribusian iuran yang diterima dari anggota dapat bervariasi, tetapi model di bawah ini adalah cara yang biasa dipakai kebanyakan SP/SB di Indonesia.

B i a y a SP/SB mengeluarkan dananya dalam lingkup kegiatan, termasuk rapat-rapat/seminar, gaji karyawan, biaya perjalanan dan tempat tinggal, percetakan dan biaya operasional kantor.

Management Asset dan Keuangan Serikat Pekerja (UU Serikat Pekerja 21/2000 Pasal 34) 1. Pengurus bertanggung jawab dalam penggunaan dan pengelolaan keuangan dan harta kekayaan

serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh. 2. Pengurus wajib membuat pembukuan keuangan dan harta kekayaan serta melaporkan secara

berkala kepada anggotanya menurut anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan.

Page 41: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

41

Setiap Serikat Pekerja punya bentuk struktur sendiri, dan pola dari pendapatan dan biaya akan bervariasi antara Serikat Pekerja. Table dibawah ini menunjukan gambaran dari pendapatan dan biaya Serikat Pekerja.

Struktur Serikat Pekerja

Pendapatan Biaya utama

PUK

Iuran dikumpulkan dengan memanggil satu per satu atau diantar sendiri. 50% dari iuran untuk membiayai sekretariat pengurus unit kerja dan 50% diberikan kepada tingkat lain dalam struktur SP Issu: Banyak pengurus unit kerja berhenti mengirim uang ke PC, mengakibatkan kurangnya sumber di tingkat yang lebih.

Kegiatan sosial Pendidikan Operasional / surat menyurat Biaya kantor Kegiatan aktifitas dan konsolidasi dana

PC Daerah

25-30% Jamsostek? Pendapatan dari koperasi? Dukungan dari lembaga international?

Advokasi Pendidikan Operasional / surat menyurat Biaya kantor Penelitian Rapat-rapat

PD Provinsi

10-15% Jamsostek? Pendapatan dari Koperasi? Dukungan dari Organisasi International?

Advokasi Pendidikan Operasional/surat menyurat Biaya kantor Penelitian (biaya hidup, UMP) Rapat-rapat

PP Nasional

Iuran 10% Dukungan dari Organsasi International? Jamsostek? Pendapatan dari Koperasi?

Rapat nasional Rapat kerja Advokasi Pendidikan Biaya kantor Komunikasi Penelitian

Page 42: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

42

Kegiatan 11 Tujuan Mempertimbangkan cara meningkatkan pendapatan keanggotaan Serikat Pekerja Tugas Dalam kelompok, diskusikan pertanyaan berikut: Dalam 5 tahun terakhir, apakah pendapatan keanggotaan Serikat Pekerja anda naik, turun, sama? Jika PUK tidak menyetor uang ke pengurus tingkat yang lebih tinggi, apa alasannya? Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dari anggota SP/SB? Gunakan ide untuk menyiapkan tujuan dan rencana, strategi pengembangan untuk meningkatkan

pendapatan keanggotaan dalam Serikat Pekerja anda. Perlu memperhatikan target realistic, jelaskan bagaimana dapat mencapai target, dan sumber/kegiatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana.

Page 43: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

43

Bab 12 KESEPAKATAN KERJA BERSAMA

Tujuan Setelah sesi ini peserta diharapkan mampu: • Mengembangkan cara-cara meningkatkan kualitas dan kuantitas KKB • Menggunakan tehnik perencanaan strategis untuk menentukan tujuan dan menyusun rencana

dalam rangka memperbaiki KKB secara kuantitas dan kualitas M a s a l a h Proses pembuatan KKB merupakan kesempatan bagi pekerja untuk melakukan tawar-menawar dengan manajemen mengenai perbaikan kondisi kerja. Hak untuk bernegosiasi dalam pembuatan KKB bahkan sudah dilindungi secara hukum. Namun demikian, banyak pekerja, yang bahkan sudah menjadi anggota SP/SB, belum bekerja di bawah perlindungan KKB. Kenyataannya, dalam banyak KKB, aturan yang tercantum di dalamnya tidak lebih baik daripada aturan normatif yang diminta sebagai syarat minimal oleh pemerintah. Ada keengganan dari pengusaha untuk mengambil inisiatif memberikan kesejahteraan di atas standar minimal yang ditetapkan oleh pemerintah. Maka, SP/SB harus menempatkan KKB sebagai kajian strategis karena KKB merupakan salah satu tolok ukur penting Dalam sesi ini, akan dibahas strategi yang dapat dikembangkan oleh SP/SB untuk tujuan berikut: • Meningkatkan jumlah KKB yang disepakati oleh SP/SB di tingkat perusahaan • Meningkatkan kualitas KKB yang berorientasi pada kesejahteraan pekerja/buruh.

Page 44: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

44

S t r a t e g i P e r b a i k a n Strategi Memperbaiki KKB • Sediakan model KKB baku untuk panduan bernegosiasi bagi anggota atau pengurus PUK • Fokuskan strategi perbaikan KKB di wilayah yang jumlah KKB-nya masih sedikit • Kampanyekan keberhasilan PUK yang berhasil memperbaiki KKB-nya ke PUK lain. • Perbaiki keterampilan anggota dalam melakukan riset informasi atas posisi keuangan perusahaan • Bangun unit/departemen KKB dalam struktur kepengurusan SP/SB • Bangun database KKB untuk membandingkan standar dan pencapaian dalam KKB di berbagai

perusahaan. • Dukung SP/SB di tingkat PUK ketika akan bernegosiasi dengan cara mengirim perunding yang

berpengalaman untuk memberikan asistensi. • Selenggarakan lebih banyak lagi pelatihan mengenai KKB untuk pengurus di tingkat perusahaan. • Dalam membuat KKB, ajak anggota untuk ikut terlibat dalam merumuskan tuntutan dan

mempertimbangkan klausul KKB sebelum disahkan. • Pastikan masalah pekerja kontrak dicantumkan dalam KKB • Perluas agenda perundingan dengan isu yang tidak hanya menyangkut upah, misalnya isu

keselamatan dan kesehatan kerja, serta isu penyediaan kesempatan pelatihan bagi pekerja.

Kegiatan 12 Tujuan Tugas Di dalam kelompok, diskusikan materi berikut: • Seberapa besar pekerja di dalam industri dari sektor anda berasal yang sudah dilindungi oleh KKB? • Apa hambatan utama sehingga KKB tidak terwujud? • Apakah ada propinsi atau sektor industri tertentu di mana KKB sulit dibuat? • Rencana aksi seperti apa yang harus disiapkan untuk meningkatan kualitas KKB? Presentasi Paparkan hasil diskusi kelompok dalam dua format: tujuan dan rencana aksi. Gunakan bagan berikut:

Page 45: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

45

Tujuan Jenis Kegiatan

Sasaran Kelompok Sasaran

Pelaksana Kegiatan

Waktu Kebutuhan

Page 46: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

46

Bab 13 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

ANGGOTA SP/SB Tujuan : Setelah mengikuti sesi peserta di harapkan untuk mampu: • Mengetahui dan memahami kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan • Mendiskusikan and mandapatkan/menetapkan aturan dalam Diklat untuk pekerja • Mendiskusikan pelaksanaan dalam rangka penguatan Diklat untuk pekerja

P e n d a h u l u a n Pendidikan bertujuan membangun SP/SB yang lebih kuat dan lebih efektif. Maksud modul ini adalah untuk mendiskusikan strategi untuk pendidikan pekerja agak/lebih spesifik mengenai metode pelatihan dan isi. Pada dasarnya dalam modul ini akan membahas/mendiskusikan pendekatan dalam mengadakan pelatihan bagi SP/SB dan membuat/menyediakan daftar untuk menilai iklim pendidikan suatu SP/SB. Tujuan lain adalah untuk membantu mendiskusikan apa yang seharusnya dilakukan oleh SP/SB.

P e l a t i h a n S P / S B Pelatihan SP/SB seharusnya dapat melengkapi kebutuhan para aktifis dan pemimpinnya dalam hal mensikapi/menyelesaikan isu-isu yang dihadapi oleh pekerja/buruh atau anmggotanya. Hal ini harus mencakup aspek-aspek sbb: Peran SP/SB dan perwakilannya. Tugas dan tanggung jawab pemimpin dan anggota. Kemampuan dalam mengorganisir anggota, termasuk dalam hal negosiasi menentukan KKB/PKB. Kemampuan menganalisa kinerja perusahaan. Aspek ekonomi dan finansial - bagaimana membaca neraca Sosial politik dan perkembangan ekonomi. Keselamatan dan kesehatan kerja (K-3). Isu mengenai gender Pengelolaan dan administrasi Partisipasi dalam lembaga sosial ekonomi tingkat nasional. Mempengaruhi aturan perundang-undangan, kondisi kehidupan dan sebagainya

B e b e r a p a h a l p e n t i n g Harus meningkatkan kemampuan SP/SB untuk mencakup tujuan melalui pendidikan dari tingkatan

anggota and pemimpin. Dengan pendidikan, anggota akan menjadi lebih peduli/sadar dengan kondisi kerja kehidupan mereka., meningkatkan kemampuan mereka dalam bekerja sama dengan para pekerja yang lain.

Page 47: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

47

Pendidikan untuk pekerja akan meningkatkan demokrasi dengan memotivasi anggota untuk berpartisipasi dalam SP/SB. Lebih lanjut juga menambah imformasi dalam serikat itu: arus informasi baik dari pimimpin sampai ke anggota dan juga sebaliknya.

Pendidikan pekerja akan lebih mengefektifkan kerja SP/SB, sebab hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan mampu mengambil peran/tanggung jawab di masing-masing fungsinya.

Melatih anggota dalam bekerjasama. Menanamkan rasa untuk bertanggung jawab sebagaimana biasanya dan organisasi pekerja/buruh. Sebaik mungkin perasaan kebersamaan baik dengan anggota maupun dengan pekerja dimanapun keberadaannya.

M e r e n c a n a k a n D i k l a t Seluruh SP/SB di Indonesia mempunyai bermacam-macam Diklat untuk pekerja. Akan tetapi disana kurang adanya aturan pendidikan, perencanaa, struktur atau anggaran. SP/SB kadang-kadang tergantung pada sumber daya bantuan dan hampir tidak menyediakan sesuatu sumber daya dari internal SP/SB. Untuk pelatihan seharusnya sepenuhnya menjadi suatu perhatian dalam bagian program integral di dalam setiap kegiatan SP/SB, harus di akui bahwa fungsinya akan sangat memberi kontribusi dalam kesuksesan di dalam SP/SB. Tanpa ada komitmen dari pemimpinnya dan semua tingkatan untuk menghargai betapa tingginya nilai pendidikan dan pelatian bagi anggotanya maka kegiatan tersebut tidak dapat terbangun. Perencanaan kegiatan pelatihan haruslah diikuti perencanaan fasilitas dan biaya yang dibutuhkan. Tanpa itu, pelatihan hanya akan tinggal rencana. Untuk SP/SB yang anggarannya terbatas, sebaiknya mengadakan program pelatihan berbiaya rendah. Kegiatan 13 Tujuan Mendiskusikan situasi pendidikan dan pelatihan untuk pekerja/buruh serta SP/SB saat ini, serta langkah perbaikan yang harus dilakukan oleh SP/SB di tingkat pusat atau federasi. Tugas 1. Diskusikan dan beri nilai terhadap aktivitas pendidikan & pelatihan sekarang ini. 2. Beri penilaian terhadap aturan/kebijaksanaan SP/SB mengenai diklat anggota. 3. Diskusikan dan berikan rekomendasi sebuah program kegiatan untuk memperkuat Diklat bagi

SP/SB saudara dengan menggunakan sumber daya yang ada dalam SP/SB saudara. Presentasi Paparkan kesimpulan/hasil diskusi dengan menggunakan OHP atau flipchart.

Page 48: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

48

A n a l i s i s I k l i m P e l a t i h a n Di bawah ini adalah daftar pertanyaan. Pemeriksaan detail setiap isu-isu akan sangat membantu memahami situasi terkini tentang program diklat. Juga akan membantu memahami apa yang harus dilakukan. Analisis yang objektif akan mampu membangun keputusan/aturan, struktur, perencanaan dan anggaran diklat bagi anggota. Kebutuhan 1. Kegiatan diklat apa saja yang berjalan saat ini? Diklat di bidang apa yang harus diperluas? 2. Apakah kebutuhan utama SP/SB dan anggota ketika akan menjalankan diklat? 3. Siapakah sasaran utama yang memerlukan diklat? 4. Bagaimanakah cara SP/SB menentukan materi dan metode pendidikan tersebut? Situasi aktual 1. Apakah SP/SB pusat/federasi mempunyai kebijakan tertulis mengenai diklat ? Jika “ya” apa isinya? 2. Apakah SP/SB pusat/federasi mempunyai petugas pendidik? 3. Apakah SP/SB pusat/federasi mempunyai komisi pendidikan? 4. Sumber daya apakah yang tersedia saat ini untuk diklat ? 5. Apakah SP/SB mempunyai anggaran untuk diklat? 6. Apakah anggaran untuk diklat mencukupi? 7. Materi diklat apa yang sudah dipunyai? Sudahkah memenuhi keinginan tujuan/sasaran? 8. Apakah anggota wanita menghadapi hambatan berpartisipasi di dalam diklat? Bahaimana

solusinya? 9. Bagaimana ketentuan nasional mengenai diklat ? 10. Bagaimana ketentuan di tingkat cabang/lokal mengenai diklat ? 11. Bagaimanakah cara PUK memobilisasi kemampuan yang ada untuk mendukung program diklat?

Page 49: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

49

M e n y u s u n P r o g r a m No Perioritas Utama

Kebutuhan Pendidikan Program Kegiatan SP/SB Sumber Daya

Page 50: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

50

Bab 14 KOMUNIKASI UNTUK SP/SB

Tujuan • Mempertimbangkan pentingnya komunikasi bagi SP/SB • Memperkenalkan konsep dasar komunikasi • Mempertimbangkan bagaimana SP/SB merencanakan komunikasi secara strategis. • Mempertimbangkan komunikasi tertulis seperti, brosur, laporan tahunan,dll • Memperhatikan bagaimana SP/SB menggunakan media dan mempraktekan menulis berita. M e n g a p a P e n t i n g ? Serikat Pekerja perlu berkomunikasi dengan berbagai audience atau publik. Termasuk anggota, calon anggota yang potensial, pengusaha, pemerintah dan banyak lagi. Kegagalan berkomunikasi efektif dengan berbagai macam kelompok dapat mengakibatkan dukungan anggota berkurang dan pengaruh SP berkurang dengan cepat. Serikat Pekerja tidak dapat lagi memahami aspirasi anggota dan publik akan menganggap SP sebagai sumber masalah daripada sebagai organisasi yang membantu pekerja. Aspek kunci untuk mengembangkan strategi perencanaan Serikat Pekerja adalah memikirkan strategi komunikasi. Komunikasi adalah faktor penting yang banyak dapat dilihat dalam bab ini.

K o m u n i k a s i s e b a g a i p r o s e s Seperti kebanyakan proses, proses komunikasi memiliki sejumlah unsur, yakni: Pengirim pesan (pembicara) Pesan / berita (ide atau informasi yang ingin dikomunikasikan). Penerima pesan (pendengar) Lingkungan

M o d e l S e d e r h a n a

Lingkungan

Pesan

Umpan balik

Pengirim

Penerima

Page 51: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

51

Lingkungan adalah keadaan atau situasi di mana terjadi komunikasi antara pembicara dan pendengar, misalnya di dalam SP/SB atau di dalam rapat.

Sangat penting untuk melihat komunikasi sebagai proses 2 cara. Pengirim mengirim pesan dalam satu arah. Penerima mengirim kembali informasi kepada pengirim (feedback). Ini menunjukan pengirim bahwa pesan sudah diterima dan dimengerti (atau belum dimengerti)

Untuk menjadi orang yang pandai berkomunikasi, anda harus dapat melihat dan mendengar pesan sebaik mengirim pesan. Kebanyakan Serikat Pekerja hanya pandai berbicara, tapi malas mendengar.

M e n g a p a b e r k o m u n i k a s i ? Kita berkomunikasi untuk mencapai tujuan. Kebanyakan komunikasi hanya punya 1 dari 3 tujuan yang jelas:

• Untuk menghibur • Untuk memberitahu • Untuk meyakinkan

D e n g a n s i a p a ? Untuk berkomunikasi secara efektif, anda perlu menentukan siapa atau grup mana (publik) yang anda coba untuk komunikasi. Bahasa, type dan waktu adalah faktor penting dalam memilih metode untk berkomunikasi. Jika komunikasi adalah tujuan dalam meyakinkan/membujuk atau menginformasikan grup tertentu, maka mereka disebut sebagai publik sasaran. Diagram ini menunjukan beberapa hubungan sosial SP/SB.

AnggotaKaryawan

Pemerintah

Asosiasi Pengusaha

Pemuka pendapat

Publisitas umum

Media Manager

Group

Partai Politik

Masyarakat

Pengurus SP/SB

Federasi SP

Calon anggota

SP/SB

Page 52: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

52

Poin diskusi: Publik mana yang menjadi sasaran SP/SB anda? Pikirkan tentang perbedaan individu, grup dan bagan yang ingin dipengaruhi, diberi informasi atau diyakinkan. Gunakan 10 menit untuk membuat diagram seperti di atas yang menggambarkan keadaan spesifik dan sebenarnya dari SP/SB anda.

Pemuka pendapat (opinion leaders): adalah orang/sekelompok orang yang pendapatnya dapat mempengaruhi pendapat orang lain. Mereka dapat mendukung atau menentang Serikat Pekerja dengan pengaruhnya. Sangatlah penting untuk berkomunikasi dengan mereka, karena pendapat mereka akan didengar pengikutnya. Siapa pemuka pendapat yang penting untuk organisasi anda?

P i k i r k a n s t r a t e g i Walaupun komunikasi berjalan terus, sangat mungkin terjadi hal itu tanpa perencanaan strategis. Hanya terjadi begitu saja! Untuk menyiapkan strategi komunikasi, perlu dipertimbangkan: • Bagaimana informasi dibagi, secara formal atau informal? Formal berarti resmi, misalnya melalui

surat, alur manajemen ke bawah, atau papan pengumuman. Informal bisa melalui rapat tidak resmi, laporan media, dan sebagainya.

• Bagaimana pengurus SP/SB mengirim dan menerima informasi dari luar? Apakah anggota mendapatkan informasi yang masuk dan keluar cukup cepat?

• Berapa sering anda dapat menghubungi dengan orang yang dianggap penting oleh organisasi anda? Apakah ini cukup?

• Berapa sering anda seharusnya berkomunikasi dengan anggota? • Berapa sering mereka ingin mendengar dari anda? Jawabannya tergantung pada banyak faktor, seperti besar kecilnya SP/SB, sumber daya, sebaran anggota, dan lain-lain Setelah anda melalui latihan ini, anda akan bisa menilai bagaimana kinerja proses komunikasi di SP/SB dan cara menggunakan sumber daya dengan lebih bermanfaat

K e n a l i s a s a r a n • Anda harus mengetahui latar belakang lawan bicara dan pastikan pesan anda jelas dan dimengerti

untuk mereka. • Jika anda belum tahu apapun mengenai lawan bicara, cari tahu melalui penelitian.

P i l i h p e s a n • Penelitian menunjukan, jika sebuah pesan benar-benar bertolak belakang dengan opini penerima,

kemungkinan besar akan gagal. • Pesan harus menarik perhatian publik yang dituju, atau mereka tidak akan memperhatikan. • Penelitian juga menunjukan, jika sejak awal publik tidak setuju dengan sebuah pesan, mereka

mungkin mengubah cara berpikir jika diberi argumentasi dari dua sisi. • Pesan harus mudah untuk dimengerti dan masuk akal.

Page 53: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

53

Kegiatan 14 Mengevaluasi strategi komunikasi Tugas Di dalam kelompok, diskusikan masalah berikut dan siapkan laporan: • Tuliskan bentuk-bentuk komunikasi yang dipakai SP/SB • Apakah SP/SB memiliki rencana komunikasi yang disepakati bersama? • Apakah secara tertulis diatur seberapa sering SP/SB berkomunikasi dengan anggota atau

mengunjungi daerah atau PUK? • Apakah anda setuju SP/SB meluncurkan tema kampanye setiap tahun? • Apakah SP/SB tahu metode komunikasi apa yang paling efektif dengan para anggotanya? • Apakah SP/SB punya anggaran komunikasi?

K o m u n i k a s i t e r t u l i s Serikat adalah kumpulan anggota. Salah satu tugas penting pengurus adalah berkomunikasi dengan anggota. Pengurus harus tahu bahwa apa yang diinginkan dan dipikirkan anggota. Sebaliknya, anggota harus tahu apa yang dikerjakan oleh pengurus. Jadi, SP/SB harus mengembangkan metode komunikasi yang bervariasi dan dapat diandalkan. SP/SB yang sudah lama berdiri mungkin telah menerbitkan publikasi, seperti poster untuk mendukung kampanye atau brosur mengulas isu nasional. SP/SB juga harus memikirkan penerbitan yang berisi isu-isu lokal. Banyak anggota tidak tertarik pada isu nasional. Mereka lebih ingin tahu apa yang sedang terjadi di lingkungan atau tempat kerja mereka. Dalam modul ini kita pelajari 4 metode komunikasi masa yang terkontrol, yang semuanya menawarkan berkomunikasi secara hati-hati melalui pesan tertulis kepada khalayak secara serempak. Metode penerbitan cetak punya nilai tambah yakni orang akan membaca ulang informasi berulang-ulang. Ini artinya pesan anda diperkuat tanpa usaha tambahan.

B u l e t i n Mengapa menerbitkan buletin? Jawabannya, ini terkait dengan kepentingan anggota! Berapa sering anda mendengar anggota mengeluh, ”Mengapa saya harus membayar iuran setiap bulan, padahal pengurus tidak melakukan apapun?” Jika anggota menerima buletin yang berisi informasi isu lokal dan kegiatan SP/SB, dia akan memberitahu rekannya bahwa SP/SB bekerja terus. Apalagi jika buletin terbitkan secara teratur, termasuk semasa liburan, anggota akan melihat bahwa pengurus SP/SB tetap bekerja demi kepentingan mereka.

Page 54: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

54

• Untuk menarik anggota dan calon anggota. Buletin memuat kegiatan SP/SB yang dapat menarik perhatian pekerja yang belum menjadi anggota.

• Memberi informasi tentang isu yang sedang berkembang. Contoh, jika ada kasus perselisihan, pengurus dapat menginformasikan mengenai latar belakang masalah dan rencana advokasi SP/SB. Rapat anggota atau respon manajemen terhadap SP/SB dapat pula diinformasikan.

• Untuk membangun kerja tim dan partisipasi anggota. Buletin memberikan kesempatan pada anggota untuk aktif. Mereka dapat membantu menggambar karikatur, menulis, mengedit, mengetik atau menyebarkan. Dengan terlibat, mereka dapat merasa menjadi bagian dari SP/SB.

P o s t e r Poster yang baik dapat menyampaikan pesan dengan cepat. Jika kita melihat poster terpampang di tempat strategis, kita tidak usah berhenti untuk membaca berlama-lama agar tahu isinya. Kita sudah dapat mengetahui pesan sebuah poster dengan melihatnya secara sekilas. Poster yang bagus adalah yang membuat anda penasaran untuk tahu lebih banyak. Poster berguna untuk menyampaikan informasi umum, bukan untuk menginformasikan rincian yang kompleks dari suatu masalah atau isu. Misalnya, poster tidak cocok dipakai penyampaian undang-undang perburuhan yang detail. Namun, poster efektif untuk mempromosikan pentingnya KKB atau mengkampanyekan bahwa negosiasi lebih baik daripada konflik. Poster dapat dipakai untuk kebutuhan berikut: 1. Di tingkat lokal, untuk menginformasikan jadwal rapat atau pertemuan. Bisa ditulis tangan atau diketik

dan difotocopi. 2. Untuk mempromosikan citra positif SP/SB dengan tujuan merekrut anggota. 3. Untuk kepentingan advokasi, yakni bila SP/SB ingin menyebarluaskan pandangannya terhadap isu

tertentu. Contoh, poster yang menentang rencana pemerintah menaikkan pajak. 4. Untuk kampanye. Ini berhubungan dengan no.3, di mana SP/SB berusaha mencari dukungan

anggota atau pekerja. Contoh, kampanye menuntut kenaikan upah minimum. L a p o r a n t a h u n a n Laporan tahunan merupakan bentuk komunikasi yang sangat vital dengan anggota. Melalui laporan tahunan anggota tahu apa yang telah dikerjakan SP/SB selama setahun. Anggota bisa mendapatkan informasi mengenai:

• Jumlah anggota yang bergabung dalam setahun. • Kegiatan SP/SB yang sukses • Rekrutmen • Informasi mengenai sektor/bidang industri terkait • Rencana kerja dan kampanye tahun berikutnya

Laporan tahunan memuat laporan keuangan, berapa uang yang diterima dan digunakan untuk apa saja. Laporan tahunan yang disiapkan dengan baik, jelas, dan sederhana menunjukkan bahwa SP/SB bersifat terbuka dan dapat dipercaya. Anggota akan tahu uang iuran digunakan dengan tepat dan akan semakin percaya kepada SP/SB. Laporan tidak perlu mewah karena akan terlihat seperti membuang uang. Yang paling penting, laporan harus sesuai dengan fakta dan dapat dipercaya.

Page 55: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

55

M e d i a e l e k t r o n i k a Walaupun hanya sedikit SP/SB di Indonesia yang telah memanfaatkan jasa teknologi informasi (TI), jumlah aktivis SP/SB yang mengakses TI, di kantor atau melalui warnet, berkembang pesat. Teknologi informasi memungkinkan penyebaran informasi dengan murah dan cepat. Melalui email, Informasi atau isi bulletin dapat dikirim kepada ratusan alamat yang berbeda dengan harga telepon lokal dengan cepat. Selain itu SP/SB perlu memikirkan cara menggunakan TI untuk meningkatkan komunikasi mereka dengan daerah lokal, cabang dan tempat kerja. Kegiatan 14 Tujuan Untuk mempertimbangkan kegunaan komunikasi tertulis oleh Serikat Pekerja Tugas Dalam kelompok, jawab pertanyaan berikut: • Apakah SP/SB membuat laporan tahunan, jika ya berapa luas didistribusikannya? • Apakah SP/SB di tingkat pusat menerbitkan buletin/newsletter secara reguler? Jika ya siapa yang

mendistribusikan dan kepada siapa? • Apakah pengurus SP/SB di tingkat propinsi/kabupaten/cabang menerbitkan buletin atau poster. Jika

tidak, kenapa? • Apakah SP/SB memberikan gambaran kegunaan teknologi informasi untuk meningkatkan

komunikasi dengan anggota? Presentasi Paparkan kesimpulan dengan menggunakan OHP atau flipcahrt

S P / S B d a n M e d i a Di atas telah diulas “cara mengontrol pesan”. Jika kita membuat buletin, pesan akan muncul dalam cetakan yang sesuai dengan yang ditulis. Ketika berbicara, kita mengatakan apapun yang ingin kita katakan dengan cara yang kita inginkan. Namun, setelah kita mengirim pesan ke media massa, apa yang kita tulis akan dimuat dengan bahasa versi mereka. Dalam hal ini, kita tidak dapat mengontrol pesan. Ucapan atau tulisan kita mungkin dipublikasikan, tetapi kata-katanya diganti atau dihilangkan sebagian. Banyak SP/SB menyangka media tidak melaporkan kegiatan pekerja/buruh dengan benar. Jika prasangka ini muncul, maka lingkaran setan yang tidak berujung pangkal tercipta. Terlepas dari benar tidaknya, prasangka seperti itu sering terjadi. Tidak ada cara lain, SP/SB harus membangun komunikasi dengan media. Sebagai pengurus SP/SB, anda harus memahami bagaimana media bekerja. Media menjadi rebutan banyak kelompok yang ingin menyampaikan suara/aspirasi. Jika SP/SB gagal memberikan opini ke media, pada saat yang sama kelompok lain yang tidak bersimpati kepada pekerja akan menggunakan kesempatan tersebut untuk membangun opini yang memojokkan pekerja.

Page 56: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

56

Cobalah untuk membangun jaringan dengan wartawan yang bersimpatik atau mendukung gerakan buruh/pekerja. Pastikan bahwa wartawan memahami dan mau menerima pandangan SP/SB tentang sejarah dan isu-isu hubungan industrial. Pastikan bahwa semua di semua level kepengurusan SP/SB, ada orang yang bertanggung jawab untuk menjalin hubungan dengan media dan dilatih menulis pernyataan pers (press release) sederhana.

A g a r b e r i t a d i m u a t Cara yang baku untuk memberi informasi kepada surat kabar, radio, dan televisi adalah melalui pernyataan pers (pers release atau news release). Banyak SP/SB berhubungan dengan media hanya ketika menanggapi berita tertentu atau melayani wawancara. Ini harus diubah. SP/SB harus mulai menjalin hubungan dengan cara menerbitkan pernyataan pers atau mengadakan konferensi pers. Dengan menulis pernyataan pers anda dapat: • Membuat media tertarik, wartawan yakin informasi anda punya nilai berita. • Mempublikasikan kegiatan yang akan dijalankan • Menggunakan aspek human interest (hal-hal yang menggugah hati nurani, misalnya cerita berisi

perjuangan pekerja yang dilanggar haknya) yang menunjukan kerja positif yang dilakukan SP/SB. • Memberikan pandangan alternatif berita-berita yang sudah dimuat dan memastikan bahwa sudut

pandang SP/SB termuat dalam media massa. P e r n y a t a a n p e r s

S i s t e m a t i k a Pernyataan pers disusun dalam bentuk piramida terbalik. Dimulai dengan informasi terpenting dan diakhiri dengan yang tidak terlalu penting. Yang pertama kali dilihat oleh wartawan dari pernyataan pers adalah pesan/isu utamanya. Dengan model piramida terbalik, wartawan dapat mengedit cerita dalam pernyataan pers dengan lebih mudah. Jika wartawan ingin cerita yang lebih pendek, paragraf terakhir dapat dibuang tanpa harus kehilangan informasi penting yang sudah termuat di paragraf sebelumnya.

Kepala Berita / Headline

Ringkasan cerita (apa , di mana, kapan, siapa, mengapa)

Cerita lengkap (detail dan latar belakang)

Cerita yang kurang penting & kontak person informasi yang dihubungi

Page 57: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

57

J u d u l Judul harus memuat kalimat yang menunjukkan isi cerita. Biasanya wartawan akan membuat judul berita sendiri. Jadi, tidak usah berlama-lama memikirkan judul yang bagus dan menarik. Yang penting, judul berisi informasi pokok, akurat, memuat bagian terpenting dari pernyataan pers, memungkinkan wartawan memahami isinya tanpa harus membaca berita keseluruhan.

P a r a g r a f p e r t a m a ( l e a d) Ini adalah bagian terpenting. Lead harus menarik perhatian pembaca dan memaksa mereka membaca kelanjutan ceritanya. Paragraf pertama harus menjawab pertanyaan: • Apa yang sedang terjadi? • Mengapa hal tersebut terjadi? • Siapa yang terlibat? • Di mana kejadiannya? • Kapan terjadinya? R i n c i a n / d e t a i l

Paparkan latar belakang peristiwa cerita singkat. Jangan menganggap wartawan tahu semuanya. Tulis pernyataan pers yang bisa dimengerti oleh siapapun yang membaca. Pikirkan apa yang dapat membuat cerita tersebut berguna, dalam hal seperti: • Beri contoh apa yang anda bicarakan sekarang. Bagaimana pengaruh berita dari pernyataan

pers anda kepada pembaca? • Lengkapi cerita sesuai kejadian sebenarnya. Jangan hanya menulis pernyataan atau

pendapat. Wartawan senang menulis berdasarkan kejadian nyata, bukan hanya pendapat orang. Jika perlu, lengkapi dengan foto untuk memperkuat pesan.

Gunakan kutipan dari pernyataan sumber yang terpercaya. Anda dapat mencantumkan pernyataan anda sendiri. Contoh: Sulistyo, Ketua Serikat Pekerja X menyatakan, ”Upah terlalu rendah untuk mencukupi biaya makan dan pendidikan keluarga pekerja di sini.” Berikan pendapat anda atau bahkan lebih baik, ekpresikan pandangan dan sentuhan pribadi anda. Ini akan mengajak pembaca memahami perasaan, bukan hanya mengerti isi pesan. J e l a s k a n k e i n g i n a n Pernyataan pers tidak cukup hanya berisi kritik, tapi juga harus berisi ide bagaimana yang salah harus dibenarkan. Tulis pula apa yang akan dilakukan SP/SB. K o n t a k p e r s o n Harus ada seseorang di SP/SB yang siap dihubungi wartawan yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut. Di dalam pernyataan pers harus tercantum nama orang yang menjadi kontak lengkap dengan nomer telepon, fax, atau email. Pastikan orang ini dapat dihubungi kapan saja, menguasai materi, dan mampu berkomunikasi menjawab pertanyaan wartawan dengan benar dan akurat. P e n g e c e k a n t e r a k h i r Isi pernyataan pers diperika ulang agar: • Semua informasi pokok sudah tertera dalam paragraf pertama

Page 58: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

58

• Alamat kontak person sudah benar • Nama orang/narasumber/pengurus dan tempat/lokasi kejadian dieja dengan benar

B a h a s a d a n G a y a

P a n j a n g c e r i t a Tulis cerita dengan singkat dan jelas, maksimal 300 kata atau jangan lebih dari satu halaman A4 spasi rangkap. Gunakan bahasa percakapan sehari-hari yang mudah dimengerti. Ingat, tujuan menulis pernyataan pers adalah agar semua orang paham. Tips ini akan membantu anda: • Gunakan paragraf dan kalimat pendek • Jangan pernah gunakan jargon, singkatan atau inisial • Jelaskan kalau ada istilah teknis yang digunakan • Gunakan bahasa yang segar dan hidup yang menunjukkan kepedulian si penulis terhadap

isu yang disampaikan • Jangan gunakan perincian yang rumit. L a y o u t Pernyataan pers harus jelas, mudah dibaca, dan mengikuti format baku. Berikut tips yang dapat membantu anda: • Gunakan kop surat SP/SB • Diketik, jangan tulisan tangan • Diberi tanggal • Selalu gunakan spasi rangkap • Ketik hanya pada satu sisi kertas saja, jangan diketik bolak-balik. • Gunakan margin lebar • Gunakan ukuran kertas A4 • Tulis judul yang sederhana • Jika tulisan bersambung ke halaman berikutnya, tulis “lihat halaman berikut” di bagian

terbawah setiap lembar. Tulis “selesai” pada halaman terakhir. • Siapkan kontak person dan nomor kontak yang mudah dihubungi • Semua halaman disatukan, jangan tercecer. • Jangan mengarisbawahi kalimat atau kata apapun

P e n d e k a t a n a l t e r n a t i f T u l i s s u r a t p e m b a c a Rubrik surat pembaca di surat kabar nasional atau lokal sangat mungkin dibaca oleh pembaca yang tidak berminat pada masalah ekonomi atau industri. Pernyataan pers yang singkat (maksimum 250 kata) dapat dikirim ke surat pembaca. Perhatikan persyaratan agar surat pembaca dapat dimuat, biasanya setiap surat kabar mencantumkan syarat berbeda-beda, misalnya harus menyertakan fotokopi KTP, harus mencantumkan nomor telepon yang dapat dihubungi, apakah harus dikirim via pos atau boleh melalui email, harus ditandatangani atau tidak, dan sebagainya.

Page 59: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

59

I k u t t a l k s h o w r a d i o

Dengarkan stasiun radio lokal dan nasional untuk mengetahui kapan mereka mengadakan talk show tentang tema yang terkait kepentingan pekerja atau SP/SB. Anda dapat berpartisipasi memberikan masukan dari sudut pandang pekerja. Ingat, anda baru boleh menelpon jika menguasai benar materi yang ingin disampaikan dan tahu bagaimana cara mengatakannya. L i p u t K e j a d i a n Jika anggota SP/SB sedang mogok kerja atau terjadi pemecatan karyawan, wartawan akan mencari narasumber untuk diwawancara. Tugaskan salah seorang pengurus SP/SB untuk menyiapkan dan memberikan semua informasi dan data statistik yang relevan. Jika anda menyelenggarakan suatu acara, pertimbangkan apakah tema tersebut menarik bagi media. Spanduk yang jelas dan terang, diskusi yang tidak kaku, orang-orang menyanyikan mars buruh dengan penuh semangat, semua ini akan menarik perhatian wartawan untuk memotret atau merekam. B i c a r a d e n g a n p e n d u d u k l o k a l Di daerah pedalaman, di mana hanya segelintir orang yang punya TV atau membaca suratkabar, pendekatan tradisional harus dipakai. Sebuah SP/SB di kawasan Pasifik menghabiskan waktu enam bulan untuk berkeliling desa mengkampanyekan perlunya SP/SB. Mereka minta izin kepada kepala desa dan berbicara langsung dengan masyarakat. H u b u n g i w a r t a w a n Jika anda ingin agar acara yang diadakan oleh SP/SB diliput oleh media massa, yang harus dilakukan hanya menelepon jaringan wartawan lokal dan ceritakan acaranya. Akan lebih mudah jika anda memelihara hubungan baik dengan wartawan dari berbagai media.

Kegiatan 15 Menulis pernyataan pers (press release) Tujuan • Latihan menulis pernyataan pers yang bagus • Siapkan bahan-bahan untuk wawancara yang sukses

Tugas: Gunakan catatan ini, tulis news release dengan 250 – 300 kata. Berdasarkan isu yang ada pada SP/SB yang anda wakili. Berita yang baru dan realistik – sesuatu yang baru terjadi Berita yang mutu Kepentingan lokal atau daerah

Page 60: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

60

III PARTISIPASI SP/SB DALAM DISKUSI KEBIJAKAN SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK

agian ini mengulas sejauh mana SP/Sb dapat mencoba untuk membangun kapasitas dan pengaruh sehingga mampu terlibat dan berpartisipasi dalam kerangka kebijakan sosial, ekonomi, dan politik makro dan global. Dengan kapasitas tersebut diharapkan SP/SB bukan hanya mampu mewakili kepentingan anggota di hadapan pengusaha, tetapi juga memperjuangkan kepentingan

anggota di hadapan pemerintah dan melalui forum internasional.

B

Page 61: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

61

Bab 15 SOSIAL DIALOG

Tujuan • Menggambarkan nilai penting dan strategis keterlibatan SP/SB dalam dialog sosial • Mengulas efektivitas struktur tripartit yang sudah ada • Mengulas cara meningkatkan kekuatan SP/SB ketika terlibat dalam struktur tripartit

S e b u a h K e s e m p a t a n Definisi dialog sosial menurut ILO adalah semua jenis perundingan, konsultasi, atau sekadar pertukaran informasi di antara perwakilan pemerintah, pekerja, dan pengusaha, mengenai isu yang berkenaan dengan kepentingan bersama seputar kebijakan ekonomi dan politik. Tujuan utama dialog sosial adalah mengupayakan tercapainya konsensus dan keterlibatan secara demokratis dari semua pihak. Proses dan struktur dialog sosial yang baik amat potensial untuk menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial yang penting, mendorong pemerintah yang bersih dan efektif, meningkatkan stabilitas dan keamanan di bidang industri dan sosial, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Potensi dari berjalannya proses dan struktur dialog sosial yang efektif amat relevan dengan beragam masalah yang dihadapi Indonesia saat ini.

S y a r a t D i a l o g S o s i a l • Adanya SP/SB dan asosiasi pengusaha yang independen dan efektif, yang memiliki kapasitas teknis

dan akses informasi yang dibutuhkan dalam dialog sosial • Kemauan politik dan komitmen untuk terlibat dalam dialog sosial • Penghormatan pada hak-hak dasar kebebasan berserikat dan melakukan perundingan bersama • Dukungan institusional yang memadai (misalnya, jika pemerintah mendirikan lembaga tripartit maka

lembaga tersebut harus memiliki kapasitas dan sumber daya untuk menjalankan fungsinya)

J e n i s D i a l o g S o s i a l Dialog sosial dapat berlangsung dalam berbagai bentuk. Dapat berupa hubungan bipartit antara buruh/pekerja dengan manajemen tanpa keterlibatan pemerintah. Dapat pula berlangsung secara tripartit, di mana perwakilan pemerintah secara resmi duduk dalam struktur. Sosial dialog dapat berlangsung di semua level, dari nasional, provinsi, kabupaten, atau dalam perusahaan.

Lembaga sosial dialog umumnya dikenali berdasarkan komposisinya. Dapat berbentuk bipartit, tripartit, atau tripartit plus. Unsur utama dalan struktur tripartit adalah perwakilan pemerintah, pengusaha, dan pekerja. Jika diperlukan, unsur-unsur tripartit membuka dialog dengan pihak luar yang relevan dengan tujuan mencari masukan atau sudut pandang yang lebih luas atas isu tertentu atau menyatukan pandangan yang beragam dari berbagai pihak sehingga tercipta konsensus yang lebih luas.

Page 62: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

62

Dialog sosial dapat berlangsung dalam bentuk yang amat variatif, dari tingkat paling sederhana berupa pertukaran informasi hingga upaya membangun berbagai bentuk kesepakatan yang rumit. Berikut bentuk-bentuk sosial dialog yang paling lazim dijalankan:

• Pertukaran informasi merupakan salah satu cara paling mendasar dari dialog sosial yang efektif.

Sesuai namanya, pertukaran informasi tidak mengharuskan adalah diskusi yang konkret pada isu tertentu, namun paling tidak merupakan proses pokok yang memungkinkan dialog dan pengambilan keputusan.

• Konsultasi yang ditujukan untuk sekadar pertukaran informasi yang mensyaratkan keterlibatan pihak

yang terkait melalui tukar-menukar pandangan tentang isu tertentu dan membuka kesediaan bagi dialog yang lebih mendalam.

• Perundingan, lembaga bipartit dan tripartit dapat terlibat dalam perundingan untuk mencapai

kesepakatan. Sebagian lembaga tripartit atau bipartit berfungsi sebagai forum konsultasi dan pertukaran informasi, ada pula yang menjalankan fungsi membuat keputusan yang mengikat semua. Lembaga sosial dialog yang tidak memiliki mandat resmi untuk mengambil keputusan, biasanya berfungsi dengan lembaga penasihat untuk kementerian, anggota DPR, atau lembaga pengambil kebijakan lain.

• Perundingan bersama, merupakan bagian integral sekaligus yang bentuk dialog sosial yang paling

sering dijalankan. Perundingan kolektif dapat dijadikan alat ukur dari kapasitas pihak-pihak yang terlibat dalam tripartit di level nasional. Pihak-pihak yang terlibat dalam perundingan kolektif

F o r u m T r i p a r t i t Perubahan yang berlangsung beberapa tahun terakhir dalam hubungan industrial dan perekonomian di Indonesia menuntut SP/SB untuk bersuara lebih vokal dalam struktur tripartit. Masalah yang menimpa Indonesia yang harus dibahas dalam forum tripartit. Sayangnya, pendapat SP/SB pada isu-isu tertentu sering kurang terdengar atau tidak efektif. Isu-isu yang layak dibahas dalam tripartit adalah: • Penyusunan kerangka baru hukum perburuhan • Penetapan upah minimum • Masa depan Jamsostek, perlindungan sosial, dan jaminan kesehatan • Kebijakan privatisasi • Keselamatan dan kesehatan kerja • Dampak AFTA dan implikasinya pada pembahasan tentang produktivitas dan daya saing • Kebutuhan akan perlunya pendekatan baru dalam pelatihan dan keterampilan • Kebijakan dalam pendidikan

Page 63: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

63

Kegiatan 16 Tujuan Mengulas kembali peran SP/SB dalam forum tripartit Tugas Dalam setiap kelompok, diskusikanlah: • Seberapa efektif keberadaan perwakilan SP/SB dalam forum tripartir? • Apa yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan efektivitas peran perwakilan SP/SB? • Apakah antarperwakilan SP/SB yang duduk dalam forum tripartit di berbagai tingkat saling memberi

laporan dan mengadakan kontak secara rutin? • Banyaknya SP/SB yang memiliki wakil dalam forum tripartit seringkali menyulitkan dan membuat

struktur tripartit tidak efektif. Dapatkah masalah ini dipecahkan? Presentasi Paparkan hasil diskusi dengan menggunakan OHP atau flipchart.

Page 64: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

64

Bab 16 DAMPAK AFTA BAGI SP/SB

Tujuan Setelah sesi ini, peserta diharapkan mampu: Menganalisis dampak pasar bebas ASEAN terhadap SP/SB Memahami isu-isu yang terkait dengan pasar tenaga kerja dalam konteks AFTA Memahami perlunya mengambil langkah strategis menghadapi AFTA

P a s a r B e b a s A S E A N

Kawasan perdagangan bebas ASEAN (AFTA) disetujui tahun 1993 dan sekarang beranggotan 10 negara ASEAN yakni Brunei Darusalam, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Tujuan utamanya: • Meningkatkan daya saing ASEAN sebagai salah satu basis produksi bagi pasar dunia melalui

pengurangan tarif dan hambatan non-tarif. • Menarik lebih banyak investasi asing ke ASEAN Mekanisme utama yang dirancang untuk mencapai tujuan tersebut adalam pemberlakukan skema Common Effective Preferential Tarrif (CEPT), yakni berisi jadwal pengurangan tarif di antara negara ASEAN. Skema CEPT membebaskan anggota ASEAN menentukan tarif terhadap negara non-anggota ASEAN. Sejak tahun 1995, agenda AFTA sudah diperluas untuk berlaku ke sejumlah kawasan di luar ASEAN. Pada Januari 2002, negara penandatangan awal (Indonesia, Singapura, Malaysia, Philipina, Brunei, dan Thailand) kesepakatan CEPT telah menurunkan tarif hingga 0-5 persen dari 96 persen lebih produk yang disepakati dalam daftar penurunan tarif (inclusion list). Pada tahun 2003 tarif seluruh produk diharapkan sudah diturunkan antara 5-0 persen. Untuk negara yang bergabung kemudian, penurunan tarif 5-0 persen dijadwalkan berlangsung antara tahun 2003-2007. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Informal ASEAN ke-3 di Manila bulan November 1999, para pemimpin negara ASEAN sepakat untuk menghapus semua ketentuan tahun paling lambat tahun 2010 (lebih cepat dari jadwal semula). Kesepakatan ini berlaku bagi enam negara penandatangan awal. AFTA membawa sejumlah konsekuensi bagi ketenagakerjaan dan kebijakan pasar tenaga kerja. Meski tujuan dari pasar bebas adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, tidak lama lagi akan terjadi proses penyesuaian pasar tenaga kerja di setiap negara, yang mungkin berdampak buruk bagi persediaan lapangan kerja di sektor tertentu.

Page 65: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

65

Y a n g h a r u s d i a n t i s i p a s i Menghadapi AFTA, SP/SB di Indonesia akan berhadapan dengan isu-isu berikut. Diharapkan, SP/SB akan mampu merumuskan langkah strategis untuk membawa SP/SB berkiprah di era pasar bebas. 1. P r o d u k t i v i t a s d a n d a y a s a i n g

Melalui AFTA, produktivitas dan daya saing suatu negara dalam wilayah ASEAN akan dianalisis dan dibandingkan secara lebih dekat dan nyata. Perusahaan akan semakin mudah mendapatkan alat produksinya dari beragam sumber di berbagai negara yang dinilai paling menguntungkan. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Indonesia adalah lemahnya daya saing. Analisis terbaru World Competitiveness Yearbook menyebutkan, peringkat daya saing Indonesia sangat rendah di antara 49 negara (30 negara kaya dan 19 negara industri baru). Survei terhadap 49 negara menyimpulkan Indonesia berada di peringkat 47. Indonesia berada di urutan buncit dalam hal infrastruktur bisnis dan efisiensi bisnis. Beberapa fakta yang terungkap dalam survei tersebut adalah: • Kualitas sumber daya manusia, baik pekerja maupun manajemen, perlu ditingkatkan • Investasi dalam pelatihan dan pendidikan rendah • Motivasi pekerja rendah • Upah buruh di Indonesia merupakan yang terendah di antara 49 negara • Jam kerja pekerja di Indonesia tergolong yang paling panjang dibanding kebanyakan negara • Investor kehilangan kepercayaan untuk menanam modal di Indonesia • Muncul keprihatinan terhadap hubungan industrial • Sistem pendidikan di Indonesia menduduki peringkat terbawah dari 49 negara • Indonesia merupakan negara yang paling tidak siap dengan globalisasi dibanding negara

anggota ASEAN lain.

2. K e b i j a k a n P e r b u r u h a n

Dengan integrasi ekonomi yang semakin tanpa batas, sifat dari peraturan perburuhan, institusinya, dan praktiknya akan semakin penting. Dari pengalaman di kawasan perdagangan bebas lain dapat diketahui pasar tenaga kerja merupakan faktor yang mempengaruhi investor dalam memilih lokasi investasi. Sistem peraturan ketenagakerjaan dan praktik hubungan industrial di Indonesia akan lebih disoroti oleh kalangan investor di masa mendatang.

3. M e n g h i n d a r i P H K Cara paling pokok bagi industri untuk menghindari pemutusan hubungan kerja adalah melakukan restrukturisasi perusahaan sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing. Usaha untuk memperbaiki daya saing bisa melalui jalan pintas atau jalan strategis. Jalan pintas ditempuh bila perusahaan lebih memilih mengurangi jumlah pekerja, mengurangi upah atau tunjangan. Sementara, jalan strategis ditempuh dengan cara meningkatkan keterampilan, organisasi kerja, kondisi kerja, dan tehnologi. Tugas utama SP/SB adalah mendiskusikan dengan pengusaha langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk meningkatkan kinerja pekerja/buruh. SP/SB perlu meyakinkan pengusaha bahwa SP/SB dan anggotanya perlu dilibatkan dalam mencari upaya mengingkatkan kinerja perusahaan.

Page 66: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

66

4. K o m p e n s a s i P H K

Di sejumlah negara, isu yang diperjuangkan oleh SP/SB mengenai kompensasi PHK adalah aturan/syarat pemutusan hubungan kerja, periode pemberitahuan sebelum keputusan PHK diambil, jumlah kompensasi, dan kemungkinan izin resmi bagi pengusaha untuk memecat pekerja dalam jumlah tertentu.

Hal terburuk yang mungkin terjadi selama proses penyesuaian perburuhan adalah kesepakatan dan aturan tentang pesangon yang tidak pasti dan tidak dapat diprediksi. AFTA akan berdampak pada kebutuhan akan sistem pesangon yang efektif dan lancar di Indonesia.

5. S i s t e m P e l a t i h a n

Peran dari sistem pelatihan dalam penyesuaian pasar tenaga kerja sangat penting. Perusahaan dan pekerja tidak dapat menyesuaikan diri dengan peluang yang muncul dari pasar bebas tanpa sistem pelatihan yang baik. Sumber daya pekerja yang berlebih tidak dapat dialokasikan ke jenis pekerjaan yang lebih bermutu tanpa pelatihan ulang untuk meningkatkan kualitas. Demikian pula, perusahaan kecil tidak akan mampu memperluas pangsa produksi tanpa keahlian manajamen dan administrasi.

Sistem pelatihan yang dipakai oleh SP/SB saat ini kebanyakan tidak memadai. Pusat pelatihan milik pemerintah tidak menyediakan anggaran memadai bagi pelatihan untuk meningkatkan kualitas staf, tidak ada pula anggara bagi pelatihan bertema perubahan-perubahan global sosial ekonomi. Memang tersedia sejumlah pusat pelatihan swasta, tapi kebanyakan hanya memberi pelatihan untuk materi-materi yang mengikuti trend dan tidak ditukangi oleh staf yang bermutu.

Beberapa negara ASEAN menyadari masalah ini dan berusaha meningkatkan kualitas sistem dan pusat pelatihan pekerja/buruh. Di beberapa negara, SP/SB dilibatkan dalam perencanaan dan kegiatan pelatihan, sehingga bisa memberi masukan pelatihan macamn apa yang paling berguna bagi anggotanya. Tampaknya sudah waktunya SP/SB di Indonesia memperhatikan sistem pelatihan dan pengingkatan keterampilan anggota dengan lebih serius.

6. M e n y e l a r a s k a n A t u r a n

Penyelerasan aturan ketenagakerjaan sudah merupakan agenda lama di berbagai SP/SB di Eropa. Mereka sudah melangkah lebih jauh dari sekadar menerima aturan standar ILO tentang kebebasan berserikat, penghapusan diskriminasi, termasuk peraturan tentang jam kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, dan pendirian dewan pekerja dalam perusahaan. Secara sosial, penyelarasan aturan tenaga kerja bertujuan memperbaiki kondisi kerja sekaligus menghindari sikap merendahkan diri dengan cara menawarkan kondisi perburuhan yang murah demi menarik invetasi. Tampaknya dalam waktu dekat memang tidak mungkin ada penyelarasan kondisi perburuhan secara umum di ASEAN. Meski demikian, ada sejumlah peraturan yang bisa menjadi basis peningkatan kerjasama dan standar perburuhan, misalnya tentang pekerja migran dan uang pesangon. Jika SP/SB menghendaki kepentingan pekerja dilindungi, maka SP/SB harus memproritaskan agenda dialog yang efektif dengan ASEAN, khususnya untuk masalah pentingya efektivitas forum tripartit. Di tingkat pusat, SP/SB harus mulai mendiskusikan dengan pemerintah mengenai dampak pelaksanaan AFTA bagi anggotanya. SP/SB juga harus mendesak pemerintah agar dalam mengambil kebijakan berkenaan dengan AFTA, kepentingan buruh dilindungi sepanjang periode yang diperlukan untuk penyesuaian aturan perburuhan.

Page 67: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

67

Kegiatan 17

Tujuan Untuk memberikan gambaran mengenai dampak pemberlakukan AFTA bagi SP/SB

Tugas: Dalam kelompok, diskusikan dan siapkan presentasi mengenai hal berikut: 1. Apakah pemberlakukan AFTA sudah dibahas dalam SP/SB anda? Apakah kebijakan SP/SB anda

mengenai AFTA? 2. Untuk bersaing di pasar bebas ASEAN, mutlak diperlukan tingkat produktivitas yang terus-menerus

naik. Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mengantisipasi masalah ini? Presentasi Paparkan hasil diskusi dengan menggunakan OHP atau flipchart

Page 68: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

68

Bab 17 STRATEGI PENGENTASAN

KEMISKINAN Tujuan Setelah sesi ini peserta diharapkan mampu: • Membantu memahami peran dari lembaga donor internasional, yakni Bank Dunia, Dana Moneter

Internasional, dan Bank Pembangunan Asia • Memahami fungsi dari Dokumen Strategi Pengentasan Kemiskinan (PRSP) • Membantu memahami peluang-peluang yang didapat oleh SP/SB jika berpartisipasi dalam

konsultasi PRSP • Mempertimbangkan bagaimana caranya SP/SB bekerja dengan berbagai pihak lain untuk dapat

terlibat dan mempengaruhi proses penyusunan PRSP

P e n d a h u l u a n Lebih dari setengah abad terakhir, lembaga donor internasional khususnya Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund, IMF) merupakan kekuatan utama yang mengarahkan ekonomi global. Didukung oleh negara-negara maju dan mengelola dana ratusan miliar dollar AS, Bank Dunia dan IMF amat berpengaruh menentukan kebijakan ekonomi domestik maupun internasional. Melalui pendanaan pembangunan dan beragam utang, Bank Dunia dan IMF mempengaruhi pemerintahan negara-negara berkembang, tanpa ada kewajiban transparansi terhadap pemerintah atau rakyat negara berkembang. Hampir sepanjang keberadaan mereka, Bank Dunia dan IMF bekerja di belakang layar dalam mengarahkan kebijakan ekonomi negara berkembang. Mereka memberikan bantuan keuangan dan pembangunan bersyarat melalui Program Penyesuaian Struktural (Structural Adjustment Progams, SAP) untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Tetapi, berbagai ukuran dalam pertumbuhan ekonomi, termasuk yang tercantum dalam Program Penyesuaian Struktural, seperti perampingan birokrasi, privatisasi, dan deregulasi aturan perburuhan berdampak buruk pada kehidupan kaum miskin dan buruh/pekerja pria maupun perempuan. Progam Penyesuaian Struktural juga gagal mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan memperkecil angka kemiskinan. Gugatan dan kritik terhadap kebijakan dan program lembaga-lembaga keuangan internasional mulai meningkat sejak sepuluh tahun terakhir. Koalisi berbagai kelompok dan sektor masyarakat, termasuk serikat buruh/serikat pekerja, mulai menekan Bank Dunia dan IMF agar meninjau kembali struktur dan kegiatan tradisional mereka dan mulai menjalankan program secara transparan.

P R S P Dalam upaya merespon kritik terhadapnya, pada bulan September 1999 Bank Dunia dan IMF meluncurkan sebuah kerangka kerja baru dalam mengelola pinjaman dan program pengurangan utang.

Page 69: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

69

Dokumen Strategi Pengentasan Kemiskinan (Poverty Reduction Strategy Papers, PRSP) menjadi landasan bagi seluruh program pinjaman untuk 80 persen negara-negara termiskin. PRSP diperuntukkan bagi pemerintah negara miskin dan berkembang, disusun dan dilaksanakan oleh pemerintah negara debitur berdasarkan masukan dari masyarakat sipil dan arahan dari Bank Dunia dan IMF. PRSP dirancang untuk:

Mengukur angka kemiskinan di suatu negara. Menetapkan target dan tujuan program pengentasan jumlah penduduk miskin. Menyusun program kebijakan dan bantuan/ utang yang dibutuhkan.

Menurut lembaga donor, PRSP harus menjamin bahwa kebijakan makroekonomi, struktural dan sosial negara pengusulnya searah dengan upaya pengentasan kemiskinan dan pembangunan sosial. Yang terpenting adalah PRSP mensyaratkan agar penyusunannya melibatkan kekuatan masyarakat sipil, termasuk SB/SP. Hal ini paling tidak merupakan bentuk pengakuan terhadap hak SP/SB untuk ikut menentukan keputusan ekonomi yang mempengaruhi kehidupan mereka. Harus diakui PRSP memiliki beberapa kelemahan. PRSP tidak akan secara otomatis mengubah seluruh kebijakan Bank Dunia dan IMF. Kita tahu, meskipun partisipasi publik dan pengentasan jumlah penduduk miskin menjadi prioritas, lembaga donor belum secara nyata mengubah kondisi makroekonomis yang memperburuk tingkat kemiskinan seperti yang diperjuangkan oleh SB/SP dan kekuatan masyarakat sipil. Pemerintah negara berkembang diminta merumuskan program pengentasan kemiskinan, tapi pelaksanaannya bergantung pada hutang yang syarat-syaratnya justru memperburuk kemiskinan. Jadi tarik-menarik antara kepentingan mengentaskan dan memelihara stabilitas ekonomi makro menciptakan ketegangan yang belum ditemukan jalan keluarnya. A l a s a n B e r p a r t i s i p a s i Terlepas dari keterbatasan proses PRSP, ILO bersama kalangan SP/SB internasional mendorong SP/SB di Indonesia terlibat dalam proses konsultasi dan perumusan PRSP. Alasannya sebagai berikut:

1. Buruh/pekerja dan SP/SB pada dasarnya berhak menjadi bagian dari proses pengambilan

keputusan ekonomi di negara masing-masing. Meski memiliki kelemahan, proses konsultasi PRSP menyediakan forum yang menjamin hak tersebut.

2. Tidak ada yang mampu mewakili kepentingan buruh/pekerja atau SP/SB sebaik mereka sendiri. 3. SP/SB dapat meyakinkan pemerintah bahwa penghormatan atas hak dasar buruh/pekerja,

tempat kerja yang layak, dan lingkungan kerja yang memenuhi standar harus menjadi faktor kunci dalam merumuskan strategi pengentasan kemiskinan nasional.

4. SP/SB dapat membantu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan kaya-miskin. Strategi SP/SB

yang terbukti mampu mengangkat anggotanya dari kemiskinan (melalui kenaikan upah, perbaikian lingkungan kerja, dan peningkatan keamanan dan keselamatan kerja) harus menjadi masukan bagi kebijakan pemerintah soal pengentasan kemiskinan.

5. Banyak kebijakan pemerintah yang berasal dari desakan dari IMF dan Bank Dunia, misalnya skema privatisasi dan reformasi sistem pensiun, berdampak langsung para pekerja dan serikat pekerja secara umum.

6. SP/SB memahami benar pentingnya upaya mengaitkan isu keadilan sosial dengan keadilan ekonomi. Pemahaman tersebut bisa menjembatani kebijakan ekonomi yang senjang dengan terwujudnya keadilan dan pengentasan kemiskinan.

Page 70: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

70

7. Barangkali SP/SB belum memiliki kemampuan dan sumber daya memadai untuk mengusung kampanye PRSP yang intensif. Tetapi, mereka tetap harus terlibat sejauh yang mereka mampu. Jika SP/SB menolak terlibat sama sekali dalam konsultasi PRSP, proses tersebut justru akan semakin mengingkari hak-hak buruh/pekerja.

K e r a n g k a K e r j a P R S P Bank Dunia dan IMF menetapkan bahwa negara-negara penghutang berpendapatan rendah akan menjadi sasaran program penghapusan utang luar negeri yang bernama Prakarsa HIPC (HIPC Initiative). HIPC adalah Heavily Indebted Poor Countries atau kelompok negara penghutang berpendapatan rendah. Untuk mendapatkan penghapusan utang permanen dari lembaga donor, pemerintah negara miskin harus melengkapi PRSP dan melaksanakannya minimal selama satu tahun. Kurang lebih 40 negara yang baru mendapatkan utang berbunga rendah dari IMF (melalui PGRF) dan dari Bank Dunia (melalui IDA) harus menyerahkan PRSP lebih dulu. Berikut ini berbagai jenis pogram bantuan yang menggunakan kerangka pengentasan kemiskinan yang ditawarkan Bank Dunia dan IMF yang pemberiannya dipengaruhi oleh PRSP. Agar bantuan yang sedang berjalan tidak terputus karena menunggu PRSP, Bank Dunia dan IMF mengizinkan pemerintah membuat PRSP Sementara (Interim PRSP, disingkat dengan I-PRSP). Fungsinya sama dengan PRSP, yakni sebagai dasar pemberian dan penghapusan utang, tapi berlaku hingga PRSP selesai disusun. PRSP Interim lebih singkat dan boleh disusun tanpa melibatkan kalangan masyarakat sipil. Dalam PRSP Interim dicantumkan situasi kemiskinan, rencana dan jadwal penyusunan PRSP, dan kerangka kerja untuk program ekonomi makro jangka menengah. Pelaksanaan PRSP diharapkan berdampak pada perbaikan kondisi utang luar negeri secara struktural. Hal ini sebagian bergantung pada kemampuan SP/SB dan masyarakat sipil lain untuk mempengaruhi pembuatan PRSP dan niat baik pemerintah untuk membuat PRSP yang memihak masyarakat miskin, meski harus mengabaikan kebijakan propasar yang oleh lembaga donor diyakini sebagai cara penting mendorong pertumbuhan ekonomi. Masih harus kita tunggu, apakah lembaga donor bersedia menerima usulan dalam PRSP untuk memperbaharui syarat reformasi struktural secara substansial atau tidak.

P r o s e s P a r t i s i p a t i f Menurut lembaga donor, pemerintah negara debitur harus membuat PRSP dengan melibatkan masyarakat sipil (misalnya serikat buruh/pekerja, LSM, sektor swasta, akademis). IMF dan Bank Dunia tidak memberi persyaratan khusus bagaimana partisipasi ini dilakukan. Bahkan IMF dan Bank Dunia tidak mewajibkan pemerintah memasukkan masukan dari luar pemerintah. Meski demikian IMF dan Bank Dunia telah menyiapkan Buku Panduan PRSP (PRSP Sourcebook) yang berisi panduan cara-cara yang dapat diikuti oleh pemerintah dan masyarakat sipil. Dalam buku panduan ini dinyatakan SP/SB merupakan salah satu unsur sah yang boleh terlibat dalam pembuatan PRSP. Buku panduan ini ditulis dalam beberapa bahasa dan dapat diperoleh di website http://www1.worldbank.org/prsp. SP/SB harus merujuk buku panduan ini jika ingin berperan dalam konsultasi PRSP dan berhadapan dengan IMF dan Bank Dunia.

Saat ini, hanya sedikit negara yang berhasil menyusun PRSP dan tidak semuanya melibatkan SP/SB dalam proses penyusunannya. Pengalaman banyak negara dalam menyusun PRSP memang berbeda-beda. Namun secara umum dapat disimpulkan bahwa selama ini pembuatan PRSP mengandung beberapa kelemahan berikut: Organisasi masyarakat sipil kesulitan mendapatkan informasi yang terbaru dan lengkap tentang

PRSP, baik dari pemerintah maupun lembaga donor.

Page 71: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

71

Dalam konsultasi, proses partisipasi berjalan semu karena masukan dari kalangan masyarakat sipil jarang sekali dimasukkan dalam rancangan akhir PRSP. Contoh partisipasi yang bagus adalah di Uganda. Tahun 1997 rencana aksi pengentasan kemiskinan disusun bersama oleh pemerintah dan masyarakat sipil, meski sayangnya SP/SB tidak dilibatkan.

Penyusunan PRSP sering terburu-buru karena pemerintah ingin secepatnya mendapatkan utang baru. Akibatnya kualitas PRSP rendah dan partisipasi masyarakat sipil diabaikan. Namun, ada tanda-tanda IMF dan Bank Dunia mulai memberi batas waktu yang longgar untuk menjaga kualitas PRSP.

Kondisi makroekonomi tradisional dan parameter fiskal masih menekankan biaya-biaya kriteria pengentasan kemiskinan riil yang ditentukan tanpa masukan masyarakat sipil.

Meski tahu bahwa PRSP disusun tanpa partisipasi masyarakat sipil yang memadai, Bank Dunia dan IMF tidak pernah menolak usulan PRSP dari pemerintah.

Agar aspirasinya didengarkan dalam konsultasi PRSP, SP/SB harus melibatkan diri lebih dini dan intensif. Untuk itu, SP/SB harus secara resmi menghubungi pemerintah untuk meminta fotokopi rancangan PRSP dan seluruh dokumen dokumen lembaga donor tentang program dan utang yang sedang berjalan. Dokumen tersebut harus diperoleh secepatnya agar SP/SB memiliki cukup waktu untuk meninjau, mengupas, dan menentukan sikap. Kegiatan 18 Tujuan Memberikan masukan mengenai peran apa yang bisa dijalankan SP/SB dalam proses konsultasi PRSP Tugas Di dalam kelompok, diskusikan tema berikut: 1. Masalah-masalah apa saja yang harus coba didiskusikan oleh SP/SB dengan perwakilan

pemerintah dalam kerangka konsultasi PRSP? 2. Bagaimana caranya SP/SB bekerja sama dengan organisasi lain dalam memberikan masukan

pada penyusunan PRSP? 3. Dengan organisasi mana saja SP/SB akan membangun kerja sama? Presentasi Paparkan kesimpulan diskusi dengan menggunakan OHP atau flipchart.

Page 72: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

72

ILO Proyek Pendidikan Untuk Pekerja di Indonesia – INS/98/M01/UKM MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS & KEBIJAKAN SP/ SB

PROGRAM PELATIHAN

WAKTU HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 5 08.30 – 10.00

Pengantar Tujuan Workhsop Tantangan-Tantangan Pokok SP/ SB Pengantar Perencanaan Strategis

Menyiapkan Tujuan

Hubungan Antaranggota dengan SP/SB

Pendidikan dan Pelatihan

AFTA (Kawasan Perdagangan Bebas Asean)

10.00 – 10.30

REHAT REHAT REHAT REHAT REHAT

10.30 – 12.00

Analisis SWOT Analisis Lingkungan Eksternal

Menyusun Rencana

Struktur dan Administrasi SP/SB

Komunikasi

Lembaga Donor Internasional (IFI) dan PRSP

12.00 – 13.30

MAKAN SIANG MAKAN SIANG MAKAN SIANG MAKAN SIANG MAKAN SIANG

13.30 – 15.00

Analisis Lingkungan Internal SP/SB Penerapan Analisis SWOT untuk SP/SB

Rekrutmen dan Pengorganisasian Anggota

Keuangan & Sumber Daya SP/SB

Komunikasi

Kesimpulan Workshop Evaluasi

15.00 – 15.30

REHAT REHAT REHAT REHAT

15.30 – 17.00

Menyusun Strategi Merumuskan Visi dan Misi

Pengorganisasian dan Rekrutmen anggota

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) / Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)

Dialog Sosial

17.00 - selesai

Evaluasi

Evaluasi

Evaluasi

Evaluasi

Page 73: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

73

Kutai Kartanegara Dicanangkan sebagai Zona Bebas Pekerja Anak JAKARTA (Siaran Pers Bersama): Kabupaten Kutai Kartanegara mencanangkan diri sebagai Zona Bebas Pekerja Anak (ZBPA). Pencanangan ini merupakan sebuah langkah penting dan historis dalam menghapus buruh anak di Indonesia. Hal ini pun memperlihatkan bentuk kerjasama baru antara pemerintah pusat dan daerah dengan ILO-IPEC (Organisasi Perburuhan Internasional-Program Internasional Penghapusan Pekerja Anak). Upacara pencanangan tersebut akan digelar pada Senin, 4 November 2002, di Tenggarong, Kalimantan Timur. ZBPA akan dideklarasikan langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara H. Syaukani HR dan Ketua DPRD Bachtiar Effendi, serta disaksikan Menteri Tenaga Kerja Jacob Nuwa Wea, Gubernur Kalimantan Timur Suwarna Abdul Fatah dan Direktur ILO untuk Indonesia Alan Boulton. Deklarasi seperti ini merupakan yang pertama di Indonesia. Sebagai ZBPA, pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara mencanangkan bahwa tidak akan ada lagi pekerja anak di bawah usia 15 tahun pada akhir lima tahun pertama (tahun 2007). Selanjutnya, pada akhir lima tahun kedua (tahun 2012), anak-anak di bawah usia 18 tahun akan sepenuhnya memperoleh wajib-belajar pendidikan dasar 12 tahun. Komitmen ini kemudian dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) yang akan disahkan dalam waktu dekat. ZBPA sendiri merupakan suatu strategi baru yang komprehensif dalam menghapuskan buruh anak secara bertahap dalam kurun waktu tertentu di Indonesia. Mengingat wilayah geografis yang luas, jumlah penduduk yang besar, serta tingkat sosial ekonomi yang saling berbeda, sulit bagi pemerintah menerapkan upaya penghapusan secara nasional. Karenanya, upaya penghapusan buruh anak pada saat ini dipusatkan pada wilayah geografis yang lebih kecil dengan program kegiatan yang terkait dengan program-program pembangunan lainnya, antara lain program pengentasan kemiskinan, wajib belajar dan pengembangan sumber daya manusia. Kabupaten Kutai Kartanegara dipilih sebagai kabupaten percontohan ZBPA karena wilayah ini dinilai memiliki komitmen politik yang kuat tentang pendidikan, pengembangan ekonomi serta pelayanan sosial. Dengan “Gerbang Dayaku” sebagai paradigma pembangunan daerah, Pemda Kutai Kartanegara memiliki tiga (3) prioritas: Pengembangan Infrastruktur, Ekonomi Kerakyatan, dan Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Implementasi pengembangan SDM, misalnya, antara lain dengan mencanangkan pendidikan dasar 12 tahun dan wajib belajar 9 tahun. Sebelumnya, ILO-IPEC bekerjasama dengan Pemda Kutai dan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) telah melakukan suatu kajian cepat (rapid assessment) untuk mengetahui gambaran umum pekerja anak di wilayah tersebut. Menurut Pusat Data Statistik Tenggarong, di Kutai Kartanegara terdapat sekitar 10.251 pekerja anak berusia antara 7-18 tahun dengan komposisi 7.888 laki-laki dan 2.363 perempuan. Jumlah tersebut mencapai sekitar 10 persen dari jumlah anak keseluruhan.

Jumat, 1 November 2002 UNTUK DIBERITAKAN SENIN, 4 NOVEMBER 2002

SIARAN PERS

Page 74: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

74

Hasil kajian tersebut memperlihatkan bahwa sektor pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja anak adalah pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi bangunan, perdagangan, dan jasa kemasyarakatan. Selanjutnya, kebanyakan pekerja anak sudah tidak lagi bersekolah dan tingkat pendidikan mereka hanya tamat SD dan SLTP. Angka anak yang tidak bersekolah di Kutai Kartanegara, sekitar 13,05%, terbilang cukup tinggi mengingat sejak tahun 2001 wilayah tersebut telah menetapkan program bebas uang sekolah. Sementara itu, status usaha dari pekerja anak tersebut didominasi pekerja keluarga (67,99%), berusaha sendiri (14,93%), buruh/karyawan (11,28%), buruh tidak tetap (4,31%), dan pekerja bebas pertanian (1,49%). Hasil kajian yang lebih lengkap dapat dilihat dalam lembaran “Ringkasan Laporan Survei dan Kajian Kebijakan.” Selain ZBPA, sebelumnya pemerintah telah menetapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) mengenai Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak. RAN tersebut diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 59/2002 tanggal 13 Agustus lalu. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan Program Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Terburuk Pekerjaan untuk Anak, RAN memaparkan secara rinci prioritas dan strategi nasional yang terbagi dalam tiga tahapan dalam kurun waktu 20 tahun. Pelaksanaan tahap pertama dan kedua masing-masing dilakukan selama lima tahun, dilanjutkan dengan tahap terakhir selama 10 tahun. RAN menitikberatkan pada upaya penghapusan lima jenis pekerjaan terburuk untuk anak, yaitu anak-anak yang bekerja di anjungan lepas pantai dan penyelaman air dalam, industri seksual, pertambangan, industri alas kaki, serta pembuatan dan perdagangan obat-obat terlarang. RAN dan ZBPA merupakan salah satu wujud pelaksanaan ratifikasi Konvensi ILO No. 138 (usia bekerja minimum) dan No. 182 (bentuk-bentuk pekerjaan anak terburuk) yang telah diadaptasi dalam UU No. 20/1999 dan No. 1/2000. Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Gita Lingga Media Relations/Public Information Officer Kantor ILO Jakarta Telp. (021) 314-1308 Ext. 424 Email: [email protected]

Page 75: MEMBANGUN PERENCANAAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN … fileMerumuskan Visi dan Misi Tujuan dan Rencana aksi Evaluasi Pelaksanaan Rencana II Bab 8 Bab 9 Bab 10 Bab 11 Bab 12 Bab 13 ... Lampiran

75

Media : Kaltim Post (5 November 2002) JuduL : Kukar, Zona Bebas Pekerja Anak Pertama di Asia, TENGGARONG - Terpilihnya Kutai Kartanegara (Kukar) sebagai tempat pencanangan Zona Bebas Pekerja Anak (ZBPA) merupakan kebanggaan tersendiri. Ini sekaligus menunjukkan besarnya komitmen Bumi Gerbang Dayaku melindungi anak-anak, baik secara fisik maupun mental, demi meningkatnya sumberdaya manusia. Demikian dikatakan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Jacob Nuwa Wea pada pencanangan ZBPA di Gedung Putri Karang Melenu (PKM) Tenggarong, kemarin. "Saya ucapkan selamat kepada Kutai Kartanegara. Pencanangan ini pertama di Indonesia bahkan di Asia," kata Jacob yang mendapat tepukan tangan para undangan termasuk kalangan pelajar di Kukar. Menurut Jacob, pencanangan Pemkab Kukar bahwa tahun 2007 tidak akan ada lagi pekerja anak di bawah usia 15 tahun dan sepenuhnya telah memperoleh wajib belajar 9 tahun perlu didukung dan dilaksanakan dengan cepat. Begitu juga dengan target pada akhir lima tahun kedua (2012), anak di bawah usia 18 tahun sepenuhnya harus telah memperoleh wajib belajar 12 tahun. "Kalau bisa jangan tunggu 2007 tapi mulai sekarang. Begitu juga wajib belajar 12 tahun, kalau bisa jangan tunggu 2012, tapi tahun depan. Saya yakin dengan kepemimpinan sahabat saya Syaukani (Bupati Kukar) hal itu akan bisa cepat terealisasi," kata Jacob yang kembali memperoleh aplaus panjang. Lebih lanjut dikatakan, sudah semestinya program mulia itu didukung semua komponen masyarakat, sehingga bisa menjadi tanggung jawab bersama. Nantinya, tak ada pilihan lain bagi daerah dan masyarakat lain di Indonesia agar mencontoh Kukar. "Saya bangga dengan Kutai Kartanegara yang melakukan pencanangan bebas pekerja anak. Apalagi saat ini masih banyak di Indonesia bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak. Hasil penelitian soal kualitas anak di 12 negara, ternyata Indonesia menempati nomor 12," tandasnya sembari berpesan agar pendidikan yang dilaksanakan di Kukar bisa memenuhi tuntutan lapangan kerja. Menurut Bupati Kukar Drs H Syaukani HR MM, ada 615 pekerja anak di wilayah Kukar yang tersebar di kecamatan-kecamatan di 15 desa-kelurahan. Mereka adalah anak-anak usia 5-14 tahun dari total 90.493 anak-anak di Kukar. Mereka bekerja, lanjut Syaukani, untuk membantu orang tua yang sebagian besar pada sektor pertanian dan perikanan. "Ini merupakan tantangan bagi kami. Ke depan orang tuanya yang harus kita paksa bekerja keras, bukan anak-anak. Karena itu melalui Program Gerbang Dayaku kami membantu usaha kecil Rp500 juta per desa untuk orangtua yang punya anak. Dengan begitu orangtua jangan lagi mempekerjakan anak-anaknya," tegas Syaukani. Sementara itu Gubernur Kaltim Suwarna AF yang diwaklili Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi Drs Fachmurniddin mengatakan, Kaltim melalui Kukar sangat bangga terpilih sebagai percontohan ZBPA. Tepat kiranya jika program itu diserahkan ke kabupaten-kota pada era otonomi daerah, sehingga lebih efektif. "Untuk di Kaltim penghapusan pekerja anak itu tidak mudah. Sebab kondisi geografis dengan luasnya daerah dan banyaknya penduduk, tentu merupakan kendala yang harus dihadapi," katanya. Menurut Direktur ILO Jakarta Alan Boulton, pencanangan ZBPA merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk memperbaiki masa depan anak-anaknya agar lebih baik. Dipilihnya Kukar, lanjut Alan merupakan kehormatan tersendiri. ZBPA menunjukkan besarnya komitmen untuk menghapuskan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak-anak, menyusul yang pernah dilakukan Indonesia melalui ketetapan Rencana Aksi Nasional (RAN) mengenai hal serupa yang diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri Agustus lalu. "RAN dan ZBPA merupakan salah satu wujud pelaksanaan Ratifikasi Konvensi ILO nomor 138 soal usia bekerja minimum dan nomor 182 soal bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak-anak," kata Alan dalam bahasa Inggris. Pada kesempatan itu juga dibacakan Deklarasi Zona Bebas Pekerja Anak yang disampaikan Ketua Panitia Drs Abu Bakar HA yang juga Asisten IV Sekkab Kukar. Deklarasi itu memuat komitmen Kukar bahwa tahun 2007 tidak boleh ada lagi pekerja anak di bawah usia 15 tahun dan sepenuhnya memperoleh wajib belajar 9 tahun. Selain itu, pada akhir lima tahun kedua (2012), anak di bawah usia 18 tahun harus telah memperoleh wajib belajar 12 tahun. (oi)